Masa-masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan bagi kebanyakan orang. Banyak yang menemukan cinta pertama bahkan cinta sejati di masa-masa itu. Tetapi banyak juga yang kecewa karena urusan percintaan, cinta segitiga dan sebagainya.
Tetapi bagi Nurul masa muda adalah masa yang paling indah. Saat ini dia sedang duduk di bangku SMA kelas 1. Kalau kata orang ibarat buah sedang ranum-ranumnya.
Nurul termasuk anak yang energik, tidak terlalu cantik tetapi cukup menarik. Banyak cowok yang menaruh hati kepadanya. Terlebih tetangganya sendiri pun ada 3 orang cowok yang naksir dia.
Tetapi karena dia hidup di desa, sehingga membuat Ibu Sumi sang single parent melarangnya menjalin hubungan bahkan sampai menikah dengan salah satu tetangganya. Karena banyak yang bilang kalau menikah dengan tetangga jika ada masalah pasti akan membuat seluruh desa mengetahuinya juga. Sehingga Ibu Sumi melarang keras Nurul untuk menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka.
Nurul bukan termasuk orang yang alim, dia cukup berani menghadapi lawan jenis. Karena memang di usia yang masih mencari jati diri sehingga membuat Nurul ingin mencoba banyak hal yang justru dilarangnya. Bahkan ketika berpacaran pun dia sudah berani melakukan ciuman, berpegangan di semua bagian tetapi dia cukup bisa menjaga diri karena dia sangat menentang dan tidak mau jika sampai melakukan hubungan terlarang diluar nikah.
Bukan menuruti larangan dari Ibunya, justru Nurul menjalin hubungan backstreet dengan Hendrik salah satu cowok yang naksir dia. Meskipun Nurul sudah berpacaran tetapi jika bertemu dengan cowok lain dia akan bergaya seolah belum memiliki pasangan tanpa sepengetahuan Hendrik. Dan entah kenapa Hendrik pun mengikuti kemauan Nurul, mungkin memang karena cintanya Hendrik kepada Nurul.
...----------------...
Saat ini Nurul dan Hendrik sedang berada di sebuah taman yang cukup rindang dan sepi. Dan tempat itu merupakan salah satu tempat kebanyakan anak muda berpacaran. Mereka tidak saling kenal sehingga jika ketahuan melakukan sesuatu mereka akan cuek saja. Begitupun dengan Hendrik dan Nurul. Mereka akan memilih tempat itu jika sedang menghabiskan waktu bersama.
Meskipun sekolah Nurul dan Hendrik berbeda tetapi Hendrik selalu menyempatkan diri menjemput Nurul ketika pulang sekolah. Karena menurut Hendrik kesempatan mereka bertemu hanya ketika pulang sekolah. Tetapi tidak jarang juga Hendrik mengantar Nurul sekolah setiap pagi tetapi mereka akan bertemu di jalan raya sehingga tidak akan banyak orang yang mengenal mereka.
"Ini minumnya." ucap Hendrik sambil memberikan cup es jus untuk Nurul.
"Makasih Beb." jawab Nurul dengan menerimanya sambil tersenyum manis kepada Hendrik.
Keduanya memang sedang dimabuk cinta sehingga apapun yang dilakukan oleh pasangannya akan dianggap perhatian dan bentuk cintanya.
"Gimana tadi sekolahnya?" tanya Hendrik sambil duduk di samping Nurul.
"Kayak Ibu ku aja deh tanya soal sekolah." jawab Nurul dengan cemberut.
Kemudian tanpa meminta ijin dari Hendrik, Nurul langsung saja tiduran di paha Hendrik sehingga Nurul bisa melihat wajah Hendrik dari bawah. Begitupun Hendrik jika dia menunduk maka langsung bisa melihat wajah Nurul.
"Ya trus gimana?" tanya Hendrik sambil mengelus sayang rambut Nurul.
"Tanya apa gitu, capek gak." jawab Nurul dengan masih memasang wajah cemberut.
Hendrik pun terkekeh melihat tingkah lucu dari kekasihnya tersebut. Kemudian tanpa meminta ijin dari Nurul, Hendrik tiba-tiba saja menundukkan wajahnya dan meraih bibir Nurul untuk dia cium sekilas awalnya. Tetapi ternyata dengan segera Nurul menahan kepala Hendrik sehingga membuat Hendrik tetap pada posisinya dan Nurul justru semakin memperdalam ciumannya.
Keduanya sama-sama terhanyut dalam cumbuan. Kemudian dengan reflek salah satu tangan Hendrik membuka 2 kancing seragam Nurul yang paling atas dan menyusup ke dalam. Dengan segera Hendrik mere-mas salah satu bukit kembar yang dia temukan meskipun masih terbungkus tetapi tangan Hendrik bersentuhan dengan kulitnya.
Cumbuan mereka pun semakin dalam, dan tentu saja hal itu membuat sesuatu dibalik celana Hendrik mengeras seketika. Nurul yang merasakan itu pun menghentikan cumbuannya dan langsung duduk di samping Hendrik tentu saja membuat Hendrik cukup kecewa karena dia merasa sudah melayang dibuatnya.
"Ada yang keras Beb." bisik Nurul dengan terkekeh geli.
"Gara-gara kamu ini. Tanggung jawab." jawab Hendrik sambil mengambil tangan Nurul untuk dia arahkan agar memegang sesuatu yang mengeras dibalik celana Hendrik.
Bukannya berusaha menolak, Nurul justru memegangnya dan bahkan mengelusnya perlahan sehingga membuat Hendrik mengeluarkan suara desa-han tertahan.
"Uda Beb gak tahan aku." ucap Hendrik sambil menyingkirkan tangan Nurul.
"Aku ke toilet dulu." lanjutnya sambil berdiri dan pergi meninggalkan Nurul.
Melihat kepergian Hendrik ke toilet dengan sedikit frustasi membuat Nurul semakin terkekeh karena berhasil membuat kekasihnya semakin mabuk kepayang olehnya.
Sambil menunggu Hendrik yang sedang menuntaskan naf-sunya di toilet, tiba-tiba saja ponsel Nurul berbunyi tanda ada pesan masuk.
Ketika melihat siapa yang mengirimnya pesan seketika membuat Nurul tersenyum. Karena ternyata dia adalah tetangganya dan merupakan salah satu cowok yang juga menaksirnya.
"Judika." gumamnya dan segera membuka pesannya.
Ternyata Judika mengingatkan Nurul bahwa nanti malam akan ada rapat pemuda-pemudi di RT mereka. Karena mereka berdua salah satu pemuda-pemudi yang aktif di desa mereka.
Nurul segera membalas pesan Judika dengan mengatakan bahwa dia nanti malam akan datang dan mengucapkan terima kasih karena Judika sudah mengingatkannya.
Begitulah Nurul dia seolah memberikan harapan palsu kepada seseorang yang jelas-jelas menyukainya.
Nurul segera memasukkan ponselnya ke dalam tas begitu melihat Hendrik dari kejauhan yang berjalan menghampirinya. Karena jika Hendrik tahu Nurul berkirim pesan kepada lelaki lain dia akan marah. Hendrik begitu mudah cemburu dengan Nurul. Padahal tanpa sepengetahuan Hendrik, Nurul bermain api dibelakangnya meskipun itu hanya saling mengirim pesan. Karena semuanya akan berawal dari saling mengirim pesan dan membuat akhirnya keduanya saling nyaman.
Ternyata dari kejauhan Hendrik tahu jika Nurul terlihat sedang mengetik pesan. Begitu jarak mereka dekat Hendrik segera bertanya kepada Nurul. Karena semua hubungan yang sehat itu akan dimulai dari saling adanya keterbukaan masing-masing.
"Kirim pesan sama siapa?" tanya Hendrik dengan wajah yang sedikit menahan cemburu jika saja benar Nurul mengirim pesan kepada cowok lain.
"Sama Ibu Beb, dia nyuruh cepet pulang soalnya uda sore." jawab Nurul berbohong.
"Bener Ibu?" tanya Hendrik lagi.
"Bener Beb, gak percayaan banget sih." jawab Nurul dengan tersenyum dan seolah memang benar apa yang dikatakannya.
Untuk menutupi kebohongannya dan agar Hendrik tidak marah, Nurul segera mencium sekilas bibir Hendrik agar tidak cemberut lagi. Dan benar saja setelah diberikan ciuman tersebut, Hendrik pun menjadi luluh kepada Nurul.
"Ya uda kalau gitu ayo pulang." ucap Hendrik sambil mengambil tas nya dan bersiap pergi dari taman dengan diikuti oleh Nurul.
...****************...
Haii... Ketemu lagi nih 🥰
Bikin cerita soal pelakor lagi aja ya 😅
❤ Happy reading ❤
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏
seperti biasa Hendrik menurunkan Nurul di pinggir jalan menuju gang rumah Nurul. Karena tidak mungkin Hendrik menurunkan Nurul di depan rumahnya karena jika hal itu terjadi maka hubungan keduanya pasti akan diketahui banyak orang dan tentu saja Ibu Sumi akan menentang habis-habisan. Maka dari itu Hendrik memilih jalan aman karena dia sangat menyayangi Nurul dan tidak ingin pisah dengannya. Padahal tidak tahu juga apakah perasaan Nurul begitu dalam kepada Hendrik seperti perasaan Hendrik yang sangat dalam untuk Nurul.
"Nanti malam jalan yuk Beb." ucap Hendrik sebelum pergi setelah menurunkan Nurul.
"Gak bisa Beb, nanti ada kumpulan karang taruna di RT ku di rumah Sari." jawab Nurul menjelaskan alasannya tidak mau diajak jalan oleh Hendrik.
Hendrik dan Nurul memang satu desa dan tetangga tetapi mereka beda RT. Dan biasanya kumpulan karang taruna pemuda pemudi seperti itu akan dibedakan sesuai dengan RT masing-masing. Baru nanti jika di desa tersebut ada event besar maka perkumpulan karang taruna akan bergabung untuk menjadi panitia di acara tersebut.
"Gitu ya. Ya uda deh." ucap Hendrik.
Akhirnya mereka pun berpamitan, Hendrik meninggalkan Nurul dan Nurul pun berjalan kaki pulang ke rumahnya. Dan hal itu sudah biasa bagi anak sekolah di desa tersebut karena mereka bersekolah dengan naik angkutan umum.
...----------------...
Malam hari pun tiba, sesuai dengan undangan yang sudah dibagikan rapat karang taruna RT tersebut pun dimulai. Semuanya mendengarkan rapat dengan baik yang disampaikan oleh ketua karang taruna. Begitupun Judika dan Nurul. Meskipun terkadang keduanya saling memandang saat rapat sedang berlangsung.
Kebetulan Nurul di karang taruna menjadi pengurus inti begitupun dengan Judika. Sehingga keduanya berperan aktif dalam karang taruna. Dan mereka akan membahas acara untuk merayakan hari ulang tahun karang taruna RT tersebut.
"Baiklah untuk lebih jelasnya nanti pengurus inti jangan pulang dulu kita akan membahas lebih detail lagi." ucap ketua karang taruna mengakhiri rapat malam itu.
Akhirnya setelah menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh tuan rumah, sebagian pemuda-pemudi yang bukan pengurus inti pun satu persatu berpamitan pulang. Setelah itu pengurus inti kembali mengadakan rapat. Saat itu malam minggu jadi mereka bisa lebih lama untuk rapat karena besok sekolah akan libur jadi tidak masalah bagi mereka.
Selesai rapat beberapa pengurus masih berada di rumah Sari tetapi ada juga yang sudah berpamitan pulang. Biasanya mereka yang tidak suka nongkrong bersama sehingga lebih memilih untuk pulang lebih dulu. Dan masih ada juga beberapa pengurus yang masih disana, tetapi mereka tidak membahas masalah rapat lagi mereka hanya mengobrol sambil menikmati makanan yang masih tersisa. Salah satunya adalah Judika dan Nurul.
Judika sengaja berpindah duduk dekat Nurul yang saat itu sedang mengobrol dengan beberapa orang temannya. Nurul pun tersenyum kepada Judika yang sudah duduk di sampingnya kemudian mereka berbasa basi membahas tentang rapat yang baru saja mereka lakukan.
"Besok jalan yuk?" ajak Judika dengan berbisik karena dia tidak ingin teman-temannya mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Kemana?" tanya Nurul.
Sebenarnya Nurul pun sudah menaruh hati dengan Judika sejak dulu. Tetapi dia tidak mungkin menunjukkannya lebih dulu apalagi rumahnya satu RT dengannya, bisa-bisa Ibu nya akan semakin menentangnya. Akhirnya Nurul hanya bisa memendamnya dalam hati.
"Ke Tawangmangu." jawab Judika.
Tawangmangu adalah salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi sebagian besar anak muda dengan membawa pasangan mereka masing-masing. Suasana tempatnya yang sejuk dan dingin apalagi jalannya yang berkelok-kelok membuat pasangan anak muda khususnya lelaki merasa tertantang ketika mereka melewati jalan tersebut.
"Emm...." Nurul tidak segera menjawab tetapi dia terlihat sedang berpikir.
Bukan berpikir mau tidaknya jalan dengan Judika, kalau hal itu dia jelas sangat mau. Tetapi Nurul sedang berpikir bagaimana mencari alasan untuk ijin dengan Ibu nya dan juga Hendrik yang berstatus sebagai pacarnya.
"Mau ya?" pinta Judika dengan memohon.
"Ya uda deh. Kita ketemu di jalan aja ya, besok aku kabari." jawab Nurul memberi kepastian kepada Judika. Dan hal itu bagaikan gayung bersambut bagi Judika.
Bagaimana tidak, Judika naksir Nurul sejak lama dan baru kali ini dia berani mengajak Nurul jalan ternyata diluar ekspektasinya pun Nurul mau.
Nurul akan memikirkan alasannya besok saja yang penting untuk saat ini dia mengiyakan ajakan dari Judika.
Mendengar jawaban tersebut membuat hati dan wajah Judika bahagia. Bagaimana tidak, dia akan mengajak jalan seseorang yang dia taksir.
"Oke, besok aku tunggu ya kabarnya." ucap Judika.
Dan bersamaan dengan itu salah satu teman Judika yang bernama Hari mengajaknya untuk pulang dan melanjutkan nongkrong di depan rumah Judika. Karena sudah larut mereka akan membuat tuan rumah merasa tidak nyaman jika tidak segera pulang.
"Judika, ayo di depan aja." ajak Hari, maksudnya di depan adalah di depan rumah Judika.
"Iya." jawab Judika.
Sebelum dia menghampiri Hari, Judika lebih dulu berpamitan kepada Nurul.
"Aku duluan ya, besok jangan lupa." lanjutnya kepada Nurul. Kemudian segera menghampiri Hari yang sudah berpamitan kepada Sari selaku tuan rumah dan meminta maaf karena terlalu malam mengadakan rapat karang taruna di rumahnya.
Nurul hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Karena sebentar lagi dia juga akan berpamitan pulang bersama dengan teman-teman cewek lainnya.
"Nurul mau gak?" tanya Hari ketika mereka sedang berjalan menuju rumah Judika.
Rumah Sari tidak begitu jauh sehingga sebagian orang lebih memilih berjalan kaki. Dan Hari adalah salah satu sahabat Judika, Hari tahu semua tentang Judika begitupun sebaliknya Judika tahu semua tentang Hari. Dan keduanya pun tidak ragu untuk saling bercerita satu sama lain karena mereka saling percaya keduanya bisa menjaga rahasia dengan baik.
"Mau lah, tapi ya gitu kita ketemuan di jalan." jawab Judika.
"Ya udah lah gak apa-apa yang penting dia mau kan. Daripada nanti kalau kamu jemput dia di rumahnya trus Ibu nya tahu bisa-bisa kalian sudah gak bisa dekat lagi kan." ucap Hari menjelaskannya.
"Iya sih." jawab Judika membenarkan apa yang dikatakan oleh Hari.
Keduanya pun sudah sampai di rumah Judika dan Hari pun berhenti di sana karena mereka akan menghabiskan malam minggu bersama dengan main gitar dan bernyanyi-nyanyi bersama.
Nurul dan teman-temannya pun juga berpamitan kepada keluarga Sari dan tidak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah menyiapkan tempat untuk mereka rapat.
Nurul dan teman-temannya pun berjalan kaki bersama hingga sampai di rumah masing-masing. Karena rumah mereka memang saling berdekatan hanya berjarak beberapa meter saja. Dan sambil berjalan ternyata Hendrik mengirim pesan kepada Nurul untuk sekedar bertanya apakah rapatnya sudah selesai dan juga Hendrik mengajak Nurul untuk jalan-jalan besok hari minggu.
Tentu saja Nurul menolaknya karena dia sudah ada janji dengan Judika. Nurul membuat alasan yang cukup masuk akal agar Hendrik mempercayainya. Tentu saja Nurul selalu memakai Ibu nya untuk membuat alasan. Karena Nurul tahu jika menyangkut tentang Ibu nya Hendrik akan mengalah dan tidak bisa berbuat apa-apa.
...****************...
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏
Hari masih berada di rumah Judika pada tengah malam itu. Mereka memang sering bersama meskipun hanya sekedar minum kopi dan merokok di teras rumah Judika. Dan terkadang mereka bermain gitar bersama beberapa teman lainnya yang memang sengaja datang juga.
"Kamu yakin besok mau ajak jalan Nurul ke Tawangmangu?" tanya Hari memastikan.
"Ya yakin lah, kan uda janjian tadi." jawab Judika yakin.
"Bukannya percuma kamu deketin dia, tapi sudah jelas tahu akhirnya kalian tidak bisa bersatu." ucap Hari lagi mencoba mengingatkan Judika tentang hal itu.
Hari dan Judika tentu tahu bahwa Ibu Sumi tidak setuju jika Nurul berpacaran apalagi sampai menikah dengan tetangga sendiri. Tetapi Judika tetap ingin mendekati Nurul.
"Itu dipikir nanti aja yang penting jalani aja dulu. Nurul juga mau kan aku ajak jalan." jawab Judika yang sebenarnya juga tidak memiliki solusi tentang hal itu.
Akhirnya Hari pun hanya memberikan dukungan kepada Judika jika dia ingin mendekati Nurul.
...----------------...
Keesokan harinya Nurul sudah bangun pagi, dia sengaja membantu Ibu nya untuk melakukan pekerjaan rumah. Dan memang Ibu Sumi memiliki warung makan kecil di rumahnya sehingga setiap pagi memang harus berjualan. Dan Nurul sengaja membantu Ibu nya supaya nanti ketika dia akan meminta ijin keluar rumah diberi ijin oleh Ibu nya.
Padahal jika hari libur Nurul kadang malas-malasan untuk membantu Ibu nya. Dia lebih suka menghabiskan waktu menonton televisi di kamarnya.
Saat ini Ibu Sumi dan Nurul sedang memotongi sayuran yang akan dimasak.
"Kamu mau minta apa dari Ibu?" tanya Ibu Sumi tiba-tiba.
Karena beliau tahu jika Nurul sudah mendekati dan membantunya pasti ada sesuatu yang akan dia minta.
"Maksud Ibu?" tanya Nurul tidak tahu maksud dari pertanyaan Ibu nya.
"Kamu kalau sudah membantu Ibu kayak gini pasti ada maunya." jawab Ibu Sumi.
Nurul hanya tersenyum saja sambil memamerkan gigi nya yang putih karena niatnya sudah bisa dibaca oleh Ibu nya.
"Kog Ibu tahu sih?" tanya Nurul penasaran.
"Ibu sudah mengandungmu selama 9 bulan lebih dan Ibu juga yang merawatmu sejak bayi mana mungkin Ibu tidak tahu apa-apa. Jika memang Ibu tidak tahu itu karena kamu yang tidak jujur pada Ibu." jawab Ibu Sumi.
Benar juga apa yang dikatakan Ibu Sumi, selama ini beliau seakan tidak tahu apa-apa karena Nurul yang tidak jujur kepadanya. Dan tidak mungkin jika Ibu Sumi selalu mengikuti kemana Nurul pergi.
"Makasih ya Bu." ucap Nurul sambil memeluk lengan Ibu nya dengan manja.
"Ya uda kamu mau minta apa?" tanya Ibu Sumi kembali.
"Nanti Nurul mau kerja kelompok di rumah Susi Bu, boleh kan ya?" tanya Nurul meminta ijin dengan berbohong, karena tidak mungkin dia meminta ijin untuk pergi dengan Judika.
"Bener ke rumah Susi?" tanya Ibu Sumi memastikan.
"Beneran Bu." jawab Nurul dengan ekspresi yang sangat meyakinkan.
"Ya uda yang penting hati-hati ya." ucap Ibu Sumi memberi ijin.
"Makasih Ibu." jawab Nurul lagi dengan bahagia.
...----------------...
Nurul sudah bersiap-siap akan pergi dengan Judika, karena dia meminta ijin kepada Ibu nya dengan berbohong mengerjakan tugas maka Nurul pun membawa tas bukan berisi buku pelajaran tetapi berisi baju ganti.
Setelah berpamitan kepada Ibu nya, Nurul pun berjalan menuju jalan raya tempat dimana dia janjian dengan Judika. Tetapi sebelumnya Nurul mampir ke rumah saudaranya yang tidak jauh dari jalan raya untuk berganti pakaian dengan yang dibawanya di dalam tas.
Ketika Nurul sampai di tempat janjian, ternyata Judika sudah ada disana. Nurul segera menghampirinya dengan tersenyum begitupun dengan Judika.
"Maaf ya agak lama, tadi bantuin Ibu dulu." ucap Nurul begitu sampai di depan Judika.
"Iya gak apa-apa, aku bakal tunggu kamu sampai kapan pun." jawab Judika dengan menggombal sambil menyerahkan helm kepada Nurul untuk dipakainya.
Nurul hanya tersenyum dan menerima helm dari Judika. Nurul mengancingkan tali helm tersebut tetapi sangat susah sehingga dia membutuhkan waktu untuk itu. Judika pun melihat apa yang dilakukan Nurul.
"Coba sini." suruh Judika agar Nurul mendekat kepadanya.
Nurul pun berjalan mendekat kepada Judika dan membuat hingga tidak ada jarak diantara mereka. Judika segera mengancingkan tali helm e dengan mudah. Tetapi sedetik kemudian pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat. Dan keduanya seakan sama-sama terhipnotis. Tetapi tidak berada lama Judika pun tersadar kemudian tersenyum canggung kepada Nurul.
"Ayo." ajak Judika agar Nurul segera naik ke boncengan motornya.
Nurul pun segera menurut kemudian dengan segera Judika melajukan motornya menuju Tawangmangu.
Di sepanjang perjalanan keduanya sangat menikmati perjalanan. Judika sengaja melajukan motornya dengan santai karena ingin menikmati saat-saat berdua dengan Nurul. Nurul pun dengan sengaja memeluk pinggang Judika dari belakang untuk berpegangan. Dan Judika pun dengan sengaja memegang tangan Nurul yang berada di pinggangnya. Keduanya seperti pasangan kekasih pada umumnya.
Semakin menuju ke Tawangmangu semakin suasana dan hawa dingin menusuk tubuh mereka. Dan Nurul pun semakin mengeratkan pegangannya pada pinggang Judika.
Tidak berapa lama keduanya sampai di tempat yang dimaksud. Judika segera memarkirkan motornya di tempat parkir kemudian mereka mencari warung untuk mereka makan dan bersantai.
Mereka memesan sate kelinci yang menjadi favorit jika datang ke tempat itu. Dan mereka memilih duduk di tempat lesehan yang disediakan oleh warung tersebut.
Keduanya menikmati sate bersama setelah penjaga warung mengantarkan pesanan mereka. Sambil makan mereka sambil mengobrol dan membicarakan banyak hal hanya untuk sekedar berbasa basi. Setelah makanan mereka habis keduanya pun terlihat mengobrol semakin intim karena jarak mereka yang cukup dekat.
"Dingin ya?" tanya Judika ketika melihat Nurul yang mengeratkan jaketnya.
Nurul hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Judika.
"Sini aku peluk." ucap Judika sambil merentangkan kedua tangannya seolah ingin memeluk Nurul.
Niat Judika melakukan itu adalah hanya untuk menggoda Nurul saja, karena jika Judika langsung memeluk Nurul dia takut dinilai kurang ajar kepada Nurul. Tetapi ternyata Nurul mengiyakannya. Nurul segera saja mendekat kepada Judika dan masuk ke dalam pelukan Judika. Dan Nurul merasa sangat nyaman berada di pelukan Judika. Awalnya Judika kaget tetapi kemudian dia menikmati juga karena Nurul sendiri yang datang kepadanya.
Dan tidak jauh dari mereka banyak juga pasangan anak muda yang lainnya. Mereka seperti bebas melakukan apa saja karena merasa tidak saling kenal. Dan di dekat Judika dan Nurul duduk ada juga pasangan yang melakukan selfi berdua. Tanpa disengaja karena belakang mereka adalah Nurul dan Judika sehingga ketika pasangan lain berfoto Judika dan Nurul pun terlihat di hasil foto tersebut.
...****************...
Tetap semangat 💪
Like, komen dan hadiahnya jangan lupa 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!