Aster nampak duduk tenang dikursi kebesarannya, matanya fokus pada layar monitor. Aster yang kini menjabat sebagai Direktur muda, ia sangat berkharisma dengan balutan blezer warna merah marun dengan high heel lima centi. Sesekali matanya melirik ke arah jam tangannya.
Suara telpon dimejanya berdering, tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor, tangannya mengapai gagang telpon.
"Ada apa?" suaranya merdu dan tegas.
"Bu, bagaimana keputusan pelamar kerja dibagian divisi humas ini?" tanya suara wanita disana begitu hormat.
"Ikuti prosedur perusahaan dalam menyeleksi, jika tidak memenuhi syarat tidak perlu diluluskan. Kita butuh yang berkualitas," tegas Aster.
"Baik bu, sekarang tinggal tahap wawancara, apakah ibu bisa hadir?" tanya suara diseberang telpon.
"Saya usahakan hadir, tolong jadwal rapatnya diatur lagi, kali ini saya ingin melakukan sendiri wawancara!" ujar Aster.
"Baik bu, kalau begitu saya akan mengatur kembali jadwal rapatnya, untuk sesi wawancara 30 menit lagi akan dilaksanakan di ruang auditorium bu," ujar penelpon tersebut.
"Terima kasih Lis, saya akan hadir tepat waktu," ucap Aster.
"Iya bu, sama-sama," jawab yang dipanggil Lilis bagian hrd.
Setelah menutup telpon, Aster duduk termenung, memijat pelipisnya. Dadanya terasa sesak.
"Oke, Aster kamu pasti bisa! kenapa juga aku membantu bocah itu! huh!" gerutu Aster.
Aster bangkit dari duduknya, merapihkan pakaiannya kemudian menatap cermin dan memoleskan make up tipis yang sudah pudar sedikit. Wajah Aster sebenarnya sudah cantik tanpa make up pun, tapi namanya wanita tidak pernah puas.
Pintu ruangannya diketuk dari luar, kemudian seorang lelaki berpakaian formal masuk. Senyuman sumringah terpancar dari wajahnya.
"Hey, calon isteriku, apa kau berdandan untuk bertemu denganku?" tanya Erhan sambil menampilkan barisan giginya.
Aster menghembuskan nafasnya, membalikkan badannya menoleh pada Erhan yang sedang tersenyum puas.
"Kenapa kau kemari?" tanya Aster mendekat ke arahnya.
"Apa ini pertanyaan yang cocok diajukan oleh orang yang akan menikah?" ujar Erhan.
"Baiklah, tuan Erhan yang terhormat apa kau merindukanku sampai kau datang kemari?" tanya Aster dengan memaksakan senyuman.
"Huh! wanita ini!" ujar Erhan sambil menjitak pelan kepala Aster.
"Hey! Ka_" Aster berteriak melotot tapi ucapannya terpotong karena Erhan mendaratkan kecupan dikeningnya.
Erhan terkekeh melihat ekspresi Aster yang terkejut dengan sikapnya. Aster wanita yang tidak suka disentuh tentu hatinya marah dengan sikap berani Erhan.
"Hey, wajahmu memerah!" goda Erhan.
"Erhan, aku tidak suka ini! jangan menyentuhku seenaknya, kita belum halal!" ujar Aster datar dengan tatapan dingin.
"Sorry, Aster gue udah gak kuat pengen nikah sama musuh gue," ujar Erhan sambil cengegesan.
Aster mengabaikan perkataan Erhan, dia dari dulu memang saingan sejak kuliah, bahkan sekarang perusahaannya pun saingan. Tapi karena orang tuanya teman dekat, diputuskanlah mereka dijodohkan.
"Kelewatan! aku ada urusan hari ini, kamu ada perlu apa?" tanya Aster sambil mengambil tas kecil.
"Kata ibumu, kita harus makan siang bareng mulai sekarang!" ujar Erhan sambil duduk santai di sofa.
"Besok saja, hari ini aku tidak bisa!" ujar Aster sambil melangkah keluar ruangannya dan Erhan hanya bisa melongo melihatnya.
******
Tuk
Tuk
Tuk
Suara high heel masuk ruangan Auditorium, beberapa orang sudah duduk dikursi pewawancara, melihat kedatangan Aster cukup membuat yang hadir terperangah. Aster tidak menghiraukannya langsung duduk dikursi yang sudah disediakan.
Dia membuka berkas pertama yang terdapat dimejanya, lembaran pertama menampilkan foto dan identitas pelamar. Tidak lama seorang pelamar masuk dengan pakaian hitam putih dengan sepatu pantopel. Wajahnya masih sangat muda dan tampan, duduk dikursi.
Aster tidak menatap wajah pelamar tersebut, ia sibuk membaca identitas si pelamar dan berkasnya.
"Silahkan perkenalkan diri anda!" ujar seorang pewawancara lelaki yang wajahnya sudah sepuh.
"Baik pak, perkenalkan saya Gaishan Raffasya saya melamar dibagian divisi humas..." ujar pemuda tersebut menjelaskan tentang dirinya.
Aster hanya tertunduk, bibirnya tertarik senyum simpul mendengarkan pemaparan pelamar tersebut.
"Apa kau sedang gugup?" tanya Aster sambil menatap tenang lelaki yang nampak terkejut melihat Aster.
"Tidak bu!" ujarnya cepat.
"Ambillah permen disana, santai saja dengan wawancara ini!" ujar Aster tegas namun santai.
Lelaki bernama Gaishan itu hanya bisa menelan kasar salivanya. Ia mengambil permen dan memasukannya ke dalam mulut.
"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Aster dengan tenang namun membuat Gaishan berdebar.
"Baik bu," jawabnya gugup.
"Perusahan ini memberikan kontrak kerja selama setahun penuh, jika kerja kamu bagus aku bisa mengangkatmu menjadi pegawai tetap!" ujar Aster menatap lurus Gaishan.
"Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini!" jawab Gaishan tegas pula membalas tatapan Aster.
"Bagus! langsung saja kita bicarakan salarynya kalau begitu! Aku ingin anda membuktikan perkataan anda barusan! " ujar Aster sambil melemparkan senyuman manis.
Gaishan menatap Aster, dia kembali termenung melihat wajah yang dulu pernah mengisi hari dan hatinya itu.
"Berapa salary yang kamu inginkan?" tanya Aster tersenyum penuh misteri.
"Gaji saya sesuai dengan kinerja saya nanti bu! saya membutuhkan gaji rentang 3 juta sampai 10 juta," ujar Gaishan membalas ucapan Aster.
"Baiklah! deal! saya suka anda, saya memutuskan anda besok mulai bekerja!" ujar Aster membuat pewawancara yang lain kaget dengan keputusan cepat direktur muda tersebut.
*****
Gaishan setelah wawancara itu, tidak langsung pulang, dia diam menunggu didepan pintu keluar, menantikan Aster keluar dari ruangan wawancara. Tidak lama Aster keluar dan Gaishan langsung menarik lengannya ke salah satu sudut. Aster terbelalak dengan sikap Gaishan terhadapnya, mata mereka saling bertemu.
_
_
_
_
Bersambung...
Gaishan mencengkram kuat tangan Aster, mata mereka saling menatap tajam, ada kerinduan, kecewa dan marah dari mata keduanya.
"Apa maksud semua ini Aster!" ujar Gaishan dingin.
Aster memutuskan pandangannya ke arah samping, ia mengatur nafasnya, jauh didalam hatinya, dia ingin menanggis menyaksikan mantan kekasihnya berada dihadapannya.
"Gaishan, aku sudah membantumu, kamu sekarang mendapatkan pekerjaan. Harusnya kau bahagia dan merayakannya dengan isteri dan anakmu," ujar Aster dengan sekuat tenaga agar suaranya tidak bergetar.
"Cukup Aster! kamu sengaja ingin balas dendam padaku!" bentak Gaishan didepan wajah Aster.
Aster sebagai seorang direktur muda selama ini tidak ada yang berani membentaknya, justru sebaliknya dia yang sering membentak pegawai yang melakukan kesalahan.
"Aah, kau terlalu percaya diri tuan Gaishan!" ucap Aster tenang dengan menyelipkan senyuman diakhir kalimatnya.
"Aku tidak mau pekerjaan dari_ " ucapan Gaishan terpotong ketika Aster melambaikan tangan ke orang yang berada di belakang Gaishan.
Gaishan mengikuti arah mata Aster, lalu membalikan badan. Lelaki muda tengah berdiri sangat hormat pada Aster.
"Fazril, ini anggota baru di divisi humas. Mulai besok dia akan bekerja! tolong bimbing dia dengan baik!" ujar Aster sambil menoleh ke arah Gaishan.
Gaishan merasa sangat kesal dengan Aster, Fazrik yang merupakan senior di divisi humas itu mengangguk dan menjulurkan tangannya.
"Hey, selamat bergabung bro!" ujar Fazril ramah.
"Iya, semoga kita jadi rekan kerja yang baik," ucap Gaishan membalas uluran tangan Fazril dengan matanya menatap tajam ke arah Aster.
"Oh, bu Aster saya akan membawa dia ke ruangan saya, saya ingin mengenalkan ke yang lain," ucap Fazril sambil tersenyum.
"Silahkan!" ucap Aster dalam hatinya dia tersenyum penuh kemenangan.
Fazril langsung menarik Gaishan dan merangkulnya, tangannya disandarkan di pundak Gaishan. Mereka berjalan menjauhi Aster.
"Hey bro! aku lupa siapa namamu?" tanya Fazril.
"Gaishan," jawab Gaishan singkat.
"oh iya Gaishan! aku Fazril," ucap Fazril sambil tersenyum merkah.
"Aku tahu, tadi aku mendengar Aster menyebutkan namamu!" ujar Gaishan dingin.
"Hey, pegawai baru jaga ucapanmu, dia direktur kita! kau harus memanggilnya bu Aster!" bisik Fazril.
Gaishan tidak tertarik sama sekali, ia menghembuskan nafas kesalnya.
"Ah Gaishan, aku beritahu kau! sebagai pendatang di divisi kami, kau harus traktir makan kita satu divisi!" ujar Fazril sambil memamerkan barisan giginya.
Gaishan terperangah mendengar ucapan dari Fazril. Dalam hatinya, dia merasa sangat jengkel.
Belum juga gajihan udah minta traktiran, perusahan macam apa ini! dasar Aster sengaja membuat aku susah! batin Gaishan.
"Oke bro! nanti pulang kerja kita makan-makan di restoran seafood!" ujar Fazril sambil menepuk keras pundak Gaishan.
*******
Disebuah restoran satu meja panjang sudah dibooking oleh divisi Humas. Mereka tampak ceria melihat makanan seafood sudah memenuhi meja. Sedangkan, Gaishan nampak murung karena menyadari uangnya akan jebol membayar makanan tersebut.
"Gaishan, terima kasih ya sudah mentraktir kami!" ujar Ayu sambil tersenyum.
"Kami pasti akan mengajarimu sebagai pegawai baru!" ujar Talia.
"Tidak usah sungkan minta bantuan aku bro!" ujar Aydin.
Semua perkataan teman sekantornya hanya di tanggapi dengan senyuman paksa dan anggukan.
"Baiklah! sekarang waktunya makan! selamat makan!" ujar Fazril dengan semangat mengambil makanan.
Gaishan pun ikut makan dengan tidak berselera, tapi perutnya memaksa harus makan untuk menghargai temannya.
"Gaishan kau masih jomblo?" tanya Ayu sambil makan.
"Tentu saja tidak! orang ganteng gak mungkin jomblo!" ujar Talia menanggapi Ayu.
"Sudah Ayu! jangan tebar pesona sama newbie, sama aku aja!" ujar Fazril sambil cengegesan.
Gaishan yang terdiam dari tadi, akhirnya membuka suaranya.
"Saya sudah menikah," ujar Gaishan membuat semua pegawai tersedak makanan.
"Hey bro, Lo nikah muda?" ujar Aydin sambil membulatkan matanya.
Gaishan hanya mengangguk menanggapi perkataan Aydin. Seketika semua menjadi hening.
*******
Acara makan pun selesai, Gaishan memanggil pelayan.
"Berapa semuanya?" tanya Gaishan sambil membuka dompet.
"Semua makanan di meja ini, sudah dibayarkan oleh nona disana pak," ujar pelayan wanita tersebut sambil menunjuk ke arah satu meja.
"Bu Aster!" serempak pegawai divisi humas kaget.
Gaishan menatap tajam Aster yang tengah tersenyum ke arahnya. Semua rekan kerjanya mengucapkan terima kasih pada Aster sambil keluar dari restoran. Aster pun berdiri dan berjalan menuju parkiran. Saat akan membuka knop pintu mobil tangannya ada yang mencengkram.
"Apa yang kau inginkan Aster!"bentak Gaishan.
"Tidak ada! sebagai gantinya gajimu bulan depan dipotong!" jawab Aster dengan membalas tatapan Gaishan yang sedang memperhatikan anting berkilau Aster.
"Kau masih mengunakan anting pemberianku?" tanya Gaishan sambil menatapnya.
Lalu Gaishan meraih tangan Aster, mengangkat tangan tersebut, seketika Aster gugup.
"Kau masih mengunakan cincin tunangan kita?" tanya Gaishan dengan senyuman mengejek.
"Lupakan! aku memakainya untuk mengembalikannya sekarang padamu! jual emas ini, pakai buat traktir rekan kerjamu!" ujar Aster sambil melepaskan perhiasan dan menyimpannya ditelapak tangan Gaishan.
_
_
_
_
Bersambung....
Setelah menyerahkan perhiasaan tersebut, Aster langsung menarik pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Ia menyalakan mesin, tapi Gaishan tiba-tiba muntah-muntah. Aster terkejut dan langsung keluar mobil.
"Kamu makan kerang?" tanya Aster dengan berkerut dahi memegangi pundak Gaishan yang muntah.
Gaishan menepis tangan Aster dan berjalan sempoyongan ke toilet. Ia memuntahkan semua makanan yang baru disantapnya. Setelah mendingan dia keluar dari toilet, nampak Aster menungguinya.
"Aku antarkan kau pulang!" ujar Aster.
"Tidak usah!" tolak Gaishan ketus.
"Baiklah," ucap Aster melangkah menuju mobilnya dan pergi.
Dalam hati Aster menyesal tadi tidak mengabaikan Gaishan.
Kenapa aku harus khawatir, pada orang itu! Aster kamu gila! rutuknya.
******
Pagi yang cerah, Gasihan sudah berjalan sambil mengerutu memasuki ruangan Aster. Nampak seorang wanita disana mengadap jendela. Tanpa basa basi Gaishan memaki-maki Aster.
"Aster ada apa kau memanggilku sepagi ini! Jangan kau pikir bisa seenaknya menindasku disini karena kamu jadi direktur! " ujar Gaishan dengan emosi yang membuncah namun tidak ada balasan dari Aster.
"Ah, aku peringatkan kamu! jangan kamu ganggu aku dan keluargaku! hari ini juga aku akan mengundurkan diri!" ujar Gaishan sambil meletakan surat sambil mengebrak meja.
Seorang wanita dengan kemeja biru langit dibalut blezer biru tua dan rok span selutut memasuki ruangannya. Wanita yang sedang menghadap jendela itu berbalik saat mendengar pintu dibuka. Gaishan pun membalikan badannya.
"Kakak!" ujar gadis yang berada diruangan menyambut Aster sambil memeluknya.
Gaishan terkaget mengetahui, ia salah orang. Seketika dirinya merasa malu.
"Azalea, ada apa kemari pagi-pagi begini," ujar Aster sambil menguraikan pelukannya.
"Aku merindukan kakaku, tapi aku malah kena omelan lelaki itu," ujar Azalea memberenggut sambil menunjuk ke arah Gaishan.
Aster melirik ke arah Gaishan yang sudah berdiri tidak tenang.
"Ya sudah kita sarapan bersama ya, tunggu kaka oke! kakak akan menyelesaikan urusan kaka dengan pegawai kaka," ujar Aster mengelus kepala adiknya.
"Oke kakak! aku tunggu dibawah!" ujar Azalea sambil keluar dari ruangan.
Aster berjalan ke kursinya dan duduk. Ia menatap amplop pengunduran diri, segera meraihnya. Dia duduk menyender sambil menyederkan punggungnya di kursi. Gaishan berdiri terdiam menghadap Aster.
Hening beberapa saat, Aster mencondongkan badannya kedepan dan menyimpan tangannya di meja.
"Gaishan, kamu tidak ingat waktu wawancara?" tanya Aster.
"Aku menolak kerja diperusahaanmu!" ujar Gaishan sambil mengangkat satu alisnya.
"Rupanya kamu tidak paham kinerja disini! jika aku sudah menerimamu secara lisan itu artinya aku sudah mengontrakmu setahun penuh!" ujar Aster menatap tajam Gaishan.
"Apa maksudmu!" ucap Gaishan dengan wajah menantang.
"Aku memanggilmu untuk menandatangani kontrak secara tertulis! Jika kamu berniat keluar, silahkan! tapi kau harus menganti gaji pokok dan tunjunganmu selama setahun kontrak disini!" jelas Aster sambil memainkan surat pengunduran diri.
"Aster!" ucap Gaishan sambil mengertakan giginya dan mengepalkan tangan.
"Jangan terlalu emosi Gaishan! harusnya aku disini yang marah padamu! sekarang tinggal kau pilih, bertahan atau tetap keluar! aku tidak akan rugi kehilangan pegawai tidak hormat sepertimu," ujar Aster dengan serius.
Gaishan melonggarkan dasinya, dan mendekat ke arah meja, kedua tanganya menahan dimeja sedangkan pandangannya tajam ke arah Aster.
"Aku pastikan kau menyesal memperkerjakan aku disini!" ujarnya dengan rahang mengeras.
"Aku rasa kamu yang akan menyesal Gaishan, karena tiap hari akan bertemu denganku! kau akan jatuh cinta lagi padaku dan meninggalkan isterimu! Maaf, " ujar Aster tenang dan tersenyum dengan tanganya terpangku diwajahnya.
"Jangan berharap Aster! kamu hanya mainanku dari dulu! Dan kau licik membuat aku dipecat diperusahanku!" ujar Gaishan dengan senyuman mengejek pada Aster.
Gaishan menyabet surat pengunduran dirinya, dan keluar dari ruangan Aster dengan emosi yang belum reda. Aster sepeninggalan Gaishan langsung mengipaskan tangannya ke wajahnya.
"Dasar gak tau terima kasih! huh! kalau bukan karena aku melihat anakmu! aku tidak akan memperkerjakanmu Gaishan!" gerutu Aster.
Ting
Suara ponselnyaa berbunyi satu pesan masuk dari Erhan.
Erhan: Jangan lupa makan siang hari ini di kedai ramen. Dandan yang cantik! Anggap ini kencan pertama kita! 😉
Aster mendengus kesal, mematap barisan kalimat pesan Erhan. Dirinya bangkit keluar ruangan hendak menemui adiknya.
******
Semua pegawai berbisik-bisik saat Gaishan tengah berdiri depan mesin fotocopy.
"Kayaknya dia nepotis sama bu Aster, mudah banget bu Aster langsung meluluskan dia, " bisik pegawai wanita yang suaranya cukup terdengar oleh Gaishan.
Gaishan mengambil kertas dan kopinya hendak keluar ruangan karena emosi.
byuur
Kopi tumpah ke kemeja Aster, membuat Gaishan gelagapan mengambil tisu. Aster menatap tajam Gaishan yang langsung menyentuh kemeja dibagian dadanya yang basah kena kopi dengan tisu. Semua mata terperangah menatapnya.
Erhan yang baru tiba melihat pertunjukan itu langsung menepis tangan Gaishan, ia membuka jasnya dan menutup bagian depan Aster. Mata Erhan menatap tajam pada Gaishan.
_
_
_
_
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!