NovelToon NovelToon

Larasati

BAB 1 (DIJODOHKAN)

Pagi yang sangat cerah, aku berjalan dengan senyum yang mengembang sempurna, menuju Toko Roti Pamanku. Namaku Larasati, usiaku 24 tahun. Aku tinggal bersama Paman dan Bibiku. Orang tuaku telah lama meninggal dunia.

Aku bekerja diToko Roti Pamanku, karena aku memang sangat pandai membuat cupcake dan kue lainnya. Selain itu aku juga ahli dalam jasa pengetikan. Kenapa aku tidak melamar pekerjaan dikantor kantor saja? Karena menurutku mencari pekerjaan dikota metropolitan sangatlah sulit. Lebih tepatnya dikota Jakarta. Mengingat pendidikan terakhirku hanya lulusan SMA, sangat miris memang. Lagi pula, untuk apa aku mencari pekerjaan lain, toh toko pamanku saja, aku yang kelola bersama Pamanku.

***

Sesampainya aku ditoko, dengan segera aku membuka toko tersebut. Setelah itu, aku langsung membersihkan sedikit debu debu yang ada dibeberapa sudut tempat. Lalu, aku langsung menuju dapur untuk membuat cupcake yang akan dijual ditoko ini. Sungguh sangat melelahkan memang, mengingat aku hanya seorang diri menbuat cupcake ini. Namun, terkadang juga paman ikut membantuku.

"Laras... Kamu sudah membuat berapa cupcake?" tanya Paman menghampiriku kedapur.

"Ah Paman mengagetkan ku saja! Aku baru membuat 15 cupcake paman" sahut Laras.

"Maafkan paman nak! Paman tidak bermaksud ingin mengagetkan mu" ujar paman. "Wah nak, sungguh kamu sangat ligat! Jika kamu lelah, beristirahatlah nak" perintah Paman.

"Tidak apa apa paman, Laras akan tetap melanjutkan nya sampai adonan hari ini selesai" sahut Laras.

"Baiklah nak, terserahmu saja! Pokoknya jika kamu lelah, kamu harus segera istirahat! Paman tidak ingin kamu sakit" perintah Paman sambil mengusap sayang kepala Laras.

"Baiklah paman! Aku mengerti" sahut Laras sambil tersenyum.

"Yasudah paman kedepan dulu ya" pamit Paman seraya berjalan meninggalkan dapur. Laras hanya mengiyakan saja.

-------------------------------------------------------------

"Assalamualaikum" ucapku saat masuk kedalam rumah.

"Wa'alaikumsalam! Dimana Pamanmu?" ketus Bibiku.

"Tadi paman bilang, kalau paman sedang ada urusan Bi" sahutku. Bibi tidak menjawabnya lagi. Ia hanya berlalu meninggalkanku dan Sasya.

"Mama kenapa gitu sih jawabnya, Laras maafin Mama ya" ujar Sasya tidak enak hati.

Sasya adalah anak dari Paman dan Bibiku. Dia orangnya sangat baik dan ramah. Dia juga sangat menghargaiku.

"Tidak apa apa Sya" jawabku sambil tersenyum getir. "Aku kedalam dulu Sya" pamitku. Sasya hanya mengangguk dan tersenyum.

***

"Huftt... Lagi lagi Bibi bersikap seperti itu kepadaku. Aku tidak tau dimana letak kesalahanku" gumamku sambil menatap langit langit kamarku.

"Sebaiknya aku mandi terlebih dahulu" ucapku seraya beranjak menuju kamar mandi.

Sedangkan dibawah, Bibi dan Paman ternyata sedang ada tamu. Yang tak lain adalah Agus Alfonso, orang kaya yang ingin dijodohkan Bibi kepadaku.

"Bagaimana Bi, Paman? Apa kalian bersedia menjodohkanku dengan Laras?" tanya Agus.

"Tentu saja nak! Bibi sangat merestuinya" sahut Bibi sangat antusias. Sedangkan Paman hanya diam saja.

"Baiklah kalian atur saja! Aku akan segera mempersiapkan acara pernikahan kami" ucap Agus sambil beranjak dari duduk nya.

"Baik nak baik, kami akan mengaturnya. Mari saya antar" ucap Bibi beranjak mengantarkan Agus keluar rumah.

"Saya pamit dulu" pamit Agus melenggang meninggalkan pekarangan rumah mereka.

"Hati hati nak" perintah Bibi. Senyumnya tidak pernah menudar setelah itu.

"Bu... Apa sebaiknya kita tidak menjodohkan Laras sama dia?" tanya Paman. Bibi langsung menatap Paman tajam.

"Bapak itu apa apaansi! Sudah bagus keponakan kamu itu ada yang mau! Orang kaya lagi, kurang apa coba" cibir Bibi.

"Tapi bu... " ucap Paman.

"Tidak ada tapi tapian! Ibu akan tetap melangsungkan perjodohan ini" ucap Bibi bersikukuh dan berlalu meninggalkan paman diruang tengah. Paman hanya bisa menghela nafas panjang.

-------------------------------------------------------------

Jangan lupa dukungan kalian ya! Agar aku bisa mengembangkan novel ini😂😘

BAB 2 (PRIA MESUM)

Pukul 20.00 Wib.

Setelah selesai makan malam, mereka langsung duduk bersantai diruang keluarga. Dan Bibi juga mengatakan, bahwa ada yang ingin ia sampaikan.

"Laras... " panggil Bibi. Laras langsung menoleh dengan tatapan bertanya tanya.

"Ya Bi?" sahutku.

"Bibi dan Paman telah menjodohkanmu kepada Agus Alfonso. Dan Bibi tidak menerima penolakan!" tegas Bibi.

"A-apa Bi? Di-dijodohkan dengan Agus?" tanyaku seakan tidak percaya.

Bagaimana tidak! Agus Alfonso adalah lelaki Playboy. Ingin memiliki wanita hanya untuk memuaskan nafsu bejadnya saja.

"T-tapi Bi, Laras tidak ingin menikah dengan Agus Bi" bantahku dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Sudah Bibi katakan, tidak ada penolakan!" ucap Bibi tegas sambil beranjak meninggalkan ruang keluarga.

"Paman... Apa paman akan menikahkanku dengan pria seperti dia?" tanyaku seakan tak percaya.

"Tidak nak! Paman akan berusaha membatalkan perjodohan ini. Maafkan paman nak" ujar Paman menundukkan kepala nya.

"Tidak paman, jangan meminta maaf! Laras hanya tidak ingin menikah dengan pria seperti dia hiks... " ucapku sambil menangis. Jujur saja! Aku tidak kuasa lagi menahan air mataku.

"Laras, maafkan atas sikap Mama" ujar Sasya ikut menangis.

"Tidak Sya, jangan menangis seperti itu!" sahutku mengusap air mata nya.

"Paman... Sasya... Aku masuk kedalam kamar dulu ya" ucapku dengan mengusap air mataku.

"Iya nak, sekali lagi maafkan paman! Tidak bisa membantumu" ujar Paman. Aku hanya mengangguk dan tersenyum samar. Lalu, beranjak menuju kamar.

***

"Apa ini tuhan? Kenapa kau tidak adil kepadaku! Hiks hiks hiks"

"Dosa apa yang telah aku lakukan, sampai kau membuat hidupku seperti ini! Harus dinikahkan dengan pria brengsek seperti dia hiks hiks" ucapku menangis sejadi jadinya. Sanking lama nya menangis, aku langsung tertidur dengan sendirinya.

-------------------------------------------------------------

Aku membuka mataku, saat merasakan cahaya matahari menembus kepelupuk mataku. Aku mengerjap, lalu perlahan beranjak menuju kamar mandi.

"Laras... " ketuk Bibi dengan kasar.

"Iya Bi, sebentar!" sahutku sambil membukakan pintu.

"Apa kau tidak lihat? Sekarang sudah jam berapa? Kenapa kau malah baru bangun sekarang! Kau seharusnya sadar diri, kau bukan nyonya dirumah ini!" oceh Bibi sangat menusuk hatiku.

"Iya Bi, maafkan Laras! Laras akan segera bersiap siap untuk ke Toko paman" sahutku.

"Hari ini kau tidak usah ke Toko! Lagian Pamanmu sudah berangkat duluan, kau pakailah baju yang bagus" perintah Bibi.

"Memangnya kenapa Laras tidak ke Toko Bi? Laras harus membuat Cupcake pesanan orang" bantahku.

"Sudahku katakan pamanmu sudah berada di Toko! Kau tidak perlu lagi kesana! Sekarang kau harus berdandan yang cantik" perintah Bibi. Lalu, melenggang meninggalkan kamarku. Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan.

***

Aku keluar dari kamar, aku lihat Bibi sedang ada tamu pria. Aku tidak memikirkan itu siapa! Dan langsung menghampiri Bibiku bersama pria itu.

"Bi... " panggilku. Bibi langsung menoleh menatapku dari atas sampai bawah! Begitu pula dengan pria itu.

'Degg' jantungku berdegup kuat, saat aku melihat ternyata sosok pria yang sedang berbincang dengan Bibiku adalah Agus Alfonso. Yang tak lain pria yang telah dijodohkan kepadaku.

"Ke-kenapa dia disini Bi?" tanyaku dengan gugup.

"Tentu saja, dia ingin bersama dengan calon istrinya nak" sahut Bibi tersenyum manis.

"A-apa? A-aku sebaiknya ke Toko saja Bi! Seperti nya paman membutuhkanku" bantahku.

"Tidak Laras! Pamammu sudah dibantu oleh Sasya. Jadi kamu nikmati saja harimu bersama calon suamimu" ujar Bibi tersenyum jahat.

"Baiklah nak Agus, silahkan bawa Laras sesuka hatimu" perintah Bibi tersenyum menatap Agus.

"Tidak Bi! Aku tidak ingin pergi bersamanya!" bantaku lagi.

"Aku tidak memintamu untuk menerima atau menolaknya" tegas Bibi.

"Baiklah sayang, ayo kita pergi" sahut Agus menatapku dengan tatapan mesum. Mataku kembali berair lagi, aku hanya pasrah dan mengikuti pria itu.

-------------------------------------------------------------

Jangan lupa, untuk mendukung karya author ya! Author sangat sangat bersyukur jika kalian mau memberikan like, komentar dan votenya. Agar author lebih semangat upnya. Bantu author buat ngembangin karya author. Terimakasih😘😘💋

BAB 3 (HAMPIR DIPERKOSA)

Agus membawaku kesebuah Hotel. aku sudah berusaha menolak dengan keras, namun dia menyeretku masuk kedalam Hotel. Aku langsung menjauh darinya, tapi dia semakin mendekatiku.

"Jangan mendekat! Aku aku akan teriak" ujarku dengan gemetar.

"Haha... Teriak saja sayang! Tidak akan ada yang bisa mendengarmu" sahutnya tertawa senang.

'Ya allah lindungi aku' batinku menjerit. Dia berjalan lebih dekat lagi kerahaku, saat dia tepat didepanku. Aku langsung menendang pelan alat vitalnya. Dan yes! Itu berhasil membuat nya mengerang kesakitan. Aku langsung menggunakan kesempatan ini untuk lari darinya.

"Dasar wanita sialan... Awas saja kau" umpatnya kesal. Dan kembali mengejarku.

Brughh... Ah sialnya aku menabrak tubuh seseorang. Aku yakin ini adalah seorang lelaki karena aku merasa badanku sakit, saat bertabrakan dengannya.

"Maaf... Maafkan aku Tuan! Aku benar benar tidak sengaja" ucapku menunduk malu.

"Tidak apa apa Nona, apa kau terluka?" tanya nya sambil memperhatikanku. Aku langsung menggeleng cepat.

"Hey... Wanita sialan! Kemari kau!" ucap Agus dengan rahang yang mengeras. tubuhku kembali bergetar hebat, Agus menarik tanganku paksa.

"Lepaskan sakit... " ucapku meringis kesakitan. Tapi Agus tidak menghiraukan nya dan mencekal tanganku kuat.

"Lepaskan dia!!" perintah pria itu.

"Hey... Siapa kau? Kau ingin menjadi pahlawan wanita sialan ini?" ucapnya dengan tersenyum sinis.

"Aku bilang lepaskan! Sebenarnya kau ini siapa wanita ini?" tanya pria itu dengan geram.

"Aku? Aku adalah calon suaminya!" ucapnya tersenyum senang.

"Tidak Tuan! Dia tidak calon suamiku, dia ingin memperkosaku Tuan hiks" sangkalku dengan menangis.

"Kau dengar sendiri? Wanita ini bilang apa? Kau hanya pria brengsek" ucap pria itu, rahangnya mulai mengeras.

"Diam kau! Jangan coba coba ikut campur urusanku!" katanya ingin menarik tanganku kembali masuk kedalam Hotel.

"Tuan tolong aku hiks" pintaku dengan menangis.

"Lepaskan dia! Atau kau akan menyesal" ucap pria itu. Namun, Agus tidak mengubrisnya dan kembali melanjutkan jalan nya. Tapi, aku berusaha menahan kakiku agar tidak melangkah.

Brughh... Dengan sekali pukulan, Agus tersungkur dengan darah segar yang mengalir dari sudut bibirnya. Aku sampai kaget, karena pria itu tiba tiba memukulnya. Dan pada saat itu juga terjadilah baku hantam. Ternyata yang menang adalah pria itu, aku sangat sangat bersyukur. Pria itu telah menyelamatkan kehormatanku.

"Kali ini kau boleh menang! Awas kalian... Aku akan kembali lagi" ucapnya berlalu meninggalkan kami.

"Kau tidak apa apa Nona?" tanya priaku sambil mendekatiku.

"Tidak Tuan, seharusnya aku lah yang bertanya. Apa Tuan baik baik saja?" tanyaku melihat seluruh wajahnya. Takut takut jika ada lecet diwajahnya.

"Tidak Nona, aku tidak apa apa! Oh iya kenalkan aku Pandu Jayadiningrat" ucapnya sambil mengulurkan tangan nya.

"Ah iya, aku Larasati Tuan. Terimakasih telah menyelamatkan kehormatanku" ucapku membalas jabatan tangannya.

"Tidak masalah Nona, panggil saja namaku. Apa boleh aku meminta nomer ponselmu?" ucap Pandu sambil menyodorkan ponselnya.

"Ah iya, Tentu saja Pandu" sahutku dengan mengambil ponselnya! Dan menuliskan nomerku. "Maaf telah merepotkanmu! Kalau begitu aku permisi dulu" ucapku ingin melangkah pergi.

"Tidak merepotkan sama sekali Laras, apa boleh aku mengantarkan mu?" tanya Pandu.

"Ah tidak perlu Pandu, aku tidak ingin merepotkan mu lagi" tolakku.

"Tidak merepotkan! Mari ku antar" ucap Pandu tersenyum manis.

"Baiklah terimakasih Pandu" ucapku.

'Ah pria ini benar benar sangat baik, tampan dan kaya lagi' batinku tersenyum senang.

***

"Terimakasih Pandu, mari mampir dulu!" kataku seraya turun dari mobil nya.

"Tidak Laras, terimakasih! Lain kali saja. Aku masih ada urusan" tolaknya.

"Baiklah, hati hati dijalan" ucapku sambil tersenyum dan melambaikan tanganku.

Aku dengan segera melangkah masuk kedalam rumah. Ternyata, diruang tengah Bibiku sudah menunggu dengan amarahnya.

"Assalamu'alaikum" salamku.

"Dari mana saja kamu? Bukannya tadi sudah kubilang! Pergi bersama Agus, kenapa kau malah pergi bersama pria lain?" kata Bibi dengan menarik kasar rambutku.

"Sakit Bi... Sakit... " rintihku sambil menangis. "Aku tadi sudah pergi bersamanya! Tapi dia malah ingin memperkosaku Bi" ucapku.

"Halah pandai sekali kamu berbohong! Awas saja kamu berani lagi seperti ini, lihat saja kau" kata Bibi sambil melepaskan tarikannya dengan kasar. Aku langsung berlari menuju kamarku, tangisku semakin pecah.

-------------------------------------------------------------

Haii haiii guys... Jangan lupa dukungannya ya! Dengan memberi like, komentar dan vote nya. 😘😂❤😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!