NovelToon NovelToon

System Play Store

1. Prolog

Die for You

Waktu terasa mulai melambat begitu keadaan menjadi semakin buruk. Aku merasa semuanya mulai pergi meninggalkan ku.

Sekarang yang tersisa hanya satu hal, bertarung hingga akhir seperti yang aku janjikan.

Tidak ada penyesalan yang tertinggal, mungkin ini adalah hari dimana aku mati untukmu.

Aku berharap mereka tidak begitu peduli dengan kepergian ku, karena semua yang terlupakan menang sepatutnya dilupakan.

Apa yang ingin kita lihat diakhir membuatku begitu penasaran, namun ini adalah akhir dariku.

Kegelapan menyelimuti, hingga cahaya yang membutakan mulai mendekat.

Semua yang aku tahu, semua yang aku miliki, aku lepaskan semuanya untuk pertempuran ini.

Saat aku hidup untuk memegang kendali, hingga saat aku kehilangan pikiran lalu berakhir dengan kematian.

Merasakan tidak bisa melakukan apa pun, sangat disayangkan jika semuanya berakhir seperti ini.

Tetapi ini adalah pilihanku sendiri, meskipun membutuhkan waktu seumur hidup hanya demi sebuah pengakuan.

***

Kehilangan adalah satu kata yang paling ditakutin oleh Aurelia.

Ketika berumur tujuh tahun gadis itu telah kehilangan kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan.

Aurelia begitu hancur mengetahui kenyataan jika tidak akan bisa bertemu lagi dengan ayah dan ibunya untuk selamanya.

Sejak saat itu Aurelie hidup bersama Neneknya. Namun sekali lagi aurelia harus kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya.

Di usia tujuh belas tahun Aurelie harus kehilangan satu-satunya sosok pengganti kedua orangtuanya.

Neneknya meninggal akibat kanker.

Hidup sebatang kara begitu menyulitkan, tetapi karena janji pada Neneknya membuat Aurelie tidak bisa menyerah.

Beruntung dia masih memiliki sahabat yang selalu menemaninya ditengah keterpurukan.

Tetapi seakan Dewa hanya ingin melihat Aurelia menderita. Hingga satu-satunya teman yang sangat peduli padanya juga ingin direnggut darinya.

Gempa besar mengguncang area pabrik tempat Aurelia dan temannya berada. Langit-langit mulai runtuh membuat semua orang menjadi panik.

Ditengah kepanikan Aurelie dan temannya berusaha menertibkan para karyawan, namun tanpa disadari besi baja penyangga atap mulai berjatuhan.

Tidak ingin merasakan kehilangan untuk ketiga kalinya, Aurelie rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan temannya.

“Aurel!.” suara temannya terus memanggil-manggil.

Aurelia ingin mengatakan pada temannya untuk segera pergi meninggalkan pabrik, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena tidak ada lagi tenaga yang tersisa.

Rasa sakit membuat otaknya membeku hingga tidak dapat berbicara. Seluruh tubuhnya tertusuk besi baja, membuat Aurelie tidak bisa bergerak meski hanya satu jari.

“Rani, kita harus segera pergi, tempat ini akan segera runtuh!.” salah satu karyawan segera menarik Rani, melihat itu membuat Aurelia begitu bersyukur.

“Faisal, selamatkan Aurel, kumohon!.”

“Tidak mungkin, dia sudah tidak dapat ditolong.”

“Tidak, lepaskan aku!.”

Rani menolak untuk meninggalkan Aurelia, tetapi pemuda bernama Faisal tetap menarik Rani secara paksa.

Aurelia merasa perpisahan seperti ini akan menyebabkan penyesalan di hati sahabatnya. Karena tidak ingin sahabatnya merasa kehilangan seperti yang Aurelia rasakan dahulu, gadis itu mengumpulkan semua tenaga yang tersisa hanya untuk menggerakkan bibirnya.

“Tidak apa, aku akan baik-baik saja...”

Dia tersenyum, senyum terbaik yang bisa Aurelia buat. Dia berharap senyum itu dapat membuat Rani hidup tanpa penyesalan.

Tidak lama kemudian seluruh atap runtuh, mengubur Aurelia dibawah puing-puing beton.

Tidak cukup sampai di situ, sebuah meteor jatuh tepat ditengah pabrik menyebabkan ledak besar menghancurkan seluruh bagian pabrik.

Melihat bagaimana pabrik itu terbakar hebat, sangat mustahil jika ada seseorang yang masih selamat di dalam sana.

***

24 Mei 20XX

Seakan matahari telah terjatuh, langit bersinar terang, jutaan meteor menghujani bumi. Tidak ada yang memprediksi kedatangan benda-benda luar angkasa itu, juga tidak ada yang tahu asal meteor dengan jumlah begitu banyak.

Tapi bagaimana mungkin, bumi dikelilingi lebih dari ribuan satelit canggih yang bisa menemukan galaksi sejauh ratus juta tahu kecepatan cahaya.

Namun tidak ada satupun badan penelitian luar angkasa baik pemerintah maupun swasta yang memberikan peringatan.

Seakan semua meteor muncul begitu saja tanpa ada satupun satelit yang berhasil mendeteksinya.

Apakah itu mungkin?.

Meskipun demikian pertanyaan 'bagaimana dan kapan kumpulan meteor muncul' bukanlah masalah yang perlu dipikirkan saat ini.

Hujan meteor mengakibatkan seluruh bagian bumi dilanda bencana besar. Kebakaran, gempa bumi hingga tsunami terjadi secara bersamaan akibat meteor yang berjatuhan.

Korban yang tidak terhitung jumlahnya berjatuhan.

Tetapi semua itu hanya sebuah awal.

Setelah jatuhnya meteor, kabut misterius menyelimuti dunia. Kemudian beragam makhluk yang hanya ada di dalam dongeng merangkak keluar dari dalam neraka untuk menyebarkan teror di permukaan bumi.

***

(Bersambung)

[Author : ada penggalan lirik lagu di awal, apa ada yang tahu itu lagu apa?]

2. Makhluk Misterius

Setelah hujan meteor, debu mulai berjatuhan dari langit. Kabut melahap seluruh dunia, makhluk ganas mulai bermunculan membuat kekacauan di seluruh belahan bumi.

Sebuah pabrik pengolahan baja telah runtuh akibat gempa dan ledakan besar yang disebabkan oleh tabrakan meteor.

Di tengah reruntuhan Aurelia menatap langit, dia bertanya-tanya bagaimana masih bisa selamat setelah bencana yang datang bertubi-tubi padanya.

Seluruh tubuhnya tertusuk besi baja, kemudian dinding beton meremukkan tubuhnya. Lalu ledakan meteor membuat kebakaran hebat, memanggang seluruh bagian kepalanya.

Setelah semua itu bagaimana mungkin seorang manusia masih bisa bertahan hidup. Rasa sakit yang Aurelia rasakan membuatnya berharap agar kematian segera mengakhiri penderitaannya.

Tetapi sudah dua hari berlalu, Aurelia masih bisa bertahan hidup.

Benar, dua hari telah berlalu sejak malam bintang api.

Ding!

Suara lonceng terdengar di kepala Aurelia membuatnya terbangun. Saat membuka mata, Aurelia melihat sosok menyeramkan tengah berdiri di atas beton yang menindih tubuhnya.

Sosok itu berbulu lebat, tudung putih di kepalanya menutupi wajah, tetapi karena posisi Aurelia tepat dibawah membuatnya bisa melihat wajah dibalik tudung putih.

Wajahnya begitu menyeramkan, dengan mata menonjol keluar, empat gigi taring menjorok Keluar dari mulutnya, dan lidahnya begitu panjang hingga lutut kaki.

‘Apa.... apa dia adalah sosok asli dari malaikat pencabut nyawa?.’

Ketakutan menguasai Aurelia, tetapi dia sudah mempersiapkan dirinya. Jikapun Aurelia mati hari ini, tidak akan ada yang akan dia sesali. Dia kembali menutup mata, pasrah saat berpikir ajal hendak menjemputnya.

{Maaf, apa kehadiranku membuat Nona takut?}

Suara seorang perempuan terdengar langsung di kepala Aurelia.

‘Dari mana asal suara tadi,’ Aurelia melihat sekitar, tapi dia merasa tidak ada seorangpun kecuali sosok mengerikan di depannya .

‘Apa mungkin suara itu berasal dari makhluk itu?.’ pikir Aurelia.

Makhluk itu memiringkan kepalanya saat menatap Aurelia, membuatnya jauh lebih mengerikan. Sontak Aurelia menggelengkan kepala menyingkirkan semua yang baru saja dia pikirkan.

‘Suara yang aku dengar begitu jernih, seakan bidadari sendiri yang berbicara padaku. Tidak mungkin jika suara yang begitu indah berasal dari makhluk mengerikan sepertinya?.’ pikir Aurelia.

Namun kenyataan berkata sebaiknya.

{Hehehe, kau berpikir jika suaraku begitu indah?, Aku berterima kasih untuk itu}

Mata Aurelia terbelalak, dia tidak ingin mengakuinya tapi memang kenyataannya demikian. Ada dua hal yang membuat Aurelia begitu begitu terkejut.

Pertama fakta jika suara yang begitu indah berasal dari makhluk menakutkan di depannya. Dan yang kedua monster itu bisa mendengar apa yang Aurelia pikiran.

{Yo, jangan sebut aku monster!}

Gadis itu begitu terkejut karena tiba-tiba makhluk itu mendekatkan wajahnya yang mengerikan begitu dekat dengan wajah Aurelia.

Di tatap sedekat itu membuat Aurelia merasa tidak asing dengan wajah mengerikan itu. Namun dia tidak ingat di mana pernah melihatnya.

{Aku tidak keberatan jika kau menyebutku makhluk mengerikan atau semacamnya, asalkan bukan monster}

Makhluk itu memberikan peringatan.

Meskipun suaranya terdengar lembut, tetapi begitu menekan hingga menggetarkan jiwa. Karena takut Aurelia menggangguku dengan cepat sebagai jawaban.

{Tetapi akan lebih baik jika kau memanggilku dengan nama asliku}

Sosok itu kembali ke tempatnya semula, lalu mulai menari. Melihat tarian makhluk itu membuat Aurelia merasa nostalgia, itu adalah kenangan yang sangat lama saat kedua orang tua Aurelia masih hidup.

Aurelia terus melihat tarian makhluk itu dengan air mata yang terus mengalir. Suara sesenggukan gadis itu semakin mengeras, Aurelia tidak dapat menahan tangisannya.

{Bagaimana tarian tadi?} Makhluk itu bertanya setelah menyelesaikan tariannya.

‘Luar biasa, begitu indah.’ Aurelia dengan sepenuh hati.

Bukan sebuah kiasan, tapi memang demikian adanya. Aurelia tidak dapat berbicara karena terluka, jadi dia hanya bisa berkomunikasi dengan makhluk itu menggunakan pikirannya.

{Ahahaha, aku seneng jika kau menyukainya}

Makhluk itu tertawa sambil melompat-lompat seakan memang senang jika Aurelia menyukai tariannya.

{Jadi setelah melihat tarian ku, apa kau sadar siapa aku?}

‘Aku pikir iya, tapi mohon maaf jika ternyata tebakanku salah.’

{Ahahaha, tidak masalah}

Makhluk itu mendorong Aurelia seakan tidak sabar mendengar gadis itu menyebutkan namanya.

“Leak.” Aurelia menyebutkan nama dari makhluk mitologi Bali.

Makhluk itu tidak beraksi membuat Aurelia begitu khawatir. Bagaimana jika tebakannya salah, apa makhluk itu akan memakannya?.

Kekhawatiran Aurelia semakin menguat, hingga akhir.

{50 poin}

‘Eh?.’

Aurelia dibuat bingung dengan perkataan makhluk itu.

{Kau memang berhasil menebak identitas ku, tapi itu hanya setengahnya}

‘Setengah?.’

{Benar. Aku memang seorang Leak, tetapi itu bukan namaku yang sebenarnya}

Mendengar itu Aurelia segera memutar otaknya yang sudah terpanggang oleh kobaran api saat kebakaran pabrik kemarin.

Leak merupakan gabungan dari kata 'Le' yang berarti Penyihir dan 'Ak' yang berarti Jahat. Oleh karena itu dalam mitologi Bali, Leak digambarkan sebagai Penyiar jahat.

Banyak sekali tokoh penyihir jahat dalam cerita mitologi Nusantara. Namun yang Aurelia tahu Leak lebih identik dengan Bali, itu membuatnya lebih mudah mencari identitas dari makhluk itu.

“Calon Arang.” sebuah nama keluar dari mulut Aurelia.

Makhluk itu segera bertepuk tangan memberikan selamat karena telah berhasil menebak nama aslinya.

{100 poin} ucap makhluk yang ingin dipanggil sebagai Arang.

***

(Bersambung)

3. Arang

{Setelah mengetahui namaku, apakah aku boleh memanggilmu Aurel?. Teman-temanmu memanggilmu demikian bukan?}

Arang bertanya dengan begitu sopan.

‘Tidak masalah untukku.’ balas Aurelia melalui pikiran.

{Baiklah Aurel, biar aku jelaskan bagaimana kondisimu saat ini}

Meskipun wajahnya tertutupi oleh topeng Leak, tapi dari nada suara membuat Aurelia sadar jika Arang sedang serius.

{Waktumu hanya tersisa satu jam}

‘Satu jam?.’

{Itu benar, satu jam. Kau hanya memiliki waktu sebanyak itu}

Arang kemudian menceritakan bagaimana Aurelia masih hidup dan bertahan sampai saat ini meskipun tubuhnya sudah hancur.

{Semua karena efek dari meteor} ucap Arang.

“Meteor?, Aku melihat hujan meteor saat gempa terjadi, dan... bola api yang menabrak pabrik....”

Aurelia menengok area tengah yang terdapat sebuah kawah kecil dengan bongkahan batu hitam ditengahnya.

{Meteor itulah yang membuatmu masih bisa hidup, dan juga alasan kenapa kau bisa melihat dan mendengar ku}

Arang mengatakan jika meteor yang menghujani seluruh bumi dua hari lalu memilik keajaiban yang sulit untuk dijelaskan.

Sejujurnya sulit bagi Aurelia mempercayai semua yang Arang katakan, karena terdengar begitu fantasi dan imajinatif.

Namun melihat keadaannya sekarang membuat Aurelia tidak mempunyai alasan untuk tidak percaya pada wanita bertopeng Leak itu.

{Satu jam lagi, kemampuan regenerasi yang diberikan oleh sisa meteor itu akan menghilang. Setelah itu kau akan terbunuh seketika}

Arang mengetuk dinding beton di atas tubuh Aurelia. Gadis itu pun bertanya, bisakah Arang menolongnya keluar dari keadaannya sekarang.

{Jika yang kau maksud adalah mengeluarkan tubuhmu dari dalam sana, maka jawabannya adalah mustahil}

Arang mengulurkan tangannya yang penuh ukiran untuk menyentuh kepala Aurelia, namun yang terjadi justru tangan Arang menembus kepala gadis itu.

‘Kau hantu!.’

{Bukan!}

Aurelia begitu terkejut melihat sosok Arang yang menjadi agak transparan.

Menyadari jika Arang tidak dapat membantunya keluar dari keadaan sekarang, Aurelia pun mulai pasrah. Dia sudah bersiap untuk mati saat menyelamatkan Rani temannya, jadi tidak ada penyesalan yang tertinggal

Tetapi perasaan aneh mulai mendatangi Aurelia.

{Begitu rupanya}

Arang melepas topeng Leak yang selama ini dia kenakan. Melihat sosok wanita cantik dibalik topeng mengerikan, membuat Aurelia tidak bisa berkata-kata.

‘Aku sudah menduga jika dia memang cantik dari suaranya. Namun tidak ku kira kecantikannya melebihi apa yang bisa aku bayangkan.’ pikir Aurelia.

Bibir Arang menyunggingkan senyum, wanita berambut hitam itu berterimakasih atas pujian yang Aurelia berikan lewat pikirannya.

Arang duduk bersandar di samping Aurelia, keduanya pun menatap langit malam bersama. Entah kenapa Aurelia merasakan perasaan yang sama dari Arang.

Perasaan pasrah yang begitu berat.

Karena begitu penasaran, Aurelia pun akhirnya bertanya, ‘Arang apa ini juga hari terakhirmu?.’ Dia hanya asal bertanya. Tetapi tidak diduga pertanyaan tepat sasaran.

{Kau benar. Sama sepertimu, aku juga akan lenyap satu jam lagi}

“Kenapa?.” entah kenapa Aurelia merasa khawatir.

Keduanya baru saja bertemu beberapa menit lalu, tetapi dalam waktu singkat itu Aurelia merasa telah menjadi begitu akrab dengan Arang.

Arang menceritakan kisahnya.

Ratusan tahun Arang bertarung untuk mendapatkan pengakuan para dewa. Hingga pertarungan terakhir merenggut nyawanya, Arang berpikir jika akhirnya dia bisa beristirahat.

Tetapi para Dewa justru memberikan hadiah yang tidak dia inginkan atas dedikasinya selama menjadi Utusan, yakni kesempatan untuk hidup lagi di dunia lain dengan kekuatan khusus.

Terlihat seperti template cerita isekai mainstream, tetapi itulah faktanya.

‘Jadi hadiah apa yang mereka berikan, tapi kau tidak menginginkannya?.’

Pertanyaan Aurelia tidak segera Arang jawab, wanita cantik itu masih menatap langit yang tertutup awan hitam seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

‘Tidak masalah jika kau tidak ingin mengatakannya.’ ujar Aurelia.

Mendengar itu Arang segera menggelengkan kepalanya.

{Hanya saja aku tidak ingin kau menjadi kasihan padaku}

‘Kenapa begitu?, Seakan kondisiku saat ini tidak cukup buruk, hingga masih memiliki kesempatan untuk memikirkan keadaan orang lain.’

Meski berkata demikian, Arang dengan mudah melihat rasa penasaran di mata Aurelia. Dengan alasan agar gadis itu tidak menjadi arwah penasaran setelah meninggal, Arang pun melanjutkan ceritanya.

{Mereka merubahku menjadi Support System}

‘Support System?.’

{Mungkin akan lebih mudah dipahami jika aku menyebutnya sebagai Kecerdasan Buatan}

\*\*\*

(Bersambung)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!