NovelToon NovelToon

CINTA Itu KAMU !

* Si Gunung Es *

Aleena berlarian kecil menuju kelas, sesekali ia melirik ke arah jam tangan yang berada di lengan kanannya 10 menit waktu yang cukup untuk menuju kelas, sambil membuka buku catatan yang dia pegang.

Langkah Aleena terhenti, saat melihat sosok Lian yang berlalu di hadapannya. Seperti biasa dengan ekspresi wajah yang dingin, dan sendu.

Aleena terus menatap Lian, sampai sosok Lian hilang dari pandangan matanya.

"Lian ,,," ucap Aleena dalam hati.

Tanpa pikir panjang Aleena kembali melangkah menuju kelas, ternyata sudah ada Dosen dikelasnya.

"Maaf pak, boleh masuk ?" ucap Aleena sambil tersenyum.

Sang Dosen hanya mengangguk pelan. Aleena duduk di samping Tara lalu mengatur nafasnya.

"Tumben telat " ucap Tara heran.

Aleena hanya tersenyum sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

60 menit sudah berlalu, sang Dosen mengakhiri pelajarannya.

Aleena memasuki bukunya kedalam Tote Bag, Ia bermaksud menemui Lian. Kali ini Aleena benar-benar ingin secara terang-terangan menemui Lian.

Aleena melangkah keluar kelas.

"Mau kemana Al? " ucap Tara bingung.

"Bentar Ra, tunggu gue di kantin." Aleena terus melangkah.

Kali ini Aleena akan mencoba memberanikan diri untuk secara langsung berkenalan dengan Lian. karena diam-diam Aleena selalu memperhatikan dan mengikuti Lian.

Lian adalah senior di kampusnya yang baru saja lulus.

Sosok pria dingin dan tertutup, yang mendapat julukan ' Si Gunung Es '. Namun memiliki rupa tampan dengan tatapan matanya yang lembut dan senyumnya yang khas ada lesung pipi yang menghiasi pipinya yang membuat Lian makin manis.

Aleena terus melangkah menuju Danau belakang kampus tempat dimana Lian selalu menghabiskan waktu di sana.

Menurut Aleena, Lian sosok pria yang unik hingga membuat Aleena ingin mengenalnya.

Tiba di Danau Aleena mencari sosok Lian, sambil senyum Aleena melangkah menghampiri Lian. Pelan sekali langkah kaki Aleena mendekati Lian.

"Heeiii ... Boleh duduk ?" tegur Aleena dengan senyum manisnya.

Namun Lian diam tak bereaksi.

Aleena mencoba duduk di samping Lian. Berharap Lian beraksi. Namun

Lian masih saja diam, terus menatap ke depan tanpa menoleh ke arah Aleena.

"Sabar ... Al, sabar ..." bisik Aleena dalam hati.

Lian beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi meninggalkan Aleena, tanpa berucap sepatah katapun.

"Heeii, tunggu" Seru Aleena.

Lian menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arah Aleena.

"Sampai kapan sikap kamu seperti ini ? Aku hanya ingin berteman" Ucap Aleena.

Namun Lian hanya diam dan kembali melangkah meninggalkan Aleena.

Aleena terdiam sambil melihat Lian pergi meninggalkannya hingga tak terlihat.

"Lian ..." ucap Aleena dalam hati.

"Krriiinngg ,,, Krriiinngg ,,, "

Tiba-tiba ponsel Aleena berdering.

Aleena meraih ponselnya dari dalam tasnya.

Tara menelponnya dengan Segera menjawabnya.

"Yooo... Otw" seru Aleena lalu mematikan ponselnya.

Aleena pergi menuju kantin Tara sudah Menunggunya di sana.

Tiba di kantin Aleena meletakkan tas nya di atas meja lalu duduk di hadapan Tara.

"Huuhh ..." keluh Aleena dengan wajah kesalnya.

"Dari mana Al ?" ucap Tara manyun.

"Biasalah..." jawab Aleena singkat.

"Si Gunung Es lagi?" Tebak Tara.

Aleena mengangguk pelan.

"Belum nyerah juga?" Ucap Tara.

"Gue bingung sama itu cowok, dari jaman masih kuliah sampe lulus suka banget menyendiri" Keluh Aleena.

"Gak mau kenal sama orang, tiap hari cuma nunggu waktu gelap. Kaya ada yang Dia tunggu" Ucap Aleena lagi.

"Tau dari mana?" Tanya Tara.

"Gue selalu perhatiin Dia, dari dulu. Balik kuliah selalu ke Danau belakang sampe hari mulai gelap. Kalo bukan ada yang Dia tunggu apa lagi coba" Jelas Aleena.

"Gila sampe segitunya Lo perhatiin si Gunung Es" Tara terkejut sambil menggelengkan kepalanya.

"Niat Gue baik, mau jadi teman Dia aja" Ucap Aleena.

"Faktanya Doi gak butuh teman Aleena, udah deh cuma buang waktu Lo aja" Tara menggerutu kesal.

"Gue makin penasaran sama itu cowok , tapi belum dapet celah buat bisa ngobrol bareng" Keluh Aleena.

Aleena meraih ponselnya dari dalam tas, lalu meng scroll layar ponselnya.

"Al,,, Lian" Seru Tara sambil mencolek tangan Aleena.

Aleena menatap Lian yang berjalan menghampirinya. Lian meraih ponsel milik Aleena yang berada di atas meja.

"Bisa pinjam HP nya?" Tanya Lian sambil memegang ponsel Aleena.

Aleena hanya diam dan bingung.

Entah apa yang dilakukan Lian, Lian mengetik sesuatu di ponsel Aleena. Lalu memberikan kembali ponsel Aleena.

"Thanks" Ucap Lian lalu pergi meninggalkan Aleena dan Tara.

Aleena meraih ponselnya di atas meja, lalu mencari apa yang Lian ketik di dalam ponsel miliknya.

"Maygat ... Maksudnya?" Tara bingung

"Finally ,,," Aleena tersenyum manis.

...***...

Aleena menjatuhkan tubuhnya di atas kasurnya, lalu ia tersenyum dan meraih tasnya. Aleena mencari ponsel yang berada di dalam tasnya.

Lian menaruh kontak telepon seluler nya di dalam ponsel miliknya. Mungkin Lian ingin Aleena menghubungi Lian.

Namun Aleena mengurungkan niatnya untuk menghubungi nomor ponsel Lian.

Namun tiba-tiba Ponselnya berdering, Aleena menatap layar ponselnya.

Nama Lian Menghubunginya.

"Deg ,,,," Jantung Aleena berdebar.

Aleena meraih ponselnya untuk menjawab panggilan telepon dari Lian.

"Heeiii,,, kenapa?" Jawab Aleena pelan.

"Besok, Di tempat biasa. Aku tunggu!" Jawab Lian.

"Tungg---" Belum selesai Aleena menjawab Lian sudah menutup telponnya.

"Pria Aneh" Ucap Aleena kesal.

Aleena bingung maksud dari ucapan Lian, besok Lian menunggunya di tempat biasa.

Aleena ingat, mungkin Danau belakang kampusnya. Lian menunggunya disana besok.

Aleena tersenyum.

@Kampus.

Pukul 09:00 pagi Aleena sudah berada di kampusnya, sepagi ini Aleena ke kampus. Hanya untuk bertemu Lian, hari ini hanya ada 1 mata kuliah saja itu pun pukul 12.

Aleena berjalan menuju Danau belakang kampusnya. Lebih awal menunggu Lian, hampir 1 jam Aleena menunggu tapi Lian belum juga datang.

Berkali-kali Aleena melirik jam di tangannya namun Lian belum juga datang. Aleena mulai bosan dan sedikit kecewa.

"Mungkin hari ini Lian gak ke kampus" ucap Aleena sambil menghela nafas.

Aleena beranjak dari duduknya Aleena ingin pergi ke kantin untuk membeli minuman. Berharap setelah kembali dari kantin Lian sudah datang.

Baru akan melangkah tiba-tiba ada yang menahannya dengan memegang lengan Aleena.

Aleena menoleh ke samping Lian sudah duduk tanpa melihat wajah Aleena, Lian tidak pernah mau menatap wajah orang-orang di dekatnya.

Aleena kembali duduk di samping Lian.

"Aku pikir kamu gak datang? " Ucap Aleena membuka obrolan.

Namun Lian hanya diam.

Lama mereka saling diam, Lian masih saja diam dan menatap lurus ke depan. Aleena bingung untuk apa Ia berlama-lama disini, tak ada obrolan.

Aleena pikir akan ada obrolan seru bersama Lian, tetapi hanya saling diam seperti ini.

"Aku Aleena" Aleena mulai mencairkan suasana. Lian hanya mengangguk pelan.

"Aleena Myesha Tanu Fakultas Design 2019" ucap Lian pelan. Aleena menatap wajah Lian dan mengerutkan Dahinya.

"Lian" ucap Aleena heran.

Kali ini Lian menatap wajah Aleena sambil tersenyum dan ini adalah senyum pertama Lian yang Aleena lihat.

"Akhirnya bisa liat mukanya sedekat ini...." seru Aleena dalam hati.

"Kamu kenapa liat aku begitu?" ucap Lian sambil mengusap lembut kepala Aleena.

Aleena kaget dengan sikap Lian kali ini, apa ini sosok Lian yang selama ini buat ia penasaran karena selalu menutup diri dan dingin.

Aleena melirik jam ditangannya,sudah hampir pukul 12.

Aleena harus masuk kelas. Berat rasanya untuk mengakhiri Moment langka seperti ini, Aleena benar-benar menikmati waktu bersama Lian.

Aleena berharap dapat menghentikan waktu agar bisa terus bersama Lian.

Lian beranjak dari duduk nya, lalu berdiri tepat di hadapan Aleena.

"Ada kuliah ?" tanya Lian, Aleena mengangguk sambil menghela nafas.

"Aku harus masuk kelas" ucap Aleena.

Sambil beranjak dari duduknya.

Lian hanya senyum, dan membiarkan Aleena berlalu meninggalkannya. Dengan perasaan yang campur aduk Aleena meninggalkan Lian yang masih duduk di sana.

Sejujurnya Aleena berharap Lian akan menahannya, hanya untuk dekat dengan Lian Ia rela tidak mengikuti kelas hari ini.

Namun sikap Lian masih sama, tetap dingin dan cuek.

Aleena melangkah menuju kelas sambil tersenyum. Paling tidak hari ini adalah moment bagus untuknya walau sebentar Aleena bisa ngobrol dengan Lian.

Sepanjang perjalanan menuju kelas Aleena masih membayangkan senyuman Lian. Sampai-sampai Aleena tidak menghiraukan Tara memanggilnya.

Tara melangkah cepat mendekati Aleena. Lalu menepuk pundak Aleena.

"Al,,," Seru Tara sambil mengatur nafasnya.

"Heeiii, Lo kenapa?" Tanya Aleena heran.

"Dari tadi Gue panggil, malah jalan terus" Ucap Tara kesal.

"Ooppss sorri,,," Ucap Aleena tersenyum.

"Yaudah yuk, kita masuk kelas" Ajak Aleena sambil menggandeng sahabatnya.

Sepanjang jalan menuju kelas Aleena masih tersenyum. Tara melirik ke arah Aleena yang sejak tadi tersenyum.

"Lo kenapa Al? Bahagia banget. Kaya abis menang lotre" Tanya Tara sambil bercanda.

"Yup, ini lebih dari hadiah lotre" Jawab Aleena gembira.

"Penasaran Gue, cerita dong" Ucap Tara.

"Ihhhh kepo" Jawab Aleena jahil.

Tara hanya cemberut kesal mendengar ucapan Aleena.

"Iya , iya nanti abis selesai kelas Gue cerita sedetail-detailnya sama Lo Tara" Ucap Aleena.

Tara tersenyum, kedua sahabat ini memasuki kelas.

Hampir 60 menit Kelas berlangsung, Entah ada kekuatan apa yang membuat Aleena semangat mengikuti kelas hari ini.

Dan Tara semakin penasaran dengan sikap sahabatnya yang tidak seperti biasanya, Aleena begitu luar biasa hari ini.

"Mau ke perpus, apa Ngafe?" Tanya Aleena.

"Dihhhh, kenapa jadi ke perpus?" Ucap Tara bingung.

"Hehehe ,,,, kali aja Lo mau cari buku" Jawab Aleena asal.

"Aleena, Gue mau tau cerita Lo. So, kita Ngafe" Seru Tara sambil menarik tangan Aleena untuk menuju Kafe yang berada di kampus mereka.

Mereka mencari meja yang kosong, untuk duduk santai mendengar cerita Aleena sambil menunggu kelas berikutnya.

Mereka memesan Junk food dan soft drink. Untuk menemani perbincangan mereka.

"Lo kenapa sih Al, dari sebelum masuk kelas Lo tuh aneh. Bahagia banget?" Ucap Tara ingin tau.

Aleena tersenyum dan meraih Minuman di hadapannya untuk meminumnya.

"Lo tau Gak, pagi ini Gue meet up sama Lian" Seru Aleena tersenyum.

"Di Danau belakang kan? Kalo itu udah jadi kebiasaan Lo Al. Mengintai si Gunung Es" Ucap Tara.

"Semalam Lian telpon Gue, minta ketemu di sana" Ucap Aleena santai.

"What? Lo serius?" Ucap Tara terkejut.

"He'eh, bukan cuma itu. Ternyata Lian tau nama lengkap Gue dan Lian tau Gue ambil jurusan apa" Cerita Aleena.

"Ko Bisa?" Tara tidak percaya.

Aleena hanya mengangkat bahu nya.

"Yang paling bikin Gue hepi, Gue liat senyuman Lian untuk yang pertama kali" Seru Aleena gembira.

"Lo kan tau, Lian paling pelit sama senyum hehe" Ucap Aleena lagi sambil tersenyum.

"Pantesan semangat banget Lo, ternyata kecantol senyuman si Gunung Es" Ucap Tara.

"Gue harap ini awal yang baik buat Gue sama Lian" Ucap Aleena tersenyum.

"Lo masih Niat jadi temenan sama Lian apa lebih nih?" Tanya Tara.

"Gue gak muluk-muluk sih, udah deket sama Lian aja Gue udah hepi banget" Jawab Aleena.

"Good luck deh, Gue berharap Lo berdua nikah" Ucap Tara asal.

"What? Gila Lo. Gak sejauh itu juga kali" Ucap Aleena kesal.

"Hahaha, I am just kidding" Ucap Tara sambil tertawa.

Aleena hanya melirik sambil manyun.

@ Aleena's Bedroom.

Aleena masih menatap layar Laptopnya. Tugas kuliah menantinya, namun belum juga selesai ia kerjakan. Matanya mulai lelah menatap layar Laptop.

Aleena meng Off Laptopnya, lalu melipatnya.  Aleena melangkah menuju tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya.

"Kriiiiing ,,, kriiiiing ,,, " Ponsel Aleena berdering.

Dengan malas Aleena meraih ponselnya yang berada di atas meja Laptopnya. Terlihat di layar ponselnya Nama Lian menghubunginya.

Dengan cepat Aleena meraih ponselnya lalu menjawab panggilan.

"Heeiiii ,,, Kenapa ? " Jawab Aleena.

"Udah tidur?" Tanya Lian.

"Hmmmm ,,, baru mau sihh. Kenapa?" Tanya Aleena.

"Bisa keluar gak? Aku ada di depan rumah kamu" Ucap Lian.

"Serius ! " Ucap Aleena terkejut. Sambil melangkah menuju jendela kamarnya dan membuka gorden perlahan-lahan.

Lian melambaikan tangannya ke arah Aleena.

"Oke , wait Aku keluar" Ucap Aleena Sambil berlarian kecil keluar kamarnya. Untuk menemui Lian.

Tiba di gerbang rumahnya, Aleena membuka pintu gerbangnya lalu mendekati Lian tengah bersandar pada pintu mobilnya.

"Kamu tau rumah Aku ?" Tanya Aleena penasaran.

Lian hanya tersenyum, mendengar ucapan Aleena.

"Aku serius Lian?" Ulang Aleena lagi.

"Aku juga serius" Jawab Lian santai.

"Oke , ada apa kamu datang?" Tanya Aleena.

"Mau culik kamu" Jawab Lian tenang.

"Ada yahh orang mau nyulik di depan rumah korbannya" Ucapan Aleena.

"Ada, dan cuma Aku orangnya" Lian masih tenang.

Aleena diam menatap wajah Lian, lalu berdiri disamping Lian.

"Temani Aku yah, sebentar aja" Ucap Lian dengan pandangan lurus kedepan.

"Kita mau kemana?" Tanya Aleena.

"Entahlah, tapi Aku mau kamu temani Aku" Jawab Lian.

"Baiklah,,," Ucap Aleena setuju.

Mereka masuk kedalam AUDY Q7 Putih milik Lian.

Lian men starter Mobilnya lalu perlahan meninggalkan rumah Aleena.

Jujur Aleena masih bingung tiba-tiba Lian datang kerumahnya dan membawanya pergi.

Aleena hanya berharap ini awal dari pertemanan mereka.

Mereka saling diam sepanjang perjalanan, pandangan Lian fokus pada jalan yang mereka lalui.

Aleena tak banyak bicara dan bertanya, hanya mengikuti kemana Lian akan membawanya malam ini.

Lian menghentikan mobilnya di tepi jalan, lumayan sepi sudah tidak banyak mobil yang berlalu-lalang.

Lian membuka pintu mobil lalu melangkah keluar, menuju kap mesin dan duduk di atas kap mesin.

Aleena bingung harus apa? Ikut keluar atau tetap didalam mobil menunggu Lian meminta nya keluar.

Akhirnya Aleena keluar mobil mendekati Lian. Aleena berdiri tepat di samping Lian, Aleena mencoba naik ke atas kap mesin.

Hanya saja terlalu tinggi, jadi Aleena mengurungkan niatnya. Lian tersenyum melihat Aleena yang berusaha naik ke atas kap mesin.

Lian mengulurkan tangannya kearah Aleena agar Aleena meraih tangan Lian untuk bisa naik ke atas.

"Gak bisa yah bilang minta tolong?" Ucap Lian.

"Hehe ,,, " Aleena hanya tertawa kecil.

"Hmmm ,,, Btw. Ini modus baru penculikan?" Ucap Aleena sedikit mencairkan suasana.

"Yup, cuma Aku yang punya modus kaya gini" Jawab Lian tenang.

"Kamu belum jawab pertanyaan Aku?" Tanya Aleena lagi.

"Apa?" Jawab Lian.

"Kamu tau rumah Aku dari mana?" Ucap Aleena.

"Aku pernah bilang, bukan hal sulit buat Aku mencari tau siapa Kamu" Jawab Lian.

"Aku serius, jangan bercanda" Ucap sedikit kesal.

"Aku juga serius" jawab Lian.

"Whatever ,,, " Ucap Aleena bete.

"Btw, thanks untuk waktunya" Ucap Lian sambil menoleh ke arah Aleena lalu kembali menatap ke jalan yang sepi.

"Boleh nanya gak?" Ucap Aleena memberanikan diri.

Lian hanya mengangguk pelan.

"Sebenarnya apa yang kamu tunggu?" Ucap Aleena.

Lian melirik kearah Aleena dan tidak menjawab pertanyaan Aleena.

"Bener gak dugaan Aku?" Aleena masih bertanya dan berharap Lian menjawab pertanyaannya.

"Dari mana kamu tau Aku menunggu?" Jawab Lian.

"Hmmm ,,, kamu selalu menghabiskan waktu di Danau belakang kampus sampai menjelang gelap. Menurut Aku kamu lewati hari supaya cepat berganti, meski Aku gak tau apa yang kamu tunggu" Jelas Aleena.

"Smart Girl" Ucap Lian singkat.

"Oke, it's time to go" Ucap Lian lagi sambil turun dari kap mesin lalu mengulurkan tangannya ke arah Aleena. Agar Aleena ikut turun bersama.

Dalam perjalanan pulang, mereka saling diam. Sesekali Aleena melirik ke arah Lian.

Tiba di rumah Aleena, Aleena membuka pintu mobil lalu segera keluar dari mobil.

"Sekali lagi thanks" Ucap Lian sambil tersenyum.

"Nevermind" Jawab Aleena sambil membalas senyum Lian.

"Good night" Ucap Lian.

"Bye,,," Ucap Aleena lalu melangkah ke arah pintu gerbang lalu masuk ke dalam rumahnya.

...***...

* Aulian Devandra Pratama *

* Taman Langit *

Malam ini Lian sulit memejamkan matanya. Lian meraih kunci mobil yang ada di atas meja kamarnya, lalu ia melangkah ke arah mobilnya dan melajukan kendaraannya.

Lian menghentikan laju mobilnya di depan rumah Aleena, lalu keluar dari mobil dan meraih ponsel yang ada di saku celananya.

"Tuuttt...tuutt..."

Lian menghubungi Aleena. Namun Aleena tidak menjawab panggilannya. Lian mencoba sekali lagi.

"Udah tidur?" tanya Lian.

"Belum" jawab Aleena.

"Mau di culik lagi gak?" Tanya Lian.

"Kemana?" Jawab Aleena penasaran.

"Around the world" Ucap Lian jahil.

"Sure?" Ucap Aleena.

"We have to go Now, please" Pinta Lian.

"Ok, wait" Jawab Aleena sambil mengakhiri telponnya.

Aleena melangkah menuju jendela kamarnya, lalu membuka gorden jendela.

Aleena ingin memastikan apakah benar Lian sudah berada di depan seberang rumahnya.

Aleena tersenyum melihat Lian berada di depan rumahnya sambil melambaikan tangan.

Aleena bergegas keluar menemui Lian yang sudah berdiri di pintu mobilnya. Lian meraih jemari Aleena lalu mengecupnya, Aleena mengusap pipi Lian sambil senyum.

Lian dan Aleena memasuki mobil, Lian melajukan mobilnya.

"Serius mau keliling dunia?" tanya Aleena tersenyum.

"Next, kita keliling dunia berdua" Jawab Lian.

Aleena hanya diam.

"Sekarang kita mau kemana?" Tanya Aleena.

"Hmmm ,,, nanti juga kamu tau" Jawab Lian.

Lian terus melajukan mobilnya menembus malam, Aleena bingung mau di bawa kemana malam ini.

Kurang dari satu jam perjalanan, Lian menghentikan mobilnya di sebuah bukit. Lian memberikan nama bukit itu " Taman Langit ".

"Ini dimana?" Tanya Aleena dengan memandang sekelilingnya.

"Taman Langit" Jawab Lian.

"Taman Langit?" Ucap Aleena.

" Ayo turun, kamu pasti suka tempat ini" Ajak Lian. Sambil membuka pintu mobil dan melangkah ke luar.

Lian melangkah ke tepi bukit, dan duduk di atas rumput. Tak lama Aleena mendekati Lian sambil memandang takjub pemandangan malam di tempat ini.

"Keerrreennn ,,, banget" Seru Aleena sambil duduk di samping Lian.

Aleena menghela nafas panjang menikmati udara yang masih asri.

"Kamu suka?" Tanya Lian menoleh ke arah Aleena.

"He'eh ,,, suka banget" Jawab Aleena.

Lian bangkit dari duduknya lalu menatap ke arah langit yang dipenuhi oleh bintang. Mata Lian terus mencari sesuatu di atas langit.

"Kamu cari apa?" Tanya Aleena penasaran.

"Harusnya dia ada, tapi dia masih sembunyi" Keluh Lian sedikit kesal.

"Al, sini" Seru Lian gembira.

Aleena mendekati Lian.

"Kamu liat bintang yang paling terang itu?" Tanya Lian sambil mengarahkan jari telunjuk nya ke atas langit.

"Hmmm ,,, yang itu?" Jawab Aleena.

"Iya ,,, akhirnya dia menunjukkan wujudnya juga" Ucap Lian.

Lian merebahkan tubuhnya di atas rumput sambil menatap langit menikmati taburan bintang disana.

"Kamu tau tempat ini dari mana?" Tanga Aleena.

"Hmmm ,,, rahasia" Jawab Lian.

"Yang pasti gak banyak orang yang tau tempat ini" Ucap Lian lagi.

"Bisa aja nemu tempat seindah ini" Ucap Aleena.

"Kamu tau? Kamu orang pertama yang Aku bawa kesini. Dan mungkin bintang terang itu muncul karena ada kamu" jelas Lian.

"Really ,,, " Ucap Aleena tersipu.

"Yup, Aku sering kesini. Bisa di hitung dia muncul. Tapi malam ini dia muncul" jelas Lian.

Aleena menatap Lian, Lian masih saja memandang langit. Sepertinya Lian sadar kalau Aleena menatapnya.

Lian menoleh kearah Aleena, mereka saling bertatapan.

"Kenapa?" Tanya Lian.

"Gapapa ,,, gak percaya aja. Kalo ini seorang Lian" Ucap Aleena.

"Yang kamu tau dari orang-orang Aku gimana? Seorang Lian yang gak gaul, yang dapet julukan ' Si Gunung Es ' " ucapa Lian sambil menatap Aleena.

"Aku juga tau, diam-diam kamu suka ke belakang kampus" Sambung Lian lagi.

Aleena tersipu malu, sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Aku memang gak suka keramaian, Aku gak suka kenal banyak orang. Aku lebih suka Aku yang seperti ini" Ucap Lian.

"Tapi kita juga butuh teman, untuk saling share. Bertukar pikiran dan ngelakuin hal-hal yang kita suka sama temen" Jelas Aleena.

"Tapi Aku gak suka!" Jawab Lian singkat.

"Hmmm ,,, tapi Aku yakin kamu akan berubah" Ucap Aleena.

"Terlalu yakin" Ucap Lian.

" Will see ,,, " Ucap Aleena tersenyum.

"Kamu tuhh, masih belum nyerah juga" Ucap Lian sambil mengusap lembut rambut milik Aleena.

Lian yang saat ini memang berbeda jauh dengan Lian yang Aleena kenal selama ini. Semoga ini awal yang baik untuk pertemanan mereka.

"Kita pulang, udah malam ,,, " Ucap Lian.

"Tapi ,,, " Ucap Aleena.

"Heeiii ,,, Aku gak mau orang tua kamu kawatir" Ucap Lian.

"Baiklah ,,, " Ucap Aleena dengan berat hati.

Mereka melangkah menuju mobil lalu meninggalkan taman langit.

...***...

Aleena menoleh kanan dan kiri seperti mencari sesuatu. Tara bingung dengan sikap sahabatnya.

"Lo cari siapa?" Tanya Tara heran.

"Hmmm ,,, udah berapa hari ini Lian gak ke kampus. Trus gue gak bisa hubungi hp nya" Ucap Aleena dengan wajah sedih.

"Aduhhh ,,, Si Gunung Es lagi " Ucap Tara.

"Beberapa hari ini komunikasi gue baik, malam-malam dia ke rumah Gue, trus nyulik Gue pula. Aneh aja ada yang hilang" Ucap Aleena sambil menaruh dagunya di atas kedua tangannya.

"Entar dulu ,,, tadi Lo bilang Lian datang ke rumah Lo? Trus Lo bilang nyulik Lo?" Tara memperjelas ucapan Aleena.

"He'eh" Jawab Aleena.

"Waaawww, ada kemajuan" Goda Tara.

"Trus kenapa Lo baru cerita ke Gue?" Ucap Tara lagi sedikit kesal.

"Gimana mau cerita, kita aja baru ketemu hehe ,,, " Jawab Aleena santai.

"Haalllooo ,,, Aleena sayang, jaman udah maju. Buat apa ada Hp gak Lo pake buat cerita ke Gue" Ucap Tara protes.

"Gak kepikiran hehe ,,, sori sori Tara ku sayang" Ucap Aleena menyesal.

"Iya yang ada di pikiran Lo cuma Si Gunung Es doang" Ucap Tara.

"Gimana yah Lian tuh beda dari cowok kebanyakan, sulit banget di tebak. Buat deket sama dia aja proses nya panjang" Ucap Aleena.

"Dan Lo sampe gak gak perduli sama Ryan yang dari dulu suka sama Lo cuma karena Si Gunung Es" Ucap Tara.

"Ryan bukan tipe Gue, dan untuk saat ini Gue belum mau punya komitmen sama siapapun" Jelas Aleena.

"Nahhh itu, Lo sama Lian?" Ucap Tara.

"Beda Tara, dari awal gue datang ke kampus ini. Gue liat Lian gak tau kenapa Gue tuh pengen banget deket sama Lian. Bisa jadi temennya Lian" Ucap Aleena.

"Sebenarnya perasaan Lo ke Lian gimana?" Tanya Tara memastikan.

"Jujur yah Gue simpatik sama Doi. Pisikly emang Lian keren, tapi yang tadi Gue jelasin. Kaya ada sesuatu di hidup Lian yang bikin Dia kaya gitu sayangnya Lian belum cerita apa-apa ke Gue" Ucap Aleena.

"Simpatik bisa jadi jatuh cinta lho ,,," Goda Tara.

"Gue belum kepikiran sampe kesana, udah bisa deket sama Lian aja udah cukup buat Gue" Ucap Aleena.

"Gue sih senyaman Lo aja, tapi kalo nanti perasaan Lo ke Lian makin dalem gue takut Lo kecewa ,,, Gue cuma mau Lo bahagia itu aja" Ucap Tara.

"So sweet ,,, thanks Tara sayang" Ucap Aleena Sambil memeluk sahabatnya.

" Yuk masuk, 10 menit lagi" Ajak Tara.

"Oke ,,, " ucap Aleena.

Mereka melangkah menuju kelas, untuk mengikuti pelajaran hari ini.

Usai kelas berakhir Aleena memutuskan untuk ke Danau belakang kampus, dengan harapan yang sama Lian berada disana.

"Gue ke belakang dulu Ra ,,, " Ucap Aleena.

Tara tau Aleena masih berharap Lian akan datang hari ini, dan Tara tidak bisa menahan keinginan sahabatnya,

"Ok ,,, " Ucap Tara tersenyum.

Aleena melangkah ke arah Danau belakang kampusnya, Tara memandang langkah Aleena.

"Keras kepala" Ucap Tara dalam hati.

...***...

Tok ... Tok ..."

Suara pintu di ketuk.

"Non, ada tamu ..." terdengar suara Bik Nah dari balik pintu.

"Siapa Bik ...." ucap Aleena sambil membuka pintu.

"Bibi ndak kenal Non, kayanya belum pernah datang" jawab Bik Nah.

Aleena mengerutkan dahi.

"Al, males ketemu siapa-siapa Bik" ucap Aleena.

"Yakin Non, nanti nyesel lhoo... Wong yang datang Orang Ganteng Non" ucap Bik Nah lagi.

"Ihhh,,,, ganteng kalo gak kenal juga buat apa, paling nanya alamat Bik" ucap Aleena.

"Ndak Non, wong dia nyari Non Aleena ndak mungkin tanya alamat" tambah Bik Nah.

Dengan langkah berat dan sedikit penasaran

menuruni anak tangga, untuk melihat siapa yang datang mencarinya.

Aleena menghentikan langkahnya, ketika melihat sosok Lian yang berdiri sambil tersenyum menatap wajahnya.

"Lian,,," Seru Aleena terkejut.

"Mau di culik lagi gak?" Tanya Lian sambil mengulurkan tangannya kearah Aleena.

"He'eh ,,, " Jawab  Aleena sambil mengangguk lalu menyambut uluran tangan Lian lalu melangkah bersama Lian.

Lian membuka Pintu Mobilnya untuk Aleena, Aleena masih diam dan bingung dengan sikap Lian, Lian memasuki mobil nya lalu men starter mobilnya.

Mobil melaju meninggalkan rumah Aleena, Aleena terus sama memandang wajah Lian. Ada sedikit rasa rindu dengan sosok cowok yang satu ini.

"Heiiii ,,, tumben gak nanya mau kemana?" Seru Lian sambil mengusap lembut rambut milik Aleena.

"Ehhh ,,, emang boleh yah korban penculikan nanya mau di bawa kemana?" Tanya Aleena asal.

"Hahaha ,,, kamu tuhh" Ucap Lian lalu menarik lembut hidung milik Aleena.

"Aawwww ,,, sakit tau" Seru Aleena manyun.

"Btw ,,, kamu kemana aja?" Aleena mencoba mencari tau kemana Lian beberapa hari ini.

"Kenapa? Kangen?" Balas Lian.

"He'eh " Jawab Aleena polos.

"Ternyata Aku bisa di kangenin juga yah,,," Ucap Lian.

"Ada yang hilang aja, biasa kamu ke kampus dan tiba-tiba datang ke rumah" Ucap Aleena.

"Hmmmm ,,, lagi butuh sendiri aja" Jawab Lian santai.

"Kita ke taman langit lagi yah, Aku mau tau apakah malam ini Dia muncul" Ucap Lian lagi.

"Dia?" Ucap Aleena bingung.

Lian hanya tersenyum melirik ke arah Aleena.

* Aleena Myesha Tanu *

* Menunggu Pagi *

Tiba di Taman Langit, seperti biasa Lian memarkir mobilnya. Aleena lebih dahulu keluar dari mobil dan berlarian kecil ke tepi bukit.

Aleena mengangkat kedua tangannya lalu menghirup udara segar di sana yang masih fresh.

Lian mendekati Aleena lalu merangkul pinggang ramping milik Aleena. Aleena sedikit terkejut dengan sikap Lian.

Aleena menatap Lian sambil tersenyum.

"Kamu suka banget tempat ini?" Tanya Lian.

"Suka banget banget ,,, it's so beautiful. Di Jakarta udah gak ada lagi tempat kaya gini" Jawab Aleena.

"Kamu memang beda, gak salah Aku bawa kamu ke sini" Ucap Lian.

"Maksudnya?" Tanya Aleena penasaran.

"Kebanyakan cewek jaman sekarang lebih suka clubing, hang out sana sini. Gak suka tempat sepi kaya gini" Ucap Lian dengan wajah sedikit kesal.

"Justru Aku paling gak suka ketempat macam itu, Aku lebih suka Traveling ke tempat yang berbau natural. Sayangnya gak ada yang mau ngajak Aku" Ucap Aleena jujur.

"Next kita keliling dunia yahh, kita cari tempat-tempat yang kaya gini" Ucap Lian.

"Really ,,, " Ucap Aleena dengan mata berbinar-binar.

"Yes, i promise you" Jawab Lian.

Lian menatap ke atas langit, Lian tersenyum lalu menatap Aleena.

"Ternyata Dia muncul di saat kamu disini, dua malam berturut-turut Aku kesini Dia gak muncul. Tapi malam ini dan malam pertama Aku bawa kamu kesini Dia muncul" Ucap Lian.

"Mungkin bintang itu lebih suka kalo kita berdua yang berada disini hehe ,,, " Ucap Aleena asal.

"Oopsss, Aku pede banget yahh maap ... " Ucap Aleena tersipu.

Lian tersenyum melihat Aleena yang salah tingkah.

"Mungkin ucapan kamu benar Aleena ,,, " Bisik Lian dalam hati.

"Hmmm ,,, udah Aku putuskan Bintang itu Aku kasih nama Aleena" Ucap Lian sambil menatap wajah Aleena.

"Serius ,,,, ?" Aleena terkejut namun bahagia.

Lian menatap dalam-dalam mata Aleena, Aleena membalas tatapan mata Lian. Lian mendekati wajah Aleena.

"Deeggg ,,,," jantung Aleena berdetak kencang.

Aleena tertunduk tidak sanggup menatap lama mata Lian yang begitu teduh. Lian mengangkat wajah Aleena tepat di hadapan wajah Lian.

Lian mulai mengecup lembut kening Aleena lalu mata Aleena.

"Maygat ,,," Jerit Aleena dalam hati.

Lian memeluk Aleena begitu erat, sambil mengusap lembut rambut milik Aleena.

"Mungkin kamu yang dikirim Dia untuk selalu ada buat Aku ,,,," Bisik Lian lembut.

Aleena tidak paham dengan ucapan Lian, jadi Aleena hanya memilih diam. Dan menikmati saat-saat langka seperti ini.

Aleena berharap bisa menghentikan waktu, Tidak mau moment ini berakhir.

"Kita harus kembali udah hampir pagi ,,," Ucap Lian.

Dengan berat hati Aleena melangkah menuju mobil.

Sepanjang perjalanan pulang mereka saling diam, Aleena melirik jam di tangannya sudah pukul 03:17 pagi.

Ada rasa takut untuk pulang ke rumah, Aleena takut jika orang tuanya melarang Aleena untuk bertemu Lian lagi.

Aleena tidak bisa berfikir untuk mencari alasan tepat ketika sampai di rumah. Karena rasa kantuk mulai menyerang Aleena.

Aleena mulai mengantuk dan tertidur, Lian terus melajukan mobilnya dengan cepat menembus dinginnya malam.

"Aleena kita udah sampai" ucap Lian membangunkan Aleena sambil mengusap lembut kepala Aleena.

Aleena Membuka matanya perlahan, ia terkejut karena yang ada di hadapannya bukan rumahnya.

"Kita dimana?" Tanya Aleena bingung.

"Aku gak mungkin antar kamu pulang sekarang, Aku juga gak mau orang tua kamu marah dan melarang kita ketemu lagi" Jelas Lian.

Ternyata pikiran Lian sama dengan Aleena, Lian menjaga nama baiknya agar mereka bisa saling bertemu lagi.

"Kamu istirahat dulu, setelah itu aku antar kamu pulang" ucap Lian lagi.

"Tapi,,," ucap Aleena ragu.

"Masuklah Aleena Aku gak akan berbuat aneh " Ucap Lian.

Lian menuntun Aleena untuk masuk kedalam rumahnya.

Lian membuka pintu rumahnya, lalu menuntun Aleena untuk memasuki rumahnya.

Aleena hanya diam dan mengikuti langkah Lian, mereka menaiki anak tangga satu persatu.

Lian membawa Aleena masuk ke sebuah kamar, kamar yang tertata dengan rapih dan mewah.

Di sana terlihat beberapa foto Lian di atas meja, mungkin ini kamar Lian pikir Aleena.

"Tidurlah, setelah itu aku antar pulang" ucap Lian sambil melangkah kearah pintu.

"Kamu mau kemana?" tanya Aleena bingung.

"Aku tidur dikamar lain, Aku gak mungkin tidur disini" ucap Lian tersenyum lalu melangkah keluar kamar.

Aleena masih diam dan duduk ditepi tempat tidur. Aleena melihat sekeliling kamar milik Lian tertata rapih, dan juga bersih untuk kamar seorang pria.

Pelan-pelan Aleena merebahkan tubuhnya di atas kasur, Aleena tidak bisa menahan rasa kantuknya. kali ini Aleena tertidur pulas.

***

Aleena membuka matanya perlahan, sinar matahari dari celah gorden menembus wajahnya sehingga Aleena terjaga.

Aleena melirik jam tangannya sudah pukul 8 pagi, Aleena melangkah kearah jendela untuk membuka gorden.

Mata Aleena tertuju ke meja Kecil dekat lampu di samping tempat tidur Lian.

Aleena mendekati meja itu, di sana ada dua bingkai foto berukuran 5R Foto Lian bersama seorang Gadis.

Aleena meraih foto itu, banyak pertanyaan yang ada di kepala Aleena. Siapa Dia ? Apa hubungannya dengan Lian? Apakah wanita ini yang Lian tunggu ?.

"Mungkin Dia yang Lian tunggu" Ucap Aleena sambil menaruh kembali foto itu.

Aleena ingin mengambil air minum ke dapur Aleena melangkah ke arah pintu lalu membukanya pelan.

Rumah sebesar ini sepi sekali tidak ada kehidupan pikir Aleena dalam hati. Aleena menuruni anak tangga sambil melihat sekeliling tapi tidak ada siapapun.

Aleena melangkah ke arah dapur Aleena haus sekali ingin minum.

Aleena meraih gelas dan membuka pintu lemari es.

Aleena mengeluarkan botol air putih lalu menuangkan air kedalam gelasnya.

"Udah bangun Non" sapa Bik Nani yang mengurus rumah Lian

Aleena menoleh kearah suara itu berasal.

"Eehhh, Udah Bik" jawab Aleena gugup sambil senyum.

"Maaf Bik, Aku haus jadi Aku ambil air" ucap Aleena lagi.

"Ambil aja Non. Non Mau sarapan apa?" Tanya Bibi Nina.

"Bibik mau masak apa?" Tanya Aleena.

"Kesukaan Mas Lian Non" Ucap Bik Nina.

"Lian suka makan apa Bik?" Ucap Aleena sambil tersenyum.

"Mas Lian mah semua masakan Bibik Dia suka hehe" Ucap Bik Nina tertawa.

"Non ini siapanya Mas Lian?" tanya Bibi ingin tau sambil senyum.

"Hmm, Aku Aleena Bik. Teman Lian" jawab Aleena.

"Ohh, Bibik pikir pacarnya Mas Lian"

Aleena hanya senyum sambil geleng kepala.

"Bik, boleh tanya?" ucap Aleena.

"Kenapa Non" jawab Bik Nina.

"Bik, rumah ini sepi banget, pada kemana?" tanya Aleena ingin tau.

"Di rumah ini cuma ada Bibik dan Mas Lian, dari kecil Mas Lian selalu ditinggal orang tuanya Non, mereka sibuk kerja jadi Mas Lian dari kecil sama Bibik" jelas Bibi.

"Lian gak punya kaka atau adik?" tanya Aleena kembali.

"Ada Non, Mas Diaz. Tapi Mas Diaz kuliah di Belanda Non"

"Diaz" ucap Aleena.

"Iya Mas Diaz itu adiknya Mas Lian yang juga senasib dengan Mas Lian, cuma bedanya Mas Diaz memilih kuliah di sana karena Dia juga merasakan hal yang sama kaya Mas Lian jadi Mas Diaz lebih mencari kebahagiaan sendiri di luar rumah" jelas Bik Nina.

"Pantas sikap Lian seperti itu, dia kesepian dan kurang perhatian" bisik Aleena dalam hati.

"Dulu sebelum Non Raya Pindah, Mas Lian terlihat bahagia ndak kesepian" jelas Bibik.

"Raya,,," ulang Aleena.

"Teman kecil Mas Lian, rumahnya di depan rumah ini Non" jelas Bik Nina.

"Ohhh, sekarang Raya kemana Bik?" tanya Aleena.

"Non Raya Pindah ke luar negri sama orang tuanya, Setelah Non Raya Pindah Mas Lian jadi pendiam dan nutup diri. Sudah lama Bibik ndak liat Mas Lian senyum" ucap Bik Nina.

"Bibik rasa Mas Lian jatuh cinta sama Non Raya" ucap Bibik lagi.

"Deegg,,,"

Jantung alena berdebar dan dadanya mulai sesak.

"Tapi udah dua hari ini Bibik liat Mas Lian ceria, dan suka ajak bibik bercanda" ucap Bibik.

"Bibik pikir Mas Lian udah punya pacar yaitu Non ini" lanjut Bibik

"Aku cuma teman Lian Bik" jawab Aleena datar.

"Kalo boleh, Bibik minta tolong!" ucap Bik Nina.

"Apa Bik?" tanya Aleena.

"Bibik tau banget Mas Lian kaya apa, wong yang ngurus dari Bayi Bibik. Mas Lian itu butuh sosok seorang Ibu, dulu waktu masih ada Non Raya, Mas Lian bahagia karena Non Raya. Non Raya keibuan dan dewasa karena  usianya jauh lebih tua dari Mas Lian, jadi Mas Lian nyaman dekat dengan Non Raya" jelas Bik Nina panjang lebar.

"Aleena harus bantu apa untuk Bibik dan Lian?" ucap Aleena.

"Bibik berharap Non Aleena bisa gantikan posisi Non Raya di hati Mas Lian" ucap Bik Nina.

Aleena terdiam entah apa yang ada di dalam pikiran Aleena saat ini.

"Curhatnya udah" tiba-tiba Lian datang menghampiri Aleena dan Bibik.

"Ihhh, Mas Lian ini selalu aja datang tiba-tiba, hilang tiba-tiba" seru Bibik.

"Bik,Aleena cantik gak" seru Lian sambil merangkul Aleena.

"Sippp Mas, cuantik poll" goda Bik Nina.

"Lian" ucap Aleena sambil mencubit pinggan Lian.

"Sarapan dulu setelah itu aku antar kamu pulang" ucap Lian.

Aleena mengangguk tanda setuju.

@Aleena's Home.

"Aleena, kamu dari mana Nak" seru sang Mama sambil memeluk anak gadisnya.

"Maaf tante Aleena semalam di rumah ku" ucap Lian dengan sopan.

"Kamu siapa?" tanya Mama Aleena

"Aku Lian tante. semalam Aleena pergi sama Aku. Aku gak mungkin antar Aleena pulang tengah malam jadi Aleena di rumah ku" Jelas Lian panjang lebar.

"Syukurlah, Yang penting kamu udah pulang. Kami cemas mencari Aleena karena Aleena tidak pernah pergi sampai tidak pulang" ucap sang Mama.

"Sekali lagi Lian minta maaf " ucap Lian minta maaf.

"iya, lain kali kalo gak pulang bilang" ucap sang Mama.

"Baik Tante, kalo Gitu Lian pamit Tante" ucap Lian.

"Ma, Aleena antar Lian dulu" ucap Aleena

Mama tersenyum.

Aleena mengikuti langkah Lian yang menuju mobilnya lalu Lian masuk kedalam AUDY Q7 nya.

"Thanks " ucap Lian.

"Take care" ucap Aleena lembut

Lian tersenyum lalu men starter mobilnya perlahan mobil Lian melaju meninggalkan rumah Aleena.

Aleena masih berdiri menatap mobil Lian sampai hilang dari pandangan matanya.

Aleena segera masuk ke dalam kamarnya. Lalu merebahkan tubuhnya, Aleena memandangi langit-langit kamarnya, membolak-balikan tubuh mungilnya.

Aleena masih teringat ucapan Bik Nina, tentang Lian dan keluarganya, dan juga Raya.

Apakah foto yang berada di kamar Lian itu Raya, begitu sempurna gadis itu pantas jika Lian mencintai Raya.

"Tok ,,, Tok ,,, " Terdengar suara ketukan pintu.

Tak lama pintu terbuka, sang Mama sudah ada di balik pintu.

"Sayang, boleh masuk" ucap sang Mama.

"Boleh dong untuk Mama ku tersayang" seru Aleena sambil memeluk sang Mama.

"Btw , thanks ya Ma. Mama gak marah sama Aku" ucap Aleena sambil memeluk sang Mama.

"Lian itu pacar kamu?" Tanya Sang Mama sambil mengusap rambut anaknya.

Aleena menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.

"Ayo jujur sama Mama" Desak sang Mama menggoda.

"Beneran Ma, kami baru aja dekat. Lian itu senior Aku dulu, sekarang Lian udah lulus Ma" Ucap Aleena.

"Tapi Mama liat, Lian itu anak yang baik, sopan, Mama suka sama Lian" Ucap Sang Mama jujur.

"Makanya Mama gak marah yah sama Lian, Mama percaya banget sama Lian?" Ucap Aleena tersenyum.

"Sayang, Mama yakin Lian anak baik-baik" Ucap sang Mama sambil mengusap lembut rambut anak kesayangannya.

"Sebenarnya sejak pertama Aku liat Lian, Aku tuh mau berteman sama Lian. Karena Lian itu selalu menjauh dari keramaian, tiap ke kampus sebelum ada kelas dan selesai kelas Lian selalu menyendiri di Danau belakang kamus" Aleena bercerita.

"Kamu benar-benar memperhatikan Lian?" Ucap Sang Mama.

"Niat Aku baik Ma, tipe cowok macam Lian itu sebenarnya butuh teman" Ucap Aleena.

"Mama tau gak, Karena sikap Lian seperti itu sampai satu kampus menjuluki Lian si Gunung Es" Ucap Aleena lagi sambil tersenyum.

"Gunung Es ,,, " Ucap Sang Mama bingung.

"Entahlah, kenapa semua orang menjuluki itu, mungkin memang Lian itu jarang banget senyum. Orang nya juga dingin, susah untuk beradaptasi" Ucap Aleena.

"Kamu suka sama Lian?" Tanya Sang Mama penasaran.

"Mmmm, gimana yah. Aku tuh simpatik sama Lian. Apalagi setelah Aku tau cerita dari Bik Nina akhirnya Aku paham kenapa sikap Lian seperti itu" Jelas Aleena.

"Bik Nina ,,, ? " Ulang sang Mama.

"Lian dan Adiknya dari kecil di asuh sama Bik Nina. Orang Tua Lian sibuk bekerja, lebih banyak waktu di luar rumah. Bisnis Keluarga mereka lumayan sukses, jadi Orang Tuanya sering berada di luar negeri" Aleena bercerita.

"Maksud kamu Lian dan Adiknya kurang perhatian dari Orang Tuanya" Tebak Sang Mama.

"Iya,,, makanya Aku mau merubah Lian. Karena kata Bik Nina sifat Lian dan Adiknya bertolak belakang. Lian lebih suka menyendiri, kalo Adiknya gak bisa berada di situasi kaya gitu. Adiknya lebih memilih kuliah di Belanda, mencari kebahagiaan untuk dirinya" Jelas Aleena.

"Niat kamu baik sekali sayang" Puji Sang Mama.

"Bik Nina juga bilang, sikap Lian makin parah setelah Raya pindah ke London" Ucap Aleena.

"Raya? Pacarnya Lian" Ucap Sang Mama.

"Mungkin, bisa jadi cinta pertamanya. Sejak kecil mereka berteman dekat" Jawab Aleena.

"Kamu jealous?" Tanya Sang Mama.

Aleena diam tak menjawab, Aleena meraih Boneka Dino di dekatnya lalu menaruh kepalanya di atas tubuh boneka Dino.

"Sayang, cemburu itu wajar. Berati mulai tumbuh rasa cinta di hati kamu" Ucap sang Mama menenangkan.

"Yang pasti niat Aku baik Ma, mau merubah Lian" Ucap Aleena.

"Go a head sayang , ikuti kata hati kamu" Ucap sang Mama bijak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!