NovelToon NovelToon

Cinta Di Dalam Perceraian

Gadis Perantau

Hai para readers tercinta, selamat datang di karya pertama author

**Sebelum mulai membaca, author ingatkan ya mohon untuk memberikaan Rate ⭐5.

Selamat membaca❤**

_______________________

Di sebuah rumah mewah megah, bercat putih dengan taman yang begitu luas dan pagar yang tinggi terdapat sebuah keluarga yang sedang sarapan pagi bersama.

Keluarga itu adalah keluarga Fernando Slim, pemilik perusahaan nomor 1 di kotanya yaitu perusahaan TM grup. Perusahaan terbesar dan di segani oleh banyak pembisnis

Perusahaan TM grup telah diwariskan kepada anak laki-lakinya yang bernama Evan Slim. Evan merupakan anak satu-satunya dari pasangan Fernando Slim dan Silvi Slim.

Evan adalah laki-laki tampan dengan posturnya yang tinggi dan gagah. Dengan statusnya sekarang yang sebagai pengusaha muda yang sukses ditambah lagi ia sebagai pewaris kekayaan Slim, membuat banyak sekali wanita yang sekedar mengagumi atau bahkan ingin memilikinya.

Dalam dunia bisnis Evan terkenal dengan sifatnya yang begitu dingin dan tegas. Ia tak akan menerima 1 kesalahan sekecil apapun dalam hidupnya sehingga membuat para karyawan atau patner kerjanya begitu sangat takut jika sudah berhadapan dengannya.

“Van mamah ini sudah tua dan masih saja belum punya cucu, liat itu temen-temen mamah udah pada pamer cucu-cucu mereka” ucap Silvi membuka obrolan disela-sela makan.

“hm,, terus?” jawab Evan dengan datar. Karna ia tahu akan arah pembicaraan mamahnya.

Sedangkan Fernando masih fokus makan dan menyimak mereka berdua.

"Ya makanya kamu itu segera bawa calon menantu mamah buat dikenalin ke mamah, umurmu sudah matang evan, sudah 28 tahun tapi belom juga menikah" ucap Silvi sambil menatap Evan.

"Yaudah besok Evan bawa Siska kerumah" jawab Evan santai sambil melanjutkan makannya.

"Tidak boleh! sampai kapanpun mamah tidak setuju jika dia menjadi menantu mamah dan menjadi istrimu" jawab Silvi cepat.

"Maaaah.... " jawab Evan yang mulai kesal.

"Sudah-sudah, masih pagi udah ribut aja kalian berdua" ucap Fernando menengahi mereka agar tidak semakin panas.

"Papah! apa papah ngga malu pas ketemu temen-temen papah yang udah pada nggendong cucu-cucunya?" ucap Silvi sambil menoleh ke Fernando.

"Evan, pokoknya mamah ngga mau tau. tahun ini kamu harus menikah, tapi tidak boleh dengan wanita itu!" lanjut Silvi kembali menoleh ke Evan

"Mah sampe kapan mamah mau menentang hubungan kita. Siska adalah wanita baik mah" jawab Evan sabar dengan menahan emosi.

"Kamu hanya buta oleh wanita itu nak, dia bukan wanita baik. Dia mau denganmu karna kamu kaya, ia hanya ingin hartamu. Bukan cinta denganmu" ucap Silvi menyadarkan anaknya

"Cukup mah! Siska tidak seperti yang mamah pikirkan, dia baik dan cinta sama Evan" jawab Evan yang mulai kesal oleh kata2 mamahnya.

"Evan cukup! jangan pernah berani kamu membentak orang tuamu!" ucap Fernando tegas

"Lihatlah, kau sudah berani melawan orang tuamu hanya gara-gara wanita itu. sekarang mamah tanya, kamu memilih mamah atau wanita itu? " ucap Silvi sambil berdiri untuk menggertak anaknya tersebut.

Evan yang sudah mulai emosi karna mamahnya tidak merestui hubungannya dengan pacarnya dan sekarang malah menyuruhnya untuk memilih salah satu di antara wanita yang ia sayangi. Evan pun berdiri dan menatap mamahnya lalu mengatakan

"Aku memilih siska mah" jawabnya dengan lirih tapi masih terdengar jelas di kuping mamah dan papahnya sambil meninggalkan kedua orangtuanya di meja makan.

"Evan!" teriak Fernando mendengar ucapan anaknya tersebut.

Silvi pun menangis dan sakit hati atas kelakuan putra satu-satunya tersebut terhadapnya.

Fernando pun menenangkan istrinya yang masih menangis di meja makan, dan membawanya kekamar untuk beristirahat sebelum Fernando pergi ke salah satu perusahaannya yang masih ia pegang namun sudah dialihkan atas nama anaknya tersebut.

Di dalam kamar, Silvi yang masih sedih dan marah mulai memikirkan berbagai cara agar bisa memisahkan anaknya dengan wanitanya itu.

Silvi mulai tersenyum saat menemukan beberapa cara untuk memisahkan mereka.

***

Di sebuah komplek terdapat sebuah bangunan bedeng yang tak terlalu besar berjejer dengan satu halaman memperlihatkan sebuah kosan yang sudah memiliki penghuninya masing-masing.

Salah satu penghuni kamarnya adalah seorang wanita cantik dan juga baik, dengan rambut hitam panjang, kulit yang berwarna putih langsat dan berbadan tidak gemuk ataupun tidak kurus. Dia bernama Shinta

Ia adalah seorang gadis kampung yang mencoba peruntungannya untuk bekerja merantau keluar kota.

Di kota ini ia tinggal sendirian di sebuah kosan yang telah ia sewa pertahun.

Ia bekerja di sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar namun mempunyai profit yang lumayan. Ia sudah bekerja selama 2 tahun di perusahaan tersebut, ia bekerja di bagian divisi keuangan

Seperti biasa Shinta selalu menjalani hari-harinya dengan ceria. Adzan subuh berkumandang, Shinta pun bangun dan melaksanakan sholat subuh.

Setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, Shinta segera membereskan tempat tidurnya lalu memasak untuk dirinya sendiri.

Hari ini Shinta memasak sambal telur dadar.

“Reen... ayo sarapan” Shinta masuk kamar sebelah untuk memanggil sahabatnya yang bernama Reni.

“iya sebentar” jawab Reni dan kemudian menyusul Shinta yang sudah kembali kekamarnya untuk sarapan.

Pagi itu Shinta dan Reni sarapan bersama dengan nikmat sebelum mereka menjalani aktivitasnya masing-masing.

"Apakah kau masih belum mendapatkan kabarnya?" tanya Reni di sela-sela makannya

Shinta yang mendengar pertanyaan Reni pun hanya diam sambil menggelengkan kepalanya

"Apakah kau akan terus seperti ini?" lanjut Reni dengan menatap wajah sendunya karena tak tega dengan sahabatnya yang terus bersedih

"Tidak" jawab Shinta

"Semalam sudah kuputuskan untuk melupakannya dan tak mau tau lagi tentangnya. aku tidak mau terus-terusan terpuruk dan membuat hidupku hancur hanya hal seperti ini. jadi mulai sekarang aku minta kamu dan juga Suci jangan pernah membahas tentang hal ini lagi. Aku akan memulai hidupku yang baru" ucap Shinta tersenyum kepada sahabatnya itu

"Baguslah, kami akan membantumu untuk bangkit kembali" ucap Reni sambil memeluk Shinta

Setelah selesai sarapan, Reni tak lupa menyiapkan bekal untuk ia makan saat istirahat siang dikantornya nanti.

Ya, hampir setiap bekerja ia akan membawa bekal sendiri yang ia masak. karna ia pikir lebih hemat dan juga sehat.

Hari ini Reni membawa lauk 2x lebih banyak untuk ia bagi kepada sahabat satunya lagi yang ada di kantor yaitu Suci.

Shinta memiliki 2 orang sahabat yang sangat dekat. Namanya adalah Reni yaitu teman 1 kosan dan kamar mereka bersebelahan.

Berbeda dengan Shinta yang bekerja di perusahaan N.A grup, Reni bekerja di salah satu bank BUMN di kota tersebut. Mereka berdua sama-sama perantau untuk bekerja namun mereka berasal dari daerah yang berbeda.

Satunya lagi yaitu Suci yang merupakan teman Shinta di perusahaan N.A grup. berbeda dengan Shinta dan Reni, kalau Suci memang asli berasal dari daerah ini. dan rumahnya tidak terlalu jauh dari kantor mereka

Shinta bersahabat dengan Suci di kantor, dan bersahabat dengan Reni di kosan.

Shinta sering mengajak jalan mereka berdua, sehingga mereka berdua jadi sering bertemu dan menjadi sahabat berjalan seiringnya waktu.

Selesai sarapan dan membereskannya, Shinta dan Reni masing-masing berangkat bekerja. Mereka berangkat menggunakan motornya sendiri-sendiri.

Dari kosan mereka akan berangkat bersama dan sampai diperempatan jalan mereka akan berpisah karena tempat mereka bekerja tidak searah.

Ketika memasuki area kantor, Shinta tak pernah lupa untuk selalu menyapa satpam kantor. karena Shinta adalah seorang yang ramah

“Pagi pak” sapa Shinta tersenyum ramah

“Pagi juga mba Shinta” jawab satpam kantor tersebut.

Setelah memarkirkan motornya di parkiran motor karyawan, Shinta langsung menuju tempat absennya.

Ya selama Shinta bekerja ia tidak pernah terlambat kekantor kecuali ada musibah mendadak, seperti pecah ban di jalan dan lain sebagainya.

***

jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘

Dipinggir Jalan

**Hai para readers tercinta, selamat datang di karya pertama author

Sebelum mulai membaca, author ingatkan ya mohon untuk memberikaan Rate ⭐5.

Selamat membaca❤**

_______________________

***

“Shin udah jam istirahat nih, ayok makan. Aku laper banget udahan” ucap Suci yang sudah berdiri didepan meja Shinta.

“Kebiasan kamu, pasti ngga sarapan lagi kan” jawab Shinta sembari membereskan pekerjaannya yang tergeletak dimejanya

“hehe,, tadi aku kesiangan gara-gara semalem namatin drakor” jawab Suci sambil ketawa garingnya.

“Dasar” ucap Shinta sambil berdiri dan membawa bekalnya.

“wih masak apa kamu hari ini?” tanya Suci pas liiat bekal yang di pegang Shinta.

“sambal telor campur tempe” jawab Shinta.

“waaaaah mantaaaab, ngiler ni saya udahan wkwkkw” ucap Suci sambil berjalan dan memegang perutnya.

Ya, kedua sahabat shinta sangat menyukai masakannya. Walaupun Cuma masakan sederhana dan kampungan, tetapi citra rasanya bisa memanjakan lidah-lidah siapa saja yang memakannya.

***

Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang sudah tiba kembali. Ya! apa lagi jika bukan hari libur. Hari dimana semua orang terbebas dari urusan kantor atau sekolah dan waktunya untuk beristirahat dari pekerjaannya.

Biasanya di hari libur Shinta selalu menggunakan waktunya untuk sekedar memanjakan tubuhnya.

Biasanya ia akan jogging, ke salon, ke mall, liburan dan lain2. kegiatan2 itu biasa ia lakukan bersama dengan kedua sahabatnya yaitu Reni dan Suci.

Hari ini Shinta tidak ada jadwal keluar bersama kedua temannya.

Karena Suci yang hari ini harus menemani ibunya untuk bertemu dengan teman-temannya dalam acara arisan ibu-ibu.

Dan Reni yang hari ini harus berangkat ke kantor untuk merayakan ulang tahun kantor cabangnya.

Pagi ini Shinta bangun seperti biasanya, sholat subuh dan membereskan tempat tidurnya. namun pagi ini ia tak berniat masak karna pagi ini ia akan jogging di taman di kotanya.

Shinta bersiap-siap dengan memakai trening hitam dan kaos cokelat dengan panjang lengan setengah tiang.

Menggukanan sepatu hitam dan menguncir rambutnya seperti ekor kuda. Ia bersiap memanaskan motor, karna jarak kosan dan taman lumayan jauh.

Ia takut jika berjalan kaki ke taman, bisa berangkatnya tapi tidak bisa pulang karna kelelahan, jadi ia memutuskan untuk menggunakan motor agar sampai di taman.

Sesampainya ditaman, Shinta memarkirkan motornya di parkiran taman yang rapih dan bergabung dengan orang-orang yang sedang jogging di tepi taman tersebut.

Disana banyak sekali orang-orang yang sedang menikmati paginya taman tersebut.

Dari keluarga kecil, sepasang pacar ataupun segerombolan teman yang sedang menikmati taman tersebut. ada yang jogging, ada yang main sepeda, ada yang hanya duduk-duduk di bangku taman, ada yang bermain sepatu roda, ada yang hanya berjalan-jalan kecil dan aktivitas lainnya.

Biasanya Shinta selalu ditemani oleh kedua sahabatnya, namun karna berhalangan datang jadi shinta putuskan untuk berangkat jogging sendiri.

Shinta mewajibkan dirinya untuk minimal 1x dalam seminggu untuk ia sempatkan jogging atau olahraga lainnya. Untuk sekedar olahraga dan menjaga stamina tubuhnya.

Biasanya ia akan jogging di hari sabtu, karna di hari minggu biasanya akan ia gunakan untuk kegiatan lainnya seperti berjalan-jalan bersama sahabatnya atau hanya sekedar dikosan untuk menonton drama kesukaannya.

Setelah merasa lelah dan keringat sudah mulai bercucuran, Shinta memutuskan untuk menyelesaikan joggingnya.

Shinta lalu menuju tempat penjual bubur ayam langganannya yang ada di taman tersebut.

Shinta duduk di bangku yang disediakan dan memesan bubur ayam. lapak bubur ayam tersebut tampak ramai oleh pembeli karna memang taman di hari libur akan sangat ramai.

“Mang bubur ayamnya 1 mangkuk ya, seperti biasa bawang gorengnya banyakin, kalo perlu daging ayamnya juga hehe.. ” ucap Shinta

“oke neng” jawab tukang bubur.

Sambil menunggu pesanan, Shinta beristirahat dan meminum air yang ia bawa dari kosan.

“Tumben neng sendirian?" Ucap penjual bubur tersebut sambil mengantarkan pesanan Shinta.

“iya mang, temen-temen lagi pada ada urusan sendiiri-sendiri” jawab Shinta sambil tersenyum ramah terhadap penjual bubur tersebut.

Shinta pun memakan bubur ayam tersebut sambil beristirahat dan menikmati situasi taman yang begitu ramai ceria, seolah sebagai obat penghilang penat yang dirasakannya akibat bekerja.

Ketika Shinta sedang menyantap buburnya

tiba-tiba datang seorang anak kecil dengan pakaian lusuh dan terlihat kumal.

Anak kecil itu berjalan dengan membawa genjrengan ke arah Shinta sambil bernyanyi lagu yang Shinta sendiri tidak tau lagu apa itu.

"Adek udah makan?" tanya Shinta ketika anak kecil itu sudah berdiri didepannya.

Anak kecil itu menggeleng sambil menatap Shinta diam.

"Ya udah makan dulu ya, sini duduk depan kakak" ucap Shinta.

Anak kecil itupun duduk di depan Shinta.

"Mang buburnya 1 mangkok lagi ya" ucap Shinta kepada penjual bubur ayam.

"Siap neng" jawab tukang bubur.

Setelah pesanan sampai, Shinta pun menyuruh anak itu makan buburnya.

"Dek makan dulu ya buburnya" ucap Shinta.

Sambil menunggu anak tersebut menghabiskan makannya, Shinta mengajak anak kecil itu untuk berbicara. mengingat dari tadi anak tersebut tidak mengatakan apa-apa.

"Dek umurnya berapa tahun dek?" tanya Shinta dengan senyum untuk menghilangkan rasa takut anak kecil itu agar mau menjawab.

"Umur 7 tahun kak" jawab anak kecil itu sambil meneruskan makannya.

"Adek sendirian?" tanya Shinta

"Ngga kak, sama ibu" jawab anak kecil

"la ibunya adek dimana?" tanya Shinta lagi

"Ibu lagi dirumah kak, lagi sakit jadi ngga bisa kerja" jawab anak kecil

"Rumah adek jauh dari sini? " tanyaShinta

Anak kecil itupun tak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya.

"Mang buburnya 1 lagi dibungkus ya" ucap Shinta memesan bubur lagi untuk di bungkus.

"Oke neng" jawab tukang bubur ayam.

Setelah anak kecil tersebut menghabiskan buburnya, dan pesanan bubur juga telah selesai.

Bubur yang dibungkus itupun diberikan kepada anak kecil tersebut.

"Dek ini buburnya buat ibu ya, terus ini buat beli obat ibu" ucap Shinta sambil menyerahkan kantung plastik yang berisikan bubur ayam tadi dan memberikan uang selembar berwarna merah (100rb).

Ya begitu lah Shinta, selain cantik ia juga sangat baik terhadap sesama.

"Iya kak terimakasih ya kak" ucap anak kecil sambil mencium punggung tangan Shinta untuk pamit pulang mengantarkan bubur ayam tersebut untuk diberikan ibunya.

"Iya sama-sama, jadi anak pintar ya" ucap Shinta

"Iya kak" jawab anak kecil sambil tersenyum senang lalu pergi meninggalkan Shinta

Setelah selesai menghabiskan bubur dan membayarnya, Shinta hendak pulang ke kosannya mengingat waktu sudah siang.

Sebelum pulang Shinta berniat mampir ke supermarket untuk membeli kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang sudah mulai habis.

Sesampainya di perempatan jalan, Shinta pun belok kiri menuju supermarket besar yang ada di situ.

Ketika sedang jalan dan fokus untuk mengendarai motornya, tiba-tiba Shinta melihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sedang kesakitan.

Terlihat Wanita tersebut sedang memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Terdapat tas yang tidak terlalu besar disampingnya yang mungkin terisi oleh beberapa pakaian wanita itu.

Setelah melihat wanita itu tersungkur kesakitan sendirian, Shinta pun menepikan motornya dan menghampiri wanita paruh baya tersebut.

"Bu, ibu kenapa? " tanya Shinta yang sudah terlihat panik karna melihat ibu itu seperti sangat tersiksa setelah ia mendekatinya.

"Perut ibu sakit banget nak, aaaaaw" jawab ibu itu sambil meringis kesakitan dan masih meremas-remas perutnya.

"Yaudah yuk bu kita kerumah sakit sekarang" ucap shinta sambil berdiri dan membantu ibu itu untuk berdiri juga.

"Bu kita naik motor ya" ucap Shinta yang masih terlihat panik

Ibu itu tidak menjawab dan hanya mengangguk

jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘

Rumah Sakit

**Hai para readers tercinta, selamat datang di karya pertama author

Sebelum mulai membaca, author ingatkan ya mohon untuk memberikaan Rate ⭐5.

Selamat membaca❤**

_______________________

***

Sebelum Shinta menghidupkan motornya, ia tampak takut jika ibu yang ia bonceng akan jatuh karena kondisinya yang sedang kesakitan dan tidak stabil.

Shinta pun kembali turun, dan melihat ibu itu mengenakan syal merah di lehernya.

"Maaf bu, pinjem syalnya ya" ucap Shinta sambil mengambil syal yang ada di leher ibu tersebut.

Sedangkan ibu itu hanya diam dan membantu melepaskan syal yang terlilit dilehernya sambil masih meringis kesakitan.

Setelah mendapatkan syal tersebut, tanpa pikir panjang Shinta langsung naik kemotornya lagi. Shinta meraih tangan ibu itu untuk merangkul tubuh Shinta dari belakang dan kemudian mengikat badan ibu itu dengan badannya menggunakan syal tersebut agar ibu itu tidak jatuh saat perjalanan.

Sesampainya di rumah sakit, Shinta membantu menuntun ibu itu untuk segera masuk kerumah sakit.

Ibu itu terlihat semakin pucat, bibirnya mengering dan banyak keringat yang keluar dari tubuhnya. ya, ibu itu tengah menahan rasa sakitnya.

Belum juga sampai dalam, tiba2 ibu itupun jatuh pingsan. Shinta begitu panik melihatnya. dengan sigap Shinta menolong ibu itu sambil berteriak kepada petugas rumah sakit agar datang dan membawa brankar.

Sinta pun mengikuti wanita yang sudah terbaring lemah di atas brankar yang sedang di dorong itu sambil membawa tas ibu itu yang sebelumnya telah ia ambil dari motornya.

Sesampainya di ruang pemeriksaan, Shinta pun menunggu diluar sampai dokter yang memeriksa itupun keluar dari ruangan tersebut.

"Bagaimana dok kondisi ibu itu? " tanya Shinta ketika dokter itu sudah keluar.

"Ibu itu mempunyai magh kronis, ia sepertinya telat sarapan pagi sehingga mengakibatkan maghnya kambuh" jawab dokter tersebut.

"Lalu bagaimana dengan kondisinya sekarang dok?" tanya Shinta lagi.

"Beliau sudah tidak apa2 setelah saya berikan obat pereda nyeri. sekarang ia sedang tidur, dan akan dipindahkan keruang rawat. mungkin ia akan dirawat sekitar 3 atau 4 hari" ucap dokter

"Syukurlah kalo begitu dok" ucap Shinta menghela napas panjangnya untuk menghilangkan kekhawatirannya.

"Apakah anda anaknya? " tanya dokter tersebut

"Emmm, eh iya dok" jawab Shinta ragu-ragu. karna dikondisi saat ini ia tidak tau siapa ibu itu dan dimana keluarganya. Yang terpenting adalah keselamatan ibu itu.

Jika ia menjawab tidak kenal dengan ibu itu malah akan semakin rumit lagi masalahnya, bisa saja ia harus mencari keluarganya yang entah dimana dan ibu itu tidak langsung mendapatkan perawatan. Jadi ia terpaksa berbohong agar ibu itu langsung mendapatkan perawatan.

"Baiklah kalau begitu, silahkan keruangan administrasi untuk mengurus masalah perawatan ini, kalau begitu saya permisi" ucap dokter tersebut lalu pergi meninggalkan Shinta.

"Baik dok terimakasih" ucap Shinta tersenyum ramah. Lalu bergegas pergi keruangan administrasi.

***

"Permisi mba, saya mau mengurus masalah perawatan pasien magh kronis yang tadi datang" ucap Shinta kepada petugas rumah sakit tersebut.

"Oh iya mbak baiklah" jawab petugas tersebut sambil mengambil berkas kosong yang siap ia isi.

"Nama pasien siapa ya mba? " tanya petugas tersebut.

Shinta yang tidak mengetahui siapa nama ibu itupun bingung harus menjawab apa.

Ia pun segera membuka tas ibu yang masih ia bawa dan mencari pentunjuk siapa tau ia menemukan sesuatu disana.

Namun kenyataannya nihil, di dalam tas tersebut hanya berisikan beberapa pakaian saja.

Lalu Shinta mengambil syal yang ia gunakan untuk mengikat badan mereka di motor tadi.

Dalam syal tersebut tertulis nama Silvi, tanpa pikir panjang Shinta langsung menyebutkan nama Silvi kepada petugas tersebut.

"Silvi mbak" ucap Shinta

"Umurnya berapa mba? " tanya lagi petugas tersebut untuk mengisi data pasien.

Shinta yang tidak tau umur dari ibu itupun hanya menebak dari tampilan ibu tersebut.

"45 mbak" jawab Shinta

"Mohon untuk mengisi data keluarga pasien mba" ucap petugas itu sambil menyodorkan kertas yang harus di isi oleh keluarga pasien

Shinta pun mengambil kertas tersebut dan mengisinya. Ketika ada pertanyaan tentang hubungan dengan pasien, Shinta pun mengisi dengan kata 'anak'.

Setelah selesai mengurus data-data yang diperlukan, Shinta lalu berjalan kekamar rawat karna ibu tadi, karna pasien sudah dipindahkan ke kamar ketika ia sedang mengurus data-data.

Shinta melihat ibu tadi sudah bangun dan masih terlihat lemah di ranjangnya. Shinta pun mendekatinyanya

"Gimana bu? apa masih sakit? " tanya Shinta yang sudah berdiri disamping ranjang

"Sudah mendingan nak, perut ibu sudah tidak sesakit tadi" jawab Silvi lemah

"Syukurlah kalau begitu bu. Kata dokter magh ibu kambuh. Apa ibu tadi pagi tidak sarapan? " ucap Shinta

Silvi berusa meningat, dirinya tersenyum miris saat mebgingat kejadian tadi pagi dimana ia hanya makan sesuap nasi karna harus berdebat dengan anaknya

"Iya nak. terimakasih ya nak, kamu sudah mau menolong ibu. nama kamu siapa nak? " ucap Silvi sambil mengambil tangan Shinta dan memegangnya.

"Iya bu sama-sama" jawab Shinta tulus

"Nama saya Shinta bu, apa ibu namanya ibu Silvi? " tanya Shinta sambil tersenyum ramah

"Iya nak, bagaimana kamu tau? " jawab Silvi tersenyum

"Iya bu, tadi waktu mengisi data pasien saya bingung mau mengisi apa. Terus saya mau nyari data ibu di tas ibu tapi ngga ada. Dan ternyata di syal ibu ada tulisan 'Silvi', jadi saya fikir itu nama ibu" jelas Shinta kepada Silvi

"Oh iya nak. soalnya ibu tadi kena jambret di jalan. dompet, hp, dan barang berharga lainnya di ambil jambret itu. yang tertinggal cuma tas baju ibu" ucap Silvi sambil menginat kejadian tadi siang sebelum ia ambruk sakit dijalan.

"Ya ampun ibu kok bisa, terus rumah ibu dimana? keluarga ibu? " ucap Shinta sambil terlihat sedikit sedih setelah mendengar cerita Silvi

Silvi terdiam sejenak, ia berfikir belum juga berhasil tapi ia harus menderita seperti ini. Silvi berfikir jika ia tidak akan pulang sebelum anaknya lah yang menjemput dirinya sendiri.

Ya begitualah Silvi, ia adalah orang yang keras kepala dan berdiri teguh pada keputusannya. dan hal itulah yang terjadi pada hubungan anaknya dengan kekasihnya yang tak pernah ia restui dengan sebab sampai saat ini.

Ia pun berencana berbohong kepada Shinta. karna jika ia berbicara jujur kepada Shinta, ia yakin bahwa gadis baik ini akan menghubungi keluarganya.

"Ibu ngga tau nak, ibu lupa. aduuuh duh" jawab Silvi sambil memegangi kepalanya yang pura2 sakit

"Ibu kenapa? " tanya Shinta khawatir

"Aduuuh kepala ibu sakit sekali nak" Silvi berbohong sambil memegangi kepalanya yang tidak sakit

Shinta yang melihat saat Silvi kesakitanpun memanggil dokter untuk memeriksanya kembali

"Bagaimana keadaanya dok? kenapa ibu Silvi tidak mengingat keluarga dan rumahnya dok?" tanya Shinta kepada dokter yang telah selesai memeriksa Silvi

"Beliau baik-baik saja, hanya saja mungkin karna syok yang begitu hebat membuat ia kehilangan ingatannya sementara" jelas dokter

"Apakah sebelum dibawa kesini terjadi sesuatu terhadap beliau?" lanjut dokter bertanya

"Iya dok, beliau tadi kena jambret di jalan" jawab Shinta

"Nah mungkin kejadian itu yang membuat beliau syok, ia terguncang dan membuat sebagian ingatannya hilang sementara" jelas dokter tersebut

"Lalu bagaimana dok? " tanya Shinta khawatir

"Kita akan memberikan yang terbaik, namun untuk ingatannya itu akan kembali dengan sendirinya seiring berjalannya waktu" jelas dokter

Silvi yang yang diam saja di tempat tidurnya hanya menyimak pembicaraan Shinta dan dokter. Ia merasa bersalah kepada Shinta karena telah membohonginya. Namun di lain sisi ia lega karena rencananya akan berjalan dengan baik.

"Baiklah jika sudah tidak ada yang ditanyakan, saya permisi" ucap dokter

"Baik dok, terimakasih dok" ucap Shinta berterimakasih

"Sama-sama, permisi" ucap dokter lalu meninggalkan ruangan tersebut.

Shinta mengantarkan dokter sampai pintu, setelah itu ia kembali keranjang pasien. melihat Silvi yang dari tadi diam saja dan saat ini mulai meneteskan air mata.

Silvi menangis karna mengingat kejadian yang menimpa dirinya hari ini, yang dibentak oleh anaknya, lalu kena jambret dan sekarang ia harus terbaring di rumah sakit.

jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya. terimakasih 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!