Cinta, apa yang mungkin di ketahui seorang gadis berparas cantik bernama Khaliza perihal cinta? Cinta, bahkan dia tak pernah merasakan apa itu cinta yang sesungguh nya, sejati nya cinta itu fitrah, begitu lah kebanyakan kata yang di dengar gadis berusia 22 tahun ini,,
Pada dasar nya cinta bukan lah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian, itu tergantung dari bingkai nya,,
Ada bingkai yang suci dan halal, juga ada bingkai yang kotor dan haram,,
Cinta mengandung segala makna dan kasih sayang, keharmonisan, penghargaan, dan kerinduan, di samping mengandung persiapan untuk menempuh kehidupan,,
Cinta bukan lah hanya sebuah ketertarikan fisik saja, ketertarikan secara fisik hanya lah permulaan cinta, bukan puncak nya,,
Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan tapi di samping keindahan bentuk dan rupa, juga harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik,,
Islam adalah agama fitrah, karena itulah Islam tidak membelenggu perasaan manusia,,
Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia,,
Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu sendiri, dijaga, dirawat, dan dilindungi dari segala kehinaan serta apa saja yang bisa mengotorinya,,
Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta juga mengajarkan bahwa sebelum di laksanakan akad nikah, harus bersih dari persentuhan yang tidak seharus nya,,
kini kata cinta sudah tidak asing jika di dengar oleh remaja masa kini, apalagi cinta kepada seorang kekasih hati, namun, bagaimana kah cinta akan tumbuh, jika sepasang insan di satukan dalam perjodohan dengan kata lain, tidak ada kata saling mengenal di antara kedua nya seperti hal yang sama, yang sedang di rasa kan oleh nya?
Di harus kan bersatu dalam kehidupan berumah tangga dengan sosok yang bahkan tidak pernah di temui atau bahkan di kenali nya sebelum nya, menjalani kehidupan di bawah satu atap dengan sosok yang bahkan masih terbilang cukup asing bagi nya, itu bahkan tidak pernah ada di dalam riwayat kehidupan nya, namun rasa tidak pernah ingin mengecewakan keluarga nya pun nyata nya kini berhasil bertakhta pada diri nya, hingga dia pun lebih memilih menuruti apa yang menurut keluarga nya baik untuk nya, padahal jauh di dalam lubuk hati nya, dia sedikit sulit dalam menerima perjodohan yang keluarga nya lakukan
Prolog
perjodohan yang tidak pernah ada, di dalam buku catatan penting dalam kehidupan Khaliza, yang harus ber ta'aruf, kemudian menikah dengan seorang ustadz pilihan kedua orang tua nya
Yussuf Ammar Abqari, seorang ustadz muda pondok pesantren, lulusan terbaik universitas ternama di Kairo, pria tinggi dengan kulit putih nya, dan pahatan wajah yang terbilang sempurna, juga di sertai dengan banyak nya tanda tanya di dalam diri nya, juga terkenal dengan sikap dan sifat nya yang dingin dengan semua orang, tak terkecuali keluarga nya, selalu menjadi nilai plus bagi nya, menambah kesan cool, pada pria ini,,,
namun saat diri nya tahu akan di jodohkan dengan wanita yang memang sudah di kagumi nya cukup lama, sifat dan sikap nya kini akan berubah 180° semenjak setelah acara pernikahan kedua insan ini selesai, dia akan bersifat sedikit berwibawa dan akan selalu memasang wajah cool nya di depan sang istri,,,
tapi sayang nya, seperti apa pun sikap nya juga perilaku nya yang memang banyak di kagumi itu, tak pernah di lihat oleh sang istri, bukan tanpa alasan, pasal nya sang istri yang memang mempunyai sikap dan kepribadian yang cukup pemalu, bahkan lebih dari sekedar 50°,,,
Khaliza Sulistya Az Zahra, gadis cantik nan lugu yang tengah menyelesaikan pendidikan agama nya di salah satu asrama yang berada di kota Tangerang, dengan bulu mata lentik nya, si pemilik sifat yang hangat, pada orang yang sudah di kenali nya, namun tidak dengan orang yang bahkan belum dia kenali, apa lagi, yang bukan mahram bagi nya,,,
bagaimana kah perjalanan ustadz Yussuf, apakah diri nya bisa mendapat kan cinta dari seorang Khaliza, yang selalu menghindari nya, dan yah, kedua nya sama sama pendiam, dan pemalu, adalah kepribadian yang sudah melekat sejak lahir, pada kedua nya, hingga membuat kedua nya selalu merasa canggung dan malu dalam berbincang atau bahkan hanya sekedar berpapasan
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
...pernah terbesit sebuah rasa dalam kalbu...
...yang nyaris dalam, hingga membuat raga ini tahu...
...apa arti dari mengagumi...
...yang sesungguh nya...
...kala itu,,,...
...kenyataan ini memang terasa hambar,,...
...bahkan pahit, hingga sulit rasa nya,,...
...untuk bisa menerima semua nya,,...
...di sudut malam yang sunyi...
...serta rintik hujan yang mulai membasahi bumi,,...
...seakan menggambarkan...
...bagaimana suasana benak ku saat itu...
...raga ini seakan terombang ambing...
...di tengah badai hebat...
...yang mampu menerjang batu karang...
...bahkan se ukir senyum,...
...tiada harus ku henti kan...
...hanya karena raga ini tak ingin melihat...
...semburat kekhawatiran, dari wajah yang tersayang,,,...
...menantikan kabul yang kau ucap kan...
...di depan wali ku,,,...
...membuat kalbu ini terasa berdetak begitu hebat...
...hingga rasa nya, jantung ini,,,...
...memompa lebih cepat, dari biasa nya,,,...
...kamu,,,...
...yang tidak pernah melontarkan kata...
...yang menyakitkan,,,...
...juga tidak pernah berbuat kasar,,,...
...namun itu juga yang nyaris membuat raga ini...
...semakin dihantui rasa bersalah...
...se besit pertanyaan kini mulai melintas,...
...dalam kalbu ini, yang datang begitu saja,...
...tanpa permisi,,,...
...di antara banyak nya insan yang menanti mu,...
...mengapa kau,,, hanya memilih aku,,,...
...lantas,,,...
...pantas kah aku, untuk mu yang sempurna?,,,...
..._Yussuf Ammar Abqari_...
...kamu tahu, apa yang membuat ku lebih memilih...
...dirimu dari pada yang lain???...
...rasa rendah hati, yang senantiasa selalu melekat,...
...di dalam raga mu,,,...
...kamu tahu, apa yang membuat raga ini cukup...
...mengagumi sosok dirimu???...
...kesederhanaan mu, yang senantiasa menghiasi...
...dirimu,...
...kamu,,,...
...sosok yang tidak pernah mengeluh,, juga kamu...
...yang tidak pernah membuat aku kecewa...
...sejak pertemuan pertama kita, di bawah langit senja...
...kala itu...
...bagi ku, memiliki mu, adalah anugerah...
...juga amanah yang harus ku jaga...
...mungkin kamu benar, banyak insan yang...
...menanti ku di luar sana,,,...
...namun satu hal yang harus kamu tahu,,,...
...aku,,,...
...hanya ingin kamu, yang menjadi satu satu nya...
...teman hidup, yang menyempurnakan separuh agama ku,...
...juga yang akan selalu di samping ku, bukan yang lain,...
...karena kamu,,,...
...lain dari pada yang lain,,...
...kamu,,,...
...lebih sempurna, dari sebatas yang sempurna,,...
...maaf,,,...
...jika hati mu harus terus terluka,,...
...kala kamu bersama ku,,...
...aku,,,...
...bahkan begitu menyayangi dirimu,,...
_Assalamualaikum Zahra_
Rabu, 7 Juni 2023
..._Assalamualaikum Zahra_...
..._Orang Tua Yang Mulia_...
..."Ketika aku selalu berusaha untuk tetap selalu bersabar, mengapa semua se menyakitkan ini, tidak kah ada lagi rasa manis dalam kehidupan untuk ku?"...
..._Khaliza Sulistya Az Zahra_...
Pagi yang cerah, dan langit dengan awan putih menambah kan keindahan di kediaman keluarga Al Hanand
KHALIZA SULISTYA AZ ZAHRA, adalah putri kedua dari KAMILA NUR LAILA dan ALIF BILAL AL HANAND, setelah ANNISA ILMA AL HANAND berusia lima tahun,,,
Khaliza tumbuh menjadi gadis yang pandai dalam bidang pendidikan dan akademik, namun diri nya harus merasa terusik, karena perlakuan manja dari keluarga nya, yah, selama ini keluarga nya selalu memanjakan nya, terutama dengan sang Bunda, lebih tepat nya lagi, Bunda KAMILA NUR LAILA, padahal sebenar nya, diri nya sendiri menginginkan kehidupan yang mandiri, namun Bunda nya memang selalu mengkhawatir kan keadaan nya, dengan kondisi diri nya,,,
hal itu pun kini berhasil membuat teman teman Khaliza selalu memojokkan nya, bahkan teman sekelas nya pun, selalu menjadi kan nya sebagai pusat pembicaraan dan perundingan, itu bahkan sangat membuat hati nya kian merasa terpuruk, sampai sampai, saat diri nya pergi ke sekolah, telinga nya selalu saja mendengar teman teman sekelas nya membicarakan nya di depan umum,,,
'dia itu anak yang manja'
'dia tidak mudah bergaul'
'dia anak yang sulit di mengerti'
'dia tidak pantas berada di sekolah ini'
'dia tidak patut di contoh'
'bagaimana bisa dia menuntut ilmu di sekolah negeri seperti ini?'
itu lah di antara nya cacian yang dapat di dengar nya, sampai suatu saat, seseorang datang untuk menghampiri nya, dan berbicara pada orang yang telah mengatakan kata kata yang cukup membuat nya merasa tidak nyaman itu,,,
"memang kenapa, jika orang tua nya selalu memanjakan nya, lalu, apa masalah nya dengan kalian, apa kalian merasa iri dengan nya?" tanya laki laki tersebut
mendengar hal itu pun, teman sekelas yang mempermalukan nya pun terdiam, dan menunduk kan kepala masing masing, sama hal nya dengan nya yang selalu menunduk kan kepala dan pandangan nya
"apa yang kalian pikir kan, apa kalian tidak memikir kan hati nya, sesakit dan sehancur apa kalian jika ada di posisi nya saat ini, dia selalu bersikap baik terhadap kalian, lalu,, apa kah ini balasan yang pantas dia dapat kan?" tanya laki laki ini lagi "semua orang tua wajar, memperlakukan putri mereka dengan memanjakan anak gadis nya, karena tidak ada orang tua, yang tidak menyayangi anak mereka!!" seru laki laki ini dengan berujar marah
mendengar apa yang di lontar kan laki laki yang memang di kenal sebagai kakak kelas mereka, semua nya langsung terdiam memaku, karena memang benar ada nya, kenyataan yang sangat tepat sasaran, mereka pun membenar kan dalam hati masing masing
"Khaliza!!" panggil seorang gadis yang terlihat seusia dengan nya, terlihat melambaikan tangan kanan ke arah nya dari kejauhan sana, kemudian menghampiri nya
"iya, ada apa Ra?" setelah sekian lama nya menunduk dan terdiam, kini dia pun baru menoleh dan mengeluar kan suara nya, melihat kehadiran sang sahabat di samping nya, membuat hati nya lega
"aku cari cari ternyata kamu di sini, ayo ke kantin, aku belum sarapan, temani aku sarapan yah?" ajak sahabat nya ini, sambil memegang tangan kanan nya, hendak menarik nya
"yah, baiklah, maaf kak, makasih, semua nya, saya permisi, assalamualaikum?" ucap nya pada kakak kelas nya itu, dengan berlari, karena tangan nya tengah di tarik oleh sahabat karib nya
"iya Za, tidak masalah, hati hati, waalaikum salam warahmatullah" jawab laki laki ini sambil tetap menatap punggung nya yang mulai menjauh dari depan papan pengumuman, tempat nya semula
"apa kalian lihat itu, dia bahkan terlihat menghindari kalian, teman kelas nya sendiri, karena apa, karena perlakuan buruk yang selama ini kalian lakukan terhadap nya, padahal dia tidak mempunyai masalah apapun dengan kalian, dia selalu saja bersikap lembut dan hangat pada kalian, meski kalian sering kali membuat nya terpuruk" ujar laki laki ini dengan memperlihat kan tatapan tajam nya
"ma,, maaf kak?" ucap semua nya serempak, masih dengan tundukan kepala masing masing
"kalian lakukan kesalahan ini pada Khaliza, jadi minta maaf lah pada Khaliza, bukan pada saya, saya tidak mau mendengar atau melihat hal ini terulang lagi, apa lagi dari mulut kalian bertiga, jika itu terjadi, saya tidak akan segan, untuk melaporkan semua tindakan yang telah kalian lakukan pada nya, pada guru BK!!" seru laki laki ini dengan memperingati, bahkan terdengar sangat marah, entah kenapa
"iya kak, kita akan meminta maaf, kepada Aliza, kami permisi?" ucap salah satu dari ketiga nya, kemudian berlalu pergi
"semoga Khaliza mau memaaf kan semua perbuatan yang telah kalian lakukan pada nya selama ini" ucap laki laki tersebut
RAFFISHQI PRATAMA, senior nya sejak diri nya menduduki bangku kelas VII, laki laki yang cukup populer di MTSN JAKARTA, kapten tim basket, juga ketua OSIS di sekolah ini, cukup banyak siswi yang ingin mempunyai hubungan dekat dengan nya, namun entah lah, sampai saat ini, tidak ada yang bisa menarik perhatian nya, berbeda dengan Khaliza yang bahkan tidak pernah berniat sedikit pun untuk menarik perhatian laki laki ini, kemauan laki laki ini saja, konon kata nya, Khaliza mempunyai aura yang berbeda dari yang lain? padahal secara pribadi, Khaliza ini gadis nya begitu pemalu dan bahkan pendiam,,
"Za, kamu nggak apa apa kan, jangan di masukin ke hati yah, ucapan mereka tadi, mulut mereka tuh memang suka asal jeplak aja, mungkin mereka iri karena kamu selalu menduduki peringkat pertama di kelas" ujar sahabat nya sambil memakan bakso yang sudah di hadapan kedua nya
"iya nggak masalah Ra, lagi pula, aku juga nggak kenapa kenapa kok, mungkin hati aku sudah terbiasa dengan ini" jawab nya sambil tersenyum tipis
"hati kamu memang kuat banget deh Za, hati kamu terbuat dari apa sih, sampai hampir tiap hari dapat perlakuan kayak gitu kamu masih baik baik in mereka, aku salut sama kamu, di saat mereka cukup sering membuat mu cukup terpuruk, kamu selalu saja memaaf kan semua kesalahan yang mereka perbuat, selama ini aku nggak salah pilih sahabat" seru sahabat nya yang terkagum dengan sikap nya ini
"hmmm, kamu bisa aja Ra, biasa aja kali, nggak perlu di lebih lebih kan" tutur nya rendah hati
"dih, memang kayak gitu kenyataan nya kok" jawab sahabat nya lagi yang berhasil membuat nya menggeleng tak heran
akh yah, SYAKIRA ANINDHIRA, sahabat karib nya semenjak diri nya menduduki bangku kelas VII, cukup pemberani, sedikit bar bar, juga tidak pernah takut dengan siapa pun, si paling peduli dengan diri nya
"eh Za, tapi tadi aku lihat, kamu,, di belain yah, sama kak Raffi, waah, kamu memang beruntung banget deh Za, bisa dekat gitu sama kak Raffi, padahal kan, yang lain susah, kalau mau ada hubungan atau dekat dengan kak Raffi?" cerocos Syakira yang mulai bar bar, menaut kan kedua masing masing tangan nya
"apaan sih Ra, aku nggak terlalu dekat kok, sama kak Raffi, dia memang bantu aku, tapi itu secara kemanusiaan terhadap adik kelas" tutur nya mengelak
"alah, udah deh Za, kamu nya aja yang kurang peka, dari awal kita masuk di pertengahan kelas VII itu, aku tuh udah tahu, kalau dia itu suka sama kamu Za, tapi kenapa kamu selalu menghindari nya sih?" tanya Syakira yang memang selalu merasa heran dengan setiap tanggapan dari nya perihal kakak kelas nya itu
"Ra, aku sama kak Raffi itu, nggak ada hubungan apa apa, kalau ada nya juga, nggak lebih dari sebatas kakak, dan adik kelas, itu aja" jelas nya yang mulai menanggapi dengan serius
"hhhhh, kamu peka dikit dong Za, dia itu naksir sama kamu, kamu tahu kan, dia itu jarang banget yang nama nya dekat, apa lagi sama yang nama nya perempuan, kecuali kamu?" ujar Syakira lagi
"iya Ra, aku tahu itu, tapi,, nggak lah Ra, nggak mungkin dia naksir sama aku, ya kali kak Raffi mau sama aku, aku masih banyak kekurangan, dan aku nggak pantas buat dia, dia berhak mendapat kan yang lebih dari aku, bukan nya di luar sana banyak yang mau dekat sama dia?" tutur nya berusaha menjelas kan selembut lembut nya
"akh,, ya udah deh, kalau bicara perihal dia sama kamu, aku selalu kalah, tapi kamu harus ingat satu hal Za, peka Za, peka!" ucap Syakira pada akhir nya yang hanya bisa memperingat kan nya
"kamu ini, ada ada aja deh" ucap nya dengan senyuman dan gelengan kepala nya, karena dia berhasil meyakin kan sahabat nya itu
tanpa di ketahui kedua nya, sepasang mata telah melihat, bahkan kedua telinga nya pun telah mendengar pembicaraan kedua gadis lugu ini, dia adalah Raffi sendiri, laki laki ini terlihat tersenyum, sambil membatin
'Zaa, Za, teman kamu aja peka, sama sikap dan perasaan aku ke kamu, lalu kenapa kamu sendiri nggak pernah peka sih, sama perasaan aku, bahwa aku tuh suka banget sama kamu, apakah mungkin memang cara mendapat kan cinta kamu itu memang sulit Za, tapi aku akan tetap berusaha, agar bisa meraih hati kamu' batin Raffi dari kejauhan
"teh Izzaa!!" panggil seseorang dari kejauhan, terdengar sedikit berteriak memanggil nama nya, menyadarkan nya yang tengah asyik memakan batagor
"eh Ratih, ada apa?" jawab nya yang di akhiri dengan pertanyaan juga dan menoleh ke arah adik kelas nya
"aku dengar, teh Izza di gosip in lagi yah, sama teman sekelas nya teh Izza, teh Izza nggak kenapa kenapa kan?" tanya adik kelas nya yang memang di kenal sebagai Ratih, seraya duduk di samping nya
"alhamdulillaah, teh Izza nggak kenapa kenapa Ratih, udah, nggak usah bahas itu lagi yah, teteh nggak kenapa napa kok" tutur nya berusaha menenangkan
"iiiih teh Izza, memang nya nggak boleh yah, jika aku mengkhawatirkan teteh?" ujar Ratih dengan bersedekap juga dengan mulut yang di maju kan (cemberut/merajuk)
"hmmm, bukan begitu Ratih, ya udah, maafin teteh yah, tapi beneran deh, teteh nggak kenapa kenapa kok, beneran deh?" tutur nya berusaha meyakinkan
"hmmm, syukur lah kalau memang nggak terjadi apa apa sama teteh, harus nya aku yang minta maaf, aku nggak ada di samping teteh, saat teman teteh melakukan itu semua" ucap Ratih sambil menunduk merasa bersalah
"sudah lah Ratih, teteh nggak apa apa kok, kamu lihat sendiri kan, teteh baik baik saja, teteh sedang makan batagor, kamu mau nggak, biar teteh yang pesan kan?" tawar nya mengalih kan pembicaraan alias tidak ingin adik kelas nya ini merasa bersalah terus menerus
"nggak teh makasih, aku udah makan sama teman teman ku?" jawab Ratih sambil tersenyum tipis
"eh Ratih, teteh kamu ini, memang gini orang nya, di khawatirin malah balik nenangin, nggak suka juga tuh, buat orang khawatir berlebihan karna nya?" ujar Syakira yang menoleh ke arah Ratih
"iya dong teh, siapa dulu, teh Izza gitu lho?" jawab Ratih dengan bangga
"tapi Ratih, kenapa kamu panggil Aliza sama aku dengan embel embel teteh sih?" tanya Syakira yang memang sudah merasa penasaran sejak tadi
"duuh, teh Syakira itu lupa atau gimana sih, kan aku ini ada darah dan keturunan Bandung nya juga, ya walau pun aku tinggal di Purbalingga Jawa tengah, jangan jangan teh Syakira ini lupa yah, aku bukan nya nggak mau panggil kakak atau yang lain, tapi ini memang adat istiadat orang darah atau keturunan Bandung nya gitu" jelas Ratih mengingat kan
"ooh gitu, iya, aku baru ingat, Khaliza sempat cerita kok sama aku perihal ini, maaf yah Ratih, aku lupa?" ucap Syakira kala sudah kembali mengingat
"iya teh, nggak masalah, ya udah teh, aku gabung sama teman teman aku dulu yah, teh Syakira, tolong temani teteh aku yah, jangan sampai lecet?" ujar Ratih dengan candaan seraya beranjak
"iya Ratih, kamu tenang aja, aku juga nggak bakalan biar kan sahabat aku ini lecet sedikit pun" jawab Syakira
RATIH AMIERA AL FAHIRA, sosok adik kelas nya, saat diri nya masih menduduki bangku kelas VIII, sampai se jauh ini, hubungan kedua nya terbilang sangat dekat, bahkan gadis si pemilik darah Bandung ini sudah menganggap nya sebagai kakak nya sendiri, tentu begitu menyayangi nya, begitu pun sebalik nya
_Setelah Kepergian Ratih_
"Za, sampai sejauh ini aku lihat, kayak nya, Ratih memang sudah sayang banget yah, sama kamu, sampai sampai, dia kayak anggap kamu sebagai kakak nya sendiri?" imbuh Syakira yang melihat nyata keakraban kedua nya
"hmmm, iya Ra, aku juga begitu menyayangi nya, entah lah, kita bisa se akrab ini sejak awal aku duduk di kelas VIII" jawab nya dengan tersenyum tipis
_Setelah Jam Istirahat_
"eh Za, kira kira, Hanna kapan pulang yah, udah cukup lama juga aku nggak dengar ocehan nya?" tanya Syakira setelah kedua nya menyelesai kan pelajaran pertama nya
"tumben kamu tanyain Hanna Ra, biasa nya kalian debat terus kalau ketemu, sekarang kenapa kamu tiba tiba tanya kan dia?" tanya nya kembali yang sudah tahu sifat asli dari kedua sahabat nya ini
selain Syakira, diri nya mempunyai satu sahabat karib yang lain lagi, Hanna, gadis blasteran indonesia-pakistan ini adalah teman ribut Syakira, kedua nya jarang sekali akur di sekolah
"entah lah Za, aku rasa, perlakuan ku selama ini sama dia, itu juga yang membuat hubungan kita semakin dekat, karena itu, aku kangen sama dia, beberapa bulan terakhir ini, kita bahkan belum juga bertemu kembali dengan nya" tutur Syakira seraya menunduk dalam
"iya Ra, apa yang kamu bilang nggak ada yang salah, huuh, kenapa dia harus ambil cuti sekolah selama ini sih, nggak kangen juga memang nya, sama dua sahabat karib nya ini?" tanya nya dengan berujar
"huuh, ya udah lah, kita ke kantin aja ya, nanti aku coba kembali hubungin dia lagi, dan tanya kan kabar nya" ucap Syakira saya beranjak berdiri dan menggandeng tangan nya
"Iya yuk?" jawab nya mulai mengikuti Syakira dengan tangan saling bergandengan
_sesampainya di kantin_
mereka berdua pun duduk di salah satu kumpulan kursi dan meja di kantin setelah memesan makanan favorit mereka masing masing
"Za, memang nya, kamu belum juga dikasih pegangan ponsel sama Ayah kamu yah?" tanya Syakira dengan tiba tiba, saat kedua nya sudah sama sama duduk
"hmmm, kayak nya belum deh, aku juga nggak terlalu mempermasalah kan itu, ya udah lah, memang nya kenapa Ra?" tanya nya kemudian
"hhhhh, kenapa gitu sih Za, aku jadi susah menghubungi kamu tahu, kamu minta dibeliin ponsel sama Ayah kamu aja yah?" bujuk Syakira dengan wajah memelas
"nggak Ra, aku nggak berani lakukan itu, lagi pula,, Ayah aku sudah pernah bilang, jika aku dikasih ponsel dalam waktu dekat ini, yang ada aku kurang belajar, jadi aku nggak mau itu terjadi" jawab nya mengutarakan isi hati nya
"ya udah deh, kalau memang itu mau kamu, tapi nih, ini nomor ponsel aku, jika kamu sudah dikasih pegangan ponsel sama Ayah kamu, jangan lupa untuk menghubungi aku ya Za?" ucap Syakira seraya mengulurkan selembar sticky note pada nya
"hmmm, baiklah baik" jawab nya sambil menerima sticky note tersebut
_waktu terus berjalan, hingga akhir nya, bel tanda masuk kelas pun berbunyi dengan nyaring_
"selamat siang anak anak, baiklah, karena hari ini hari Jum'at, besok akan ada pengumuman buat semua nya, ibu harap, kalian bisa hadir semua besok" ucap Bu Febri pada semua murid nya itu
"baik bu" jawab semua nya serempak
"baiklah, sekarang, jam kalian kosong, kalian boleh pulang, ibu permisi dulu" ucap Bu Febri dan langsung melenggang pergi meninggal kan ruang kelas
beberapa menit kemudian setelah Bu Febri keluar dari ruang kelas, tiga orang teman kelas nya yang tadi memojokkan nya, menghampiri meja nya yang berada di paling depan
diri nya yang tengah memasuk kan beberapa buku ke dalam tas nya pun kini sedikit terkejut melihat tatapan sendu yang ditujukan ke arah nya
"Liza, maafin kita ya, buat yang tadi pagi?" ucap Yura meminta maaf
"iya Liza, kita beneran gak ada maksud buat singgung lo?" tambah Nay yang kemudian menunduk kan kepala nya
"iya Za, kita harap, lo mau maafin semua kesalahan yang sering kita lakuin sama lo?" timpal Rossi dengan tatapan bersedih dan menyesal nya
Syakira yang melihat adegan di depan nya, seketika balas memandang mereka dengan tatapan sinis nya, juga dengan bersedekap
"halah, palingan juga cuman permintaan maaf palsu aja, udah deh, kalian harus nya sadar dong, kesalahan yang kalian perbuat itu udah kelewatan banget, terutama nggak bisa di maaf kan" ujar Syakira yang tidak terima dengan diri nya yang selalu mendapat kan perlakuan tidak baik dari ketiga nya
"kita cukup tahu Ra, kesalahan kita memang benar benar kelewatan sama Liza, tapi Za, kita mohon, lo mau ya, maafin semua kesalahan kita, please Za, tolong kasih kita satu kesempatan lagi buat benerin semua nya?" ucap Yura dengan lembut
"iya Za, apa yang di bilang Yura memang benar, kita benar benar tulus minta maaf sama lo, sekarang gue sadar, kalau lo nggak pantas nerima semua perlakuan buruk kita, gue mohon Za, gue benar benar minta maaf ya, sama teman teman gue juga?" ucap Nay dengan mata yang sudah berkaca kaca
"gue cukup tahu Za, kesalahan kita memang cukup susah buat lo maafin, karena kita udah bikin lo hampir nyerah, tapi gue mohon Za, gue sama kedua sahabat gue ini hanya butuh satu kesempatan lagi buat perbaiki semua nya sama lo" ujar Rossi
"halah, omong kosong!!" ujar Syakira
diri nya yang tadi nya terkejut semakin merasa terkejut saja, apalagi setelah mendengar penuturan demi penuturan yang tiga teman satu kelas nya itu lontar kan
"udah lah Ra, mungkin kita memang harus kasih mereka kesempatan, agar mereka bisa berbuat baik lagi, mereka juga pantas mendapatkan nya" imbuh nya pada Syakira di samping nya
"tapi Za, mereka udah begitu keterlaluan sama kamu, tapi kamu semudah itu percaya sama mereka?" jawab Syakira yang merasa heran terhadap nya
"aku nggak papa kok Ra, gak ada salah nya kan, kalau mereka mau mencoba berbuat lebih baik lagi, aku percaya kok, mereka pasti akan menempati ucapan mereka sama kita" tutur nya "udah, nggak papa ya, aku udah memaafkan kesalahan kalian kok, maaf kan kesalahan aku juga ya, kalau aku punya banyak salah sama kalian?" lanjut nya dengan penuturan yang lembut
"Makasih ya Za, walaupun kita selalu nyakitin lo, tapi, lo nggak pernah berhenti buat berbuat baik sama kita, lo juga nggak pernah punya rasa dendam, sama kita?" ucap Yura seraya memeluk tubuh nya dengan erat
"iya, walaupun perlakuan sama perilaku kita selalu buruk sama lo, tapi lo nggak pernah buat kita kecewa?" lanjut Rossi sambil tersenyum
"hmmm iya, udah yah, kalian nggak perlu minta maaf lagi, aku udah maafin kalian kok, kalian kan, teman aku juga di kelas ini" jawab nya lembut dan menerima pelukan dari Yura
"Makasih ya Za, lo juga udah anggap kita sebagai teman lo, padahal sejauh ini perlakuan kita selalu buruk sama lo" ucap Nay, seraya ikut memeluk tubuh nya
"iya nggak papa, ada masalah kok Nay" jawab nya lembut
Untuk sejenak mereka berlima pun berpelukan bersama,, hingga akhirnya,,,
"Sekali lagi makasih ya Za, buat semua nya, kalau gitu, kita pulang duluan ya, lo sama Syakira mau bareng sama kita nggak, biar sekalian kita anterin?" tawar Rossi
"iya sama sama, nggak papa, kalian duluan aja, aku sama Syakira aja" jawab nya sambil tersenyum tipis
"ya udah kalau gitu kita duluan ya Za, Ra?" pamit Nay pada kedua nya
"iya" jawab nya sambil tersenyum simpul
setelah ketiga teman nya itu pamit undur diri, kini kedua sahabat yang tersisa ini pun saling pandang lantas tersenyum, dan memilih melanjutkan pulang bersama
kedua nya kini telah sampai di kompleks perumahan nya, namun tiba tiba
'eeh, neng Khaliza, baru pulang sekolah ya neng, mau aa' Rakha anterin nggak neng?' sapa pria lajang yang kini menghampiri kedua nya yang tengah berjalan, dan memang di kenal dengan nama Rakha
'nggak kak, makasih, Liza ditunggu Ayah Bunda di rumah, permisi kak?' jawab nya seraya menunduk kan pandangan nya kala pria lajang itu menghampiri nya
'eeh, ada neng Syakira juga rupa nya, mau aa' Wahyu anterin juga nggak neng, sayang loh, ini motor nya nganggur?' siapa pria lajang lain nya yang kini melihat kehadiran Syakira di samping nya, dan dikenal dengan nama Wahyu yang tengah mengendarai sepeda motor
'enggak kak makasih, saya sudah ditunggu Mama sama Papa juga di rumah' jawab Syakira
'yaah, kok gitu sih neng, biar aa' anterin aja ya neng, biar agak cepat sampai rumah nya?' tanya Wahyu yang terdengar sedikit memaksa
'enggak kak makasih, saya sama Liza aja, kami permisi?' ucap Shakira seraya terburu buru bergegas pergi dan menarik tangan kanan nya yang masih terdiam menunduk
'ya udah deh neng, aa' nggak maksa, kalau neng Syakira benar benar enggak mau aa' anterin, tapi tolong sampai kan salam aa' buat Mama sama Papa kamu ya neng, tolong sampai kan, ada salam hangat, dari calon mantu nya, untuk calon mertua terhormat' ujar Wahyu yang melihat kepergian Syakira
Syakira yang mendengar hal tersebut, kini membulat kan mata nya sempurna, sambil menatap nya di samping nya yang kini terkekeh geli
"udah tuh, sampein aja salam nya kak Wahyu sama Mama dan Papa kamu, jangan lupa bilang juga, ada salam hangat dari calon mantu nya" goda nya pada sahabat karib nya itu sambil menutup mulut nya dengan tangan kanan nya kegelian
"kamu apaan sih Za, nggak lucu tahu, aku masih mau sekolah, gak ada yang nama nya mantu mantu an yah, aku nggak suka" ujar Syakira dengan sedikit kesal sambil bersedekap yang mendapat tanggapan senyuman tipis dari nya sendiri
kedua nya pun mulai melanjutkan kembali perjalanan untuk pulang ke rumah masing masing, namun langkah yang mereka ambil seketika terhenti, dan mereka pun sedikit terkejut karena dibuat tercengang kala mendengar ucapan kedua pria lajang yang baru saja menghampiri mereka itu
'kenapa lo suka sama neng Khaliza Kha'
'kenapa juga lo suka sama neng Syakira Yu?'
'gue suka sama neng Khaliza neng Khaliza itu beda banget sama yang lain Yu, gue tertarik sama kecantikan nya'
'gue rasa juga gitu Yu, tapi sayang nya, mereka sama sama pemalu yah Yu?'
'iya Kha, karena itu, gue agak susah juga, buat raih hati nya neng Khaliza'
'sama Yu, gue juga gitu kali'
'tapi maaf maaf yah Kha, bukan nya maksud gue mau singgung hati lo, tapi, lihat deh neng Khaliza, dia pakai apa nama nya tuh, hijab yah kalau nggak salah, lo kan nggak bisa lihat wajah nya dia secara sempurna gitu, tapi kenapa lo bisa se yakin itu sama neng Khaliza Kha?'
'lah, lo gimana sih Yu, lo juga lupa yah, neng Syakira kan juga pakai yang kayak begituan?'
'lo memang ada benar nya juga sih, tapi kan neng Khaliza suka tunduk in kepala nya kalau jalan, nggak sama lah, sama neng Syakira'
'justru itu yang gue kagumi dari neng Khaliza Yu, dia tutupin wajah nya dia sama hijab, gue nggak mandang fisik kok, kalau sama neng Khaliza, gue lihat kecantikan dia dari hati nya'
'idiiih, sok sok'an lihat dari hati lihat dari hati, pala lo dari hati, semut aja lo masih rabun lihat nya, apa lagi hati nya neng Khaliza?'
'lo gimana sih, gue kan lagi belajar, gimana cara nya agar dapat kan cinta nya neng Khaliza, kalau gue boleh jujur yah, neng Khaliza nya mah baik, malahan baik banget, tapi yang jadi penghalangan nya itu, Om Bilal, gue takut banget sama Om Bilal nya Yu'
'iya yah, Om Bilal itu orang nya memang tegas banget?'
'naah, tuh lo tahu!'
'iya, tapi lo jangan gampang nyerah yah, buat deketin neng Khaliza nya, semangat!!'
'iya, makasih?'
'iya, nggak masalah'
tanpa mereka semua sadari, kini sepasang mata dan sepasang telinga tengah melihat dan bahkan mendengar jelas pembicaraan yang sudah semua nya lontar kan
sedangkan yang sedang menjadi topik pembicaraan, setelah mendengar dua pria lajang berkata seperti itu, hanya membuat kedua nya terkekeh kecil, dan lebih memilih kembali melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti
"sulit banget buat dapetin kamu kata nya Za" ujar Syakira pada sahabat karib di samping nya itu sambil terkekeh
"kamu apaan sih Ra, biasa aja kali" jawab nya yang merasa malas menanggapi
"Iya, tapi beneran lho Za, aku benar benar dibuat penasaran deh, jodoh kamu kira kira siapa ya, siapa nih, laki laki beruntung yang bisa raih hati sahabat aku yang pemalu ini?" seru Syakira sambil menaik turun kan kedua alis nya menggoda nya
"kamu apaan sih Ra, udah akh, jangan dulu bahas masalah itu, aku nggak mau ya, aku nggak suka" ucap nya
"oh ayo lah Za, ini bukan masalah, ini bahkan masa depan kamu, kelak, semoga masa depan kamu cerah yah Za?" ucap Syakira mengakhiri pembicaraan
"allahumma aamiin, semoga saja yah Ra, tapi,, bukan hanya masa depan aku aja kali yang semoga cerah, masa depan kamu sama Hanna juga semoga cerah" jawab nya mengingat kan
"iya allahumma aamiin, semoga saja yah?" ucap Syakira
"dan, apapun itu masalah nya, sama siapa pun jodoh dan imam kita nanti nya, kita harus tetap menghormati dia, kita harus tetap menghargai dia sebagai suami kita kelak ya Za?" ucap Syakira yang meminta persetujuan dari nya
"hmmm, iya Ra, In Shaa Allah,," jawab nya membenar kan
_setelah sampai di rumah masing masing_
_kediaman Al Hanand_
"assalamualaikum?" ucap nya saat kedua kaki nya diayunkan memasuki rumah bernuansa putih itu
"waalaikum salam warahmatullah, kak, udah pulang, gimana sekolah nya, lancar?" jawab Bunda saat melihat nya menenteng kedua sepatu nya
"hmmm, alhamdulillaah, lancar Bund, Ayah ke mana?" tanya nya sambil mengedarkan pandangan nya, mencari sosok Ayah tersayang nya, sambil mencium tangan kanan Bunda
"Ayah ke kantor sayang, ya udah, kamu bersih-bersih dulu, shalat, habis itu makan, Bunda udah siap kan nasi goreng kesukaan kakak" tutur Bunda dengan lembut kala menerima ciuman tangan dari sang gadis kedua
"ooh gitu, ya udah Bund, kalau gitu, kakak ke kamar duluan ya?" pamit nya kemudian berjalan menaiki anak tangga dengan perlahan
"Iya sayang, Bunda tunggu di meja makan" jawab Bunda sambil memperhatikan anak gadis nya ini yang tengah menaiki anak tangga hingga sampai pintu kamar sang anak tertutup dengan sempurna
Hingga,,,
"assalamualaikum?" ucapan lembut seseorang yang tengah masuk ke dalam rumah, kemudian menghampiri Bunda
"waalaikum salam warahmatullah, kakak, udah pulang, gimana kampus kakak, lancar?" jawab Bunda balik bertanya sambil menerima ciuman tangan dari Annisa, kakak sulung nya
"alhamdulillaah Bund, lancar lancar aja, oh iya Bund, kok rumah sepi, nggak biasa nya, apakah Bunda sendirian?" tanya Annisa yang merasa kurang ramai, tidak seperti biasa nya
"Ayah ke kantor, dapat kabar tiba tiba meeting, Khaliza baru aja pulang sekolah, langsung Bunda suruh buat bersih bersih, palingan, bentar lagi Ayah pulang, kata nya si', Ayah mau makan siang di rumah sehabis meeting nya selesai" jelas Bunda
"Ooh, gitu ya Bund, ya udah deh, kalau gitu kakak juga ganti baju dulu deh, mau cuci muka juga" ucap Annisa seraya kembali berjalan ke arah kamar nya setelah sebelum nya mendapat anggukan dari Bunda sebagai jawaban
_makan siang pun dimulai, dengan keluarga yang lengkap_
semua nya terlihat fokus, dengan makanan yang ada di hadapan mereka masing masing, kini, hanya suara dentingan sendok, dan garpu saja yang terdengar di ruangan itu, hingga pada akhirnya,,,
"Ayah, Bunda?" panggilan Annisa berhasil memecah kan keheningan di dalam ruang makan ini, dan berhasil membuat Ayah dan Bunda menoleh
"iya kenapa kak?" jawab Ayah yang sedang menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut, seraya menoleh ke arah putri sulung nya itu
"iya kak kenapa, apa ada masalah?" tanya Bunda yang memang sontak saja menoleh ke arah Annisa yang memanggil
"Ayah sama Bunda masih ingat nggak, tempo hari lalu, Nisa titip berkas lamaran kerja Nisa sama Dhista?" tanya Annisa seraya menelan makanan di dalam mulut
"iya, terus kenapa?" jawab Ayah yang memang diakhiri dengan pertanyaan juga
"hhhhh,, jadi gini Yah, Bund, tadi malam Adhista menghubungi Nisa, dan kata nya, Annisa resmi diterima kerja, di perusahaan penerbangan" tutur Annisa dengan disertai senyum bahagia
"waah, Bagus dong kalau gitu, selamat ya kak?" ucap Ayah ikut merasa gembira dan bangga dengan kabar yang di dengar dari sang anak sulung
"hmmm, makasih Ayah, tapi,,, apakah Ayah mengizinkan Nisa untuk bekerja di perusahaan penerbangan itu, soal nya, cabang yang terima Nisa kerja itu di pulau Batam Yah?" tanya Annisa yang sedikit ragu
"hmmm, iya lah sayang, tentu Ayah izin kan, tapi kakak juga harus janji, kakak harus jaga diri baik baik selagi kakak masih di sana" tutur Ayah seraya menunjuk kan senyum kebahagiaan
"Iya Yah, Ayah lupa ya, kan dari Aliyah, kakak ini udah sedikit menguasai ilmu bela diri?" ujar Annisa dengan bersemangat
"Eh iya yah, kenapa Ayah bisa lupa, kalau gadis sulung Ayah ini udah bisa bela diri, tapi tetap saja, Ayah akan merasa khawatir jika jauh sama kakak, maka dari itu kakak harus janji, kakak harus jaga diri kakak baik baik ya, di pulau seberang?" tutur Ayah panjang lebar kali tinggi
"Makasih Ayah, iya, kakak bakalan selalu jaga diri kakak baik baik kok di sana" jawab Annisa dengan lembut
"Iya sayang, sama sama" jawab Ayah yang masih saja tersenyum
'kenapa sih, Anisa selalu saja mendapatkan apa yang di ingin kan, ini bahkan sungguh bertolak belakang dengan ku, meski aku mempunyai kelebihan, aku selalu merasa terpojokkan di sekolah, hanya karena orang tua ku selalu memanjakan ku?' batin nya di tengah tunduk kan pandangan nya menatap nasi yang hampir habis itu
'astaghfirullah, bicara apa aku ini, ampuni saya ya Allah, saya tidak ada maksud untuk iri terhadap saudari saya' ucap nya membaca istighfar masih dalam hati nya
"tapi apa kakak punya teman di kota ini kak?" setelah sekian lama nya terdiam, pada akhir nya Bunda pun angkat bicara
"ehm,, ada Bund, rencana nya besok Nisa sama Nia mau buat paspor, dan cek kesehatan juga" jawab Annisa
"oh jadi kamu sama Nia di kota ini?" tanya bunda
"iya Bund, nanti saat Nisa sama Nia sampai di kota Batam, ada Adhista juga di sana, jadi kita bertiga satu kamar kost, Bunda juga izinkan kakak kan?" tanya Nisa hati-hati
"jujur kak, Bunda begitu khawatir, jika kakak akan merantau sendirian di keluarga ini, kakak tahu sendiri sekarang, Ayah sedang sibuk sibuk nya, banyak meeting dadakan, banyak tawaran kerja sama juga dari banyak nya perusahaan lain sama perusahaan yang sedang Ayah pimpin sekarang, tapi setelah Bunda dengar dan ingat baik baik, kakak bisa mempelajari ilmu bela diri, iya sayang, Bunda izin kan kakak, tapi kakak juga harus janji, jaga kesehatan, jangan tinggal kan shalat, jangan telat makan juga, dan, jika kakak ada waktu luang di sana, jangan lupa untuk menghubungi keluarga di sini" tutur Bunda panjang lebar
"siap Bunda iya, In Shaa Allah, kakak janji, seandainya jika ada waktu luang, kakak akan selalu hubungi keluarga di sini" jawab Anisa seraya mengangkat tangan kanan nya terkesan hormat kepada Bunda
"jadi kak Nisa bakalan tinggal kan aku sendirian dong di sini?" setelah sekian lama nya terdiam, kini diri nya pun angkat bicara, meski dengan raut wajah yang terlihat jelas merasa sedih
"dek, maaf kan kakak, kakak nggak akan tinggal kan kamu, dan kakak akan selalu ada di hati kamu, begitu juga dengan kamu, kamu akan selalu ada di dalam hati kakak, jadi, mau ke manapun kamu pergi, do'a kakak kan selalu menyertai mu Za" tutur Annisa kepada adik kesayangan nya itu sambil menggenggam erat tangan kanan Khaliza yang duduk di samping nya "jika seandainya kakak nggak langsung interview, kakak juga nggak bakalan setega itu, tinggal kan adik kakak yang begitu kakak sayang ini, tapi kakak janji, jika kamu mau, kakak akan selalu berusaha untuk selalu meluangkan waktu kakak, agar kakak bisa terus berkomunikasi sama kamu" tutur Annisa dengan meyakinkan nya
"janji ya kak, aku benar benar nggak mau dan nggak siap, jika harus berjauhan sama kakak, tapi, jika memang ini yang menjadi keinginan dan impian kakak, aku juga pasti dukung kok, tapi kakak juga harus ingat satu hal, jaga diri kakak baik baik di sana, asal kakak tahu, aku nggak mau dengar kakak sakit atau bahkan kecapekan!!" seru nya dengan membalas genggaman tangan sang kakak lebih erat
"Iya sayang, kakak janji sama kamu, kakak akan selalu menjaga diri kakak baik baik di sana, kamu juga jaga diri baik baik di sini ya, jangan suka nya ribut terus sama Ayah, kejar cita cita kamu sampai kamu bisa menggapai nya, udah ah, jangan sedih lagi, kamu memang penyemangat kakak satu satu nya" ujar Anisa sambil menarik tangan nya yang tengah digenggam nya, membawa nya ke dalam pelukan hangat nya
"iya kak, aku pegang janji kakak" jawab nya seraya menerima dan membalas pelukan hangat dari sang kakak
Khaliza dan Annisa memang salah satu anak yang tidak suka bertengkar atau berdebat, penurut, dan saling menyayangi, satu sama lain, benar benar berbeda dengan adik dan kakak pada umum nya, kedua nya selalu terlihat akrab, dan saling membantu masalah, dengan nasihat nasihat lembut, satu sama lain, ini yang membuat diri nya sulit untuk berjauhan dengan sang kakak, karena Anisa sendiri, selalu menjaga dan menasehati nya dengan kata kata yang benar benar lembut
"wah, kalian memang akrab ya, nggak kayak Tom and Jerry, malah kayak Omar dan Hana, saling menguat kan?" ujar sang Ayah merasa salut sekaligus kagum dengan kedua anak gadis nya yang selalu kompak
"iya dong Yah, nggak ada guna nya juga kita berantem, buat apa, buat tali silaturahmi kita putus aja, iya nggak dek?" tanya Nisa diakhiri dengan pertanyaan, seraya menoleh ke arah adik kesayangan nya
"hmmm benar tuh, iya dong kak, buat apa kita berantem, buat tali silaturahmi kita putus aja, nggak baik tahu" jawab nya sambil tersenyum tipis
"kalian itu ya kompak banget, Bunda salut deh, sama kalian, Nisa bisa jagain adik nya dengan baik, dan Liza anak penurut nya Bunda" ucap Bunda yang ikut terkagum
_**Assalamualaikum Zahra_
Kamis, 8 Juni 2023**
..._Assalualaikum Zahra_...
..._Di Balik Koridor Sekolah_...
..."kebahagiaan kini datang menghampiri ku dengan perlahan, aku bahagia hari ini, bahkan senyum, tak pernah pudar dari bibir ku saat ini"...
..._Khakiza Sulistya Az Zahra_...
malam berganti pagi, Khaliza, terlihat terbangun dari tidur nyenyak nya, diri nya terlihat bersemangat untuk ke sekolah, tapi padahal, dia sendiri juga tak tahu, dia semangat perihal apa,,
setelah menyelesaikan rutinitas pagi nya, dia langsung bergegas ke ruang makan, dan memulai sarapan nya bersama Ayah, Bunda, juga kakak tercinta nya, Annisa,,
"pagi Bund, pagi Yah, pagi kak?" sapa nya di pagi hari seraya duduk di kursi tempat nya biasa sarapan
"pagi sayang, tumben kamu se semangat ini mau berangkat sekolah, ada apa nih, sama gadis kedua Bunda?" tanya Bunda kala melihat jiwa semangat nya semakin tinggi untuk menuntut ilmu
"hmmm, nggak tahu Bund, rasa nya, kakak mau semangat aja jalani ini, kakak juga merasa, kakak akan dapat kejutan" jawab nya sambil tersenyum senang
"dek, berangkat sekolah nya biar kakak yang anterin ya, kan satu arah, jarang juga kan, kita berangkat bareng?" tanya Nisa yang melihat nya duduk di samping nya
"emmm, memang nya, itu nggak bakalan repot kan kakak?" tanya nya yang merasa sedikit tidak enak
"ya nggak lah sayang, kan ini mau nya kakak, kamu gimana sih, apa mungkin, kamu nggak mau barengan lagi sama kakak?" ujar Nisa seraya memasang wajah sedih nya
"eh b,, bukan gitu kak, jangan marah dong, aku paling nggak bisa lihat kakak marah sama aku, ya,, ya udah deh boleh, kalau kakak memang mau antar aku ke sekolah" ucap nya pada akhir nya
"nah, gitu dong, tapi ini nggak terpaksa kan?" tanya Nisa lagi meyakin kan
"ya nggak lah kak, mana mungkin aku terpaksa lakukan sesuatu sama orang yang aku sayang, bahkan aku juga senang banget, bisa bareng kakak lagi, kapan lagi, kita barengan gini coba? tutur nya seraya memulai sarapan pagi nya dengan roti dan selai strawberry kesukaan nya
"syukur lah" jawab Nisa seraya tersenyum tipis ke arah nya, kemudian melanjut kan sarapan pagi nya
"kak, hari ini kakak Bunda buat kan makan siang yah, agar kakak makin semangat lagi sekolah nya?" tanya tanya sang Bunda yang seraya duduk di hadapan nya namun terhalang meja makan
"emmm, kakak boleh boleh aja sih Bund, tapi bunda yakin, itu nggak bakalan buat Bunda kerepotan, kakak nggak mau yah, kalau terus terusan repot kan Bunda?" tutur nya
"hmmm, nggak sayang, itu nggak bakalan buat Bunda kerepotan kok, kakak nggak pernah repot kan Bunda sedikit pun, lagi pula, ini juga Bunda yang mau kok, ya udah, Bunda siap kan dulu yah kak?" tutur Bunda seraya beranjak dari duduk nya hendak mengambil kotak bekal makan siang nya
"makasih yah Bund?" ucap nya seraya menggigit roti isi selai strawberry
'maaf kan kakak sayang, kakak tahu, pasti ini menjadi beban cukup berat buat kamu, untuk berpisah sama kakak, tapi mau nggak mau, kakak juga harus lakukan ini, kakak mau kejar apa yang menjadi cita cita kakak?' batin kak Nisa yang tengah menatap nya sambil tersenyum
diri nya yang menyadari di tatap seintens itu pun, kini bertanya pada sang kakak sulung
"kakak kenapa, apa hijab yang aku kenakan kurang rapi, atau aku punya salah yang tidak aku sadari, maaf ya kak?" ucap nya yang menyadari pandangan yang sang kakak berikan
Ayah dan Bunda yang melihat hal itu pun kini lantas tersenyum
"hmmm, anak Ayah ini, selalu saja begini, kalian selalu kompak tahu nggak sih, bikin ayah pengen cubit cubit aja!" ucap sang ayah menguburkan tangan kanan yang hendak mencubit pipi Khaliza yang sedikit tembem
"Yah, jangan cubit pipi chubby Khaliza, dia adik perempuan aku satu satu nya, aku nggak suka lho, kalau ada orang yang bikin apapun milik aku kesakitan apalagi ini Khaliza ku sendiri" ucap Annisa sambil menahan tangan Ayah yang hendak mencubit pipi chubby milik nya
"huuh, iya iya, Ayah nggak bakalan cubit pipi tembem milik adik kesayangan kakak nya ini" jawab Ayah memilih mengalah
"dek, kalau suatu hari nanti Ayah mau cubit in pipi kamu lagi kamu bilang aja ya, sama kakak, nanti kakak bakalan kasih Ayah hukuman" ujar Nisa bercanda
"hukuman apa?" tanya Ayah dengan kening mengerut bingung
"hukuman nya, Ayah nggak boleh berbicara sama adik kesayangan aku ini selama dua Ahad, puas?" jawab Nisa dengan menantang
"duuh, jangan gitu dong kak, Ayah mana kuat nggak bicara sama adik kakak selama dua Ahad, jangan kan dua Ahad, setengah jam aja Ayah nggak tahan kalau Ayah nggak kerja" jawab sang Ayah dengan mengeluh
"ya makanya, jangan coba coba buat adik kakak ini sakit atau sedih, saat kakak nggak di sisinya lagi" ujar Nisa
"gimana kak, apa ada yang salah sama diri aku, aku minta maaf sama kakak ya?" tanya nya yang merasa belum mendapat kan jawaban yang tepat
"kamu minta maaf buat apa Za, kamu nggak punya salah apa apa kok, sama kakak?" jawab Nisa yang tengah kebingungan
"terus dari tadi kakak pandangan aku terus-terusan kenapa?" tanya nya mengingat kan
"hmmm, memangnya kakak nggak boleh pandangi adik kesayangan nya kakak ini ya, maaf deh?" jawab Nisa lagi
"ya boleh boleh aja sih, tapi kakak kenapa?" tanya nya yang merasa khawatir
"hmmm, kakak nggak kenapa kenapa sayang, kakak cuma mau pandangi wajah kamu aja, ternyata kamu memang sangat cantik ya, kalau kakak pandang dari jarak yang dekat?" jawab Nisa sambil tersenyum
"kakak apaan sih, biasa aja kali kak" ucap nya terlihat salah tingkah dengan disertai wajah yang mulai merona merah, serta menunduk dengan seketika
"cie, ada yang salah tingkah berat nih, anak gadis kedua nya Ayah ini baper ya?" tanya sang Ayah dengan nada menggoda, kalau melihat kedua pipi nya merona
"Ayah apaan sih, aku nggak baper kok, aku,,," ucap nya terpotong
"udah deh Yah, jangan godain Liza terus, lihat tuh, wajah dia udah merah banget, udah kayak kepiting rebus aja" ujar sang Bunda sambil menuangkan nasi goreng di tempat bekal makan siang nya
"iya, Ayah ini apa apaan sih, Nisa nggak bikin Liza baper kok, emang iya, kenyataan nya fakta banget, Liza itu cantik, kalau kita pandang dari jarak yang cukup dekat" tutur Nisa membela
"ya memang sih, kedua anak gadis Ayah ini memang mempunyai paras yang cantik, rupawan, tapi sama sama pemalu" ujar sang Ayah pada akhir nya
"Bunda sayang banget deh, sama kalian, sama sama saling melindungi, dan saling memperhatikan saudari satu sama lain" ucap Bunda yang ikut terkagum
"hmmm, Bunda bisa aja deh" ucap nya "kakak belum jawab pertanyaan aku, kenapa kakak tetap aku seperti itu tadi?" lanjut nya masih setia pada pertanyaan awal nya yang merasa belum mendapatkan jawaban yang masuk akal
"nggak papa sayang, kakak cuman gemes aja sama adik kakak yang cantik ini, makanya pelan pelan aja, nggak bakalan ada yang rebut makanan itu dari tangan kamu kok" jawab sang kakak panjang lebar kali tinggi
"aaa, kakak buat aku makin sayang aja deh, sama, kakak juga nggak kalah cantik dari Anisa Rahma kok" ucap nya kembali memuji sang kakak di samping nya
"ih, kakak kan kakak kamu, masa mirip nya sama Anisa Rahma sih?" ujar kakak seraya cemberut
"hmmm, iya deh iya, kakak mirip aku lah, kan aku yang adik nya kakak, aku juga sayang sama kakak" jawab nya
"makasih sayang, yuk berangkat, kamu udah selesai kan, sarapan nya?" tanya Nisa lagi saya beranjak dari duduk nya
"akh, iya kak, Yah, Bund, kakak sama kak Nisa pamit dulu ya, makasih lho Bund, buat bekal nya, In Shaa Allah, bakalan kakak habiskan?" pamit nya sambil mencium punggung tangan Ayah dan Bunda bergantian
"iya sayang, sama-sama, kalian hati hati ya, dan kak Nisa, jangan ngebut ya, bawa mobil nya hati hati?" ucap sang Bunda yang di angguki oleh Ayah juga
"iya Bund, kalau gitu, kita pamit, assalamualaikum?" pamit kak Nisa beranjak dari duduk nya dan keluar rumah bersama
_Di dalam mobil_
"dek, hari ini, kita berangkat bareng Syakira juga ya, kasihan kalau dia berangkat sendiri, nanti yang ada, dia kena cegat lagi sama abang abang yang suka godain kalian di jalan, dan kan, biasa nya di mana mana ada Liza, di situ ada Syakira?" ucap Nisa seraya memasang seat belt
"Kakak tahu, abang abang itu suka godain aku sama Syakira ?" tanya nya sedikit terkejut
"tahu, jangan kira kakak nggak tahu, bahkan kakak tahu semua nya kok, lebih dari sebatas yang kamu tahu" jawab Nisa dengan santai "lagian kan, kejadian itu bukan satu atau dua kali kalian alami, kalian juga sering kan alami hal seperti itu dari dulu, yah, meski pun kalian masih duduk di sekolah dasar?" jawab Nisa
"Iya sih kak, kakak pasti tahu itu, tapi aku bingung juga gimana menghadapi nya coba, aku udah berusaha menghindar, tapi ini lagi, sebenar nya aku juga nggak mau" tutur nya
"iya dek, kakak cukup tahu itu, dan kakak percaya sama kamu, kamu kamu nggak bakalan cari gara gara, tapi ya, gitu lah, rasa nya punya paras cantik, kakak juga pernah mengalami hal itu kok asal kamu tahu ya dek, itu juga salah satu alasan kenapa kakak mau menjadi anak rantau aja" ucapkan Nisa sambil menjalankan mobil membelah jalanan ibukota pagi hari ini
"iya kak, tapi, kakak serius, dan kakak beneran mau anterin Liza sama Syakira ke sekolah?" tanya nya mengulangi
"iya lah sayang, kakak serius, bahkan dua rius deh, kalau kamu nggak percaya, kakak bakalan anterin kamu sama Syakira ke sekolah" jawab kak Nisa mengulang penuturan nya
kedua nya pun berangkat menuju rumah Syakira di tengah kompleks menggunakan mobil kak Nisa, membelah jalanan yang kini mulai ramai dengan banyak nya anak sekolah di pinggir jalan, dengan tujuan masing masing, saat sampai di daerah tempat Syakira tinggal, Khaliza dan Annisa dengan seketika saja menjadi pusat perhatian setiap orang di sana, entah itu perempuan, atau laki laki, kini, kedua kakak beradik itu tengah menundukkan pandangan mereka masing masing
"assalamualaikum Tante, maaf, apa Syakira nya ada?" tanya nya yang melihat Mama Syakira yang tengah menyiram bunga di halaman rumah sambil mencium tangan Mama dari sahabat karib itu
"waalaikum salam warahmatullah, eh, Khaliza, Annisa, ayo silakan masuk dulu, Syakira nya masih sarapan di dalam, kita sarapan bareng?" ajak Mama Syakira setelah menerima ciuman tangan dari Annisa dan merasa senang dengan kehadiran kakak beradik itu datang ke pekarangan rumah nya
"hmmm, makasih Tante, kita sudah sarapan di rumah, Nisa mau jemput Syakira ke sekolah, biar barengan sama Khaliza" ucap kak Annisa pada Tante Fitri, Mama nya Syakira
"ooh, begitu, kalau begitu, ayo masuk dulu, biar Tante buat kan minuman sama cemilan?" ajak Tante Fitri kembali
"makasih Tante, kita tunggu di sini aja, sebentar lagi, masuk jam pelajaran, takut nya, anak anak kesiangan" tutur kak Nisa lembut, sambil melihat arloji di pergelangan tangan kiri nya
"baiklah, kalau kalian mau nya seperti itu, eh, Nisa, kata nya, kamu bakalan susul Adhista ke pulau Batam ya?" tanya Tante Fitri mengajak kedua nya duduk di kursi teras rumah
"iya Tante, In Shaa Allah, saya sama Nia mau susul Adhista ke pulau Batam, kata Adhista sih, kebetulan banget, kemarin, ada lowongan, jadi begitu sampai di sana, saya sama Nia langsung interview" jawab kak Nisa menjelaskan
"oh begitu, syukur alhamdulillaah kalau gitu, Tante boleh kan, titip sweater buat Adhista, kata nya, dia lupa bawa sweater kesayangan nya?" tanya Tante Fitri pada akhir nya
"boleh Tante, In Shaa Allah, nanti saya berikan pada Adhista" jawab kak Nisa lagi
"ya udah, kalau gitu, sebentar, Tante panggil kan Syakira nya dulu ya?" ucap Tante Fitri seraya berdiri
"iya Tante, makasih?" jawab kedua kakak beradik itu saat melihat Tante Fitri hendak masuk ke dalam rumah
tak lama kemudian, Syakira pun datang menghampiri kedua nya yang tengah duduk di kursi teras rumah nya, dengan penampilan lengkap, juga dengan atribut, dan siap berangkat ke sekolah, dengan senyuman khas nya, serta Tante Fitri yang membawa sebuah kotak yang berukuran sedang
"hai kak Nisa, Khaliza, maaf yah, pasti lama menunggu?" ucap Syakira seraya melambaikan tangan kanan menyapa
"hai Ra, nggak masalah kok, kakak sama Khaliza nggak nunggu terlalu lama" jawab kak Nisa dengan membalas senyuman hangat Syakira
"Annisa, ini tolong kamu kasih ke Adhista, saat kamu sampai di pulau Batam nanti yah nak, sampai kan juga, salam sayang dari Om dan Tante untuk Adhista?" ucap Tante Fitri seraya memberi kan kotak berwarna cokelat tersebut
"baik Tante, In Shaa Allah nanti Nisa sampai kan, kalau begitu, kami pamit berangkat dulu Tante?" pamit kak Nisa lembut
"Ma, Syakira pamit sekolah dulu yah, assalamualaikum?" ucap Syakira pada sang Mama, sambil meraih dan mencium punggung tangan kanan Tante Fitri
"iya sayang, waalaikum salam warahmatullah, kalian hati hati di jalan yah?" jawab Tante Fitri sambil melambaikan tangan kanan
_Setelah di dalam mobil_
ketiga nya pun kembali menutup pintu mobil nya dan memakai seat belt masing masing, dengan posisi, Syakira dan Khaliza duduk di kursi penumpang belakang berdua
"kak Nisa mau nyusul kak Ita ke pulau Batam?" tanya Syakira setelah duduk di kursi penumpang belakang di samping nya
"iya Ra, In Shaa Allah, kamu bantu do'a in ya, agar semua nya lancar?" jawab kak Nisa yang di akhiri dengan pertanyaan juga
"iya kak, aku pasti bantu do'a in kakak kok, semoga kakak dan kak Nia selamat sampai tujuan, dan membuah kan hasil yang memuaskan yah kak?" ucap Syakira
"allahumma aamiin,,, makasih lho Ra, buat do'a nya?" ucap kak Nisa memandangi Syakira lewat kaca spion di depan nya
"iya kak, sama sama, tapi kak, kok, aku lihat lihat, sejak tadi, Khaliza murung terus yah kak, dia kenapa kak?" tanya Syakira dengan suara maksimal yang berhasil membuat nya tersadar dari lamunan nya
"hmmm, biasa lah Ra, dia sedih, karena kata nya, kakak nya mau tinggal kan dia, padahal kan, hanya ke pulau Batam, itu juga kakak nggak bakalan tinggal kan dia buat selama lama nya lagi?" jawab kak Nisa menyindir, dan tak kalah maksimal dari ucapan Syakira tadi
"ih apaan sih, udah akh, jangan bahas ini lagi" yang di sindir, ternyata tersindir juga, sampai angkat bicara gitu sambil menunjukkan wajah dingin serta jutek khas nya
"Za, lagian yah, kakak itu nggak bakalan lupa kan kamu, kan kakak udah janji juga, mau kabarin kamu tiap hari?" ucap kak Nisa sambil melirik sekilas diri nya yang masih terdiam, menemukan siratan sedikit kesedihan di mata jutek nya itu
"ya udah lah kak, nggak usah di bahas lagi, berangkat tinggal berangkat aja kali, kenapa juga harus meminta persetujuan dari aku!!" ujar nya yang masih saja terkesan jutek
"dih, ada yang ngambek nih kayak nya?" goda kak Nisa
"siapa juga yang ngambek!!" jawab nya mengalih kan pandangan nya menatap jalan yang di lewati nya
"ngambek sih ngambek dek, tapi wajah jutek nya jangan di pasang juga kali, makin jelek tahu" jawab kak Nisa lanjut menggoda sang adik, menatap nya lewat spion
"biarin, wajah wajah aku!!" jawab nya singkat, tanpa membalas tatapan mata sang kakak
"Ra, kak Nisa boleh tanya sesuatu nggak, sama kamu?" tanya kak Nisa berniat mengalih kan pembicaraan pada sahabat adik kesayangan nya itu
"boleh kak, mau tanya apa?" jawab Syakira di akhiri dengan pertanyaan juga sambil menoleh ke arah kak Nisa
"emmm, di sekolah, Khaliza itu dekat sama seseorang nggak sih?" tanya kak Nisa to the poin
"hmmm, nggak tuh kak, tapi yah kak, di sekolah, ada yang suka sama adik nya kakak ini, cuman yah gitu deh, dia nya aja yang selalu MENGHINDAR" jelas Syakira sambil menekan satu kata terakhir
"waah, benar kah, tapi kenapa dia selalu menghindar seperti yang kamu maksud kan Ra?" tanya kak Nisa yang semakin gencar dalam menggoda nya
"entah lah kak, tapi menurut ku, kakak tanya aja sendiri sama orang nya, bukan nya aku nggak mau jelas kan yah kak, tapi dia nya selalu menghindar dari ribuan pertanyaan tentang orang yang suka sama dia itu, dan menurut ku, alasan nya nggak masuk akal banget, masa kata nya sih, 'aku belum cukup umur, buat pikir kan hal, sebesar itu' kata nya malah gitu kak, nggak masuk akal banget kan?" jelas Syakira meniru kan nada bicara nya, dengan semakin menggoda sahabat karib nya itu
dan yang di goda pun akhir nya angkat bicara "ih, apaan sih Ra, orang aku memang belum cukup umur buat pikir kan itu, kakak juga, kenapa sih, tanya gitu segala?" ujar nya yang mulai kesal, dan kembali mengalih kan pandangan nya melihat jalanan kota yang mulai ramai dengan pengendara lain
"kakak kan hanya mau tahu aja dek, memang nya nggak boleh yah, lagian, kalau memang benar apa yang di kata kan Syakira, kenapa kamu selalu menghindari nya, mungkin juga kan, kalau dia itu jodoh kamu?" tanya kak Nisa yang masih saja setia menggoda sang adik
"benar tuh Za, kak Nisa tahu nggak, dia itu kapten tim basket di sekolah kita lho, cogan populer di sekolah kita lagi, adik kakak ini memang beruntung banget deh, di sukai sama dia" ujar Syakira dengan dramatis
"tahu akh, kakak sama Syakira sama aja, nggak ada satu pun yang bisa mengerti aku!!" seru nya langsung membuka pintu mobil dan keluar, karena mobil memang sudah terparkir rapi di depan gerbang sekolah
"aku pamit, assalamualaikum?" ucap nya jutek saat sudah mengalami tangan kanan sang kakak dengan tergesa
"iya waalaikum salam warahmatullah, belajar yang rajin, adek kakak nya yang cantik" seru kak Nisa memberi nya semangat
"huuh, jadi males deh aku, tahu ujung nya bakalan kayak gini aku tolak aja tadi kak Nisa antar aku!!" gumam nya sambil terus melangkah menyusuri koridor sekolah
kak Nisa yang mendengar bahwa orang yang menyukai adik nya adalah kapten tim basket pun menjadi lebih penasaran, hingga akhir nya memutus kan untuk,,,
"Ra?" panggil kak Nisa yang masih mendapati Syakira tengah geleng geleng kepala melihat adik dan kakak itu berdebat, dengan masih terduduk manis di kursi belakang
"iya kak, kenapa?" jawab Syakira sambil menoleh ke arah depan
"kamu pindah dulu deh ke sini, kakak mau tanya sesuatu sama kamu" ucap kak Nisa sambil menepuk kursi di samping nya
"iya kak, bentar" jawab Syakira yang kemudian keluar dari mobil, dan berpindah tempat menjadi di bagian depan mobil, tepat nya di samping kak Nisa
"ada apa kak?" tanya Syakira saat sudah kembali duduk di mobil bagian depan
kak Nisa pun sedikit bergeser agar lebih dekat lagi dengan Syakira
"yang kamu maksud suka sama adik nya kakak tadi, itu siapa sih?" tanya kak Nisa langsung to the poin
"maksud kak Nisa apa?" jawab Syakira yang malah balik bertanya, dengan menatap kakak dari sahabat nya itu
"kakak mau lihat orang yang kata kamu suka sama adik nya kakak itu" jawab kak Nisa yang membuat Syakira mengerti
sementara dengan Khaliza sendiri, kini gadis ini sudah sampai di lorong sekolah nya hendak memasuki ruang kelas, dengan bergumam jutek juga tentu nya, namun tiba tiba langkah yang di ambil nya pun terhenti ketika mendengar seseorang tengah menyapa nya
"pagi Za?" sapa kak Raffi
"pagi kak" jawab nya mulai kembali menunduk kan pandangan nya
"kamu berangkat sekolah sama siapa hari ini?" tanya kak Raffi lagi
sapaan dari kak Raffi, membuat nya terpaksa harus membalas sapaan dan berhenti melangkah untuk sejenak
"sama Syakira kak" jawab nya singkat, sambil menoleh ke belakang mencari sosok Syakira
"ooh, tapi Syakira nya mana, kok nggak bareng kamu?" tanya kak Raffi lebih jauh lagi dan mengikuti arah pandang nya
"emmm, mungkin masih di parkiran kak" jawab nya masih terkesan singkat
"akh gitu yah, apa kamu sudah sarapan?" tanya kak Raffi dan melihat ke arah nya sekilas
"alhamdulillaah sudah kak" jawab nya masih menunduk dalam
"akh, gitu yah, aku kira, kamu belum sarapan berangkat sepagi ini" jawab kak Raffi sambil mengusap tengkuk nya ragu "bagus lah, aku,, aku duluan yah, aku belum sarapan, tadi nya aku mau ajak kamu sarapan kalau kamu belum sarapan, tapi nggak papa kalau kamu memang sudah sarapan, kalau gitu, aku duluan ke kantin yah, assalamualaikum?" pamit kak Raffi
"iya kak, waalaikum salam warahmatullah" jawab nya yang seketika saja merasa heran sendiri kemudian kembali melangkah
namun langkah yang akan Raffi ambil seketika saja terhenti, karena seseorang tengah memanggil nama nya
_sementara itu di dalam mobil_
"emmm, itu tuh kak" ucap Syakira yang memang secara kebetulan melihat sahabat nya tengah di hampiri oleh orang yang di maksud
"yang mana Ra?" tanya kak Nisa mengedar kan pandangan nya, masih di dalam mobil
"yang itu lho kak, yang menghampiri Khaliza, tuh, kakak bisa lihat sendiri kan, bagaimana Khaliza selalu menghindar dari nya?" tanya Syakira
"iya Ra, ooh, yang itu, iya, apa kakak boleh berkenalan dengan nya?" tanya kak Nisa
"boleh kak, kakak mau aku kenalin sama dia?" tanya Syakira lagi
"emmm, boleh deh Ra" jawab kak Nisa
kini kedua nya pun keluar dari dalam mobil, kak Nisa hanya berdiri di samping pintu mobil nya, karena Syakira yang maju dan memanggil sang kakak kelas
saat jarak Raffi belum cukup jauh dari jarak Khaliza, dia terlihat terburu buru pergi dan masuk ke dalam kelas, sehingga tidak mengetahui kejadian selanjut nya
"kak Raffi!!" panggil Syakira sambil melambaikan tangan
dengan seketika aku mah Syakira dan Raffi pun menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang telah berlalu lalang di area sekolah terutama di koridor sekolah
Raffi yang mendengar nama nya di panggil, kini membalik kan badan menghadap Syakira dari jarak jauh seraya menghampiri sang adik kelas
"ada apa Ra?" Tanya kak Raffi saat sudah berada di hadapan Syakira
"itu kak, ada yang mau ketemu sama kakak, boleh nggak, apa kakak ada waktu?" tanya Syakira
"siapa?" tanya kak Raffi dengan kening yang mengerut bingung
"ayo ikut aku kak?" ajak Syakira yang memang di ikuti juga oleh kak Raffi sendiri
kini mereka pun telah berada di gerbang pembatas sekolah, hingga pada akhir nya
"kak Nisa, perkenalkan, ini kak Raffi, kakak kelas nya Aliza, dan kak Rafi, perkenalkan, ini kak Nisa, kakak nya Aliza" tutur Syakira memperkenalkan kedua nya
"assalamualaikum kak Nisa, saya Raffi, kakak kelas nya Liza?" sapa Raffi dengan ramah
"waalaikum salam warahmatullah, Raffi, saya Nisa, kakak nya Aliza" jawab kak Nisa dengan menyatukan kedua tangan nya di depan dada
"senang bisa bertemu dengan kak Nisa?" ucap kak Raffi dengan ber basa basi
"iya Raffi, saya juga turut senang" jawab kak Nisa, sambil tersenyum tipis
"baiklah kalau gitu, kalian ngobrol aja ya, aku mau susul Aliza dulu ke kelas?" pamit Syakira saat di rasa, tugas nya sudah selesai dan mendapat anggukan dari kedua nya
"oh iya Raffi, kata Syakira, kamu kapten tim basket di sekolah ini apakah itu benar?" tanya kak Nisa pada kak Raffi
"Syakira bilang gitu sama kakak?" tanya kak Raffi dengan heran
"huum, iya, dia bilang gitu sama kakak apakah itu benar Raffi?" tanya kak Nisa mengulangi
'aduh, kok aku jadi canggung gini ya, mana Syakira juga kayak nya udah cerita banyak tentang aku lagi sama kak Nisa, aku harus jawab apa?' batin kak Raffi yang menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal
namun dengan ragu, Raffi pun menjawab "hmmm, iya kak, kenapa?" jawab Raffi yang di akhiri dengan pertanyaan
"nggak papa Raf, kakak hanya tanya aja sama kamu" jawab kak Nisa seadanya
"kak Nisa?" panggil Raffi dengan memberanikan diri
"hmmm, iya Raf, ada apa?" jawab kak Nisa sambil menoleh ke arah kak Raffi yang bertanya
"saya dengar, Aliza belum juga pegang ponsel, itu kenapa ya kak?" tanya kak Raffi yang sedikit gugup
"haha, iya, dia memang belum pegang ponsel, dia patuh banget sama perintah Ayah Bunda di rumah, awal nya sih, kakak bakalan bantuin dia buat bisa pegang ponsel buru buru, karena kakak tahu, di usia nya yang sekarang, dia bakalan butuh banget sama ponsel, apalagi kalau ada tugas dari pihak sekolah, tapi ya, gitu deh, Aliza tetap Aliza, dia nggak bakalan berani buat membantah keinginan Ayah dan Bunda di rumah dia malah menolak nya dengan lembut" jelas kak Nisa
'bahkan kamu juga sangat menurut sama keluarga kamu Khaliza' batin kak Raffi yang terkagum dengan pendirian nya
"tapi kalau seandainya kamu mau menghubungi dia, kamu bisa melalui telepon rumah, atau, ini ada nomor ponsel kakak, nanti kakak bisa kasih tahu Liza" ujar sang kakak menyerahkan sticky note yang berisi 2 nomor ponsel pada Raffi
"makasih yah kak, ini aku terima maaf sebelum nya?" ucap Raffi saat menerima sticky note tersebut
"iya Raffi nggak masalah, tapi maaf, bukan nya kakak nggak mau ngobrol lama lama sama kamu, tapi seperti nya, sebentar lagi bel sekolah berbunyi, kakak pamit duluan ya ada urusan juga?" pamit kak Nisa
"iya kak, nggak masalah, hati hati di jalan" jawab Raffi seraya melambaikan tangan kanan ke arah kak Nisa
sementara dengan situasi Aliza dan Syakira, Aliza hendak kembali ke koridor sekolah, untuk mencari kehadiran sahabat karib nya, kini, Liza pun melihat Syakira yang tengah berdiri di koridor sekolah dengan menatap ponsel nya, dia pun mulai menghampiri sahabat karib nya itu
"aku cariin kamu ternyata kamu di sini Ra, ayo ke kelas?" ajak nya
"kenapa kamu tinggal kan aku?" tanya Syakira seraya menatap nya dalam
"ya habis nya kamu ngeselin banget, sama aja sama kakak aku, suka banget kayak nya buat aku kesel" jawab nya
"iya maaf deh?" ucap Syakira
"ya udah yuk, kita ke kelas, belum ada siapa siapa yang datang kecuali kita?" ajak nya
"aaa maafin aku dulu Za?" rengek Syakira dengan menghentak kan kedua kaki nya bergantian
"iya, aku udah maaf kan kamu kok, maafin aku juga yah, udah tinggal kan kamu?" jawab nya
"iya, makasih sahabat kuh?" ucap Syakira seraya memeluk erat tubuh sahabat nya
kedua nya pun berpelukan di koridor sekolah lumayan lama, saat mereka sudah sama sama melepas pelukan, mereka pun hendak berjalan dengan bergandengan tangan
saat Khaliza dan Syakira sedang berjalan, betapa terkejut nya kedua nya saat melihat seseorang, sosok yang kedua nya rindu kan beberapa bulan ke belakang ini, kini tengah hadir di hadapan kedua nya saat ini, dengan senyuman yang merekah di kedua sudut bibir sosok ini, juga tangan kanan yang di lambaikan, membuat kedua nya terdiam sejenak, sebelum akhir nya,,,
",,," Khaliza terdiam seribu bahasa
",,," dan kini, Syakira pun terkejut, dengan apa yang tengah di lihat nya di hadapan nya itu, seseorang tengah menghampiri kedua nya
"Za, apa kamu melihat sesuatu di hadapan mu, apa kamu melihat hal yang sama dengan yang ku lihat?" tanya Syakira yang terdiam mematung, bahkan bergumam yang nyaris tak terdengar oleh orang di sekitar nya selain Khaliza sendiri
"entah lah Ra, aku rasa, kmu benar, tapi apa mata kita nggak sedikit bermasalah, yang ku lihat ini,, benar benar nyata kan?" jawab nya yang malah balik bertanya, dengan kedua mata yang tidak di alih kan dari apa yang tengah di lihat nya di depan sana
"xixi, kalian nggak bakalan ajak aku juga ke kelas, nggak kok, kalian nggak salah lihat, ini benar benar aku, sahabat yang telah meninggal kan kalian, dua bulan lalu" jawab seseorang yang ternyata mendengar pembicaraan nya dengan terkekeh, lucu ketika melihat kedua sahabat nya ini tengah di landa kebingungan
"Ha,, Hanna,, kamu beneran Hanna?" seru Syakira dengan penuh kegirangan sambil merentang kan kedua tangan nya untuk kembali berpelukan, dan berhasil, menjadi kan ketiga nya lagi lagi menjadi pusat perhatian di koridor sekolah ini
"Ha,, Hanna?" gumam nya dengan mata yang berkaca kaca penuh haru, namun masih bisa di dengar oleh sang sahabat
ya, HANNA ALLISYA ZAKEISYA, yang kedua sahabat ini lihat di hadapan mereka, dengan menyampir kan tas selempang di pundak kiri nya, dia adalah sahabat nya dan juga Syakira, yang beberapa bulan ini liburan ke Bali tanpa kabar,,,
HANNA ALLISYA ZAKEISYA, sahabat nya dan Syakira, anak yang terkenal dengan imut manis nya, selalu membuat suasana mencari, murah senyum, sedikit bar bar, sedikit manja, baik hati dan ramah, jika diri nya adalah anak yang paling pemalu di antara ketiga nya, tapi Hanna, adalah anak yang paling pemberani berhati lembut, di antara ketiga nya, apa pun yang menyangkut sahabat nya, dia akan segera menyelesai kan nya,,,
kini Hanna dan syakira pun saling berpelukan, saling melepas rindu satu sama lain, tapi tidak dengan nya, dia masih terlihat terlalu, berdiam diri di tempat, dengan tatapan yang sulit di percaya
"Izza, kamu nggak mau ikut peluk aku?" tanya Hanna yang membuyar kan lamunin nya seketika
mendengar penuturan sahabat nya, kini dir nya pun ikut memeluk sahabat nya yang telah meninggal kan nya tanpa kabar sedikit pun itu "Hanna,, aku kangen banget sama kamu, kamu apa kabar, Syakira bilang, kamu susah di hubungi, kenapa nggak pernah kasih kabar sama kita di sini, kamu betah yah, liburan di sana, kamu punya teman baru yah, di sana, sampai lupa kan kita di sini?" tanya nya panjang lebar kali tinggi
"duuh Za, aku bingung ini harus jawab pertanyaan kamu yang mana dulu, baru aja aku datang, udah di kasih banyak pertanyaan sama kamu, kamu memang cerewet deh, nggak ada perubahan yah, dari dulu kalau masalah persahabatan kita aja, selalu gini!" ujar Hanna yang menerima hujan pertanyaan dari nya
"hee, maaf Na, abis nya, aku khawatir, apa lagi dengan kabar kamu susah di hubungi kata Syakira" tutur nya di akhiri dengan kekeh an
"gimana cerita nya kamu bisa pulang tanpa kabari kita Na, kamu tiba kapan di bandara?" tanya Syakira seraya melepas kan pelukan mereka
"pukul 10:00 tadi malam aku baru sampai di rumah Ra, Za, tadi nya, aku capek, karena baru pulang dari Bali, aku sama Mama Papa aku berangkat pukul 02:00 siang kemarin" jawab Hanna menjelas kan
"lho, kenapa kamu masuk sekolah, kalau masih capek, harus nya kamu istirahat di rumah aja kalau gitu Na, mungkin biar kita aja yang temui kamu di rumah kamu" tanya nya kemudian
"huuh, habis nya, aku kangen nya pakai banget sama kalian, aku juga kangen sama sekolah ini, aku sengaja datang lebih awal, karena aku mau kasih surprise buat kalian, kalau soal urusan kangen, aku nggak yakin bisa tahan deh pokok nya, aku juga langsung masuk sekolah, lagi pula, Bu Febri menghubungi Mama aku, kata nya, akan ada pengumuman hari ini, jadi aku langsung masuk sekolah" jelas Hanna
"ooh, gitu, ya udah yuk, ke kelas aja langsung, aku sama Khaliza juga udah sarapan, biar kamu istirahat di kelas aja?" ajak Syakira pada kedua sahabat nya
"iya yuk, aku juga udah kangen sama kelas kita nih?" jawab Hanna pada kedua sahabat nya sambil kembali mengayun kan kedua kaki nya menuju kelas
mereka bertiga pun langsung bergegas ke kelas, dan cerita cerita di sana, sambil menunggu jam pelajaran di mulai
"eh iya guys, ini, aku ada sedikit oleh oleh buat kalian, semoga kalian suka yah?" ucap Hanna sambil mengulur kan sebuah paper bag
"waah, makasih Na, kamu tahu aja deh, yang kita tunggu tunggu?" seru Syakira sambil tersenyum seraya menerima paper bag pemberian Hanna
"iya, kalian pilih sendiri yah, itu ada banyak motif dan model nya kok, aku khusus beli buat kalian kedua sahabat aku ini" jawab Hanna sambil tersenyum hangat
"makasih banyak yah Na, pantas saja, dari awal, aku merasa semangat banget, buat berangkat ke sekolah, ternyata bakalan ketemu sama kamu lagi?" tutur nya
"iya sama sama, oh iya, aku juga ada beli kan kalian ini lho, waktu aku jalan jalan di Bali, aku lihat ada konter di sana, aku lihat juga, kartu SIM card ini, nomor nya cantik cantik, aku jadi langsung keinget sama kalian, jadi aku beli enam, ini, kalian simpan yah, aku dua, Syakira dua, dan kamu juga dia Za?" jelas Hanna sambil menyerah kan masing masing dua kartu SIM card pada kedua sahabat nya itu
"makasih banyak Na, tapi kayak nya aku nggak usah deh, kalau yang ini, soal nya, aku belum di kasih pegangan ponsel sama Ayah, jadi lebih baik, kamu simpan aja yah, SIM card nya?" tutur nya menolak lembut
"ya Allah Za, kamu belum juga di kasih pegangan ponsel sama Om Bilal, padahal, aku agak lama juga lho, tinggal di Bali, aku kira, kamu udah punya ponsel Za, Za, hmmm, ya udah, kamu simpan aja dulu, SIM card nya, perihal ponsel, itu tergantung Ayah kamu aja mau beliin kamu kapan, tapi, aku juga udah daftarin, nomor nya, jadi, kalau kamu masukin nomor kamu ke ponsel baru kamu, dengan otomatis, di situ udah ada nomor aku sama Syakira, jadi kamu nggak perlu repot repot buat catat nomor kita lagi, yah, aku udah usaha lho, buat dapat kan enam SIM card ini, di terima yah Za, aku yakin kok, suatu saat nanti, kamu pasti pakai SIM card ini?" jelas Hanna yang tidak suka menerima penolakan
"hmmm, baiklah, makasih yah Na, Ra, walau pun aku belum di kasih pegangan ponsel, tapi kalian nggak pernah paksa aku buat beli, aku sangat menyayangi kalian?" tutur nya
"iya nggak masalah Izza, santai aja lagi, kita juga sangat menyayangi kamu" jawab Hanna yang di hadiahi anggukan oleh Syakira
"Na, kamu ada sahabat lagi yah, di Bali, sampai lupa kan kita di sini, tanpa kabar lagi?" ujar Syakira menyerobot
"ih, bukan gitu Sya, di sana itu, susah signal, otomatis aku susah, buat menghubungi kalian di sini, aku nggak punya teman di sana, hanya kalian sahabat aku" ucap Hanna "ini juga aku ngotot mau pulang ke sini sama Papa, tambah lagi kak Nia mau ke Batam tuh, buat interview, karena memang Papa aku selalu sibuk di sana, tapi syukur lah, Papa aku izin kan, tapi rencana nya sih, mau berangkat lagi ke sana, karena kerjaan Papa aku memang belum selesai" lanjut Hanna
"ooh, gitu, aku kira, kamu udah lupa kan kita di sini?" cerocos Syakira
"ya nggak lah, mana mungkin aku lupa kan kalian di sini, lagi pula, aku udah enak kok, sahabatan sama kalian berdua" jawab Hanna "yah, walau pun kamu sedikit ngeselin juga orang nya" lanjut Hanna
"tapi kamu sayang kan, walau aku ini, memang ngeselin banget?" beo syakira
"akh iya, aku sayang banget sama kalian berdua, sini, peluk lagi, aku mau peluk kalian erat erat, aku nggak mau jauh sama kalian lagi, maafin aku yah, yang udah nggak ada kabar, buat kalian panik sendiri?" ucap Hanna sambil memeluk kedua sahabat nya lagi
"iya nggak masalah Hanna, yang penting kan, sekarang, kamu sudah di sini lagi sama kita" jawab nya sambil tersenyum
mereka pun terus berpelukan melepas rindu, yang kian menggunung, hingga akhir nya, Syakira pun memutus kan, untuk kembali bercanda ria, dan,,,
"eh Na, tunggu deh, tadi pagi, kamu tunggu kita di mana, kan, kita datang nya nggak sepagi kamu ke sini?" tanya Syakira sedikit bingung dan mengurai pelukan ketiga nya
"tadi, pas aku datang ke sekolah, kebetulan, Bu Febri manggil, jadi aku ke ruang guru dulu" jawab Hanna "eh, kelas kita di suruh ikut acara perkemahan sekolah gitu nanti Ra, Za, dan udah di tunjuk juga, siapa yang di wajib kan ikut nanti nya" lanjut Hanna dengan antusias menatap kedua sahabat nya bergantian
"memang, nggak semua siswa sama siswi ikut yah Na?" tanya Syakira dengan kening mengerut
"iya Ra, masing masing kelas, di wakili sepuluh orang aja" jawab Hanna sambil mengangguk
"jadi, siapa aja yang di wajib kan ikut serta dalam acara ini Na?" tanya nya yang menatap Hanna
"aku juga nggak tahu pasti, tapi, tepat nya kita bertiga sih" jawab Hanna kala mengingat
"kita bertiga?" tanya nya dan Syakira bersamaan
"iya, yang pasti, Syakira, Khaliza, sama aku" jawab Hanna kembali sambil mengangguk
"buat sisa nya gimana?" tanya nya yang juga ikut mendadak penasaran
"perangkat kelas, ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara, aku, kamu, Syakira, dan, kata nya sih, tiga siswa lagi, aku juga belum tahu kalau soal itu" jawab Hanna memperjelas
"apa, siswa, maksud kamu laki laki Na?" tanya nya yang sedikit terkejut
"hmmm, kayak nya sih iya deh Za, aku juga belum tahu pasti nya siapa siapa nya sih, masih di rahasia kan, Bu Febri juga nggk bilang tuh, kalau soal itu, cuman bilang, kemungkinan nanti nya, ada kakak kelas yang bimbing kalian dan satu kelompok sama kalian, bilang nya cuman itu juga" jawab Hanna dengan mengangkat kedua pundak nya
"ooh, ya udah, kita tunggu aja waktu nya nanti, saat jam pelajaran di mulai" jawab nya
'hari ini Hanna kembali, itu pertanda baik, sekolah juga akan meredakan acara perkemahan sekolah, itu juga termasuk kegiatan yang baik, tapi kenapa rasa nya hati aku tidak se tenang biasa nya ya, telinga ku juga merasa sedikit panas sejak tadi, aku harus gimana?' batin nya
"eh Na, kamu tahu nggak, kak Raffi, kayak nya benar benar suka deh sama Izza kalau feeling aku?" ujar Syakira pada sahabat nya itu
"maksud kamu apa?" tanya Hanna yang sedikit bingung
"iya, yang kamu bilang waktu itu tuh benar tahu, ternyata kak Raffi memang suka sama Izza" ujar Syakira lagi
"jadi beneran Za, kak Raffi suka sama kamu, kalian jadian dong?" tanya Hanna dengan heboh
"kamu apaan sih Ra, bukan gitu Na, jangan asal klaim kak Raffi suka sama aku dong Ra, nggak mungkin juga kak Raffi suka sama aku" jawab nya berusaha mengelak
"ya Allah Za, Za, ternyata kamu beneran nggak berubah yah, dari dulu, masih aja suka hindari kak Raffi?" tanya Hanna yang sudah tak habis pikir
"bukan gitu Na, ya', masa kak Raffi suka sama aku sih, kak Raffi itu kakak kelas aku, masa iya dia bisa suka sama aku, kalian ini ngaco akh" jawab nya
"Za, Za, mau kak Raffi kakak kelas kamu kek, mau kak Raffi teman kamu kek, kalau udah sama sama nyaman yang jadian aja kali, nggak mandang pangkat gitu, lagi pula yah, menurut ku, kamu juga cocok sih, sama kak Raffi gitu" cerocos Hanna
"hmmm, benar tuh, apa yang Hanna bilang Za, udah, kamu kapan peka nya sih Za, kak Raffi itu naksir sama kamu lho, udah, terima aja cinta nya, kasihan lho, dia udah nunggu kamu dari lama?" tambah Syakira
"kalian apaan sih, kok jadi bahas kak Raffi, lagi pula, aku sama kak Raffi hanya kakak sama adik kelas aja, cocok dari mana nya coba, kalian ini ada ada aja deh" jawab nya menggeleng pelan
"serah kamu aja deh Za, Na, aku udh nyerah buat berusaha bikin Izza mau sama kak Raffi, itu nggak ada yang berhasil, tapi kamu tahu, kemarin, waktu Izza di gunjing sama Yura, Nay, sama Rossi, dia di belain lho, sama kak Raffi" jelas Syakira
"ooo yah, itu beneran Za, waah, perasaan kamu gimana tuh, makin kagum nggak, sama kak Raffi?" tanya Hanna dengan antusias
"kamu apaan sih Na, aku sama kak Raffi itu harus nya menghormati, bukan mengagumi, tahu?" ucap nya membenar kan
"ya ya, terserah kamu aja gimana deh, aku sama Syakira udah berusaha buat dekat kan kamu sama kak Raffi dari dulu, tapi kalau kamu nggak mau juga nggak apa apa Za, jangan di paksa kan, tapi kamu harus ingat juga, kalau kak Raffi itu naksir sama kamu, dia udah tunggu kamu buat terima cinta nya" jawab Hanna yang terlihat sangat pasrah
"iya tuh, aku setuju sama Hanna" tambah Syakira menyetujui
ketiga nya pun terus berbincang, hingga pada akhir nya, bel tanda jam pelajaran tiba pun berbunyi dengan nyaring, memanggil semua siswa dan siswi untuk masuk ke dalam kelas masing masing,,,
kini, terlihat Bu Febri masuk ke dalam kelas, dan mulai mengapa murid kesayangan nya itu
"pagi anak anak?" sapa Bu Febri dengan senyuman selamat pagi nya
"pagi Bu" jawab seluruh siswa dan siswi tersebut serempak
"baik, to the poin saja, ibu sudah memanggil Hanna untuk memberitahu kan sebuah pengumuman, ibu ulangi lagi, sebelum kita ikut merayakan acara wisuda kelas 9, besok, ada kegiatan persami (perkemahan Sabtu Minggu) sekolah, jadi, semua harus ikut serta, ibu memang hanya memanggil Hanna, Khaliza, dan Syakira untuk ikut, tapi, jika kalian juga berkenan, kalian juga bisa ikut serta, namun nomor bis nya di batasi, bagi anak yang tidak wajib, ibu hanya memanggil nama mereka bertiga, itu merupa kan aba aba dari pihak sekolah, bahwa di sini, mereka juga akan ikut serta bertanggung jawab, dalam acara ini, jadi, acara ini wajib, bagi ketiga nya, dan tiga orang lagi, itu akan ibu sebut kan nama nya sekarang" jelas Bu Febri
"Rafha Al Kanza Ardiansyah, kamu di sini sebagai sekretaris, sama dengan Khaliza, jadi ibu harap, kamu bisa bekerja sama dengan Khaliza, ini bisa latih kegiatan kamu, dan tanggung jawab kamu, untuk tugas nya, kalian bisa temui RAFFISHQI PRATAMA selaku kakak kelas kalian, tanya tanya perihal tugas sekretaris di acara persami ini yah?" tutur Bu Febri pada anak yang di kenal dengan nama Rafha, satu tugas kelompok dengan nya
"baik Bu, nanti saya sama Izza tanya kak Raffi selengkap nya" jawab Rafha dengan lembut
"lalu, Hubab Aslan Al khairi, di sini, kamu terpilih menjadi bendahara yah, satu kelompok sama Hanna, kalian juga bisa tanya kakak kelas selain Raffi, atau boleh juga sama Raffi sendiri" jelas Bu Febri lagi
"baik Bu, saya akan menjalankan tugas saya sebaik mungkin" jawab siswa yang di kenal dengan nama Hubab
"juga, Azis Dharmawan, di sini, kamu sebagai keamanan, kamu satu kelompok sama Syakira, yang juga dalam bidang keamanan, kamu bisa kan?" tanya Bu Febri yang terdengar sedikit ragu, jika siswa yang bernama Azis bisa dalam hal ini
"yaah Bu, kenapa harus sama Syakira sih, nggak ada yang lain apa, atau, ganti aja deh Bu, asal jangan sama Syakira kelompok saya?" tawar Azis bernegosiasi
"nggak bisa Azis, ini sudah penentuan dari kepala sekolah, ibu harap, kamu tidak akan mengecewakan" ucap Bu Febri pada akhir nya mengambil keputusan
"hhhhh, ya udah deh Bu, terserah pihak sekolah saja, saya nurut aja" jawab Azis yang terlihat pasrah dengan helaan nafas panjang
"Rafha, Hubab, Azis, kalian yang mendapat kan tugas ini, ibu harap, kalian tidak mengecewakan, dan bisa bekerja sama, dengan rekan rekan kalian nanti" tutur Bu Febri pad ketiga nya
"dan satu lagi, ibu sudah tunjuk Raffi sebagai ketua, jadi, kalau ada apa apa, langsung lapor sama Raffi aja semua nya"
"baik Bu" jawab ketiga nya serempak
RAFHA AL KANZA ARDIANSYAH, teman satu kelas dengan nya, dari awal, diri nya duduk di kelas VIII, laki laki yang baik, ramah, sopan santun, merupakan sosok laki laki yang mempunyai kelebihan dalam bidang pelajaran, cerdas dalam hal apa pun, selain diri nya di kelas nya, namun kemampuan nya tidak membuat nya menyombong kan diri nya, meski mempunyai kelebihan dan kemampuan, tapi juga tetap ramah terhadap orang sekitar, juga mengenal agama cukup lekat
HUBAB ASLAN AL KHAIRI, sosok calon kapten tim basket tahun selanjut nya, di sekolah menengah pertama ini, kini kelebihan nya dalam bidang olah raga, membuat tubuh nya menjadi atletis, namun dia juga sedikit pemalu, tapi tidak se pemalu Khaliza, dia juga mengenal agama lekat, dia merupa kaan salah satu laki laki yang selalu berbakti kepada keluarga nya, bisa di bilang, dia juga banyak di kagumi oleh banyak nya siswi di sekolah ini,,,
AZIS DHARMAWAN, jika mengenai laki laki satu ini, iya, nama nya Dharmawan, tapi tidak dengan sikap orang nya, laki laki ini sedikit bobrok, dia selalu berdebat dengan Syakira, meski pun mengenai hal sekecil apa pun itu, dia mempunyai paras yang mendekati kata sempurna, wajah nya juga selalu terlihat tampan, inti nya, semua nya sempurna, namun tidak dengan sikap nya, yang sedikit pecicilan,,,
"baiklah anak anak, ibu sudah selesai membagi tugas untuk kalian, ibu harap, kalian bisa menerima dan bertanggung jawab dengan tugas yang kalian terima, untuk hari ini, jam pelajaran kalian kosong, tapi persiapkan lah diri kalian, untuk keberangkatan lusa, semua sudah harus kumpul di sekolah tepat, pada pukul 07:00, ibu akan tulis kan kebutuhan yang harus kalian bawa ke lokasi, dan peralatan kelompok" ucap Bu Febri seraya menulis di papan tulis
***
selesai nya Bu Febri menulis, bel tanda istirahat pun berbunyi dengan nyaring nya di seantero sekolah, semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas, termasuk Aliza, Hanna dan Syakira
"duuh, kenapa sih, Azis si tukang onar itu harus selalu ikut serta, tiap gue mau asyik asyik bareng kedua sahabat gue?" ujar Syakira di sela perjalanan ketiga nya menuju kanti sekolah
"mungkin dia jodoh kamu kali Ra, kalian kan, memang suka kompak?" cerocos Hanna dengan santai
"kompak mata lo, ih, amit amit deh, orang nggak ada ikhlas kayak gitu, mau jadi jodoh aku, sorry deh" jawab Syakira seraya duduk di bangku kantin
"lagi pula kamu kenapa sih, kok kayak nya kamu nggak suka gitu dengar Azis ikut Ra?" tanya nya yang tengah duduk di hadapan Syakira
"aku nggak suka aja Za, tuh makhluk astral suka usik ketenangan aku, suka ganggu aku tahu nggak?" jawab Syakira dengan berujar meminta persetujuan
"heh, siapa juga yang mau se kelompok bareng sama lo, gue sendiri juga ogah kali, kalau bukan karena Bu Febri yang tentu kan" ucap Azis dengan menggebrak meja yang tengah di tempati oleh ke tiga sahabat itu "ya kali, gue mau se kelompok bareng cewek tomboi kayak lo" lanjut Azis dengan berujar tak santai
"ish,, gue juga nggak mau kali, se kelompok bareng sama lo, lagi pula, kenapa juga sih, lo harus ikut ke acara persami nanti, bikin mood gue hilang aja tahu nggak?" ujar Syakira seraya bersedekap juga memasang tatapan sinis
"ya mana gue tahu, gue sendiri juga ogah banget kali, kalau harus bareng sama lo, ya kalau sama pacar gue sih, gue bisa aja terima, tapi kalau sama lo, gue juga bakalan ogah, pakai banget!" jawab Azis tak kalah sewot
"udah Zis, udah, ini memang udah jalan nya harus kayak gini, lagi pula, lo nggak ada perasaan kan, sama Syakira, kenapa lo sewot gitu Syakira ikut, kita kerja kan aja tugas nya, eh Za, Na, Ra, kita boleh ikut duduk di sini nggak, soal nya yang lain udah pada penuh, nggak ada tempat duduk yang kosong lagi?" tanya Hubab menenangkan, dengan menepuk pundak kanan Azis di samping nya
"iya deh, serah lo aja, bukan nya gue sewot, tapi,, memang kenapa juga ya', gue selalu bareng sama nih tomboi betina, heran gue?" tanya Azis lagi, yang pasti nya, membuat Syakira yang mendengar, benar benar naik pitam
mendengar hal itu, Syakira pun berdiri kembali dari duduk nya dan,,,
"heh makhluk astral, lo pikir gue mau, satu kelompok sama lo, gue juga ogah banget kali" ujar Syakira dengan amarah tinggi
sementara itu, Khaliza dan Hanna, sudah memesan makanan di kantin
"oh, oke ya udah, kalau lo nggak mau satu kelompok bareng gue, lo nggak usah ikut aja sekalian, nggak ada orang yang harap kan lo ikut juga kan di acara ini?" tantang Azis dengan menaikkan dagu, membuat hati Syakira sedikit ter sentil
"cukup berani yah lo bilang kayak gitu, hanya karena gue satu kelompok sama lo, hhhhh, memang apa masalah nya si', satu kelompok bareng gue, oke, gue nggak akan ikut di acara ini, di sini, gue ikut juga bukan buat lo, tapi buat kedua sahabat gue" imbuh Syakira yang kembali terduduk
"udah ish,, kalian berdua tuh yah, kalau ketemu, selalu aja ribut, pusing gue jadi nya, tuh, malu di lihat yang lain!" seru Hanna yang berusaha melerai
"lo kalau mau pergi, pergi aja, kita nggak paksa lo buat duduk di sini kok!" ujar Syakira dan Azis dengan bersamaan
"cielah,, samaan lagi, kalian kompak banget lho, tapi jangan usir Hanna juga dong?" ucap Hubab yang berusaha memecah kan suasana dingin
Hanna yang mendapat perlakuan seperti itu, langsung melihat ke arah Hubab, dengan tatapan penuh tanya, berbeda dengan nya yang memilih hanya menyimak saja, dengan duduk tenang nya
"cielah,, lo juga bela Hanna?" ucap Azis balas menggoda
"apa,, apaan sih Zis, gue,, gue kan cuman mau ngomong, ini memang tempat duduk nya mereka bertiga, kita cuman mu numpang, tapi lo malah ngajak ribut, jadi gini kan, ujung ujung nya?" jawab Hubab dengan sedikit gugup
"terus kenapa lo jadi gugup gitu, kayak anak SD mau di suntik tahu nggak lo?" tanya Azis dengan heran
"apa,, nggak kok, gue nggak gugup tuh" jawab Hubab menyembunyikan kegugupan nya dan masih berusaha untuk mengelak
"Zis, Syakira bisa ngambek lho, lagian lo sih, pakai ngomong gitu segala, jadi nya kayak gini kan?" ujar Hanna menyalah kan
"guys, mending gue pergi aja yah, gue duduk di sebelah sana aja" ucap Syakira seraya melirik satu meja yang kosong
"eh Ra, kamu mau ke mana, meja nya udah penuh semua, kamu mau duduk di mana?" tanya Hanna menarik tangan Syakira yang hendak pergi
"gue duduk di meja sebelah kalian, tuh, Yura sama yang lain nya udah nggak duduk di sana lagi, gue ke sana dulu yah?" ucap Syakira lagi
"Ra, makanan pesanan kalian kan belum datang, masa iya kamu mau tinggal kan makanan kesukaan kamu gitu aja, kan mubazir?" tanya nya lembut
"nggak Za, gue di bangku sebelah kok, dah yah, gue ke sana dulu" ucap Syakira sambil melangkah pergi
"Za, memang nya kamu nggak ikut pesan makan siang di kantin juga, kenapa?" tanya Hanna yang baru menyadari jika diri nya hanya mengantar nya memesan makanan saja tadi
"hari ini aku nggak ikut memesan Na, soal nya Bunda buat kan aku bekal dari rumah" jawab nya
"akh,, gitu yah, ya udah deh nggak masalah" jawab Hanna
setelah mendengar penuturan nya, kini Hanna pun mulai menyapu kan pandangan nya, hingga tertuju pada salah satu meja kantin, dan beralih berbicara
"tuh kan Zis, dia marah sama lo tuh, bujuk dia gih, dia kalau marah, itu lama banget, kuat juga sampai satu abad lho" ucap Hanna
"gila lo yah, mana ada, ya kali sampai satu abad, lo ada ada aja Na, lo bercanda nya kelewatan Na" jawab Azis
"gue nggak lagi bercanda Azis, itu memang betul fakta nya, dia itu kalau marah pasti lama, bisa juga nggak ikut persami nanti nya, kan kita bertiga wajib, lo mau, tanggung akibat nya sendiri, walau begitu, dia itu salah satu anak jenius dan mandiri Zis" ucap Hanna lagi
"guys, memang Azis sama Syakira kenapa lagi?" tanya Rafha yang baru saja datang
"itu tuh, lagi lagi, Azis buat Syakira marah lagi, heran gue, kenapa dia suka nya ribut sama Syakira sih, nggak ada kerjaan lain apa, selain usil sama Syakira?" jawab Hanna yang sudah merasa jengah
"waah, lo parah Zis, lo harus minta maaf, lo nggak boleh, buat dia marah terus kayak gitu" ujar Rafha pura pura serius
"lah, tumbenan lo nggak ngomporin kita kita, biasa nya, lo biang onar nya di sini?" ujar Hanna melihat ke arah Rafha
"saya bukan kompor ya Hanna, saya juga nggak bisa cipta kan api, saya juga nggak pernah jadi biang onar, Azis sendiri yang salah kok" jawab Rafha "gih, buruan, lo harus minta maaf sama dia, nanti dia nggak mau terima lo jadi rekan kerja sama sama lo lagi, kan lo sendiri juga yang ribet sendiri di acara persami nanti" ucap Rafha yang di benar kan juga oleh Azis dalam hati
"hmmm, oke lah, gue bujuk dia, gue bakalan minta maaf sama dia, puas lo pada" putus Azis pada akhir nya
setelah makanan pesanan Azis datang, Azis pun akhir nya menghampiri Syakira perlahan, dan ikut duduk di hadapan Syakira
"Ra, gu,,, gue minta maaf yah, bu,,, bukan maksud gue, buat sakit in hati lo, tapi please, maafin gue Ra, gu,,, gue nggak ada maksud, buat hati lo luka, gini deh, lo mau apa aja yang bisa gue lakukan, asal lo mau maafin kesalahan gue?" ucap Azis yang entah mengapa terdengar begitu tulus di hadapan Syakira
namun Syakira hanya bisa terdiam seribu bahasa, dan hanya terfokus dengan semangkuk bakso di hadapan nya
"Ra, ayo dong, maafin gue yah, jangan diemin gue kayak gini, gue nggak mau kita berantem, walau pun gue sama lo memang suka ribut, please Ra, gue nggak mau lo diemin gue kayak gini, mending lo bantah gue atau bentak gue juga nggak papa, asal kan jangan diem kayak gini" tutur Azis dengan tatapan yang sulit di arti kan
"kenapa, bukan nya lo nggak suka kalau gue lawan, bukan nya lo nggak suka gue bantah lo, terus di saat gue diem kayak gini lo malah minta gue bantah, apa, bahkan lo bilang gue boleh bentak lo, mau lo apa sih sebenar nya?" setelah sekian lama mendiamkan Azis, kini Syakira pun mulai mengeluar kan suara nya lagi
'gue mau lo Ra, gue mau lo, tapi gue cukup egois karena perasaan gue sama lo, gue rasa gue udah ada rasa sama lo' batin Azis
"Ra, gue memang nggak suka lo lawan gue, dan gue memang nggak suka juga kalau lo bantah gue, tapi gue lebih nggak suka lo diemin gue kayak gini" ucap Azis
'apa dia serius dengan ucapan nya, kenapa aku lihat tatapan peduli dari guratan mata nya?'
Melihat perlakuan tiba tiba Azis di seberang nya, Syakira pun tak bisa menahan lebih jauh tawa nya, dia pun tertawa lepas selepas lepas nya
"buahahahaha, mampus lo gue kerjain, makan nya, jangan suka buat orang kesel!" ujar Syakira membuyarkan tawa nya yang sedari tadi di tahan
melihat reaksi Syakira di hadapan nya, bukan nya marah karena Syakira sudah mengerjai nya, namun Azis malah tersenyum dalam diam nya
'entah kenapa Ra, rasa nya, senang banget bisa lihat lo tertawa selepas ini, gue ikut senang kalau lo juga senang' batin Azis sambil memandangi Syakira dalam diam nya
Setelah puas tertawa
"hmmm, ya udah gue mau maafin lo, gue juga minta maaf, gue nggak ada maksud, buat kesel sama lo?" ucap Syakira dengan senyum nya
"iya Ra, makasih, tapi di sini, bukan lo yang salah, jadi, lo nggak perlu minta maaf, karena yang harus nya minta maaf itu gue, gue minta yah Ra?" ucap Azis lagi dengan senyuman manis nya
"tapi,, lo jadi kan, ikut acara persami nanti?" tanya Azis dengan sedikit ragu
"emmm, nggak tahu, kata nya tadi, lo nggak mau dan nggak harap kan gue ikut, lantas kenapa lo tanya lagi?" jawab Syakira mengingat kan
"ya', ya bukan gitu Ra, tadi gue udah terlanjur kesel sama lo, tapi sekarang udah nggak kesel lagi kok, lo jadi ikut yah?" tanya Azis lagi terkesan sedikit memaksa
"emmm, nggak tahu gue Zis" jawab Syakira
"yaah, kenapa gitu sih Ra?" seru Azis dengan wajah memelas
"kenapa, tadi lo nggak mau gue ikut di acara ini, tapi kenapa sekarang lo seakan mau gue ikut?" tanya Syakira mengerut kan kening
"b,, bukan gitu Ra, tapi,,, masa lo mau biarin gue kerjain tugas dari bu Febri sendiri sih, lo nggak kasihan gitu sama gue?" tanya Azis mendadak sedih
"hmmm, iya deh, In Shaa Allah gue ikut kalau itu memang kemauan lo" jawab Syakira yang di hadiahi anggukan semangat dari Azis
sementara di meja Hanna dan Aliza
"Fha, lu habis dari mana kita cariin dari tadi kok nggak ada?" tanya Hubab pada Rafha
Rafha, laki laki satu ini memang kerap dipanggil dengan sebutan Fha, dengan ketiga sahabat nya, dan keluarga nya
"gue habis dari kelas 9e Bab, habis tanya-tanya tentang tugas gue sama Izza apa aja" jawab Rafha dengan santai
"kok Izza ya nggak di ajak Fha, kan dia juga bakalan wajib ikut serta di acara ini?" tanya Hubab yang semakin penasaran
"ya nggak apa-apa sih, kalau memang kamu mau tahu, aku bisa kok, kasih tahu kamu tentang tugas kita di sana Za" tutur Rafha menatap Aliza di depan nya
"hmmm, iya Raf, makasih, kamu tulis kan aja tugas nya apa, nanti biar aku yang pelajari" tutur nya seraya menunduk
"iya, nanti pulang sekolah, aku kasih ke kamu" jawab Rafha "kalau kalian gimana Bab, Na?" tanya Rafha pada kedua teman nya
"nggak papa, kalau kita bisa langsung hubungin kak Raffi nya aja, nanti kita konfirmasi kan, diskusi kan juga, iya kan Na?" tanya Hubab menoleh pada Hanna
"hmmm, iya Lan, kita kan gampang tuh, kan kalau Izza belum pegang ponsel, jadi agak susah juga" jawab Hanna
mendengar Hanna yang memanggil Hubab dengan panggilan Lan, Rafha dan Khaliza pun merasa asing
"lho Na, kok lo panggil Hubab Lan sih, apa arti nya, lansia gitu?" tanya Rafha yang terkesan heran
"astaghfirullah Raf, mana ada gue panggil Hubab lansia, nama dia Hubab Aslan Al Khairi kan?" tanya Hanna
"eh iya yah, nggak salah sih memang" jawab Rafha membenar kan
mengingat sesuatu, Rafha pun menoleh pada nya di samping Hanna
"kamu kok belum pegang ponsel Za, kenapa?" tanya Rafha pada nya
"nggak papa kok Raf, aku mau fokus dulu sama belajar saja, nanti juga kalau waktu nya tiba aku bakalan pegang ponsel kok" jawab nya
"padahal di kelas kita cuman kamu aja lho, yang belum punya pegangan ponsel Za?" tanya Hanna
"iya aku tahu Na, tapi entah lah, aku belum minat buat pegang ponsel" jawab nya
_**Assalamualaikum Zahra_
Jum'at, 9 Juni 2023**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!