...Disaat aku masih membutuhkan perhatian, aku harus bersikap dewasa. Dan membagi semua hal pada adikku...
...****...
...Gizella Allison Travium ...
Gizella Allison Travium adalah Dia adalah putri kedua dari keluarga Count Travium ia memiliki kakak laki laki sebagai pewaris keluarga Travium yang bernama Orion Phantom Travium dan adik perempuan yang paling disayang yang bernama Charlotte Arabella Travium. Keluarga itu terlihat sangat harmonis dan penuh kasih sayang.
Hingga suatu hari, kedamaian keluarga itu sirna. Putri bungsu keluarga itu Charlotte mengidap penyakit kronis yang mengakibatkan dirinya harus menjalani perawatan medis. Semua anggota keluarga lebih memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang kepada Charlotte sehingga melupakan Gizella si anak tengah yang hidupnya antara ada dan tiada.
***
Seorang anak kecil berambut perak bermata merah tengah berdiri melihat bayi yang tertidur pulas di atas keranjang bayi. Ya, dia adalah Gizella Allison Travium yang berusia 7 tahun Sang tokoh utama dalam cerita ini.
"Dia imut sekali" Gizella mencubit cubit gemas pipi adiknya.
"Dia adalah adikmu. Kamu harus menyayanginya" Ucap Diana ibunya Gizella sambil mengusap kepala Gizella.
"Wuahh... Aku akan menjadi seorang kakak" ucap Gizella dengan bermata berbinar binar.
"Gizella, tolong jaga adikmu sebentar ya! Ibu mau temui ayahmu" ujar Diana sembari berjalan keluar kamar.
"Baik Bu"
Gizella yang asik bermain boneka beruang kesayangan. Tiba tiba adik kecilnya Charlotte terbangun dari tidurnya menangis kencang. Gizella yang melihatnya panik karena ibunya tak kunjung datang juga.
Gizella berjalan kearah keranjang bayi tempat adiknya tidur. "Adikku jangan menangis ya. Ada kakak di sini"
Oeeekkk... Oeeekkk...
Tangisan Charlotte semakin kencang.
"Cup.. cup.. udah ya" Gizella mengusap kepala adiknya.
Oeeekkk... Oeeekkk...
Charlotte melihat boneka beruang yang di pegang kakaknya. Lalu menarik boneka beruang tersebut.
"JANGAN CHARLOTTE!" Gizella mengambil kembali boneka beruang miliknya.
Oeeekkk... Oeeekkk...
Tangisan Charlotte yang semakin kencang terdengar sampai ke ruangan tempat ayahnya berkerja. Dengan cepat Diana dan suaminya Wilson berlari menuju kamar Charlotte.
Oeeekkk... Oeeekkk...
"GIZELLA!" Teriak Diana yang melihat Gizella mengambil boneka beruang dari tangan adiknya.
"Ibu" Gizella menoleh.
"Gizella! Kamu harus mengalah pada adikmu. Dia masih kecil" ujar Diana dengan wajah yang terlihat kesal.
"T-tapi ibu.. ini boneka kesayangan aku" Jawab Shea dengan cicitan lemah.
"Nak, sebagai kakak yang baik kamu harus mengalah ya" ujar Wilson ayahnya Gizella.
Gizella yang sejenak termenung menyadari akan kesalahan yang ia berbuat.
"Ayah ibu, aku minta maaf " Shea yang memberi boneka itu pada adiknya.
Haha.. hahaaa...
Charlotte yang tengah duduk di pangkuan Diana terlihat tertawa senang saat menerima boneka beruang memiliki kakaknya itu.
***
Gizella membaca sebuah buku dongeng yang baru saja ia dapatkan dari ayahnya. Dia di temani oleh Charlotte yang lagi asik bermain dengan boneka beruang miliknya.
Oeeekkk... Oeeekkk...
Charlotte yang secara tiba tiba menangis kencang sontak membuat Gizella panik.
Gizella menghampiri Charlotte yang duduk sambil menangis "udah dong! Jangan menangis lagi. Nanti kakak yang di omelin sama ibu"
Gizella mencoba menenangkan adiknya dengan cara melakukan gerakan gerakan lucu untuk menghibur adiknya.
"Lihat ini adikku"
Oeeekkk.... Oeeekkk...
Tangisan Charlotte malah semakin kencang.
"GIZELLA! Berhentilah meledek adikmu" Teriak Diana yang melihat Gizella dengan raut wajah meledek.
"T-tidak I..ibu aku tidak meledek Charlotte " jawab Gizella dengan cicitan lemah dan gemetar.
"Adikmu jadi menangiskan" Diana yang langsung mengendong Charlotte dan menenangkannya.
"Aku bersumpah ibu, Charlotte menangis sendiri. Aku lagi asik membaca buku tadi" Gizella mengelak menggelengkan kepalanya.
"KAMU HARUSNYA LEBIH MEMPERHATIKAN ADIKMU GIZELLA! " Diana yang melototi Gizella putri kecilnya.
"Ma-maaf Bu"
"Cup.. cup.. ibu di sini sayang " Ujar Diana yang memeluk Charlotte yang masih menangis.
Oeeekkk... Oeeekkk...
"Kakak bandelnya ya! Ibu sudah memarahi kakak" Diana yang berusaha menenangkan Charlotte.
Gizella yang melihat itu menatap iri terhadap Charlotte adiknya.
Hari semakin malam, Charlotte yang masih terus menerus menangis tanpa berhenti. Membuat seluruh keluarga menjadi panik dengan keadaan Charlotte di tambah lagi suhu badan sangat panas.
"Wilson tubuh Charlotte sangat panas" Diana memegang jidat Charlotte.
"Aku sangat khawatir"
"Tenang Diana! Aku sudah memanggil dokter" Wilson yang mondar mandir dengan raut wajah cemas.
"Putri kecil kita seperti sangat kesakitan hiks...hisk.." Isak tangis Diana.
Oeeekkk.... Oeeekkk...
10 menit kemudian dokter pribadi keluarga Count Travium datang. Dia adalah Oliver dokter muda yang sangat berbakat dan di akui oleh keluarga kekaisaran.
"Tuan Oliver, tolong selamatkan putri saya" ucap Wilson tergesa gesa cemas.
"Tenangkan diri anda dulu Tuan Count. Saya akan berusaha semaksimal mungkin" sahut Oliver dengan wajah yang menenangkan.
Tuan Oliver langsung masuk ke kamar Charlotte dan memeriksanya. Saat pemeriksaan sedang dilakukan ternyata Charlotte di diagnosa penyakit kelainan jantung. Penyakit yang cukup serius yang di haruskan melakukan perawatan medis dalam jangka panjang agar jantungnya tetap stabil.
"Maafkan saya, Tuan Count dan nyonya Countess. Nona Charlotte memiliki penyakit kelainan pada jantungnya" jelas Oliver nampak sedih.
"APA? Tidak mungkin! Putri masih sangat kecil" bantah Wilson yang tidak percaya.
"Banyak kasus yang terjadi seperti ini Tuan Count. Terkadang banyak bayi yang lahir mengalami kelainan pada organ tubuh mereka karena proses pembuahan yang kurang sempurna " jelas Oliver.
"Hiks... Hiks... Anakku pasti akan selamatkan Tuan Oliver?" Tanya Diana yang sedu.
"Penyakit ini bisa di sembuhkan secara total dengan kekuatan suci" jawab Oliver.
"APA? Ini tidak mungkin! Saintess saja belum di temukan dan para pendeta tidak bisa membangkitkan kekuatan suci mereka" ucap Wilson putus asa.
"Ada satu alternatifnya lain. Charlotte harus tergantung pada obat obat untuk bertahan hidup walaupun itu tidak membuat dirinya sembuh total " ucap Oliver.
"Tolong Tuan Oliver lakukanlah yang terbaik " Wilson yang mengengam tangan Oliver.
"Saya berjanji akan merawat nona Charlotte sampai sembuh"
Charlotte yang di nyatakan mengidap penyakit kronis. Sangat diperhatikan oleh seluruh keluarga. Ia selalu mendapatkan kasihan sayang yang lebih. Ia tidak pernah di tinggal sendirian, selalu mendapatkan pelukan hangat dan kecupan cinta dari ayah dan ibu. Berbeda dengan Gizella si anak tengah yang hanya mendapatkan sebuah kalimat.
"Kamu harus mengalah ya, adik kamukan lagi sakit"
Kalimat yang selalu Gizella dengan setiap hari di mansion megah ini. Dia seperti terabaikan di mansion ini. Tak ada yang memperhatikan dirinya. Semua orang sibuk dengan adiknya yang sakit sakitan sedang dia di lupakan.
Semua sibuk membimbing si kakak laki laki untuk menjadi penerus keluarga dan merawat si adik yang sakit sakitan tanpa memperdulikan si anak tengah yang terabaikan.
Terkadang Gizella berpikir kenapa ia berbeda dari kakaknya dan adiknya. Apakah karena warna rambutnya yang berbeda sendiri. Gizella memiliki warna rambut perak dan bermata merah. Sedangkan ayahnya, kakaknya, adiknya miliki warna rambut kuning dan bermata biru. Bahkan Ibunya milik warna rambut cokelat bermata ungu. Padahal Gizella terlahir dari rahim yang sama.Gizella tumbuh dengan rasa iri pada kedua saudaranya.
...Gizella sang kunang kunang yang selalu terlihat samar samar di kegelapan yang akhirnya terlupakan...
...Gizella Allison Travium...
...***...
Malam hari ini, hujan yang sangat deras dan kilat yang mengelegar melanda di daerah Moonlight tempat kediaman Keluarga Travium.
Seorang anak kecil yang tengah tidur pulas terbangun akibat kilat yang mengelegar sangat kencang. Dia Gizella yang tidur sendirian.
Duar!
Suara petir menyambar yambar. Suara itu tidak terdengar sesekali, namun terdengar beruntun berkali kali.
"Shttttt.." Gizella yang tadinya terlelap dalam tidurnya. Terbangun karena suara petir yang cukup keras.
Perlahan Gizella membuka mata. Bukannya tidur, namun Gizella memejamkan matanya karena takut melihat kilat seperti menerobos masuk kedalam kamar. Yang nampak seperti bayangan bayangan yang menakutkan.
"A-aku.. takut sekali" Gizella merintih ketakutan.
Gizella yang ketakutan berlarian keluar dari kamarnya menuju kekamar ayah dan ibunya.
Tok... Tok...
KREK!
Wilson yang mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya langsung membuka pintunya perlahan dan melihat Gizella didepan kamarnya dengan keadaan yang gemetar ketakutan.
"Ayah? Boleh aku tidur bersama ayah dan ibu? Aku sangat takut sekali" ucap Gizella gemetar.
"Wilson cepat tutup pintunya sepertinya Charlotte kedinginan. Dia terus saja menangis tanpa henti" ucap Diana yang mengendong Charlotte.
"Sebaiknya kamu kembali kekamarmu ya Gizella " ujar Wilson pada Gizella.
"T-tapi ayah, sudah janji kalau aku takut aku boleh tidur bersama kalian " ucap Gizella yang memohon.
Oeeekkk.. Oeeekkk...
Suara tangisan Charlotte yang semakin kencang.
Diana yang melihat suaminya masih berada di depan pintu" kenapa belum di tutup?"
"Gizella?"
"Ibu, aku takut bisakah aku tidur bersama ayah dan ibu?" Tanya Gizella dengan wajah yang memelas.
"Maafkan ibu ya Gizella, ibu dan ayah harus merawat adikmu ini" ucap Diana pada Gizella.
"Kamu harus mengerti ya nak.. adik kamu kan sedang sakit" bujuk Wilson.
"Baik ayah"
Gizella yang merasa sangat kecewa meninggalkan kamar ayah dan ibunya. Tetapi ia masih tidak berani untuk tidur sendirian karena petir masih terdengar mengelegar sangat kencang. Akhirnya Gizella memutuskan untuk pergi ke kamar kakaknya Orion.
Tok... Tok...
Gizella mengetuk beberapa kali pintu kamar kakaknya. Namun tak ada jawaban.
"Kakak?" Panggil Gizella.
KREK!
Suara pintu terbuka.
"Hoamm..." Orion membuka pintu kamarnya sambil menguap ngantuk.
"Kakak?"
"Ngapain kamu datang tengah malam kesini?" Tanya Orion.
"Kakak? Aku boleh tidur di sini ga? Aku takut petir" ucap Gizella yang memohon pada kakaknya.
"Jangan bersikap seperti anak kecil dech! Kamu kan sekarang sudah menjadi seorang kakak" Jawab Orion yang menolak.
"T-tapi kak?"
"Cepat kembali kekamarmu! Jangan ganggu aku! Besok aku ada ujian" ucap Orion yang kasar.
Dengan perasaan yang sedih dan kecewa Gizella kembali ke kamarnya.
Di kamar yang gelap sendirian Gizella merasakan gemetar ketakutan di tambah lagi suara petir yang menyambar yambar tak kunjung berhenti. Gizella hanya menutup telinga dengan tangannya lalu memejamkan matanya meringkuk ketakutan di atas tempat tidurnya.
"Siapa saja, tolong temani aku, ayah, ibu, kakak" rintihan Gizella.
Tiba tiba secara ajaib keluar sebuah sinar putih dan munculnya seekor kelinci berbulu pink dari cahaya itu. Gizella yang membuka matanya akibat sinar tersebut menjadi terkejut. Ia berpikir bahwa itu adalah hantu.
"PERGI!" Teriak Gizella yang kembali menutup matanya mengunakan kedua tangannya.
Kelinci berbulu pink tersebut meloncat loncat ke arah Gizella. Kelinci itu mengusap usapkan kepalanya ketubuh Gizella.
"Hahah... Haha.. geli. Tolong hentikan" tawa Gizella merasa terhibur.
Gizella membuka kembali matanya dan menatap kelinci tersebut.
"Wuahh... Lucu sekali" kagum Gizella yang baru pertama kalinya melihat kelinci berbulu pink.
"Terimakasih Tuan majikan" sahut kelinci itu.
Gizella yang mendengar kelinci itu berbicara merasa sangat bingung.
"Apa kau bisa bicara?" Tanya Gizella polos.
"Tentu saja. Saya adalah makhluk suci tingkat rendah" jelas kelinci tersebut.
"Siapa namamu?"
"Nama saya Berk"
"Baik Berk. Bisakah kita menjadi teman?"
"Tentu saja Tuan majikan" kelinci itu menganggukan kepalanya.
"Berk aku takut, bisa kau temanin aku di sini sampai aku tertidur"
"Baiklah Tuan majikan"
"Jangan panggil aku Tuan majikan nama Gizella panggil aku Gizella" pinta Gizella.
"Baik nona Gizella "
"Berk apa aku bisa memanggil banyak mahkluk suci lainnya?"
"Bisa karena nona memiliki banyak mana yang tak terbatas di dalam tubuh nona. Tapi nona harus mempelajari dulu kekuatan mahkluk suci" jelas Berk.
"Ouh begitu.. lalu Berk memiliki kekuatan seperti apa?
"Saya dapat membuat nona tertidur nyenyak dan bermimpi indah"
"Wuahh.... Hebat kalau gitu aku harus belajar lebih giat lagi agar bisa memanggil banyak mahkluk suci untuk menjadi temanku"
"Ini sudah malam waktunya nona tidur. Saya akan membuat nona bermimpi indah"
"Baik, selamat malam Berk"
Perlahan lahan Gizella tertidur lelap di samping Berk si kelinci pembawa mimpi indah.
Pagi harinya Gizella bangun dengan keadaan yang segar. Ia semalam tertidur sangat nyenyak. Gizella menengok ke sana ke sini mencari Berk kelinci berbulu pink.
"Berk?" Gizella turun dari tempat tidur lalu menengok ke bawah tempat tidur nampaknya Berk tidak ada di situ.
"Berk kamu di mana?" Teriak Gizella panik.
"Saya ada di sini nona" Berk yang muncul secara tiba tiba.
"Aku pikir kamu hilang" Gizella yang cemberut sedih.
"Saya pasti akan datang kalau nona memanggil nama saya. Karena nona adalah majikan saya" ucap kelinci itu.
"Terimakasih Berk sudah mau jadi temanku" Gizella mengendong Berk kemudian memeluknya dengan erat.
Tok... Tok...
Suara ketukan terdengar dari luar kamar Gizella.
"Nona apakah saya boleh masuk" ujar seorang pelayan dari balik pintu.
"Iya saya sudah bangun"
Pelayan tersebut masuk kedalam kamar Gizella. Dengan cepat Gizella menyembunyikan Berk di bawah tempat tidurnya.
"Nona mari bersiap untuk sarapan bersama"
"Baik"
"Saya akan memandikan nona terlebih dahulu"
Gizella pun bersiap siap untuk ikut sarapan bersama keluarga besarnya.
***
Suara dentingan sendok dan piring memecahkan keheningan di dalam mansion mewah keluarga Count Travium. Orang orang di sana sibuk menikmati hidangan yang di sajikan di atas meja makan.
"Ayah, ibu, aku di terima masuk di akademi valewild" ucap Orion yang senang.
" Wuahh... Ayah sudah duga kamu pasti di terima. Karena Kamu anak yang hebat" Wilson yang tersenyum bangga terhadap putranya.
"Selamat ya Orion " ujar Diana yang langsung beranjak berdiri memeluk Orion.
"Hehe.. iya ibu"
"Kamu sudah putuskan akan mengambil jurusan apa?" Tanya Wilson bersemangat.
"Aku akan menjadi ksatria yang hebat"
"Kamu pasti akan menjadi seorang ksatria yang hebat putraku" ucapan Gizella.
"Ayah, ibu Gizella juga punya sesuatu yang menakjubkan" ucap Gizella berbinar binar.
Gizella berniat untuk memanggil Berk si mahkluk suci.
"Ber-" ujar Gizella yang terputus.
"Gizella dimana etika kamu! Tidak baik menyela pembicaraan orang dewasa " ujar Diana pada Gizella dengan tegas.
"T-tapi ibu harus melihatnya! Aku bisa memanggil makhluk " ucapnya lagi yang terputus.
"CUKUP GIZELLA! Hari ini adalah hari bahagia untuk kakakmu. Apa kau ingin mengacaukannya" bentak Wilson.
"Gizella kau fokus dengan makananmu tidak usah ikut campur " Ucap Orion yang ketus.
Gizella hanya tertunduk merasa bersalah karena perbuatannya itu.
"Aku minta maaf" Gizella dengan sedih melanjutkan makannya.
"Sudahlah suamiku.. gimana kalau kita merayakan hari di terima Orion masuk akademi" pinta Diana.
"Gimana kalau kita adakan pesta" ujar Wilson berpikir.
"Gimana pendapatmu Orion?" Tanya Diana tersenyum.
"Aku suka! Tapi Charlotte lagi sakit" ujar nampak sedih melihat adiknya.
"Tidak apa apa, ada Oliver yang selalu merawat Charlotte " ucap Diana yang menjelaskan.
"Kita berpesta" teriak Orion semangat.
"Putraku sangat membanggakan"
"Kau adalah penerus keluarga Travium"
Gizella hanya bisa menatap Keluarganya dengan sedu. Ia sangat berharap bisa seperti kakaknya yang membanggakan. Maka ia bertekad untuk mempelajari lebih banyak tentang pemanggilan mahkluk suci.
...Jika aku terluka akankah ada yang perduli terhadapku?...
...Gizella Allison Travium...
...***...
5 tahun kemudian
Saat ini Charlotte berusia 5 tahun. Ia tumbuh sebagai gadis yang cantik dan periang di penuhi oleh kasih sayang keluarga. Dengan rambut kuning cerah, serta bermata biru seperti lautan yang membuat wajahnya menjadi kebanggaan keluarga Count Travium.
Di sisi lain Gizella yang umurnya sudah beranjak 12 tahun hidupnya selalu tersembunyi dari orang lain. Ia selalu menjadi bayang bayang Charlotte sang adik. Tapi, ia selalu berusaha keras untuk belajar sihir pemanggilan hingga akhir ia dapat memanggil banyak mahkluk suci dan mahkluk spirit.
***
Sore ini, Gizella sedang berjalan jalan sendirian di Taman yang berada di mansion tempat ia tinggal. Dia duduk di gazebo sambil memandangi danau yang jernih, terlintas dipikirannya untuk menceburkan dirinya.
Jika aku terluka apa ayah dan ibu akan perduli ? -- Batin Gizella.
Gizella mengurungkan niatnya karena itu hanya akan jadi beban untuk keluarganya. Lalu Gizella yang merasa kesepian memanggil beberapa mahkluk suci dan Spirit untuk menemaninya.
"Teman temanku yang berharga" Gizella menatap haru .
"Maukah kalian menemaniku hari ini? Aku sangat kesepian " Gizella meneteskan airmatanya mengingat dirinya selalu diabaikan oleh keluarganya.
"Tentu saja nona"seru para makhluk suci dan Spirit.
Gizella merasa sangat senang karena hanya mereka yang perduli terhadap nya.
PLASH!
SYUT!
BRUK!
Tiba tiba seorang burung merpati terjatuh di hadapan Gizella dengan anak panah yang tertusuk di tubuhnya.
"ASTAGA?" Gizella terkejut.
"Kamu pasti kesakitan?" Gizella mengambil burung tersebut.
"Aku akan mengobatimu"
Gizella mencabut anak panah itu. Lalu ia mengusap usap luka pada burung itu. Seketika tangan Gizella mengeluarkan cahaya dan secara ajaib luka di burung merpati itu sembuh.
"Ahh.. tidak apa itu?" Gizella terkejut dengan apa yang terjadi.
"Lukanya sembuh" Gizella yang kembali melihat burung merpati itu.
"Seperti nona memiliki kekuatan suci" ucap Fox si Spirit tingkat menengah.
"Sungguh?" Gizella yang berbinar binar tak percaya.
"Aku merasakannya" Ucap Fox.
"Apa aku bisa mengobati semua penyakit?" Tanya Gizella.
"Dengan kekuatan suci semua penyakit bisa di sembuhkan " jelas Berk yang merasakan kekuatan suci juga.
"Kalau gitu aku bisa mengobati Charlotte dari penyakitnya "
"Lalu ayah dan ibu akan kembali memperhatikan aku seperti dulu"
Gizella tertawa kecil ia sangat bersemangat untuk menyembuhkan adiknya dan membayangkan diri akan di manjakan lagi seperti dulu.
"Aku harus beritahu ibu" Gizella berlari lari ingin memperlihatkan burung merpati yang ia sembunyikan dengan kekuatan suci milikinya.
Di sebuah ruangan bermain di penuhi dengan banyak mainan. Diana dan Charlotte tengah asik bermain bersama.
"Boneka ini sangat cantik sepertimu" Diana yang menjadi sebuah boneka imut.
"Terimakasih Bu, aku sayang ibu" Charlotte memeluk Diana.
"IBU!"
"IBU!"
Teriak Gizella yang masuk keruangan itu. Diana dan Charlotte melihatnya dengan wajah yang kaget.
"Ibu lihat ini" Gizella menujukan burung merpati.
"Aku berhasil menyembuhkannya" ujar Gizella yang penuh harapan.
Hhuk.. Hhuk..
Tiba tiba Charlotte terbatuk batuk.
"Gizella cepat bawa burung itu keluar" titah Diana yang panik melihat Charlotte yang batuk.
"Aku berhasil menyembuhkannya dengan kekuatanku"
"CUKUP GIZELLA! Lihat adikmu! Dia alergi terhadap bulu"
Hhuk... Hhukk..
"Aku bisa menyembuhkan Charlotte ibu dengan kekuatanku"
"Jangan bicara omongan kosong Gizella " teriak Diana dengan raut wajah yang marah.
"Ibu harus percaya sama aku" Gizella berusaha menyentuh Charlotte.
"Menjauhlah!" Diana mendorong Gizella hingga terjatuh.
BRUK!
"Ibu?"
Gizella yang merasa syok akan tindakan yang ibunya lakukan padanya. Ia tidak menyangka Diana akan tega mendorongnya hingga jatuh.
"PELAYAN! Cepat bawa Gizella masuk ke kamarnya"
Gizella dibawa keluar oleh pelayan wanita itu sementara Diana masih sangat cemas karena Charlotte masih batuk batuk.
Hhuk..Hhukk..
"Charlotte ayo cepat minum dulu" Diana memberikan segelas air.
"Aku tidak apa apa Bu" Charlotte tersenyum.
"Syukurlah" ucap Diana lega.
"Hanya saja aku tidak suka burung itu membuatku batuk batuk"
"Ibu akan memarahi kakakmu lagi" Diana yang mengusap kepalanya Charlotte sambil tersenyum.
***
Pelayan itu membawa Gizella dengan kasar. Gizella merasa kesakitan karena pelayan terlalu kuat mengengam tangannya.
"LEPASKAN!" Gizella meronta-ronta.
"Nona hentikan!"
"Nona seharusnya mengerti, nona Charlotte itu kesayangan keluarga ini"
BRUK!
Pelayan wanita itu mendorong Gizella masuk kekamarnya. Gizella tersungkur di lantai.
"Hahah... Kasihan sekali tidak ada yang perduli denganmu" pelayan itu tertawa jahat sambil menutup pintu.
Gizella duduk meringkuk dalam Isak tangisnya. pikiran menjadi sangat kacau. Gizella mengurungkan niatnya untuk menyembuhkan Charlotte dengan kekuatan sucinya.
Tok.. tok..
Suara ketukan pintu terdengar.
"Nona?" Seorang pelayan masuk kekamar Gizella.
Gizella langsung mengusap matanya yang basah dengan air mata.
"Nona, nyonya dan tuan count memanggil anda"
"Baik, tolong antar saya ke sana"
Pelayan itu mengantarkan Gizella ke ruangan keluarga. Di sana sudah Wilson, Diana, Orion dan Charlotte.
Sesampainya disana Gizella hanya bisa menatap sedu tanpa bisa mengucapkan apa apa ia merasa sangat takut.
"Gizella? Kenapa kau lakukan hal itu" tanya Wilson dengan tegas.
" Aku hanya ingin menunjukkan--" ucap Gizella terputus.
"Kamu taukan, Charlotte lagi sakit dia sangat sensitif terhadap sesuatu" jelas Wilson.
"Iya ayah"
"Minta maaflah pada Charlotte!" Ujar Diana yang marah.
"Yang dikatakan ibu itu benar. Minta maaflah pada Charlotte" ucap Orion yang mendukung ibunya.
"Charlotte maafkan kakak ya" ujar Gizella yang neteskan air mata.
"Iya tidak apa-apa" Charlotte tersenyum.
"Tapi lain kali jangan seperti itu lagi ya kakak, aku ga suka hal yang kotor"
"Iya, terima kasih "
Gizella menghela nafas dengan lega. Kemudian Gizella berpikir untuk mengajukan bersekolah ke akademi untuk belajar sihir.
"Ayah, ibu aku punya satu permintaan bisakah kalian mewujudkannya" pinta Gizella.
"Baiklah" Jawab Wilson.
"Aku ingin pergi belajar ke akademi seperti kakak" pinta Gizella dengan tegas.
"Aku ingin belajar sihir "
"Hahaha... Kau ingin belajar sihir?" Orion tertawa sangat kencang.
"Berhentilah tertawa kak! Kau tidak tau apa apa tentang diriku" teriak Gizella.
"GIZELLA! Jaga bicaramu dengan kakakmu" ucap Diana.
"Maaf ibu" Gizella hanya bisa menurut.
"Aku juga ingin belajar di akademi" pinta Charlotte yang semangat.
Seluruh keluarga pun sangat syok mendengar permintaan Charlotte. Mengingatkan tubuh Charlotte sangat lemah hal itu tidak memungkinkan.
"Charlotte sayang, maafkan ayah ya kamu tidak bisa pergi ke akademi. Ayah akan panggilkan guru terbaik untukmu nanti" jelas Wilson berusaha membujuk putrinya itu.
"Kenapa? Kakak Orion bisa, kakak Gizella juga bisa, kenapa cuma aku yang ga bisa" rengekan Charlotte.
"Apa karena aku ini penyakitan!" Teriak Charlotte dalam Isak tangisnya.
Hiks... Hikss...
"Kalau gitu kakak Gizella juga tidak boleh pergi ke akademi!"
"Dia harus temani aku di sini!"
"Aku ingin pergi belajar ayah ibu" bantah Gizella.
"Baiklah kakakmu Gizella tidak akan pergi ke akademi" ujar Diana yang menghampiri Charlotte lalu mengelap air matanya.
"T-tapi bu?"
"Kamu sebagai kakak harus mengalah mengerti ya Gizella" pinta Wilson.
"Gizella? Kasihan Charlotte di sini sendirian ga ada teman bermain" ujar Diana.
"Benar kata ayah dan ibu. Kamu ga usah belajar ke akademi! Cukup aku saja karena aku akan menjadi penerus keluarga ini" ucap Orion yang sombong.
"Lagian untuk apa sih kamu belajar sihir? Kami juga ga ada bakat dalam sihir" ujar Diana.
"Tapi aku bisa" ucap Gizella terputus lagi.
"Keputusan ayah sudah bulat tidak boleh ada yang menentangnya"
Gizella merasa sangat kecewa dengan keputusan ayahnya. Ia sangat iri hati terhadap Charlotte. Apakah harus sakit dulu baru ada yang memperhatikannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!