London, Inggris. 22 Mei 2022. Hujan mengguyur dengan begitu derasnya malam itu, sebuah mobil berhenti di sebuah makam yang ada di kota London dan seorang pria keluar dengan menggunakan jas hujan. Pria itu adalah Darko, dia datang ke makam itu karena ada yang hendak dia lakukan.
Sebuah cangkul diambil dari bagasi mobil, Darko melangkah menerobos derasnya air hujan menuju sebuah makam baru. Itulah yang dia inginkan, dia ingin membongkar makam itu karena yang bersemayan di bawah sana adalah Mia, istri yang paling dia cintai.
Meski hujan mengguyur dengan derasnya, petir menyambar dengan dahsyatnya namun semua itu tidak menghentikan niat Darko untuk menggali makam istrinya dan membawanya pulang ke rumah.
Darko sudah berdiri di depan makam Mia. Makam itu masih sangat baru karena Mia baru saja di makamkan beberapa jam yang lalu. Karangan bunga bahkan masih ada, kelopak bunga yang ada di atas makam masih terlihat segar. Tatapan matanya tak lepas dari gundukan tanah makam istrinya, dia tidak terima. Dia tidak terima istrinya pergi meninggalkan dirinya oleh sebab itu dia akan membangkitkan istrinya kembali. Cangkul yang dia bawa diayunkan ke atas tanah, hujan semakin mengguyur dengan lebatnya namun hal itu justru memudahkan dirinya untuk mencangkul tanah makam karena tanah menjadi lembek akibat air hujan.
"Aku tidak terima kau meninggalkan aku begitu saja, Mia. Aku tidak rela!" ucap Darko sambil mencangkul tanah makam istrinya tiada henti.
Darko hanya seorang pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan namun dia memiliki keluarga kecil yang bahagia. Darko dan Mia sudah menikah selama dua belas tahun. Mereka dikarunia tiga orang anak. Dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang masih balita.
Anak tertua mereka berusia sepuluh tahun dan diberi nama Bitsy, yang kedua berusia tujuh tahun dan diberi nama Angela dan yang paling kecil adalah Rian yang baru berusia satu tahun. Mereka memiliki kehidupan yang bahagia dan sempurna sampai akhirnya, kebahagiaan itu harus direnggut dari mereka. Kebersamaan mereka untuk terakhir kali benar-benar masih segar di ingatan Darko. Semua terjadi secara tiba-tiba oleh sebab itu dia tidak rela Mia pergi meninggalkan dirinya dan anak-anak mereka begitu saja.
Beberapa jam yang lalu, sebelum kejadian buruk menimpa keluarga mereka sehingga merenggut nyawa Mia. Hari itu hari kamis dan tentunya hari yang sangat indah bagi keluarga mereka. Darko dan istrinya beserta ketiga buah hati menghabiskan pagi yang berharga. Darko sangat bahagia karena dia memiliki istri sempurna dan tidak banyak menuntut seperti Mia. Mia begitu mencintai dirinya disegala kekurangan yang dia miliki serta menyayangi anak-anak mereka. Baginya tidak ada yang lebih sempurna dari pada Mia. Dia bahkan berencana memberikan kejutan pada istrinya nanti di hari ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi tapi siapa yang menyangka, rencana tinggal rencana karena kebahagiaan mereka dirampas dengan begitu kejamnya akibat kecelakaan yang Mia alami.
Mia yang hendak menjemput kedua putri mereka mengalami kecelakaan hebat. Mobil yang dia bawa ditabrak oleh truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan akibat kejadian itu, Mia tidak bisa diselamatkan dan meninggal di tempat. Beruntungnya Rian tidak dia bawa karena dititipkan pada tetangga sehingga kecelakaan itu tidak melibatkan putra kecil mereka tapi kecelakaan itu tentu saja menghancurkan dunia Darko juga ketiga anaknya.
Mereka tidak bisa menerima kepergian Mia yang secara tiba-tiba, ibu dan istri yang sangat mereka cintai. Kepergian Mia menyisakan luka yang amat dalam, kesedihan menyelimuti ketiga buah hati mereka yang harus kehilangan sosok ibu di usia mereka yang masih kecil.
Darko yang paling terpukul atas kepergian istri yang sangat dia cintai. Minuman memabukkan yang tidak pernah dia sentuh pada akhirnya menjadi pelarian sampai-sampai akhirnya dia memiliki ide gila yaitu menghidupkan istrinya kembali.
Peti mati sudah terlihat, Darko yang basah kuyup berhenti menggali makam. Dia tampak mengambil napas sebentar, tempat gelap dan dingin tidak pantas untuk istrinya. Sangatlah tidak pantas. Darko membuka peti mati itu, cahaya kilat yang menyambar membuatnya bisa melihat wajah istrinya yang begitu pucat.
Darko tersenyum, dia bahkan tertawa dengan perlahan. Air hujan yang masih saja mengguyur membasahi tubuh Mia yang sudah tidak bernyawa, melihat itu Darko buru-buru membuka seluruh penutup peti mati agar dia bisa mengeluarkan istrinya dengan mudah.
"Pulang denganku, Honey. Aku tidak akan meninggalkan dirimu di sini seorang diri!" ucap Darko. Tubuh istrinya yang sudah tidak bernyawa diangkat keluar dari peti mati. Kebahagiaan itu akan kembali pada mereka. Mereka akan seperti dulu lagi, mereka akan selalu bersama dan tak akan pernah terpisahkan.
Darko membawa Mia tanpa menutup kembali lubang makam, dia tidak mau istrinya terlalu lama terkena air hujan. Tubuh Mia dibaringkan di kursi penumpang, hujan yang semakin mengguyur dengan deras membuatnya memutuskan untuk pulang apalagi apa yang inginkan sudah dia dapatkan. Darko berpaling melihat ke arah Mia sejenak sebelum meninggalkan tempat itu. Kebahagiaan itu pasti akan kembali lagi pada mereka.
Darko yang sudah kehilangan akal sehat benar-benar membawa istrinya kembali ke rumah, rumah yang mereka bangun berdua dengan susah payah. Kebahagiaan itu memang pergi sesaat dari mereka tapi malam ini dia akan mengembalikan kebahagiaan itu. Esok pagi, ketiga buah hati mereka pasti akan sangat bahagia melihat ibu mereka yang sempat pergi tapi kembali lagi.
Pintu di tendang dengan keras hingga terbuka. Suara petir yang menyambar begitu kencangnya menandakan akan terjadi sesuatu pada mereka namun segala obsesi dan tidak bisanya kehilangan orang yang dicintai membuat apa pun tidak dipedulikan oleh seorang pria yang hanya mencintai istrinya itu. Rumah itu sekarang terasa begitu suram, kebahagiaan mereka seolah-olah dibawa pergi oleh Mia. Tidak ada lagi tawa ceria, tidak ada lagi sosok penuh cinta yang menyambutnya namun dia akan mengembalikan keceriaan di rumah itu lagi.
Darko membaringkan mayat istrinya ke atas ranjang. Rambut Mia yang basah dan menutupi wajahnya disingkirkan. Senyuman menghiasi wajah Darko, kecupan lembut pun mendarat di dahi Mia.
"Sebentar lagi, kau akan kembali padaku. Tempat gelap dan dingin itu tidak cocok untukmu, Honey!" ucapnya. Akal sehat sudah tidak ada lagi, hanya ada obsesi. Darko bahkan tidak memikirkan konsekuensi dari apa yang dia lakukan. Pria itu beranjak, mengambil handuk dan beberapa benda yang diperlukan. Setelah mendapatkannya, Darko kembali ke sisi istrinya.
"Kau hanya tidur sesaat karena setelah ini kau akan hidup kembali!" kecupan lembut mendarat di bibir Mia yang dingin.
Malam ini dia akan menghidupkan istrinya yang sudah mati dan dia yakin, dia bisa mengembalikan kebahagiaan ke dalam keluarganya lagi tapi dia tidak sadar, sebentar lagi dia akan mengundang mala petaka ke dalam rumahnya dan ke dalam keluarganya.
Sambaran petir dahsyat mengejutkan kedua putri mereka yang sedang tidur di tambah dengan benda jatuh akibat di senggol oleh Darko. Rian terbangun dan menangis dengan keras, malam yang tidak seperti biasanya di rumah mereka.
Bitsy yang baru berusia sepuluh tahun menggendong adiknya. Dia pun menggandeng tangan Angela yang ketakutan. Suara benda jatuh kembali terdengar membuat kedua anak itu ketakutan di tambah petir yang terus menyambar tiada henti membuat perasaan takut mereka semakin menjadi. Bitsy dan Angela keluar dari kamar, mereka ingin melihat apa yang terjadi di luar sana. Rumah begitu gelap, angin dingin bertiup masuk ke dalam akibat pintu rumah yang terbuka lebar.
Angela berlari menuju pintu dan menutupnya, dia hampir terjatuh karena lantai yang basah akibat air hujan dan akibat jejak kaki ayah mereka yang masuk ke dalam. Setelah menutup pintu, Angela kembali melangkah mendekati kakaknya. Kedua anak itu melangkah dengan perlahan, menuju kamar ayahnya di mana pintu terbuka dan ada cahaya lampu di sana.
"Daddy?" Bitsy mencoba memanggil ayahnya.
Bitsy dan Angela saling pandang, ludah pun ditelan dengan susah payah. Mereka kembali melangkah perlahan menuju kamar ayah mereka di mana terdengar suara-suara dari dalam sana. Rian yang tadinya terbangun kembali tertidur di dalam gendongan kakaknya, hanya dia saja yang tidak akan tahu apa yang akan terjadi malam itu.
"Kakak, aku takut!" Angela menghentikan langkah dan menahan kedua tangan kakaknya.
"Aku juga takut tapi kita harus melihat apa yang sedang Daddy lakukan. Ayo, temani aku!" pinta Bitsy.
Angela tampak ragu namun dia mengangguk pada akhirnya. Mereka kembali melangkah mendekati kamar ayah mereka dengan perasaan takut luar biasa.
"Daddy," Bitsy kembali memanggil saat sudah berada di depan pintu kamar.
Darko berpaling, melihat ke arah kedua putrinya yang sedang berdiri di depan pintu, Darko buru-buru menutupi tubuh istrinya dengan kain yang dia gunakan untuk menyeka tubuh Mia. Kedua putrinya yang tanpa sengaja melihat itu terkejut melihat ibu mereka berada di kamar.
"Daddy, kenapa Mommy ada di rumah?" tanya Bitsy.
"Bitsy, bawa adikmu kembali ke dalam kamar!" perintah Darko.
"Apa Mommy sudah pulang, Dad?" tanya Angela.
"Yes, Mommy sudah pulang tapi Mommy butuh istirahat!" jawab ayahnya.
"Tapi, Dad. Bukankah Mommy sudah meninggal?" tanya Bitsy lagi.
"Tidak, Mommy tidak meninggal. Mommy hanya tidur saja. Sekarang kembali ke dalam kamar, besok kalian bisa bertemu dengan Mommy lagi!" ucap Darko meyakinkan kedua putrinya yang masih polos.
"Apa benar, Dad?" Angela tampak mempercayai apa yang ayahnya katakan dan terlihat senang.
"Tentu saja, oleh sebab itu kembali dengan kakakmu dan kembali tidur. Mommy butuh istirahat!"
"Tapi, Dad?" Bitsy tampak ragu apalagi dia bisa melihat ibunya tidak bergerak sama sekali.
"Bitsy, bawa adikmu kembali!" Darko sedikit membentak. Bitsy melihat ayahnya dengan ekspresi takut namun dia kembali melihat ibunya yang berbaring di atas ranjang.
"Kembali tidur, oke?" Darko kembali membujuk sambil mengusap wajah kedua putrinya.
"Ayo kakak, Mommy pasti baik-baik saja!" ajak Angela.
Bitsy melihat ke arah ibunya lalu dia mengangguk. Darko menutup pintu kamar setelah kedua putrinya keluar dari kamar untuk kembali tidur. Darko menghampiri Mia dan menyingkirkan kain yang dia gunakan untuk menutupi tubuh Mia.
"Kau lihat itu, Mia. Kedua putri kita sudah tidak sabar menantikan kau kembali!" pakaian yang dikenakan oleh Mia dilepaskan. Darko mengelap tubuh istrinya yang basah dan terlihat pucat.
Senyuman menghiasi wajah Darko saat pria itu sedang mengelap wajah Mia. Luka jahitan di kepala Mia pun di lap dengan perlahan. Luka itu tentu di dapat akibat kecelakaan hebat yang Mia alami karena kepala Mia pecah akibat benturan oleh sebab itulah dia langsung mati di tempat.
"Besok kita akan kembali seperti semula, Honey. Besok kita akan berkumpul lagi bersama dengan anak-anak kita!" sebuah ciuman kembali mendarat di dahi Mia. Darko memeluk jasad istrinya dengan erat dengan perasaan sedih yang teramat mendalam. Orang yang dia cintai, kenapa harus pergi seperti itu? Seharusnya dia yang menggantikan istrinya, seharusnya dia yang mati, bukan istrinya. Air mata Darko bahkan tumpah, kebersamaan istrinya untuk terakhir kali benar-benar masih dia rasakan oleh sebab itu dia tidak rela kehilangan sosok wanita yang sangat dia cintai.
"Aku mencintaimu, Mia. Sangat mencintai dirimu oleh sebab itu, maafkan apa yang akan aku lakukan padaku malam ini karena aku tidak sanggup kehilangan dirimu!" Darko mencium wajah istrinya sambil berderai air mata. Pria itu bahkan menangisi kepergian istrinya begitu lama. Dia tidak rela, benar-benar tidak rela oleh sebab itu dia tidak ragu lagi untuk mengembalikan jiwa istrinya.
Mia kembali dikenakan pakaian bersih, bajunya yang basah dibuang ke tong sampah. Darko mempersiapkan semuanya karena dia ingin melakukan ritual untuk memanggil arwah istrinya kembali. Pintu kamar pun di kunci agar kedua putrinya tidak masuk ke dalam dan melihat apa yang akan dia lakukan.
Mia dibaringkan di dalam sebuah lingkaran yang membentuk pentagram. Beberapa lilin menyala mengelilingi tubuhnya. Semua alat ritual sudah siap, Darko duduk bersila dengan sebuah buku mantera. Dia mempelajari semua itu dari sebuah situs yang mengklaim jika cara yang sedang dia lakukan bisa membangkitkan orang yang sudah mati.
Sebelum memulai, Darko memastikan semuanya apakah sudah siap atau belum dan setelah yakin, Darko membaca sebuah matera lalu seekor burung merpati di sembelih untuk diambil darahnya. Darah burung itu diteteskan ke dahi Mia sebanyak tiga kali lalu Darko kembali membaca mantera. Suasana mendadak mencekam, api lilin bergoyang ditiup oleh Angin.
Darko masih saja membaca mantera yang ditulis dalam bahasa asing tanpa menyadari jika asap tebal bergerak cepat menuju rumah itu. Angin pun berhembus dengan kencangnya. Petir dan hujan yang mengguyur dengan deras menjadi saksi atas apa yang dia lakukan.
Brak!! Tiba-Tiba saja jendela kamarnya terbuka dengan lebar.
"Daddy!" kedua putrinya yang tidak bisa tidur berteriak ketakutan di dalam kamar karena tidak saja jendela yang ada di dalam kamar Darko yang terbuka, namun seluruh jendela yang ada di rumah itu terbuka secara mendadak. Bitsy dan Angela bersembunyi di bawah selimut, mereka tidak berani keluar sama sekali.
Darko pun sempat terkejut namun dia kembali membaca mantera. Hembusan angin kencang masuk ke dalam kamarnya lalu menerjang tubuh Mia yang sudah tidak bernyawa. Tubuh Mia tiba-tiba terangkat naik ke atas diiringi dengan teriakan Mia yang menakutkan. Kedua tangan Mia yang tadinya lurus ke samping mendadak menekuk ke atas tentunya teriakan Mia membuat kedua putrinya semakin ketakutan.
Darko yang melihat itu sangat senang tapi dia terus membaca mantera yang belum usai. Akhirnya kembali, akhirnya istri yang sangat dia cintai kembali hidup lagi tapi dia tidak tahu jika itu adalah awal mula mala petaka yang akan keluarganya alami.
Sisa air hujan menetes dari ranting-ranting pepohonan yang tumbuh di sekitar rumah. Akibat terjangan angin yang begitu kencang membuat beberapa ranting pohon harus patah. Biasanya akan ada kicauan burung yang bertengger di dahan pohon tapi pagi itu kicauan burung tidak terdengar sama sekali. Burung-Burung seperti enggan mendekati rumah itu lagi, seperti ada sesuatu di rumah itu.
Suasana hening, Bitsy dan Angela bangun lebih pagi akibat tidak bisa tidur akibat teror mengerikan tadi malam memutuskan untuk keluar dari kamar mereka. Terdengar sesuatu dari arah dapur. Suara seperti seseorang sedang memotong sesuatu.
Bitsy dan Angela melangkah perlahan menuju dapur. Biasanya ibu mereka yang akan berada di dapur dan membuat sarapan tapi pagi ini, entah siapa yang sedang membuat sarapan untuk mereka.
"Mom?" Angela memanggil.
"Stss!" Bitsy meletakkan jari ke bibir dan meminta adiknya untuk tidak berisik.
Mendadak suasana menjadi sunyi, tidak ada terdengar suara apa pun lagi dari dapur. Bitsy dan Angela menelan ludah, mereka kembali melangkah perlahan menuju dapur tentunya dengan perasaan takut luar biasa. Angela menahan kedua tangan kakaknya, jujur saja dia takut untuk melangkah lebih maju.
Bitsy menoleh, melihat ke arah adiknya lalu mengangguk. Dia juga meminta adiknya untuk tidak takut. Mereka kembali melangkah dengan perlahan sampai mereka tiba di dapur. Bitsy terkejut melihat sosok yang ada di dapur, sedangkan Angela berteriak karena senang.
"Mommy!" teriak Angela.
Mia berpaling, Bitsy yang melihat ibunya sangat ketakutan namun Angela sangat senang karena ibunya sudah kembali lagi.
"Bitsy, Mommy sudah kembali!" teriak Angela. Dia bahkan melompat-lompat karena girang.
"Yes, Honey. Mommy sudah pulang, Come here!" Mia membuka kedua tangannya lebar.
"Mommy!" Angela kembali berteriak dan hendak berlari ke arah ibunya namun Bitsy menahan adiknya dan menggeleng. Bagaimana dia tidak takut, ibunya terlihat menakutkan. Kedua bola matanya seperti putih semua, kulitnya sepucat mayat. Tidak hanya itu saja, luka di bagian kepalanya mengeluarkan air bercampur darah.
"Ada apa, Bitsy?" Angela melihat ke arah kakaknya lalu melihat ke arah ibunya.
"It's not Mom," jawab Bitsy.
"Apa yang kau katakan, Bitsy. Ini Mommy," ucap ibunya, "Kemarilah, Mommy hanya tidur sebentar dan sekarang, Mommy sudah kembali lagi," ucapnya lagi.
"Tidak!" Bitsy menarik adiknya melangkah mundur, "Mom is dead!" ucap Bitsy tanpa melepaskan tangan adiknya.
"Apa yang kau katakan, Sayang? Jika mommy sudah meninggal, lalu siapa yang sedang berdiri di hadapan kalian saat ini?" Mia memasang wajah sedih, dia bahkan menangis.
"Lepaskan tanganku, Bitsy. Aku ingin memeluk Mommy!" pinta Angela.
"Tidak, Angela. Sebaiknya kita membangunkan Daddy terlebih dahulu. Mommy sudah meninggal, kita melihatnya."
"Mommy tidak meninggal!" teriak Angela yang menepis tangan kakaknya lalu berlari ke arah ibunya.
"Mommy tidak meninggal, Mommy tidak meninggal!" teriak Angela sambil menangis. Teriakan Angela membuat Darko terperanjat dan terbangun. Darko melihat sisi ranjang di mana istrinya sudah tidak ada lagi. Setelah kejadian semalam, Mia yang dia anggap sudah kembali seperti tertidur. Darko membaringkan istrinya di atas ranjang dengan perasaan bahagia karena dia benar-benar menganggap Mia sudah kembali lagi.
Darko yang mendengar teriakan putri keduanya berlari keluar dan menuju dapur. Dia harap tidak terjadi apa pun para putrinya namun ketika melihat Mia sedang memeluk putri kedua mereka, perasaan bahagia meluap di dalam hati.
"Honey," Darko melangkah mendekati Mia. berhasil, ternyata ritual yang dia lakukan benar-benar berhasil membangkitkan Mia dari kematian.
"Darko!" Mia pun terlihat bahagia.
"Kau kembali, Honey. Kau kembali!" Darko melangkah mendekati Mia lalu memeluknya dengan erat.
"Aku benar-benar tidak sanggup kehilangan dirimu, Honey. Aku tidak sanggup!" Tubuh Darko gemetar, air mata bahagia bahkan tumpah.
"Daddy, apa benar Mommy sudah kembali?" tanya Angela.
"Yes, Honey. Bukankah Daddy sudah mengatakan padamu, Mommy hanya butuh istirahat saja dan sekarang, Mommy sudah kembali lagi!"
"Kau dengar, Bitsy. Mommy sudah kembali!" ucap Angela sambil melihat ke arah kakaknya yang masih terlihat ragu.
"Ada apa, Bitsy? Apa terjadi sesuatu?" tanya ayahnya.
"Bitsy tidak percaya aku masih hidup, Darko. Dia tidak percaya!" Mia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, dia terlihat sedih karena penolakan putri pertamanya.
"Mommy sudah meninggal, aku tidak percaya kau adalah ibuku!" teriak Bitsy.
"Bitsy, bukankah Daddy sudah katakan? Mommy tidak meninggal. Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau lebih suka Mommy meninggal? Apa kau tidak senang melihat Mommy kembali lagi?" tanyan ayahnya.
"Bukan begitu, Dad. Kita sudah memakamkan Mommy lalu bagaimana Mommy bisa berada di sini?" Bitsy melihat ke arah ibunya yang tidak seperti orang hidup dan tampak menakutkan.
"Sepertinya Bitsy lebih suka jika Mommy mati!" ucap ibunya yang kembali memperlihatkan ekspresi sedih.
"Jaga ucapanmu, Bitsy. Kau bisa menyakiti perasaan ibumu. Apa kau tidak suka ibumu kembali lagi pada kita?" untuk pertama kali, Darko memarahi putrinya. Bitsy menunduk dan terlihat takut, dia benar-benar tidak percaya ibunya hidup lagi padahal mereka sudah menguburkan ibu mereka.
"Kemarilah, Sayang. Ini Mommy," Mia membuka kedua tangannya agar Bitsy mau memeluknya seperti biasanya. Bitsy menggigit bibir dan tampak ragu, sedangkan Mia meminta putrinya untuk mendekat. Dengan perasaan takut, Bitsy melangkah mendekati ibunya.
"Come on, Come to Mommy!" pinta Mia.
Bitsy benar-benar takut apalagi saat dipeluk oleh ibunya. Dia tidak pernah merasakan perasaan takut seperti itu apalagi tubuh ibunya yang sangat dingin. Ibunya benar-benar tidak seperti orang hidup tapi dia takut menyinggung perasaan ibunya dan membuat ibunya marah.
"Anak baik, Mommy sudah kembali. Mommy berjanji, Mommy tidak akan pergi ke mana pun lagi!" Mia mengusap kepala putrinya dan mencium pipinya namun ciuman yang diberikan oleh ibunya justru membuat Bitsy merinding karena takut.
"Maafkan Bitsy, Mom."
"Sstt, tidak apa-apa. Sekarang kita akan bersama lagi, kita akan bersama untuk selamanya!" Mia masih mengusap kepala putrinya tanpa ada yang menyadari tatapan menakutkan serta seringai mengerikannya.
"Memang tidak ada yang bisa memisahkan kita lagi!" Darko memeluk istrinya dari samping. Tidak saja memeluk Bitsy, Mia pun memeluk putri keduanya.
"I love you, Mom," ucap Bitsy dan Angela.
"Mommy always love you, Honey," seperti tidak terjadi apa pun, seperti baru terbangun dari mimpi buruk, mereka kembali tampak bahagia dan melewati pagi seperti biasanya.
"Pergilah mandi, sebentar lagi kita akan sarapan bersama!" ucap Darko pada kedua putrinya.
"Baik, Dad," jawab Angela namun Bitsy yang masih ragu masih melihat ibunya sejenak sebelum pergi.
"Jangan diambil hati, Bitsy sudah mulai dewasa, mungkin dia curiga dan tidak percaya," ucap Darko untuk menghibur istrinya.
"Apa yang terjadi padaku, Darko?" tanya Mia.
"Tidak terjadi apa pun padamu, Honey. Kau hanya tertidur dan bermimpi buruk saja."
"Benarkah?" Mia melihat ke arahnya, seperti tidak mempercayai perkataan Darko.
"Jangan banyak berpikir, Honey, "Darko memeluknya erat, "Kau sudah kembali, itu yang paling penting dan tidak akan ada yang bisa memisahkan kita lagi," ucap Darko lagi.
"Yes, tidak akan ada yang bisa memisahkan kita!" seringai mengerikan itu kembali terukir di wajahnya. Darko memeluk istrinya dengan erat, semoga mereka akan tetap seperti itu karena tidak ada yang bisa memisahkan keluarga mereka lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!