NovelToon NovelToon

Kembar Yang Tidak Dianggap

chapter 1

"Bulaan" Teriak seorang wanita paruh baya

"Iyaa mah. Sebentar, " Jawab bulan sambil berlari menghampiri mamanya

"Duh, mana sih tu anak. Lama banget. " Ucap riana

"Maaf mah, tadi bulan dari taman belakang" Ucapnya ngos ngosan

"Alah. Alasan aja terus, kenapa lama banget sih. Kamu tau gak sekarang tuh udah jam berapa! Mana makan siang nya, bentar lagi tuh tamu istimewa bakal dateng. " Marah riana

"Cepat sana, masakin yang enak " Lanjut nya

Bulan mengangguk, kemudian menuju dapur untuk mulai memasak. Setelah beberapa menit makanan pun sudah tertata rapi,

"Huft.! Akhirnya selesai juga" Ucap bulan senang sambil menyeka keringat di dahinya

Ting Tong

Terdengar suara bell dari arah luar.

" Ah. seperti nya,itu tamu yang tadi mama bilang, " Ucap bulan kemudian membuka kan pintu

Ceklek

Suara pintu terbuka.

" Ah. Mari silahkan masuk tuan dan nyo " Kalimat bulan terputus saat melihat siapa tamu yang akan datang. Bulan melotot saat melihat sosok pria tampan tubuh tinggi. Memiliki warna kulit sawo matang, yang memiliki netra berwarna hitam pekat.

Begitupun dengan pria tersebut, yang juga ikut terkejut saat melihat bulan. Sungguh pria tersebut tidak tau jika bulan tinggal dirumah milik keluarga jhonson. Keterkejutan mereka terhenti. Saat mendengar suara seseorang.

" Ekhem,! Apa kami harus menunggu diluar seperti ini? Tanpa harus disuruh masuk. " Ucap nyonya livina.

Bulan beralih menatap nyonya livina yang sedang memasang wajah tidak suka nya, " Ma maaf. Mari masuk " Ucap bulan

" Halo jeng, apa kabar aduh. Makin cantik aja! " Ucap riana sambil cipika-cipiki

Nyonya livina hanya menanggapi dengan senyuman manisnya

"Apakah kedatangan mereka ini ingin melamarku? Apa Erwin sudah mengatakan pada keluarga nya, kalau kami ada hubungan. Jika benar berarti bagus dong. Setidaknya setelah aku menikah aku bisa hidup dengan damai dan bahagia, " Batin bulan membayangkan.

"Heh ngapain melamun, cepat sana pergi, " Usir riana

"Hah? I- iya mah, " Ucap bulan langsung pergi

"Duh maaf ya jeng, dia emang gitu anaknya." Ucap riana tak enak hati

"Iya gak apa apa, itu tadi anak kamu? Bukan dia kan yang mau dijodohin sama anak saya, " Ucap nyonya livina

" Oh bukan, anak saya itu cantik mana mungkin saya punya anak yang gemuk dan kampungan gitu jeng, " Ucap riana. "Duh.hampir aja ketauan," Batin nya

Bulan yang belum jauh dari sana pun mendengar semua ucapan mereka, kemudian langsung berlari menuju kamarnya

Sedangkan Erwin dan tuan wahyu hanya menatap kedua perempuan yang seumuran itu berbicara, hingga tak lama seseorang pun datang dan mengalihkan pandangan mereka

" Ah maaf, saya terlambat tadi di kantor ada meeting mendadak, " Ucap willy yang baru saja tiba dan bersalaman pada tuan wahyu sahabat lamanya

" Tidak masalah willy, " Ucap tuan wahyu

" Wah, wahyu ternyata impian kita yang akan menjodohkan anak kita tercapai ya, dan kamu pasti nak Erwin. saya tidak menyangka ternyata wajah mu sama persis papa mu waktu muda dulu, " Ucap willy

" Jangan berbicara terlalu formal om, "jawab Erwin tersenyum

Tap… tap.. Tap..

Suara langkah kaki menuruni anak tangga, kembali mengalihkan seluruh pasang mata yang berada diruang tamu tersebut,

" Hai semuanya, " Sapa bintang ramah dengan penampilan yang begitu rapi namun sedikit memperlihatkan belahan dadanya,

" Hai sayang. Kamu terlihat sangat cantik sekali, " Ucap nyonya livina

" Bener sekali. Kamu hari ini terlihat begitu cantik honey, " Ucap Erwin terpesona

Bintang yang dipuji tersenyum malu malu.

" Sudah sudah kita lanjutin bicara nya nanti. Lebih baik sekarang kita makan siang terlebih dahulu, " Ucap willy

" Iya saya sampai lupa, ayo semuanya kita makan siang dulu, " Ajak riana

Mereka semua menuju ruang makan dan akan mulai makan bersama.

" Oh iya mah, bulan kemana? Apa dia tidak ikut makan bersama kita, " Ucap willy

" Gak tau, mungkin masih dikamar nya. Udahlah kita makan duluan saja kalo dia lapar dia bisa datang sendiri, " Ucap riana sedikit ketus

" Bulan siapa?, " Tanya livina

" Oh bulan anak pertama kami, kembaran nya bintang, " Ucap willy

Bintang dan riana melotot saat mendengar Jawaban willy

" Bukan, ah itu maksud mas willy bulan itu anak angkat yang tadi saya cerita kan. Mas willy itu pengen banget punya anak kembar. Jadi dia selalu menganggap bahwa bulan adalah kembaran nya bintang, begitu tuan dan jeng livina, " Ucap riana tidak suka jika harus membahas soal bintang

"Loh mah. Kok ngomong nya begitu sih? Kamu gak mau ngakuin kalo bulan it " Ucapan willy terpotong saat mendengar suara lembut bintang

"Pah, udah jangan diterusin gak baik didepan makanan ribu ribut apalagi ini tuh ada tamu pah, " Ucap bintang lemah lembut

" Apa yang dibilang anak kamu bener wil, "ucap tuan wahyu

" Baiklah maaf atas sikap saya yang kurang sopan ini, " Ucap willy

"Huft! Akhirnya papa gak bicarain soal si gentong itu lagi. Kan gue malu kalo semua orang tau kalo si gentong itu kembaran gue, " Batin bintang lega

" Oh ternyata si gendut itu hanya anak angkat? Heh tidak salah ternyata, setidaknya gue gak harus pura pura lagi ke dia, secara kan gue udah bisa dapetin anak kandung nya keluarga jhonson, gak sia sia gue selama ini manfaatin tu anak gendut, " Batin Erwin tertawa jahat

" Syukur lah rencana ku berjalan dengan lancar, tak sia sia aku menerima persetujuan perjodohan ini, " Batin livina

"Bagus boy, karna kamu mau menerima perjodohan ini akhirnya perusahaan kita tidak jadi bangkrut, " Batin wahyu

Mereka semua pun akhirnya makan dengan tenang dan khidmat.

****

Sementara dikamar, bulan hanya bisa menangis dan meratapi nasib hidup nya.

" Kenapa sih, hidup ku selalu bernasib buruk. Kenapa Tuhan menghadirkan ku dengan keluarga yang sama sekali tidak pernah menyayangi ku. Mereka selalu memperlakukan ku seperti pembantu, bahkan disekolah pun aku selalu dibully,

Bahkan Erwin yang bulan anggap baik dan selalu membantu nya dan selalu perhatian, dan bulan sempat menaruh perasaan terhadap Erwin ternyata salah. Justru lebih memilih adiknya, tapi bagi bulan tidak masalah setidaknya bintang memiliki pasangan hidup yang baik,

" Tuhan aku lelah dengan segala cobaan yang kau berikan pada ku. Jika garis hidup ku tidak memiliki kebahagiaan. Lalu untuk apa aku hidup didunia ini, kenapa Tuhan kenapa, " Ucap bulan frustasi

Karna lelah menangis bulan pun tertidur dan tidak sadar bahwa ia tidur sudah terlalu lama.

Tok.. Tok.. Tok..

"Bulaan, keluar kamu! Siapin makan malam buat gue dan mama, gue sama mama udah laper tau gak si. " Teriak bintang

"Ck. Mana sih ni anak. Woy bulan keluar gak loh, lo budek apa gimana sih, " Lanjut nya

" Sayang kenapa teriak teriak berisik tau. Untuk papa kamu lagi gak ada dirumah, kalo dia ada kan bisa gak percaya lagi papa sama kamu, " Ucap riana

" Ini loh mah. Aku tu laper tapi si gentong satu itu gak keluar keluar dari tadi, liat ni tangan ku sampe merah gini" Adu bintang manja

" Duh kesian anak mama, kenapa kamu gak langsung masuk aja, biasanya juga langsung masuk kan?" Heran riana

" Gimana mau masuk. Orang pintu dikunci begini " Tunjuk bintang

" Lah iya kok tumben ni anak ngunci pintu, yaudah bentar kamu tunggu disini dulu. Mama panggilin mang asep biar didobrak aja ni pintu " Ucap riana kemudian pergi mencari mang asep. Supir pribadi nya

Setelah beberapa menit, riana pun datang kembali bersama mang asep sambil memegang gayung mandi

" Loh mama. Kenapa bawa bawa gayung si? " Tanya bintang heran

"Udah kamu diam aja, liat aja ntar. Mang ayo cepet dobrak ni pintu, " Perintah nya

"Siap nyah, " Jawab mang asep

Satu dobrakan gagal. Dobrakan yang kedua juga gagal hingga dobrakan yang ketiga baru berhasil

"Kerja bagus, sekarang cepetan pergi, " Usir riana ke mang asep

"Baik nyah, " Jawabnya kemudian berlalu dari sana

chapter 2

"Byuur"

" Uhuk! " Kaget bulan saat merasakan tubuhnya basah dan merasa perih di dalam hidung nya

" Bagus ya. Kami disini kelaparan kamu malah enak enak nya tidur. Cepat bangun trus siapin kita makan malam" Ucap riana

"Maaf mah. Bulan ketiduran, " Ucapnya sambil menunduk

" Maaf maaf. Lo pikir dengan kata maaf lo itu gue dan mama bakal kenyang ha!, " Ucap bintang

" Cepat sana buruan siapin makan malam buat kita," Ucap riana

" I-iya mah, "jawab bulan kemudian pergi menuju dapur

" Non bulan. Sedang apa? Biar bibi bantu non, "ucap bi minah

" Sedang masak bik. Untuk makan malam mama dan bintang, "jawab bulan tersenyum

" Bibik tolongin buat susunan piring dan makanan yang udah siap ya bik. "Lanjutnya

" Siap non bulan, "ucap bik minah

setelah beberapa saat berkutat didapur. masakan bulan pun telah slesai dan tertata dengan rapi.

" Huft akhirnya selesai juga, " Ucap bulan kemudian pergi untuk memanggil semuanya makan malam

" Wah apa ini enak sekali wanginya" Ucap willy yang baru saja tiba

" Bulan baru selesai masakin makanan kesukaan papa, " Ucap nya

" Wah jadi laper. Kalo gitu papa mau mandi dulu" Ucap nya

" Iya pah. " Jawab bulan

****

Makan malam pun tiba semua sudah berkumpul di meja makan tapi tidak dengan bulan, alasan nya hanya makan bersama para pelayan lebih menyenangkan dan banyak dapat pembelajaran

Setelah semua selesai dengan acara makan malam nya mereka semua pun berkumpul diruang tamu.

"Pah, " Ucap bulan memecahkan keheningan

" Ya nak ada apa?, " Tanya sang papa

" Hm apa bulan boleh bekerja?, "ucap nya

" Loh kenapa? Uang jajan yang papa kasih selama ini kurang? Apa gimana. Kenapa kamu malah ingin bekerja. Kamu itu masih 19 tahun gak ada yang mau menerima kamu bekerja, apalagi status mu masih pelajar, " Ucap willy

Bulan bingung ingin menjawab seperti apa. Sebab selama Ini uang yang dikasih oleh sang papa selalu direbut mama dan bintang.

"Emm! Anu pah, " Ucapnya takut sambil melirik sang mama yang tengah melotot kearah nya seolah mengatakan jangan berani mengadu

Willy yang melihat putri nya ketakutan seperti itu pun, mengikuti arah pandang sang anak.

Ririn yang merasa diperhatikan dengan segera mengubah mimik wajah nya kembali.

" Kenapa kamu ngeliatin mama mu seperti itu nak, " Ucap willy

" Eh eng-engak kok pah. Itu emang anu, " Jawab nya gugup

"Bicara yang jelas sayang, " Ucap willy

Bulan pun menghembuskan nafas dengan kasar kemudian kembali berbicara.

" Bu- bulan hanya ingin jadi mandiri, tidak ingin bergantung dengan siapa pun, bulan juga ingin tinggal sendiri contohnya seperti ngekost pah, " Ucap nya dengan satu tarikan nafas.

" Apa papa tidak salah dengar? " Ucap willy

"Engga pah, bulan serius, " Jawabnya

"Kalo kakak pergi, terus bintang jadi kesepian" Ucap bintang sok sedih, " Bagus deh kalo lo pergi dari rumah ini seenggaknya gue bebas dan kasih sayang papa gak terbagi lagi, " Sambungnya dalam hati

" Iya nak, kenapa kamu tidak tinggal disini aja, "ucap Ririn sok ikutan sedih " Bagus setidaknya aku tidak perlu repot repot untuk mengusir mu dari sini sekarang hanya tinggal bintang yang harus terus aku manfaatin"sambungnya didalam hati

Bulan tau maksud dari perkataan mama nya itu, akan tetapi bulan lebih memilih untuk diam saja

" Pikirkan lagi dengan matang nak. Hidup sendiri itu sangat lah tidak mudah, "ucap willy

" Tidak pah, bulan mohon izinkan bulan untuk belajar mandiri " Kekeh bulan

" Baiklah jika itu kemauan mu nak, "ucap willy pasrah. sebenarnya berat melepaskan putri tersayang nya, tapi selama hidupnya bulan sama sekali belum pernah meminta apapun itu, jadi bisa dibilang ini adalah permintaan pertama nya

" Papa serius? " Ucap bulan

" Yah, papa serius. Tapi kamu harus janji selama kamu tinggal sendiri, kamu harus bisa jaga diri baik baik dan ingat kesehatan kamu" Ucap willy

Bulan mengangguk kemudian memeluk willy dengan sangat erat

" Makasih pah, kalo gitu bulan mau beres beres dulu. Besok pulang sekolah bulan langsung pulang kerumah baru bulan, " Ucap bahagia kemudian bergegas menuju kamarnya

****

Keesokan paginya. Bulan udah siap untuk berangkat sekolah dengan ciri khas gayanya, rambut dikepang dua tak lupa kacamata.

"Mang ayo berangkat bulan udah siap nih, " Ucap bulan teriak sambil menepuk pundak mang asep

" Astaghfirullah. Duh non bulan kalo datang tu jangan tiba tiba gitu dong non. Kalo saya tiba tiba jantungan gimana non, " Ucap mang asep

"Hehe maaf! Yuk berangkat. Eh tapi papa mama dan bintang kok tadi gak ada ya mang?, " Tanyanya

"Oh itu tadi tuan dan nyonya berangkat pagi pagi sekali non. Katanya ada urusan sedangkan non bintang. Tadi dijemput sama den Erwin, " Jawab mang asep

"Mama ada urusan? Urusan apa ya? Kalo arisan kan gak mungkin pagi pagi banget, " Batin bulan

"Oh gitu. Barang barang bulan udah dimasukin semua mang?, " Tanya nya

"Oh udah siap semua kok non, " Jawab mang asep

" Bagus deh. Yuk berangkat nanti bulan bisa telat, " Ucap nya

" Siap non, " Jawab mang asep

Setelah beberapa menit diperjalanan, bulan pun tiba disekolah.

" Makasi mang. Ntar barang barang bulan anterin ke alamat ini ya, " Ucap bulan sambil memberikan secarik kertas

" Trus juga ntar pulang nya jangan jemput ya. Bulan mau naik kendaraan umum aja. Sambungnya

" Tapi non, apa gak papa, non bulan pulang pake kendaraan umum. "Ucap mang asep

" Iya, gak papa mang. Kalo gitu bulan masuk dulu, bye mang asep, " Jawab bulan melambaikan tangan nya

Mang asep hanya mengangguk sembari tersenyum, kemudian melakukan mobil nya dengan kecepatan sedang

Saat ini bulan sudah menginjak kelas 3 SMA. Karna bulan pintar dan sering sekali mendapatkan penghargaan, bahkan beasiswa untuk kuliah keluar negri pun bulan juga mendapatkan nya. Semua siswa siswi SMA garuda tau bahwa bulan adalah anak orang kaya tetapi mereka hanya mengira bahwa bulan adalah anak angkat.

Kring.. Kring.. Kring.. Suara bell tanda masuk berbunyi

" Selamat Pagi anak anak semua, " Ucap bu guru yang baru saja tiba

"Pagi juga bu, " Jawab mereka semua serempak

" Oke baik, hari ini kita kedatangan murid baru. Kamu silahkan masuk, dan perkenalkan diri kamu, "ucap bu guru siti

Masuk lah seorang pria gagah tinggi dan berkulit putih. Hidung mancung bibir tipis berwarna pink alami dan bermata berwarna zamrud namun terkesan tajam. Akan tetapi semua itu tertutup dengan penampilannya yang cupu. Baju masuk dalam kacamata bulat nan bulat besar ditambah rambut nya yang belah tengah, ia sengaja berpenampilan culun seperti itu tujuan nya ialah untuk mencari teman yang tulus terhadap nya. Sebab selama ini yang berteman dengan nya hanya untuk mencari nama dan memanfaatkan.

Itu sebab nya adelar devano harchie berpenampilan culun.

"Perkenalkan nama gue Adelar Devano Harchie

Pindahan dari luar negeri dan anak tunggal dari pemilik sekolah in, kalian bisa panggil gue devano, " Ucap nya

" Baik. Kalo begitu silahkan kamu duduk. Disebelah bulan. Bulan silahkan angkat tangan kamu, "ucap bu siti

Bulan pun mengangkat tangan nya, kemudian devano duduk disebelah.

chapter 3

" Hai devano " Sapa bulan ramah

" Hmm " Jawabnya singkat

Bulan yang merasa dicuekin pun memilih untuk diam. Dan fokus pada pelajaran yang tengah dijelaskan oleh guru didepan

Kriing.. Kriing.. Kriing

30 menit berlalu jam pelajaran pun selesai. Seluruh murid berbondong bondong keluar untuk ber istirahat. Ada yang menuju taman sekolah kantin lapangan dan juga perpus. Tapi ada juga yang hanya berdiam diri dikelas entah itu tidur atau membaca novel

" Lo gak keluar,? " Tanya devano dengan wajah datar nya

Bulan terkejut oleh suara datar nanti tegas milik devano.

" Gak. Aku gak pernah ke kantin " Jawab bulan

"Ikut gue, " Ajak devano

" Tapi! " Ucapan bulan terpotong oleh suara devano

" Gak ada tapi tapian, cepet" Ajak nya

Mereka pun menuju kantin bersama. Banyak diantara mereka yang berbisik bisik tentang bulan dan juga devano.

" Lo gak risih? " Tanya devano

" Apanya? " Jawab bulan tak paham

" Mereka semua pada bicarain lo" Ucap devano

" Oh itu. Iya aku tau, tapi aku gak ambil pusing, " Jawab bulan santai

" Udah biasa? " Tanya nya lagi

Bulan mengangguk sebagai tanda jawaban. Sepanjang koridor tak henti hentinya mereka terus membicarakan devano maupun bulan. Mereka semua tau bahwa devano adalah anak dari pemilik sekolah. Tapi mereka beranggapan jika devano hanya anak angkat..

" Mau kemana lo? " Ucap bintang mencegah bulan dan devano

" Mau kekantin. Kalian mau nitip? " Tanya bulan ramah pada bintang dan teman temannya

" Kebetulan, tolong beliin kita snack dong, yang banyak, " Ucap siska cs bintang

" Boleh. Uang nya? "Tanya bulan mengadahkan tangan

" Heh babu. Ya pake duit lo lah. Enak aja pake duit kita" Ucap bintang

" Tau nih " Ucap tirta

" Tapi kan, uang ku gak cukup kalo harus belanjain kalian semua" Ucap bulan

" Bukan urusan gue, kalo uang lo gak cukup pake aja uang si cupu satu ini" Ucap bintang memandang devano

" Kenapa harus gue? Kalian miskin? Sampe gak bisa beli sendiri. " Skak devano

" Lo! " Geram bintang

" Jangan mentang mentang lo itu anak dari pemilik sekolah ini. Trus lo bisa sesuka hati lo gitu" Ucap bintang lagi

" Tau. Paling juga anak angkat" Ucap tirta

Siska mengangguk membenarkan

Devano hanya menatap datar mereka semua tanpa minat,

"Udah udah, jangan ribut iya nanti aku aja yang beliin" Ucap bintang kemudian berlalu dari sana sambil menarik tangan devano

" Kok lo mau aja si disuruh suruh mereka, " Heran devano

" Gak papa, aku udah biasa lagian bintang itu adik aku kami kembar. Hanya saja aku memiliki berat badan yang berlebihan dan bikin bintang malu. Jadi disekolahan ini gak ada yang tau kalo dia adik ku" Jawab bulan panjang lebar

Devano hanya diam menyimak setiap ucapan bulan. Jika diperhatikan bulan memang cantik hanya saja semua itu tertutupi oleh kacamata dan juga berat badan nya

" Menarik" Batin devano memperhatikan bulan

" Kamu tunggu disini dulu ya. Aku mau anterin semua snack ini" Ucap bulan

" Gue ikut" Jawab devano

" Jangan,! Kalo kamu ikut ntar gak dapet bangku. Kamu gak liat kantin ini ramai" Ucap bulan memperhatikan sekitar nya

Devano pun melihat kesakitan memang kantin siang ini sangat lah lapar. Mungkin karna cuaca sedang hujan jadi banyak murid yang pada kelaparan

" Oke, " Jawab devano

Bulan pun akhirnya pergi menenteng tiga kantong plastik besar berisi makanan dan juga minuman. Tak lupa ia membelikan makanan dan minuman yang sehat untuk bintang.

" Ini jajanan nya, yang ini buat kalian berdua dan ini untuk bintang" Ucap bulan tersenyum

" Oke. Hus Hus sana" Usir bintang tanpa mengucapkan Terima kasih

Bulan sudah terbiasa dengan itu, jadi bulan tak mempermasalahkan nya. Ia pun pergi dengan masih mempertahankan senyumnya..

" Udah? " Tanya devano

Bulan mengangguk kemudian duduk depan devano.

" Lo gak makan? " Tanya nya

Bulan menggeleng " Aku gak laper " Ucapny tersenyum

Devano diam dan berpikir "apa jangan jangan uangnya habis" Batin nya

Devano pun pergi, dan tak lama ia kembali membawa satu mangkok bakso dan oren jus

"Kamu pesen lagi? Makan mu banyak juga ya" Ucap bulan tertawa kecil

"Sapa bilang buat gue" Ucap devano

"Lalu? Untuk siapa kan yang makan cuman kamu" Heran bulan

Devano pun menyodorkan mangkok bakso tersebut ke hadapan bulan.

" Makan " Ucap devano

" Haa? " Bingung bulan

" Makan atau buang" Ancam devano

Bulan pun akhirnya memakan makanan tersebut, " Kan sayang kalo dibuang mending buat aku. Mayan nahan ganjel sampe ntar malem"batin bulan

Devano yang melihat bulan makan dengan lahap pun ikut senang. Mereka pun makan dengan tenang, tak perduli dengan bisik bisikan para murid murid disekitar

*****

" Kamu pulang duluan aja." Ucap bulan saat jam sekolah telah usai

" Lo pulang naik apa? " Tanya devano

" Aku naik bus," Jawab bulan

" Pulang bareng gue" Ucap devano

" Eh gak usah" Tolak bulan

" Kenapa? Lo gak suka naik motor" Ucap devano menaikan sebelah alisnya

" Eh, anu bukan" Ucap bulan tertunduk

"Trus? " Tanya devano

" Huft.. Aku gak bisa naik motor, motor mu klx dan itu gak sesuai dengan badan aku yang gendut ini" Cicit bulan malu

Devano menepuk jidat nya "sorry bukan maksud gue gitu" Ucap nya

" Gak papa kok. Aku pulang naik bus aja bye" Ucap bulan tersenyum kemudian berjalan menuju halte

Devano menatap kepergian bulan yang semakin menjauhl

Devano merogoh saku celana nya dan mengeluarkan benda pipih milik nya. Dan mulai mencari nomor seseorang

" Halo, tolong bawakan satu mobil kesini" Ucap devano kemudian mematikan telpon secara sepihak

Tak lama kemudian mobil pun datang, dan dengan segera devano menaiki nya, sebelum itu ia sudah menyuruh orang tersebut agar membawa motor miliknya pulang

" Duh, kok gak ada bus si dari tadi. Kalo gini kan aku bisa telat kerja, mana Hari pertama lagi, " Resah bulan

Tintin..

Suara klakson mobil berhenti disebelah bulan. Dan memperlihatkan devano didalamnya

" Masuk, " Ucap devano

" Aku? " Tunjuk bulan pada dirinya sendiri

" Iya, cepet jam segini udah gk ada bus lagi" Ucapnya

Bulan terlihat berpikir sejenak. Jika ia menolak maka ia akan terlambat untuk bekerja

" Baiklah" Ucap bulan masuk kedalam mobil

" Udah, yuk jalan" Ajak bulan karna devano tak kunjung jalan.

" Lo pikir gue supir lo? Pake acara duduk di belakang " Ketus devano

" O-oh hehe maaf, "ucap bulan keluar dan berpindah ke depan

Mobil pun jalan dan hanya keheningan yang ada. Hingga beberapa saat devano pun berbicara

" Rumah lo dimana? " Tanyanya

" Aku gak pulang ke rumah. Kamu anterin aku ketempat kerja aja, alamatnya dijalan x" Ucap bulan

"Kerja? Beo devano

" Iyaa. Aku kerja. Dan ini hari pertama ku" Ucap bulan antusias

Devano yang melihat bulan se antusias itu ikut merasakan senang.

" Kok lo kerja? Lo miskin? Ah sorry maksud gue lo hidup susah" Tanya devano

" Gak kok. Cuma aku lagi belajar mandiri aja. Pergi dari rumah dan ngontrak di perumahan jalan xx " Ucap bulan

"Rajin, pemikiran dewasa, mandiri gue suka" Batin devano

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!