NovelToon NovelToon

Hai Kamu Milikku

Duduk berdua

Chae Hyun seorang wanita pekerja keras yang bekerja di sebuah rumah makan.Hari hari nya selalu bekerja di sini tanpa ada kata lelah.Baru berusia dua puluh tahun,Chae Hyun harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan adek nya.Tinggal di sebuah apartemen yang sangat sederhana membuat tekad kerja sangat kuat.Chae Hyun tidak mau kehidupan adiknya sama seperti nya,cukup dia saja yang merasakan pahit dunia ini.

Usia dua puluh tahun yang seharusnya bersenang senang dengan teman sebayanya dan bersekolah.Chae Hyun memilih bekerja untuk mengumpulkan pundi pundi uang.dia bertekad untuk membahagiakan adeknya,tidak peduli dengan kondisi dan perasaan saat saat ini.

Pukul 6 pagi,Chae Hyun bersiap siap pergi bekerja. Sebelum beranjak pergi, dia harus berkutat di dapur terlebih dahulu.Untuk mempersiapkan makanan untuk dirinya dan adeknya.Rasa lelah ini terbayarkan ketika melihat raut wajah senang adeknya.Di tinggal pergi oleh kedua orang tua dan tidak memiliki sanak saudara.Sedih rasanya tidak punya keluarga lengkap,hanya adek nya lah yang tersisa.Adeknya bagaikan perhiasan berharga dalam hidup Chae Hyun.Obat yang paling ampuh dari sekian ribu atau ratusan obat.

"Dek...adek,ayo makan.Sudah kakak masakan makanan kesukaan mu"panggil Chae Hyun yang masih berkutat di dapur.

"Iya kak..."adek laki lakinya langsung bergegas ke dapur untuk membantu kakaknya membersihkan atau menyiapkan sarapan pagi.

"Tidak usah kamu bantu,biar kakak yang melakukan.Kamu tunggu di kursi saja"Chae Hyun tidak enak hati melihat adeknya ikut membantu dirinya di dapur.Walau adeknya bisa memasak sendiri,Chae Hyun tetap tidak mau kalau baju seragam terkena noda masakan.Cukup baju kerjanya saja yang terkena noda masakan.

"Tetapi kak..."adek laki laki nya sudah telanjur memegang spatula yang masih di dalam wajan.

"Udah,kamu duduk saja di sana.Nanti baju mu kotor"Chae Hyun mengarahkan adeknya untuk duduk di kursi yang tak jauh dari tempat memasak.

"Nanti sore biar aku saja yang masak ya,kakak tinggal makan saja oke..."ujar adek nya yang bernama Chung-Hee.Chung-Hee masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

"Terserah yang penting kamu senang"sahut Chae Hyun sembari membawa lauk untuk di makan buat sarapan pagi.

Di sela sela kegiatan makan,Chung-Hee membuka suara"kak besok ada kegiatan sekolah di luar..."

"Lalu?..."sambung Chae Hyun yang baru saja memasukan sendok ke mulut.

"Aku tidak mau ikut..."mengambil ikan goreng menggunakan sumpit.

"Mengapa tidak ikut.Itukan kegiatan sekolah"meletakan sendok seraya menatap mata adeknya.

Chung-Hee menunduk dengan tangan kanan masih memegang sumpit.Sedikit lama Chung-Hee menunduk sampai Chae Hyun menimpali"masalah biaya tenang saja kakak ada uang,kamu mau minta apa biar kakak ambilkan"baru memundurkan kursi.Adeknya melarang dengan kepala menggeleng.

"Tidak,maksud ku.Bukan itu masalahnya"

"Lantas apa yang membuatmu bimbang,ada masalah apa di sekolah.Coba ceritakan ke kakak"Chae Hyun kembali menarik kursi setelah sempat mendorong nya.

"Chung-Hee tidak mau kakak sendirian di rumah.Bukan masalah uang tetapi Chung-Hee tidak tega meninggalkan kakak sendiri di rumah.Lalu siapa yang memasakan kakak ketika kakak pulang kerja"

Chae Hyun menggeser kursi yang dia duduki"jangan khawatir kan kakak.Kakak kan berani di rumah sendirian,berangkat lah dek.Itu kan kegiatan sekolah mu.Katanya mau sekolah di universitas yang kamu inginkan.Ikuti semua kegiatan sekolah,kamu masih muda dek.Kesempatan mu masih banyak"mengelus kelapa adeknya.

"tetapi kak..."

"Kakak berani kok,kalau ada apa apa pasti kakak akan menghubungi sahabat kakak.Kamu tidak berangkat sekolah"melihat ke arah jam dinding.

"Chung-Hee berangkat dahulu"bangkit lalu berpamitan pada kakaknya.

Setelah mengantar adeknya sampai di depan apartemen,lanjut Chae Hyun bergegas berangkat ke tempat kerja nya yang jarak nya lumayan jauh untuk di tempuh berjalan kaki.Dalam perjalanan menuju tempat kerja,Chae Hyun selalu berpapasan dengan sekumpulan anak sekolah yang berjalan menuju sekolah.Chae Hyun sempat berhenti sejenak seraya kedua mata nya mengikuti arah segerombolan anak sekolah.Tatapan Chae Hyun kepada segerombolan anak sekolah sangat kosong seolah ada sesuatu yang dia pendam.

"Aku harus fokus pada Chung-Hee"menepuk kedua pipi nya.Chae Hyun kembali melangkahkan kaki menuju tempat dia bekerja.

****

Kring! terdengar suara pintu terbuka,pertanda ada orang yang telah masuk ke rumah makan ini.Chae Hyun yang masih berkutat di dapur juga tampak mendengar suara pintu di buka. tetapi dia memilih menyelesaikan tugas memasaknya.Tugas yang di laksanakan oleh Chae Hyun di sini ialah koki.Di rumah makan ini hanya satu koki yang berkerja, tiga lainnya sebagai asisten koki.

"Kalian tahu anak pemilik rumah makan ini ada di sini"kata salah satu pegawai di sini yang sebagai asisten koki.

"Eh,masa sih.Jangan bohong kamu,tahu dari mana?"sahut pegawai satu nya sembari mencuci mangkuk dan lainnya.

"Masa aku bohong sih.Kan aku tadi habis ngantar makanan ke pelanggan jadi nya tahu dong"jawab pegawai yang pertama kali memberi info bahwa anak dari pemilik rumah makan ini datang.

"Wah jadi semangat kita di sini"sambung lagi pegawai yang mencuci mangkuk.

Pegawai laki laki menimpali"udah udah jangan ngerumpi lagi.Pesanan tambah banyak"

Semua orang yang berada di dapur pada sibuk dengan tugas masing-masing.Termasuk Chae Hyun yang juga sibuk mengolah berbagai masakan.

"Ternyata udah balik..."suara hati seseorang.

Malam hari pun tiba,semua pegawai di sini satu per satu mulai meninggalkan rumah makan ini.Giliran Chae Hyun bergegas pulang.Namun ketika hendak mendorong pintu,ada sebuah tangan yang memegang telapak tangan Chae Hyun.Sontak menoleh ke belakang ternyata Joon young lah pelaku nya.

"Bisa bicara sebentar..."ajak Joon young kepada Chae Hyun sebelum pulang.

Tibalah mereka berdua di sebuah supermarket yang buka 24 jam.Di dalam maupun di luar sudah di sediakan bangku buat pengunjung yang langsung makan di sini.Dua orang beda kelamin ini duduk bersama sambil makan ramyeon.

"Bagaimana kabar mu?..."tanya Joon young sambil membuka bungkus onigiri.

"Baik...."jawab Chae Hyun dengan nada gugup. Dia tidak berani menatap mata lawan bicara.

"Sekarang adek mu sekolah di mana?"Joon young anak laki laki pemilik rumah makan tempat Chae Hyun bekerja.

"Sekolah di kota Xx..."jawab Chae Hyun.

"Wah berarti adek kamu pintar.Sekolah di sana tidak gampang masuk nya harus pakai tes.Itupun tes masuk sangat ketat,sekarang adek mu kelas berapa?"

"Baru kelas 2"Chae Hyun menyeruput kuah ramyeon langsung dari wadah.

Hening....

"Bagaimana kerja di situ,apa kamu merasa nyaman?"

"Sangat nyaman ibumu bahkan pernah membawakan sop ketika aku lagi sakit.Dan itu sop nya sangat enak"imbuh Chae Hyun, merasa utang budi terhadap keluarga Joon young.Termasuk ke ibunya Joon young.

Joon young panik mendengar Chae Hyun sakit.Tanpa sadar telapak tangan Joon young memegang dahi Chae Hyun hingga dua orang ini saling adu tatap.

"Eh,itu sudah lama.Sekarang aku sudah sehat" memutuskan pandangan,agar tidak terlalu lama memandang wajah tampan Joon young.

"Sorry..."menarik tangan nya."Aku kira masih sakit"Joon young melirik ke arah jam.Ternyata sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Waduh sudah jam 8.Ayo aku antarkan kamu pulang,kasihan sendirian pulang.Seharusnya kamu sudah sampai rumah,maaf nya aku meminta mu menemani ku di sini"mengemasi sampah makanan yang dia beli dan sampah Chae Hyun juga ikut di ambil.

"Tidak usah.Aku bisa pulang sendiri.terima kasih atas traktirannya,kapan kapan gantian aku yang kan mentraktir mu, sampai jumpa"Chae Hyun sudah melangkah mengarah ke jalan raya.Sambil melambaikan tangan.

"Yakin bisa pulang sendiri?"Joon young tidak tega melihat dia pulang sendirian.

"Yakin. Bye...."Chae Hyun berlari kecil dengan tangan nya masih melambai ke arah Joon young.

Bersambung....

.

Kehilangan

Kreeek!....Chae Hyun membuka pintu rumah dengan sangat pelan, kepala nya masuk setengah di antara sela sela pintu yang dia buka. dilihat kanan kiri tidak ada orang. Barulah Chae Hyun masuk dengan cara mengendap ngendap. Sepasang sepatu sengaja di bawa agar tidak menimbulkan suara.

Brak! Chae Hyun merutuki dirinya akibat tidak bisa menutup pintu dengan pelan. dia menengok ke belakang tidak ada orang masih aman. dia jalan kembali masuk ke dalam dengan kaki masih memakai kaus kaki. Chae Hyun langsung menuju tempat cuci piring, tujuan nya membersihkan kedua tangan. Setelah keluar dari rumah.

"Kakak baru pulang..."tiba tiba ada suara datang membuat Chae Hyun kaget setengah mati.

"Astaga...." seperkian detik degup jantungnya telah terhenti. Hingga belum menuntaskan cuci tangan.

"Kakak bawa apa di atas meja" tanya Chung-Hee ketika melihat ada kantung plastik.

"Oh itu, tadi kakak sempat mampir dahulu beli ayam goreng. Jadi pulang nya agak malam" Chae Hyun menghampiri adeknya ketika sudah selesai mencuci tangan.

"Padahal udah aku masakan untuk kakak, eh kakak malah beli ayam goreng" bibir nya maju tiga Senti seperti mulut bebek.

Chae Hyun melebarkan senyum seraya berkata" lalu kemarin yang merengek minta di belikan ayam goreng itu siapa?"menoel noel dagu adeknya.

"Ihh...kakak" Chung-Hee mengeluarkan kotak kardus yang berisi potongan ayam goreng dengan bumbu jagung manis dan spicy hot. Mereka berdua makan dengan sangat asyik dan nikmat, keharmonisan keluarga sangat terpancar dari wajah keduanya.

"Perlengkapan buat besok sudah di siapkan apa belum" Chae Hyun sudah selesai makan.

"Sudah barusan" dengan nada lesu.

"Kok lesu begitu sih, kan seharusnya senang dong. Besok bisa bertemu teman lainnya sekalian liburan"

"Sebenarnya aku tidak mau pisah sama kakak. Aku mau kita sama sama pergi liburan, tidak masalah kalau liburan di tepi sungai. Terpenting sama kakak. Aku sedih kalau kakak sendirian di sini" kedua tangan nya bergetar. Dan Chae Hyun melihat nya.

"Bagaimana kalau sehabis kegiatan sekolah, kita pergi jalan jalan di alun alun kota" Chae Hyun mencoba mengalihkan topik dan berusaha menenangkan perasaan adeknya. Di lubuk hati nya paling dalam, Chae Hyun merasa ada rasa khawatir dan resah.Semua itu terus menumpuk dalam batinnya.Chae Hyun harus menutup rasa ini di balik senyum manisnya.

"Janji loh kak, kita sudah lama tidak foto bersama dan beli gula gula stroberi segar. Aku mau jajan gula gula stroberi,sudah lama tidak memakan nya" mata nya berbinar ketika membayangkan segar nya buah stroberi yang baru dipetik.

"Iya deh nanti kakak akan beli banyak khusus buat kamu" mengusap gemas rambut adeknya.

Makan malam pun usai, mereka kembali ke kamar masing masing dengan kondisi perut sudah terisi penuh. Saat berada di dalam kamar, Chae Hyun mendadak tidak bisa tidur. Segala posisi tidur sudah dilakukan dan pada akhirnya mata masih tidak mau di pejamkan. Chae Hyun pasrah berbaring di atas ranjang dengan posisi menghadap ke langit langit kamar. Bengong menatap langit langit kamar. Dirinya merasa heran baru pertama kali dalam hidup nya tidak bisa tidur sampai jam satu dini hari.

Biasanya tidur di bawah jam 12. tetapi sekarang jam 1 saja belum bisa tidur. Chae Hyun berganti posisi menghadap ke sisi kiri, yang mana langsung berhadapan dengan jam dinding. Suara jam dinding bagaikan lagu yang terus berputar. Menemani dirinya di kala tidak bisa tidur.

"Susah sekali sih buat tidur" decak kesal terhadap dirinya sendiri. Di dalam kamar merasa tidak ngantuk, dia beranjak pergi dari kamar ini.

Berada di luar kamar, niat nya ingin menonton televisi tetapi sudah dini hari dan mengganggu ketenangan orang yang berada di samping. Chae Hyun memutuskan pergi ke kamar adeknya. Saat berhasil membuka pintu, diam diam Chae Hyun menyusup dengan langkah pelan pelan. Ternyata adeknya sudah tidur, Chae Hyun memandang adeknya dengan perasaan campur aduk. Tiba tiba hatinya bergemuruh seolah tidak mau kehilangan harta yang paling berharga dalam hidupnya. Tanpa permisi air mata yang sedari tadi di tahan di pelupuk mata jatuh dengan deras.

"Semoga kita tubuh bersama sampai kakek nenek dan semoga cita cita mu tercapai" memandang adeknya seraya menghapus jejak air mata.

Memperbaiki posisi selimut agar tidak kedinginan,lalu dia naik ke sisi ranjang sebelah.Ikut tidur di sini sambil menemani adeknya.Chae Hyun memandang punggung lebar milik adeknya sampai mata terasa berat dan pada akhirnya tidur bersama dalam satu ranjang.

****

Keesokan pagi nya, Chung-Hee sudah bangun dan bersiap berangkat ke sekolah. Sebelum berangkat Chung-Hee memeluk tubuh kakaknya sangat erat seakan tidak mau berpisah. Pelukan hangat ini berlangsung lama hingga dua puluh menit. Selepas berpelukan Chung-Hee berpamitan pada kakaknya sambil mencium punggung tangan dan kedua pipi.

"Jaga diri baik baik ya kak" ucap Chung-Hee sebelum berangkat.

"Pasti" sambung Chae Hyun.

"Jangan lupa berdoa jangan khawatir kan kakak. Bersenang senang lah..."imbuh Chae Hyun mengantar sampai di depan apartemen. Bukannya senang melihat adeknya pergi sekolah. Malah Chae Hyun menangisi kepergian adeknya yang sedang berangkat menuntut ilmu.

"Kamu mengapa?" tanya seseorang yang rupanya tetangga apartemen.

"Oh ini" sambil menghapus air mata. "Ada kotoran masuk" menghapus semua jejak air mata.

"Kirain ada apa, kalau begitu aku berangkat dahulu bye..."

"Hati hati di jalan"

Chae Hyun bergegas pergi ke tempat kerja sebab jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan rumah makan buka di jam 8. Chae Hyun melangkah kaki dengan lebar lebar supaya tidak terlambat masuk kerja. Dalam perjalanan Chae Hyun merasakan tidak enak seperti ada firasat yang tidak baik.

"Tidak...tidak harus fokus kerja" menyemangati dirinya.

Dengan langkah lebar ini lah, Chae Hyun bisa datang tepat waktu. Kurang dari lima belas menit bisa di pastikan akan mendapatkan ceramah dari pemilik rumah makan ini. Tiba di rumah makan, Chae Hyun menuju ke dapur. Di dalam dapur ini sudah ada orang yang siap menjamu para tamu.

"Kamu sakit ya?"

"tidak sakit...."ungkap Chae Hyun yang memang dirinya tidak sakit tetapi wajah nya sangat pucat seperti orang tengah sakit. Jadi wajar kalau ada orang lain menganggap Chae Hyun sedang sakit.

"Kalau tidak sakit mengapa bibir mu pucat"

"Enggak, aku masih sehat Kalau masalah bibir tadi lupa tidak pakai lip tint" jawab Chae Hyun.

"Aku kira tadi kamu lagi sakit, tetap semangat mengumpulkan pundi pundi uang kawan" teman satu nya pergi ke arah gudang makanan.

"Masa iya aku pucat" merogoh ponsel lalu menatap layar ponsel.

TIba tiba ponsel nya bergetar, Chae Hyun bingung nomor siapa ini. Nomor asing menghubungi nomor nya. Deringan pertama dia hiraukan sampai nomor ini menghubungi lagi, membuat dirinya penasaran. Di angkatlah nomor ini.

"Halo dengan siapa ini?..."

"Apakah ini keluarga dari Chung-Hee" jawab dari sebrang sana.

"Iya benar saya kakak kandung Chung-Hee. Anda siapa dan perlu apa dengan adek saya"

"Begini kami dari kepolisian mengatakan bahwa rombongan bus dari sekolah Y menuju tempat X mengalami rem blong. Kini kondisi bus rusak parah, semua murid yang ada di dalam tidak ada satu pun yang selamat, termasuk adek anda turut jadi korban" ujar kepolisian yang menelepon Chae Hyun.

Brak!! ponsel nya jatuh terlepas dari genggaman tangan.

Bersambung....

Tidak mungkin

Ponsel terjatuh dengan bebas di ikuti orang yang pemilik ponsel ini turut jatuh sampai orang orang di dapur kaget dengan apa yang terjadi pada Chae Hyun. Kabar berita kecelakaan bagaikan pisau daging mengenai jarinya. Sangat sakit dan perih. Kini posisinya terduduk dengan pandangan kosong.

"Ada apa Chae Hyun, mengapa kamu duduk di sini. Ayo berdiri" lengan Chae Hyun sudah di pegang oleh teman nya, namun orang nya masih enggan untuk berdiri. Teman nya yang ingin membantu saja tidak kuat menarik lengan Chae Hyun. Aksi tarik menarik lengan menjadi pusat perhatian di dapur.

Sampai ada satu orang lagi datang dengan ekspresi wajah panik dan kasihan. Orang ini langsung menghampiri Chae Hyun yang tengah terduduk lemas di bawah.

"Chae Hyun ikut aku..." menarik kedua tangan. Namun Chae Hyun menggelengkan kepala dengan tatapan sendu. Semua orang yang ada di dapur belum tahu apa penyebab Chae Hyun begini, hanya satu orang yang tahu apa yang di rasakan Chae Hyun. Maka dari itu orang ini mengajak Chae Hyun untuk keluar dari ruangan ini.

"Aku tahu apa yang kamu rasakan, aku turut berdukacita. Dan aku di sini mau menyampaikan pada mu bahwa kecelakaan yang menimpa adek mu masuk berita. Tv yang ada di depan sana menayangkan acara berita itu" teman Chae Hyun jongkok seraya berkata dengan nada hati hati agar tidak menyinggung perasaan Chae Hyun.

"Hiks....aku sudah tidak punya siapa siapa lagi di sini" setelah mendengar ucapan teman nya. Isak tangis pecah. Orang orang yang ada di dapur pada mendekat dengan rasa penasaran. Sampai tubuh Chae Hyun tidak terlihat.

"Mengapa Chae Hyun, mengapa nangis. Kamu apakan Chae Hyun?"

"Aku tidak ngapa ngapain?..." sampai tangan teman nya bergoyang kanan kiri seolah pertanda bahwa dia bukan penyebab Chae Hyun menangis.

"Chae Hyun!...." Joon young tiba tiba datang ke dapur dengan ekspresi wajah panik saat melihat Chae Hyun menangis.

Awalnya orang orang di dapur mengerumuni Chae Hyun, setelah Joon young datang. Perlahan satu per satu orang mundur, agar Joon young biar leluasa. Kedatangan Joon young lagi lagi menimbulkan pertanyaan baru, seorang anak pemilik rumah makan ini bisa kenal dengan karyawati nya sekaligus bisa seakrab dengan Chae Hyun yang pekerjaan nya sebagai koki atau juru masak di sini.

"Jangan sedih ada aku di sini" Chae Hyun di bawa ke pelukannya. Sampai rambut belakang di belai dengan lembut bertujuan untuk menenangkan Chae Hyun yang sedang menangis.

Hiks...hiks....suara tangis itu seakan menyayat hati. Orang orang yang melihat sampai di buat terharu seakan mengerti apa yang di rasakan Chae Hyun. Suara tangis ini masih terdengar hingga perlahan lahan mulai menghilang. Pertama kali yang menyadari bahwa suara tangis ini menghilang ialah Joon young.

Joon young menepuk punggung Chae Hyun bertujuan memastikan bahwa Chae Hyun baik baik saja. Akan tetapi Chae Hyun tidak merespon apa pun. Joon young memanggil salah satu pegawai di sini" kamu kemari..." menunjuk tangan.

"Tolong periksa Chae Hyun, dari tadi tidak merespon"

Pegawai ini jongkok ke sebelah kanan nya Joon young. Tangan nya menyibak rambut Chae Hyun yang menutupi seluruh wajah. Pegawai yang di perintah oleh Joon young mendadak kaget sambil menepuk pipi Chae Hyun.

"Astaga! Chae Hyun bangun..." terus menyadarkan Chae Hyun dari pingsan nya.

"Chae Hyun bangun, Chae Hyun..."Joon young pun kaget bahwa orang yang dalam dekapannya ternyata pingsan. Tidak mau Chae Hyun mengapa mengapa. dia membopong tubuh Chae Hyun dengan wajah panik. Lantas Joon young keluar dari area dapur sambil terus membopong Chae Hyun. Untung nya belum ada pengunjung yang datang, sehingga tidak ada yang tahu ada orang pingsan di sini.

Suara kisruh yang berada di area dapur mengundang perhatian dari pemilik rumah makan ini. Tak lain dan tak bukan adalah ibu kandung dari Joon young.

"Ada apa ini ramai ramai?..." pemilik rumah makan ini juga baru datang dari pasar jadi tidak tahu kronologi kejadiannya.

Salah satu karyawati menjelaskan kronologi yang terjadi di area dapur. Mulai dari Chae Hyun tiba tiba nangis sampai jatuh pingsan. Dan orang ini juga menceritakan apa yang menyebabkan Chae Hyun menangis. Setelah mendengar cerita dari salah satu karyawati ini, orang orang yang berada di dapur menjadi iba dengan apa yang terjadi pada Chae Hyun. Mereka baru tahu kalau adek nya ikut menjadi korban kecelakaan.

"Jadi gara gara berita itu sampai Chae Hyun pingsan...." Ujar pemilik rumah makan.

"Lalu di bawa ke mana Chae Hyun?"

"Kami juga kurang tahu di mana Chae Hyun di bawa"

"Kalian kembali kerja, saya akan menelepon langsung ke anak ku. Titip rumah makan ini, kalau ada terjadi apa apa langsung hubungi aku" pemilik rumah makan ini bergegas menelpon anak nya sambil terus melangkah menjauh dari tempat ini.

*****

Joon young terus memangku kepala Chae Hyun yang masih pingsan. Joon young memilih menggunakan taksi agar lebih cepat ke rumah sakit. Sepanjang jalan Joon young terus khawatir dengan keadaan Chae Hyun yang tak kunjung membuka mata.

"Chae Hyun bangun yuk jangan terus begini. Aku tambah khawatir" mengusap kepala dengan sangat lembut dan kasih sayang.

Sampai di rumah sakit, Joon young menggendong Chae Hyun layak nya pengantin baru. Langkah yang Joon young ambil sangat cepat sampai perawat banyak mendekat.

"Tolong selamat kan teman saya" kata Joon young.

"Baik, silakan pasien di baringkan ke bed pasien" jawab perawat.

Untung nya Chae Hyun mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit. Dan tidak harus menunggu lama. Untuk mendapatkan penanganan di sini. Baru masuk rumah sakit, Chae Hyun segera di tangani oleh dokter.

Di saat hati cemas melihat Chae Hyun berbaring di atas bed pasien. Ponsel yang dia simpan di saku celana berbunyi. Joon young menjauh dari tempat Chae Hyun di rawat.

"Iya ibu ada apa?...."

"Sekarang kamu ada di mana? Chae Hyun baik baik saja kan nak. Ibu baru tahu setelah di ceritakan oleh pegawai ibu"

"Joon young masih di rumah sakit ibu. Keadaan Chae Hyun masih di periksa" sahut Joon young.

"Beri ibu alamat rumah sakit, ibu mau ke sana"

"Enggak usah, biar Joon young yang di sini. Ibu jaga rumah makan saja"

"Nak ibu mau melihat keadaan Chae Hyun secara langsung. Kasihan Chae Hyun sekarang tidak punya siapa siapa lagi. Dan ibu menyuruhmu untuk pergi ke tempat kecelakaan adek nya Chae Hyun. Datang lah ke lokasi itu" ucap ibu Joon young.

"Baik ibu akan Joon young beri alamat rumah sakit sehabis telepon ini" dan benar saja sehabis bertelepon dengan ibunya, Joon young mengirim alamat rumah sakit melalui pesan singkat.

Dan Joon young pun kembali masuk ke dalam seraya menunggu kedatangan ibunya.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!