NovelToon NovelToon

Two Sky Poems

Gadis dua belas tahun sedang menunggu

Di ruangan yang redup itu, kedua tangan Tong Mu bergetar karena takut. Wajahnya yang keriput di makan usia telah beberapa kali menoleh untuk melihat ke celah-celah pintu. Tiga lilin yang menerangi kamarnya berkedip-kedip sama seperti apa yang dia alami sekarang. Tiba-tiba, Satu lilin mati, membuatnya terkejut.

Tiba-tiba juga, suara ketukan terdengar dari jendela di dekatnya dan membuat Tong Mu terkejut. Ternyata, itu adalah kupu-kupu yang ingin masuk ke dalam. Kejadian itu menambah ketakutannya.

Kedua matanya terasa tidak berkedip selama beberapa detik ini. Suara-suara teriakan seorang gadis telah membuatnya tambah takut. Di tambah gadis itu pernah berteriak, “Ayah, orang-orang ini merobek-robek pakaianku! Di mana kau? Cepat datang!”

Tong Mu tidak berani bergerak dari kursi duduknya. Dia ingin mengalihkan perhatiannya dengan menulis, tapi dengan suara-suara yang terdengar, membuatnya sulit berkonsentrasi.

Burung hantu hinggap di luar dan bersuara merdu, langit berkedip dan suara menggelegar menyusul. Akhirnya butiran-butiran hujan turun. Tapi suara-suara ketakutan dan minta tolong itu terasa lebih keras di telinga Tong Mu.

Ketika waktu muda, seseorang wanita telah memperingatinya tentang ini.

“Apa yang kau lakukan saat ini akan menimpa putrimu!”

Tong Mu tidak peduli dengan ucapan itu dan melakukan berbagai kejahatan. Dia telah memperkosa belasan wanita, membunuh dan mencuri semua kekayaannya.

Ketika ada pengejaran, dia akan berlari dengan cerdas dan melakukan hal yang sama setiap harinya.

Pada suatu ketika, dia di tawarkan merasakan bagaimana tidur dengan seorang putri cantik jelita dari kekaisaran Su oleh seseorang. Dia mendatanginya dan menyanggupi apa yang ingin tunangan dari putri itu. Dan akan memberikannya imbalan di tambah berapa ikat koin emas.

Setelah mengetahui siapa yang menjadi targetnya, semangat Tong Mu memudar. Dia pernah mendengar, putri dari kekaisaran Su yang di maksud adalah wanita dengan wajah yang busuk. Tapi dia percaya dengan apa yang di katakan pemuda itu. Walaupun jika nanti tidak dapat merasakannya, setidaknya dia mendapatkan uang dari hal itu.

Rencana telah di buat. Seseorang telah memancing sang putri untuk mengunjungi rumah tua yang terbengkalai di hutan.

Ketika sang putri berpakaian ungu itu masuk, Tong Mu langsung menutup pintu dan menguncinya.

Tapi tidak seperti apa yang dia pikirkan, Sang putri tidak takut sama sekali dengannya, dan bahkan wajahnya sangat cantik, lebih cantik dari putri-putri yang lain pernah dia dengar. Sang putri menyapanya dengan wajah ramah dan berkata, “Aku telah mencarimu bertahun-tahun.”

“Mengapa mencariku?” Tong Mu bertanya bingung dan heran.

Sang putri tidak menjawab, dia mendekati Tong Mu dan melingkari kedua tangan di lehernya dengan manja. Kini, Tong Mu merasakan kelembutan tangan putih dan wajah yang sangat cantik itu. Kedua pipinya memerah karena malu.

Malam itu, mereka pun bercinta tanpa memandang entah mereka saling mencintai ataupun tidak. Tong Mu sangat gembira bisa merasakan bagaimana rasanya tidur dengan wanita cantik dan merasakan kehangatannya. Kejadian itu tidak pernah dia lupakan hingga tubuhnya semakin tua.

Sembilan bulan kemudian. Waktu itu hujan begitu deras jatuh di malam hari, Sang putri dengan pakaian merah muda membawa seorang bayi dan memegang sebuah payung. Dia mendatangi rumah Tong Mu dan mengetuk pintu beberapa kali.

Hujan yang turun sangat deras, membuat suara ketukan Sang putri terbenam, tapi untungnya sesaat kemudian Tong mu membuka pintu dan memandang siapa yang datang. Tong Mu memandang bingung dengan kehadiran Sang putri di rumahnya.

Sang putri tidak peduli dengan reaksi Tong Mu. “Anakmu, namanya Xuan Yi.” Sang putri lalu menyerahkan anak itu kepadanya, kemudian pergi dari sana. Dia juga mengatakan akan menjemputnya ketika anak itu berumur 12 tahun.

Tong Mu hanya bisa menerimanya.

Kini sudah 8 tahun telah berlalu. Xuan Yi tumbuh menjadi gadis cantik. Tapi sekarang, dia telah di telanjangi dan di perkosa sama seperti apa yang dia lakukan di masa lalu. Tong Mu sangat takut mati, dia lebih memilih diam dan membiarkan anaknya di bunuh dan di perkosa dengan keji.

Malam semakin larut dan akhirnya di luar menjadi bisu, bahkan hujan mulai reda.

Dengan wajah keriput dan kedua alis lika-liku, serta tubuh gemetaran, dia memberanikan diri untuk ke luar. Perlahan-lahan pintu terbuka. Dari cahaya remang-remang itu, darah segar menetes. Dia menjadi semakin takut. Kemudian berjalan keluar. Potongan kain-kain yang berasal dari pakaian anaknya berserakan di lantai dengan noda darah.

Tong Mu berjalan perlahan-lahan. Tubuhnya gemetaran, bibir bergerak, garis-garis wajah keriputnya menegang. Xuan Yi telah tergeletak dengan tubuh telanjang dan bermandikan darah. Tong Mu berteriak dan pergi dari sana.

Dan terdengar lagi teriakannya. Kali ini itu terdengar sangat memilukan dan menyakitkan.

...----------------...

...----------------...

Beberapa garis-garis putih dari awan terbentuk di langit. Awan-awan yang lebih rendah sudah beberapa kali melintas di depannya. Dengan pakaian merah muda, Xuan Yi duduk di undakan rumahnya sambil memandang orang-orang berjalan di bawah sinar terang matahari.

Dia telah melakukannya sejak pagi tadi. Orang-orang dengan ramah menyapanya, terutama beberapa wanita-wanita yang pernah dia ajak bekerja. Xuan Yi pernah bekerja sebagai buruh tani dan pedagang. Dia akan pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam.

Sebagai seorang gadis berumur 12 tahun, itu adalah pekerjaan yang berat, tapi mau bagaimana lagi, dia tinggal sendiri. Ayahnya, Tong Mu telah meninggal karena gila, sementara ibunya, menurut kata ayahnya akan mendatanginya ketika Xuan Yi berumur 12 tahun, jadi sekarang waktunya.

Dengan keadaannya, orang-orang terlalu bersimpati dengannya, sehingga tertarik memberikan Xuan Yi sumbangan, Tidak hanya uang, bahkan kain-kain sebagai pakaian.

“Hanya ini yang bisa aku berikan,” lirih seorang wanita tua kepadanya.

“Tidak apa-apa, segala pemberian yang di dasari dengan hati yang tulus, tidak akan ternilai harganya, nenek. Kalian semua, terima kasih banyak atas bantuannya, aku tidak bisa berkata apa-apa yang bisa aku lontarkan kepada kalian sebagai rasa syukurku terhadap semua ini.”

Para penduduk senang dengannya, selain cantik, dia juga memiliki sikap yang anggun. Dengan sikap dan kerja kerasnya, Xuan Yi tidak terlalu bekerja keras seperti dahulu.

Ketika waktu menunjukkan sore hari, langit di penuhi awan-awan hitam, dan akhirnya hujan. Xuan Yi berdiri di depan rumah untuk menunggu orang itu. Sepanjang hari dia telah menunggunya.

Orang-orang sesekali terlihat berlari di depan rumah, Xuan Yi akan berteriak ketika itu, “Kakak tampan, kemarilah berteduh!”

Kadang kala, dia di dengarkan dan kadang kala juga tidak. Ketika ada yang mau berteduh di rumahnya, Xuan Yi akan sangat senang. Dia akan bertanya banyak hal kepadanya.

Ketika orang itu telah menjawab pertanyaan, dia akan berkata, “Sungguh, semua hal yang di katakan orang-orang sangat mengagumkan. Aku ingin memiliki hal seperti itu.”

Tidak ada hal mengagumkan seperti itu yang Xuan Yi miliki sepanjang hidupnya, kecuali dia telah membunuh ayahnya sendiri dengan sebuah kapak. Tidak ada yang tau tentang ini semua, kecuali dirinya sendiri. Ia mengatakan kepada orang-orang, bahwa ayahnya sudah gila dan membunuh dirinya sendiri dengan kapak.

Karena Xuan Yi terkenal akan kebaikan dan wajah cantiknya bagaikan putri kerajaan, orang-orang percaya begitu saja dengannya.

Germicik air hujan terdengar pilu di sore ini. Xuan Yi sangat bosan mendengarkannya. Dia pernah mendengar, suara percikan-percikan air adalah pesan tersembunyi yang di berikan langit. Tapi menurutnya, “itu bukan pesan, melainkan tanda untuk pergi tidur dan bermimpi nyenyak.”

Dari kejauhan, seseorang wanita datang dengan membawa payung. Wanita itu memakai gaun merah yang sangat mahal dan sandal mewah yang tidak pernah Xuan Yi lihat. Melihatnya, dia berteriak, “Nyonya! Cepatlah datang, air hujan akan membasahi pakaianmu yang mewah itu!”

Tapi wanita itu tidak mempedulikannya dan tetap berjalan pelan. Ketika mencapai depan rumah, dia menutup payungnya, dan terlihatlah wajah bidadari yang sangat mengagumkan itu. Xuan Yi kagum melihat kecantikannya. Dia menatap lama wanita itu, hingga dia di sadari. “Aku ingin masuk.”

“Ah, iya nyonya, di luar sangat dingin.”

Xuan Yi membuka pintu, kemudian berjalan ke masuk. Dia tidak menyadari wanita itu mengeluarkan pedang dari gaunnya dan mulai bersiap-siap melakukan hal aneh.

Misteri wajah Sang putri

Keesokan harinya, warga desa bunga kuning di kejutkan dengan sosok mayat yang telah terpenggal kepalanya. Beberapa di antara mereka menangisi sosok cantik bagaikan putri kerajaan itu dan mengingat bagaimana kehidupan bersamanya.

“Orang baik, oh, orang baik, mengapa langit merenggutnya dengan cepat?” Beberapa orang berdoa agar jalan mencapai surga berjalan dengan lancar. Namun juga ada beberapa bertanya, mengapa langit begitu cepat memanggilnya.

“Dia telah melakukan kebaikan di usianya yang belia, kelak, di surga dia di cintai dan di sanjung- sanjung.”

Doa-doa terus terucap oleh orang-orang, dan perlahan-lahan mereka meninggalkannya dengan nyaman dalam selimut tanah yang hangat dan pakaian mewahnya.

Gadis itu akhirnya di kubur di samping ayahnya.

Ketika waktu menunjukkan sore hari, hujan kembali berjatuhan dengan deras. Seseorang Pemuda umur 12 tahun berlari mendekati rumah Xuan Yi. Dia datang dari jauh dan pergi ke tempat jauh juga. Semua pakaiannya telah dia gunakan dan tidak ada pakaian apa pun yang dapat di pakai sekarang.

Dia kedinginan berada di luar. Angin kencang kadang kala berhembus kencang, membuat tetesan air hujan masuk. Pemuda itu kemudian mengetuk pintu.

Karena tidak ada yang menjawab, dia pun perlahan-lahan membukannya. Ruang rumah masih bagus dan tertata rapi. Karpet merah terlentang di sana. Beberapa kursi di tata. Namun bau kuno yang hinggap di sana menunjukkan jika rumah ini sudah berumur. Setelah pemuda itu melihat-lihat, dia berjalan masuk dan menikmati keindahan rumah itu.

Sayangnya, dia terlena dan tidak mengetahui, pedang telah muncul di belakangnya dan mulai mendekat.

...----------------...

...----------------...

Tujuh hari kemudian, salah satu warga mencium bau busuk dari rumah yang pernah Xuan Yi tinggali. Karena takut memeriksa sendiri, dia memanggil yang lainnya. Lima orang datang ke sana. Setelah membuka pintu, apa yang mereka duga memang benar. Di karpet merah itu darah-darah berwarna hitam melekat. Dan jauh di ujung ruangan, tubuh busuk tergeletak dengan beberapa lalat-lalat.

Mereka berlima tidak tahan mencium bau mayat itu dan keluar secepat mungkin.

“Pembunuhan lagi?” Tanya salah satu orang.

Yang lainnya mengangguk dan pergi memberi tahu yang lain.

Tepat di siang harinya, kepala desa dan yang lainnya mengunjungi rumah itu untuk memastikan apa benar ada pembunuhan lagi. Dan setelah memeriksanya, pembunuhan memang telah terjadi. Di leher pemuda itu tertusuk pedang panjang dengan wajah ketakutan masih ada.

Mereka kemudian mengeramasinya dan melakukan penyelidikan. Mereka menduga dua kasus pembunuhan ini berasal dari satu orang. Orang-orang desa bunga kuning mulai melakukan penyelidikan.

...----------------...

...----------------...

Jauh di depan desa, beberapa sosok hitam telah muncul. Mereka terdiam begitu tenang, dan hanya jubah panjangnya bergerak-gerak.

Di atas gerbang tua dengan nama desa, seseorang wanita berdiri memandang tajam ke arah desa. Setelah mendengar kematiannya, dia senang sekaligus sedih. Dia akan sangat senang jika dia yang membunuhnya dan membawa kepalanya di hadapan ayah handanya.

Dia memasukkan pedangnya kemudian melompat. Beberapa Sosok hitam membukakan jalan untuknya pergi dan orang-orang itu akhirnya pergi dari sana.

...----------------...

...----------------...

Rumah yang ada di desa gunung hijau begitu megah dan berkilauan ketika matahari pagi menyinarinya. Orang-orang desa sering menikmati pemandangan indah di pagi hari darinya dan gunung hijau yang ada di belakangnya.

Di pagi ini, gerombolan burung-burung berteriak dan ayam berkokok dengan merdu.

Kabarnya, orang yang memiliki rumah itu adalah seorang putri cantik jelita berasal dari kekaisaran Su. Katanya, dia sangat cantik, tapi tidak ada satu pun yang melihat kecantikannya. Namun orang-orang percaya dengan itu setelah mendengar nada bicaranya yang sangat anggun.

Tepat ketika beberapa tahun telah berlalu, Sang putri kekaisaran Su itu akan mengumpulkan orang-orang dari satu provinsi. Tiga puluh kabupaten berkumpul untuk mendengarkan kata-kata tentang wanita yang ada di dalam tandu yang di kawal oleh wanita-wanita cantik.

Sang putri akan berpidato mengenai kemajuan satu kabupaten dan memberikan solusi-solusi setiap masalah yang muncul. Pertemuan itu selalu di akhiri dengan penyerahan beberapa uang kepada setiap kepala bupati.

Pernah ada yang menduga jika putri kekaisaran diam-diam berkeliling desa dengan pakaian tertutup untuk menghindari banyak orang. Setelah orang-orang mendengar kabar itu, banyak di antara mereka mencarinya. Dan di dapatilah seseorang yang sangat mencurigakan. Namun ketika di buka cadarnya, hanya seseorang wanita yang memiliki penyakit kulit. Orang-orang pun meminta maaf dan menjelaskan mengapa mereka melakukannya.

“Sekumpulan orang-orang bodoh! Jika tuan putri ingin keluar, dia tidak akan memakai pakaian tertutup dan berusaha menyembunyikan identitasnya. Dia memiliki banyak penjaga di sekitarnya, jadi untuk apa dia melakukan hal tersebut?”

Ada benarnya juga, tetapi ada banyak kemungkinan Tuan putri melakukannya, terutama ada musuh-musuh yang selalu mengintainya.

Sampai sekarang, tidak ada yang tahu bagaimana rupa cantik Sang putri. Kabar bawah usianya menginjak 30 tahun, tapi memiliki wajah 20 tahun sering terdengar.

...----------------...

...----------------...

Rumah itu sangat tinggi dan memiliki taman yang luas. Di beberapa titik ada beberapa pelayan wanita membersihkan kebun dan memetik bunga-bunga yang layu.

“Wahai bibi Jia Li, mengapa kau mencabut bunga-bunga kering itu? Jika di biarkan, biji-bijinya akan berjatuhan dan tumbuh kembali bunga yang indah, yang lebih banyak.”

Sosok cantik dengan pakaian merah mudah telah duduk di pinggir taman mengamati seorang pelayan telah mencabut bunga-bunga kuning yang indah, menghiasi sisi-sisi jalan.

Seorang wanita mengunjungi kuburan baru itu

Ketika mendengar itu, Jia Li menoleh ke arah gadis dengan kulit lembut itu. Dia ingin mencubitnya dan menyentuh rambut hitam yang berkilau yang di milikinya. Jepit bunga mawar yang dia pakai membuatnya tambah cantik dan bercahaya.

Setelah Gadis itu bergabung, semua orang berlomba-lomba merebut perhatiannya. Bukan karena dia cantik, tapi dia sangat baik dan memiliki sikap yang sangat anggun.

“Terima kasih telah menerimaku. Kelak, kita akan menjadi saudara bersama dan saling melindungi. Namaku Xuan Yi, aku berasal dari desa Bunga Kuning.”

Begitu katanya memperkenalkan diri ketika Sang Putri dari kekaisaran Su itu membawanya.

Putri dari kekaisaran Su yang bernama Su Jiao memperkenalkan bahwa dia adalah putri satu-satunya yang dia miliki dan menyuruh semua pelayan untuk melindungi gadis belianya itu.

Jia Li tersenyum tipis. “Apakah tuan putri pernah melihatnya?”

Xuan Yi berpikir sebentar. “Tidak, tapi aku sering melihat bunga-bunga akan tumbuh lebih banyak dari bunga kering itu. Akan sangat banyak tumbuh. Di desaku ada beberapa bunga tumbuh. Orang-orang tidak pernah mempedulikannya, jadi aku sering membersihkannya dan merawatnya.”

“Tuan putri anda benar. Tapi bunga ini sama seperti tumbuhan Bambu, walaupun di cabut, mereka akan tetap tumbuh.”

“Begitu ya...” Xuan Yi mengangguk. “Jika itu masalahnya, biarkan aku yang ikut membantu.”

“Eh, jangan tuan putri, biarkan bibi saja yang melakukannya.” Jia Li menghentikan Xuan Yi.

“Tidak apa-apa bibi, lagi pula aku telah bosan berdiam saja. Ibuku juga tidak mau berbicara denganku, bahkan hanya sebentar saja.”

Jia Li membiarkannya. “Tuan putri Su Jiao sekarang sedang sibuk.”

“Bibi benar, aku akan menunggunya.”

...----------------...

...----------------...

Ketika di siang hari, akhirnya Xuan Yi di panggil ibunya untuk makan. Dia mengangguk. Sebelum masuk ke dalam, dia telah mencuci tangannya dengan bersih.

Su Jiao sejak tadi pagi telah mengamati anak haramnya, dia berpikir anak gadis itu akan memiliki sikap yang liar, bahkan dia pernah membayangkan jika anak itu akan sangat kotor dan jelek.

Tapi semua itu telah di bantahkan ketika dia bertemu dengannya. Dan yang paling membuatnya heran, ketika dia mengeluarkan pedangnya untuk menguji anak itu, wajah gadis belia itu tetap tenang. Dia berkata dengan nada datar, “Aku tidak takut dengan kematian, karena itu adalah hal yang wajar, ketika aku membunuh orang, itu juga bagiku sangat wajar. Nyonya, Apa yang menyebabkan anda ingin membunuhku?”

Su Jiao terdiam, kemudian memasukkan kembali pedangnya. “Kau tinggal bersama siapa?”

“Sekarang aku tinggal sendiri. Ayahku telah meninggal empat tahun yang lalu karena gila.”

“Ibumu di mana?”

“Dia akan datang sebentar lagi. Ayahku berkata, dia akan menjemputku ketika aku berumur 12 tahun.” Xuan Yi berjalan ke pinggir ruangan mengambil minuman dan menuangkannya.

Dia mengulurkan itu kepada Su Jiao. “Aku sudah menunggunya beberapa hari ini, tapi sepertinya ada kendala di jalan, sehingga dia mungkin akan datang dua atau tiga hari lagi.”

Su Jiao adalah orang yang dia tunggu. Mendengar apa yang di katakan Xuan Yi, dia sedikit sedih karena tidak dapat bertemu dengan Tong Mu. Dia meminum minuman yang di berikan, kemudian memandang langit-langit dan sudut-sudut ruangan.

Xuan Yi tersenyum. “Nyonya, Apa yang membuatmu datang ke sini?”

“Membawamu pergi.”

...----------------...

...----------------...

Berbagai hidangan telah di siapkan di meja, Xuan Yi begitu gembira melihatnya. Kemewahan ini dan makanan-makanan lezat tidak pernah dia rasakan. Dan ini adalah pertama kalinya dia melihatnya.

Dia mengambil mangkuk, kemudian sejumput nasi dan menuangkan sup ke dalamnya, kemudian makan.

Yang tidak di pikirkan Su Jiao, gadis itu makan layaknya sebagai seorang bangsawan; sangat anggun dan indah. Tidak terdengar suara saat dia makan. Membuat dia bertanya-tanya, siapa yang telah mengajarinya seperti ini. Ayahnya, Tong mu adalah penjahat kelamin paling populer yang pernah ada, dia telah memperkosa belasan wanita dan memiliki sikap yang keras dan sadis, yang seharusnya ada pada Gadis belia ini, tapi yang terlihat sekarang, Xuan Yi seperti bukan anaknya. Dia sangat anggun dan juga baik hati.

Sebagai orang yang telah melahirkannya, Dia adalah seorang putri dari kekaisaran Su yang sangat anggun dan memiliki reputasi yang baik, jika pun itu berasal darinya, seharusnya gadis itu tidak mewariskan sikapnya secara sempurna. Tapi apa yang terlihat, Gadis itu sangat mirip dengannya.

‘Apakah gadis ini bukan anakku itu?’ Su Jiao memiliki pikiran yang lain. Dia berpikir jika yang ada dihadapannya bukan anaknya sendiri. Meski memiliki sikap yang sama persis dengannya, di kalangan bangsawan sikap itu sudah umum, jadi mungkin Xuan Yi bukan anaknya, melainkan anak bangsawan lainnya yang ada di kekaisaran, yang memiliki nama yang sama dengan anaknya.

Memikirkan ini tentu ada alasan yang kuat, karena ayahnya bukan orang baik. Bisa jadi, Dia telah membunuh anaknya dan mencari anak gadis lain yang ada dan akan meminta uang sebagai imbalan ketika Su Jiao menjemput anaknya. Jika begitu di mana anaknya sekarang?

...----------------...

...----------------...

Makan siang pun akhirnya selesai, Su Jiao beranjak berdiri dengan anggun. Xuan Yi cepat-cepat meminum air dan bertanya kepada ibunya. “Apakah aku boleh melakukan apa saja di rumah ini?”

Su Jiao memandangnya. “Seperti apa?”

“Seperti membantu para pelayan membersihkan kebun dan menghias ruangan.”

“Mengapa kau ingin melakukannya?”

“Karena aku biasanya berada di rumah selalu melakukan pekerjaan itu. Jadi, aku belum terbiasa diam seperti ini dan hanya menonton. Aku sungguh kesal jika para pelayan itu tidak mau memberikanku izin.”

Sudah beberapa kali Xuan Yi ingin membantu para pelayan itu, tapi hanya Jia Li yang mengerti dan membiarkannya.

“Sudah aku duga, kau bukan anakku.”

“Maksud ibu?”

“Kau tidak pernah mendengar, tentang ketenaran ayahmu?”

Xuan Yi mengangguk. “Aku tentu saja mengetahuinya, dia adalah penjahat yang takut dengan balasan perbuatannya.”

Kemudian Su Jiao berkata, “Dia adalah penjahat yang sangat cerdas dan cerdik. Dia orang jahat dan melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Dia sangat licik dan juga sadis. Jadi, dengan sikapnya, dia tidak akan pernah mau merawat seorang bayi. Dia telah membunuh Xuan Yi, anakku, dan dia telah menggantikannya denganmu. Apakah kau telah di culik olehnya?”

Xuan Yi bukan bereaksi terkejut atau kecewa, sebaliknya dia menyetujuinya dengan berkata, “Kau benar ibu, seharusnya aku mewarisi sikap ayahku bukan seperti ini, yang membuatmu curiga, aku bukan anakmu, tapi apa yang kau lihat bukan palsu, aku adalah anak harammu. Ketika aku kecil, dia sering marah-marah tidak jelas. Kau lihat ini.”

Xuan Yi menunjuk dahinya yang ada bekas luka kecil. “Dia pernah memukulku hingga berdarah. Tapi karena tubuhnya sakit-sakitan, dia menjadi semakin lembut dan mendidikku dengan baik. Jika dia bersikap keras ketika masa mudanya, maka aku pasti telah di bunuh olehnya. Tapi karena penyakitnya, dia membiarkan aku hidup hingga sekarang. Tidak ada alasan untukmu mencurigaiku, bahwa aku bukan anakmu.”

“Kau terlalu mewarisi sikap ibumu, aku tidak melihat sikap Tong Mu yang kasar itu.”

“Ibu, hanya kau yang mengetahui ini. Aku telah membunuh penjahat itu dengan sangat mengerikan. Aku pernah membuat sup bola mata dari kumpulan para penjahat. Kau tidak perlu ragu denganku.”

Xuan Yi tersenyum. “Baiklah, terima kasih telah menghidangkan masakan yang lezat seperti ini. Aku tidak pernah makan makanan seperti ini. Kelak, suatu hari nanti, aku akan membalasnya, ibu.”

Xuan Yi mengambil mangkuk yang telah dia gunakan dan berdiri.

“Ke mana kau akan membawa mangkuk itu?”

“Aku akan mencucinya, ibu. Akan sangat baik jika aku harus mandiri.”

Setelah Xuan Yi pergi, Su Jiao menatapnya. ‘Dia seperti sekuntum mawar merah yang di penuhi duri-duri’

...----------------...

...----------------...

Ketika matahari mulai setengah terlihat, Seorang wanita berjalan melintasi kuburan. Dia membawa beberapa bunga dengan warna berbeda di keranjangnya. Berjalan beberapa saat, dia akhirnya menemukan kuburan yang ingin di kunjunginya.

Di sana, ada dua kuburan yang pertama, berumur 4 tahun dan yang kedua berumur 8 hari sebelumnya. Dia mengambil bunga dan menebarnya di kuburan yang baru itu dengan pelan. “Ning’er, kau telah menjadi korban.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!