NovelToon NovelToon

Imah, Si tukang Ngabrut

Kantor Dinsos

Suara sirine mobil patroli gabungan satpol PP dan polisi, meraung dijalanan ibu kota sore itu. Nampak para pengemis dan gelandangan mulai berlari berhamburan pontang panting di jalanan demi melarikan diri. 

Nampak seorang gadis dengan pakaian kumal ikut berlari diantara orang-orang tersebut menghindari kejaran petugas.

"Berhenti!" seru salah seorang petugas yang mengejar para tunawisma dan pengemis itu. 

Namun, tak seorangpun mau berhenti hingga terpaksa mereka ditangkap satu persatu oleh para petugas.

Gadis itu nampak berlari dan berbelok di sebuah gang kecil, dekat dengan tempat pembuangan sampah warga. Namun sialnya, jalan itu buntu dan membuat si gadis kumal terpojok. 

"Hehehe... Piece, Pak. Jangan tangkap saya. Saya... Saya bukan kek mereka kok," kilah gadis itu.

"Ngeles aja. Udah, ikut kami ke kantor," jawab petugas. 

Rupanya, petugas tak mau tau dan menyeretnya menuju ke mobil dan mengumpulkannya dengan yang lain. Akhirnya, gadis itu pun dibawa ke kantor dinas sosial untuk di data. 

Sesampainya di sana, si gadis kumal kembali berkata bahwa dia bukan gelandangan. 

"Pak, sumpah deh. Saya ini mahasiswa yang lagi nyamar. Saya ini beneran bukan gembel, Pak," tutur si gadis. 

"Apa buktinya kalau emang kamu bukan gelandangan?" tanya si petugas. 

"Pinjem telponnya deh, Pak. Biar saya bisa telpon Papah saya," sahut si gadis kumal. 

Petugas tersebut pun saling pandang dengan petugas lainnya, mendengar perkataan dari gadia itu. Tanpa berkata, dia menyodorkan gagang telepon yang langsung di raih oleh si gadis. 

Dengan lincah, jemarinya mulai menekan tombol angka hingga merangkai sebuah nomor telepon. Setelah gadis itu berhenti menekan, petugas lalu mengaktifkan mode loudspeaker, agar bisa mendengarkan percakapan gadis tersebut. 

Tak butuh waktu lama, telepon pun diterima oleh seseorang. 

"Halo, siapa ini?" tanya seorang pria di seberang. 

"Halo, Pah. Ini aku. Pah, tolongin aku dong. Aku lagi di kantor dinsos nih," jawab gadis kumal. 

"Imah? Ini beneran kamu kan?" tanya pria yang adalah Papah Imah, alias Jemima. 

"Iya, ini aku anak Papah yang paling cantik. Siapa lagi emang," Jawab Jemima. 

"Ngapain kamu di kantor dinsos, Mah?" tanya Papah. 

"Mending papah ke sinid deh. Entar juga tau. Cepetan, Pah," rengek Jemima. 

"Iya... Iya... Pah, ke sana sekarang," sahut Papah. 

Sambungan terputus. 

"Tuh, dengerkan, Pak. Bentar lagi Papah saya dateng ke sini," ucap Jemima. 

Setelah berhasil menghubungi Papahnya, Jemima pun diminta menunggu di dalam kantor, berhadapan dengan seorang petugas yang sejak awal merasa heran dengan kelakuan gadis tersebut. 

Namun, dasar Jemima yang urat malunya seolah hilang selusin, dia sama sekali tak peduli meski sejak tadi banyak orang yang terus menatap aneh ke arahnya. 

Setengah jam berlalu, dan akhirnya Papah dan juga seorang pria muda datang ke kantor dinsos. 

"Permisi, Pak. Saya datang kemari karena putri saya kabarnya berada di sini," ucap Papah. 

Mendengar suara sang Papah, Jemima pun seketika menoleh dan memanggilnya. 

"Pah, sini," panggil Jemima. 

Kedua pria beda usia itu pun menoleh ke sumber suara. Keduanya terkejut melihat sosok gadis kumal yang tersenyum lebar ke arah mereka. 

"Imah? Sedang apa kamu di sini dengan penampilan seperti ini?" tanya Papah heran melihat kondisi sang putri. 

Berbeda dengan pria satunya yang lebih muda, yang justru tertawa terbahak-bahak melihat penampakan Jemima yang saat ini menjadi seperti gelandangan kumal dan dekil. 

Papah hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Jemima. 

"Kenapa lagi kali ini, Mah?" tanya Papah

"Jadi gembel, Pah," jawab Jemima nyengir.

"Cita-cita lu jadinya kek gini, Mah? Ganti kapan emang? Perasaan kemaren-kemaren jadi tukang cangcimen," tanya Jordi, sang kakak.

"Ini tuh tugas kuliah, Bang. Abang kan tau kalo gue orangnya selalu totalitas," jawab Jemima.

"Ya ampun, Imah. Nggak bisa pake cara lain apa buat ngerjain tugas?" keluh Papah dengan mengusap keninganya yang pening.

"Namanya juga penelitian, ya harus dilakukan se spesifik mungkin lah," jawab Jemima.

"Terus kalau nanti dosenmu nyuruh meneliti tentang tempat hiburan malam, kamu mau jadi per*k juga gitu?" tanya Jordi.

Jemima nampak mengerutkan kening sejenak, dan tiba-tiba dia tersenyum dengan lebar menatap kakak laki-lakinya tersebut.

"Ide bagus, Bang," sahut Jemima.

"IMAH!" tegur Papah dan Jordi bersamaan.

Keduanya hanya bisa menepuk jidat mereka karena kelakuan Jemima alias Imah.

...🐥🐥🐥🐥🐥...

Bersambung....

Visual Jemima alias Imah

Visual Jordi

Kelakuan Imah

Sebuah mobil tiba di depan sebuah rumah berlantai dia, dengan pagar besi yang membatasi pekarangan dengan jalan raya yang ada di depannya.

Suara klakson terdengar, memberi isyarat untuk sekuriti segera membukakan gerbang. pintu besi itu pun terbuka, dan mobil kembali melaju masuk.

Sang sekuriti dengan spontan memberi hormat kepada pengemudi mobil tersebut.

"Selamat malem, Mas Jordi," ucap si sekuriti.

"Malem, Pak," sahut pria muda yang mengemudi.

setelah berhenti di depan teras, semua penumpang turun dan berjalan ke arah pintu utama.

Nampak Jemima, Papah dan juga kakaknya, Jordi, menunggu seseorang membukakan pintu setelah mengetuknya beberapa kali.

Nampak seorang perempuan membukakan pintu dari dalam, dan menyambut ketiganya. Baru saja dia hendak menyapa, akan tetapi wajahnya berubah kaget dengan salah seorang di depannya.

"Imah?!" panggil perempuan tersebut.

"Mamah...," sahut Jemima sambil maju dan hendak memeluk sang mamah.

Namun, Mamahnya mundur sambil menutup hidungnya dengan telunjuk dan ibu jarinya. Jordi pun masuk lebih dulu sambil memeluk mamahnya sekilas dan naik ke atas.

Sementara sang papah masih berdiri di belakang putrinya yang masih terlihat berantakan.

"Ini... ini si Imah kenapa bisa begini sih, Pah?" tanya Mamah.

"Mamah ih... mau dipeluk juga, kenapa pake mundur sih," keluh Jemima sambil berjalan masuk begitu saja dan hendak duduk di sofa ruang tamu.

"Eh... mau ngapain kamu, Imah? Nggak boleh... nggak... jangan duduk disitu. Mandi dulu sanah. Cepetan," cegah Mamah.

"Ck...," cebik Jemima kesal.

Dia pun berjalan ke lantai atas dimana kamarnya berada sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Mamahnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya itu yang selalu melakukan hal-hal aneh.

Papah berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, diikut Mamah yang langsung bertanya tentang putrinya.

"Ada apa lagi sih, Pah? Dia jadi apa kali ini?" tanya Mamah.

"Gembel," jawab Papah singkat, sembari memijat pangkal hidung.

Mamah menghela nafas panjang sambil menyandarkan punggung, dan menepuk keningnya mendengar penuturan sang suami.

"Kenapa tuh anak begitu terus sih? Kapan coba dia bisa normal kek anak-anak lainnya? Kemarin dia jadi tukang cangcimen, kemarinnya lagi malah sampe viral gara-gara dia pake kostum badut mampang," keluh Mamah melihat kelakuan sang putri.

"Yah... mau gimana lagi, Mah. Emang dia udah kaya gitu dari dulu. Ditambah lagi sekarang dia masuk jurusan kesejahteraan sosial yang tiap hari bahasannya kek gitu," sahut Papah.

"Hah... punya anak cowo dia normal semua, ganteng, nurut, bikin tenang orang tua. Lah ini cewe satu malah bikin khawatir terus. kelakuannya aneh banget," keluh Mamah lagi.

Tepat saat itu, pintu terbuka dan seorang pria muda dengan dandanan rapi serta tas selempang yang menyampir di bahu, datang dan menyapa pasangan suami istri yang tengah kebingungan memikirkan putrinya.

"Hai, Mah... Hai, Pah...," sapanya.

"Baru pulang, Tom?" tanya sang Papah.

"Iya, Pah. Tadi kafe lumayan rame jadi aku tambah jam bukanya. Papah sama lagi ngapain disini diem-dieman?" tanya Tomi, putra sulung Mamah dan Papah.

"Adek mu bikin ulah lagi," sahut Mamah ketus.

"Si Imah? Apa Jordi?" tanya Tomi yang duduk di depan keduanya.

"Ya siapa lagi yang sering bikin ulah," sahut Mamah.

"Kenapa lagi emang tuh anak?" tanya Tomi.

Keduanya tak menjawab, lalu tiba-tiba dari arah belakang muncul Jordi yang baru saja selesai mandi, dan menunjukkan layar ponselnya pada sang kakak.

"Nih," ucapnya.

"Hah?! Hahahahaha...,"

Seketika, Tomi pun tergelak melihat penampilan adik bungsunya saat menyamar menjadi seorang tuna wisma dan digelandang petugas satpol PP.

Bersambung... 🐥🐥🐥🐥🐥

Visual Tomi

Keluarga Cemara ala Jemima

Keesokan paginya, keluarga cemara ala Jamima telah berkumpul di meja makan untuk sarapan agi seperti biasa.

Nampak di sana sudah ada Mamah yang membantu Bibi menyiapkan makanan. Di susul kemudian Papah yang datang dan mencium pipi istrinya.

"Anak-anak belum turun, Mah?" tanya Papah yang langsung duduk di kursi paling ujung, dan membuka koran hari ini.

"Belum tuh. Paling bentar lagi," jawab Mamah.

Selang beberapa detik, Tomi muncul dari arah tangga, dan menyapa semuanya.

"Pagi, Mah... Pah...," sapanya.

Anak sulung itu pun duduk di samping sang Papah dan meminum kopi yang disiapkan oleh Bibi.

"Makasih, Bi," ucapnya sambil mulai menyeruput.

Lalu setelah itu, Jordi turun di susul di belakangnya Jemima yang menyalip sang kakak, hingg Jordi terhuyung dan punggungnya membentur teralis.

"Eh... truk oleng. Jalan liat-liat napa. Ada orang juga, main tabrak aja lu," gerutu Jordi yang melihat adiknya berlarian di depan.

Jemima sama sekali tak peduli dengan gerutuan sang kakak. Dia justru berbalik dan menjulurkan lidahnya, mengejek Jordi yang masih kesal.

"Pagi, semua...," sapanya pada semua orang.

Mamah dan Papah membalas sapaan tersebut, namun Tomi berbeda. Dia tiba-tiba bangun dan berjalan ke arah lemari kecil di dekat dapur.

Dia terlihat mengambil sesuatu dari sana, berbentuk tabung panjang dengan pencetan di atasnya.

SROOOOTTT!

Sebuah semprotan disinfektan pun mengenai tepat di atas kepala Jemima yang baru saja duduk di meja makan.

"Ih... rese banget sih, Bang. Masa adeknya sendiri disemprot-semprot gitu. Mana bau rumah sakit lagi," gerutu Jemima.

"Biar steril. Kan elu habis jadi gembel kemarin. Kali aja kuman dan bakterinya masih nempel," sahut Tomi meledek.

"Hahaha... sukurin lu," ehek Jordi yang senang melihat sang adik dikerjai oleh kakak mereka.

Tomi dan Jordi bahkan sampai tos saat anak kedua itu duduk di sebelah kakaknya.

"Dasar lu pada rese banget ama gua. Pah... Abang nakal tuh. Masa anak Papah yang paling cakep gini disemprot pake gituan. Jadi bau lagi kan. Mana parfumnya mau habis lagi. Beliin lagi, nggak mau tau," adu Jemima pada sang Papah.

Papah menutup korannya karena semua berkumpul dan sarapan akan segera berlangsung.

Seperti biasa, pemandangan gaduh ini selalu menghiasi setiap pagi di rumah tersebut. Kelakuan Imah yang absurd serta kedua kakak laki-lakinya yang selalu jahil, membuat ketiganya selalu saja ribut kecil.

Namun, justru hal itulah yang menjadi warna tersendiri, dan kebahagiaan yang tercipta di dalam keluarga kecil itu.

Mamah sudah duduk di antara Papah dan juga Jemima. Semuanya pun berdoa terlebih dahulu dan mulai mengambil makanan.

Papah tak pernah mempermasalahkan kelakuan anaknya yang jahil satu sama lain. Namun satu yang ia tekankan, saat makan tidak boleh ada keributan apapun di meja makan, dan mereka harus makan bersama saat sarapan dan makan makan malam.

Kebersamaan dalam keluarga itu benar-benar dijaga dengan baik, dan hal itu lah yang membuat semuanya selalu saling dukung meski sering terlihat ribut.

seusai sarapan, Jemima yang mobilnya tertinggal di tempat parkir sebuah mall, terpaksa meminta tebengan pada kedua kakaknya.

"Bang Odi, nebeng dong," punya Jemima.

"Nebeng? Nggak ada. Gue ada urusan. Sama Bang Tomi aja gih," tolak Jordi yang sudah duduk di atas motornya, sambil memakai helm.

"Dih... pelit amat. Ampun dah. Awas, Bang. Orang pelit rejeki seret lho," sahut Jemima.

"Bodo amat. Udah minggir gih. Udah telat nih," seru Jordi.

Jemima pun dengan berbalik ke arah kakak sulungnya dan membiarkan Jordi melaju seorang diri dengan sepeda motor ninja zx 250 nya.

Namun, sebelum juga gadis itu sampai, Tomi lebih dulu berbalik dan menatap sang adik sambil melipat kedua lengannya.

"Mau ngapain lu?" tanya Jordi.

"Hehehe... abang, nebeng dong.. hihihi...," pinta Jemima.

Jordi tak menyahut dan hanya berbalik dan masuk ke dalam mobil, disusul Jemima yang berlari dan segera masuk ke kursi sampingnya.

Bersambung... 🐥🐥🐥🐥🐥

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!