NovelToon NovelToon

Kembalikan Anakku

Awal Pertemuan

Hujan rintik rintik malam ini membuat tubuhku yang terasa tidak enak badan menambah rasa tidak nyaman. Sedari siang hingga sore hari selama meeting kepalaku terasa sangat pusing.

Rencananya aku akan pulang ke kota tempat tinggalku esok hari, namun istriku menelpon kalau anakku saat ini sedang sakit panas demam. Pandanganku sudah mulai kabur.

Kulihat sekilas ada sepasang suami istri yang sedang berjalan. Karena kepalaku sangat berat ku hentikan mobil ini tepat di depan kedua orang itu.

Lalu aku turun dari mobil. Belum sempat aku berdiri dengan benar. Tubuhku sudah ambruk dan sudah tidak ingat apa apa lagi.

"Dimana ini?" aku bertanya pada seseorang yang sedang berada di ruangan yang berwarna serba putih

"Anda sedang berada di ruang rawat rumah sakit medika." Jawab perawat itu

"Bagaimana saya bisa ada di tempat ini?" tanyaku lagi

"Semalam bapak di antar ke rumah sakit ini dalam keadaan pingsan. Badan bapak panas sekali." jawab perawat itu kembali.

"Kalau boleh tahu siapa yang telah mengantarkan saya kerumah sakit ini?"

"Ada sepasang suami istri yang mengantar bapak."

Kemudian ku ingat kembali waktu aku masih mengendarai mobil. Ada sepasang suami istri yang sedang berjalan.

"Lalu mereka sekarang berada dimana?"

"Mereka sedang berada di luar katanya menunggu bapak siuman."

"Bisakah mereka masuk ke mari, saya ingin berterima kasih kepada mereka."pintaku

"Baiklah, sebentar akan saya panggilkan mereka." ujar perawat tersebut.

Tok...tok...tok...

Suara pintu kamar terdengar di ketuk dari luar.

"Masuk...."

Pintu kamar terbuka, dua orang tersebut masuk dalam kamar dan tersenyum.

"Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak sidah baikan?" tanya yang laki laki bernama Agus

"Alhamdulillah sekarang sudah terasa enak, kepala saya sudah tidak pusing lagi, badan saya juga sudah tudak demam lagi." jawab pak Hendrawan.

"Syukurlah pak kalau bapak sudah merasa baikan." Laksmi istri Agus yang berkata

"Oh iya pak, maaf kalau saya lancang karena membawa mobil bapak untuk mengantarkan ke rumah sakit. Ini kunci mobil dan juga dompet yang ada di dalam dashboard mobil bapak." Agus menyerahkan dompet dan juga kunci mobil.

"Maaf sekali lagi, saya hanya mendaftarkan bapak dengan melihat kartu identitas bapak tapo belum saya bayar uang jaminan dan uang pendaftaran di bagian Administrasi karena saya tidak ada uang." ucap Agus dengan perasaan malu dan tersenyum

"Tidak apa apa, justru saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian berdua, seandainya kemarin malam saya tidak bertemu dengan kalian berdua mungkin saat ini saya sudah di alam lain karena saya mengendarai monil dengan keadaan kepala sangat pusing sekali." pak Hendrawan berkata

"Saya sudah merasa baikan, hari ini saya mau pulang ke rumah saya di kota Bandung, namun saya tidak akan mungkin mengendarai mobil karena takut belum kuat untuk membawa mobil. Kalau boleh tahu rumah kalian dimana, apakh dekat daerah sini?" pak Hendrawan bertanya

" Kami tidak punya rumah, semalam kami berada di jalan karena pemilik kontrakan tempat kami tinggal telah mengusir kami berdua karena sudah beberapa bulan tidak membayar kontrakan karenaas Agus kerjanya serabutan yang hanya cukup untuk makan saja." Laksmi yang menjawab pertanyaan pak Hendrawan.

"Bagaimama kalau kalian ikut saya saja, kebetulan saya punya rumah kecil yang bisa kalian tinggali tidak jauh dari rumah tinggal saya dan Agus bisa kerja sama saya sebagai sopir, bagaimana mau?" Tanya pak Hendrawan

"Kami mau sekali pak, dan saya ucapkan terima kasih karena bapak telah menolong kami berdua." ucap Laksmi

Agus dan Laksmi sangat bahagia sekali karena selain mendapatkan pekerjaan juga mendapatkan rumah sebagai temoat untuk berteduh.

"Saya sudah merasa sehat dan dokter juga sudah memperbolehkan saya pulang. Setelah saya menyelesaikan administrasi, kita langsung berangkat ke Bandung. Mobil bisa di pakai sama Agus. Tapi sebelum kita ke Bandung kita cari makan dulu." ujar pak Hendrawan.

Pak Hendrawan di antar oleh Agus ke tempat pembayaran administrasi, sementara Laksmi menunggu di lobi rumah sakit. Setelah selesai semuanya mereka mencari rumah makan untuk mengisi perut karena dari semalam Laksni dan Agus belum makan karena tidak memiliki uang.

Selesai makan Agus, Laksmi dan pak Hendrawan memulai perjalanan menuju Bandung. Agus sudah mulai menjadi sopir pak Hendrawan sejak hari ini. Pak Hendrawan duduk di jok belakang, sementara Laksmi duduk di jok depan sebelah sopir. Awalnya Pak Hendrawan Agus mengobrol. Mungkin karena lelah akhirnya pak Hendrawan tertidur, terdengar dari suara dengkuran halusnya.

Mendekati kota Bandung di tol Pasteur, Agus mulai membangunkan Pak Hendrawan untuk bertanya lokasi rumahnya.

"Oh sudah di Bandung ya?"tanya pak Hendrawan

"Iya pak kita sudah sampai Bandung, kita ke arah mana ya pak?" tanya Agus pada Pak Hendrawan

Pak Hendrawan memberikan petunjuk harus ke arah mana tujuan rumahnya. Tidak berapa lama mereka sudah sampai di komplek perumahan elit, rumah pak Hendrawan, dengan deretan rumahnya yang sangat besar.

Di depan sebuah rumah yang paling besar di antara semua rumah, klakson di bunyikan fan keluarlah seorang security yang membukakan pintu gerbang, serta membungkukan badan menghormati pak Hendrawan.

"Ayo kita turun. Istri dan anak saya sudah menunggu di dalam rumah."ucap pak Hendrawan pada Agus dan Laksmi

Seoramg security membukan pintu mobil pak Hendrawan, dan menatap Agus dengan tatapan penuh tanya dalam hatinya siapakah orang ini.

"Wahyu, kenalkan ini Agus dan istrinya yanh akan menjadi sopir saya nanti dan itu istrinya Laksmi." ucap pak Hendrawan menjawab kebingungan Wahyu

"oh iya tuan. Mas Agus selamat datang di rumah tuan Hendrawan." ujar Wahyu denga. Logat jawa yang masih kental.

"Terima kasih mas Wahyu." ucap Agus dan Laksmi sambil tersenyum

"Ayo kita ke dalam, akan aku perkenalkan dengan anak dan istri saya di dalam."ajak pak Hendrawan.

Agus dan Laksmi mengikuti pak Hendrawan memasuki rumahnya yang seperti istana.

Sebuah pintu yang sangat tinggi di buka oleh Pak Hendrawan.

"Mah.. Mamah di mana?" tanya pak Hendrawan mencari keberadaan istrinya.

"Pah kamu sudah pulang, apa sekaramg sudah sehat?" tanya istri pak Hendrawan yang bernama Malika yang datang dari arah tangga lantai dua dengan penampilan yang sederhana, walaupin termasuk kaya raya namun tidak glamour.

"Alhamdulillah mah, papah sudah sehat berkat pertolongan mereka berdua."jawab pak Hendrawan

"Agus Laksmi, kenalkan ini istri saya Malika." ucap pak Hendrawan

"Senang bertemu dengan anda nyonya." sapa Laksmi menyodorkan tangan untuk bersalaman

"Siapa nama kamu?" tanya nyonya Malika

"Saya Laksmi dan ini suami saya Agus." jelas Laksmi

"Terima kasih ya sudah menolong suami saya, kalau tidak ada kalian entah bagaimana nasib suamiku." ucap nyonya Malika dengan suara yang sedih

...****************...

Hai Reader salam kenal, ini karyaku yang pertama semoga kalian suka ya.

Jangan lupa like koment juga ya. Love U

Mulai Bekerja

Setelah berbincang mengenai pekerjaan, Agua dan istrinya di antar security menuju rumah yang di janjikan tuan Hendrawan.

Sebuah rumah kecil dengan taman bunga yang asri. Laksmi sangat senang melihat rumah tersebut. Walaupun rumah itu milik orang lain namun Laksmi akan mengurusnya sepenuh hati.

Di dalam rumah tersebut sudah ada perabotannya sehingga Laksmi dan Agua tidak perlu membeli barang barang.

"Mas alhamdulillah kita di beri tumpangan rumah yang sangat bagus seperti ini, kontrakan kita aja tidak sebagus ini." ucap Laksmi pada suaminya.

"Maka dari itu kita harus bersyukur di pertemukan dengan orang sebaik tuan Hendrawan dan nyonya Malika, dan kita harus benar benar berbakti pada keluarga mereka sebagai tanda terima kasih kita." ucap Agus

"Iya mas, mulai besok mas sudah mulai bekerja sebagai sopir ya, dan aku juga sudah mulai bekerja di rumah itu. Semangat ya mas." ucap Lalsmi menyemangati dirinya dan suaminya.

Selesai berbincang, Laksmi memasak untuk makan siang mereka dengan bahan yang sudah tersedia di dalam kulkas. Setelah makan siang Agus dan Laksmi beristirahat menyiapkan tenaga untuk esok hari mereka bekerja.

...----------------...

Hari ini hari pertama Agus dan Laksmi bekerja, pagi pagi sekali mereka berangkat jalan kaki karena rumah tuan Hendrawan tidak jauh dari tempat mereka tinggal.

Agus segera mengambil peralatan untuk mencuci mobil yang akan di pakai oleh tuan Hendrawan. Sementara Laksmi sudah berada di tempat mencuci dan setrika membantu bi Sumi yang sedang menyiapkan sarapan untuk majikannya. Tukang cuci setrika sudah berhenti bekerja karena menikah dan suaminya tidak mengijinkannya bekerja.

Agus dan Laksmi bekerja dengan giat. Sehingga tidak terasa satu bulan sudah mereka berdua bekerja dengan keluarga tuan Hendrawan.

"Apa kamu betah kerja dengan saya?" tanya tuan Hendrawan

"Alhamdulillah saya sangat betah bekerja dengam keluarga tuan."jawab Agus dengan mata berbinar.

"Syukurlah kalau kamu dan istrimu betah bekerja dengan kami." ucap tuan Hendrawan.

"Kamu sudah lama menikah dengan Laksmi?"tanya tuan Hendrawan

"Saya sudah tiga tahun menikah, namun belum juga di berikan momongan."jawab Agus lirih

"Bersabar dan berusaha, dulu saya juga dapat Aditya setelah berumah tangga selama lima tahun. Kami berdo'a dan berusaja semaksimal mungkin. Dan akhirnya kami memilki anak juga." tuan Hendrawan bercerita pada Agus.

"Saya juga berharap semoga tahun ini istri saya bisa hamil." ucap Agus

"Semoga secepatnya terkabul ya."

"Aamiin..." balas Agus sambol tetap pokus le jalan.

Sementara di rumah Laksmi sedang melakukan pekerjaannya menyetrika baju yang tadi pagi di cucinya. Saat sedang memyetrika, Laksmi di kejutkan dengan datangnya Aditya anak satu satunya tuan Hendrawan dan nyonya Malika.

"Bibi lagi sibuk ya?" tanya Aditya

"Iya tuan muda, bibi lagi setrika baju punya tuan muda, tuan dan nyonya." jawab Laksmi

"Kalau sudah selesai bilang sama aku yah, nanti kita main bersama. Aku punya coklat, bibi mau coklatnya?"tanya Aditya

"Ga usah. Coklatnya buat tuan muda saja nanti nyonya marah sama bibi." jawab Laksmi karena takut dirinya di salahkan nyonya Malika kalau coklatnya dia makan.

"Yah bibi ga seru."ucap Aditya merajuk

"Ga usah ngambek ya, nanti bibi selesai kita main ya" ujar Laksmi menghibur Aditya yang sedang merajuk.

"Hore hore kita main." Adtya berkata dengqn bahagia sambil berjingkrak jingkrak.

"Ada apa ini. kok Adit seneng banget?" tanya nyonya Malika yang sedang berdiri di depan pintu.

"Kata bibi nanti kalau sudah selesai kerjanya mau ajak Adit main, boleh kan mah?" tanya Adit.

"Tentu boleh dong sayang." jawab nyonya Malika

"Oh iya Laksmi kalau kamu sudah tidak ada pekerjaan, saya mau titip Aditya.Saya mau arisan mungkin pulangnya nanti sore."

" Bisa bu, saya seneng kalau ngajak main tuan Aditya." jawab Lalsmi

"Syukurlah kalau kamu bisa, hati saya jadi tenang kalau Aditya ada yang menjaganya." ujar monya Malika.

"Bibi Adit tunggu di halaman belakang ya." ucap Aditya sambil berlalu dari ruang setrika.

"Iya tuan muda, sebentar lagi juga selesai kok." jawab Laksmi

Kurang dari setengah jam, pekerjaan Laksmi sudaj selesai dan segeta menuju kw halaman belakang mencari Adtya yang menunggunya di halaman belakang.

"Tuan muda sekarang mau main apa?" Laksmi bertanya setelah melihat banyak sekali mainan yang berserakan dan juga pensil gambar.

Laksmi yang suka menggambar langsung menyambar kertas dan pensil gambar yang ada di sana. Aditya yang melihat Laksmi sedang menggambar menjadi tertarik ingin menggambar juga. Hanya sebuah coretan biasa tapi menghasilkan sesuatu yang indah di pandang mata.

Aayiik bermain dan menggambar tidak terasa waktu sudah sore. Laksmi menyudahi permainannya. Semua mainan yang berserakan segera di rapikan dan di masuklan ke tempatnya lagi.

"Tuan Muda sudah sore sebentar lagi malam. kita mandi yuk, setelah itu makan, mau ga?" tanya Laksmi

"Tapo yang memandikan sama nyuapin bibi ya.?" pinta Adit

"Baiklah bibi akan memandikan tuan muda. Ayo siap siap." ajak Laksmi

Selama ini Aditya sangat kekurangan kasih sayang le dua orang tuanya, terutama mamahnya yang selalu sibuk dengan butiknya dan teman teman arisannya.

Dengan telaten Lakami memandikan Aditya dan setelahnya membeinya makan malam. Aditya merasa senang sekali di perlakukan dengan lembut oleh Laksmi.

Jam menunjukan jam delapan malam, namun nyonya Malika belum pulang juga, justru yang baru pulang tuan Hendrawan. Adit menyambut kedatangan papahnya dengan sukacita.

"Lho Adit kamu belum tidur ?" tanya tian Hendrawan

"Belum pah, mamahnya jjuga belum pulang." jawab Adit

"Memang mamah ke mana?" tuan Hendrawan bertanya lagi

"Tadi mamah bilang katanya mau ketemu sama teman teman arisan mamah."

"Kalau nunggu mamah pulang pasti akan lama, ayo tidur sama papah."ajak tuan Hendrawan pada Adit

"Adit ga mau tidur sama papah, maunya sama bibi aja, bibj mau kan temenin Adit bobo?" Adit bertanya dengan penub harap.

"Adit, bibi kan sudah lelah."

"Tidak apa apa tuan, biar tuan muda Aditya biar saya yang menemani tidurnya." ucap Laksmi.

"Benar kamu tidak lelah.? Tuan Hendrawan bertanya seperi itu karena melihat wajah Laksmi tampak lelah.

"Ayo tuan muda kita naik ke atas, cuci kaki dan gosok gigi." perinyah itu

Laksmi mengajak Aditya untuk segerq naik ke atas tempat tidurmya. Di bacakan cerita dan akhirnya terlelap. Melihat Adit sudah terlelap. Laksmi segera turun dari tempat tidur untuk segera pulang kw rumahnya, ingin mandi air hangat untuk melepaskan segala lelah dan penat hari ini.

"Mas sudah tidak ada pekerjaan lagi, kita pulang yuk?" Ajak Laksmi pada Agus suaminya.

"Sudah beres semua, ayo kta pulang sekarang."

Agus dan Laksmi pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Walaupun rasa lelah masih terasa namun merasakan berjalan berdua dengan pasangan sangat menyenangkan

Laksmi Hamil

Satu tahun sudah Agus dan Laksmi bekerja di rumah tuan Hendrawan. Aditya semakin lengket saja dengan Laksmi, bahkan pernah beberapa kali minta tidur di rumah Laksmi karena tidak mau berpisah dengan Laksmi. Nyonya Malika merasa semang karena Adit di asuh oleh orang yang sangat menyayanginya. Laksmi di angkat menjadi pengasuh Adit atas permintaan Aditya sendiri.

Sehingga segala keperluan Aditya semua di siapkan oleh Laksmi, sampai sekolah pun harus di antar dan di tunggui oleh Laksmi.

Awalnya tuan Hendrawan tidak keberatan dengan hal itu karena melihat kesibukan istrinya di butik dan juga dengan teman teman sosialitanya yang kadang sampai keluar negeri hanya untuk berbelanja dan sekedar pelesiran saja.

Namun lama kelamaan Aditya sudah tidak mau lagi di dekati oleh nyonya Malika. Yang membuat tuan Hendrawan khawatir karena Aditya sudah terlalu lengket dengan Laksmi, dan hal itu akan berakibat tidak baik jika suatu saat Laksmi dan Agus sudah tidak bekerja lagi dengan keluarga nya. Aditya pasti akan sangat terpukul.

Bagi nyonya Malika yang tidak ingin kegiatan nya di ganggu oleh Adit malah bersyukur karena Aditya ada yang menjaganya.

"Mah bisa tidak kegiatan mamah di luar butik di kurangi sedikit biar mamah sekali kali bisa mengasuh Adit?" Tanya tuan Hendrawan pada suatu hari

"Memangnya kenapa pah, kan itu lebih baik dari pada Aditya tidak ada yang mengasuh dan Laksmi juga tidak keberatan dengan tugas barunya." Jawab nyonya Malika tidak ingin ambil pusing.

"Bukan begitu mah, mamah kan ibu kandung nya, papah tidak ingin Aditya kehilangan kasih sayang mamah sehingga Adit masih meras di perhatikan oleh ibunya sendiri." Ucap tuan Hendrawan

"Pah, selama Adit tidak mengeluh apapun tentang Laksmi ya biarkan saja." Ujar nyonya Malika dengan nada kesal karena dari tadi suaminya selalu menyudutkannya.

Tuan Hendrawan hanya menghel nafas saja karena kalau berdebat terus dengan istrinya tidak akan pernah ada habisnya dan selalu ingin menang sendiri.

...****************...

Pagi itu tidak seperti biasanya Laksmi belum bangun dari tidurnya biasanya jam segini Laksmi sudah berada di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Kamu kenapa kok tumben jam segini masih betah di tempat tidur? Tanya Agus yang khawatir dengan keadaan Laksmi

" Tidak tahu mas, aku kok tiba tiba ingin rebahan saja di kamar." Jawab Laksmi

"Kamu sakit?" Agus bertanya karena meliha wajah istrinya sangat pucat sekali.

"Ga mas, cuma perut ini terasa sangat mual, tadi malam aja aku beberapa kali ke kamar mandi hanya untuk muntah.' jawab Laksmi sambil bangkit dari tidurnya dan berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya yang tidak bisa di cegah.

Agus segera menyusul Laksmi ke kamar mandi khawatir terjatuh karena melihat Laksmi berjalan sempoyongan.

"Kamu tidak apa apa?" Agus bertanya

"Lebih baik kalau sudah di muntahkan." jawab Laksmi sambil membersihkan mulutnya pakai tisu

"Hari ini kamu libur saja dulu, biar mas akan meminta ijin pada tuan Hendrawan dan nyonya Malika kalau kamu sedang sakit. Nanti sepulang mas kerja kita ke dokter ya." ajak Agus

"Mas betangkat dulu ya, kalau ada apa apa telpon mas." ucap Agus beranjak dari tempat tidur

Laksmi hanya bisa mengangguk saja.Setelah berkata kata Agus berangkat menuju rumah tuan Hendrawan.Sampai di gerbang pak Wahyu bertanya

"Mas Agus kemana mba Laksmi nya biasanya suka datang berdua?" Tanya pak Wahyu

"Iya pak, kebetulan Laksmi sedang tidak enak badan." Jawab Agus sambil tersenyum.

Sampai di dalam rumah Agus langsumg mencari tuan Hendrawan dan nyonya Malika untuk meminta ijin Laksmi tidak bisa masuk kerja hari ini.

"Selamat pagi tuan, nyonya, tuan muda" sapa Agus pada tuan Hendrawan dan nyonya Malika dan juga Aditya yang saat itu sedang sarapan.

"Pagi, lho kok sendiri, Laksmi ke mana tidak kelihatan?" tanya tuan Hendrawan melihat Aguw hanya sendirian.

"Laksmi ada di rumah sedang sakit, makanya sekarang saya minta ijin kalau Laksmi hari ini tidak bisa masuk kerja." jawab Agus

Tuan Hendrawan dan nyonya Malika hanya mengangguk dan bertanya perihal penyakit Laksmi. Hanya Aditya yang bereaksi berlebih.

"Hari ini bi Laksmi tidak masuk karena sakit?" tanya Aditya

"Iya tuan muda." Agus menjawab

Aditya terdiam seperti akan menangis karena Laksmi yang sudah mulai di anggap sebagai ibunya sedang sakit. Tuan Hendrawan melihat perubahan mimik Aditya seperti itu menjadi khawatir kareana ketakutannya selama ini terbukti.

"Adit kamu kenapa?" tuan Hendrawan bertanya pada Aditya.

"Adit ga mau bi Laksmi sakit, siapa yang menemani Adit ke sekolah, bantuin bikin PR." Adit menjawab sambil menangis

"Lho kok gitu, kan ada mamah yamg bisa ganti bi Laksmi nganter Adit sekolah." nyonya Malika berkata mengusap punggung Adit.

"Ga mau, Adit maunya sama bi Laksmi kalai sama mamah cuma sibuk sendiri." ucap Adit menangis dan berlari le kamarnya.

"Adit jangan seperti itu nak." ucap nyonya Malika

"Lihat mah apa yamg papah katakan sama mamah, belum lama papah bilang, ternyata sudah seperti ini." tuan Hendrawan menatap istrinya

"Laksmi sudah kamu bawa ke dokter?" tanya tyan Hendrawan pada Agus yang masih berdiri di ruangan tersebut.

"Belum tuan, rencananya nanti sire sepulang saya kerja akan saya bawa ke dokter." jawab Agus

"Hari ini kamu tidak usah masuk kerja, biar saya yang bawa mobil sendiri. Biar kamu bisa antar istri kamu ke dokter. Nanti biaya kw dokter biar saya ganti." ucap tuan Hendrawan.

"Tapi tuan, jadwal tuan hari ini sangat padat. Kalau saya tidak mengantar tuan pasti akan sangat kelelahan."Agus berkata karena tahu kalau hari ini tuan Hendrawan akan banyak pekerjaan di luar.

"Tidak usah kamu pikiran hal itu, lebih baik kamu cepat pulang dan urus istrimu biar cepat sembuh." ujar tuan Hendrawan

"Baiklah tuan kalau memang seperti itu, saya pamit pulang dulu."

Tuan Hendrawan mengangguk dan mempersilahkan Agus untuk pulang. Sebelum Agus pergi, dari dalam kamar Aditya berteriak kalau dirinya ingin ikut Agus mengantar Laksmi ke dokter.

"Adit ga usah ikut ya, sekarang kamu harus sekolah, biar mamah yang antar ya." nyonya Malika membujuknya agar Adit tidak ikut Agus.

"Ga mau, Adit mau ikut mang Agus ke rumahnya nengokin bi Laksmi terus nganter ke dokter."

Tuan Hendrawan dan Nyonya Malika hanya menghela nafasnya. Karena tahu watak anaknya yang keras. Dan akhirmya Agus dan Aditya pulang ke rumah dan segera membawa Laksmi le dokter.

Mereka bertiga menuju ke klinik yang dekat dengan komplek perumahan tuan Hendrawan, sebelumnya di tawari untuk di periksa di rumah sakit besar namun di tolak karena tidak ingin merepotkan tuan nya.

Sampai di klinik, Agus mendaftar dan menunggu antrian beberapa orang. Sampai giliran Laksmi di panggil.

"Ibu Laksmi Nugraha" panggil petugas

"Ayo sudah di panggil" ajak Agus.

"Ayo".

Mereka masuk ruangan dokter. Dan di sana sudah ada seorang dokter wanita yang sangat cantik.

" Pagi bu Laksmi ada keluhan apa?" tanya dokter tersebut.

" Dari semalam saya merasa mual, badan lemas dokter." jawab Laksmi

"Coba ibu berbaring, biar saya periksa." ucap dokter.

Dokter memeriksa dengan teliti lali tersenyum. Dan mempersilakan Laksmi untuk duduk kembali.

"Bu Laksmi tidak sakit, hanya saat ini ibu sedang mengandung makanya mual terus dan badan lemas." Jelas dokter

"Hamil." serentak

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!