NovelToon NovelToon

The Devil'S Lover

Part 1. Last Smile From Me

"Bilang padanya aku mencoret semua pengeluaran ini. Jika dia tidak menggantinya aku akan memotong gajinya."

"Baik."

Aku Carla Winston, Direktur keuangan wilayah Timur, melempar satu map rekapan pengeluaran yang diberi tanda oleh staffku kembali padanya kembali. Aku memerintahkan staffku mengawasi pengeluaran 'entertainment' kartu kredit perusahaan dengan sangat ketat. Ada Iblis pemangsa wanita yang bercokol disitu. Namanya David Montgomery.

"Ada lagi?"

"Ada pembelian hadiah di butik LV, aku mengecek pembelian itu sebenarnya tas wanita, tapi disamarkan dengan hanya menulis kode barang dan dikirim ke penerima pria."

"Ohh dia semangkin kreatif rupanya." Aku meringis. "Tentu saja kita harus memotong gajinya Janette. Kerjamu bagus, sisir dan curigai semua pengeluaran besar di tempat tak penting."

"Beres Boss."

Sekali kutemukan ada pengeluaran puluhan ribu dollar di sebuah klub bersiaplah untuk kusisir dengan teliti apa saja yang kau lakukan hingga harus mengeluarkan puluhan ribu.

Kacamata yang kupakai bertambah lagi minusnya kurasa, aku sakit kepala dengan tugas mengawasi pengeluaran keponakan boss besar ini. Dan ini spesifik, aku baru dipindahkan dari kantor LA, ke NY khusus untuk mengawasi wilayah timur. Pemegang saham terbesar punya pesan khusus untukku.

"Kuberitahu kau siapa David Montgomery itu. Dia keponakanku, menjabat Direktur Pengembangan Wilayah Timur. Dia setampan dewa tapi kelakuannya seperti iblis terhadap wanita, jika dia bisa mendapatkan gratis dia akan mencobamu sekali, jika kau tidak bisa didapat dia akan menjadikanmu permainan untuk didapatkan. Jadi aku tak mau kartu kredit perusahaan dipakainya lagi, pria tak mempan dia bisa mengelabuinya dengan berbagai macam alasan, tapi kau yang tergarang di wilayah barat ini, tak ada yang berani dan bisa menipumu padamu. Jadi kau dan Thomas berganti posisi, kau berhak mencoret semua pengeluarannya yang berhubungan dengan wanita dan membebankan gajinya. Aku ada di pihakmu. Aku tak akan membelanya, dan CEO tak akan membelanya. Aku menjaminmu Carla, pergi tengking iblis yang menghabiskan limit kartu kredit perusahaan itu."

Perintah yang seperti khotbah exorcism itu menempatkan David Montgomery sangat buruk dimataku. Aku langsung menjadikannya iblis yang harus dikerangkeng dan dibatasi pergerakannya.

Aku pernah melihatnya, sosoknya memang pantas disebut penakluk. Keponakan jauh dari sepupu Tuan Juan Ramirez itu mungkin akan menjadi ahli waris karena dia ikut tuan Juan yang tidak punya anak dari kecil. Tapi bagiku yang mengantungkan jabatanku pada Tuan Juan dan Gabriel dia tak masuk perhitungan.

Jadi hari ini aku mulai membuat masalah dengannya.

"Ada lagi?"

"Tidak. Aku berikan padanya hari ini." Jeannette yang merupakan assisten kepercayaanku dari LA bertanya padaku.

"Berikan saja."

"Jika dia marah-marah Carla?"

"Suruh saja dia menghadap padaku. Kau jangan menghadapinya sendiri karena kalau kau menghadapinya kau akan menjadi korban rayuannya. Dan aku akan memecatmu karena tidak jujur. Kau mengerti Janette. Ingat dia iblis!"

"Mengerti boss! Aku setia padamu."

"Bagus kau boleh pergi. Nanti kau laporkan bagaimana reaksinya padaku."

"Baik Carla."

Dan aku menunggu laporan sesegera mungkin, dia akan belajar pelajarannya dengan perlahan. Awalnya dia pikir aku akan bisa dia taklukan dengan mudah.

"Carla, dia cuma tersenyum padaku. Dia bilang dia akan melapor padamu nanti."

"Oh begitu. Dia cuma tersenyum." Rupanya dia punya keyakinan aku lawan yang mudah dan bisa dia hadapi.

"Kalau begitu kita tunggu saja."

Sampai sore dia tidak berusaha datang ke ruanganku. Tapi ternyata dia baru muncul keesokan paginya, dengan sebungkus makanan ada di tangannya.

"Nona Carla, selamat pagi." Senyumnya mengembang padaku. Senyumnya itu, dia tidak tersenyum dan hanya menatap saja bisa menyebabkan seorang gadis salah tingkah. Dan tubuhnya yang kokoh itu langsung bisa menbuatmu membayangkan adegan palung panas yang terjadi saat dia bergerak di atas tubu*hmu. Tak salah dia punya julukan Iblis.

"Oh Tuan David, selamat pagi." Aku membalas senyumnya dengan sama ramahnya. Keramahan iblis ini sudah direncanakan. Dia pasti berpikir menghadapiku adalah perkara yang mudah.

Tapi ini akan jadi senyum ramah terakhir yang dia dapatkan dariku. Peperangan suci melawan Iblis ini dimulai dari sekarang.

Part 2. Witch and Devil First Meeting

"Kita belum sempat berkenalan dengan benar, aku David Montgomery, Direktur Pengembangan Bisnis..." Dia menyalamiku dengan sopan, bagaimanapun aku di posisi setara dengannya, dan berkuasa mengendalikan dompetnya alias kartu kreditnya. Jadi jelas dia harus bersikap sopan denganku.

Sosoknya yang tinggi dengan proporsi tubuh atletis datang padaku, wangi parfumnya enak. Entah apa yang dia pakai wanginya, yang jelas aku seperti mencium gabungan, patchouli, grape, kayu manis, lavender wanginya enak kau bisa tertarik mengendusnya seharian. Pasti parfum mahal. Iblis seperti dia pasti tahu memilih parfum yang membuat wanita tergila-gila.

"Oh ya aku membawakan sedikit hadiah perkenalan. Semoga kau menyukainya." Dia mengangsurkan sebuah kantong makanan, yang kubuka isinya adalah kue coklat merk terkenal.

"Kau baik sekali, Tuan Montgomery. Terima kasih." Aku menerimanya dengan rasa terima kasih tentu saja. Tapi hanya kue tak bisa dimanfaatkan untuk membelokkan tugasku.

"Bukan hal yang besar. Panggil saja David." Aku tak tertarik memanggilmu begitu akrab. Tapi baiklah, dia sendiri yang minta. Lagipula posisi kami setara.

"Baiklah David, terima kasih untuk kuenya."

"Kau ke sini. Sihlakan duduk. Apa yang bisa kubantu untukmu?" Sekarang dia akan mulai negosiasi. Kueku sudah aman pada tempatnya. Aku sudah membenarkan posisi kacamata siap untuk berperang dengannya.

"Ini, manager keuanganmu mengatakan dia akan memotong gajiku karena pengeluaran entertainment dengan klien. Mungkin dia salah mengerti tapi transaksi-transaksi ini adalah untuk dealing pembelian sebuah hotel. Kami mengusahakan potongan harga pada transaksi ini, harus ada biaya yang keluar pastinya."

"Ehm...begitu?"

"Iya begitu." Melihat aku tak yakin dia menambahkan. "Kau tahu klub hiburan kadang harga mereka menetapkan harga tak wajar untuk paket pelayanan, tapi agar deal berjalan. Jadi aku mungkin memakai puluhan ribu, tapi aku menghemat jutaan dollar faktanya."

"Ohhh begitu. Oke baik, jika kau berkata begitu mari kita lihat detail tagihanmu yang bermasalah bulan ini."

Kukeluarkan map bon asli yang sudah kusimpan dari tangan assistenku.

"Bon pertama, The Apprentice Club, Paket minuman makanan, oke...tidak ada masalah semua di setujui, paket hiburan The Limo... apa ini rinciannya..." Tidak ada keterangan di notanya tentu saja. Assistenku harus mencari tahu sendiri. "...ohh memesan striptease dance dan dua orang peneman minum. Kau deal dengan Tuan Mitchell Burrell bukan umurnya 79 tahun, daripada kau memesan striptease dance, lebih baik memesan gingseng cina seharga 10,000 dollar untuknya. Apa dia masih bisa menggunakan miliknya dengan benar, atau kau menggunakan semuanya. Jelas bagian ini terlalu tidak bisa dipercaya."

Dia diam. Nampak cukup kaget aku membacakannya terang-terangan.

"Ya apa salahnya orang tua mendapat sedikit hiburan dari anak muda, hei Al Pacino yang berumur 84 saja baru punya bayi dengan gadis usia 29. Apa yang tidak mungkin sekarang." Bicaramu memang lancar Iblis.

"Tidak mungkin jika dia punya ring di jantungnya plus dia diabetes." Sekarang dia terdiam.

"Aku tak perduli dengan siapa kau memesan ini, tapi kau bayar sendiri. Jelas." Dia tidak menjawabku. Mungkin kaget jika aku tahu orang yang dia maksud punya penyakit seperti itu. Aku melanjutkan...

"Dan nota ke 2, LV, Penerima Tuan Danovan Burrel, keterangan darimu handbag LV Man, keterangannya sebenarnya.... handbag LV, kode tasnya ada, tapi aku baru tahu Tuan Danovan Burrel suka tas City Streamer LV , 11.200 dollar."

"Itu untuk istrinya."

"Ohh istrinya yang berusia 75 tahun memakai City Streamer, pink, mini? Selempang? Seperti ini." Aku tahu dia akan memakai alasan itu. Kutunjukkan gambar tas LV itu. "Nenekku baru 65 tahun, tapi tasnya jelas tidak seperti ini. Kau kirim ke kekasihmu sebagai hadiah ulang tahun?"

"Itu tidak benar. Aku tidak..."

"Kau tidak akan menggunakan cara kotor ini padaku Tuan Montgomery, perintahku jelas, jika kau menggunakan kartu kredit perusahaan untuk hal-hal yang bukan untuk perusahaan, kau bayar sendiri. 20,500 dollar akan dipotong ke gajimu. Diskusi kita selesai." Aku tersenyum padanya. Senyum yang menyakitkan karena aku memotong ini ke gajinya.

"Nona Carla kita bicarakan lagi ini, begini saja..." Kupotong kata-katanya karena aku malas berdebat dengannya.

"Aku tidak berdamai dengan uang puluhan ribu. Thomas mungkin melewatkannya tapi aku akan mencurigai semua pengeluaranmu mulai sekarang. Mulai sekarang semua bill restoran diatas 1.000 dollar yang kau bilang makan dengan klien harus menyertakan foto klien. Manager keuangan akan memeriksa tanggal foto di ponselmu."

"Apa?!"

"Aku tidak membayar kau makan malam dengan kekasihmu."

"Kau tidak bisa melakukan ini, sejak kapan makan harus ada fotonya."

"Sejak aku berkuasa di sini. Kau gagal menyediakan foto, aku akan membebankan ke gajimu!" Aku menunjuknya langsung. "Mau tak mau kau harus mengikuti aturanku kalau kau ingin kubayari."

"Kau gila Nona."

"Kau benar aku gila, Tuan Montgomery. Itu aturan khusus untukmu, karena reputasimu sangat bagus! Kau keberatan? Pamanmu mendukungku. Kau tak akan bisa melakukan apapun padaku, bahkan sampai melapor ke Tuan Juan dan Gabriel akan kulayani kau." Aku menunjuknya sekarang.

"Baik terserah padamu."

"Ohh?" Kejutan dia langsung menyerah apalagi yang direncanakannya.

"Ya sudah Carla, aku akan menuruti keinginanmu." Sekarang dia tersenyum menatapku seakan sudah memikirkan banyak hal yang bisa dia lakukan untuk mengelabuiku.

"Kau akan menuruti yang mana?"

"Kau minta setiap bon diatas 1.000 dollar ada bonnya bukan."

"Iya baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu." Dia berbalik pergi. Apa dia sudah menemukan cara mengakaliku secepat ini? Bagaimana dia ingin mengakaliku. Otakku mencari kemungkinan kemungkinan yang mungkin akan di cobannya.

"Jika aku menemukanmu mengedit fotonya, atau melalukan apapun kau akan kudenda tiga kali lipat. kau boleh mencobanya."

Sekarang langkahnya terhenti sebelum mengapai pintu, dia berbalik menghadap ke arahku.

"Kau memang penyihir."

"Terima kasih kuterima itu sebagai pujian." Aku tersenyum puas.

Dari situlah aku mendapat nama penyihir.

Dan seperti kubilang dia buatku adalah Iblis.

Dan beberapa saat kedepan kurada kami penyihir dan iblis, akan sangat cocok.

Sangat cocok untuk menjadi musuh bebuyutan.

Part 3. Intense War

Dalam beberapa hari berikutnya, pagi ini aku menapaki lobby gedung kantor Charleston Hotel Worldwide Office , di 57th Street tepat di depan Central Park.

Notes: Yang menjadi referensi gedung ini adalah Park Hyatt Hotel Central Park Manhattan

Gedung hotel ini 5 lantai diantaranya kami ambil sebagai office, worldwide office 1 ini mengatur seluruh Amerika Timur, Karibia, Amerika Tengah. Sedangkan aku sebelumnya memegang jaringan hotel Amerika tengah dan Barat , Hawaii, dan Kanada.

Baru menginjakkan kaki di lobby 2 tempat kami masuk kantor, aku merasa aura negatif menyelimuti sekelilingku, aku lewat di lobby merinding melewati sekelompok gadis yang menatapku seakan mereka punya dendam tak terselesaikan denganku.

Ini pasti pekerjaan Iblis David itu. Entah apa yang dia sebarkan di sini yang jelas dia akan berusaha keras menargetkanku dengan menggunakan tangan orang lain. Iblis selalu punya banyak cara untuk menang.

Pandangan menusuk itu terus mengikutiku, aku tak perduli, membawa kopiku aku melewati mereka. Tapi empat gadis itu mengikutiku berjalan ke lift. Mereka mungkin akan mencoba sesuatu yang terlihat seperti tabrakan tak sengaja padaku karena aku membawa gelas kopi panas. Tebakanku langsung bermain.

Aku menunggu lift ke atas. Jariku terulur menyentuh tombol lift. Mereka menunggu di belakangku siap menabrakku ketika aku masuk pintu lift.

Aku meringis, mereka pikir apa yang akan mereka lakukan tak bisa kubaca, jelas aku tak mau terjebak permainan murahan oleh gadis-gadis pengemar David Montgomery itu.

Pintu lift terbuka, beberapa orang keluar, aku menyingkir ke samping, mengikuti orang yang keluar aku berputar balik ke arah reception. Aku melihat mereka yang kebinggungan sekarang. Mau tak mau mereka naik ke atas.

Aku selamat dari upaya satu percobaan pembunuhan hari ini. Lain kali aku harus sudah menyiapkan baju ganti di sini. Gadis-gadis itu tak akan berhenti sampai di sana.

Aku naik setelah mereka naik dan sampai ke kantor divisiku. Janette salah manager keuangan yang kupunya disini menghampiriku. Untuk jelasnya dia adalah manager yang mengurus semua pengeluaran di level direktur ke atas di wilayah ini. Dia adalah satu-satunya orang yang kubawa dari kantor LA ke sini.

"Nampaknya kita punya masalah di sini Carla. Kenapa aku merasa orang-orang ini menatapku seakan kita musuh mereka?" Janette datang langsung mengeluh padaku.

"Hmm karena kita menggangu David, dia Direktur yang sangat populer di sini. Dia menyebarkan gosip buruk tentang kita, orang-orang yang mendukung David akan berusaha membuat kita dalam masalah."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Aku akan bicara padanya. Baik-baik."

"Baik-baik? Kemarin bukankah kau memulainya dengan sangat 'baik-baik'."

"Kemarin adalah tahap 1, dia tidak mendengarkan kita akan punya banyak masalah, iblis tetaplah iblis, dia tidak mudah dihadapi, tapi aku masih punya banyak kartu truft di tanganku. Jadi akan kuperingatkan dia sebelum aku menggunakannya."

"Ohh begitu. Kau pikir dia akan menyerah dengan ancamanmu."

"Tentu tidak, dia akan mencoba membalasku."

"Lalu...?"

"Kau akan meladeninya sampai dia mematuhiku." Jeanette melihatku tapi tak mengerti apa yang akan aku lakukan. "Yang penting jangan biarkan iblis itu merayumu."

"Jelas tidak, aku tahu siapa dia. Mana mau aku di rayu oleh orang yang hanya memanfaatkan wanita seperti dia. Tapi, dia memang tampan." Jelas siapapun akan mengatakan Iblis itu tampan itu hal yang tidak dapat disangkal lagi.

"Jelas dia tampan, kalau tidak dia tidak akan jadi playboy. Aku ke ruangannya dulu."

Saat aku memasuki kantor divisinya, aura yang sama kurasakan kembali. Dia mungkin ingin satu gedung memusuhiku.

"Nona boleh bertemu Sir David sebentar. Apa dia sudah datang" Aku sampai ke meja sekertarisnya.

"Ditunggu sebentar Nona, ..." Sekertarisnya juga cantik, dia memang pecinta wanita cantik.

"Sihlakan masuk Nona." David sudah ada ternyata.

Aku masuk ke ruangannya, ini pertama kali aku masuk ke sini. Ruangannya di dominasi warna coklat gelap, paduan abu-abu dan sedikit warna putih polos di ujung ruangan. Ya, iblis memang bersarang di tempat yang gelap. Lebih besar dari ruanganku, jelas saja karena dia ahli waris yang akan mewarisi hotel ini.

"Nona Carla, apa yang membuatmu ke sini. Kau sudah sarapan. Aku punya sandwich kau mau."

"Tidak terima kasih Tuan Montgomery."

"Teh, kopi, sekertarisku bisa menyiapkannya."

"Tidak." Aku duduk di depannya.

"Apa yang bisa kubantu pagi ini." Dia bersender di kursinya dengan gaya sombong.

"Iya memang ada yang bisa kau bantu." Aku juga menyender di kursi dan menyilangkan kaki. "Aku ke sini bekerja sesuai aturan, kau nampaknya tidak suka aku menegakkan aturan. Aturan yang sederhana, Dan menghasut kantor ini untuk membenciku. Bahkan sampai gadis-gadis divisi lain tahu aku perlu diusir, aku tidak akan pergi, ini tugasku. Jika kau mempersulitku, aku bisa saja membatalkan kartumu." Dia menaikkan alisnya dan tersenyum.

"Aku benar-benar tak tahu apa maksudmu. Kau punya bukti aku menyuruh gadis-gadis itu membencimu. Kau jangan bicara tanpa dasar." Dia masih mencoba mengelak dengan kata-kata liciknya.

"Aku tak perlu merepotkan diriku mencari bukti. Yang perlu kau ingat adalah jika ada kecelakaan padaku, saat itu juga kartu kreditmu dibatalkan. Kau bisa memakai uangmu sendiri dan aku akan yang balik menyusahkanmu dengan memperketat banyak hal untuk reimbursement. Kau mengerti." Bibirnya terkatup sekarang tanda aku berhasil memancing amarahnya.

*reimbursement \= penggantian uang.

"Jika aku sudah memegang tempat ini, kau yang pertama akan dipecat." Aku tersenyum kecil.

"Jangan mimpi, itu masih lama, malah mungkin saja tak akan terjadi, mungkin aku yang akan diangkat dari CEO daripada kau, mungkin pamanmu memegang terbesar, tapi tetap saja itu 15% saja... masih ada 85% di luar sana. Atau mungkin saja Pamanmu lebih memilihku jadi CEO.... Bisa saja bukan."

"Kau terlalu jauh. Kau pikir kau siapa?"

"Setidaknya aku bekerja baik, aku tak menghabiskan uang perusahaan untuk membeli tas LV dan memesan striptease. Jika Rapat umum pemegang saham berlangsung sekarang dan kita berdua calonnya kau pikir mereka akan memilihmu? Mustahil."

"Kau sudah selesai." Nampaknya dia sudah kalah.

"Sudah itu saja."

"Kau boleh keluar."

"Baik aku keluar. Ingat satu kali lagi kau mencari masalah, ucapkan selamat tinggal untuk kartu kreditmu. Aku memegang dompetmu Jangan macam-macam denganku." Aku sedikit tersenyum padanya, senang rasanya bisa melihat rahangnya menjadi kaku karena kesal.

Dia tak akan menyerah dengan ancaman ini. Tapi itu memang sudah kuperhitungkan. Lebih menyenangkan mengambil dompetnya dan dia akan merasakan bagaimana dia harus mengeluarkan setiap sen nya sendiri dan kupersulit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!