Novel ini spin off dari novel author sebelumnya ya, judulnya "Tawanan Sang Mafia"
Selamat membaca ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam bulan purnama, 15 Juni 1523.
"Ya Mulia, malam ini Raja Lorry akan mendatangi kamar Anda, beliau meminta Anda untuk menggunakan kain berwarna merah," ucap pelayan Raja.
Syeran tidak menjawab apapun, dia hanya menggerakkan tangan kanannya meminta pelayan itu untuk keluar dari kamar ini.
Saat pintu tertutup Syeran menjatuhkan air matanya, merasakan hati bak diiris sembilu.
Syeran adalah seorang Ratu di kerajaan Atera. Namun dia sadar, Raja menikahinya hanya untuk mencetak keturunan, tak ada cinta dari sang Raja untuknya.
Sementara cinta pria itu hanya dicurahkan penuh untuk salah satu selirnya.
Raja Lorry hanya datang padanya saat pria itu ingin kembali memiliki anak, dan setelah Syeran melahirkan anaknya akan diasuh oleh pelayan, dia tak diizinkan untuk menyentuh. 3 anak tidak cukup dan sekarang pria itu menginginkannya lagi.
"Tidak," ucap Syeran dengan kepala yang menggeleng.
"Sudah cukup aku menanggung luka, aku harus pergi. Tapi kemana? pria itu jelas bisa menangkap ku dengan mudah." Syeran mulai gundah, sampai akhirnya sebuah cara dia dapatkan untuk benar-benar terlepas dari pria itu, yaitu kematian.
"Jika aku mati, pria itu tidak akan bisa membawa ku kembali." Syeran mulai tersenyum. Mengakhiri ini semua terasa lebih membahagiakan daripada bertahan dalam rasa sakit.
Dengan segera Syeran membuka lagi di meja riasnya, mengambil sebuah belatti yang selama ini jadi senjata perlindungan diri.
Tanpa banyak berpikir Syeran segera menyayat pergelangan tangan kirinya, sampai nadi itu terputus dan darrah bersimbah di atas lantai.
Brug! tubuh ringkihnya jatuh di atas lantai yang dingin, darrah itu mengalir sampai membasahi seluruh bajunya hingga berwarna merah.
Saat Raja datang nanti, dia akan melihat Syeran sesuai dengan kemauannya. Syeran yang memakai kain berwarna merah.
Di ujung hidupnya Ratu Syeran tersenyum.
Gelap, kosong dan hampa.
"Syeran! bangun! dasar anak tidak tahu diri!"
Sayup-sayup Syeran mendengar suara itu. Perlahan mengerjabkan mata dan melihat sekeliling yang nampak asing.
Ahk! rintih Syeran, dia memegang kepalanya yang berdenyut nyeri. Mengingat tentang pernikahannya yang baru saja terjadi beberapa saat lalu.
Kedua mata Syeran sontak mendelik ketika mengingat tentang hal itu.
Bukankah aku sudah mati?
Syeran lantas melihat pergelangan tangan kirinya dan melihat semuanya baik-baik saja.
"Dasar anak bodoh! hampir saja kamu mengacaukan pesta pernikahan itu!" cerca sang ayah-Markus, dia benci sekali.
"Maaf Pa, tapi aku_"
"Diam! Tuan Zeon akan datang sebentar lagi setelah pesta itu usai. Lebih baik perbaiki penampilan mu! sekarang dia adalah suami mu!" geram Markus, setelah mengatakan itu dia pun segera pergi dari kamar tersebut.
Meninggalkan Syeran yang tergugu.
Dia melihat dirinya sendiri yang tengah menggunakan gaun pengantin.
Syeran lantas menunduk dan menyentuh kepalanya yang sakit, dua ingatan di dalam dirinya kini telah menjadi 1. Ratu Syeran di tahun 1523 telah meninggal, dan kini dia bertransmigrasi di tahun 2023, menjadi dirinya yang lain.
Bukan lagi jadi Syeran yang hidup di kerajaan, tapi Syeran anak pria miskin yang dijual pada pria paling berpengaruh di kota ini, kota Servo.
Belum habis rasa sakit di kepalanya, tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan masuklah sang ayah dan 2 pria lain.
1 adalah Tuan Zeon suami Syeran, sementara yang lain adalah asisten pribadi pria itu, Hanzo.
Syeran jatuh pingsan di tengah-tengah pesta pernikahan, itulah kenapa dia ada di sini. Syeran buru-buru turun dari atas ranjang dan menundukkan kepala memohon maaf.
"Maafkan saya Tuan," ucap Syeran, Kepalanya menunduk dengan begitu dalam.
Zeon adalah mantan mafia yang sudah tidak percaya cinta. Pengkhianatan dan penipuan di masa lalu membuatnya muak. Setelah membeli sebuah perusahaan dan jadi CEO, Zeon menjelma jadi pria yang sangat dingin, bahkan anti dengan sentuhan wanita.
Sampai akhirnya dia sadar membutuhkan keturunan, karena itulah dia membeli gadis ini.
"Pernikahan telah terjadi dan kini saatnya penandatanganan kontrak." Hanzo yang bicara.
Mereka berempat duduk bersama.
"Aku hanya butuh keturunan dari mu, jadi jangan berharap lebih," ucap Zeon dengan suaranya yang terdengar begitu dingin.
Syeran begitu putus asa, bahkan di kehidupannya yang kedua nasibnya tetap sama. Tahun ini usianya 19 tahun, sama seperti 500 tahun lalu, saat usianya 19 tahun Raja Lorry menikahi dia dan mengucap kata persis seperti yang Tuan Zeon ucapkan.
Alur hidup Syeran tetap sama, sungguh dia ingin mengubah takdir.
Ya Tuhan, aku sangat lelah dengan ini semua. Bisakah waktu berhenti? Batin Syeran.
Dan seperti sebuah keajaiban saat itu juga waktu berhenti berdetik. Semua pergerakan terhenti dan hanya Syeran yang masih bergerak.
Sang ayah, Tuan Zeon dan asisten Hanzo seketika mematung. Bahkan sebuah kertas melayang di udara.
Deg!
"Astaga, apa yang terjadi?!" Syeran begitu terkejut. Dia melihat ke arah jam dinding dan jam itu mati.
"Pa! Papa!" pekik Syeran, namun sang ayah tetap mematung dengan tubuh yang kaku.
Tidak-tidak, ini pasti salah, tidak mungkin waktu berhenti. Batin Syeran.
Dia berlari menuju jendela dan membuka tirai. Dari kamar hotel lantai 10 itu Syeran melihat dunia yang berhenti bergerak, tak ada suara, kendaraan terdiam dan beberapa orang mematung di pinggir jalan.
Dari sini Syeran sadar, di kehidupannya yang kedua dia memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu.
"Aku harus merubah surat kontrak itu!"
Secepat yang Syeran bisa dia berlari mengambil surat kontrak pernikahan itu, surat yang melayang di udara kini Syeran genggam di tangannya.
Dia melihat ke arah sang ayah sekali lagi, lalu menatap Tuan Zeon dan asisten Hanzo secara bergilir. Ketiga orang itu benar-benar mematung, waktu bagi mereka tetap sama seperti 3 menit yang lalu.
Nafas Syeran memburu, kedua matanya berkedip cepat. Begitu gelisah dalam keadaan ini.
Masa depannya akan bergantung pada isi surat kontrak pernikahan tersebut.
Syeran lantas membaca secara rinci, memastikan apakah surat perjanjian ini sama seperti surat perjanjiannya dengan raja Lorry.
Dadda Syeran terasa begitu sesak saat dia baca kata demi kata dalam surat tersebut.
Dan ternyata semuanya sama.
Ya Tuhan.
Syeran nyaris terhuyung jatuh, namun secepatnya dia berpegang pada meja.
Pernikahan berlangsung seumur hidup.
Syeran hanya bertanggung jawab melahirkan keturunan Tuan Zeon sebanyak mungkin, hanya melahirkan dan tidak lebih. Setelah anak itu lahir Tuan Zeon lah yang akan merawat dan mendidiknya, Syeran dilarang ikut campur.
Tak ada komunikasi, tak ada sentuhan fisik, sentuhan fisik hanya dilakukan saat proses membuat keturunan.
Di hadapan semua orang Syeran dan Tuan Zeon adalah sepasang suami istri, tapi ketika hanya berdua Syeran dan tuan Zeon adalah orang asing.
Surat kontrak pernikahan ini bersifat rahasia. Jika Syeran membocorkannya maka Tuan Zeon tak akan segan untuk menyiksa.
Kepala Syeran terasa begitu pusing tiap dia ingat isi surat kontrak pernikahan tersebut. Perjanjian menyakitkan yang membuatnya trauma.
"Aku harus bagaimana? bagaimana caranya aku merubah surat kontrak ini," ucap Syeran cemas, dia coba berpikir keras untuk menemukan cara.
Di masa lalu Syeran adalah wanita yang cerdas, dia Ratu yang begitu diagungkan oleh rakyatnya.
Namun dalam keadaan seperti ini Syeran tak bisa berpikr banyak, dia hanya menemukan 1 cara.
Syeran mengambil pena yang ada di tangan kiri asisten Hanzo. Dengan teknik meniru yang dia kuasai, Syeran bisa menulis begitu mirip dengan tulisan yang ada di dalam surat tersebut.
Syeran tidak menulis banyak, dia hanya menambahkan beberapa kata di poin pertama surat perjanjian itu.
Pernikahan berlangsung seumur hidup. dan penuh cinta
Sebuah rasa yang selama ini dia harapkan dari Raja Lorry.
Hanya menulis seperti itu saja Syeran sudah begitu lemas, dia hanya tinggal menambah titik, namun seolah tak sanggup lagi untuk menekan pena.
Aku harus cepat sebelum waktu kembali berjalan. Batin Syeran.
Zeon dan asisten Hanzo menatap hingung saat gadis itu sudah memegang pena dan kertas, padahal seingat mereka semuanya belum sejauh ini. Surat itu tadi masih berada di tangan Hanzo.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zeon hingga membuat Syeran tersentak kaget.
Dia gelagapan dan balik menatap bingung.
Markus yang ada di sana pun mengerutkan dahi, bagaimana bisa surat itu sudah berpindah tempat. Padahal asisten Hanzo belum meletakkannya di atas meja.
Apa aku yang salah? batin Markus.
"Ma-maaf Tuan, bukan kah aku harus menandatangani surat ini?" balas Syeran gugup, bahkan langsung menelan ludah setelah mengatakan itu.
Zeon terdiam.
Dan Hanzo yang mengambil alih semuanya.
"Benar Nona, tapi apakah Anda tidak ingin membacanya lebih dulu?" tanya Hanzo, meski dia merasa belum menyerahkan kertas itu, tapi mau bagaimana, nyatanya surat tersebut sudah ada di tangan nona Syeran.
"Ti-tidak perlu, aku akan langsung menandatanganinya," balas Syeran buru-buru, lalu menggerakkan tangannya yang bergetar untuk membuat sebuah tanda tangan.
Setelahnya dia arahkan kertas itu untuk lebih dekat dengan Tuan Zeon.
Hati Syeran begitu was-was.
Jangan dibaca ulang, aku mohon. Batin Syeran penuh harap.
Dan akhirnya gadis itu bisa bernafas lega saat Tuan Zeon pun langsung menandatanganinya tanpa membaca surat kontrak itu lebih dulu.
Ya Tuhan, aku mohon, rubah lah takdirku.
Selesai penandatanganan surat kontrak pernikahan itu, Hanzo segera mengambilnya salah satu, sementara satunya lagi tetap berada di atas meja.
Surat kontrak itu ada 2 salin, 1 untuk disimpan oleh Syeran dan 1 lagi akan disimpan oleh tuan Zeon.
Markus sudah tersenyum-senyum sejak tadi, betapa bahagianya dia atas pernikahan ini. Atas penandatanganan kontrak yang berjalan dengan sempurna.
Karena setelah ini dia akan menerima bayarannya.
Asisten Hanzo lalu mengeluarkan sebuah kartu debit berwarna gold dan dia letakkan di atas meja. Dia dorong kartu itu mendekati Markus.
Syeran begitu teriris hatinya melihat pemandangan tersebut, bahkan sang ayah pun tersenyum begitu lebar. Tak ada sedikitpun penyesalan setelah menjual dia pada tuan Zeon.
Seharga 3 Miliar.
Tanpa sadar ada air bening yang jatuh dari kedua mata Syeran, tangis yang semakin deras mengalir saat mendengar asisten Hanzo bicara ..
"Mulai hari ini Nona Syeran telah jadi milik tuan Zeon, anda tidak punya hak apapun," ucap Hanzo.
Langit di atas kepala Syeran serasa runtuh, selama ini dia telah melakukan segala cara untuk membuat sang ayah menatapnya berharga. Syeran bekerja serabutan dan semua uang dia serahkan pada sang ayah.
Tapi ternyata semua itu masih kurang sampai Markus harus menjualnya juga.
Dengan cepat, Markus mengambil kartu debit tersebut, memeluknya erat memperlakukannya dengan sangat berharga.
"Berhenti lah menangis Ran, menikah dengan Tuan Zeon adalah sebuah keberuntungan untuk mu," ucap Markus, begitu tega.
"Anda tidak perlu bicara apapun pada Nona Syeran, lebih baik sekarang juga Anda pergi meninggalkan hotel ini," balas asisten Hanzo.
Markus bukan lagi ayah nona Syeran, bukan pula seseorang yang harus dia hormati. Karena asisten Hanzo memperlakukannya dengan begitu dingin.
Namun Markus sungguh tak terganggu sedikit pun dengan perlakuan itu, dia justru mengangguk antusias dan segera bangkit dari duduknya dengan kasar.
Bahkan suara kursi yang di dorong ke belakang terdengar begitu jelas.
Tanpa kata-kata lagi, Markus segera meninggalkan kamar tersebut.
"Pa," panggil Syeran.
Tapi sang ayah sudah tak peduli lagi padanya.
Syeran menunduk, tak kuasa melihat kepergian sang ayah dan menyaksikan pintu itu tertutup.
Meninggalkan dia seorang diri di sini.
"Jangan menangis, tuan Zeon paling tidak suka melihat orang lain yang menunjukkan kelemahannya. Jika anda bersedih, simpan untuk diri anda sendiri," ucap asisten Hanzo setelah pintu kamar itu kembali tertutup.
Kalimat yang membuat sesak makin terasa jelas di dadda Syeran.
"Malam ini Anda akan menghabiskan malam bersama tuan Zeon, saya permisi," ucap asisten Hanzo lagi, lalu pergi.
Syeran hanya terdiam, dia masih menunduk. Syeran tidak melihat kepergian asisten Hanzo, hanya mampu mendengar suara langkah kaki pria itu menjauh meninggalkan tempat ini.
Tempat yang makin terasa mencekam setelah tak terdengar suara dingin dari mulutnya.
Syeran membeku tak tau harus melakukan apa.
Waktu berhenti. ucap Syeran di dalam hati.
Apakah benar waktu masih berhenti seperti tadi? batinnya lagi. Dia masih tak yakin hal ini akan bekerja untuk seterusnya.
Dengan perlahan Syeran mengangkat wajahnya, sampai melihat Tuan Zaon yang kembali membeku.
Syeran mengangkat tangan kanannya dengan ragu, menggoyang-goyangkannya di hadapan tuan Zeon dan pria itu tak merespon.
Syeran melihat jam dinding lagi dan waktu benar-benar berhenti.
Di antara hatinya yang gundah, kini Syeran bisa tersenyum.
Waktu berjalan. Batin Syeran, dan saat itu juga dia lihat tuan Zeon yang berkedip.
Detik jam pun kembali berputar ke arah kanan.
Syeran tersenyum lagi, meski senyum yang sangat kecil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!