NovelToon NovelToon

Cinta Sang Dewa Dingin

Bab. 1

Ivona membuka matanya secara berlahan. Mengedarkan pandanganya keseluruh ruangan.

""Aku dimana?

"kenapa ruangan ini terasa asing?

"Ini bukan apartemenku.

"Apa aku di rumah sakit?

"Tapi kenapa kamar rumah sakit ini begitu Luas dan mewah?

"Shiitt...aduhh..pinggangku rasanya mau patah.

"Badanku juga terasa remuk terakhir kali aku mengingat.

"Aku telah di tabrak truk sialan itu.

"Kupikir aku sudah dialam baka ternyata aku masih hidup..

"syukurlah.

Ucap Ivona lega.

Ivona mencoba mengubah posisinya untuk duduk.

Tiba tiba kepalanya terasa berdenyut dan berputar putar.

"apa ini?

"Siapa wanita yang kulihat tadi?

"Uhh...sakit sekali jadi wanita itu di cambuk sampai berdarah darah.

Ucap ivona seakan ikut merasakan sakitnya.

"Apa aku sekarang berada di surga?

Tanya ivona setelah denyut di kepalanya hilang.

"Pantas saja ruangan ini terasa mewah.

"Mungkin tempat ini sejenis persinggahan sebelum menghadap para malaikat maut untuk mengadiliku selama aku hidup.

"Apa nanti aku masuk Neraka?

"Mungkin kali..

"karena aku juga termasuk manusia pendosa.

"Dulu semasa hidupku aku sering bersikap jahat kepada rekan kerjaku.

" Apalagi aku sering membentak para bawahanku.

"Mengingatnya membuatku jadi menyesal.

"Jika aku tau bahwa umurku tidak panjang dan aku mati muda.

"Pasti aku akan bersikap baik selama Hidup.

Saat Ivona sibuk dengan dunia pemikiranya.

Para pelayan datang menghampirinya.

""Selirrr...

Panggil beberapa orang

"Terimakasih Dewa..akhirnya Selir sadar juga.

Ucap salah seorang pelayan sambil menahan tangisnya.

Ivona mengerjap matanya beberapa kali. ""Kenapa orang orang ini memangilku selir?

Batinya.

Dia meyakini ke empat orang itu seorang pembantu dilihat dari pakaiannya yang terlihat kuno.

"Cepat siapkan makanan selir.

" Sudah lima hari selir tidak sadarkan diri pasti selir lapar.

Ucap pelayan yang menangis tadi dengan antusias.

Dua pelayan mengangguk tapi terlihat dari wajah kedua pelayan itu mengerutu.

Semua itu tidak lepas dari pandangan Ivona.

"Selir...

Ivona masih diam membisu.

"Selir...ada yang bisa kami bantu?

"Atau selir mau mandi dulu sebelum makan?

"Kau siapa?

Bukanya menjawab Ivona balik bertanya.

"Selir..tidak ingat sama hamba?

"Hamba Ana selir pelayan pribadi selir sejak dulu.

Ivona memperhatikan pelayan muda yang di depanya.

Lalu dia mengangguk binggung.

"Tunggu dulu..

"bukankah tadi dia juga ikut di cambuk sampai pingsan bersama wanita itu.

Batin Ivona.

Kepalanya kembali berdengung mendengar suara samar samar.

Kejadian kejadian aneh melintas di benaknya.

"Izora Minum racun ini..

"Maka kau akan ku bantu untuk menjadi selir Putra Mahkota.

"Benarkah kak Emeli?

"Tentu.

Balas Emeli menyeringai.

Izora Aleksia gadis yang lugu, lemah dan sering di jadikan pelayan di kediamanya sendiri oleh Kakaknya Yang tak Lain. Emeli, Putri dari istri sah ayahnya.

Ayahnya seorang bangsawan yang mendapat gelar Baron Nama Alexander.

Izora lahir dari seorang selir kedua ayahnya. Ayahnya mempunyai istri tiga satu istri sah dan dua selir.

"Apa aku masuk kedunia lain?

"Atau aku memasuki raga seseorang?

"Apa itu ingatanya sewaktu hidup?

Batin Ivona bertanya tanya.

Setelah sadar dari kejadian-kejadian itu.

"Siall...

"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini.

"Oo..shhiitt...

"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan...

"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai sehina itu.

Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.

"Ciihhh...

"Bisa bisanya mereka memperlakukan pemilik tubuh ini dengan kejam

"Awas saja tunggu pembalasan cantikku...

Batinya menyeringai."

Ivona merilekskan tubuh kakunya.

Membuka kembali kedua mata indah itu.

Biru safirnya mengerjap saat rasa sakit di kepalanya sudah hilang.

Bulu mata lentiknya mengerjap untuk kesekian kali.

Saat netranya menatap pelayan di depanya itu.

Saat itu juga dia tau namanya.

Dan hanya dia yang paling setia menemaninya.

Kini Ivona tau namanya didunia ini.

Izora Aleksia.

Putri kedua Baron Alexander.

Dari sekian ingatan tidak ada yang namanya ingatan indah selain jatuh cinta pada sosok seorang pria yang tak lain suaminya saat ini.

yaitu Putra Mahkota Ba Xi'an

Menurut Ivona.

Izora cukup naif.

Dia pertama kali jatuh cintai pada Putra Mahkota saat Izora umur tujuh tahun.

Sejak pertama kali bertemu dengan Putra Mahkota.

Izora Hanya sekali bertemu Putra Mahkota. Tetapi Rasa cinta Izora kepada Putra Mahkota begitu Dalam. Sampai Izora begitu berani

Merayu Pria dingin itu.

Izora akhirnya diangkat menjadi selir Putra Mahkota yang kelima.

Tetapi sampai detik ini pria dingin itu tidak pernah menunjukkan wajahnya ke hadapan Izora

Ivona tertawa sinis.

"Nikmatilah hasil yang kau tanam ini Izora. "Sungguh wanita malang sekaligus bodoh.

Batin Ivona.

Wanita yang rela meneguk racun hanya demi dijadikan  selir dari lelaki yang dicintainya. Padahal izora tau bahwa racun yang di minumnya itu racun yang sangat mematikan.

Ana merasa binggung melihat keterdiaman  nyonyanya serta mimik wajah nyonyanya yang berubah-ubah.

"Apakah Selir hilang ingatan?

Batin ana.

"Selir..

panggil anak lembut.

Ivona yang mendengar dia di panggil selir menggertakkan giginya.

Entah kenapa pangilan itu membuatnya gilau sekaligus jijik.

Seumur umur dia tidak pernah bermimpi menjadi seorang istri apalagi selir. Didunianya selir itu seperti pelakor yang merusak rumah tangga orang lain.

Sekalipun dia di nikahi secara sah.

Tetapi Ivona yang mempunyai jiwa perempuan yang adil merasa tidak terima jika ada yang namanya selir.

Tapi apa boleh buat Ivona sekarang tau bahwa dia sedang menjalani kehidupan disebuah kerajaan.  Bernama kerajaan Phoenix.

Selir kelima dari seorang putra mahkota kerajaan ini..

Ivona tidak menyahut pangilan pelayannya itu. Seakan menulikan telinganya.

jiwanya belum bisa menerima panggilan itu.

"Ana..mulai sekarang panggil aku nyonya saja. Ucapnya pelan telinganya sungguh tidak tahan mendengar panggilan itu.

Ana mengangguk.

"Baik nyonya jawabnya binggung.

"Bukanya nyonyanya sangat suka di panggil selir?

Pertanyaan itu hanya di ucapkan ana di dalam hati.

Ivona tau apa yang di pikiran pelayan itu.  Dan dia tidak berniat meluruskannya mengingat semua ingatan dari pemilih tubuh itu.

"bantu aku mandi.

Titah Ivona

Ana beserta temanya membantu Ivona membukakan gaun tipis yang digunakan Ivona.

Dan Meninggalkan bagian dalam yang masih menempel ditubuhnya.

Ivona risih saat tangan tangan itu mencoba menyentuh tubuhnya.

Kalian boleh pergi biar aku saja sendiri. Ucap Ivona.

"Tapi nyonya.

Ana sedikit gugup entah kenapa aura nyonyanya itu berubah menjadi dingin.

Belum sempat ana menyelesaikan ucapanya. Temanya yang lain sudah menyela.

"Ayo Ana..

"Biarin saja selir sendiri.

"Masih untung dia kita layani tapi selir itu tidak tau diri.

Cemohnya.

Ana menatap tajam temanya itu.

Dia tau tidak ada yang benar benar mau melayani nyonyanya.

Ivona menggertakkan giginya saat mendengar perkataan dari pelayannya itu. Jiwa pemimpinnya seakan bangkit.

"Semua rasa sakit yang kurasakan dimasa lalu akan kubalas satu satu.

Batinya menyeringai.

Ivona menatap tubuhnya di bak mandi itu. Dia sekarang mempunyai.

Kulit putih seputih susu lembut dan juga bersinar.

Selesai mandi Ivona di tuntun Ana kemeja rias.

Ana menyisir rambut nyonyanya itu dengan hati hati.

Ivona menatap pantulanya di cermin. Dia hampir kaget melihat wajahnya.

Ivona memiliki wajah bak Dewi.

Hidung kecil dan mancung, bibir tipis dan bagian bawah berisi, mata indah dan mempunyai warna biru safir, serta alis yang rapi.

Pipi yang sedikit tembem kesan imut, rambut yang panjang dan juga lembut.

Bodynya sungguh impian para wanita di Zamanya termasuk Ivona.

Tidak ada sedikitpun yang cacat dari bagian tubuhnya. Ivona sangat kagum dengan tubuh barunya itu.

episode. 2

Ivona baru selesai melakukan ritual makan siangnya.

"Nyonya mau kembali beristirahat?

Tanya ana hati hati.

"Hm..

"Kenapa nyonya sekarang ini pendiam, "biasanya nyonya akan bertanya tentang Putra MAHKOTA.

Tanya ana dalam hatinya

Ivona memejamkan matanya saat sudah merebahkan tubuhnya yang masih lemah di kasur empuknya.

Entah kenapa badanya ini gampang lelah.

Monolog Ivona.

Ivona langsung terlelap.

" Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau lakukan ini.

"Berani beraninya kau menjebakku.

Ucap lelaki itu dengan suara Baritonnya.

Lelaki itu berusaha menahan hasrat yang sudah sampai keubun ubun.

Izora tidak gentar Dia berusaha menahan ketakutannya demi bisa bersama dengan Pria yang di cintainya itu.

Izora menurunkan mantelnya menyisahkan gaun tipis yang sudah sengaja dia gunakan Izora.

"Hamba akan menyerahkan diri hamba dengan sepenuh hati pada lelaki yang hamba cintai.

Izora Berbicara lembut dan tatapan matanya begitu sendu.

Membuat sang pria bergetar.

Lelaki itu menatap intens perempuan itu.

wajah itu tampak pucat tapi masih tersirat kebahagian yang terpancar dari kedua bola matanya.

Walaupun Pria itu mempertahankan logikanya tetapi hatinya berkata lain.

Entah kenapa kata kata dan Tatapan wanita yang di depanya itu membuatnya terhipnotis.

"Shiit...sakit ucap Izora lirih.

Saat laki-laki itu Akhirnya terbuai dan mengikuti Permainan Izora.

Pria itu kembali memperhatikan wanita yang sudah dimasuki itu.

Pria itu menumpahkan semua benihnya,

Bukan sekali dua kali bahkan lelaki itu melakukanya berulang ulang seakan akan dia melakukanya dengan hasrat yang alami.

"Haa...aa

Keringat membasahi wajah cantik Ivona, kemudian matanya mengerjap beberapa kali, dadanya naik turun.

"Mengapa aku memimpikan peristiwa laknat itu.

"Dan entah kenapa aku seakan ikut menikmatinya.

Monolog Ivona dengan perasaan tidak menentu.

"Bukankan itu Izora?

"Apa yang kumimpikan tadi ingatanya?

"Tapi kenapa aku bisa memimpikannya? "Bukankah semua ingatan Izora sudah terekam semua di memori otakku?

"Lalu kenapa peristiwa yang tadi tidak ada dalam memori ingatan pemilik tubuh ini?

"Dan kenapa malah hadir dalam mimpiku?

Ivona bertanya-tanya dengan kening berkerut.

Dia binggung dengan keadaanya saat ini.

"Apa mungkin hari itu Izora sudah meninggal saat dia meneguk racun itu?

"Atau aku sudah ada  ditubuhnya semenjak dia meninggal hari itu?

"Atau jangan jangan...

Ivona langsung menutup mulutnya.

"Tidak tidak....

"Tidak mungkin aku yang melakukanya dengan pria mesum itu.

"Kenapa juga wajahnya tidak bisa ku lihat dengan jelas.

"apa aku juga diberi obat perangsang?

Begitu Banyak pertanyaan di benak Ivona.

Seperti puzzle.

Ana buru buru membuka pintu kamar majikanya  saat mendengar teriakan nyonyanya.

dia melihat majikanya yang bermandikan keringat.

"Nyonya kenapa?

"apa nyonya demam lagi?

Tanyanya cemas sambil memegang kening sang majikan.

"Tapi tidak demam. Batinya.

Ivona yang melihat kecemasan pelayannya itu tersenyum singkat.

"Aku tidak apa  apa.

"Mungkin ruangan ini terasa panas makanya aku berkeringat.

Ana mengerutkan keningnya.

"Tapikan nyonya saat ini musim dingin?

" Udara di kamar ini juga terasa menusuk kekulit.

" Kenapa nyonya bilang panas?

Tanya ana polos.

Seketika Ivona tersedak ludah sendiri, betul juga apa kata Pelayanya.

Dia juga merasakan udara di kamarnya terasa dingin.

Bahkan sampai menusuk ke tulang-tulangnya.

"Ana aku tadi mimpi buruk.

Akhirnya Ivona sedikit jujur.

sungguh mimpinya itu adalah mimpi paling buruk yang pernah dialaminya seumur hidup.

Ana mengangguk pelan.

Mencoba memahami ucapan majikanya.

Ana tidak akan bertanya jika majikanya tidak mau memberitahunya.

'Hamba akan membantu nyonya ganti baju...

Ivona mengangguk patuh.

Saat Ivona sudah selesai ganti baju.

Tiba tiba perasaanya tidak enak.

Perutnya seakan di aduk aduk.

Ivona menahan rasa mualnya.

Mungkin mimpinya tadi terlalu menjijikkan jadi efeknya membuat Ivona tidak nyaman bahkan mau muntah.

"Apa nyonya mau minum teh atau mau makan malam?

"Biar hamba persiapkan tanya ana pelan.

"Apa?

"Makan malam?

"Bukan kan aku baru makan siang tadi?

Kenapa waktu didunia ini cepat sekali berlalu?

Batinya Ivona.

Lalu menatap pintu kamarnya yang masih terbuka.

Ternyata benar hari sudah malam.

Ivona mengangguk.

Dan Dia juga meminta untuk di bawakan cemilan manis.

Beberapa saat ana kembali kekamarnya dengan membawa makan malam sang majikan di dampingi ketiga pelayannya yang memperlihatkan wajah ketidak sukaan mereka.

IVONA melirik ketiga pelayan itu.

"Mulai besok dan seterusnya jangan lagi kalian melayaniku.

"Aku tidak mau mempunyai pelayan yang tidak tulus.

Mata safir birunya menatap tajam ketiga pelayan itu.

Ketiganya langsung bersujud meminta ampun.

"Nyonya kami minta maaf tapi kami tulus melayani  nyonya.

Mereka bertiga mengucapkan kata kata yang sama.

Membuat Ivona makin jengkel.

Walaupun ketiga pelayan itu sudah bersujud dan meminta ampun tetapi Ivona dapat melihat dari mata ketiga pelayan itu tidak menyiratkan ketulusan.

"Cihh...

"silahkan keluar terima cambukan tiga puluh kali.

ucap Ivona tanpa melihat ketiga pelayan itu. Ketiganya langsung mengucapkan terimakasih.

Dan berhamburan keluar.

Mereka sangat ketakutan saat biru safir itu menatap mereka dengan tajam.

Ana kaget melihat ketegasan majikanya itu seumur umur dia tidak pernah melihat majikanya menghukum pelayan.

Selama ini ana beranggapan majikanya terlalu polos dan lugu.

Tetapi entah kenapa saat majikanya bangun dari komanya majikanya jadi berbeda seakan bukan orang yang sama lagi.

"Apakah nyonya sudah berubah?

"Baguslah.

"Setidaknya nyonyaku tidak seperti dulu lagi. Batinya.

"Ana..sebelum aku memasuki istana ini

"Apakah aku melakukan sesuatu?

"Bisakah kau memberitahuku?

Ivona akhirnya menanyakan yang mengganjal di hatinya.

mencoba mengkorek informasi dari pelayanya itu.

"Apakah nyonya lupa ingatan?

Ana bertanya dengan raut wajah yang terkejut. sekaligus Cemas.

"Bukan ana aku tidak lupa ingatan.

"Maksudku saat aku minum racun pemberian Emeli.

"Apakah aku langsung menjebak putra mahkota?

"Soalnya peristiwa itu aku tidak ingat sama sekali.

Terang Ivona dia tidak mungkin mengakui lupa ingatan sementara ingatan sang pemilik tubuh sudah di ketahuinya sebagian.

"Apa Nyonya?

Ana yang mendengar itu heran.

"Maaf nyonya.

"Hamba akan menjelaskanya.

"Nyonya sebulan yang lalu nyonya Emeli mendatangi kamar nyonya dan menantang nyonya.

"Jika nyonya meminum racun itu maka nona Emeli akan membantu nyonya menjadi selir putra mahkota.

"Karena kebetulan putra mahkota sedang berkunjung untuk menjumpai tuan besar. 

"Tanpa berpikir panjang nyonya menelan semua racun itu.

"Karena Nyonya sangat mencintai Putra Mahkota sejak kecil dan ingin menjadi Selir Putra Mahkota.

"Hamba tidak sempat mencegah nyonya karena hamba di hadang pelayan nona Emeli. 

"Nyonya langsung pingsan.

"Dan nona Emeli meninggalkan nyonya begitu saja.

"Saat Nyonya tidak sadarkan diri.

"Hamba mencoba memangil pengawal yang berjaga di sekita Paviliun.

"Ternyata pengawal tidak ada satupun disana.

"Tiba tiba nyonya sadar tapi nyonya seperti kebinggung.

"Mungkin itu efek dari racunnya Nyonya.

"Lalu hamba bergegas ke ruang utama untuk memangil  selir kedua dan tabib.

" Saat kami kembali kekamar nyonya tidak ada di sana.

" Kami tidak tau mencari nyonya kemana lagi.

"Karena setahu Hamba Nyonya paling sering mengurung diri di kamar.

"Kami ingin meminta bantuan Tuan.

" Tetapi Tuan lagi ada tamu yaitu Putra Mahkota.

"Sampai malam nyonya tidak juga ketemu.

"Dan besoknya paviliun sebelah barat terjadi keributan.

"Nyonya sedang Berada satu kamar dengan yang Mulia Putra Mahkota.

"Kami semua terkejut melihat Nyonya di sana dengan keadaan yang mengenaskan.

"Setelah diselidiki Putra Mahkota diracuni.

"Tetapi itu bukan racun yang mematikan.

episode. 3

Ana menjeda penjelasanya melirik majikanya itu.

Melihat majikanya yang begitu serius mendengarkan penjelasanya ana jadi yakin bahwa majikanya itu sebenarnya lupa ingatan.

"Ternyata  itu obat perangsang.

"Kenapa putra mahkota sampai bisa kecolongan?

"Bukankah dia selalu didamping Kasim yang sangat ahli tentang racun?

"Sebenarnya obat perangsang itu di taburkan melalui udara jadi tidak terdeteksi dan juga tidak berwarna Nyonya.

Jelas ana

Ivona berusaha memutar-mutar semua ingatan pemilik tubuh itu.

Ivona sampai mengeleng karena tidak menemukan kejadian yang baru saja di dengar dari pelayanya.

""Apakah saat itu aku sudah ada di tubuh ini.

batin Ivona.

Melihat reaksi nyonyanya yang sedikit berbeda.

Ana semakin yakin dengan pemikirannya tentang sang Nyonya yang lupa ingatan.

Di lain sisi Ana juga binggung dibuatnya.

Setahunya majikanya itu tidak pernah bersentuhan dengan hal hal berbau racun apalagi obat laknat itu .

Tapi entah kenapa sang nyonya mengakuinya

Ana mau bertanya. Tetapi hal itu di urungkannya melihat sang majikan yang sepertinya melupakan peristiwa itu.

"Jadi nyonya tidak mengingat kejadian itu?

'"Aku tidak mengingat hal itu ana. jawab Ivona sambil memijit pelipisnya.

Ana mengangguk percaya.

"Ini sudah larut Malam nyonya.

"Nyonya harus istirahat.

Ana menuntun Ivona ketempat tidur.

"Selamat malam nyonya.

"Hm.

Keesok harinya Ivona sedang menikmati pemandangan yang asri di sebelah paviliunnya dimana terdapat hamparan hijau dikelilingi danau buatan serta tanaman bunga bermacam warna.

Sambil menikmati teh yang sudah disediakan dan  ditemani cemilan yang manis manis.

Entah kenapa semenjak dia sadar akan dunia barunya dia lebih suka memakan yang manis manis.

Mungkin efek dari seleranya di dunianya yang dulu dan Ivona tidak ambil pusing akan hal itu.

Ivona memaksa otaknya untuk melakukan perencanaan sebab hidup di istana tidak semulus kulitnya.

Saat Ivona melamun para pengawal kerajaan mengelilingi Ivona dan berdiri jarak lima meter.

Sontak membuat Ivona.

" deg.. deg..kan

"Ibu suri dan permaisuri kerajaan telah tiba.

Ucap suara Kasim dengan lantang membuat Ivona yang masih belum pulih tiba tiba melebarkan kedua matanya.

Ana yang melihat majikanya binggung. Menyentuh lenganya pelan.

"Nyonya sambut ibu suri dan permaisuri bisiknya...

"Haa...

"ohh..iya.

Ucapnya bingung.

"Kenapa tiba tiba. Batinya

"Hormat kepada ibu suri dan permaisuri kerajaan kiranya berkat Dewa agung selalu menyertai.

Salam Ivona dengan nada Pelan dan anggun.

Ibu suri dan permaisuri menerima Hormat Ivona dan menyuruhnya duduk kembali.

"Gimana kabar selir kelima hari ini.

Tanya ibu suri ramah

"Baik yang mulia.

Balas Ivona sambil menunduk ala-ala serial kerajaan yang sering di tontonya.

"Tabib silahkan periksa.

Perintah permaisuri

Ivona kaget.

Dia melirik pelayannya itu seakan minta penjelasan.

Ana yang yang di lirik mendadak kaku.

Dia lupa untuk menjelaskan kepada majikanya hal yang paling penting.

Hal rutin yang setiap hari dilakukan oleh ibu suri dan permaisuri yaitu memeriksa izora.

Sang tabib meletakkan sabu tanganya dengan hati hati entah kenapa aura selir hari ini sedikit mencekam.

Biasanya tabib itu selalu santai saat memeriksanya. Tapi hari ini kenapa perasaanya tidak karuan.

Sang tabib menjulurkan jari tangannya agak sedikit tertekan. Dia sampai meraba denyut nadi ivona sampai tiga kali. Dan pemeriksaan yang ketiga kalinya membuatnya deg deg sekaligus bernafas lega.

"Gimana tabib?

Tanya IBu suri antusias

"Selamat untuk ibu suri dan permaisuri selir kelima Putra mahkota telah mengandung.

Ucapnya dengan wajah sumriang.

"Ohh...Dewa Agung akhirnya cucuku telah berhasil.

Teriak  ibu suri penuh nyaring.

Sementara permaisuri mencoba menahan butir air matanya.

"Tolong kosongkan lambungku...

"Bagikan semua kerakyat sambil umumkan kehamilan selir kelima.

Kehamilan cucu menantunya adalah kabar yang paling membahagiakan bagi ibu suri.

Ivona yang mendengar berita itu jantungnya hampir keluar.

Matanya melotot bola mata safir itu membesar seakan memancarkan api amarah kenapa belum ada dua hari dia didunia yang baru itu selalu mendapatkan hal hal yang mengejutkan.

Sang tabib yang menyadari aura yang mencekam  dari Ivona itu semakin  tertekan.

"Aku hamil?

Sudut bibirnya dilengkungkan sedikit dengan sinis.

"Bagaimana aku bisa hamil secepat ini?

" Ini semua gara-gara putra mahkota bajingan itu.

"Dia tidak berhenti melakukanya bahkan sampai saat matahari muncul.

Iyaa...awalnya Izora yang menjebaknya.

Tapi putra mahkota sudah sadar saat pertama kali pelepasannya jadi untuk yang kedua kali sampai seterusnya itu murni dari nafsunya sendiri.

"Ciihh...

"Apakah dia akan menutupi itu.

Batinya merasa jijik.

Di tempat Lain di ruangan istana nan megah itu seorang Putra Mahkota yang sedang sibuk membaca setiap laporan dari para mentrinya. Dia adalah putra mahkota negri ini. Ba Xian Zhu

Jemari rampingnya sibuk memilah setiap laporan yang tidak sesuai... Bola Matanya yang hitam legam begitu tajam saat membaca laporan itu. Postur tubuh yang tegak dan kokoh tidak akan goyang walau sekalipun datang angin ****** beliung.

Alisnya yang tebal serta rahang yang tegas dan kokoh menambahkan kesan angkuh, dingin dan mendominasi memperjelas pada sosoknya.

Sekelebat bayangan hadir didepanya.

"Yang Mulia selamat selir kelima sudah mengandung ucapnya sambil menunduk.

"Degg..

walaupun posisinya tidak berubah tetapi pupil matanya melebar seketika.

Jantungnya berpacu. Sudut bibirnya sedikit melengkung.

" Akhirnya perjuanganku tidak sia sia. Batinya.

Mengingat kenangan manis itu. Membuatnya panas dingin. Wajahnya bersemu merah.

"Hm..

Balasnya datar.

Sekelebat bayangan itu langsung menghilang.

"Baiklah..

"Bingwen..

Pangilnya kepada pengawal pribadinya

"Bersiap siaplah temani aku ke paviliun selir kelima...

"Baik yang mulia.

Ivona menjerit dalam hati dia tidak tau harus berbuat apa.

Antara tertawa atau menangis perasaan itu datang tidak jelas.

Ivona baru saja mendengarkan penjelasan dari pelayannya...

Berulang ulang pelayannya itu minta maaf. Karena lupa memberitahunya.

Ana yang masih merasa bahagia dengan kabar tentang majikanya membuatnya merinding seketika melihat sang nyonya yang menahan amarah.

"Nyonya...

"Kabar ini adalah sebuah anugerah dari Dewa Agung.

Ana mencoba menghibur.

"Apanya yang anugerah?

Ucap Ivona sinis.

"Nyonya jika nyonya tidak hamil maka nyonya akan di hukum mati.

"Aa..paa?

Ivona kaget.

"Iya nyonya.

"Jika nyonya tidak hamil nyonya akan dihukum gantung atau hukum pancung. "Karena nyonya sudah lancang menjebak Putra mahkota yang berkuasa.

Ivona yang mendengar itu sontak melebarkan kedua matanya.

Dia tau hukum kerajaan ini tapi apakah mereka sekejam itu?

Memang dia bersalah tapi putra mahkota juga menyiksanya satu malam itu.

"Apa itu tidak cukup. Batinya

"Nyonya setiap siapapun yang berani menyinggung anggota kerajaan bahkan melukainya hukuman yang diterima hukuman mati nyonya.

Ucap ana mengingatkan sang majikan akan kesalahanya.

Sungguh malang nasib majikanya jika  tidak hamil.

Ivona menatapnya nanar pelayannya itu lalu air matanya jatuh.

Lalu dia mendekati sang pelayan setianya itu.

Memegang lembut tangan kurus itu.

"Setelah aku melahirkan aku akan di asingkan ke hutan dingin yang tidak berpenghuni.

"Lalu kau bagaimana?

" Apakah mereka akan menjual mu ke rumah bordil?

Tanyanya serak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!