Arsean, seorang pemuda yang baru masuk ke sekolahnya, tapi baru ia hendak melangkah masuk ke dalam sekolah, ia melihat seorang gadis yang sangat berpenampilan berbeda dari yang lainnya, dan itu sungguh menjadi daya tarik tersendiri.
Dari kejauhan pemuda yang akrab di panggil Sean itu terus memperhatikan gadis yang berpenampilan sederhana dan memakai kacamata serta rambut yang di kepang dua.
Melihat keberanian dan ketegasan gadis itu, membuat Sean terkagum-kagum, baru kali ini ia melihat gadis yang berpenampilan sederhana dan cupu berani melawan orang yang di bilang berkuasa di sekolah itu.
" Gadis yang berani, aku sangat suka dengan gadis yang berani seperti itu, siap dia... Pelan - pelan Sean, jangan dulu mendekatinya, kita lihat saja dulu, santai saja tidak usah terburu-buru " kata Sean dalam hati sambil memperhatikan gadis cupu yang duduk berdua dengan temannya di taman belakang sekolah.
Tidak lama setelah Sean memperhatikan gadis cupu itu dari jauh, datang beberapa orang mendekati kedua gadis itu, dan sepertinya mereka ingin berbuat sesuatu pada gadis yang sangat Sean kagumi itu.
" Wah kurang ajar sekali mereka, mentang - mentang anak kepala sekolah seenaknya saja berbuat kasar dan semaunya pada orang. " gumam Sean yang terlihat sangat kesal melihat gadis yang sudah mencuri perhatiannya itu hendak di sakiti.
Tapi sebelum Sean melangkah hendak menolong kedua gadis itu, tiba-tiba Sean di kejutkan dengan aksi gadis cupu yang ia kagumi itu melawan beberapa orang dan dalam sekejap saja sudah melumpuhkan lawannya.
Melihat itu Sean mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka, dan hanya memperhatikan mereka dari jauh.
" Luar biasa, gadis seperti inilah yang ku inginkan, meskipun sederhana dan cupu, tapi ia tidak mudah di tindas dan di sakiti, aku sangat mengagumimu gadis cupu. " gumam Sean lagi sambil memperhatikan mereka semua dari jauh.
Sedangkan gadis cupu yang di maksud Sean itu adalah Flo, putri sulung Dirga dan Naya, Gadis kecil yang sekarang menjelma menjadi gadis remaja yang sangat cantik tapi kecantikannya tertutup oleh penampilannya yang cupu dan sederhana.
" Kamu tidak apa-apa kan Flo, aku hampir saja tidak bisa bernafas melihat mu menghadapi mereka tadi " kata perempuan yang bersama gadis cupu itu.
" Aku baik - baik saja Nis, huuh... kesal sekali aku dengan mereka semua, huuuh... " sahut Flo yang memang masih ngos-ngosan setelah menghajar mereka semua dan setelah itu orang - orang yang sudah mencari gara - gara dengan Flo langsung pergi begitu saja dengan hadapannya.
" Ya sudah yang penting kamu tidak apa-apa, yu kita kembali, sebentar lagi waktu istirahat habis. " ajak gadis yang bernama Nisa itu yang sudah merasa lega karena temannya ini bisa melawan mereka semua sehingga hari ini Nisa tidak di siksa lagi oleh mereka semua.
Setelah itu mereka berdua langsung kembali ke kelas mereka, dan bertepatan dengan bel sekolah kembali berbunyi tanda waktu istirahat sekolah sudah habis dan semua siswa langsung masuk ke dalam kelas masing-masing termasuk Arsean yang tidak jauh dari kedua gadis itu.
Tidak lama waktu sekolah berakhir, dan semua siswa langsung pulang ke rumah masing-masing, ada yang menggunakan mobil dalam ada juga yang menggunakan motor, hanya gadis cupu yang sangat di kagumi Sean saja yang datang ke sekolah menggunakan sepeda.
Tapi sebelum pulang Sean melihat kedua gadis itu langsung di bawa ke ruang kepala sekolah dan itu sungguh membuat Sean begitu sangat terkejut dan mengurungkan niatnya untuk pulang dan langsung mengikuti mereka menuju ke ruang itu.
" Wah pasti di panggil kepala sekolah mereka berdua terutama gadis itu, ini tidak bisa di biarkan, untuk sementara aku akan diam, biarkan mereka semua yang menyelesaikannya, tapi kalau tidak selesai juga aku yang akan turun tangan mengurus mereka semua " kata pemuda itu sambil mengintip apa yang mereka bicarakan di dalam.
Di dalam ruangan kepala sekolah, sekarang Flo dan Nisa di hadapkan langsung dengan kepala sekolah dan kebetulan kepala sekolah itu adalah ayah Bobi.
" Apa yang sudah terjadi, kenapa kamu menyakiti mereka termasuk putraku, ingat kamu bisa masuk ke sekolah ini karena beasiswa, kalau kalian berdua berulah saya akan cabut beasiswa dan akan mengeluarkan kalian berdua dari sekolah ini. " kata kepala sekolah itu dengan sangat angkuhnya.
" Maafkan kami Pak, tolong jangan cabut beasiswa kami, kami masih ingin sekolah Pak " kata Nisa yang memohon pada kepala sekolah itu agar tidak melakukannya.
Berbeda dengan Flo yang masih terlihat santai tidak takut sama sekali dengan ancaman kepala sekolah itu.
Sedangkan Sean yang berada di depan ruangan itu begitu sangat geram mendengar ancaman itu.
" Tu lihat Pah, anak tidak tahu diri ini tidak merasa bersalah sama sekali, hey... apa kamu tidak dengar... " kata Bobi dengan angkuhnya di sebelah ayahnya.
Sedangkan Rosa dan kedua temannya hanya tersenyum sinis melihat Flo dan Nisa di tegur kepala sekolah mereka karena sudah berani membantah mereka.
" Huuh... Baiklah karena saya masih menghormati bapak sebagai kepala sekolah di sekolah ini, jadi saya mohon maaf tapi apa yang sudah saya lakukan pada mereka itu hanya bentuk pembelaan diri saja Pak. Jika mereka tidak membully teman saya dan tidak menggangu saya, saya tidak akan berbuat seperti itu pada mereka. " kata Flo dengan tenangnya sedangkan Nisa sudah tidak tahu lagi harus berkata apa saat ini karena saking takutnya.
" Memangnya kamu siapa HAH... berani bicara seperti itu, pokoknya kalian berdua harus bertanggung jawab atas perbuatan kalian karena sudah menganiaya kelima siswa ini, dan ini surat panggilan untuk orang tua kalian, dan saya harap besok kalian semua sudah berkumpul agar semua tahu kelakuan kalian " kata kepala sekolah itu lagi yang terlihat sudah sangat marah, dan memberikan surat panggilan untuk orang tua siswa.
" Apa - apaan tu kepala sekolah, bukannya menyelesaikan masalah, malah memperbesar masalah, wah tidak bisa di biarkan " gumam Sean pelan yang sedari tadi hanya mendengarkan saja.
" Tapi Pak... " kata Flo yang hendak protes, tapi langsung terhenti saat kepala sekolah itu mengangkat tangannya.
" Tidak ada tapi - tapian, ambil dan bawa surat ini, saya tidak mau tahu, kalau besok orang tua kalian tidak datang maka saya pastikan besok saya akan langsung mencabut beasiswa dan mengeluarkan kalian langsung dari sekolah ini. Cepat kalian keluar dari sini, saya malas berurusan dengan orang - orang seperti kalian PERGI... " kata kepala sekolah itu lagi dengan sangat angkuhnya.
" Baiklah pak, saya harap bapak dan kalian semua tidak menyesal besok... Ayo Nisa kita keluar dari tempat ini, tidak ada gunanya kita berada di sini " kata Flo yang langsung menarik tangan Nisa membawanya pergi dari ruangan itu dan tak lupa Flo mengambil surat panggilan itu lalu memasukkannya ke dalam tas.
" Hmm... sudah seperti ini saja anak itu masih tidak tahu diri, tidak tahu malu sama sekali, rasakan besok kalian berdua akan keluar dari sekolah ini hmm... " gumam Rosa pelan sambil tersenyum senang dengan semua itu.
Tapi sebelum Flo dan Nisa keluar dari ruangan itu seseorang membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan itu.
" Eehhhmm... Ada apa ini kenapa banyak orang di sini " kata seseorang yang baru masuk itu dengan cool nya.
Sekejap Flo sangat terpesona dengan ketampanan dan cool nya orang itu, tak terkecuali Nisa, Rosa dan kedua temannya yang juga langsung terpesona melihat ketampanan orang yang baru masuk itu.
" Eh nak Sean, tidak apa-apa Nak, ini hanya anak - anak yang sedikit membuat masalah, mari silahkan masuk Nak, ada yang bisa saya bantu " kata kepala sekolah itu yang kelihatan langsung hormat pada pemuda itu.
Mereka semua langsung bingung dengan perubahan sikap pak kepala sekolah mereka itu setelah berhadapan dengan pemuda yang baru masuk itu.
Begitu juga dengan Flo
" Siapa dia, ada hubungan apa dengan kepala sekolah sehingga beliau begitu menghormatinya ?" kata Flo dalam hati yang memang tidak tahu siapa pemuda itu Karena ia baru masuk ke sekolah itu hari ini.
Hanya sebentar Flo mengagumi pemuda itu, lalu ia kembali melanjutkan langkahnya keluar karena sudah sangat gerah berada di dalam ruangan itu.
Begitu juga Nisa yang langsung mengikuti langkah Flo keluar dari ruangan itu.
Sedangkan Sean juga hanya sebentar menatap Flo, lalu melanjutkan langkahnya mendekati kepala sekolah itu.
" Memangnya apa yang sudah terjadi di sini Pak?" tanya Sean yang pura - pura tidak tahu.
" Tidak apa-apa nak Sean, hanya terjadi keributan kecil saja di antara anak - anak ini " jawab kepala sekolah itu.
" Oh begitu, ya sudah saya datang kesini hanya menyampaikan, kalau besok papah saya akan berkunjung ke sekolah ini, jadi pastikan semuanya baik-baik saja " kata Sean dengan tenangnya.
" Benarkah, baiklah nak Sean, kebetulan sekali besok ada pertemuan para orang tua siswa yang bermasalah hari ini, semoga saja tidak menggangu kunjungan tuan Alan besok. " kata kepala sekolah itu lagi.
" Baiklah kalau begitu saya permisi Pak Hengki " pamit Sean
" Silahkan nak Sean " Sahut kepala sekolah itu dengan ramahnya.
Setelah itu Sean langsung keluar dari ruangan itu, sedangkan Flo dan Nisa sudah keluar lebih dulu menuju pulang.
" Siapa dia pah, kenapa papah seperti segan sekali padanya ?" tanya Bobi yang seperti tidak senang pada Sean karena Rosa begitu terpesona melihatnya.
" Nak Sean adalah putra Pak Alan asisten pribadi Pak Dirgantara pemilik sekolah ini, jadi kalian jangan mencari masalah Padanya kalau mau sekolah dengan tenang di sekolah ini " kata Pak Hengki memperingatkan anak dan teman - teman Bobi lainnya.
Mereka semua mengangguk, kecuali Rosa yang entah apa yang ada dalam pikirannya sehingga tidak mengiyakan apa yang di katakan sekolah itu.
Setelah itu mereka semua pulang ke rumah masing-masing karena memang sudah waktunya pulang sekolah.
Sesampainya di rumah, Flo membersihkan diri lalu berkumpul bersama Oma dan adik kembarnya.
--------------------------------------
Tidak terasa waktu malam telah tiba dan keluarga Dirga sedang berkumpul di meja makan bersama.
" Bagaimana sekolahmu hari ini sayang ?" tanya Naya pada putri sambungnya itu.
" Yah begitulah Bun, tadi juga dapat surat panggilan dari sekolah untuk orang tua " jawab Flo di sela makannya.
" Surat panggilan, apa kamu membuat masalah nak ? tidak biasanya kamu mendapat surat panggilan untuk orang tua ?" tanya Nadiya yang juga di anggukan Dirga dan Naya.
" Omah benar, tumben kak Flo di beri surat panggilan, ada masalah apa kak ?" tanya Dito yang juga di anggukan Denis.
" Begini omah, tadi pagi sesampainya Flo di sekolah Flo melihat... " Flo pun menceritakan semua yang terjadi di sekolahnya hari ini di sela makan mereka.
" Wah tidak bisa di biarkan, harus di beri pelajaran kepala sekolah itu. Memangnya kamu tidak pernah meninjau langsung sekolah itu Dirga ?" kata Nadiya yang sangat geram setelah mendengar cerita dari cucu perempuannya itu.
" Tidak Mom, Dirga hanya melihat laporan setiap bulannya saja dari sekolah itu, tidak pernah mengunjungi secara langsung " sahut Dirga, yang juga di anggukan Naya.
" Jadi besok papah sama bunda mau ke sekolah kak Flo menghadiri surat panggilan itu ?" tanya Denis.
" Wah bisa ketahuan identitas kak Flo yang sebenarnya kalau bunda sama papah ke sana " kata Dito juga.
" Kamu benar dek, jadi sebaiknya bagaimana ya " kata Flo juga membenarkan perkataan kedua adik kembarnya.
" Ya tidak apa-apa kali nak, biar mereka semua tahu siapa kamu dan keluarga kita, biar tidak ada lagi yang sembarang sama kamu di sekolah itu " kata mommy Nadiya yang sangat geram mendengar tentang kepala sekolah dan anaknya itu.
" Kalau Naya terserah saja bagaimana baiknya, tapi kalau Flo masih mau menyembunyikan identitasnya, sebaiknya kita pikirkan jalan lain " kata Naya yang mengerti dengan pikiran anak - anaknya.
Begitu juga dengan Dirga yang membenarkan apa yang di katakan oleh istri dan anak - anaknya.
Sedangkan Nadiya tidak mau mengerti, yang ada di pikiran Nadiya, hanya bagaimana agar cucu - cucunya tidak di sakiti oleh orang lain, dan melindungi keluarganya dan orang yang akan berbuat tidak baik pada mereka.
Setelah itu mereka melanjutkan makan malam dengan pikiran masing-masing, sambil memikirkan bagaimana caranya memberi pelajaran kepada kepala sekolah dan anaknya itu tanpa mengungkap identitas Flo di hadapan yang lainnya.
Karena Flo masih ingin menyembunyikan identitasnya, agar bisa fokus menjalani pendidikannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!