NovelToon NovelToon

Istri Lima Milyar

Bab 1. Permintaan suami

Pernikahan Riana dan Anwar telah memasuki tahun pertama. Bisa dikatakan jika mereka masih dalam suasana pengantin baru. Apalagi mereka belum memiliki seorang anak, sehingga mereka bisa menikmati masa-masa berdua dengan leluasa.

Mereka menikmati hari-hari yang indah di rumah mereka yang sederhana. Meskipun hanya sebuah rumah kontrakan, tetapi mereka hidup dengan sangat bahagia. Tetapi, semua itu tiba-tiba hilang bagaikan bulu yang tertiup angin.

Hari itu, Anwar yang berkerja sebagai sales, pulang lebih awal. Tubuhnya tampak lelah dan wajahnya pucat. Riana menyambutnya dengan ramah saat Anwar pulang.

"Assalamualaikum," ucap salam Anwar saat di depan pintu.

"Wa'alaikum salam," jawab Riana sambil tersenyum.

Riana tampak senang suaminya pulang lebih awal. Tetapi ketika dia melihat kondisi suaminya, Riana mulai panik.

"Mas Anwar kenapa. Wajah Mas Anwar pucat, apa Mas sakit?" tanya Riana sambil memapah suaminya menuju kursi di rumah tamu.

"Mas hanya capek saja. Nanti setelah istirahat juga sembuh," jawab Anwar lemah.

"Kalau begitu, mas Anwar mandi dulu. Biar Riana siapkan makanan untuk Mas Anwar," ucap Riana penuh perhatian.

Anwar bergegas pergi mandi dan Riana sibuk menyiapkan makanan untuk Anwar. Setengah jam kemudian makanan sudah siap diatas meja makan dan Anwar juga sudah siap untuk menikmati hidangan dari istrinya. Kehidupan pernikahan yang sungguh sangat membahagiakan bagi mereka berdua.

"Dek, apa kamu tidak bosan hidup susah seperti ini?" tanya Anwar sambil menikmati masakan istrinya.

"Tidak sama sekali, Mas. Riana bahagia meski hidup kita sederhana dan serba pas-pasan. Asalkan sama Mas Anwar, semua terasa indah," jawab Riana sambil menatap suaminya.

"Tapi, Mas sudah bosan hidup susah. Mas ingin seperti teman-teman sekolah Mas yang sudah sukses. Punya usaha sendiri dan hidup serba berlebih. Dek, apakah kamu tidak ingin melihat aku sukses?" tanya Anwar sambil menatap Riana.

"Mas, siapa yang tidak ingin melihat suaminya sukses? Tapi Riana bisa apa?" tanya Riana.

"Dek, kamu bisa bantu Mas untuk sukses, asalkan kamu bersedia," ucap Anwar penuh semangat.

"Bersedia apa, Mas?" tanya Riana penasaran.

Untuk sesaat, Anwar diam dan dia mengumpulkan segenap kekuatannya untuk berani mengucapkan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

Riana semakin penasaran melihat sikap suaminya yang penuh teka-teki. Riana sudah tidak sabar ingin mendengarkan apa yang dimaksud dengan membantunya untuk sukses. Dia hanya seorang anak yatim piatu dan pendidikannya hanya lulusan SMA saja. Dia tidak memiliki keahlian yang bisa membantunya membangun usaha.

Riana juga tidak memiliki uang untuk membantu suaminya membuka usaha. Lalu apa yang bisa dipikirkan oleh suaminya sehingga meminta dia untuk membantunya menuju kesuksesan?

"Dek, Mas punya teman yang kebetulan adalah Bos di tempat kerja Mas. Orangnya sangat kaya dan uangnya tidak terhitung. Mungkin bisa untuk hidup tujuh turunan. Dia bersedia memberi Mas modal usaha," ucap Anwar.

"Baik sekali, Bosnya Mas Anwar," kata Riana sambil tersenyum ikut senang mendengar berita biak itu.

"Tapi ...," ucap Anwar terhenti di tenggorokan.

"Tapi apa, Mas?" tanya Riana kaget.

"Dia ingin menikahimu," ucap Anwar sedih.

"Menikahiku? Bukankah dia tahu kalau aku istrimu, Mas? Dia bisa menikahi wanita lajang , bukan wanita yang sudah bersuami," ucap Riana kaget sekaligus kesal.

"Sayang, jangan marah dulu. Dia memang kaya dan punya segalanya. Tapi dia memiliki cacat fisik yang membuat semua wanita tidak ingin menjadi istrinya. Wajahnya hancur sebagian dan kedua kakinya lumpuh. Dia tidak bisa menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya dengan keadaannya itu," jawab Anwar membela Bosnya.

"Tapi, Mas. Aku ini istrimu. Aku yakin kamu juga tidak akan bersedia memberikan aku padanya bukan?" tanya Riana sambil menatap suaminya tajam.

"Dek, apakah kamu mencintai aku?" tanya Anwar.

"Tentu, aku mencintaimu," jawab Riana cepat.

"Bukankah kamu ingin membuat aku bahagia?" tanya Anwar lagi.

"Tentu saja. Aku akan melakukan apapun asal Mas Anwar bahagia," jawab Riana.

"Untuk itu, Mas mohon, menikahlah dengan Bosku. Mas janji, jika Mas sudah sukses dan kaya, Mas Pasti akan menjemput kamu kembali. Kita akan hidup bahagia dengan harta yang berlimpah," ucap Anwar dengan semangatnya.

"Mas, Riana sungguh tidak percaya jika Mas Anwar tega menjual istrimu sendiri pada pria lain? Aku tidak mau, Mas. Aku hanya mau hidup bersamamu, menjadi istrimu," ucap Riana sambil menangis.

Airmata Riana mengalir bak air sungai. Riana berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi. Riana ingin segera terbangun dan melupakan mimpi buruk ini.

"Riana, jika kamu tidak bersedia, berarti kamu lebih suka melihat aku mati," ancam Anwar.

"Mas, kamu ini bicara apa?" tanya Riana kaget.

"Aku sudah bosan hidup miskin. Bosan di tertawakan oleh teman-temanku. Aku tidak bisa hidup sebagai pecundang," ucap Anwar tiba-tiba.

Anwar mengambil pisau dari dapur. Dihadapan istrinya dia mengarahkan pisau ke arah Riana. Riana merasa sangat ketakutan melihat sikap suaminya yang tiba-tiba berubah.

Apakah sungguh dia tidak bahagia hidup kekurangan, ataukah dia tidak bahagia menikah dan hidup bersamaku? Batin Riana.

"Mas, untuk apa pisau itu, Mas. Kembalikan ke tempatnya semula," ucap Riana dengan tubuh gemetaran.

"Tenang saja, pisau ini bukan untuk membunuh kamu. Tetapi, pisau ini untuk membunuh diriku sendiri," ucap Anwar sambil menatap Riana.

"Mas, bunuh diri itu perbuatan dosa. Allah tidak akan pernah mengampuni dosa orang yang bunuh diri," kata Riana berusaha menenangkan Anwar.

"Aku tidak akan bunuh diri jika kamu bersedia melakukan apa yang aku mau. Jika tidak, selama hidupmu, kamu akan terus mengingat malam ini, sebagai malam terakhir suamimu. Kamu akan terus merasa bersalah atas kematianku," kata Anwar penuh ancaman.

Riana terdiam. Dia tidak pernah melihat sisi lain suaminya yang terlihat malam ini. Dia seperti kerasukan.

"Apa kamu pikir aku berbohong?" tanya Anwar yang dengan cepat menggores urat tangannya dengan pisau yang dipegangnya.

"Mas Anwar ...."

Darah mengalir dari pergelangan tangan Anwar Riana kaget sekaligus panik melihat suaminya benar-benar melakukan percobaan bunuh diri. Riana berteriak sekuat tenaga sehingga mengundang tetangga datang. Para warga membantu Riana membawa Anwar ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, dokter segera menangani luka Anwar. Tubuh Riana masih dipenuhi darah dari suaminya. Hatinya terasa hancur berkeping-keping melihat kenyataan yang sedang dia hadapi. Ini semua bukan mimpi, bukan juga khayalan.

Bukan hanya suaminya kini terbaring di rumah sakit. Kini dia terancam akan diceraikan. Bahkan akan dijual oleh suaminya sendiri kepada pria lain.

Takdir apa yang sedang aku jalani saat ini? Ya Allah, andai saja ....

Bab 2. Surat perjanjian

Riana harus menunggui suaminya yang harus rawat inap selama dua hari. Meskipun nyawanya masih bisa tertolong, tetapi darah yang keluar cukup banyak. Sehingga Anwar harus melakukan transfusi darah.

Di rumah sakit inilah, Riana berjanji pada Anwar untuk menuruti semua permintaannya. Anwar takut jika Riana akan kembali berubah pikiran, sebelum hari pernikahan tiba. Karena itu, Anwar sengaja meminta temannya yang seorang pengacara, untuk membuat surat perjanjian.

Sebelum menandatangani surat perjanjian tersebut, Anwar telah lebih dulu menjatuhkan talak tiga kepada Riana dengan disaksikan dua orang teman Anwar dan pengacara.

Airmata Riana menetes perlahan dan dia berusaha untuk tetap tegar meskipun hatinya terluka sangat dalam. Dia berusaha meyakinkan diri, bahwa jodohnya dengan Anwar berakhir sampai di sini.

Meskipun Anwar berjanji akan menebusnya kembali, Riana tidak bisa berharap banyak. Sesuatu yang sudah dilepaskan, apakah mungkin akan diambil kembali.

Setelah menjatuhkan talak tiga, Anwar meminta Riana untuk menandatangani sebuah surat perjanjian. Isinya adalah kesediaan Riana untuk menikah dengan Bosnya tanpa paksaan dari siapapun. Dengan dibubuhi materai dan tandatangan Riana serta dua orang saksi. Suaminya benar-benar sudah memperhitungkan semuanya.

"Riana, sekarang kita bukan suami istri lagi. Pengacaraku akan mengurus surat cerainya secara resmi. Dan setelah masa iddah kamu kamu berakhir. Kamu akan segera menikah dengan Bos aku," ucap Anwar yang kini sudah berstatus sebagai mantan suami.

Hati Riana terasa sakit mendengar semua itu. Dia tidak akan menangisi apa yang sudah terjadi. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan dan ujian diluar batas kemampuan kita. Tetapi, bagaimanapun juga, dia patah hati.

"Mas, bolehkah aku tahu, berapa harga yang bisa membuatmu melepaskan aku?" tanya Riana sedih.

"Lima milyar. Hargamu sangat tinggi, jadi kamu tidak perlu merasa rendah diri. Mana ada wanita yang sudah tidak perawan dihargai sebesar itu. Janda lagi. Bos aku memang bodoh," jawab Anwar bangga.

"Kamu benar, Mas. Pria itu memang bodoh. Memberikan harga sebesar itu hanya untuk wanita yang sudah bersuami. Dengan harga sebesar itu, dia bisa membeli gadis yang masih perawan, gadis yang paling cantik di negara ini. Bukan janda seperti aku," ucap Riana menahan sakit hatinya.

Riana baru menyadari jika mantan suaminya begitu mata duitan. Tetapi, dia tidak pernah menyesali pernah mencintai Anwar. Hanya saja, dia merasa, dia yang salah mengenali orang. Pria yang dianggapnya sempurna, ternyata lebih buruk dari seorang mucikari.

Pengalaman berharga ini, akan selalu Riana ingat seumur hidupnya. Meskipun dia tidak tahu, bagaimana kehidupan dia yang akan datang bersama pria yang sama sekali tidak dia kenal.

"Dek, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini. Mas memiliki hutang yang harus Mas lunasi. Kalau tidak, Mas akan dimasukkan ke dalam penjara," ucap Anwar berusaha menarik simpati Riana.

"Hutang apa, Mas? Dan kepada siapa kamu berhutang?" tanya Riana kaget.

Anwar mulai mengarang cerita. Dia terjebak judi online dan berhutang pada Bos-nya. Awalnya dia menang, tetapi setelah itu, dia kalah bahkan sampai ratusan juta rupiah.

"Ini semua salah Bosku. Jika nanti kamu menikah dengannya, kamu harus berhati-hati. Dia yang memaksa aku untuk menjualmu padanya. Apakah dia memiliki dendam dengan kamu?" tanya Anwar berusaha membuat hati Riana membenci Bos-nya. Setidaknya, jika Riana membenci Bos-nya, meskipun mereka menikah, Riana tidak akan mau di sentuh oleh Bos-nya. Sebenarnya dia juga tidak rela, jika Riana yang cantik itu, disentuh pria lain.

Hati Riana mendadak ciut. Apa yang katakan Anwar, bisa jadi semua benar. Tidak mungkin pria itu mau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk menikah dengannya. Pasti dia memiliki tujuan yang jahat. Balas dendam? Bisa jadi.

"Riana, Mas berharap kamu bisa menjaga diri. Jangan biarkan dia menindasmu, saat kamu menjadi istrinya," ucap Anwar sambil tersenyum licik.

Riana sudah dicuci otaknya oleh Anwar dengan hal buruk tentang calon suaminya nanti. Riana percaya saja apa yang dikatakan Anwar. Karen dia belum tahu dan belum pernah bertemu dengan pria tersebut.

Sorenya, Anwar sudah diperbolehkan pulang. Sambil menunggu proses perceraiannya selesai, Anwar meminta Riana untuk tetap tinggal di rumah kontrakan ini. Karena Riana tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini, dan dia juga tidak tahu kemana akan pergi, Riana menerima permintaan Anwar.

Surat cerai telah keluar lebih cepat dari yang Riana kira. Hanya menunggu masa iddah saja, Riana akan menjalani pernikahan dengan pria itu. Bayangan buruk dan perlakuan kasar dari calon suaminya, menghantuinya setiap malam. Setiap tidur, dia selalu bermimpi buruk dan sering terbangun di tengah malam. Riana merasa sangat tersiksa.

Setelah mendapatkan surat cerai, datang beberapa orang ke rumah kontrakan Anwar. Mereka rupanya orang suruhan Bos-nya.

"Pak Anwar, Bos sudah menyiapkan apartemen untuk Bu Riana. Bos merasa, kalau kalian tidak pantas tinggal bersama. Kalian bukan pasangan suami istri lagi dan tidak ada alasan untuk tinggal satu rumah. Sebaiknya Bu Riana tinggal di tempat yang sudah disiapkan oleh Bos," ucap salah satu dari mereka.

"Apa benar kalian orang suruhan Bos?" tanya Anwar tidak percaya.

"Baik. Kami akan menghubungi Bos, agar kamu lebih percaya," jawab yang lain.

Salah satu dari mereka melakukan video call dengan Bos mereka. Mereka menunjukan wajah Bos mereka pada pada Anwar.

["Hallo Bos, maaf," ucap Anwar gugup.]

["Anwar, kamu seharusnya tahu jika kalian tidak bisa lagi tinggal serumah. Kamu bawa Riana ke apartemen yang sudah aku belikan untuk Riana. Atau perjanjian kita batal," ancam Rio, Bos-nya.]

["Jangan. Baik, aku akan antar Riana ke apartemen itu," jawab Anwar panik.]

Sambungan video itupun terputus. Anwar terlihat cemas dan ketakutan jika perjanjiannya dengan Rio akan dibatalkan. Impiannya untuk menjadi kaya akan hilang.

Meskipun sedikit tidak rela, Anwar meminta Riana untuk pergi bersama anak buah pak Rio. Untuk menghilangkan ketakutan Riana, Anwar akan ikut mengantar Riana sampai ke apartemen yang sudah disiapkan untuknya.

Riana mulai memasukkan semua barang-barangnya dan dikemas ke dalam tas dan kardus. Memang tidak banyak, karena Riana jarang membeli pakaian baru dan jarang membeli keperluan pribadi yang lain. Dia sudah cukup puas dengan kesederhanaan. Asalkan bisa bersama dengan pria yang dia cintai, Riana sudah cukup puas.

Setelah semua beres, Riana pergi meninggalkan rumah yang sudah memberinya banyak kenangan manis. Kenangan yang tidak akan pernah bisa dia lupakan. Dan rumah ini juga telah memberinya kenangan pahit. Kenangan yang juga tidak akan bisa dia lupakan seumur hidupnya.

Riana mulai membenci Anwar dan mulai menyadari, bagaimanapun dia harus tetap hidup dan harus berjuang untuk meraih bahagianya sendiri. Bahagia bukan diciptakan oleh orang lain, tetapi bahagia berasal dari hati kita sendiri.

Selama aku ikhlas menerima takdirku, bahagia itu bukan hal yang sulit, batin Riana.

...****************...

Bab 3. Menuju pernikahan

Empat bulan telah berlalu, yang berarti masa iddah Riana telah berakhir. Selama empat bulan itu, baik Rio maupun Anwar tidak pernah datang. Rupanya, Rio dan Anwar sudah melakukan kesepakatan untuk tidak menemui dan mengganggu hidup Riana.

Riana hidup dengan mewah dan serba berkecukupan. Apapun yang dia inginkan akan dipenuhi oleh Rio, lewat asisten rumah tangga yang tinggal bersamanya. Dari Bik Ijah, Riana mulai berusaha mengenal calon suaminya.

Dari penjelasan Bik Ijah, Riana merasa apa yang pernah dikatakan Anwar berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan Bik Ijah. Atau mungkin karena Bik Ijah adalah asisten rumah tangga Rio, jadi Bik Ijah pasti berkata yang baik-baik tentang Rio.

"Bik, aku dengar, wajah Pak Rio rusak jadi, tidak ada wanita yang bersedia menikah dengannya?" tanya Riana lebih berani.

"Benar tapi juga salah," jawab Bik Ijah penuh teka teki.

"Maksud Bik Ijah?" tanya Riana penasaran. Dia harus bisa mengenali musuh, baru dia kan bisa melawannya. Siapa tahu dia akan menang.

"Wajah Pak Rio tidak hanya cacat tetapi Pak Rio juga lumpuh. Setelah kecelakaan yang menimpanya beberapa tahun yang lalu. Meskipun lumpuh, sebenarnya banyak juga yang mendekatinya, tapi mereka hanya mengincar hartanya saja. Jadi pak Rio menolak semua wanita-wanita itu," jawab Bik Ijah sambil tersenyum.

"Kenapa Bibik tersenyum?" tanya Riana bingung.

"Bibik bahagia, karena akhirnya Pak Rio bersedia menikah juga. Calonnya Bu Riana, wanitabyang sangat baik," jawab Bik Ijah memuji Riana.

"Bik, jangan memuji aku seperti itu. Takutnya nanti aku besar kepala. Riana hanya seorang janda cerai. Wanita yang tidak diinginkan oleh mantan suami Riana," ucap Riana sedih.

"Tidak semua janda cerai itu buruk. Pasti suami Bu Riana buta, tidak melihat kalau Bu Riana ini cantiknya luar dalam. Tidak hanya wajahnya cantik, hatinya juga cantik," kata baik Ijah.

Riana tersenyum kecut. Bik Ijah tidak tahu saja, akan dibawa kemana pernikahan ini. Sebuah pernikahan nyata atau hanya diatas kertas.

***

Hari Pernikahan telah tiba, tepat setelah masa iddah Riana berakhir. Riana menatap wajahnya didalam cermin. Meskipun wajahnya tampak cantik dengan make up yang sederhana, tetapi rasa kecewa dan sedih masih tampak disana.

Riana berusaha tegar dan berusaha menerima takdir, tetapi sesungguhnya didalam hatinya dia masih belum bisa sepenuhnya menerima jika hari ini, dia akan menikah dengan pria yang belum dia kenal. Terlebih lagi, pernikahan ini karena dia sudah dibeli dengan harga yang sangat mahal.

Riana kembali teringat masa bahagianya dengan Anwar. Janji setia sehidup semati, ternyata hanya omong kosong belaka. Cinta sejati itu tidak pernah ada. Cinta ini telah kalah oleh realita hidup. Uang lebih berharga daripada cinta.

"Riana, kamu sudah siap?" ucap Anwar yang akan mengantarnya menuju ke KUA.

Riana kaget saat mendengar suara mantan suaminya ada di tempatnya. Bukankah mereka sudah berpisah?

"Riana, jangan terlalu banyak berpikir. Aku datang ke sini, untuk mengantar kamu ke KUA. Pak Rio, akan memberikan uang itu, setelah kalian resmi menikah," ucap Anwar dengan tatapan tidak rela. Dia terus memandangi Riana yang terlihat sangat cantik dengan pakaian pengantin Jawa. Jauh lebih cantik dari saat menjadi pengantinnya. Ada sedikit rasa penyesalan dihatinya, melepaskan wanita yang sangat dia cintai. Wanita yang sangat baik dan sangat mencintainya. Tidak mungkin dia bisa menemukan wanita sesempurna Riana.

Tunggulah hingga aku sukses, Riana. Aku akan menjemputmu dan kita akan hidup bahagia, batin Anwar.

"Aku sudah ... sudah siap, Mas Anwar," ucap Riana menahan sakit hatinya.

Riana berusaha menyembunyikan kesedihannya. Tetapi, airmata itu tidak bisa berbohong. Meski Riana sudah berusaha agar tidak menangis, tetap saja airmata itu menetes juga.

Riana mengikuti langkah Anwar menuju ke lift diikuti Bik Ijah dan anak buah Rio. Riana bagikan tahanan yang siapa untuk dieksekusi. Sepanjang perjalanan, Riana terus menatap Anwar yang juga sesekali melihat ke arahnya. Hal itu membuat hati Riana semakin sakit.

Hati siapa yang tidak sedih, mantan suaminya sendiri, pria yang dia cintai mengantarkannya untuk menikah dengan pria lain. Setelah hari ini, setelah ijab kabul diucapkan, dirinya dan Anwar akan benar-benar berpisah secara lahir dan batin. Haram baginya untuk mencintai pria lain selain suaminya.

Prinsip yang selalu dia pegang dalam hati, dan tidak ada yang pernah tahu. Jika saja Anwar tahu, bahwa dia tidak akan ada lagi dihatinya ketika dia menikah dengan pria lain. Mungkin saja Anwar akan berpikir dua kali untuk melepaskannya.

Dengan kejadian ini, Riana kini sudah jelas, seberapa besar cinta Anwar padanya. Riana tidak menyesal mencintainya, tetapi Riana menyesal karena terlalu percaya padanya. Memberikan seluruh hatinya kepada pria yang salah.

Anwar membuka pintu mobil dan meminta Riana untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Saat Bik Ijah akan masuk ke dalam mobil, Anwar melarangnya.

"Bibik naik mobil lain saja. Ada sesuatu yang akan aku bicarakan dengan Riana," ucap Anwar.

"Maaf, Pak Anwar. Bibik diperintahkan Pak Rio untuk menjaga Bu Riana," jawab Bik Ijah.

"Bik, Riana bisa menjaga diri," ucap Riana sambil memberi isyarat pada Bik Ijah untuk menuruti saja permintaan Anwar.

Bik Ijah akhirnya pergi ke mobil anak buah Pak Rio. Riana sengaja meminta Bik Ijah untuk naik mobil lain karena Riana juga ingin meyakinkan hatinya untuk yang terakhir. Melepaskan Anwar seutuhnya.

Mobil Anwar melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat tujuan. Riana menarik napas panjang begitu juga dengan Anwar. Mereka sama-sama berusaha untuk memulai percakapan.

"Mobil kamu bagus sekali, Mas. Mobil ini, mobil yang pernah kita lihat dulu di showroom," ucap Riana dingin.

"Benar. Mobil ini baru aku beli sebulan yang lalu. Kita pernah berangan-angan ingin membeli mobil ini untuk pergi berlibur bersama keluarga kecil kita," jawab Anwar sambil tersenyum.

"Itu dulu. Sekarang, impian itu sudah hilang. Dan semua karena kamu, Mas Anwar," ucap Riana kecewa dan sedih.

"Riana, semua ini berkat kamu, harusnya kamu bangga. Mobil ini, aku beli dengan uang muka dari Pak Rio. Dia memberiku 500 juta, Riana. Mobil ini milik kita. Setelah kalian menikah, aku akan menerima kekurangannya. Kita kaya, Riana," kata Anwar sombong.

"Kaya, bukan aku yang kaya, tapi kamu sendiri. Mobil ini juga milikmu, bukan milikku. Kamu terlihat menyedihkan, Mas. Tidakkah kamu menyadari bahwa, dengan menjual istrimu, derajatmu sebagai suami telah ternoda?" tanya Riana berusaha membuat mantan suaminya menyadari kesalahannya.

"Kamu salah, Riana. Ini namanya usaha. Kamu juga bisa hidup mewah dan bergelimpangan harta. Kamu juga bisa mengeruk harta Pak Rio. Kamu harus pandai-pandai mengatur rencana untuk mengambil harta Pak Rio. Jika nanti aku sudah sukses, kita bisa menggabungkan harta milikku dan harta milikmu. Kita akan menjadi pasangan yang kaya raya," ucap Anwar sambil tertawa.

Riana semakin sakit hati dan kecewa. Bisa-bisanya Anwar memintanya mengambil harta Pak Rio. Ternyata Anwar masih berusaha memanfaatkannya sampai akhir.

Hati Riana semakin yakin, jika tidak ada yang tersisa dari kisah cintanya dan Anwar. Hatinya mengikhlaskan cinta itu pergi bersama mantan suaminya. Anwar sudah mencari kebahagiannya sendiri, lalu untuk apa dia masih mempertahankan cinta yang telah usai ini.

Riana tersenyum untuk mengakhiri percakapan ini. Jika diteruskan akan semakin membuatnya membenci mantan suaminya.

Mobil Anwar berhenti didepan kantor urusan agama. Di sana sudah menunggu di depan pintu masuk, beberapa orang yang terlihat tidak asing lagi. Mereka anak buah Pak Rio dan Bik Ijah.

Anwar membuka pintu mobil dan membantu Riana turun. Riana sempat ragu untuk menerima bantuan dari mantan suaminya itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menolak bantuan tersebut. Anwar sempat kaget, tetapi dia berusaha tetap tenang lalu melangkah pergi.

Riana mengikuti langkah Anwar menuju ke dalam diikuti anak buah Pak Rio. Di dalam sana, telah menunggu seorang pria yang berpakaian rapi dengan menggunakan topeng yang menutupi sebelah wajahnya. Pasti yang ditutup itu luka yang diceritakan Bik Ijah dan Anwar. Pria itu duduk di sebuah kursi roda.

Riana sempat berhenti sejenak, karena ketika dia melangkah maju lagi, dia akan memiliki nasib dan takdir berbeda. Dari seorang janda cerai, kini akan menjadi istri dari Pak Rio.

Sanggupkah Riana melangkah maju, menyongsong kehidupannya yang baru?

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!