Di hari pertama kerja di perusahan R grup sebagai sekertaris bos yang terkenal mesum tidak membuat perempuan cantik dan juga mandiri setelah kepergian orang tuanya itu goya dan mengurungkan niat nya untuk bekerja.
Banyak perempuan yang menjadi sekertaris di perusahan R keluar masuk karena sudah di cicipi oleh bos mesum di perusahan R.
Laila Aryani yang biasa di panggil Ani sudah berada di ruang kerja nya menunggu bos nya datang dan menyampaikan jadwal nya untuk hari ini, Ani sudah di beri tahu tugas tugas nya oleh Asisten pribadi Rezza Fabiano atau yang sering di kenal dengan Ezza sang Casanova.
Laila mengerjakan tugas tugas nya hari ini dengan lancar, sampai tidak menyadari kalau hari sudah sangat siang. Ani baru menyadari ketika Elang Asisten pribadi Ani mendatangi nya untuk membatalkan semua pertemuan bos nya untuk hari ini di undur dua hari lagi.
Ani yang menanyakan alasan apa yang harus dia gunakan malah Elang menyuruh nya untuk mengarang sendiri alasan apa yang tepat untuk membatalkan pertemuan hari ini dan kline bisa menerima Alasan itu.
Setelah kepergian Elang, Ani menghubungi kline yang ada janji dengan Ezza untuk hari ini, Ani mengatakan kalau Ezza sang bos tengah sakit dan tidak bisa menghadiri pertemuan, Ani juga mengatakan kalau pertemuan akan di lakukan Dua hari lagi.
"Untung aja kline mau memaklumi kalau tidak bagaimana..!! Sudah lah mau masuk apa enggak tuh CEO kan yah suka suka dia" Ani berceloteh dengan menatap layar laptop yang ada di depannya.
Ani kembali berkutat di layar laptop nya, tanpa memperdulikan sih bos yang terkenal casanova, Ani menikmati hari pertama kerja nya yang tidak dipersulit.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul empat sore, waktu nya Ani untuk pulang. Saat Ani ingin keluar ruangannya dia melihat Elang masuk ke dalam ruangan nya. "Selamat sore pak, apa ada yang bisa saya bantu??" Ani bertanya kepada Elang yang tidak kunjung mengatakan apa tujuan nya ada di ruangan nya.
"Kamu harus lembur temani saya untuk mengurus semua pekerjaan yang sempat tertunda" Akhirnya Elang mengutarakan apa niat nya untuk datang ke ruangan nya.
"Baik lah pak kalau begitu"
"Ayo ikut saya ambil berkas yang ada di ruangan saya"
Ani mengikuti langka Elang menuju ruangan nya, Ani menatap Punggung lebar Elang, Ani sempat terpesona dengan ketampanan Elang. "Sungguh sangat manis dan tampan" Batin Ani.
Elang membuka pintu ruangan nya, Elang masuk ke dalam ruangan nya yang sudah lama dia tempati, Ani mengikuti Elang masuk kedalam ruangan yang berbau khas Maskulin milik Elang.
"Ani, kamu Ani kan??"
"Iyah pak"
"Ambil separuh berkas yang ada di meja saya"
Ani mendekat kearah meja kerja Elang, Ani sangat terkejut dengan apa yang dia lihat tumbukan berkas yang sangat banyak. "Pak beneran ini enggak kebanyakan??" Ani memastikan tumpukan berkas yang ada di meja kerja Elang.
"Itu hanya tiga hari, belum satu minggu!! Cepat ambil dan keluar dari ruangan saya"
Dengan perasaan yang tak menentu Ani mengambil tumbukan berkas yang ada di atas meja kerja Elang, Ani bertanya tanya jika tiga hari saja sudah menumpuk bagaimana kalau seminggu.
"Gila, ini sih nanti malam baru kelar anjir" Batin Ani yang melihat tumpukan kertas yang ada di tangan nya.
Ani masuk ke dalam ruangan nya dia menaruh semua kertas yang dia bawa dari ruangan Elang di meja kerja nya, Ani duduk di kursinya lalu langsung membuka laptop nya.
Ani dengan sangat teliti mengerjakan tugas lembur nya yang menumpuk, Ani membolak balikkan berkas yang ada di sampingnya.
Setelah waktu menunjukan pukul 8 malam Ani baru selesai menyelesaikan pekerjaan nya, Ani membereskan semua kertas kertas itu lalu membawa nya keruangan Elang.
tok tok tok..
Masuk...!!
Ceklek..
"Pak Maaf ini semua tinggal bapak cek"
"Hemm, kalau begitu kamu pulang dulu"
"Ah iya pak,, selamat malam"
"Malam"
Ani keluar dari ruangan Elang dengan perasaan senang karena dia bisa pulang ke rumah nya dan menikmati kasur empuk sebelum besok kembali bekerja.
Setelah kepergian Ani, Ezza masuk ke dalam ruangan Elang dengan sangat buru buru, Elang yang melihat itu pun bingung kenapa bos nya tampak terburu buru.
"Lang, apa semua karyawan sudah pulang??"
"Baru saja ada yang pulang"
"Gawat, susul dia Lang"
"Kenapa tuan??"
"Kantor di kepung musuh"
"Lho...."
Dengan gerakan cepat Elang menyusul Ani yang baru saja masuk kedalam lift, Elang menggunakan lift khusu untuk turun mengejar Ani.
Ani keluar dari dalam lift saat ingin melangkah menjauhi lift mulut Ani di bekap oleh seseorang dari belakang, Ani meronta ingin di lepaskan oleh orang yang membekapnya.
Elang membawa Ani keruang rahasia yang ada di kantor, di sana sudah ada Ezza yang sudah menunggu Elang dan Ani masuk kedalam ruang Rahasia. "Berhentilah memberontak, aku Elang" ucapan Elang mampu membuat Ani berhenti meronta.
Ani diam setelah mendengar nama Elang, dia melirik kesamping dan benar saja kalau yang membekap dirinya adalah Elang. "Untuk apa pak Elang bekap gue, apa mau menculik gue yah??" Batin Ani.
Elang melepaskan bekapan dari mulut Ani saat sudah sampai di dalam ruangan yang khusus untuk tempat bersembunyi, Ezzs dan Elang bukan nya takut tapi mereka tidak mau sampai karyawannya terluka karena dirinya.
"Pak, bapak mau ngapain bawa saya kesini??" tanya Ani dengan kebingungan nya.
"Diluar bahaya"
"Hah..!!"
Ezza melihat interaksi antara Elang dan Ani dengan kebingungannya, Ezza menatap Ani dari atas sampai bawa. "Sungguh sangat menarik, bodynya sangat bagus" Batin Ezza.
"Lang siapa dia??" Ezza menanyakan Ani kepada Elang yang masih di hadapan Ani
"Dia Laina Aryani dia sekertaris baru anda tuan"
"Hemmm,, kenapa di jam segini dia beluk pulang??"
"Itu karena saya menyuruh nya membatu pekerjaan saya tuan"
"Emmm..."
"Kalau dia sekertaris baru aku akan beta ada dikantor dengan melihat body Mo-tok Laina" batin Ezza.
Mereka berada di sana sampai pukul 10 malam, tidak ada tanda tanda Elang Atau Ezza menyuruh nya pulang. "Maaf pak ini sudah sangat malam" ucap Ani lirih.
"Kamu harus di sini dulu karena banyak musu tuan Ezza di luar kantor" ucap Elang dengan memperlihatkan video yang ada di jam tangannya.
Ani sangat terkejut dengan apa yang dia lihat memang benar banyak musuh yang masih berjaga di sana, Elang kasihan dengan Ani yang baru masuk kerja.
"Siapa mereka, apa yang mereka inginkan??" tanya Ani dengan suara polos dan bergetar
"Mereka orang orang yang di tugaskan untuk membunuh atau orang orang yang ada di tuan Ezza" Elang menyahut pertanyaan Ani
Berbeda dengan Ezza yang malah fokus dengan pantat sintal milik Ani, setelah itu Ezza menatap dada yang berisi. "Sungguh sangat cantik, body okay" Batin Ani
"Ani kamu tidur saja di sini, pakai ini buat bantal" suara berat mengalihkan Ani dari menunduknya
"Ah tidak terima kasih tuan" Ani menolak dengan sangat halus
"Sudah lah tidak apa" Ezza masih melancarkan aksi nya.
Ani melihat Ezza dengan bingung kenapa bos nya mau meminjamkan nya jas yang begitu mahal untuk dia bantalan tidur. "Apa ini aksi sang casanova??" Batin Ani yang masih menatap Ezza.
"Kenapa kamu takut ada sesuatu di balik jas ini??" tanya Ezza yang seakan bisa tau pikiran Ani.
"Ah tidak tidak tuan" Lirih Ani dengan wajah bodoh nya menatap Ezza .
Ezza sendiri malah tersenyum miring menatap Ani dengan wajah bodoh nya, Ezza semakin gemas dengan Ani. Jiwa playboy dan Casanova yang telah beraksi dalam jiwa nya.
"Aku pastikan dia akan ada di bawa ku dengan mengerang kenikmatan" Batin Ezza yang masih menatap Ani dengan pikiran Liarnya.
Ani tidak menyadari kalau Ezza tengah menatap nya dengan penuh ingin dan pikiran yang sudah terbang berkelana.
Waktu begitu sangat cepat kini sudah pukul 3 pagi baru orang orang yang mengelilingi kantor sudah pergi dari kantor, Ezza menatap kumpulan orang yang meninggalkan kantor.
"Lang kenapa mereka sangat Lama pergi dari sini" Ezza bertanya dengan bodoh nya, sudah tau biasanya sampai pagi baru pergi ini masih mending jam 3 pagi.
"Kenapa tuan?? Apa tuan ada janji??" tanya Elang seakan sudah hapal dengan bos nya.
"Tidak, aku seharian ini ada di kantor cabang yang ada di kota B" jawab Ezza jujur
"Saya kira anda ada di Mansion bermain"
"Kamu gila di Mansion ada Mimi ku, dia bisa mengamuk di Mansion ku"
"Emm.. Saya kira beliau sudah pulang Tuan"
"Belum, Mimi masih ada di sini untuk memastikan ku kalau tidak main main lagi"
Ezza menceritakan semua tentang dirinya berada di kantor cabang di kota B karena dia tau kalau ada orang dalam yang menjual informasi penting ke luar kantor.
Elang sudah menduga bawa dari laporan yang masuk dari bulan lalu selalu di dahului oleh perusahan lain dan bulan ini dia juga mendapat laporan kalau ada lagi tapi berbeda perusahaan.
Ezza menatap Elang, Asisten pribadi nya yang selalu dia andalkan dalam setiap hal, Elang menganggukkan kepalanya seakan orang yang mereka curigai sama.
"Yolanda"
"Iyah saya juga mencurigai dia"
Mereka membahas hal penting itu di ruangan rahasia di mana mereka masih bersembunyi dari semalam sampai saat ini pukul 7 pagi mereka baru keluar dari tempat persembunyian. Dengan Ezza yang menggendong Ani ala Bridal style masuk kedalam lift khusus.
Tentu saja hal itu wajar karena mereka tau kalau selama ini bos mereka bergonta ganti wanita buat menemani nya bubuk malam, agar lebih nyenyak.
Ezza membawa Ani ke ruangannya, Ezza menidurkan Ani di ranjang king size nya yang hanya baru Ani yang memasuki nya. Entah apa maksud Ezza membawa Ani keruang pribadinya.
Apa mungkin Ezza udah ada beni beni cintrong, mangkanya Ezza membawa Ani ke ruangan pribadi di ruangan nya. Sedangkan Elang sudah mencari baju ganti untuk Ani sebelum dia pergi ke kota B meneruskan penyelidikan Ezza di sana.
Ani menggeliat saat merasakan tidur nya sangat nyaman dan juga tidak sekeras saat dia baru tidur kemarin malam di atas karpet lantai, Ani membuka perlahan matanya, dia menatap langit langit kamar yang berbeda dengan kemarin.
Apalagi dia mencium wangi yang khas seorang pria, dia menatap sekeliling melihat banyak perbedaan yang dia rasakan, perlahan dengan pasti Ani meraba yang ada di bawa tangannya, dia merasakan lembut dan nyaman.
Ani bangun dari rebahan nya dia menatap tempat yang saat ini dia berada, Ani mulai sadar dan ingat kalau saat ini bukan tempat yang semalam, Ani menyikap selimut tebal yang membungkus nya, dia merasa lega baju yang dia pakai semalam masih melekat di tubuh nya tanpa kurang satu pun.
Saat Ani menatap sekeliling bertepatan dengan Ezza yang baru keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawanya saja, Ani bisa dengan jelas menatap roti sobek yang ada di perut Ezza..
"Ahhhhhhhh......" Ani berteriak sekencang mungkin saat kewarasan nya sudah kembali, dia menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.
Sedangkan Ezza yang ingin masuk ke dalam ruang ganti yang ada di samping kamar mandi dia terkejut dengan teriakan seseorang yang tidak jauh dari tempat nya berdiri.
Ezza mengusap telinganya yang terasa berdengung mendengar teriakan Ani, Ezza berbalik menatap Ani yang tengah menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya.
Ezza mendekat kearah Ani dengan percaya diri, dia akan membuat Ani terpesona dengan tubuh indahnya seperti perempuan lain yang suka rela melempar dirinya di bawa kungkungan Ezza.
"Kenapa kamu berteriak Ani??" Ezza bertanya di depan Ani yang masih menutup wajah nya yang memerah.
"Pak, itu itu saya emm saya, bapak mending pakai baju dulu biar saya bisa melihat pak, ini gelap" ucap Ani dengan gelagapan.
"Kenapa kalau saya tidak memakai baju??" Ezza malah semakin memancing Ani.
"Pak saya malu??"
"Kenapa kamu yang malu, kan saya yang belum pakai baju"
Saat Ezza tengah gencar menggoda Ani, malah kesenangan nya di ganggu oleh seseorang yang tengah memencet tombol yang ada di luar kamar Ezza yang ada di ruangannya.
"Sialan siapa yang datang mengganggu" batin Ezza
Ezza yang masih menggunakan handuk keluar dari dalam kamar, dia memutar bola yang ada di samping rak buku yang ada di kamar pribadi Ezza. Ezza melihat Al yang ada di dalam ruangannya dengan membawa paper bag di tangan nya.
"Kamu mengganggu ku Lang" ucap Ezza yang sudah keluar dari dalam pintu kaca yang ada di dalam ruangannya.
"Maaf tuan muda saya hanya mau memberi baju yang anda minta" Elang memberi paper bag yang dia bawa kepada Ezza.
"Apa kamu mau pergi sekarang lang??" Ezza bertanya dengan memandang Asisten nya dengan bertanya.
"Iyah tuan"
"Hati hati karena di sana banyak jebakan karena di sana bukan wilayah kita" Ezza mengingatkan Elang agar hati hati karena kemarin musuh mengejarnya sampai ke sini.
Elang menganggukkan kepada nya lalu berlalu dari ruangan Ezza, Ezza kembali ke kamar pribadi nya untuk lanjut menggoda Ani mungkin sekarang sudah mandi.
Dugaan Ezza benar Ani tengah mandi, terdengar suara gemericik Air terdengar dari kamar Mandi. Ani yang ada di dalam kamar mandi tengah menikmati acara mandi nya yang begitu segar, air yang mengalir dari shower membuat Ani yang tadi kepanasan setelah melihat tubuh indah Ezza.
Setelah setengah jam berlalu kini Ani mengambil handuk yang ada di sana lalu memakainya, Ani lupa kalau saat ini dia buka di rumah nya yang bebas keluar masuk kamar mandi menggunakan handuk.
Ezza menatap Ani yang tengah berjalan keluar dari dalam kamar mandi pemandangan yang sangat indah untuk Ezza terus menatap Ani samapi Ani merasa kalau dirinya tengah di tatap oleh seseorang.
"Ahhhhhhhh" Ani berteriak berbalik menghadap dinding kamar mandi dia menempelkan badanya di dinding.
"Kenapa kamu keluar menggunakan handuk saja?? Kamu mau menguji kejantanan saya Ani"
"Ah..Maaf pak saya lupa kalau saya ada di kamar bapak"
Ezza mendekat kearah Ani yang masih menempelkan badan nya di dinding, Ezza meniup leher jenjang Ani yang sangat membuat Ezza semakin tertarik dengan Ani.
Ani yang merasakan hembusan angin yang menyapa kulit belakang nya mulai merasakan merinding di sekujur tubuhnya, hawanya panas bulu bulu nya berdiri meremang.
"Kamu tau, kalau mau menggoda saya nanti saja, saya banyak pekerjaan" Ezza menggigit ujung telinga atas Ani yang membuat Ani merasa sensasi aneh di tubuh nya.
Ezza memberi paper bag yang di berikan Elang kepada nya tadi, Ani menerima paper bag itu dengan sangat gugup. "A-A-apa ini pak??" Ani gelagapan
"Baju kerja kamu, ganti dan cepat selesaikan pekerjaan kamu yang menumpuk bagaikan gunung" ucap Ezza lalu berlalu dari dalam kamar nya, Ezza keluar dari dalam kamar Pribadi nya.
Setelah kepergian Ezza, Ani mengganti baju nya dengan baju baru yang Ezza berikan, baju yang mahal melekat indah di tubuh Ani. Ani memberi sentuhan sedikit dari make up yang selalu ada di dalam tas nya.
Ani keluar dari kamar Ezza sesuai dengan petunjuk yang Ezza beri tahu, Ani berjalan kearah Ezza yang sudah menatap layar laptop nya. "Pak, ini baju nya mahal, gaji saya setahun mungkin tidak cukup untuk mengganti nya" Ani mengatakan apa yang ada di dalam hati nya.
"Tidak usah di ganti, itu baju buat kamu karena sudah saya libatkan tidur di kantor"
"Anda belum tidur pak, apa mau saya buatkan kopi???"
"Iyah, gula nya sedikit saja"
"Iyah Pak"
Ani keluar dari dalam ruangan Ezza untuk membuatkan Ezza kopi yang sesuai dengan keinginan nya. Ani berjalan santai untuk ke dapur kantor, dia menyapa setiap orang yang dia lewati.
Ani mulai membuat kopi yang enak untuk bos nya yang sudah baik untuk membelikan baju yang mahal. "Bahkan gaji ku satu tahun masih sangat kurang banyak" Batin Ani yang mengaduk kopi yang dia buat khusus untuk Ezza.
Ani membawa kopi buatan nya keruangan Ezza, Ani mengetuk pintu ruangan Ezza, Ani masuk kedalam ruangan Ezza. "Pak ini kopi penghilang lelah dan kantuk bapak" Lirih Ani dengan menaruh kopi buatan nya.
Ani pamit untuk kembali ke ruangan nya yang ada di depan ruangan Ezza, Ani masuk kedalam ruangan nya. Dia menatap tumpukan kertas yang ada di meja kerjanya dengan menarik napas dalam lalu membuang nya perlahan.
"Semangat Ani hari kedua" Ani menyemangati dirinya sendiri dengan menggosok gosokan kedua telapak tangan nya.
Ani menghidupkan laptop yang ada di depan nya, dia mulai mengerjakan pekerjaan nya agar tidak terlalu menumpuk di meja nya. Ani dengan semangat yang menggebu gebu menatap layar laptop dan membolak balikan berkas yang ada di samping nya.
Ani menatap tumpukan berkas yang tinggal sedikit. "Ayo kurang sedikit lagi lalu kamu bisa istirahat Ani" celoteh Ani dengan merenggangkan otot otot yang terasa kaku.
"Akhir nya selesai" setelah satu jam Ani sudah mengerjakan sisa pekerjaan nya yang menumpuk karena Elang tidak ada di kantor.
Ani membereskan berkas berkas yang ada di atas meja nya, dia membawa keluar ruangannya. Ani masuk kedalam ruangan Ezza setelah mengetuk pintu tiga kali.
Ani menaruh tumpukan berkas itu ke meja Ezza yang tengah fokus menatap layar ponsel nya. Ani pamit untuk keluar kamar Ezza, tapi Ezza menyuruh Ani tetap tinggal di ruangan nya.
"Ada apa pak??"
"Saya mau mengajak kamu makan siang di ruangan saya, tapi buatkan saya kopi lagi"
"Baik pak"
Ani keluar dari ruangan Ezza berjalan kearah dapur kantor, Ani kembali membuatkan kopi yang sama dengan yang dia buatkan tadi pagi. Ani mengaduk aduk dengan bernyanyi entah yang dinyanyikan tapi dia bernyanyi.
Ani membawa masuk kopi yang di ingin kan Ezza kedalam ruangan nya, Ani masuk menatap Ezza yang sudah duduk di sofa ruang kerja nya menata Makanan yang mungkin baru saja datang..
Ani menaruh kopi yang dia bawa di meja kerja Ezza, karena meja yang ada di depan sofa tampak penuh dengan makanan. Ani saja sampai bingung makanan apa saja yang ads di atas meja.
Ezza menyuruh Ani duduk di samping nya, Ezza sungguh sungguh mengajak Ani untuk makan siang bersama di ruangannya.
"Pak, apa ini enggak kebanyakan??" Ani bertanya dengan menatap Ezza dengan bingung.
"Tidak, sudah ayo makan"
Ezza dan Ani makan siang bersama dengan saling diam sampai makanan yang ada di depan meja habis, tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua, mereka saling diam. Sampai Ani pamit untuk kembali keruangan nya setalah membersikan bekas makanan dirinya dengan Ezza.
Ezza menganggukkan kepalanya menatap Ani yang sudah menghilang di telan pintu yang tertutup, Ezza masih menatap pintu sampai deringan ponsel nya membuyarkan lamunan Ezza.
Ezza menatap ponsel melihat siapa yang tengah menghubunginya ternyata Mimi nya, Ezza mengangkat dengan malas nya.
Setelah pembicaraan yang cukup membosankan dengan Mimi nya Ezza mematikan sambungan telpon nya, Ezza menaruh ponsel nya di atas meja di depan nya. Ezza merebahkan dirinya di sandaran sofa dengan menggunakan kedua tangan nya bantal, dan mata yang terpejam.
Ani menatap berkas yang ada di depan nya dengan sangat malas berkas yang harus nya dia serahkan kepada Ezza sedari setengah jam yang lalu, Ani sangat malas bertemu dengan Ezza yang selalu menatapnya mesum akhir akhir ini.
"Gue lepar juga ini kertas kertas" Lirih Ani yang duduk anteng di kursinya dengan menatap tumpukan berkas yang ada di meja kerja nya.
"Apa enggak ada jasa kurir untuk mengantar berkas ini kepada Bos sialan itu??" Ani masih saja mengomel, tanpa sadar Ezza sudah ada di depan meja nya dengan gaya cool nya.
"Kamu di sini kerja untuk saya gaji buat menyelesaikan pekerjaan yang ada bukan untuk mengomel dan memaki saya di sini" Ezza kini tidak lagi menatap Ani dengan mesum tapi dengan tatapan tajam yang seolah dirinya tidak tertarik dengan Ani.
Ani terkejut mendengar suara Ezza yang ada di depan nya apa lagi Ezza dengan raut marah di wajah nya, Ezza menatap Ani dengan sangat tajam seperti ingin menguliti Ani hidup hidup.
"Maaf pak!! saya tadi -..." Belum juga Ani menyelesaikan perkataan nya, Ezza sudah memotong perkataan nya.
"Kamu denger yah Ani, gara gara kamu enggak segera memberi berkas ini kepada saya!! Kline hampir ingin membatalkan kerja sama dengan perusahan ku" Suara Ezza yang sangat tegas membuat Ani sangat terkejut dan merasa sesak di dada nya.
"Ma-Maaf pak" Ani gelagapan mengatakan Maaf kepada Ezza, Ezza sendiri malah terlihat sangat cuek kepada Ani tidak seperti biasanya
Ezza mengambil berkas yang ada meja kerja Ani membawa nya keluar dari ruangan Ani, Ezza masuk kedalam ruangan nya sendiri dia membanting berkas yang dia bawa dari ruangan Ani. Ezza menatap tumpukan berkas yang ada di depan nya dengan sangat kesal.
Ezza duduk di sofa yang ada di ruangan nya dia bersandar di sandaran sofa dengan memejamkan mata nya, dia kembali mengingat bagaimana dirinya bertengkar dengan Mimi nya di Mansion.
Flashback ...
Ezza yang tengah makan dengan Elang di meja makan mendengar suara Mimi Ezza yang masuk kedalam ruang makan dengan seorang perempuan cantik dan Seksoi di samping nya.
Dia Melodi Felia Jackson anak dari Rony Jackson dan Amelia Jackson. "Ezza Mimi sudah mengatur pertunangan kamu dengan Melodi" Sara Mimi Ezza menatap Ezza yang tengah makan dengan tanpa minat menatap Melodi dengan Sara.
"Aku tidak mau!!" singkat jelas dan padat Ezza menolak Melodi untuk menjadi tunangan nya..
"Kamu harus menikah dengan dia Ezza, Melodi pintar, cantik, baik, kaya kurang apa lagi??" Sara membela Melodi yang ada di sampingnya.
Ezza menghentikan makan nya setelah mendengar perkataan Sara yang mengatakan kalau Sara baik, berbeda dengan Elang yang sudah menghentikan makannya sejak kedatangan Sara dan Melodi.
"Baik dalam segi apa??" Ezza bertanya sekan dirinya tau semua kelakuan Melodi di luar sana.
"Dia baik dalam segala hal, apa lagi dia juga penurut, dia juga sopan" Sara masih membela Melodi yang kini menatap Elang dan Ezza dengan pandangan penuh minat dan ingin.
"Hahahahah.. Mimi tau, dia lebih dari sampah masyarakat yang meresahkan" Ezza mengatakan dengan menopang dagu nya dikedua tangannya.
"Ezza...!!!"
Suasa semakin memanas tapi Melodi tidak menghiraukan itu dia masih menatap Ezza dengan Elang penuh ingin. "Jika aku bermain dengan salah satu dari mereka aku yakin aku akan terus menjerit nikmat" Batin Melodi.
"Jangan pandang kami seperti itu sungguh menjijikan" ucapan Ezza membuyarkan lamunan Melodi yang sudah berkelana bahkan kini dia sudah basa.
Melodi menatap Ezza yang baru saja membuyarkan lamunan nya dan bayangan yang trvel kemana mana. "Maksud kamu bagaimana Mas??" Melodi menjadi sok folos di depan Sara.. Buka polos yah gaes Melodi tapi folos.
"Ezza cukup, kalau kamu enggak mau menikah dengan Melodi!! Mimi akan mencoret nama kamu dari daftar Warisan" Sara mengancam Ezza yang dengan santai nya malah mengambil tablet yang ada di tangannya di atas meja makan.
Ezza mendekat kearah Sara dan juga Melodi yang kini menatap Ezza yang kini sudah ada di depan mereka. "Mimi lihat baik baik di sini enggak ada hak atas Warisan yang Mimi maksud, dan satu lagi walau tidak dengan perusahan Pipi aku masih menjadi orang ternama di kota ini. " Lang tunjukan kepada Mimi perusahaan apa saja yang aku punya"
Elang bangun dari duduk nya membawa ponsel nya yang selalu dia bawa kemana mana,. "Ini dan ini, ini tuam muda mungkin punya dua perusahan ternama di kota nya, sedangkan cabangnya ada di mana mana" Elang kembali duduk setelah memperlihatkan perusahaan yang Ezza pimpin
"Mimi enggak peduli kamu anak Mimi harus menurut kepada Mimi" Pekik Sara yang menatap tajam Ezza yang masih ada didepan nya.
"Enggak akan akun menikah dengan ular kayak dia Mi" Ezza masih sangat sabar dengan Miminya yang selalu dia cintai walau terkadang tindakan nya menguras hati.
"Ezza Mimi sudah tua, ingin punya cucu" Sara mulai menurunkan suara nya, berharap Ezza mau menikahi Melodi dan dia akan mendapatkan cucu seperti yang dia harapkan.
"Iyah Mi tapi enggak sekarang" Ezza masih cukuo sabar menghadapi Sara yang setiap hari menyuruh nya menikahi Melodi anak dari teman nya.
"Kapan Ezza keburu Mimi mati" teriak Sara menggelegar di Mansion Ezza.
"Mimi, cukup!! Mimi selalu saja mengatakan mati mati mati dan Mati" Ezza membentak Sara karena dia sudah sangat lelah menghadapi Mimi nya yang selalu menjodohkan dengan dirinya dengan Melodi.
Sedangkan Melodi malah terkesan menikmati perdebatan antara anak dan ibu nya, yang dia pikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan salah satu dari Elang dan Ezza.
Elang sendiri kini sudah undur diri setelah memperlihatkan perusahan yang di milik oleh Ezza walau dia tidak akan mendapat warisan Ezza enggak peduli sama sekali.
Ezza meninggalkan Sara yang ada di depan nya, dia lebih memilih untuk meninggalkan Mansion yang selalu menjadi tempat ternyaman di setiap pulang kerja. Mansion yang di buat bergaya Eropa.
Flashback off..
"Pak, pak apa bapak mendengar saya??" Ani melambai lambaikan tangan nya di depan Ezza yang melamun.
Ezza tersadar dari lamunan nya, dia menatap Ani yang ada di depan nya, Dengan tatapan yang masih sama tajam dan kesal dengan Ani. "Ngapain kamu di sini??"
"Maaf pak tapi ada yang mencari bapak di depan ruangan bapak" Ani mengatakan dengan cepat sebelum Ezza semakin kesal.
"Siapa??"
"Nona Siska dan Rara pak"
"Suruh mereka masuk"
"Baik pak"
Ani keluar dari ruangan Ezza dengan buru buru setelah itu menyuruh dua perempuan seksoi itu masuk kedalam ruangan Ezza. Ezza yang duduk sofa merentangkan kedua tangan nya menyambut dua perempuan yang sengaja panggil untuk menghilangkan suntuk nya.
Dua perempuan itu duduk di pangkuan Ezza, Ezza langsung mendapatkan ciuman di kedua pipi Ezza dari Siska dan Rara, Ezza sendiri kini mulai nakal bibir sedang berciuman panas dengan Siska tapi tangannya bermain di pepaya Rara, Ezza melakukan hal yang sama kepada Rara.
Setelah puas dengan pemanasan yang membuat bulu meremang, kini Ezza menyuruh dua perempuan seksoi itu membuka baju atas nya yang langsung membuat Ezza sangat senang melihat pepaya yang tergantung indah. Ezza meraup dengan mulut nya dengan kedua tangan yang berkerja di satu perempuan lain.
Menjadikan ruang kantor yang awal nya sepi kini terdengar suara setan yang terus bersautan. untung saja suara setan itu, tidak terdengar sampai luar, kalau sampai terdengar mungkin mereka juga akan ingin merasakan bermain dengan bos tampan dan Casanova nya.
"Kalian selalu bisa membuat ku sangat puas" ucap Ezza yang kini sudah lemas karena berulang kali mengeluarkan peluruh nya.
"Kamu juga semakin hebat dalam melakukan nya Za" ucap Rara yang masih ada di bawa kungkungan Ezza.
"Kalian berdua selalu bisa mengimbangi nya"
Ezza mengambil ponsel nya yang ada di meja kerja nya tanpa menggunakan busana, dengan senjata yang bergoyang goyang lemas. Mungkin kalau ada yang melihat mereka siap untuk membuat nya bangun kembali.
"Sudah aku kirim bayaran kalian, cepat bersih bersih lalu pergi dari sini!! Aku ingin beristirahat karena lelah"
"Baik lah sayang".
" Baik lah Ezza"
setelah dua perempuan itu bersih bersih mereka langsung pergi dari ruangan Ezza sesuai yang Ezza inginkan, kini Ezza yang bersih bersih setelah itu Ezza tidur di ranjang king size nya. Ezza benar benar kelelahan setelah bermain cukup lama dengan mereka dua perempuan yang dia bayar.
Ezza melupakan kemarahan yang di dia rasakan sejak pagi sampai siang hari, kini Ezza sudah merasa lebih baik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!