...Happy reading...
Sebelum baca novel ini, di saran kan untuk membaca pesona tuan Albert ya bestie.
Karena ini menceritakan anak dari Al, dan Luna.
Yang tak lain, dan tak bukan adalah Alina Cath.
Di mana ia yang akan mewarisi kekayaan dan kejayaan dari sang Mommy.
Selama ini harus rela berjauhan dari orang-orang yang ia sayangi demi menggapai ilmu yang ia ingin kan, agar di masa depan ia bisa membahagiakan kedua orang tua nya.
Menjadi anak yang tidak pernah kekurangan apapun tidak membuat nya menjadi anak manja.
Ada tanggapan tersendiri untuk nya.
Ia tidak ingin orang orang menganggap nya sukses hanya karena orang tua nya.
Sekalipun itu memang bener, tapi setidaknya ada nilai plus di mata orang lain tentang kemampuan nya , dan itu harus di akui.
Sekarang ia sudah lulus dengan nilai yang terbaik, sekalipun umur nya masih 20 puluh tahun yang tergolong masih sangat muda, tapi ia sudah menyandang gelar sarjana.
Dan ia sangat bangga dengan pencapaian nya itu.
Saat ini gadis itu sedang menunggu bagasi nya dengan di dampingi oleh beberapa staf di airport itu sendiri.
Saat itu ia memilih untuk menghubungi sang kakak tapi tidak ada jawaban.
Sudah beberapa kali ia mencoba tapi hasil nya tetep nihil, dan itu membuat nya kesal.
Ia sudah menggunakan jalur tercepat agar masih bisa berkumpul dengan keluarga nya, karena hari ini giliran sang kakak yang akan pergi sedangkan dirinya yang pulang.
Banyak yang mengagumi kecantikan nya, apalagi aura yang ia keluarkan tidak sama dengan yang lain nya, kecantikan nya seakan menghipnotis orang orang yang melihat nya, tapi tidak ada yang mendekat, gadis itu seperti bunga mawar, indah, tapi sangat sulit untuk di sentuh.
Apalagi ia di dampingi secara khusus oleh beberapa staf airport, dan di perlukan dengan berbeda.
Gadis itu merasa waktu berjalan dengan sangat Lamat, tapi ia tidak bisa melakukan apa apa, karena beberapa koper nya masih tertinggal.
''Huft,'' ia seakan membuang rasa sesak yang ia rasa.
Tak jauh tempat nya, salah satu orang yang berpengaruh sedang berjalan ke arah nya dan membungkuk hormat.
''Selamat pagi nona Alina,'' sapa nya.
''Pagi,'' jawab Alina.
''Saya manager yang akan mendampingi anda keluar dari disini,'' jelas nya.
''Terima kasih, maaf merepotkan," balas Alina.
''Mari saya antar, orang orang yang menjemput anda sudah berada di depan,'' jelas nya.
Gadis itu hanya mengangguk.
Yups, gadis yang menjadi pusat perhatian itu adalah Alina Cath, gadis cantik dan ceria yang tidak pernah pantang menyerah dalam segela keadaan. Alina tidak membutuhkan orang lain jika ia sudah memutuskan sesuatu.
Dan ia sudah kembali, salah satu tujuan nya adalah untuk mengejar cinta masa kecil yang tak lain dan tak bukan adalah Billy Tyson.
Anak dari sahabat orang tuanya.
Karena kekuasaan yang di miliki orang tua nya, Alina bisa dengan mudah menggunakan jalur special dengan di dampingi khusus oleh manager, dan beberapa staf yang membawakan koper koper nya.
''Bagaimana perjalanan, Anda Nona?'' tanya sang manager.
''Cukup menyenangkan, setidaknya aku bisa beristirahat sebentar,'' jawab Alina tersenyum.
Manager itu mengangguk.
''Aku sengaja menggunakan jalur tercepat agar bisa lebih cepat sampai karena waktu nya sangat mepet, kau tau baru kemaren aku wisuda, dan sekarang aku sudah di sini,'' ucap Alina.
''Anda memang sangat kuat, Nona, dan saya rasa berita di luaran sana tidak lah bohong,'' jawab sang manager.
Apa yang di katakan oleh manager itu memang tidak salah.
Sekalipun Alina tidak berada di kota nya, tapi semua tentang nya selalu update.
Banyak yang iri tentang kehidupan Alina, mereka menganggap hidup Alina seperti dongeng, tapi beda nya itu nyata.
''Anda sangat berlebihan memujiku,'' balas Alina dengan tersenyum.
''Saya hanya mengatakan apa yang saya rasa, bahkan kelulusan anda masih menjadi tranding terpanas hingga hari ini,'' jelas nya.
''Benarkah?'' tanya Alina tak percaya.
Manager itu mengaguk.
Banyak pasang mata yang melihat ke arah Alina, apalagi ada beberapa orang yang mengikuti nya layak nya bawahan, padahal mereka semua tau mereka itu adalah staf bandara.
Ada yang mengetahui siapa Alina, ada juga juga yang tak tahu.
Mereka hanya menilai apa yang mereka lihat, dan apa yang mereka dengar.
Sedangkan Alina kembali sibuk dengan hand phone nya, ia merasa sangat kesal karena merasa di abaikan oleh sang kakak.
Padahal ia sudah berusaha agar bisa berkumpul dengan keluarga nya secara utuh sebelum kepergian sang kakak itu lh salah satu keinginan nya.
Karena yang ia tau sang kakak akan pergi setelah makan siang.
''Huft.''
Alina hanya bisa membuang nafas nya dengan kasar petanda ia sedang menahan sesuatu.
Sedang kan di gerbang kadatangan ada beberapa bodyguard yang sedang bersejajar dengan rapi.
Mereka sangat mencuri perhatian, bagaimana tidak kehadiran mereka sangat lah mencolok, apalagi pakaian mereka yang rapi, badan yang kekar, tubuh yang tinggi, sekalipun dengan wajah yang datar.
Mereka berpikir para bodyguard itu sedang mengawal pejabat.
Tapi semua nya langsung terhempas kan, ketika mereka melihat kedatangan Alina.
Apalagi mereka semua membungkuk hormat.
''Selamat datang, Nona muda,'' sapa mereka semua.
''Terima kasih, maaf merepotkan," balas Alina.
''Itu semua sudah menjadi tugas kita, Nona,'' jawab nya serempak.
Alina hanya tersenyum, dan membalikkan badan untuk mengucapkan terima kasih pada beberapa orang yang mengantar nya.
Sedangkan para bodyguard itu sudah memasukkan koper Alina.
Total ada lima mobil yang akan mengiringi Alina.
Mobil yang paling depan akan menuntun jalannya kepulangan Alina.
Sedangkan yang lain akan mengiringi nya dari belakang tak lupa mereka membukakan pintu untuk sang nona muda nya.
Alina hanya tersenyum untuk mengapresiasi kerja keras mereka.
Mereka meninggalkan area tersebut dengan tenang.
Alina sangat senang karena setelah sekian lama ia bisa kembali dengan membawa gelar yang ia inginkan, dan dengan nilai yang terbaik.
''Selamat datang Alina Cath,'' ucap nya pada dirinya sendiri.
Sekalipun masih ada rasa tak rela karena harus pergi meninggalkan tempat yang sangat bersejarah untuknya, tempat yang menjadi saksi perjuangannya selama bia menempuh pendidikan hingga sampai ia berada di titik seperti sekarang.
Alina tersenyum cerah, apalagi saat ia mengingat keberadaan Billy.
Karena Billy adalah salah satu tujuan hidup nya, dan Alina berharap akan ada cerita yang indah untuk percintaan nya.
Perjalanan masih panjang, dan itu di manfaatkan Alina untuk mencari beberapa kampus untuk melanjutkan s2 nya.
Karena apa yang ia capai masih belum cukup untuk menjadi seorang pemimpin yang bisa diandalkan.
Bagaimana untuk bab pertama nya bestie koment di bawah.
Lanjut.
Alina marasa sangat senang karena saat ini ia sudah berada di depan istana Wen.
Alina sudah tidak sabar ingin bertemu dengan sang Mommy.
Setelah membuka pintu mobil Alina langsung berlari.
''Mommy, i'm coming,'' teriak Alina dengan sangat keras.
Mendengar itu sang Mommy langsung loncat, karena kedatangan Alina sudah di tunggu tunggu.
Tapi sayang nya sang Daddy tidak ada di sana karena sedang berada di kantor.
Mansion utama Wen sangat lah meriah, bahkan ada beberapa bagian yang di hias hanya untuk menyambut kedatangan princess dari keluarga Wen.
Alina memeluk sang Mommy dengan sangat erat, ia menyalurkan rasa rindu yang ia tahan selama ini.
Rasa haru menyelimuti mereka berdua, sampai akhir nya Alina sadar jika sang kakak tidak ada di sana.
''Mom di mana, Kakak kenapa gak menjemput ku, padahal aku sudah sangat merindukan nya,'' ucap Alina.
''Kamu langsung bertanya tentang, Kakak mu, kamu tidak akan bertanya bagaimana keadaan Mommy,'' jawab sang Mommy cemberut.
''Karena aku tahu Mommy pasti baik baik saja karena Mommy ku wonderwoment," balas Alina dengan cengengesan.
''Kakak mu udah pergi," jelas sang Mommy.
''What,'' teriak Alina sangat nyaring.
''Bukan nya kakak akan berangkat siang hari, aku udah bela belain loh, Mom langsung terbang ke sini, dan menggunakan pesawat yang paling cepat agar bisa bertemu dengan kakak tapi nyata nya dia udah pergi tanpa menghubungi ku,'' jelas Alina yang semakin lama suara nya semakin kecil.
''Axcel tidak memberitahu mu?'' tanya sang Mommy.
Alina hanya menggeleng kan kepala nya dengan sangat lesu.
Alina merasa sangat sedih, kecewa di saat yang bersamaan.
Padahal sang kakak tau jika ia akan tiba sebelum makan siang.
Sang kakak pun tahu jika Alina berjuang keras agar bisa sampai sebelum makan siang, tapi kenapa dia tega.
''Apakah kakak sudah tidak sayang lagi sama Alina?" tanya Alina pada sang Mommy.
''Jangan ngomong kayak gitu sayang, mungkin kakak mu lagi buru buru, kamu tai sendiri kan ini pertama kali nya kakak mu pergi sendiri,'' jelas sang Mommy menenangkan.
''Tapi, Mom-
''Sudah sudah jangan berpikir Nyang tidak tidak percaya sama mommy,'' ucap sang Mommy dengan mengelus rambut Alina dengan sayang.
Padahal Mommy Luna juga merasa heran kenapa Axcel tidak memberi kabar pada Alina.
Tapi bukan saat nya untuk membahas permalasahan itu hari ini.
''Sekarang mandilah setelah itu kita makan siang,'' pinta Mommy Luna.
''Baik, Mom,'' jawab Alina lesu.
Alina melangkahkan kaki nya menuju kamar nya, tapi sebelum itu ia menyapa semua pekerjaan yang ada di sana.
Sampai di kamar Alina langsung menghubungi sang kakak, tapi tak kunjung mendapat kan balasan.
''Kakak kemana sih,'' gerutu nya.
Alina tak kehabisan akal, dia langsung membuat video untuk di kirim kan ke sang kakak.
Alina ingin memberitahu jika ia sudah sampai ke mansion.
Setelah selesai Alina langsung membersihkan diri sebelum makan siang bersama dengan sang Mommy.
Setelah selesai Alina langsung berpamitan pada sang Mommy untuk pergi ke rumah Billy.
''Cie cie,'' gid sang Mommy.
''Cie cie apa?'' tanya Alina pura pura tidak tau.
''Mau ketemu sama teman kecil nih ye,'' goda nya lagi.
''Atau pujaan hati,'' lanjut Mommy menggoda sang putri.
Jangan di tanya bagaimana wajah Alina saat ini, sudah seperti kepiting rebus.
Setelah di goda oleh sang Mommy akhir Alina bisa pergi juga.
Dan hanya butuh lima belas menit Alina sudah sampai.
Alina sangat bersemangat, karena ia sudah tiba rumah Billy kekasih hati nya.
Bukan kah mereka teman?.
Iya memang tapi tidak ada yang salah, karena sejati nya tidak ada yang nama nya teman, atau sahabat di dalam persahabatan apalagi laki laki dan perempuan.
Alina langung masuk, dan ia langsung di sambut hangat oleh mama Sea yang kebetulan hari ini masih ada di rumah.
Mereka langsung berpelukan seperti teletubbies.
''Kamu tambah cantik aja sayang,'' ucap mama Sea.
''Mama Sea juga sangat cantik,'' jawab Alina tersenyum.
''Jam berapa kmu sampai ?'' tanya mama Sea yang masih memandang Alina dengan senyuman cerah.
''Tadi sebelum makan siang, dan langsung ke sini,'' jujur Alina.
''Ya ampun Alina kamu gak capek,'' ucap mama Sea heran.
Alina hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
''Ya sudah kalau gitu, kamu udah makan siang belum?'' tanya mama Sea.
''Sudah, Mam,'' jawab Alina tersenyum.
''Kamu ingin ketemu Billy kan,'' tebak Mama Sea.
Alina tidak menjawab ia hanya tersenyum sebagai jawaban nya.
''Pas banget kamu datang sebelum Billy pergi meeting,'' jelas mama Sea.
''Oh ya,'' ," balas Alina.
''Kamu langsung aja naik ke atas, Billy ada di kamar nya,'' jelas mama Sea.
Tanpa menunggu lagi, Alina langsung berlari menuju kamar Billy yang berada di lantai dua.
Mama Sea yang melihat itu hanya bisa tersenyum, dan geleng geleng kepala.
Saat berada di depan kamar Billy, Alina langsung membuka pintu itu dengan kasar, karena ia sangat merindukan sosok yang ada di dalam kamar tersebut.
Tapi tiba tiba.
''Ahhh.''
Alina berteriak sangat keras saat melihat keadaan pria itu yang tengah tela*jang tak mengenakan sehelai benangpun.
"Alina.'' Kaget Billy.
Billy yang sadar langsung mengambil handuk nya yang tergeletak di atas lantai.
"Tutup matamu!" bentak Billy saat melihat mata Alina yang tidak berkedip sedikit pun.
"Sayang sekali pemandangan hot seperti itu di lewatkan." Sahut Alina tanpa rasa malu sedikit pun, tapi tetap saja ia menutup kedua matanya walaupun tidak sepenuh nya rapat, hingga ia bisa melihat tubuh kekar pria itu.
Billy yang sudah mengenakan handuk langsung menghampiri Alina dengan tatapan datar nya.
"Eh, kau mau apa?" tanya Alina menjadi takut sendiri saat melihat Billy mendekati nya, dengan tatapan datar nya, dengan reflek Alina mundur beberapa langkah.
"Lain kali jika ingin masuk ketuk pintu dulu!" Ucap Billy dengan sangat tegas, lalu detik berikut nya terdengar suara pintu di tutup dengan sangat keras di telinga Alina.
"Astaga.." Alina mengusap dada nya karena terkejut, Karena Billy menutup pintu kamar itu tepat di depan wajah nya.
"Bi, sekali lagi, kamu tutup pintu di depan wajah ku, aku akan melaporkan mu pada pihak yang berwajib, karena sudah membuat jantung ku hampir copot." Teriak Alina dengan sangat kesal.
"Pergilah! Hari ini aku ada meeting penting, jadi jangan membuat mood ku rusak." Teriak Billy dari dalam kamar tanpa mempedulikan perkataan Alina.
"Ya ampun Billy Tyson, mana mungkin gadis cantik seperti ku membuat mood mu rusak?" Sahut Alina berteriak karena tak terima dengan ucapan Billy.
Alina tidak menyangka dengan perlakuan Billy terhadap nya.
''Apa kata nya ketuk pintu dulu, sejak kapan,'' gumam Alina heran.
Karena dulu tidak ada peraturan seperti itu, saat dirinya datang ia bisa langsung masuk ke kamar Billy sesuai keinginan nya, keluar masuk sudah hal biasa, tidak ada kata ketuk pintu, tapi sekarang bukan hanya ada peraturan, tapi juga ucapan Billy terkesan sangat kasar terhadap nya.
Padahal dulu jika tidak, sekalipun Billy tidak menyukai nya Billy tidak akan pernah berkata kasar atau pun meninggikan suaranya.
Tapi, sekarang lihat lah, Billy bahkan menutup pintu itu dengan sangat keras tepat di depan nya, padahal dulu Billy selalu melindunginya.
Alina tidak percaya, tetapi itu lah yang terjadi.
''Apa yang membuat nya berubah,'' heran nya.
Tapi itu semua tidak akan membuat nya mundur, Billy adalah salah satu tujuannya, dan tiba-tiba Alina merasa pipi nya tiba-tiba memanas.
Melihat Billy telanjang dada membuat jantung nya berdetak sangat kencang, dan itu tidak bisa di kendalikan.
Senyuman nya tidak pernah luntur dari bibir tipis nya.
Alina merasa banyak kupu-kupu yang berterbangan, karena setelah sekian lama ia bisa bertemu lagi dengan Billy.
Orang yang sangat ia kagumi sedari kecil.
Sedang kan yang di dalam kamar.
Billy masih tidak bergeming di balik pintu itu.
''Sial,'' umpat nya.
''Alina sialan,'' ucap nya dengan emosi tapi juga dengan pipi yang memerah pertanda ia sangat malu.
Billy tidak pernah merasakan situasi seperti tadi, itu sangat lah memalukan.
Billy juga tidak pernah memperlihatkan tubuh kekarnya kepada siapapun, tapi Alina dengan mudahnya melihat keselurahan nya, entahlah Billy tidak tau harus mengatakan apa.
Yang bisa ia lakukan setelah ini adalah pura pura tidak terjadi apa-apa.
Agar perempuan yang berada di depan pintu kamar itu tidak kepedean.
''Bi,'' panggil Alina setelah ia sadar dengan kekaguman.
''Bi, sudah selesai belum, aku udah kesemutan ini nungguin kamu,'' teriak Alina.
''Berisik,'' teriak Billy dari dalam kamar.
''Maka nya cepetan,'' balas Alina.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka disusul Billy yang terlihat sangat gagah di mata Alina.
Bahkan Alina tak berkedip saking terpesonanya dengan Billy.
Padahal saat ini Billy menggunakan pakaian kerja berwarna maroon.
''Woy, kalau mau kesurupan jangan di sini," ucap Billy.
Karena Alina mematung di depannya.
''Eh, enak aja," jawab Alina tak terima.
''Datang ya ke acara ku?" ucap Alina.
''Acara apa?'' tanya Billy.
''Makan makan,'' jawab Alina.
''Kapan acara nya?'' tanya Billy.
''Nanti malam,'' jawab Alina.
"Acara itu akan berlangsung nanti malam, tapi, kenapa kamu malah datang ke sini?" tanya Billy tanpa menatap ke arah Alina, karena mata nya sedang fokus menatap ponsel di tangan nya.
''Aku hanya ingin memastikan sendiri, kamu mau datang apa gak,'' jelas Alina.
''Kamu kira aku gak punya kerjaan,'' ucap Billy dengan ketus.
"Bi,'' panggil Alina.
Karena sejak tadi Billy sibuk dengan handphone nya.
Alina ingin mengambil hand phone tersebut, tapi tangan nya kalah cepat dari Billy karena tangan nya lebih panjang.
"Jangan pernah menyentuh apapun milik ku," ucap Billy dengan dingin, dan dengan raut wajah yang datar, ia segera berjalan melewati Alina begitu saja.
''Dasar beruang kutub,'' teriak Alina kesal.
''Dia sebenar nya kenapa sih? kok aku ngerasa dia sedang menjaga jarak, seakan-akan dia sedang memusuhi ku,'' heran Alina.
''Apa aku memiliki kesalahan, tapi aku tidak merasa melakukan apapun, bahkan sudah hampir 4 tahun aku tidak bertemu dengan nya, mana mungkin aku membuat salah,'' ucap nya dengan yakin.
''Eh,'' kaget Alina, karena Billy sudah menjauh dari nya.
''Bi," teriak Alina.
Tapi tidak di hiraukan oleh Billy.
Dan Alina berjalan mengikuti Billy dari belakang.
"Bil, aku boleh ikut ke kantor mu gak, " tanya Alina dengan tatapan memohon.
"Tidak boleh." jawab Billy yang terus berjalan tanpa menghiraukan Alina.
"Bi, please,'' ucap nya dengan nada yang di buat seg gemes mungkin.
''Tidak,'' jawab Billy tegas.
''Ayolah sekalian aku temenin kamu di kantor setelah itu kita ke acara ku," jelas Alina.
''Di mana acaranya nanti malam?'' tanya Billy.
''Di hotel, Daddy yang berada di xxx,'' jawab Alina mantap.
Mendengar itu Billy hanya membuang nafas nya dengan kasar.
''Dan, kamu jangan lupa kita harus berangkat bareng ingat itu,'' ucap Alina.
"Alina bukan kah acara itu milikmu, seharusnya tuan rumah ada di tempat sebelum para tamu datang, kenapa kamu malah ingin bareng aku," ucap Billy menatap gadis itu dengan kesal.
"Memang acara ku, siapa juga yang bilang acara itu acara mu," jawab Alina sembari tertawa.
Billy hanya bisa membuang nafas nya dengan kasar.
Billy ingin sekali menghindar Alina, tapi sayangnya tidak bisa, sebab di ruang tamu ada mama Sea.
''Ma, Billy pergi meeting dulu,'' pamit Billy pada sang mama.
''Ajak aja Alina biar Alina bisa lihat lihat suasana di kantor seperti apa, Mama dengar dia juga sedang mencari kerja,'' ucap Mama Sea yang membawa angin segar untuk Alina.
''Siapa tau Alina cocok, dan bisa kerja di kantor kita,'' lanjut mama Sea.
''Ya udah kalau gitu mama masuk dulu, kalian hati-hati di jalan.''
''Iya, Ma," jawab keduanya kompak.
Alina senang bukan main ia bahkan ia terlihat sangat bersemangat.
Saat melihat sang Mama sudah pergi, Billy langsung mengancam Alina.
''Pilih aku datang ke acara mu nanti malam, atau kamu akan ikut aku ke kantor,'' ucap Billy dengan tajam.
Alina yang mendapat pertanyaan seperti itu mana bisa langsung jawab keduanya sama-sama penting.
Melihat Alina yang tidak menjawab Billy tersenyum.
''Aku anggap kamu pilih yang pertama,'' jelas Billy.
Setelah mengucapkan itu Billy langsung pergi tanpa mempedulikan Alina.
"Billy Tyson, kamu itu menyebalkan!" Teriak Alina sangat kesal.
"Untung saja aku mencintaimu, kalau tidak sudah aku kutuk kau menjadi pria bujangan seumur hidup." Umpat Alina dengan wajah yang kesal.
Alina merasa sangat geram dengan ulah Billy.
Tapi ia juga tidak bisa apa-apa.
Acara nanti malam memang hanya untuk menyambut kedatangannya, dan juga bertemu kawan lama, tapi jika Billy tidak datang acara itu akan hampa.
''Aku tidak boleh kecolongan kali ini,'' ucap Alina dengan serius.
''Aku harus memantau nya 24 jam, tunggu-tunggu apakah Billy sudah memiliki pacar,'' tanya nya pada diri nya sendiri.
''Apakah itu alasan nya membangun benteng dengan ku.''
''Membayangkan saja sudah membuat ku sakit, apalagi jika itu kenyataan.'' Gumam nya lirih.
''Aku tidak boleh kendor,'' ucap Alina semangat.
Apa yang akan lakukan Alina setelah nya.
Jangan lupa dukungan nya bestie.
Terimakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!