Aku harus segera menyelesaikan masalah perjodohan dan kencan buta yang tak ada habisnya ini. Batin Yohan.
Yohan bangkit dari duduknya dan menghampiri Irene yang tengah asyik menikmati dessert dimeja sebelah ia duduk.
"Bolehkah saya duduk menemani anda Nona?" pinta Yohan dengan sopan.
"Ya?" Irene menatap Yohan seakan tak percaya dengan pendengarannya.
Yohan pun menggeser kursi dan duduk berhadapan dengan Irene.
"Kelihatannya pasangan anda pergi meninggalkan anda lebih dulu," Yohan melanjutkan ucapannya.
"Yah.. mungkin dia orang yang sibuk. Saya tak masalah. Lagipula sayang sudah reservasi mahal-mahal disini, jadi saya harus menikmati sampai akhir," jawab Irene sambil menyuap dessert ke mulutnya.
"Sepertinya ini juga bukan yang pertama kalinya untuk Nona?" kata Yohan.
"Hem.. maksudnya?" Irene kebingungan dengan pertanyaan Yohan yang ambigu.
"Blind date.. kencan buta ini bukan yang pertama kan buat Nona?" Yohan melanjutkan perkataannya.
"Kok anda bisa tau?" Irene membelalakan matanya seakan tak percaya.
"Just feeling," Yohan tersenyum smirk, "Karena bagi saya pun yang tadi juga bukan pertama kali".
Irene teringat wanita yang tadi duduk bersamanya.
Oh.. sungguh kebetulan yang tak terduga. Batin Irene.
"So? sepertinya anda punya maksud tersirat dengan mendekati saya saat ini?" Irene penasaran dan menatap Yohan lekat-lekat.
Yohan tersenyum smirk.
"Saya tau anda wanita yang cukup cerdas," jawab Yohan
"Saya ingin menawarkan sesuatu yang tidak akan merugikan anda,"
Irene memincingkan matanya. Tentu saja Irene masih penuh dengan rasa curiga pada Yohan yang baru ditemuinya.
"Tawaran seperti apa maksud anda, Tuan...???" ucap Irene dengan nada yang mengisyaratkan perkenalan.
"Yohan.. Yohannes Sebastian," seakan mengerti maksud Irene, Yohan menyebut namanya dan mengeluarkan kartu namanya.
Irene meraih kartu nama yang disodorkan Yohan.
What? Direktur YS Group yang kaya raya itu?
Batin Irene sambil menahan mulutnya yang ternganga.
"Ehemm.. ehemm.. jadi maksud anda, tawaran seperti apa yang anda maksud Tu.an. Yo.han?" tanya Irene dengan gaya elegan yang dibuat-buat.
"Ayo kita pacaran kontrak saja!" jawab Yohan tegas dan tanpa basa-basi sama sekali.
What?
Kali ini Irene benar-benar tak bisa menahan mulutnya yang ternganga karena tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Wait.. wait.. tunggu dulu," Irene menekan jidatnya, "Kita baru ketemu loh Tuan Yohan, dan kita sama sekali gak kenal satu sama lain sebelumnya kan."
"Kita bisa memulainya dari sekarang Nona," ucap Yohan percaya diri, "Contohnya dengan perkenalan yang anda maksud tadi,"
"Siapa nama Nona?"
"Irene. Cukup panggil Irene aja gak usah pake embel-embel Nona," jawab Irene.
"Baiklah Irene. Kalau begitu panggil saya cukup dengan Yohan saja. Sama-sama impas kan," kata Yohan tersenyum.
"Oke.. oke.. trus maksud anda Tu.. ehem.. Yohan tadi apa dengan penawaran yang tidak merugikan saya. Pacaran kontrak?" Irene masih penuh dengan tanda tanya besar dikepalanya.
"Sekarang saya yang bertanya pada Irene, kenapa Irene menolak semua pasangan kencan buta Irene selama ini? Termasuk yang tadi sudah kali keberapa?" tanya Yohan mengintimidasi.
"Huftt.. sudah yang ke 18x," jawab Irene menghela nafas.
"Lalu? Apakah memang tidak ada yang cocok a..tau Irene memang tidak mau menikah seperti wanita jaman sekarang yang memilih hidup melajang?" pengintimidasian Yohan berlanjut.
"Ya emang gak cocok lah, gila apa aku hidup selamanya dengan orang-orang yang gak waras itu," Irene membela diri, "Dan ya emang benar, aku gak mau nikah aku pengen melajang aja selamanya. Tapi mamaku masih maksa aku buat blind date gak jelas kayak gini.. Hah.."
"Kenapa gak bilang orangtuamu saja untuk berhenti mengatur kencan buta kalo memang Irene tidak ingin menikah?"
"Ada suatu alasan.. dan aku belum siap untuk kasih tau orangtuaku," jawab Irene dengan nada suara rendah.
"Kalo begitu bukannya pacaran kontrak kita juga akan menguntungkan Irene karena tak perlu lagi pergi kencan buta kedepannya," Yohan masih tak menyerah menawarkan kontraknya.
Iya juga ya. Kalo aku setuju kan aku gak perlu ribet buat blind date gak jelas lagi.
Batin Irene menimbang-nimbang penawaran Yohan.
"Ka.. kalo aku setuju emang apa untungnya buatmu?" tanya Irene sedikit jual mahal.
"Tentu saja saya juga tak perlu repot menghadiri kencan buta yang tak saya inginkan ini. Semua ini membuang-buang waktu berharga saya," Yohan menjelaskan.
"Apa masih belum cukup? Bagaimana dengan uang? Kalo Irene mau menyebutkan nominalnya berapapun saya pasti menyanggupinya," Yohan sedikit menyombongkan diri.
"Ini bukan tentang uang. Saya juga suka uang. Tapi saya bukan cewek matre!" kecam Irene tak trima.
"Ini absurd banget direktur Yohan. Saya anggap saya tak pernah mendengar tawaran anda tadi. Permisi!" Irene bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Yohan.
...****************...
Irene tengah sibuk mengutak atik ponselnya untuk memesan taxi online setelah keluar dari hotel.
Notif hp Irene berbunyi.
CRING!!
Mata Irene terbelalak oleh pesan yang dikirim Shasha sahabat Irene.
Fyi. Irene dan Shasha adalah Army BTS garis keras.
Ponsel Irene berdering.
"Shasha ini beneran kan Sha? ini gak mimpi kan?" ucap Irene bersemangat setelah menjawab telepon dari Shasha.
"Kita harus segera War tiket ini Ren. Kalo gak bakal kehabisan," kata Shasha dari balik panggilan teleponnya.
Irene tiba-tiba teringat kalo tabungannya menipis setipis tisu karena baru beli tas branded untuk kado ulang tahun mamanya bulan lalu.
"Aduh gimana dong Sha, gue kanker ini sekarang alias kantong kering," jawab Irene kebingungan.
"Gue juga Ren, gue lagi persiapan buat acara lamaran gue nanti otomatis gue sama bokeknya ini kita gimana dong Ren," Shasha juga kebingungan.
Irene mondar-mandir kebingungan mencari solusinya.
TRING!
Kan ada tawaran bos kaya tadi.
"Sha gue udah nemu solusinya, loe gak usah khawatir, pokoknya kita pasti menang War dan kita bisa pergi ke Korea ketemu para oppa kita juga, udah dulu bye!"
Irene berlari kembali menuju hotel tempatnya bertemu tadi.
Disaat yang bersamaan Yohan sudah ada di beranda hotel dan bersiap masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintunya.
"TUNGGUUUUU!!!" teriak Irene memegang tangan Yohan untuk menahannya masuk kedalam mobil.
Nafas Irene terengah-engah karena berlari.
"Aku setuju.. hosh.. hosh.. aku setuju," lanjut Irene yang masih kesulitan mengatur nafasnya.
Yohan tersenyum smirk.
"Jadi Irene setuju dengan penawaran saya?" Yohan meminta kejelasan Irene.
Irene menarik nafas panjang dan berkata, "Iya aku setuju dengan syarat dan ketentuan yang berlaku!"
"Ini sudah yang ke 17 kali. Gue udah gak sanggup lagi!" kata Irene dengan posisi kepalanya menempel dimeja.
"Wiihh.. masih kekeh aja nyokap loe, Ren, ngebet banget pengen loe cepet-cepet kawin,, hahahahaha," Shasha sahabat Irene meledek.
Irene Yamasaki gadis keturunan Indo-Jepang. Pekerjaan sebagai barista di cafe milik pacar Shasha, Kevin namanya.
Irene, Shasha dan Kevin bersahabat sejak SMA.
Gadis 28 tahun itu masih lajang dan menikmati kehidupan santainya sampai saat ini. Hidup Irene bahagia dan damai dengan pekerjaannya sebagai barista dan menjadi fansgirl BTS garis keras dan pecinta oppa-oppa Korea.
Akan tetapi kehidupan Irene yang damai selalu terusik dengan permintaan mamanya yang menyuruhnya untuk segera menikah. Dengan menyiapkan kencan buta setiap sebulan sekali.
"Loe tau gak Sha, cowok terakhir yang gue temui kayak gimana.."
Kita flashback dulu ingatan Irene permisah...
Cring.. Cring.. Semriwing.. Semriwing...
[Flashback]
"Hai guys!! Kembali lagi sama gue Mico Ceriko icik icik eheem slebeeww!!"
Namanya Mico Ceriko. Konten kreator yang "katanya" terkenal di tiktok.
"Sekarang gue lagi mau blind date guys! Disamping gue udah ada cewek cantik ini guys!"
Kamera yang sedang siaran live itu diarahkan ke Irene.
"Hai.. Netizen nanya nih siapa namanya?" tanya Mico penuh semangat.
"Irene," jawab Irene dengan senyum yang dipaksakan.
"Waah.. makasih dukungannya guys! Irene coba say hai buat netizen," kata Mico yang semangatnya masih membara.
"Ha..Hai," Irene tersenyum getir.
Apa-apaan sih nih cowok bikin gue malu aja. Gimana coba cara gue kabur ini. Batin Irene.
"Irene ada netizen yang mau nyawer singa kalo kita jadian sekarang nih," Mico semakin semangat berapi-api, "Guys.. gue agak gugup nih tapi demi kalian gue bakal nembak Irene sekarang dihadapan kalian semua".
What? Gila nih orang.
Irene membelalakan matanya penuh kaget.
Mico meletakkan ponselnya ditripod yang dia bawa. Dan menarik tangan Irene agar posisinya tepat berada didepan kamera.
Mico berlutut dengan satu kakinya.
"Irene.. Aku tau kita baru berjumpa. Tetapi aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama padamu. Aku Mico Cerico icik icik eheem slebeeww, , cowok paling kece dan paling ganteng se tiktok datang untukmu Irene,"
"Maukah kau menjadi pacarku, Irene?!"
L.O.L
Irene membatu. Dia berharap bisa menghilang dari sana.
"Kita pacaran ya Irene?!"
"TIDAAAAAAAAAKKKKKKKKKKK!!!!!"
Kita kembali ke waktu saat ini permisah...
"HAHAHAHAHAHAHAHA" tawa Shasha pecah mendengar cerita Irene, "Aduh perut gue sakit aduh".
"Ish.. jangan ketawa!" ucap Irene kesal.
"Abis kocak banget nama panggungnya siapa tadi?"
"Mico Ceriko icik icik eheem slebeeww!!" Irene dan Shasha kompak menirukan gaya ala Mico.
Mereka pun tertawa terbahak-bahak sampai Irene meneteskan airmata dan perut Shasha kesakitan karena tertawa.
"Bukannya sebelumnya malah lebih parah, Ren," kata Kevin yang menimbrung obrolan seru itu.
"Oh.. oh.. gue inget yang badannya keker kyk om Dedy Corbuzier kan ya?" jawab Shasha mengingatkan.
"Oh.. yang itu," kata Irene memutar ingatannya kembali.
Kita flashback lagi ya permisah...
Cring.. cring.. semriwing.. semriwing...
[Flashback]
Irene berhadapan dengan cowok bertubuh kekar dengan gayanya yang pamer otot-otot dilengannya. Dadanya bergerak-gerak membuat bulu kuduk Irene merinding.
"Irene suka olahraga tidak? Kita itu harus sering olahraga supaya sehat dan kuat!"
Namanya Samuel. Laki-laki berotot seperti om Dedy Corbuzier. Dengan pakaian ketat yang memperlihatkan semua bentuk otot-ototnya.
"Kadang-kadang olahraga kok, hehe" jawab Irene sambil meminum ice americano dihadapannya.
"Mau daftar member gym tempatku latihan? Nanti kita bisa olahraga bareng? Mau ya!?" pinta Samuel bersemangat.
"Nanti kupikir-pikir lagi ya, hehehe" jawab Irene dipaksakan
Aah pengen cepet-cepet pergi gue. Batin Irene.
Tak berselang lama ada cewek dengan pakaian sexy mendekat.
"Hai Samie! Apa kabar? lama gak ketemu lo kita iih," sapanya genit kepada Samuel.
Tiba-tiba.
"Hai jeng.. apa kabar? kabarku baik, kok lama gak ketempat gym, lihat nih ototmu jadi lembek kayak gini," jawab Samuel dengan kemayu sambil memegang lengan wanita itu.
Irene tak kuasa menahan mulutnya yang ternganga.
"Duh,, aku sibuk banget lo jeng, sama jeng Rini biasa arisan, hohohoho,,,"
"Ciuzz bok, hohohoho,,"
Kepala Irene seperti berputar-putar. Irene seperti terjun keujung galaxy.
Apa-apaan mereka. Pengen kabur aja deh gue. Batin Irene menangis.
"Eh, Samie, ini siapa kok gak dikenalin," tanya wanita itu sambil menatap Irene penasaran.
"Ini calon istriku jeng, gimana? cantik kan? cuma kurang olahraga aja. Nanti kalo kita udah nikah, pasti kuajak olahraga tiap hari jeng, hahahahahaha,," jawab Samuel bersemangat.
What?? Calon istri? Gila nih orang.
Irene sudah tidak bisa menahan diri lebih lama. Ia pun bangkit dari duduknya.
"Bukan.. bukan.. bukan calon istri.. maaf saya duluan ya.. permisi," Irene segera kabur.
"Irene.. TUNGUUUUUUUUUU!!!" teriak Samuel.
Kita kembali lagi ke waktu saat ini ya permisah...
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" Shasha dan Kevin tak kuasa menahan tawa mereka.
"Gila parah.. parah!" kata Kevin yang masih ngakak.
"Berotot eh taunya ngondek, hahahahahaha"
"ILFELL gue sumpah," Irene memijit-mijit alisnya.
"Ada lagi.. ada lagi yang anak mama itu," Shasha mulai mengingatkan lagi, "Siapa namanya ya,, ooh Rudi kan Rudi??"
"Waahh.. Dia parah gila," Irene menggebrak mejanya, "Masa tiap detik menit laporan ke mamanya, gila gak tuh!"
Kita flashback lagi dan lagi ya permisah...
Cring.. Cring.. Semriwing.. Semriwing....
[Flashback]
Mata Irene mengamati dari ujung kaki sampai ke ujung kepala laki-laki dengan kemeja kotak-kotak dan berkacamata bulat yang berdiri didepannya.
"Hai, aku Rudi," sapa Rudi mengenalkan diri dan mengulurkan tangannya.
"Irene," balas Irene menjabat tangan Rudi dan cepat-cepat melepasnya.
"Irene sudah makan? Kata mama kita harus makan tepat waktu. Karena ini sudah waktunya makan siang, Irene mau makan apa?" kata Rudi dengan lugunya, "Oh, bentar aku mau ngabarin mamaku dulu kalo sekarang lagi sama Irene".
Kata mama? Laporan mama? Batin Irene sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh gak usah, aku pesen minum aja, aku lagi diet, hehe," jawab Irene.
Kalo aku makan bisa-bisa pencernaanku malah gak lancar nanti. Batin Irene.
"Kata mamaku Irene seumuran denganku ya, tapi kalo kita sudah menikah nanti kata mama Irene harus manggil aku Abang ya. Trus kata mama juga Irene dan aku harus tinggal bareng mamaku. Kata mama aku harus jadi anak yang berbakti pada orangtua jadi Irene harus menjadi istri dan menantu yang berbakti pada suami dan mertua nanti" Oceh Rudi menjelaskan hal yang bahkan belum terjadi dengan penuh semangat.
Belum apa-apa Irene sudah pusing bukan main.
Ya ampun Ma,, Mama ngirim manusia modelan kayak gini darimana lagi ini.
Batin Irene menangis.
Rudi masih melanjutkan ocehannya tentang rencana masa depan yang dibuat oleh mamanya itu tanpa henti.
"Trus nanti kita bakal.. bla..bla..bla.. Kalo kita punya anak.. bla.. bla.. bla.. Oh Irene gak boleh kerja nanti ngurus rumah bla.. bla.. bla.."
"Ha.ha.ha.ha.ha.ha.ha.ha," Irene tertawa dan menangis secara bersamaan..
CLING!!
Irene lenyap meninggalkan asap putih.
"Irene.. Irene..??" Rudi mencari kebingungan.
Kita kembali ke saat ini lagi ya permisah...
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA," Shasha dan Kevin melepaskan tawa mereka sambil memukul-mukul meja.
"Lucu ya? Lucu?" ucap Irene kesal melihat kelakuan teman-temannya.
"Sorry Ren.. LOL.. sorry.. LOL.. soalnya semua calon yang disiapin nyokap loe gak ada bener, LOL," Shasha berkata sambil tak tahan menahan tawanya.
"HAH... Capek gue guys!" gerutu Irene.
"Makanya spek loe jangan ketinggian Ren," kata Kevin memberikan saran, " Spek loe aja oppa-oppa korea ya gitu deh jadinya, buta mata loe lihat semua calon loe".
"Setidaknya kalo gak seganteng oppa Ji Chang Wook paling gak ya yang waras dikit kek," protes Irene.
"Trus bulan depan gimana loe ngadepin calon nyokap loe selanjutnya?" tanya Kevin penasaran.
"Iya loh Ren, bulan depan pasti nyokap loe udah nyiapin calon lagi kan," sambung Shasha.
BRAAKKKK!!
"Udah Stop! Cukup sampai disini!!"
Irene berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja. Kevin dan Shasha berpelukan saking kagetnya.
"Gue bakal ngomong sama bokap gue buat nyuruh nyokap gue berenti sampek disini," ucap Irene penuh yakin.
"Emang bokap loe berani ngrayu nyokap loe? Meskipun dia mantan yakuza dari Jepang pun bokap loe takut tuh sama nyokap loe Ren," kata Kevin menciutkan keyakinan Irene seketika.
"Iya ya guys! Gitu-gitu bokap gue takutnya cuma sama nyokap gue, trus gue harus gimana dong guys??!! Kasih solusi kek,"
"Setidaknya coba aja ngomong baik-baik Ren, biar gimanapun mereka kan ortu loe, kalo loe jelasin tentang trauma loe pasti mereka bakal ngerti. Udah jangan loe sembunyiin trus, Ren," ucap Shasha sambil menepuk bahu Irene dan memeluknya.
"Iya Sha, gue coba pelan-pelan ya," jawab Irene pasrah.
Mata Irene terpejam dan hanyut dalam pelukan.
Yohannes Sebastian ahli waris YS Group salah satu perusahaan konglomerat terbesar di Indonesia. Usianya sudah memasuki 33 tahun. Sosoknya yang dingin dan perfeksionis dalam perkerjaannya semakin membuatnya punya daya tarik yang mempesona.
"Pak direktur, hari ini kita ada rapat untuk perencanaan produk pukul 10.30 rencananya akan selesai sebelum jam makan siang," sekretaris Yohan yang bernama Farhan menjelaskan jadwal Yohan hari ini, "Dan juga jadwal anda hari ini adalah pergi ken..."
Langkah Yohan terhenti.
"Lagi?" tanyanya menatap Farhan.
"Iya. Presdir meminta saya untuk mengosongkan jadwal anda saat makan siang untuk pergi kencan buta lagi," jawab Farhan setengah gugup.
"Hah.. Kapan hal yang membuang waktu ini berakhir?" Yohan menghela nafas panjang.
"Setidaknya direktur harus memilih salah satunya, supaya tidak perlu pergi kencan buta lagi," Farhan memberi saran.
"Bukannya kamu tau sendiri mereka wanita-wanita yang merepotkan," Yohan mengingatkan Farhan.
"Hemm.. itu.." Farhan mengingat kembali.
Kita flashback ingatan Farhan ya permisah..
Cring.. Cring.. Semriwing.. Semriwing....
[Flashback]
Farhan mengamati dari kejauhan bosnya yang duduk dengan elegan dan wanita modis yang memakai kacamata hitam.
Wanita itu melepas kacamatanya. Dia Sera Hwang super model yang sudah sampai kelas internasional dalam berkarir. Calon pasangan yang luar biasa cantik dan karir gemilang.
"Saya mengosongkan jadwal saya hari ini untuk bertemu dengan anda direktur Yohan," Sera tersenyum menatap Yohan yang tengah menikmati secangkir kopi.
"Saya juga cukup sibuk mengurus proyek baru Nona Sera," Yohan meletakkan cangkir kopinya.
"Saya harap pertemuan ini bisa menjadi langkah awal untuk kejenjang yang lebih serius Yohan," ucap Sera yang menatap Yohan penuh harapan tinggi.
"Saya rasa saya lebih cocok untuk menjadi sponsor dan menutupi skandal anda daripada membicarakan soal pernikahan Nona Sera," Yohan tersenyum smirk.
"Skandal apa yang anda maksud?" Sera tampak sedikit kesal.
Ternyata Yohan sudah melakukan penyelidikan sebelum bertemu dengan setiap calon-calon yang dipilih orangtuanya untuk kencan buta. Dan kali ini juga Yohan menemukan celah dari Sera.
"Saya rasa anda masih punya hubungan dengan salah satu anggota DPR yang cukup tersohor? Dan saya juga tau anda masih sering bertemu disalah satu hotel mewah beberapa kali," Yohan memberitahu apa yang sudah diketahuinya.
"Darimana anda tau itu semua?" ucap Sera geram, "Anda memata-matai saya?"
"Tentu saja saya harus tau seperti apa kehidupan calon pasangan yang akan dikenalkan untuk saya," jawab Yohan dengan santai.
Tubuh Sera lemas. Sera seketika lupa dengan siapa dia berhadapan sekarang. Konglomerat generasi ketiga YS Group sudah pasti dia bisa melakukan apa yang dia mau. Termasuk mengorek-ngorek skandal Sera.
"Lalu apa yang anda mau dari saya sekarang?" ucap Sera pasrah.
Yohan tersenyum dan memberikan kode pada Farhan. Farhan menghampiri mereka dan menyerahkan dokumen yang sudah disiapkannya.
"Saya akan memberikan penawaran yang menarik untuk anda nona Sera,"
Sera meneliti kata demi kata yang tertulis di dokumen tersebut.
"Oke.. saya hanya perlu bilang ke presdir kalo saya menolak perjodohan ini kan," kata Sera menyetujui tawaran Yohan, "Saya akan menyetujuinya, toh ini juga gak merugikan saya dan rahasia saya harus aman".
"Sisanya biar saya yang urus. Orang-orang saya sangat ahli dalam hal ini, kalo begitu senang bekerjasama dengan anda nona Sera Hwang."
Yohan dan Sera berjabat tangan dan menyudahi pertemuan mereka.
Kita kembali ke waktu saat ini ya permisah..
"Skandal nona Sera tetap aman. Dan setelah kejadian itu sepertinya dia semakin hati-hati dan lebih sibuk melakukan modeling di Paris," Farhan menjelaskan laporannya.
"Hemm.. bagus. Setidaknya dia bisa berpikir lebih baik untuk masa depan karirnya," respon Yohan acuh tak acuh sambil melanjutkan pekerjaannya.
Setahun belakangan ini ayah Yohan presdir YS Group Yonas Sebastian selalu gigih menyuruhnya untuk pergi kencan buta. Dan tak menyerah untuk memaksanya segera menikah demi kelangsungan penerus selanjutnya.
Tetapi Yohan yang semakin sibuk dengan proyek perencanaan produk baru dan persaingan produk. Kencan buta baginya sesuatu yang merepotkan dan menambah pekerjaannya karena ia harus menyelidiki juga kehidupan para kandidat pasangan kencan butanya.
"Lalu direktur.. ada berita yang sedang geger diinternet maupun tv. Artis Jessica digrebek BNN saat sedang pesta miras dengan rekan-rekan artisnya dan positif narkoba," Farhan memberikan laporan lanjutan.
Kita flashback yuuk..
[Flashback]
Jessica yang memakai baju sexy saat ini tengah merayu Yohan yang duduk dengan tenang sambil menikmati segelas wine dingin.
"Direktur Yohan, saya sangat kedinginan malam ini melihat sikap anda," ucap Jessica manja, "Bagaimana kalo malam ini kita pesan kamar untuk saling berbagi kehangatan?"
Jessica semakin berani menyentuh dada Yohan. Yohan yang risih segera memegang tangan Jessica.
"Sepertinya kehidupan anda begitu liar nona Jessica" ucap Yohan sambil menampik keras tangan Jessica.
"Tidak juga.. saya hanya sibuk dengan syuting dan sedikit bersenang-senang," jawab Jessica santai sambil mengambil segelas wine dan meminumnya.
"Awalnya saya hanya berniat untuk menerima kontrak untuk menjadi BA YS Cosmetics, tapi justru presdir menawarkan tawaran yang lebih menarik," Jessica menatap manja Yohan.
"Apakah saya kurang menarik bagi anda direktur Yohan?"
"Tidak juga.. Saya tidak memungkiri kalo anda cukup cantik, apalagi anda seorang artis,"
"Benarkan.. Saya cukup cantik dan sepadan untuk menjadi nyonya Yohannes Sebastian bukan?" kata Jesicca percaya diri.
"Cukup sepadan?"
Yohan menunjuk Farhan seakan memberikan kode. Seperti sudah tau maksud bosnya. Farhan bergegas mendekat dan memberikan ipadnya.
"Apakah presdir juga tau soal ini?" Yohan menunjukkan video dilayar ipadnya pada Jessica.
"Da..darimana anda mendapatkan ini?" tanya Jessica.
"Oh.. Bukan cuma itu. Coba anda cek file yang ada disitu," ucap Yohan.
Jessica menutup mulutnya yang menganga karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Jessica menatap Yohan dengan mata berkaca-kaca.
"Tolong saya direktur Yohan. Jangan beritahu media atau presdir. Karir saya bisa hancur hiks.. hiks.." tangis Jessica memohon.
Didalam video itu terekam suasana pesta bikini dan beberapa kali merekam Jessica yang tengah sakau karena sabu. Dan juga beberapa bukti transaksi narkoba didalam file yang ada di ipad itu.
"Saya bukan orang yang culas nona," jawab Yohan, "Saya hanya mau nona mengatakan ketidaktertarikan anda pada saya pada presdir Yonas".
"Ya ya.. Saya pasti akan menuruti kemauan anda asalkan ini tidak bocor, saya akan melakukan apapun asalkan bukti itu aman".
"Tentu saja saya akan menjamin barang bukti ini nona. Serahkan saja pada saya semua akan aman. Saya cuma ingin itu saja. Dan saya sarankan untuk anda untuk berhenti melakukan hal yang tidak berguna dan merugikan anda nona Jessica." kata Yohan.
"Baik saya akan berhenti. Terima kasih direktur terima kasih," ucap Jessica sambil menangis.
Kita kembali ke saat ini lagi...
"Hah.. Padahal aku sudah memeringatinya untuk berhenti," kata Yohan.
"Itu sangat disesalkan direktur," ucap Farhan.
Farhan mengecek berkas-berkas yang menumpuk dimeja kerjanya.
"Ayo kita siap-siap menuju ruang rapat," ajak Yohan yang bangkit dari tempat duduknya dan mengambil jasnya yang digantung.
Rapat berlangsung serius dan selesai seperti yang dijadwalkan.
Yohan bergegas berangkat menuju salah satu restoran hotel yang sudah direservasi Farhan sebelumnya.
Menurut laporan Farhan wanita yang akan menjadi pasangan kencan butanya kali ini adalah seorang pianis muda. Namanya Sarah yang baru lulus dari Universitas Arizona Amerika.
Farhan tak menemukan celah apapun kali ini dalam penyelidikannya. Tapi bagi Yohan dia masih sangat muda. Usianya masih 23 tahun.
Yohan menghampiri gadis yang sudah duduk menunggu di meja reservasi yang ditujukan oleh pelayan. Kali ini Farhan tak mendampingi Yohan.
"Halo kak Yohan, saya Sarah," ucap gadis itu berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Yohan," balas Yohan singkat dan menjabat tangan Sarah. Dan duduk dengan elegan.
"Permisi tuan dan nona, silahkan memilih menunya," kata seorang pelayan sambil menyodorkan buku menu dengan ramah.
Yohan dan Sarah memilih beberapa menu lunch dan sedikit berbincang-bincang.
"2 minggu lalu saya kebetulan bertemu tante Ayu diklinik kecantikan," ucap Sarah mulai bercerita, "Saya tidak sangka ternyata tante Ayu masih mengingat saya, padahal saya baru kembali ke Indonesia belum lama ini."
Ayu yang dimaksud Sarah adalah ibu tiri Yohan. Dan Sarah adalah anak salah satu rekan bisnis ayah Yohan. Jadi wajar kalo mereka sudah saling kenal.
"Oh gitu ya," respon Yohan cuek sambil menyantap menu makan siangnya.
"Saya kurang percaya diri disuruh bertemu kak Yohan hari ini, apa saya mengganggu jadwal kakak?" kata Sarah.
"Tidak. Ini seperti rutinitas harian. Anggap saja kita kebetulan sedang makan siang bersama," jawab Yohan tenang.
"Aku seneng ketemu kak Yohan lagi setelah sekian lama aku di Amerika," ucap Sarah malu-malu.
"Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar disana?" tanya Yohan.
"Enggak kok kak. Aku cukup beradaptasi disana dan berharap cepet-cepet lulus,"
"Oke. Baguslah kalau begitu," kata Yohan.
Yohan menyudahi makannya dan bersiap untuk kembali ke kantor. Setelah berpamitan dengan Sarah.
Sarah berkata, "Apa bulan depan kakak sibuk?"
"Aku gak tau. Aku belum melihat jadwalku," jawab Yohan menerka-nerka.
"Kalo kakak gak sibuk, mau gak kakak meluangkan waktu buat nonton konser soloku nanti," pinta Sarah sambil menyerahkan tiket vip konser solonya pada Yohan.
Yohan menerima dan melihat tiket itu.
"Akan ku usahakan," kata Yohan, "Tapi aku gak bisa berjanji".
"Iya kak gak apa-apa. Makasih kak Yohan," Sarah tersenyum senang.
Mereka berpamitan dan Yohan kembali ke kantornya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!