NovelToon NovelToon

Pernikahan Penuh Luka Season 2 [Aksi Pembalasan Aldo]

Bab 1

Sore hari ini tiba-tiba cuaca tidak bersahabat di kawasan area perkemahan, petir menggelegar kilat menyambar saling bersahut-sahutanan. Sialnya Kia terpisah dan tersesat dari kedua sahabatnya saat mereka pergi ke tepi sungai untuk mengambil air.

Kia berteduh di sebuah gubuk tua yang kosong tak berpenghuni. Hujan tak juga berhenti saat matahari telah tenggelam dan berganti dengan malam yang gelap. Tak satu pun ada orang yang mencari keberadaannya, mungkin karena cuaca hujan dan orang-orang masih belum menyadari ketiadaan dirinya diantara rombongan camping, dan mungkin pula kedua temannya belum sampai di tempat mereka mendirikan tenda.

Suara hujan dan jangkrik beradu meramaikan malam yang menghadirkan suasana yang membuat bulu kuduk Kiandra terasa merinding. Terlebih Kia merasa tidak seorang diri berada di gubuk tua itu. Beberapa kali siluet seorang pria terlihat saat cahaya kilat petir menyambar.

“ Ya Tuhan tolong lindungi Kia dari orang-orang yang berniat jahat pada Kia,” cicit Kia berdoa di dalam hatinya saat bayangan siluet seorang pria semakin mendekati dirinya.

Kia memejamkan matanya karena merasa takut, ia dengan jelas mendengar suara langkah kaki dari bayangan tubuh seorang pria itu yang makin mendekati dirinya. Dan tiba-tiba saja bayangan orang tersebut kini merengkuh tubuh Kia dari belakang.

"Aaaaa...." jerit Kia bersamaan dengan suara petir yang menggelegar, saat tubuhnya di rengkuh oleh seorang pria yang sejak tadi mengikutinya.

Pria itu langsung saja membekap mulut kia dengan satu tangannya dan satu tangannya yang lagi mengunci pergerakan tubuh Kia.

"Jangan berteriak! Suaramu benar-benar sudah menyakiti gendang telingaku." Ucap pria itu yang suaranya sangat di kenali oleh Kia.

"Aldo?" Cicit Kia di dalam hatinya, ia menebak dengan benar sosok pria yang kini tengah memeluknya dari belakang.

"Lepas!" Ucap Kia sekuat tenaga, ia berusaha melepaskan dirinya dari Aldo.

"Jangan membuang tenaga mu untuk melawanku di sini Kia! Sebentar lagi kau akan jadi milik ku. Persetan dengan hubungan percintaanmu dengan guru mu itu." Ucap Aldo yang kemudian menyeret paksa Kia keluar dari gubuk tua itu, meski hujan masih turun mengguyur dengan deras kawasan perkemahan.

Ternyata sebuah mobil jip telah menunggu kedatangan mereka tak jauh dari gubuk tua itu. Aldo berhasil membawa pergi Kia dari Arka, disaat Arka lengah, tak menyadari kepergian Kia dan kedua sahabatnya.

Tak jauh berbeda dengan Kia, kedua sahabat Kia memang sama-sama tersesat, mereka pun bertuduh di sebuah gubuk tua yang masih memiliki penerangan. Beruntungnya kedua sahabat Kia ini ditemukan oleh penduduk setempat yang baru kembali dari hutan.

Kia dibawa oleh Aldo ke sebuah daerah yang tak Kia kenali, ia terus memohon pada Aldo untuk melepaskan dirinya, namun Aldo diam tak bergeming. Entah sudah berapa kali Aldo melayangkan tangannya di pipi putih Kia, hingga pipi itu terlihat memerah. Aldo menampar Kia karena Kia terus berusaha melarikan diri dan melawan. Bahkan Kia berteriak sekencang-kencangnya saat mobil mereka berhenti di lampu merah.

Lebih dari empat jam perjalanan telah mereka tempuh, akhirnya mereka sampai di sebuah Villa yang berada di dekat tepi pantai. Villa milik keluarga besar Aldo yang dulu terbengkalai kini telah Aldo renovasi dengan baik.

Entah karena kelelahan atau pingsan, Kia masih memejamkan matanya semenjak Aldo menamparnya untuk terakhir kalinya disaat mobil mereka berhenti dilampu merah. Aldo menggendong Kia dan meletakkan Kia di lantai. Ia mengambil air seember dan menyiram Kia dengan air itu, hingga Kia terbangun dengan kelagapan.

"Ku kira kamu sudah mati, ternyata masih hidup." Ucap Aldo dengan santainya,

Ia menarik tubuh Kia untuk masuk ke dalam rumah dan membawanya ke lantai atas, dimana kamar mereka berada. Aldo melempar tubuh Kia dengan kasarnya hingga Kia jatuh tersungkur ke lantai.

"Auuu..." rintih Kia yang merasa sakit dengan apa yang di perbuat Aldo.

Tanpa melihat kondisi Kia, Aldo memerintah Kia untuk membersihkan dirinya dan bersiap-siap. "Bersihkan dirimu, dan bersiaplah untuk menikah dengan ku malam ini. Jika kau menolakku. Aku tak akan segan-segan membunuh kekasih pujaan hati mu itu. Perlu kau ingat beberapa anak buah ku masih berada di sana dan dapat dengan mudah mengeksekusi kekasihmu." Perintah Aldo dengan ancamannya yang membuat Kia mau tak mau mengikuti perintah Aldo.

Dengan langkah tertatih Kia masuk ke dalam kamar mandi. Ia tak lagi menangis, sumber air matanya telah mengering hingga tak lagi bisa menitikan kembali air matanya.

Sementara itu, terjadi kehebohan di area perkemahan saat kedua sahabat Kia telah kembali, dan menceritakan jika mereka terpisah dengan Kia. Arka yang mengetahuinya segera mencari keberadaan Kia, tak perduli dengan medan yang licin dan gelap. Ia tetap mencari keberadaan kekasih hatinya. Arka tak segan-segan untuk menitikan air mata, saat hingga malam hari menjelang, tak ia dapati sosok sang pujaan hati.

"Besok kita cari lagi Ar, sebaiknya kita kembali, ini sudah tengah malam." Ucap Tomo yang merangkul tubuh Arka yang terus terguncang karena isak tangisnya.

"Gue harus cari dia Tom, dia sendirian." Tolak Arka yang masih menitikan air matanya.

"Tapi kita udah nyusurin seluruh area sekitar sungai, dan Kia tak ada. Cobalah berpikir positif jika dia baik-baik saja, ditemukan oleh seorang yang baik hati dan mengantarkannya keperkemahan esok hari." Bujuk Tomo pada sepupu sekaligus sahabat baginya itu.

"Aku tidak yakin, aku merasa sudah kehilangannya Tom. Aku lalai menjaganya." Jawab Arka yang makin terisak. Terjawab sudah perasaan tak enak yang mereka rasakan ketika ingin berangkat ke perkemahan ini.

Di sisi lain, di tempat yang berbeda Kia tengah duduk berdampingan dengan Aldo. Dengan diwalikan oleh wali hakim, Aldo menikahi Kia secara agama. Saat kata saha terdengar dari mulut penghulu. Kia menjerit sekencang-kecangnya di dalam batinnya.

Sekali lagi tak ada air mata yang menetes dari kelopak mata Kia. Ia hanya memejamkan matanya cukup lama. Berharap jika ini hanya mimpi buruk namun nyatanya ini adalah sebuah kenyataan pahit, dimana ia telah sah secara agama menjadi istri dari pria yang kejam seperti Aldo.

Setelah akad nikah selesai Aldo membawa Kia kembali ke kamar. Lagi-lagi Aldo melempar tubuh Kia hingga jatuh tersungkur ke lantai. Kia tersenyum kecut mendapati perlakuan kasar dari Aldo yang kini sudah berstatus menjadi suaminya itu.

"Kau mau apa?" Tanya Kia saat melihat Aldo mulai melucuti pakaiannya.

"Memangnya apa yang biasanya dilakukan oleh pasangan pengantin baru hum?" Jawab Aldo yang balik bertanya pada Kia.

Seketika mata Kia membola dengan sempurna, ia menyadari dengan betul apa yang ingin dilakukan oleh Aldo.

"Jangan! Jangan lakukan itu! Aku tidak mencintaimu. Aku hanya ingin melakukannya dengan pria yang aku cintai." Tolak Kia yang berusaha menjauh dari Aldo.

Bab 2

"Kau tak boleh menolakku, aku ini suami mu. Apa aku harus menyiksamu dulu, agar kau mau melayani ku yang merupakan kewajibanmu hah?" Pekik Aldo yang terus mendekati Kia.

Kia yang terus melangkah mundur pun kini telah terpojok, tubuhnya telah membentur dinding kamar yang di cat dengan warna putih.

"Kau tidak bisa kemana-mana lagi Kia? Jangan coba-coba lari dan pergi lagi dari ku hum!" Ucap Aldo sembari menjambak rambut panjang Kia dan melempar tubuh Kia hingga jatuh terjungkal di ranjang.

"Apa kau berniat mau bunuh diri lagi seperti dulu hum? Silahkan! Aku persilahkan kau untuk mati dan menyerah pada hidup mu, setelah kau mati nanti, akan ku buang mayatmu ke tengah laut sana," ucap Aldo lagi sembari naik ke atas ranjang. Mengunci tubuh Kia dengan mengungkungnya.

Tak ada satu pun ucapan Aldo yang Kia tanggapi. Ia hanya diam dan mendengarkan segala ocehan Aldo yang ia anggap sebagai radio kusut.

Dengan cepat Aldo menyambar bibir Kia dengan kasarnya. Kia membiarkan Aldo menyesap bibirnya dengan kasar dan brutal, tanpa membalas sedikit pun sentuhan yang Aldo berikan padanya.

"Shitttt...." umpat Aldo kesal karena Kia tak membalas sentuhannya.

"Layani aku Kia! balas ciuman ku!" Pekik Aldo yang memerintah Kia sembari mencengkram rahang Kia dengan satu tangannya.

"Aku melihatmu mencium gurumu itu dengan sangat pandainya, sekarang lakukan itu bersama ku, Kia!" Pekik Aldo lagi yang kemudian kembali meraup bibir Kia.

Saat Kia tak jua membalas tautan bibir yang ia berikan, Aldo akhirnya bibir Kia dengan ganas, Hingga Kia mengerang kesakitan.

"Menurutlah! Jika kau tak mau ku sakiti." Ucap Aldo dengan tatapan mata menyeringai berselimut berkabut gairah.

Mau tak mau Kia membalas kecupan, sesapan yang diberikan oleh Aldo, meski ia melakukannya dengan tanpa menggunakan perasaan dan juga hatinya.

Saat Kia sudah mulai membalas permainan bibir Aldo, tiba-tiba saja. Aldo melepaskan tautannya. Ia menatap dalam manik mata Kia. Lalu berkata,

"Katakan padaku! Bagian mana yang sudah ia sentuh sebelum diriku, Kia? Apa dia sudah mendapatkan semuanya darimu?" Tanya Aldo saat ia melepaskan tautan bibirnya denagn nada bicaranya yang sedikit meninggi, jangan lupakan bagaimana tangannya mencengkram lengan Kia sekuat tenaga, hingga kia kembali meringis kesakitan.

"Dia tak pernah menyentuhku." Jawab Kia berbohong.

"Jangan bohongi aku! Kau pikir aku bodoh, dengan mudah kau bohongi. Katakan bagian mana yang sudah ia sentuh! Apa kau sudah menyerahkan keperawanan mu pada dia hah? Kau sudah tinggal bersamanya bukan? Pastinkalian sering melakukannya. Dasar perempuan murahan!" Pekik Aldo lagi dengan pertanyaan yang menuntut Kia untuk secepatnya.

Kia yang merasa direndahkan oleh Aldo, langsung saja melayangkan tangannya di udara dan mendaratkannya di pipi Aldo.

Plak!![Sebuah tamparan mendarat di pipi Aldo].

"Aku tidak serendah itu. Aku masih menjaga kehormatan ku." Jawab Kia dengan mata yang begitu nyalang.

"Kau berani menamparku? Aku ini suami mu, kau harus menghormati ku!" Kecam Aldo yang tak terima dengan apa yang dilakukan Kia padanya.

"Suami macam dirimu tak pantas untuk dihormati. Kau saja sudah merendahkan ku, untuk apa aku menghormati mu hah? Apa kau ini suami yang gila dengan kehormatan, wahai Tuan Aldo yang terhomat?" Balas Kia dengam beraninya, yang membuat Aldo tersenyum kecut.

Sebenarnya Kia sangat rakut berhadapan dengan Aldo, namun ia tak ingin kelihatan lemah di depan laki-laki pemaksa seperti Aldo.

"Jadi suami macam apa yang layak untuk kau hormati Nona Kiandra? Kau buktikan saja dulu ucapanmu. Apa kau benar-benar masih menjaga harta paling berharga pada dirimu ini atau kau sudah menjajahkannya secara cuma-cuma pada guru mesum mu itu?" Tanya Aldo dengan jari telunjuknya yang terus menunjuk-nunjuk wajah Kiandra dan bagian area inti miliknya.

"Aku tak sudi membuktikannya pada mu." Ucap Kia, yang malah membuat Aldo semakin marah dan semakin mengila untuk menjajahi tubuh Kia.

Kia terus memberontak namun Kia kalah kuat, tenaga Aldo begitu besar dan tak sebanding dengan dirinya. Ia pun akhirnya hanya bisa pasrah dan menikmati sentuhan Aldo pada bagian tubuhnya dengan segala kepedihan hatinya.

Aldo tersenyum bahagia ketika ia melihat dengan jelas ada bercak darah yang keluar dari inti milik istri yang baru ia nikahi secara paksa,Kia. Yang menandakan bahwa dia adalah orang yang pertama mengagahi istrinya sendiri, meskipun mengagahi dengan cara memaksa.

Jika semula Aldo mengecup Kia dengan kasar, kini ia mengecup Kia dengan penuh kelembutan. Kia menghabiskan malam pertamanya sebagai istri Aldo dengan merasakan penyiksaan dan kepedihan hati.

Saat Kia yang sudah terpejam karena merasa lelah, Aldo pun membisikan sesuatu pada istrinya.

"Kau harus mencintaku Kia. Harus!" Ucap Aldo saat ia memeluk tubuh Kia dengan erat.

Sementara itu di tempat perkemahan Arka benar-benar tak bisa memejamkan matanya, buliran bening terus saja menetes dari kelopak matanya. Ia terus menggigit kuku jemarinya, berusaha mengusir kegundahan hatinya karena menghilangnya Kia.

"Seharusnya aku mengikuti keinginanmu untuk tidak ikut camping, Kia. Pasti hal ini tak akan pernah terjadi. Kamu tak akan menghilang seperti ini dan aku tak akan kehilangan mu, sayang. Berat sekali aku menjalani hidupku saat ini tanpa kepastian tentang keberadaanmu, aku berharap kamu baik-baik saja. Semoga Tuhan selalu menjaga mu dimana pun kamu berada." Ucap Arka seorang diri.

Arka duduk di perapian menikmati suasana malam tanpa seorang pun teman yang menemaninya. Dengan pandangan mata yang terus mengedar ke seluruh penjuru arah. Ia masih berharap Kia tiba-tiba datang ke perkemahan ini, entah di antar oleh seseorang yang menemukannya atau datang sendiri setelah tersesat berjam-jam lamanya.

Pagi hari pun datang, Arka dan dewan guru lainnya segera membuat laporan kehilangan salah satu muridnya pada petugas yang berwenang. Mereka segara melakukan pencarian dan penelusuran disekitar tempat terakhir kedua sahabat Kia bersama Kia terakhir kalinya.

Kedua sahabat Kia ini, Dira dan Nadya tak berhenti menangis sepanjang intrograsi dan pencarian Kia. Mereka menyesal karena mau saja diminta Kia untuk jalan terlebih dahulu saat mereka melihat awan begitu mendung kala itu, ketiganya takut akan turun hujan. Baik Kia dan Dira sama-sama mengkhawatirkan kondisi Nadya yang tak biasa terkena air hujan terlalu lama apalagi mereka sedang berada di tengah-tengah hutan. Meraka takut sahabatnya ini akan sakit, hingga akhirnya kejadian yang tak terbayangkan pun terjadi Kia menghilang tanpa jejak.

Jejak kaki Kia maupun Aldo di Gubuk tua yang ditempati oleh Kia dan Aldo sebelumnya sudah berhasil dihilangkan oleh beberapa anak buah Aldo. Bahkan jejak mobil Jip yang digunakan Aldo untuk membawa Kia pergi pun sudah hilang.

Seharian pencarian Kia pun terasa sia-sia karena mereka tak mendapati titik terang keberadaan Kia. Sementara itu Kia yang berada di dalam Villa keluarga Aldo dengan penjagaan super ketat hanya bisa meringkuk di atas ranjang. Tubuhnya terasa remuk, karena Aldo terus menerus melakukan penyatuan dengannya.

Ia baru berhenti ketika rasa lapar telah menyerang dirinya. Aldo memperlakukan Kia layaknya seorang bayi. Ia dimandikan dan dibantu mengenakan pakaian oleh Aldo. Karena Kia masih sulit untuk berjalan, Aldo meminta asisten rumah tangganya untuk membawakan makan ke dalam kamarnya.

Lagi-lagi Aldo mengancam Kia untuk memakan makanan yang telah di siapkan untuknya, saat Kia berusaha untuk mogok makan.

"Cepat makan makanan mu! Atau kau mau aku menghabisi nyawa kekasih tercintamu itu hanya karena kamu tidak mau makan?" Ancaman dan pilihan yang diberikan Aldo mau tak mau membuat Kia harus memakan makanan yang disediakan Aldo untuknya, meski ia tak memiliki serela untuk memakannya.

Setelah selesai melihat Kia menghabiskan makanannya. Aldo memberikan Kia sebuah obat yang ia claim sebagai obat penunda kehamilan, padahal obat itu adalah obat penyubur rahim.

"Minum! Kau tak mau memiliki anak dariku bukan?" Perintah Aldo dengan wajah menyeramkannya.

Kia yang percaya, jika obat itu adalah obat penunda kehamilan pun segara menelannya tanpa rasa ragu. Melihat Kia telah meminum obat itu, Aldo terlihat kembali tersenyum senang. Rencananya terus saja berhasil meski ia harus tetap mengancam Kia agar tetap mau menurut padanya.

Bab 3

Dua bulan sudah semenjak Kia dinyatakan hilang dan pencarian Kia telah dianggap selesai dan dihentikan.

Karena tim SAR tidak mendapatkan titik terang keberadaan Kia, padahal semua daerah di perkemahan telah ditelusuri oleh tim SAR.

Pencarian yang melebihi batas waktu hingga dua bulan ini sebenarnya tidak sesuai dengan SOP yang ada. Namun karena arka yang terus meminta tim SAR dan pihak berwajib terus melakukan pencarian pun akhirnya menuruti permintaan sang pengusaha muda ini.

Padahal jika mengikuti SOP yang ada, pencarian Kia hanya akan dilakukan selama tujuh hari.

"Pak Arka mohon maaf. Sesuai SOP jika selama tujuh hari seseorang yang hilang belum ditemukan, maka pencarian akan dihentikan. Tim kami sudah mencari lebih dari dua bulan lamanya, namun saudari Kia belum juga ditemukan, bahkan kami tidak mendapatkan titik terang keberadaan saudari Kia. Maka dengan berat hati kami dan segenap tim memutuskan untuk menghentikan pencarian ini, Namun kendati demikian pemantauan tetap akan terus dilakukan di daerah perkemahan ,Pak." Ujar kepala satuan pihak berwajib dengan berat hati pada Arka.

Arka terlihat gusar mendengar perkataan pria berbaju dinas coklat susu itu.

"Kenapa harus dihentikan Pak? Tolong jangan gunakan SOP, lanjutkan saja pencarian kalian, berapapun uang yang kalian pinta akan saya berikan." Arka tetap memaksa Pak catur yang merupakan kepala satu berwajib yang memang menjadi penanggung jawab dalam pencarian Kia.

"Mohon maaf Pak Arka, dalam ketentuan ini yang saya jelaskan tadi sudah cukup jelas untuk bapak pahami. Pencarian hanya akan dilakukan selama tujuh hari dan dapat dilanjutkan apabila memang ada tanda-tanda ditemukannya orang hilang tersebut, namun sudah dua bulan ini kita melakukan pencarian sama sekali kita tidak menemukan tanda-tanda tersebut. Mohon maaf jika kami menolak permintaan Bapak kali ini." Tolak Pak catur yang kemudian menundukkan tubuhnya dan meninggalkan Arka yang terlihat frustasi.

Sementara itu di tempat yang berbeda, Kia tak lagi tinggal di tempat persembunyian yang disiapkan oleh Aldo saat Aldo menculik dirinya. Kini ia tinggal di sebuah apartemen di kota besar.

Sudah lebih dari dua bulan Kia menjadi istri Aldo. Jika awalnya Aldo menginginkan dia mencintai dirinya, Sekarang semua itu tidak lagi. Karena apa yang diinginkan Aldo tidak dapat diberikan oleh Kia, yaitu seorang anak.

Sudah beberapa botol vitamin yang diberikan dokter ahli kandungan agar Kia segera cepat hamil, Aldo menginginkan Kia agar cepat hamil, supaya Kia terikat dengan dirinya, dan tak akan lari dari kehidupan Aldo. Namun takdir berkata lain Kia tak kunjung hamil dan membuat Aldo kecewa dan kesal.

Nyaris setelah Aldo kecewa, Aldo yang sempat bersikap manis pada Kia kini kembali bersikap dingin dan kasar. Aldo tak pernah lagi tersenyum padanya, bahkan mengajaknya bicara ataupun sekedar memberi ucapan selamat pagi siang malam dan tidur pada istrinya ini.

Apartemen yang mereka tinggali terasa sangat sunyi, Kia selalu merasa diabaikan dan dianggap tidak ada oleh Aldo. Beberapa kali dia meminta untuk Aldo membebaskan dan menceraikan dirinya. Namun bukanlah jawaban yang Aldo berikan pada Kia. Tapi hanya kekerasan yang Kia dapatkan.

Aldo yang kala itu baru pulang bekerja, langsung saja menarik Kia masuk ke dalam kamar. Aldo mengikat kedua tangan Kia dengan dasi yang ada di tangannya.

"Kau ingin bercerai denganku?" Tanya Aldo dengan tatapan menyeringai.

Tatapan yang selalu membuat Kia ketakutan.

"Ampun Aldo, tolong jangan siksa aku!" Ucap Kia dengan deraian air mata, ia sudah tahu apa yang akan dilakukan suami kejamnya ini.

Kia berusaha melepaskan diri dengan mencoba melepaskan ikatan di kedua lengannya, namun ikatan Aldo sungguh kencang. Kia tak berhasil melepaskan ikatan yang ada di kedua tangannya itu.

Aldo mulai melakukan aktivitasnya melepaskan baju satu persatu hingga tak tersisa sehelai benang pun di tubuh Kia.

Kia terus menjerit meminta ampun pada Aldo, untuk menghentikan hal gila yang akan suaminya itu lakukan padanya. Aldo yang merasa kesal akhirnya menyumpal mulut Kia dengan sapu tangan yang ada di sakunya.

"Mari kita mulai permainan kita sayang!" Ucap Aldo dengan senyum yang sangat menjijikan bagi Kia.

Kia terus menggelengkan kepalanya, menandakan jika ia menolak untuk mengikuti permainan gila Aldo.

"Kenapa kau tidak bisa memberikanku anak Kia? Padahal tubuhmu ini sangat bagus. Jika sampai satu bulan ke depan kau juga tidak kunjung hamil, akan ku pastikan tubuhmu ini akan dijajakan di klub malam milik sahabatku." Ucap Aldo sembari menaikkan satu alisnya dengan memandang rendah tubuh Kia yang ada di bawah lingkungannya.

Mendengar ucapan suaminya, air mata Kia sudah menggenang di pelupuk mata. Sakit sekali hatinya mendengar suaminya sendiri akan menjajakan dirinya di sebuah klub malam milik sahabat suaminya itu.

Tak peduli dengan tangisan Kia, Aldo mulai meraba seluruh lekuk tubuh Kia, dari ujung kepala hingga ujung kaki dan naik kembali ke perut, lalu berhenti di bagian bukit kembar yang sangat menyembul itu.

Aldo memainkan bukit kembar itu dengan mulut dan satu tangannya yang memegangi dengan gemas bagian tubuh yang teras kenyal itu.

Jika dulu Aldo memandangi Kia dengan tatapan penuh cinta, kini ia hanya melirik Kia dan memandangi tubuh istrinya itu dengan penuh kebencian.

Ya Aldo membenci Kia, karena Tuan Bramantyo tidak main-main dengan ancamannya kala itu. Tuan Bramantyo yang merupakan orang tua dari sahabat Kia yaitu Nadya. Benar-benar menjatuhkan perusahaan Aldo hingga hampir gulung tikar.

Aldo memang berhasil menyembunyikan Kia namun tidak berhasil untuk lari dari kecurigaan Nadya. Nadya dengan serta merta meminta sang Daddy untuk menjatuhkan perusahaan milik keluarga Aldo dengan hanya membalikkan telapak tangan.

Sama halnya dengan Arka, Nadya juga masih berusaha mencari keberadaan sahabatnya itu dengan menyewa beberapa detektif.

Hal inilah yang membuat Aldo terasa tertekan dan membenci istrinya. Apalagi saat ini Tuan Wiryawan sakit keras karena tidak bisa menerima kenyataan perusahaan yang ia rintis dari nol harus mengalami masalah pailit yang tidak main-main.

"Bagaimana sayang rasanya nikmat bukan?" Tanya Aldo dengan senyum mengejeknya.

Aldo mulai kembali memainkan kedua benda kenyal milik Kia secara bersamaan. Kia menjerit namun ia tahan ketika kedua tangan nakal Aldo memelintir ujung benda kenyal miliki yaitu.

Kia merasakan ngilu, geli, dan sakit yang menyengat. Ketika Aldo terus melakukan hal itu. Ada tertawa terbahak-bahak seperti orang yang kehilangan akal saat melihat ekspresi wajah Kia yang merespon sentuhan dari suaminya ini.

" Lihatlah sayang bagaimana tubuhmu merespon setiap sentuhanku! Jika dalam waktu dekat, kau tak bisa memberikanku keturunan maka dapat ku pastikan, tubuhmu ini tak akan lagi ku sentuh, namun pria-pria hidung belang yang berkeliaran di sanalah yang akan menyentuh tubuh indah mu ini, setiap malam Hahahaha...." Ucap Aldo dengan tawanya yang menggelegar.

Dia hanya mampu memejamkan mata, tanpa mampu berbuat lebih. Rasanya ia sudah tak sanggup dan tak tahan lagi diperlakukan seperti ini. Hidupnya selalu dalam ancaman Aldo.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!