"Apa yang hendak kau lakukan padaku?" teriak seorang wanita cantik yang memakai sebuah gaun pengantin namun sedang terikat di kursi.
Wanita itu adalah Marien Douglas dan dia adalah putri kedua dari Gavin Douglas. Marien adalah putri dari istri kedua dari Gavin namun ibunya sudah meninggal. Meski kehidupannya cukup baik bersama dengan keluarganya tapi apa yang dia alami saat ini membuatnya cukup terkejut.
"Kau harus menikah!" perkataan itu bagaikan petir di siang bolong bagi Marien Douglas dan perkataan itu dilontarkan oleh kakaknya sendiri.
Marien menatap tajam ke arah seorang wanita yang berdiri di hadapannya dan dia adalah Alexa Douglas, putri tertua Gavin Douglas. Entah karena apa, Alexa menculiknya dan membawanya ke tempat asing itu. Namun yang paling membuatnya tidak mengerti adalah, keadaannya yang sedang terikat dan perkataan yang baru saja diucapkan oleh kakaknya.
"Apa maksud dari perkataanmu ini, Alexa?" tanya Marien tidak mengerti.
"Kau harus menikah dengan Zack Erson, menggantikan aku!" jawab Alexa.
"Apa kau bilang?" pekik Marien. Dia terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Jangan bercanda, Alexa. Dia adalah calon suamimu?" pekiknya lagi.
"Aku berubah pikiran, Marien. Aku tidak mau lagi menikah dengannya oleh sebab itu, kau harus menggantikan aku!"
"Hentikan omong kosongmu, aku tidak sudi menikah dengan Zack!"
"Kau harus menikah, jadi jangan harap kau bisa kabur!"
"Kau gila, Alexa. Kau yang seharusnya menikah dengan Zack, bukan aku!" teriak Marien namun Alexa tidak mempedulikan dirinya dan lebih memilih melangkah pergi untuk keluar dari ruangan itu.
"Berhenti, Alexa. Lepaskan aku dan hentikan drama pernikahan yang kau mainkan ini!' teriak Marien.
"Terima takdirmu, Marien. kau harus menggantikan aku jika tidak, perusahaan Daddy akan hancur oleh Zack!" ucap Alexa. Pernikahan itu memang sengaja dia yang mengaturnya, dia yang menyetujui untuk menikah dengan Zack karena sesungguhnya pernikahan itu untuk menjebak Marien. Dia tidak sudi menikah dengan Zack, pria tua yang memiliki banyak harta itu.
"Lepaskan aku, Alexa. Lepaskan aku!" teriak Marien.
Marien berusaha memberontak, agar tali yang mengikat kedua tangan dan kakinya bisa dilepaskan. Kursi yang dia duduki pun diangkat dengan kekuatan yang dia miliki. Dia harus melepaskan ikatan di tangannya agar dia bisa melarikan diri sebelum Alexa kembali bersama dengan Zack lalu menikahkan mereka berdua.
Entah dia berada di mana, dia tidak tahu. Sebuah jas pria berada di atas sofa, sepertinya itu milik Zack. Marien terus mengangkat kursi walau dengan susah payah menuju sebuah meja. Dia tidak percaya tidak ada gunting di dalam laci meja itu.
Suara-Suara orang yang sedang berbicara di luar sana menghentikan Marien sejenak, jangan sampai ada yang mendengar sehingga ada yang masuk ke dalam lalu tahu apa yang sedang dia lakukan. Kesempatan yang dia miliki hanya satu kali saja dan dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu.
Telinga di pasang baik-baik dan setelah tidak mendengar apa pun lagi, Merien kembali mengangkat kursi sampai akhirnya dia tiba di laci meja. Perjuangan yang dia lakukan tidaklah mudah meski dia sudah mendapatkan gunting namun usaha yang dia lakukan tidaklah sia-sia.
Marien sudah terbebas dari tali-tali yang mengikat tangan dan kakinya, sudah waktunya pergi. Jas yang ada di sofa diambil dan dikenakan dan setelah itu, Marien keluar dari ruangan itu dan berlari menjauhinya. Jangan sampai dia tertangkap karena dia tahu apa yang akan terjadi padanya. Jas itu sungguh membawa keberuntungan karena di dalam jas itu ada selembar cek berisi satu juta dolar. Tentu itu keuntungan yang tidak boleh dia sia-siakan karena dengan cek itu dia bisa memulai kehidupannya tanpa perlu kembali ke rumah keluarga Douglas.
Marien yang terus berlari sambil melihat ke arah belakang tak bisa menghindar saat seorang pria yang menggunakan kursi roda tiba-tiba saja di dorong keluar dari sebuah ruangan tanpa perasaan. Marien berteriak, pria itu pun terkejut dan berusaha menangkap tubuh Marien yang jatuh ke arahnya namun terlambat. Mereka berdua jatuh ke atas lantai, lalu gelak tawa terdengar dari dalam ruangan.
"Astaga, maafkan aku!" Marien beranjak dengan terburu-buru dan membantu pria asing yang baru saja dia tabrak.
Pria itu tampak kesulitan, akibat kedua kaki yang tidak bisa dia gerakkan. Melihat itu membuat Marien iba apalagi gelak tawa masih juga tak henti terdengar.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Marien namun pria itu tidak menjawab. Kedua tangan mengepal erat dan raut wajahnya tampak mengelap.
"Kau hanya sampah, William? Lihatlah dirimu saat ini?" teriak seorang wanita dari dalam ruangan itu.
"Dia hanya pria lumpuh yang tidak berguna!" seseorang juga berteriak demikian.
Marien melihat ke arah pria yang sedang di hina dan diam saja itu, jujur dia tidak tahu apa pun tapi dia iba apalagi seorang wanita yang tadi berteriak kembali berkata dengan ucapan yang menyakitkan.
"Kau hanya pecundang, aku sudah tidak butuh pria cacat seperti dirimu lagi karena aku sudah mendapatkan pengganti dirimu yang jauh lebih baik!" wanita itu adalah Fiona, dia adalah kekasih pria yang bernama William itu. Fiona mendekati seorang pria tampan, dia pun terlihat begitu sombong.
"Aku tidak butuh dirimu lagi karena aku sudah memiliki dirinya dan ini?" sebuah kotak cincin dilemparkan lalu mendarat di wajah William, "Aku tidak sudi menikah dengan pria cacat sepertimu dan aku rasa tidak akan ada satu wanitan pun yang mau menikah denganmu!" ucapnya menghina.
Gelak tawa kembali terdengar, William diam saja. William Archiles mendapatkan kecelakaan beberapa saat yang lalu sehingga membuatnya mengalami kelumpuhan. Fiona tidak tahu akan keadaannya oleh sebab itu, William memutuskan untuk datang ke acara ulang tahun kekasihnya untuk memberi kejutan yaitu melamar Fiona serta menunjukkan keadaan kedua kakinya. Dia ingin melihat apakah Fiona masih bersedia bersama dengannya atau tidak setelah keadaan kedua kakinya yang tidak bisa dia gunakan lagi tapi apa yang dia dapatkan sungguh di luar dugaan. Penolakan serta hinaan harus dia dapatkan akibat kedua kakinya yang cacat dan tidak hanya itu, ternyata Fiona berselingkuh di belakangnya selama ini tanpa dia tahu. Semua jadi terbongkar setelah dia mengalami kelumpuhan.
"Aku yang akan menikah dengannya!" teriakan Marien membuat William terkejut.
Teriakan dari Marien pun menghentikan tawa semua orang. Marien maju ke depan dan berdiri di hadapan William, dia muak dengan semua yang terjadi. Dia kira hanya dia yang sedang mengalami kesialan tapi dia tidak menduga, ada yang lebih sial dari pada dirinya. Tatapan mata William tidak lepas dari punggung Marien, entah siapa wanita itu yang pasti kedatangannya sungguh di luar dugaan.
"Kalian semua yang ada di dalam ruangan, berhenti menertawakan orang lain hanya karena dia cacat. Aku harap kalian tidak duduk di kursi nantinya. Untuk penghinaan yang kau lontarkan," Marien menunjuk ke arah Fiona, "Jangan menyesali perkataanmu karena aku yang akan menikah dengannya!" ucapnya lagi.
William tersenyum, menarik. Dia tidak menduga akan mendapatkan kejutan seperti ini selain kejutan akan pengkhianatan Fiona serta penghinaan darinya. Marien melangkah mendekati William lalu membawa William pergi dari tempat itu namun setelah cukup jauh, Marien menghentikan langkah dan menghela napas panjang.
Apa dia sudah gila? Dia tidak kenal dengan pria asing itu tapi sepertinya dia bisa mengajak pria itu bekerja sama untuk tujuan mereka masing-masing.
"Maaf jika aku lancang, aku hanya tidak tahan melihat kau dihina seperti itu!" ucapnya.
"Tidak jadi soal tapi apakah kau bisa menjelaskan padaku apa yang baru saja kau ucapkan?"
"Dengar," Marien yang berada di belakang William melangkah maju dan berdiri di hadapan pria itu. William menatapnya dengan ekspresi serius, wanita asing yang cukup berani.
"Aku baru saja melarikan diri dari pernikahan yang tidak aku inginkan dan kau baru saja mendapatkan penghinaan. Bagaimana jika kita menikah?" tanya Marien.
"Untuk apa aku menikah denganmu?" tanya William.
"Hei, bung. Kau baru saja dihina dan kau akan semakin terhina jika tidak menikah denganku. Mari kita membuat kesepakatan, menikahlah denganku, maka aku akan memberikan cek satu juta dolar ini padamu dan jadilah suamiku selama satu tahun," Marien memberikan cek yang dia temukan di dalam jas., "Cek ini akan menjadi milikmu!" ucapnya lagi.
William kembali tersenyum, cek yang diberikan oleh Marien pun diambil. Menarik, dia tidak menduga hari di mana dia akan dibayar akhirnya datang dan dia rasa, apa yang diucapkan oleh wanita itu sangatlah benar. Dia akan membalas apa yang Fiona lakukan padanya terlepas pernikahan mereka tidak akan lama.
"Jika begitu, aku tidak akan ragu asal kau mau menikah dengan pria cacat ini," ucap William.
"Senang mendengarnya, William. Aku Marien," Marien kembali melangkah ke belakang setelah memperkenalkan dirinya lalu dia mendorong William dan membawanya pergi. Masalah sudah terpecahkan dan Alexa, tidak akan bisa memaksanya untuk menikah dengan Zack karena sejak awal dia tidak menginginkan pernikahan itu.
Larinya Marien dari acara pernikahannya membuat Gavin Douglas sangat murka. Alexa menunduk dan tampak takut, sedangkan Zack Erson menunggu dan terlihat marah karena dia merasa keluarga itu sudah menipu dirinya. Bagaimana tidak, calon pengantinnya melarikan diri sambil membawa cek satu juta dolar miliknya.
Zack tentu saja meminta pertanggungjawaban dari Gavin, dia tidak mau tahu apa pun karena yang dia inginkan adalah menikah dengan salah satu putri Gavin lalu satu juta dolarnya kembali lagi tapi jika Gavin masih bisa memberikan apa yang dia mau maka dia tidak akan meributkan cek miliknya yang hilang.
Kedua tangan Alexa mencengkeram erat, dia tidak menduga Marien bisa melarikan diri padahal dia sudah mengikatnya dengan kuat. Sekarang Marien entah berada di mana karena dia menghilang begitu saja bersama cek milik Zack.
"Bagaimana ini, Tuan Gavin? Kenapa putrimu justru melarikan diri?" tanya Zack. Dia benar-benar tidak terima dan baginya itu sebuah penghinaan yang bisa mencoreng nama baiknya.
Zack Erson adalah seorang pengusaha berusia 55 tahun yang cukup sukses di Australia. Dia menginginkan seorang istri yang masih muda meski pun dia sudah memiliki seorang istri tapi baginya tidaklah cukup. Zack menawarkan kerja sama yang cukup menggiurkan untuk Gavin Douglas tapi dengan syarat dia harus bersedia menyerahkan salah satu putrinya yang cantik. Cek satu juta dolar itu pun dia siapkan untuk diberikan pada Gavin setelah dia berhasil menikah dengan putrinya tapi apa yang terjadi, pengantinnya justru melarikan diri.
Alexa yang semula menyetujui permintaan Zack justru memanfaatkan pernikahan itu untuk menyingkirkan Marien karena dengan menikah, Marien tidak akan mendapatkan apa pun lagi. Saham yang dia miliki di perusahaan ayah mereka akan dipertimbangkan ulang dan kemungkinan tidak akan diberikan oleh sebab itu, Alexa menggunakan cara licik untuk menendang Marien agar dia tidak mendapatkan saham lagi di perusahaan ayahnya.
Tapi semua rencananya justru gagal karena Marien melarikan diri dari pernikahan itu dan sekarang, mereka yang harus menerima kemarahan Zack Erson.
"Tidak perlu khawatir, tuan Erson. Aku akan menghubungi Marien dan memintanya untuk kembali!" ucap Alexa.
"Segera lakukan, Alexa. Jika dia tidak kembali maka kau yang harus menikah dengan Tuan Erson!" ucap ayahnya.
"Apa? Aku tidak mau!"
"Jika begitu segera hubungi dia dan perintahkan Marien untuk pulang!" bentak ayahnya.
"Sial, jika aku tahu dia akan melarikan diri maka aku tidak akan meninggalkan dirinya!" ucap Alexa. Mau tidak mau dia harus menghubungi Marien dan memintanya untuk pulang meski dia tidak tahu Marien bersedia atau tidak.
Marien sedang menandatangani kesepakatan dengan William. Mereka bersedia menikah selama satu tahun, hidup bersama namun tanpa melakukan hubungan badan namun Marien berjanji akan merawat William selayaknya seorang istri. William adalah putra pertama dari pasangan Abraham Archiles dan Silvia Smith. Mereka adalah konglomerat di Australia yang memiliki beberapa bisnis yang tidak bisa diremehkan namun William lebih memilih menyembunyikan identitas dirinya dan bersedia tinggal dengan Marien, lagi pula dia sudah muak dengan wanita yang hanya melihat kekayaan yang dia miliki saja.
Bagaimanapun dia harus belajar dari kesalahan, ternyata Fiona hanya memanfaatkan kekayaan yang dia miliki saja selama ini karena nyatanya, dia berselingkuh dengan pria lain dan membuangnya dengan mudah setelah melihat keadaannya yang tidak berdaya. Dia tidak butuh wanita yang mencintai uangnya saja, oleh sebab itu William menyembunyikan identitasnya dari Marien. Lagi pula keluarganya sedang tidak ada jadi tidak akan ada yang tahu akan pernikahan rahasianya.
"Jadi kau akan tinggal denganku?" tanya Marien. Dia seperti tidak mempercayai keputusan William padahal pria itu bisa membeli rumah mewah dengan cek satu juta dolar yang dia berikan.
"Di mana istriku berada, di sana pula aku berada!" jawab William.
"Baiklah, sepertinya sudah saatnya membawamu pulang untuk memberikan kejutan pada mereka!"
"Pulang, ke mana?" tanya William.
"Tunggulah sebentar, telepon dari penyihir menyebalkan ini sungguh mengganggu!" Marien mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dia memang sudah mengabaikan telepon dari kakaknya sedari tadi karena dia masih sibuk menandatangani surat kesepakatannya dengan William.
"Ada apa? Apa kau masih ingat dengan adik yang hendak kau jual ini?" tanya Marien menyindir.
"Tidak perlu menyindir, sekarang kau harus pulang. Gara-Gara kau semua jadi kacau!" ucap Alexa dengan nada tinggi.
"Kebetulan, aku memang ingin pulang!" ucap Marien.
"Segera, karena calon suamimu sudah menunggu!"
Marien tersenyum mendengar perkataan kakaknya, calon suami? Sekarang, tidak ada yang bisa memaksanya lagi untuk menikah karena dia sudah menikah meski dia tidak tahu siapa pria yang baru saja dia nikahi itu. Cincin yang tadinya untuk Fiona kini sudah melingkar di jari manis Marien, mereka sudah melakukan pernikahan dadakan mereka tadi pagi dan sudah sah menjadi suami istri. Dengan begini Alexa tidak akan pernah bisa memaksanya lagi.
"Ikut aku pulang, suamiku. Aku akan mempertemukan kau dengan keluarga bre*ngsekku!" ucap Marien.
"Apa mereka bisa menerima aku yang pecundang ini, Marien?" tanya William.
"Yang menikah denganmu adalah aku, bukan mereka!" jawab Marien.
Dia tidak peduli dengan perkataan keluarganya oleh sebab itu dia membawa William pulang. Ayahnya terkejut saat Marien kembali dengan seorang pria cacat, Alexa pun terkejut namun dia mencibir Marien karena dia menebak Marien membayar seorang pria agar dia tidak tidak menikah dengan Zack.
"Apa ini, Marien? Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu sehingga kau membawa pulang seorang pria cacat?" cibir Alexa.
"Sayangnya tidak karena pria cacat ini adalah suamiku!" ucap Marien.
"Apa kau bilang?" teriak ayah dan kakaknya.
"Aku sudah memiliki kekasih, kami tidak berniat menikah terlalu cepat tapi karena kalian memperlakukan aku seperti orang lain supaya aku menikah dengan pria tua itu maka aku menikah dengannya lebih cepat dari pada rencana!"
"Jangan ucapanmu, Marien!" teriak ayahnya.
"Sorry, Dad. Kau dan Alexa keterlaluan, yang setuju untuk menikah dengannya adalah Alexa, bukan aku tapi kenapa aku harus menggantikan dirinya?"
"Tutup mulutmu, Marien. Aku merasa yang pantas menjadi istri Tuan Zack adalah dirimu, bukan aku!" teriak Alexa.
"Apa pun alasanmu, aku sudah menikah dengan William jadi jangan pernah campuri urusanku lagi dengannya!"
"Tunggu, siapa pria ini dan dari keluarga mana dia berasal?" tanya ayahnya.
"Maaf, aku hanya orang biasa yang baru saja dipecat," ucap William.
"Apa?" Gavin terkejut, sedangkan Alexa tertawa terbahak begitu juga dengan Zack Erson. Ternyata saingannya hanya seorang pecundang.
"Kau lihat, pada akhirnya kau hanya bisa menikah dengan seorang pecundang!" teriak Alexa mencibir.
"Jangan main-main, Marien. Segera ceraikan dia dan menikahlah dengan Zak Erson!" teriak ayahnya.
"Maaf saja, aku lebih memilih suami pecundangku dari pada pria itu!" ucap Marien.
"Kau, segera ceraikan putriku!" teriak Gavin.
"Maaf, Tuan. Tidak bisa!" tolak William.
Marien mengangkat dagu, William bisa diajak bekerja sama dan dia sangat puas. Marien meminta William menunggu sebentar karena dia ingin mengambil barang-barang miliknya.
"Ck... Ck..., kau menikah dengan adikku hanya ingin menumpang hidup darinya saja, bukan?" tanya Alex pada William.
"Jangan asal bicara, aku mencintai dirinya jadi jangan sembarangan menuduh!" ucap William.
"Tidak perlu pura-pura!" Alexa mendorong kursi roda William sehingga kursi roda itu berjalan ke belakang dan berhenti karena membentur pintu.
"Jangan cari gara-gara denganku!" teriak William marah. kedua tangan William sudah mengepal erat, jika keadaannya tidak sedang seperti itu sudah dia jambak rambut wanita itu sampai rontok.
"Apa yang bisa dilakukan oleh pria cacat seperti dirimu?" cibir Alexa lalu dia tertawa.
"Apa yang kau lakukan pada suamiku?" teriak Marien lantang. Marien yang sudah selesai bergegas berlari menghampiri William.
"Cih, kalian berdua sungguh serasi. Pecundang dan putri seorang ja*lang!"
"Tutup mulutmu! Kau boleh menghina aku tapi kau tidak boleh menghina suamiku!" teriak Marien lantang. Marien bahkan berdiri di depan William untuk membelanya. William hanya memperhatikan, ternyata seperti ini dibela oleh seorang wanita tapi dia tidak mau melihat wanita yang baru saja dia nikahi harus membelanya lebih dari pada ini.
"Marien, bukankah sebaiknya kita pergi?" tanya William.
"Kita memang harus pergi!" Marien mengambil kopernya lalu dia mendorong William pergi. Meski agak sulit tapi dia bisa melakukannya. Marien bahkan pergi tanpa pamit karena dia merasa tidak perlu melakukan hal itu.
"Tunggu, Marien. Kau tidak bisa pergi seperti ini!" teriak ayahnya.
"Maaf, Dad. Mulai sekarang aku keluar!"
"Jika kau pergi dan tidak menceraikan pecundang itu maka kau tidak akan mendapatkan apa pun, Marien!" teriak ayahnya lagi.
"Aku tidak butuh!" jawab Marien sambil melenggang pergi.
Alexa terlihat puas, dia menang. Akhirnya Marien tidak mendapatkan apa pun dan semua itu adalah miliknya. Dia benar-benar sudah menang namun dia masih belum juga menyadari situasi karena setelah ini dia yang akan mendapatkan ganjaran dari perbuatannya sendiri.
Gavin Douglas mulai sakit kepala akibat apa yang terjadi, sedangkan Zack Erson tampak tidak terima. Pria tua itu merasa sangat dirugikan oleh kedua putri Gavin Douglas bahkan dia merasa sangat terhina karena Marien Douglas lebih memilih pria cacat yang tidak berguna di bandingkan dirinya.
Apa mereka semua sengaja ingin menghina dirinya? Cek satu juta dolar miliknya bahkan tidak dibahas sama sekali karena mereka sibuk menghina pria yang ada di kursi roda itu tapi jujur dia seperti pernah melihat pria itu. Dia merasa tidak asing namun dia lupa pernah melihatnya entah di mana.
Alexa yang tidak menyangka jika Marien akan kembali dengan seorang suami cacat dan pecundang tapi gara-gara suami cacatnya itu, Marien jadi tidak bisa menikah dengan Zack Erson menggantikan dirinya. Sial, kini dia lupa dengan masalah yang paling penting.
Alexa menunduk karena ayahnya menatapnya dengan tajam begitu juga dengan Zack yang merasa sangat dirugikan oleh mereka. Dia ingin lihat bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi sehingga membuat dirinya rugi.
"Bagaimana ini, Tuan Douglas? Adakah itikad baik yang akan kalian lakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara kita? Aku harap kau tidak melupakan cek satu juta dolar-ku yang diambil oleh putrimu," ucap Zack.
"Sial. Kita lupa memintanya dari Marien!" pekik Alexa.
"Kau yang terlalu banyak omong kosong, sekarang hubungi dia dan minta cek itu kembali!" perintah ayahnya.
"Kurang ajar, sungguh merepotkan saja!" Alexa benar-benar kesal, mau tidak mau dia harus menghubungi Marien karena cek satu juta dolar yang dia curi harus kembali lagi agar Zack tidak terlalu murka akan apa yang terjadi.
"Ada apa lagi, Kakak? Jangan mengganggu waktuku dengan suamiku!" ucap Marien dengan nada bicara yang sinis.
"Tidak perlu basa basi, kau yang mengambil jas milik Zack jadi kembalikan cek satu juta dolar yang kau ambil dari dalam jas itu!" pinta Alexa.
"Astaga, kau bilang apa?" Marien pura-pura terkejut.
"Jangan sok tidak tahu dan terkejut seperti itu. Segera kembali dan kembalikan cek yang kau curi dari dalam jas itu!" perintah Alexa.
"Astaga, kenapa kau baru mengatakan padaku jika ada cek satu juta dolar di dalam jas itu?" Marien masih pura-pura.
"Jangan sok tidak tahu!" teriak Alexa.
"Aku memang tidak tahu! Suamiku, ayo kita kembali ke tong sampah di mana aku membuang jasnya, semoga saja belum ada yang mengambilnya sehingga kita menemukan cek satu juta dolar itu!" ucap Marien seraya mengakhiri pembicaraan mereka.
"Marien, Marien!" Alexa berteriak dengan penuh emosi. Marien tersenyum dengan penuh kemenangan, ingin cek itu kembali? Tidak akan dia kembalikan. William tersenyum mendapati wanita yang baru dia nikahi ternyata sangat luar biasa, akting yang sangat bagus dan tentunya pukulan telak bagi saudaranya karena dengan ucapannya itu, Marien tidak tahu akan cek itu. Baiklah, tidak sia-sia dia menyetujui lamaran mendadak wanita itu.
"Sialan kau, Marien!" teriak Alexa dengan kencang akibat emosi.
"Apa yang Marien katakan?" tanya ayahnya.
"Jas itu dia buang ke tong sampah!" jawab Alexa.
"Anak kurang ajar!" teriak ayahnya.
"Well... Well... jadi bagaimana, Tuan Douglas? Apa kau benar-benar tidak memiliki cara untuk menyelesaikan masalah ini?"
"Aku benar-benar minta maaf, Tuan Erson. Aku sungguh tidak menduga kejadian ini akan terjadi."
"Maaf saja tidak bisa mengembalikan uangku yang hilang dan kerugian yang harus aku tanggung jadi aku tidak menerima kata maaf saja!"
"Tuan, Zack. Marien pasti hanya bercanda saja dengan pernikahannya dengan pecundang itu. Meski di dalam keadaan terdesak pun, dia tidak mungkin menikah dengan sembarangan orang dan mengenai perkataannya jika pria itu adalah kekasihnya, sudah pasti dia hanya berdusta karena dia tidak memiliki kekasih sebelumnya," ucap Alexa.
"Itu bukan masalahku, Alexa. sejak awal kau yang setuju untuk menikah denganku tapi kau pula yang melemparkan penghinaan ini padaku. Apa maksudnya? Sekarang katakan padaku bagaimana kau bertanggung jawab atas kekacauan yang telah kau lakukan jika tidak, aku akan menarik semua sahamku di perusahaan ayahmu bahkan semua rekan bisnis yang bekerja sama dengan kalian akan menarik saham mereka seperti apa yang aku lakukan. Pada saat itu kau tahu apa yang akan terjadi pada perusahaan kalian, bukan?"
"Tuan Erson, tolong jangan lakukan!" pinta Gavin Douglas.
"Aku tidak akan melakukannya asal kau menyetujui persyaratan dariku!" ucap Zack.
"Apa yang harus kami lakukan? Asal kau berubah pikiran maka kami akan melakukan apa pun!" ucap Gavin.
"Mudah saja, pernikahanku dengan putrimu sudah tersebar, aku akan sangat malu jika pernikahanku gagal!"
"Apa maksud dari perkataanmu itu?" teriak Alexa. Perasaan tidak nyaman, dia memiliki firasat buruk atas apa yang dikatakan oleh Zack.
"Mudah saja, Alexa. Kau harus menikah denganku dan sejak awal kaulah yang memang harus menikah denganku!"
"Aku tidak sudi!" teriak Alexa.
"Lakukan, Alexa. Sejak awal memang kau yang menyetujuinya jadi kau harus melakukannya!" ucap ayahnya.
"Aku tidak mau, Dad. Aku menyetujuinya karena aku ingin menjebak Marien saja!"
"Kau bersikap kekanak-kanakan sehingga merugikan orang lain. Sekarang menikah dengan Zack, aku akan mengambil alih semua saham yang kau miliki di perusahaan. Jika kau bersikap patuh maka saham itu akan kembali padamu!" ucap ayahnya.
"Apa? kenapa kau memperlakukan aku tidak adik?!" teriak Alexa tidak terima.
"Tidak perlu berdebat, cek satu juta dolarku harus kalian ganti dan aku akan menarik sebagian sahamku agar kalian tidak bertindak seenaknya lagi padaku!"
"Tuan Erson, putriku akan menikah denganmu jadi jangan lakukan hal ini pada kami!" pinta Gavin.
"Tidak ada tawar menawar denganku jadi putuskan segera!"
"Aku tidak mau!" tolak Alexa.
"Kau tidak berhak untuk menolak, Alexa. Kau harus bertanggung jawab!" ucap ayahnya. Meski dia harus mengalami kerugian tapi dia tidak bisa membiarkan perusahaannya hancur begitu saja oleh sebab itu dia hanya bisa menyetujui persyaratan dari Zack.
"Aku tidak mau, Dad. Aku tidak mau!" tolak Alexa lagi.
"Bawa dia ke dalam kamar!" perintah ayahnya pada dua orang pelayannya.
"Dad, teganya kau menjual aku?" teriak Alexa namun dia sudah ditangkap oleh pelayan yang mendapatkan perintah ayahnya.
"Sekarang dia sudah jadi milikmu, Zack. Dia yang memulai jadi dia yang akan bertanggung jawab!"
"Senang dengan keputusan bijakmu, Gavin. Setidaknya kau tidak begitu rugi dan aku tidak begitu malu."
"Nikmati waktu kalian," Gavin memilih pergi, meninggalkan Zack yang tentunya masuk ke dalam kamar di mana Alexa berada.
Alexa berteriak keras, dia tidak sudi menikah dengan pria tua itu. Seharusnya yang berada di posisinya saat ini adalah Marien, seharusnya Marien yang melayani pria tua itu. Alexa berteriak dan memberontak namun yang dia lakukan hanya sia-sia akibat kalah tenaga. Dia harus melayani Zack yang akan menjadi suaminya nanti. Zack tampak puas setelah menikmati tubuhnya, tubuh wanita muda sungguh membuatnya puas tapi tidak bagi Alexa yang merasa hancur.
Alexa menangis meraung, dia benci. Semua yang dia alami gara-gara Marien, semua akibat Marien melarikan diri darinya.
"Aku akan menghancurkan dirimu, Marien!" teriak Alexa sambil menahan rasa sakit di tubuh. Pria tua sialan itu tidak bersikap lembut sama sekali, beberapa bagian tubuhnya terdapat memar dan semua memar yang dia dapatkan harus Marien bayar. Alexa bersumpah dalam hati, dia akan menghancurkan Marien dan dia akan menghancurkan hubungan Marien dengan suami cacatnya yang tidak berguna itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!