"Huhh, untung saja sudah pada tidur. Selamat, selamat!"
Seorang pria bergumam kecil sambil melangkahkan kedua kakinya, lalu masuk ke dalam rumah sedikit mengendap-endap.
Saat dia sudah memasuki rumahnya, kemudian melihat semua lampu rumah sudah di matikan dan hanya tersisa lampu kamar saja. Itu artinya istri serta anaknya sudah tertidur pulas.
Namun, ketika dia baru saja mau melangkahkan salah satu kakinya untuk menaiki anakkan tangga sambil melepaskan dasi. Tiba-tiba, dia malah di kejutkan oleh cahaya lampung yang menyala.
Pria itu tersontak dalam keadaan terkejut, ketika melihat lampu menyala begitu terang di ruang tamu. Dia kira semuanya sudah tertidur, ternyata dia salah.
"Si-siapa yang sdah menyalakan lampunya?" ucap pria itu di dalam hatinya.
Suara langkah kaki terdengar dari arah belakang yang mulai mendekat. Perlahan pria itu membalikan badannya, lalu matanya membola besar saat melihat seorang wanita yang ternyata istrinya sendiri.
"Sa-sayang? Ka-kamu belum tidur jam segini, ko-kok tumben?" ucapnya terbata-bata. Wajahnya mulai terlihat memerah penuh kegugupan.
"Kenapa? Kaget lihat aku belum tidur, hem?" jawabnya sambil menyeruput es jeruk yang ada di tangannya.
"Eee … E-enggak, kok. A-aku cuman khawatir saja kalau kamu tidur larut malam, nanti bisa-bisa kamu jadi sakit. Dan aku tidak mau itu terjadi sama kamu, Sayang."
Pria itu mulai mendekat ke arahistrinya, tetapi istrinya yang tidak mau di dekati segera berjalan berseberangan melewatinya dan mulai menaiki anakkan tangga secara perlahan.
"Alaah, sudahlah Gala. Tidak perlu sok perhatian sama aku, urusin saja selingkuhanmu itu. Kalau perlu, tidak usah pulang sekalian!"
Mendengar perkataan istrinya yang sudah mulai melantur, membuat Gala bergegas mengejarnya dan berjalan di sampingnya.
"Kamu itu ngomong apa sih, Becca. Sumpah, aku tidak mengerti. Aku ini baru pulang lembur kerja loh, seharusnya 'kan kamu melayani aku, bukan malah nuduh aku yang macam-macam seperti ini. Aku capek, Becca. Capek!" keluh Gala, menoleh ke arah istrinya.
Becca yang tidak percaya atas ucapan suaminya, hanya bisa terdiam sambil membawa minumannya ke dalam kamar.
Becca pun duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya, tanpa ingin menatap suaminya.
"Haaahh ...."
Gala membuang kasar napasnya, lalu mencoba untuk duduk di sebelah kanan istrinya. Matanya pun perlahan mulai menatap ke arah wajah Becca yang sangat cantik.
Becca Dushinka Maverik, seorang istri CEO bernama Gala. Becca berusia 33 tahun, dengan sikapnya yang ramah, penyayang dan juga sedikit emosional.
Gala Elvis Maverick, seorang CEO tampan di Perusahaan keluarganya yang di.wariskan turun-temurun. Gala berusia 37 tahun, dengan sikapnya yang humble, perhatian dan juga romantis.
Gala berusaha untuk tetap tenang, walaupun hatinya merasa tidak karuan antara sakit, marah dan juga bingung. Akan tetapi, dia selalu tersenyum meskipun hatinya cemberut.
"Sayang, sudah dong jangan marah lagi. Hari ini aku lagi banyak kerjaan, kalau kamu tidak percaya tanyakan saja sama asistenku."
"Ohya, boleh aku minta tolong. Bisakah kamu membuatkan aku teh hangat?"
Gala berbicara sangat lembut, walau saat tangannya ingin memegang pundak istrinya. Becca langsung refleks menjauh, membuat Gala tidak jadi untuk menyentuhnya.
Melihat reaksi istrinya, Gala hanya bisa tersenyum dan memberikan sedikit ruang untuk Becca agar tidak semakin merasa kesal padanya, akibat Gala selalu pulang larut malam.
Sebenarnya suara yang terdengar sangat lembut itu, hampir saja menggoyangkan pertahanan hati Becca. Mungkin Gala melihat wajah Becca sangat kesal, tetapi di balik itu semua hatinya tetap tersenyum.
Sedikit demi sedikit, Becca mulai melirik wajah suaminya yang terlihat begitu lelah, kucel dan juga setres. Semua itu bisa Becca ketahui dari gerak-gerik Gala yang menggaruk kepala lalu memijit keningnya.
"Sudah makan?" tanya Becca, cuek. Dia mulai merasa bersalah dan kasihan setelah melihat keadaan suaminya.
Entah mengapa Becca selalu saja merasa curiga kepada suaminya yang hampir 3 bulan ini pulang selalu larut malam.
Gala tersenyum saat melihat adanya cinta dari sorotan matanya yang tidak pernah padam untuknya, meskipun istrinya sedang marah padanya. Akan tetapi, Becca tidak akan pernah ingin melihat suaminya sampai jatuh sakit.
"Kalau orang nanya itu di jawab, bukan di senyumi!" ujar Becca kembali sambil menunjukkan wajah masamnya.
"Habisnya kamu cantik banget malam ini, Sayang. Terima kasih ya, selama ini kamu sudah selalu menjaga penampilanmu untukku. Aku benar-benar bersyukur banget punya istri sepertimu."
Becca yang tadinya ingin marah karena suaminya selalu pulang larut malam, seketika berubah setelah mendengar perkataan manis dari suaminya.
.......
.......
.......
...💜💜>Bersambung<💜💜...
Senyuman kecil tak terasa terukir di bibir Becca yang membuat Gala gemas dan langsung mencium pipi kanannya.
Muachh …
"Hyaak, dasar menyebalkan!"
"Apa kamu tidak tahu aku ini lagi--"
Muachh ...
Lagi-lagi Gala mencium Moana, tetapi bukan di pipi. Melainkan di bibir, supaya istrinya tidak lagi berteriak.
Degh!
2 cium*an itu berhasil membuat Moana menjadi salah tingkah di hadapan suaminya yang memberikan senyuman termanis.
"Gala, ishh ... A-aku ini sedang marah, ya? Kalau sifatmu begini, bagaimana aku bisa marah, hahh?"
Becca kembali menunjukkan wajah kesalnya, akan tetapi pipinya malah merah merona bagaikan ketumpahan blush on.
Sekuat tenaga Becca berusaha untuk menutupi rasa malunya, agar suaminya tidak semakin merasa menang telah berhasil menjinakkan singa betina.
"Upss, maaf, Sayang. Aku kelepasan hehe … ya sudah akh, jangan marah-marah terus nanti cantiknya hilang loh. Kasihan 'kan wajah udah di poles cantik-cantik terus hilang, bisa-bisa berubah peyot. Nah, aku tahu caranya supaya kamu bisa awet muda, terus cantinya enggak akan pernah pudar."
Gala menaik-naikan sebelah alisnya seraya menggoda istrinya yang wajahnya semakin memerah.
"Gi-gimana?" tanya Becca, polos.
"Kamu harus mau membuatkan aku teh dan makanan. Dengan begitu aku yakin kamu tambah cantik\, se*xy dan juga mon*tok hihi ...."
Gala tertawa kecil menunjukkan sederetan giginya yang putih, bersih dan sangat terawat.
"Hyakk, dasar suami tidak ada akhlak! Awalannya udah bagus-bagus, ehh akhirannya malah enggak enak!"
Becca kembali cemberut mengembungkan kedua pipinya sambil melipat tangannya di dada, layaknya anak kecil yang sedang ngambek.
"Hehe ... Bercanda, Sayang. Ayolah, please! Aku mohon, aku lapar belum makan. Nanti kalau aku sakot kamu juga yang repot 'kan? Jadi, lebih baik mencegah dari pada mengobati."
Gala mencari alasan agar bisa membuat istrinya menuruti permintaannya. Tak lupa dia pun menyatukan kedua tangannya didepan wajah dengan suara memohon menatap istrinya dan sedikit mengedip-ngedipkan kedua matanya.
Diam-diam Becca tersenyum, membuang muka ketika mendapatkan perlakuan manis dari suaminya.
Inilah yang membuat Becca semakin mencintai suaminya. Sifat Gala selalu berhasil menarik perhatiannya, sehingga membuat dia tidak bisa memarahinya.
"Nyeyenye, terah!" sahut Becca, langsung pergi meninggalkan kamar dalam keadaan terkekeh pelan.
Semua kenangan indah ketika Becca dan Gala masih muda, terus berputar di dalam isi kepalanya saat ini. Sementara Gala yang melihat istrinya mulai salah tingkah hanya bisa tersenyum menatap ke arah pintu yang sudah tertutup.
"Maafkan aku, Sayang. Aku selalu mengecewakanmu dan juga anak kita. Bahkan aku juga terlalu sering membuatmu merasa kesepian. Jujur, aku pun tidak tahu harus seperti apa menghadapi semua ini."
"Namun, aku hanya tahu bagaimana caranya aku bisa mempertahankan semua yang aku miliki sekarang tanpa mau melepaskannya. Sebab, bagiku kamu dan anak kita adalah segala-galanya di dalam hidupku."
"Kamulah wanita kedua yang sangat aku cintai setelah mendiang Mamah. Dan maaf, kalau aku belum bisa menjadi suami yang terbaik untukmu, sekaligus Daddy yang bisa di banggakan. Hanya saja, yang harus kalian tahu. Nama kalianlah yang akan selalu ada di dalam hati kecilku ini dan tidak akan pernah padam sampai kapanpun!"
Gala berbicara kecil bersamaan menatap pintu, sampai tak terasa air matanya mulai menetes membuatnya langsung segera menghapusnya.
Gala pun segera bergegas pergi ke arah kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya yang sedikit lengket, bau keringat dan juga berantakan.
Selang 30 menit, Gala yang sudah selesai dengan aktifitas mandinya. Kini, dia pun duduk di sofa panjang samping kiri ranjang sambil membuka laptopnya untuk mengecek pekerjaannya.
Tak lama Becca datang membawa nampan coklat berisikan teh hangat dan juga nasi goreng. Semua itu Becca masak sendiri khusus untuk suaminya.
"Bilanhnya laper, tapi malah megang kerjaan. Gimana sih!" ucap Becca kesal sambil menaruh makanan diatas meja.
"Hehe ... Ma-maaf, Sayang. Aku cuman ngecek doang kok, jadi jangan marah-marah. Iya, iya ini aku makan." sahut Gala, langsung menutup laptopnya setelah mengecek pekerjaannya.
Tanpa basa-basi lagi, Gala segera melahap makanannya sebelum istrinya kembali memarahinya. Sebab, jika Becca kembali marah sudah bisa di pastikan kalau Gala akan tidur dalam keadaan di pan*tatin oleh isttinya.
Becca melihat suaminya makan dengan lahap, hanya bisa tersenyum. Selama ini mereka berumah tangga kurang lebih 11 tahun, Gala tidak lepas dari masakan istrinya.
Semua itu karena Bella tahu, jika Gala sangat menyukai masakan rumah. Walaupun terkadang keasinan atau kurang rasa, berbeda jika Gala makan di luar pasti dia hanya makan sedikit itu pun layaknya anak kecil yang hanya sekedar menyicipi makanan.
Setelah selesai, Becca kembali menaruh semua piring kotor di dapur dan mencucinya. Kemudian kembali ke kamar, melihat suaminya sudah tertidur cukup pulas.
Becca perlahan naik keatas ranjang dan baru merebahkan tubuhnya terlentang, tiba-tiba tangan kekar suaminya langsung memeluknya. Sedikit refleks, tetapi Becca nyaman dengan semua perlakuan ini.
Becca mulai merubah posisinya menyamping menghadap suaminya, lalu mencium sekilas bibirnya mengucapkan selamat tidur dan matanya perlahan tertutup menyusul ke dalam mimpi.
.......
.......
.......
...***💜💜>Bersambung
1 Minggu berlalu, Gala kembali pulang larut malam. Akan tetapi kali ini Becca tidak lagi memarahinya, sebab dia sudah mulai terbiasa akan semuanya.
Bahkan, tanpa kembali di minta Becca sudah mulai mengerti. Dia selalu menyiapkan makanan yang nanti akan dia hangatkan kembali jika suaminya pulang.
Tepat di jam 10 malam, Gala baru saja pulang dalam keadaan lampu rumah masih menyala. Pertanda orang rumah belum pada tidur.
Anakan tangga mulai Gala naiki, sampai terhenti di depan kamarnya. Perlahan Gala menarik napasnya dan merubah wajahnya yang tadinya terlihat setres, kini menjadi tersenyum saat menyambut istrinya di kamar.
Ceklek!
Pintu terbuka bersamaan dengan munculnya wajah cantik istrinya yang sudah mengenakan baju dinas, dan juga dandanan yang sangat cantik.
"Hai, Sayang. Udah pulang? Terus gimana pendapatmu tentang penampilanku ini? Cantik, bukan? Ohh, pasti dong ya 'kan, ya 'kan hehe ...."
Becca berputar layaknya berdansa menunjukkan lekukan demi lekukkan di tubuhnya yang sangat di sukai oleh suaminya.
Namun, reaksi Gala terlihat bisa saja sambil tersenyum. Seketika membuat tawa Becca hilang, tergantikan oleh wajah cemasnya.
"Kau kenapa, Sayang. Apa di Perusahaan ada masalah?" tanya Becca khawatir sambil memegang kedua pipi suaminya.
"Tidak, Perusahaanku baik-baik saja kok. Aku cuman sedikit lelah aja, karena pekerjaan lagi numpuk. Jadi, maaf ya kalau aku udah buat kamu kecewa. Bisa 'kan, malam ini saja aku istirahat?" pinta Gala, yang sudah benar-benar lelah.
Baru kali ini Becca melihat tidak adanya semangat di mata suaminya, padahal selelah apapun Gala selama ini. Dia tetap akan terus semangat, apa lagi masalah jatah setiap malam.
Akan tetapi, kenapa kali ini berbeda? Ada apa sama Gala? Entahlah, itu semua hanya Gala yang tahu. Dia seakan-akan merahasiakan apa yang sudah terjadi pada istrinya.
Sementara Becca tidak mau menekan suaminya di saat seperti ini, kemudian dia membantu menaruh tas kerjanya. Kemudian Becca melepaskan jas kerjaa suaminya, dimana Gala langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Becca yang sudah tidak mood lagi, segera mengganti pakaiannya kembali dengan baju tidur yang semestinya. Bukan lagi baju dinas yang dia gunakan beberapa saat.
Di saat suaminya sedang berendam di air hangat untuk membalikan kesegaran tubuhnya, kini Becca baru saja mau duduk di ranjang tiba-tiba mendengar notif pesan dari ponsel suaminya yang di letakkan di atas bupet kecil di samping ranjang.
Ting!
[Tuan sudah sampai di rumah? Kenapa tidak memberikabar padaku?]
Setelah membaca notif dari seseorang membuat mata Becca membelalak, jantungnya berdebar cukup tenang membuat pikirannya melayang entah kemana.
Satu pesan tersebut, berhasil kembali membuat Becca berpikir yang tidak-tidak mengenai suaminya. Awalnya dia sudah berusaha menerima, bila Gala pulang terlambat karena pekerjaan yang menumpuk.
Saat pesan itu terpampang jelas membuat kecurigaan Becca beberapa bulan terakhir ini menjadi kuat. Baru saja Becca mau membuka ponsel suaminya, dari arah depan Gala langsung mengambilnya dengan cepat.
"Sa-sayang, kamu ngapain lihat ponselku?"
Wajah Gala terlihat sangat gugup, begitu pun Becca. Dia menatap tajam ke arah suaminya, matanya pun mulai memerah di penuhi amarah yang begitu membara.
"Ada hubungan apa kamu sama Lora? Kenapa dia memintamu untuk mengabarinya, jika kamu sudah berada di rumah? Apa maksud dari semua itu, Gala? Apa!"
"Jelaskan padaku sedekat apa hubunganmu sama Lora? Dia itu hanya sekedar seketarismu, bukan istrimu! Terus kenapa dia bisa sampai mengirim pesan seperti itu pada dirimu? Kenapa!"
"Jangan bilang kamu ada main dengan dia, iya? Katakan padaku, Gal. Katakan!"
Becca menangis sambil memukul kencang tubuh suaminya yang membuat Gala bingung harus bagaimana menjelaskan kepada istrinya.
"Kamu jahat, Gal! Kamu jahat, arrrghhh ...."
Becca berteriak kencang membuat suaranya bergema kemana-mana, bahkan asisten rumah tangganya pun mendengar keributan itu meski berapa di dapur.
Sementara di kamar sebelah, seorang anak laki-laki yang sedang fokus belajar seketika mendengar keributan itu membuatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Selalu saja seperti ini!"
"Baru juga 2 hari aku merasakan ketenangan, mereka sudah kembali bertengkar!"
"Seburuk itukah menjadi orang dewasa?"
Anak laki-laki yang di duga adalah anak dari mereka berdua, memang sudah biasa mendengar keributan semenjak kurang lebih 1 tahun ini.
Namun, tidak separah ini. Akan tetapi, malam ini benar-benar malam yang berbeda dari biasanya. Seakan-akan, Becca tidak kuat lagi untuk menahan semua amarah yang dia pendam.
Dari sini Becca sangat yakin, jika suaminya telah berselingkuh sama wanita yang diduga adalah sekretaris Gala sendiri di Perusahaan.
.......
.......
.......
...***💜💜>Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!