NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Gadis Boneka

Bab 1.

Beijing, China.

Suasana awal musim panas merupakan hari di nantikan oleh semua orang untuk menghabiskan waktu liburan di berbagai tempat yang sangat menyenangkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini juga dialami oleh seorang pria muda tampan yang sedang berjalan menyeret kopernya dari dalam kamarnya.

"Tuan muda, berapa lama Anda akan pergi ke luar negeri untuk liburan musim panas Anda kali ini? " tanya asisten pribadinya di Koridor dekat lift.

"Setahun." jawab Pria muda ini dengan sikap dan nada jengkel terhadap pertanyaan yang selalu diajukan oleh asistennya atas perintah dari Yeye nya atau kakeknya.

"Setahun? Oh, tak bisa, Tuan..Apakah anda ingin dimarahi oleh Tuan Besar? " ucap asistennya di dekat pintu lift saat ia melangkah masuk ke lift.

"Biarlah, Aku tak perduli dengan kemarahannya yang selalu membuatku jenuh." ujar pria muda ini yang segera menutup pintu lift di depan assisten pribadinya itu.

Pria muda ini adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses di Beijing dan sekitarnya.Ia memiliki hobi liburan ke berbagai tempat yang di sukainya. Ia ini putra dari seorang aktor besar di Hongkong dan pengusaha busana terkenal di kota Suzhou juga merupakan cucu dari mantan pebisnis terbaik di Asia Pacific.Namanya adalah Jimmy Wu Yi Tian.

Ketika pintu lift terbuka terlihatlah helikopter di helipad atas gedung apartemennya tinggal.Ia pun segera memanggil pilotnya yang bernama Sean untuk membukakan pintu masuk ke dalam helikopter untuknya.

"Sean, untuk kali ini aku mau liburan ke Suzhou." kata Jimmy begitu ia sudah bersandar pada jok penumpang di dalam helikopter pribadinya pada pilotnya.

"Baik, Tuan Muda Jimmy. " jawab Sean segera.

Dengan menggunakan helikopter perjalanannya ke kota Suzhou lebih cepat sampai sehingga ia bisa lebih cepat menikmati suasana baru untuk musim panasnya di tahun usianya menginjak usia dua puluh lima tahun.

"Aroma daun bambu dan indahnya hutan disini membuatku lebih baik. " kata Jimmy begitu ia melangkah keluar dari helikopter menuju ke arah tangga ke lantai bawah dari gedung hotel tempat ia menginap.

Di Koridor menuju ke kamar hotelnya.Ia melihat rombongan tur orang-orang asing yang berjalan begitu ramai dan bising karena para turis asing ini ribut tentang kamar mereka berada dimana.

"Bila.. Kamar kita ada di lantai lima nomor lima puluh delapan bukan di lantai tujuh." kata gadis di kuncir satu ekor kuda kepada gadis mungil di samping gadis pertama itu.

"Oh, coba cek lagi di kartu masuk kamar dari pria bodoh itu." kata gadis yang memakai baju ala montir kepada gadis kuncir satu ekor kuda.

"Oke."kata gadis kuncir satu ekor kuda menghela napas panjang dan mengeluarkan kartunya lalu di lihat dengan cermat.

Jimmy yang dapat melihat nomor kartu gadis itu dari atas kepala gadis itu segera membantunya dengan menunjuk ke arah lift di ujung koridor di lantai tujuh.

" Ehh, terimakasih. "kata gadis kuncir satu ekor kuda dengan sikap sopan kepada Jimmy yang melewati kedua orang gadis untuk masuk ke lift.

" Ayo, kita ikuti cowok ganteng itu saja agar kita tidak tersesat lagi di hotel ini."kata gadis mungil yang lebih dulu masuk ke lift sehingga gadis itu berdiri di dekat Jimmy. Gadis kuncir satu ekor kuda segera mengikuti dan mereka bersama- sama masuk ke lift lalu begitu pintu lift terbuka di lantai lima. Mereka juga bersama Jimmy yang mengerutkan keningnya karena pria ini merasa kedua orang gadis asing itu seperti sepasang penguntit yang selalu mengikutinya sampai ke depan pintu kamar hotelnya.

"Hei,bisakah kalian berdua tidak mengikuti aku lagi? " pinta Jimmy membalikkan badannya dan menghadapi kedua orang gadis asing.

"Bisa, setelah kami masuk ke kamar hotel kami di sebelah kamar hotelmu." jawab gadis asing yang wajahnya begitu imut, manis dan cantik bak boneka Barbie di dalam pandangan kedua mata Jimmy. Gadis itu menunjuk ke kamar hotel nomor lima puluh delapan di sebelah kamarnya yang bernomor lima puluh tujuh.

"Oh, baiklah." kata Jimmy nada singkat lalu pria ini membuka pintu kamar hotelnya dan masuk.Ia segera merapikan kopernya untuk mengeluarkan baju-bajunya dari koper ke lemari pakaian dekat pintu kamar mandi.Lalu ia duduk di depan laptop yang ditaruh di meja samping jendela yang telah dibuka untuk ia bisa menghirup udara segar di kota Suzhou.

"Fina..Topi lebar ku ada dimana?" suara gadis di kamar sebelah terdengar olehnya.

"Bila,bukannya topi lebar mu ada di koper nomor dua kemarin sebelum kita check out dari hotel di kota Beijing sudah aku taruh di sana." kata Fina si gadis kuncir satu ekor kuda yang terlihat dari balkon sebelah oleh Jimmy.

"Oke,ku cari ya.. " kata Nabila gadis mungil yang menarik perhatian Jimmy yang tadinya sibuk di depan laptop kini teralihkan pada gadis mungil yang sedang menggantung tas selempang kecil di tiang jemuran di balkon kamar sebelah.

Jimmy menggeleng kepalanya secara otomatis saat ia sadar bahwa ia sedang memperhatikan gadis asing yang baru pertama kali dijumpainya itu. Ia pun segera kembali ke laptopnya untuk ia bisa mencari tempat hiburan menarik di Suzhou di layar laptopnya.

"Emm, desa penghasil benang sutra, pabrik teh, toko pembuatan keramik cantik dan danau yang airnya sejernih embun pagi hari di musim semi." baca Jimmy.

Di kamar hotel sebelah. Kedua orang gadis asing ini tengah sibuk untuk berdandan sebelum kedua orang gadis itu harus berkumpul kembali dengan rombongan tur mereka di lobi hotel untuk ikuti jadwal dan langkah petunjuk dari pemandu tur mereka.

"Kemarin tiga hari di Beijing kita di pandu oleh si tua Alex, hari ini di Suzhou kita dipandu oleh si muda Steven yang cupu. Ah, semoga di kota lain misalnya Hangzhou dan Shanghai, kita akan di pandu oleh pemandu wisata yang lebih baik lagi dan menyegarkan penglihatan kita." kata Finna di dekat pintu kamar hotelnya usai memakai topi favoritnya sambil menunggu Nabila saudarinya itu selesai memakai sepasang sepatu kets.

"Ya, tapi menurutku si muda Steven lumayan kok wajahnya daripada si tua Alex." kata Nabila nada menggoda kepada Finna yang hobi banget sama cowok ganteng di China yang mengkhayal artis idolanya yang bernama Lin Yi dan Yang Yang.

Dan, ketika keduanya akan bersiap untuk naik ke bus pariwisata mereka.Keduanya melihat ke arah mobil sport warna merah yang terparkir di depan pintu lobi hotel lalu terkesiap melihat ke arah Jimmy yang akan masuk ke mobil sport itu tanpa melihat ke arah lainnya.

Bersambung!!

Bab 2

Jimmy mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celana panjangnya lalu menekan tombol elektik untuk membuka pintu mobilnya kemudian ia pun masuk ke dalam mobilnya.

"Aku mau pergi ke pabrik pembuatan keramik." kata Jimmy pada layar mobilnya yang segera menjawabnya.

"Baik."

Mobilnya meluncur ke arah jalan raya melewati bus pariwisata yang ditumpangi oleh Nabila dan Fina bersama dengan rombongan tur mereka yang semuanya berasal dari Indonesia.

"Baik, apakah kalian semua sudah siap untuk mengunjungi berbagai tempat wisata menarik di kota Suzhou? " tanya pemandu wisata mereka yang bernama Afei pria muda tampan dari kota ini pula dengan senyuman ramah.

"Sudah..! " sahut para rombongan tur.

Bus pun melaju sesuai jadwal dan tempat wisata yang ingin mereka datangi dengan dipandu oleh Afei yang ramah dan tampan itu yang membuat para turis asing yang di pandu olehnya mencari perhatiannya secara silih berganti kecuali Nabila yang lebih memilih untuk memandangi jalanan di luar jendela bus.

"Mobil kece itu ternyata berhenti di parkiran yang berada di sebelah mobil yang ditumpangi oleh cowok maskulin yang baru saja keluar dari mobil warna pink." kata Nabila pelan.

"Hei, Bila. Ayo kita turun dari bus. " kata Finna di samping jalan di lorong bus kepada Nabila.

"Ei, ya.. "

Nabila segera mengikuti saudarinya turun dari bus lalu mengikuti barisan tur berjalan ke dalam gedung pabrik pembuatan keramik, dan gadis itu tidak pernah menyangka bahwa cowok ganteng yang baru siang ini di kenalnya bersama Fina di hotel mereka ternyata berwisata di tempat yang sama.

"Wah, porselen bentuk burung Hong dan Naga ini kece badai. " puji Nabila mengamati pernak- pernik keramik yang berjejer rapi di rak-rak yang berada di sudut pabrik pembuatan keramik itu.

"Aku mau membeli satu set peralatan makan dan minum dari porselen ini." kata Jimmy menunjuk ke arah porselen yang diamati dan diminati oleh Nabila kepada pemilik pabriknya sendiri.

"Ya, baik, Tuan Muda Wu." jawab pemilik pabrik pembuatan keramik yang segera memanggil salah seorang dari karyawan terbaiknya untuk mengemasi porselen tersebut untuk Jimmy.

"Hei, aku juga mau beli porselen ini tapi kenapa kau duluan yang membelinya." kata Nabila nada jengkel kepada Jimmy yang berada di belakang gadis itu.

"Kau bicara apa? " tanya Jimmy pelan sekali di telinga Nabila dengan membungkukkan badan ke dekat telinga gadis itu.

"Aku tidak bicara apa-apa. " jawab Nabila dengan cepat sambil membalikkan badannya ke depan Jimmy dan tidak menduga bahwa bibirnya itu mengadu dengan bibir cowok ganteng yang luar biasa mengesalkan itu.

Jimmy pun terkesiap kaget karena bibirnya yang suci telah di sentuh oleh bibir gadis asing yang belum satu hari ia kenal bahkan namanya dan asalnya pun Ia tidak tahu.

"Huh, zaman sekarang dimana-mana para gadis muda selalu mencari kesempatan untuk meraih cowok ganteng seperti ku." gumam Jimmy.Pria ini segera berjalan ke arah lainnya.

Nabila membelalakkan sepasang matanya ke arah punggung tegap dan tinggi cowok ganteng songong itu yang membuat suasana liburannya di pabrik pembuatan keramik berubah drastis dari menyenangkan menjadi menyesalkan.

"Hei, Bila. Kamu gak beli apa-apa dari pabrik ini yang membuat banyak keramik keren lho dan harganya juga lebih murah daripada di toko di seluruh negeri ini dan luar negeri ini? " tanya Afei nada sok akrab kepada Nabila.

"Beli kok. " jawab Nabila asal saja sambil ambil satu celengan keramik bentuk bunga persik di rak paling dekat dengannya.

"Wah, kau cuma membeli celengan keramik ini saja? Ayolah, pilih yang lainnya lagi." kata Afei di dekatnya mengajaknya ke ruangan dalam pabrik pembuatan keramik yang menampilkan berbagai macam jenis porselen yang menarik perhatian Nabila sampai gadis itu mengangga lebar lihat guci keramik harga fantasis.

"Aku mau yang ini tapi bisakah harganya itu lho di kurangi supaya kantong ku gak jebol cuma beli ini aja. " kata Nabila menatap polos dan penuh minat kepada Afei yang disuruh untuk jadi perantara transaksi membeli keramik yang di inginkan olehnya.

"Oke.. " jawab Afei.

Berkat Afei yang pandai berdebat dengan pihak pabrik pembuatan keramik maka Nabila dapat membeli guci keramik tersebut dan meminta untuk dikirim paket secara resmi dan langsung ke rumahnya di Indonesia.

"Hehe, terimakasih Afei." kata Nabila senang.

Fina sudah menunggunya di luar pabrik tersebut dengan membawa dua kotak sedang berwarna putih dengan senyuman cerah.Nabila segera menghampiri kakak sepupunya itu dengan di temani oleh Afei yang memandu rombongan tur yang lainnya untuk masuk ke bus mereka.

"Siang ini kita akan makan siang dulu di restoran terdekat dengan daerah ini sebelum ke tempat lain." kata Afei melalui toa di dekat mulutnya itu kepada rombongan tur yang di pandunya itu.

"Hore.. Kita makan siang..! " seru rombongan tur dengan senyuman riang gembira.

Setibanya di restoran. Nabila mengernyit melihat makanannya kurang disukainya maka Afei yang sangat cekatan dalam melayani kliennya segera memesan makanan lain khusus untuk grupnya Nabila dan Fina.

"Wah, cerdas kau.. " puji Fina membelai rambut Afei.

"Ah,ya.. Aku minta uang tipsnya ya." kata Afei di dekat Fina dengan melirik ke dompet tebal dari saudari Nabila itu.

"Eh, mata duitan kau ini jadi cowok.. " gerutu Fina namun gadis cantik ini tetap memberikan uang tambahan kepada Afei.

"Terimakasih banyak Nona Fina. " kata Afei ceria sebelum pergi ke grup lainnya untuk menyapa dan mengawasi rombongan tur nya.

Nabila mengangkat alisnya saat Ia sedang asyik makan siang dan tidak sengaja melihat cowok ganteng menyesatkan itu juga ada di restoran ini dan asyik makan siang dengan menu yang sama dengan di makannya dengan Fina cuma meja makan dan tempat duduknya saja yang beda.

"Emm, dia lagi.. " gerutu Nabila.

"Siapa? " tanya Fina ingin tahu.

"Shi Han Wen lakinya Pai Su Chen nyasar ke sini lho." jawab Nabila sambil makan siang dengan senyuman kecut.

"Eh, Pai Su Chen ada di danau barat di Hangzhou bukan di Suzhou." kata Afei kembali ke tempat duduk di dekat Nabila sambil menikmati makan siang menu bakpao rasa daging dan sayuran dari meja seberang.

"Ya, tahu.Hei,Afei.Nanti kita akan pergi ke mana lagi? " tanya Nabila melihat daftar tur di tangan Afei yang sibuk memasukkan beberapa barang ke tas punggung cowok maskulin namun luar biasa ceriwis ketika mereka sudah kenal dengan sifat asli dari pemandu wisata mereka ini.

"Ke pabrik pembuatan benang sutra." jawab Afei segera sambil senyum menawan hati kepada Fina yang memerah wajahnya di berikan senyum oleh Afei.

Bersambung!

Bab 3.

Usai makan siang di restoran yang menyajikan makanan khas kota Suzhou rombongan tur yang dipandu oleh Afei kembali melanjutkan wisata mereka ke pabrik benang-benang sutra dengan menggunakan bus pariwisata mereka yang luas dan nyaman.

"Dari restoran tadi ke pabrik benang sutra dapat mencapai kurang lebih dua setengah jam untuk kita sampai disana. Karena itu bagi yang ingin tidur silahkan, bagi yang ingin karaokean di bus juga silakan." kata Afei memberitahu para turis asing yang di pandunya itu.

Nabila memilih untuk membaca buku novelnya di kursi penumpang paling belakang. Fina sibuk dengan chatingan dengan temannya yang tidak ikut wisata ke luar negeri bersamanya dan adik sepupunya Nabila.

"Bila, ada salam tuh dari Sandy untukmu dari Jakarta." kata Fina menunjukkan WAnya kepada Nabila.

"Ah, masa bodoh dengan cowok abal-abal dan plin-plan itu." kata Nabila tak peduli dengan WA di hp kakak sepupunya Fina.

"Eh, emangnya kamu diapakan sama si Sandy sampai kau begitu membencinya padahal kan kalian sudah lama pacaran sejak SMA? " tanya Fina ingin tahu.

"Sudah ku tendang jauh-jauh dari hidupku karena dia berselingkuh dengan Nana." jawab Nabila nada geram.

"Eh, benarkah itu? " tanya Fina kaget.

"Ya, benar. Ah kau lihat saja instagramnya Nana dan cowok bau itu di hpmu maka kamu akan lihat pernikahan mereka yang meriah di hari sebelum kita pergi liburan musim panas ke sini, ke China ini." jawab Nabila begitu perih sekali.

"Ah, kau benar sekali, berengsek benar dia itu?! Ah, sudahlah lupakan cowok bau itu dengan kau lihat cowok-cowok ganteng di berbagai kota di China dan siapa tahu ada yang nyantol ke hati kamu." kata Fina menghiburnya dengan tulus.

Perkataan Fina untuk menghiburnya membuat dirinya teringat tentang ciuman tak sengaja di pabrik pembuatan keramik yang dilakukannya dengan cowok ganteng yang menginap di hotel yang sama dengan mereka.

"Ehh, kenapa Aku ingat cowok songong itu?" pikir Nabila. Gadis mungil ini bergidik ngeri saat ia ingat ciuman pertamanya telah diambil oleh cowok asing.

Di mobil sport super canggih dan cute miliknya sendiri. Jimmy termenung sendiri karena cowok ganteng ini juga teringat tentang ciuman itu di otaknya sampai ia tak sadar bahwa dirinya telah sampai di tempat wisatanya yang berikutnya.

"Jimmy.. " panggil seseorang dari pabrik benang sutra begitu ia keluar dari mobilnya.

"Ahuang kau rupanya bekerja di pabrik benang sutra ini sekarang? " sapa Jimmy begitu senang melihat teman masa sekolahnya dulu di pabrik benang sutra yang akan dikunjunginya itu.

"Iya, dan aku akan menjadi pemandu wisatamu di sini." jawab Ahuang gadis cantik yang dahulu teman sekolah Jimmy.

"Mmm, kau tak pernah berubah dari dahulu." kata Jimmy tersenyum ramah kepada Ahuang.

"Hahaha,kau bisa saja." kata Ahuang merona di sapa dengan ramah sekali oleh Jimmy cowok ganteng yang sejak SMA menjadi idolanya.

Ahuang memandu Jimmy melihat peternakan ular sutra untuk mengamati proses pembuatan benang-benang sutra sampai menjadi kain atau sejumlah baju sutra yang halus dan indah juga mahal harganya.

"Wah.."

"Kau membeli peternakan ulat sutra atau tidak nih untuk memperluas usahamu di bidang baju aksesoris dan sepatu? " Ahuang menanyakan soal usahanya dengan sikap santai sekali.

"Ya, boleh juga sih tapi aku akan membicarakan tentang usaha ulat sutra kepada Papa dan Yeye ku di Beijing usai liburan musim panas ku ini." ujar Jimmy sambil melihat pasangan ulat sutra yang sedang menenun benang-benang dari telur kepompong yang melilit atau membungkus ulat sutra itu.

"Apa ulat sutra bisa dimakan? " tanya Nabila di sisi lain di pabrik benang sutra kepada Afei.

"Bisa, apakah kamu ingin mencoba untuk makan malam menu ulat sutra goreng atau rebus?" Afei menawarkan menu makanan unik kepada gadis mungil ini.

"Ih, di kota Dali, aku pernah lihat aneka makanan menjijikkan seperti kelabang, kecoa, ulat sutra, belalang dan ulat bambu. Ih, aku tak mau makan itu. " kata Fina yang segera mundur dari rak-rak bambu yang menjemur hasil benang-benang sutra yang di hasilkan oleh ulat-ulat sutra yang membuat benang-benang sutra aneka macam warna.

"Ya, sudah, kalian dan teman-teman satu grup kalian akan ku ajak makan malam menu aman dan terpercaya." kata Afei yang mengajak para anggota tur wisatanya ke arah ruangan baju -baju sutra yang sangat cantik.

"Wahh, aku mau beli beberapa baju, syal, topi, sprei dan tirai dari sutra aneka warna." kata Fina yang terpesona dengan baju-baju sutra di ruang barang jadi di pabrik benang sutra.

Nabila lebih tertarik pada gaun cheongsam sutra warna merah keemasan motif burung hong di patung manekin yang dipajang di etalase ruang lainnya di pabrik benang sutra itu.

"Wahhh.. Aku mau membeli gaun itu." Kata gadis mungil ini yang telah menghampiri etalase ruang yang seperti ruang kantor dalam pabrik tersebut.

Namun pada saat ia ingin menyentuh kaca dari etalase tersebut terlihatlah seorang pria tampan di bagian lain etalase tersebut juga sedang lihat gaun cheongsam sutra itu dengan tatapan mata tertarik sekali.

"Ehhhhh, untuk apa cowok songong itu ingin beli gaun cheongsam sutra itu juga? " tanya Nabila pada dirinya sendiri sebelum mengelilingi kaca etalase tersebut untuk menemui seorang pria lain yang diduga sebagai pemilik pabrik benang sutra itu atau karyawan pentingnya.

"Tuan Liu, Aku mau membeli gaun cheongsam sutra itu untuk ulang tahun adik perempuanku Jennie yang akan berulang tahun pada minggu depan." kata Jimmy yang segera membayar biaya gaun cheongsam sutra itu dengan hpnya kepada Tuan Liu pemilik pabrik benang sutra itu.

"Baik,Tuan Jimmy." kata Tuan Liu segera panggil Ahuang untuk mengeluarkan dan membungkus gaun cheongsam sutra itu dengan rapi untuk di serahkan kepada Jimmy yang sudah membeli gaun cheongsam sutra itu.

"Mmm.. Aku terlambat untuk membelinya.." kata Nabila nada lesu dengan wajahnya begitu sedih sekali sampai Tuan Liu yang sudah melihatnya itu segera mendekatinya.

"Nona, jangan khawatir karena Aku masih ada satu gaun cheongsam sutra yang sama seperti gaun cheongsam sutra itu untuk kamu atau siapapun yang ingin membeli gaun cheongsam sutra karya desainer muda terbaik ku." kata Tuan Liu yang rupanya memahami isi hati Nabila.

"Ohhh? " Nabila nyaris tidak percaya bahwa Tuan Liu menawarkan gaun cheongsam sutra yang sama kepadanya.

"Ya,tunggu Aku akan mengambilkannya untukmu dari ruang penyimpanan barang ekslusif yang ada di pabrik benang sutra- ku ini." kata Tuan Liu dengan baik hati sekali benar-benar pergi ke ruang penyimpanannya lalu mengeluarkan gaun cheongsam sutra yang sama dari ruang di dekat laci di belakang meja kerjanya dan memberikan gaun cheongsam sutra yang sama kepada gadis mungil yang menarik hati pria tampan usia dua puluh delapan tahun itu.

"Wahh,terimakasih banyak Tuan Liu.Aku akan segera membayarnya." kata Nabila dengan senyuman ramahnya kepada Tuan Liu seraya mengeluarkan hpnya dari tas selempangnya dan membayar biaya gaun cheongsam sutra yang sama kepada Tuan Liu.

Bersambung!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!