Dora merupakan seorang mahasiswa universitas ternama di kota Bangkok. Dia seorang wanita yang kerap sekali terlambat masuk kelas di kampus. Kebiasaan buruk, dirinya yang selalu bangun kesiangan, karena hobinya yang senang sekali menonton hingga larut malam. Bahkan sampai pagi hari.
Dora kerap sekali mendapat teguran dari para dosen jika dosen tersebut masuk di kelas pertama. Seperti hari ini, Pak Richard yang masuk kelas Dora, di les pertama.
Dora langsung menghentikan mobil miliknya di parkiran. Ia Melihat jarum jam yang berada di pergelangan Tangannya sudah telat sekitar lima belas menit.
" Ya ampun, aku sudah telat lima menit, mana Pak Richard yang masuk hari ini." gumamnya di dalam hati sembari langsung berlari-lari menuju ruang kelasnya.
Ketika Dora sudah tiba di depan kelas, Ia sudah melihat Pak Richard duduk di bagian depan kelas dimana kursi. Kursi dan meja itu dikhususkan untuk dosen yang mengajar di kelas mereka.
Pak Richard juga sudah memulai materi pelajaran kali ini. Tiba-tiba atensi Pak Richard dan mahasiswa mahasiswi teralihkan saat suara ketukan pintu ruang kelas terdengar jelas di telinga sang dosen.
Ia melihat seorang mahasiswi yang baru tiba di sana. Setelah lima belas menit mata kuliah dimulai.
Pak Richard tidak memperbolehkan Dora masuk. Bahkan nilai Dora pun terancam nilai E. Karena saat mata kuliah Pak Richard, Dora sering sekali telat masuk.
Sekitar enam puluh menit, materi pelajaran diajarkan oleh Pak Richard. Dia pun akhirnya menyudahi mata kuliah hari ini. Sementara Dora Hanya duduk di kursi yang tersedia di depan kelas. Karena sang dosen tidak mengizinkannya mengikuti materi kuliah.
"Kamu sih Dora, selalu telat aja masuk kelas. Apa kebiasaan buruk kamu itu tidak bisa dirubah lagi?" tanya Amor kepada Dora.
"Entahlah, mataku sulit terpejam jika di malam hari. Sehingga aku menyibukkan diri menonton drama kesukaanku. " ucap Dora sambil memanyunkan bibirnya.
****
Satu minggu kemudian, dari kampus tempat mereka kuliah mengadakan Persami ( Perkemahan sabtu minggu) di sebuah objek wisata Agro. Pihak kampus sebenarnya tidak mewajibkan mahasiswi ataupun mahasiswa untuk ikut serta dalam Persami kali ini.
Namun, para mahasiswa mahasiswi semua sangat antusias untuk mengikuti acara Persami itu. Mengingat mereka jarang sekali bisa pergi liburan bersama teman-teman sesama kuliah.
"Dora, tunggu! " teriak Amor dan juga Morissette bersamaan. Keduanya berlari ke arah Dora yang sudah berada di area parkiran mobilnya.
" Ada apa sih kalian kok teriak-teriak memanggilku? tanya Dora kepada kedua sahabatnya.
" Kalau kami tidak teriak, kamu pasti nggak bakalan dengar loh Dora." sahut Amor
"Dora, kamu ikut kan, acara Persami nanti?" tanya Morissette.
" Kayaknya enggak deh Amor, Kamu kan tahu sendiri Papa sama Mama aku orangnya paling susah kasih izin buat kegiatan begituan."
" Iya, kok kamu langsung pasrah sih Dor?" usaha aja belum, sudah mau menyerah begitu saja. Coba aja dulu meminta izin kepada om dan tante, Siapa tahu mereka ngizinin." ucap Amor jadi tak bersemangat.
"Iya nih,si Dora. Nggak asik banget kalau kamu nggak ikut.Masa kami cuman berdua saja? ikut ya, Dora! " bujuk Morissette sambil memegang lengan Dora
" Iya deh, tapi aku nggak janji bisa ikut ya. Aku mau minta izin dulu ke Papa dan Mama aku." sahut Dora sambil mengembangkan senyumnya menatap kedua sahabatnya.
" Horeee.....gitu dong Dora, itu baru namanya kekompakan bersahabat." sorak kedua wanita itu.
"Aku balik dulu ya, nanti aku info kalian di group." kalau aku mendapatkan izin dari papa dan mama aku.
"Daaaaa..... " Dora Melambaikan tangannya ke arah Amor dan Morissette lalu dia membuka pintu mobilnya.
"Hati-hati Dora, jangan ngebut-ngebut. Ingat kamu masih jomblo." pesan Amor dan Morissette secara bersamaan
Dora yang sudah duduk di kursi kemudi, tidak menjawab. Dia hanya mengacungkan jari jempolnya saja, yang dia keluarkan melalui celah kaca jendela mobilnya.
Kini hanya tinggal Amor dan berdua di tempat parkiran mobil. Mereka berdua berjalan ke area parkiran motor, dimana motor mereka terparkir. Saat sampai di sana, Mereka melihat Cornelius yang juga berjalan ke arah parkiran motor.
" Dora dimana Amor? tanya Cornelius saat sudah berada di area parkir.
"Dia sudah pulang."sahut Amor dengan singkat
"Dia ikut acara Persami nggak, Amor?
"Nggak tahu Cornelius, dia kan anak rumahan. Nggak Sebebas kami bisa pergi kemana saja."
"Kamu doakan saja supaya orang tuanya memberikan dia izin. Kalau dari sisi Doranya sih dia mau saja ikut Persami." Morissette menimpali
" Baiklah kalau begitu aku jalan dulu, ya."
"Terimakasih infonya. Cornelius menangkupkan Kedua telapak tangannya, lalu dia mengenakan helmnya dan segera menunggangi motor Ninja Warrior nya.
****
Beberapa saat kemudian sebuah mobil berwarna metalik memasuki halaman rumah dengan gaya minimalis berlantai tiga. Dora memarkirkan mobilnya dan langsung membawa tasnya masuk ke dalam rumah.
Dora memberi salam kepada penghuni rumah, kebiasaan dirinya semenjak kecil telah diajarkan oleh kedua orang tuanya.
" Assalamualaikum! " ucap Dora setengah berteriak, saat ini pintu rumah tidak dalam keadaan terkunci. Dora langsung masuk ke dalam rumahnya.
Terlihat salah satu asisten rumah tangga berjalan ke ruang tamu.
" Eh, non Dora sudah pulang?Bibi Kirain siapa yang datang.
Dora hanya tersenyum lalu ia kembali bertanya kepada sang asisten rumah tangga.
" Bi, Mama mana? tanya Dora sambil melangkah ke arah dapur. Wanita itu langsung menuju ke arah lemari es untuk mengambil air putih, karena kerongkongannya sudah terasa kering. Dora lalu duduk di kursi meja makan sambil meminum segelas air putih yang telah diambilnya dari dalam kulkas.
" Nyonya sedang pergi ke arisan Non." sahut asisten rumah tangga itu.
" Hari ini Bibi masak apa? Dora melangkah ke arah sang asisten rumah tangga yang saat ini sedang memasak.
"Bibi hari ini masak ayam adobo kesukaan non Dora."
"Wah, enak nih Bi. kalau gitu Dora mau naik ke atas dulu ya Bi, mau istirahat dulu sebentar sebelum makan siang." ucap Dora lalu melangkah keluar dari ruang dapur tanpa menunggu jawaban dari sang asisten rumah tangga.
****
Malam harinya ketika selesai makan malam, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah. Kondisi yang seperti ini dimanfaatkan oleh Dora untuk meminta izin pada kedua orang tuanya.
" Ma, Pa, di kampus Dora, lusa akan mengadakan Persami di bumi perkemahan. Dora Boleh ikut nggak ya, Ma? teman-teman Dora banyak yang ikut. "
" Jangan diijinkan Pa, tempatnya jauh dari sini sekitar tujuh jam dalam perjalanan. " Antonius ikut menyahut.
" Ma, boleh ya. Amor dan Morissette juga ikut Ma. " rengek Dora dengan manjanya.
Mama Nadia lalu menatap suaminya yang masih diam. Sedangkan Tuan Bernando masih menimbang-nimbang melepas anak gadisnya di luaran sana.
"Pa, gimana bolehin aja ya Dora ikut Persami?" Kasihan dia. Biarkan saja dia sekali-sekali liburan bareng teman-temannya." Mama Nadia mencoba membujuk suaminya.
" Memangnya Berapa hari Dora? Papa Bernando akhirnya membuka suara.
" Persami itu, perkemahan sabtu minggu itu artinya dua hari saja Pak." nginep satu malam habis itu sorenya pulang deh.
"Ya sudah kamu boleh ikut, tapi kamu jangan macam-macam di sana. Harus bisa menjaga diri." Papa Bernando memperingatkan anaknya.
" Yeeee....Terima kasih Pa. Terima kasih Ma, Dora memeluk Mama Nadia.
" Dora janji, di sana Dora nggak akan macam-macam Pa."
" Papa ini, memperingatkan anak kayak ngomong sama bawahan Papa di kantor. Dora kan nggak punya pacar, Pa. Mana mungkin dia macam-macam di sana.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU EMAK
"Udara di sana nggak cocok buat kamu. Kakak sudah pernah pergi ke sana. Di sana udaranya sangat dingin. Tubuh kamu nggak kuat sama yang dingin dingin." Antonius memberi pendapatnya.
"Nanti Dora bawa baju tebal Kak, bawa jaket dan selimut juga."jawab Dora meyakinkan kakaknya Antonius. Dia tidak ingin izin yang sudah dia kantongi akan hilang karena mendengar ucapan kakaknya barusan. Karena tidak mudah baginya mendapat izin dari kedua orang tuanya.
"Pa, Ma, Dora mau ke kamar dulu, ya."Dora bergegas ke kamarnya. Dia takut kalau terlalu lama di sana, kakaknya akan terus mencoba menggagalkan rencana kegiatan persami.
Saat sudah berada di dalam kamarnya, Dora langsung naik ke atas ranjang dan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Dia Lalu membuka obrolan grup sahabat mereka yang beranggotakan hanya beberapa orang saja sahabat dekat Dora.
"Hai semua... Aku punya kabar. Aku sudah dapat izin ikut persami nanti."Dora mengirimkan pesan Whatsapp di obrolan grup mereka.
"Horee... akhirnya kamu bebas juga iya Dora." balas amor.
"Syukurlah. Eh gimana kalau besok kita belanja dulu untuk bekal buat ke sana?"balas mau reset
"Boleh juga ide kamu, sudah dulu ya, Sekarang sudah jam sebelas, aku mau tidur bye good night." Dora menutup obrolannya di dalam sambungan pesan whatsapp-nya.
Keesokan harinya, ketiga wanita itu hangout bareng di sebuah mall, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah utama keluarga Dora.
Setelah puas keliling, mereka bertiga berjalan memasuki supermarket. Berbelanja bahan makanan buat bekal mereka di jalan nanti, dan untuk di lokasi kemping.
"Banyak banget kamu beli mie instan ya."tanya Dora.
"Ini untuk kebutuhan kita di sana Dora, kalau tengah malam kita lapar bisa rebus air. kamu tahu, biasanya di area perkebunan itu tidak ada warung."
Mendengar penjelasan Amor, Dora hanya manggut-manggut saja. Dia lebih banyak membeli roti untuk bekal. Sedangkan Moresette, dia lebih banyak beli snack dan minum instan.
Setelah selesai berbelanja, mereka akhirnya pulang. Dora mengantarkan kedua sahabatnya itu pulang ke rumah masing-masing.
"Hati-hati, Dora. Terimakasih sudah mengantar kami pulang. Sampai jumpa besok pagi, ya." mereka melambaikan tangannya Setelah mereka turun dari dalam mobil sahabatnya itu.
Kemudian Dora mengemudikan mobilnya kembali ke rumahnya. Saat sampai di rumah, Papa Bernando dan Mamanya Nadia sudah ada di ruang keluarga. Dora langsung mendekati keduanya dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Beli apa saja kamu, Dora? tanya Mama Nadia yang matanya terlihat ke arah kantong kresek yang ada di tangan anak gadisnya itu.
"Oh ini Ma, Dora beli roti untuk bekal besok. Dora mau ke kamar dulu ya, Ma."pamit wanita itu, lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Saat Dora sudah tiba di kamarnya, ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuknya. Netranya menerawang menatap langit-langit kamarnya.
Terlihat senyum bahagia terpancar dari kedua sudut bibirnya yang dia tarik ke atas. Dora membayangkan hari-hari menyenangkan yang akan dilaluinya di tempat persami itu, bersama dengan kedua sahabatnya.
Menghabiskan waktu bersama, ikut kegiatan seperti pesta api unggun, game, menjelajahi tempat di sana, berfoto selfie, dan melakukan yang sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Dora berjalan jauh mengelilingi perkebunan.
****
Pagi harinya, terlihat dua bus besar sudah terparkir di halaman kampus. Pagi ini Dora diantar oleh kedua orang tuanya.
Wanita itu, lalu turun dari dalam mobil Papanya. Mama Nadia ikut turun juga, sedangkan Papa Bernando langsung memutar balik mobilnya.
"Dora, jangan lupa syal dipakai, jaketnya juga." pesan Mama Nadia.
"Hai Tante," sapa Amor dan juga Moresette keduanya lalu mencium punggung tangan Mama Nadia.
"Tante titip Dora sama kalian, ya."
"Iya Tante, kami pasti akan menjaga Dora dengan baik di sana."sahut Amor dan Moresette bersamaan.
"Ayo Dora, kita segera naik bus. Nanti tempat kita diambil sama yang lain."ajak amor.
"Ma, Dora naik bus dulu, ya." Dora pamit sambil memeluk dan mencium pipi Mama Nadia. lalu ketiga wanita itu masuk ke dalam bus dan Mama Nadia kembali ke mobil suaminya.
Dari kejauhan terlihat mobil Fortuner berwarna hitam memasuki gerbang kampus. Saat mobil itu berhenti, seorang pria tampan bertubuh tinggi dan berkulit putih berusia 30 tahun, keluar dari dalam mobil.
Irene, salah satu mahasiswa semester tujuh, berjalan menghampiri pria itu.
"Pak Richard nggak ikut naik bus, ya?
"Enggak, Memangnya kenapa? Saya naik mobil sendiri saja. Jadi enak Nanti di sana misalnya ada urgent atau mau beli sesuatu bisa pakai mobil saya." sahut Pak Richard dengan Ketus.
"Kalau begitu, saya bisa dong ikut mobil Pak Richard saja."
"Jangan!"kamu harus ikut bus, Jika kamu naik mobil, saya tidak enak dengan yang lain." tolak Pak Richard secara halus.
"Tapi kan pak, bus sudah terlihat penuh jadi nggak apa apa dong, saya ikut mobil bapak."Irene berusaha membujuk Pak Richard agar dirinya diizinkan ikut naik mobilnya.
Tetapi Pak Richard selalu berusaha menolak, agar Irene tidak ikut naik ke mobilnya.
Irene pun terpaksa ikut bus.
Padahal dia sangat ingin sekali berangkat bersama dengan pria yang sudah jadi incarannya dari dulu.
Namun, Pak Richard tidak pernah memperdulikan perhatian dari Irene. Irene selalu berusaha mendekat Pak Richard di setiap ada kesempatan. Namun, pria itu masih saja memperlakukannya sama seperti mahasiswa mahasiswi lainnya. Tidak ada yang spesial sikap yang diberikan oleh Pak Richard kepadanya.
Tak terasa setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar tujuh jam, rombongan bus sudah tiba di daerah perkebunan yang biasa dilakukan tempat Perkemahan. Terlihat ketiga Gadis itu turun dari dalam bus dengan perasaan riang gembira.
Saat sampai di sana, semua mahasiswa mahasiswi bekerja sama untuk membangun tenda.
Karena sudah sore hari, para mahasiswa dan mahasiswi diajak berkeliling tempat itu, untuk memperkenalkan lokasi perkemahan mereka.
"Dora, kamu kok nggak pakai jaket? di sini udaranya dingin loh." ucap Amor saat mereka sudah di perjalanan mengikuti rombongan.
"Aku lupa Amor, mau balik lagi, tapi ini sudah jauh banget dari tenda kita. Nanti kita malah ketinggalan rombongan." sahut Dora tangannya sambil bersedekap dada yang menandakan Dia sedang kedinginan.
"Aduh, mana aku sama Amor nggak bawa jaket Dor, Coba saja aku bawa, pasti aku kasih pinjam ke kamu. Itu bibir kamu sudah mulai kelihatan pucat Dora." Moresette mengkhawatirkan sahabatnya.
Mendengar itu, Amor lalu menoleh ke arah Dora. "Eh iya, Dora. Apa tidak sebaiknya kita balik ke tenda saja, ya? Daripada kamu nanti malah sakit."saran Amor.
"Nggak usah Amor, aku masih kuat kok." tolak Dora. Dia tidak ingin, karena dirinya lalu sahabatnya tidak bisa ikut kegiatan seperti yang lain.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
Malam harinya, seluruh mahasiswa dan mahasiswi diwajibkan berkumpul mengikuti pesta api unggun. Terlihat juga beberapa orang dosen ikut berkumpul di sana.
Namun, suasana berbeda di tenda paling ujung. Suasana di sana cukup sepi dan gelap. nampak seorang pria masuk ke dalam sebuah tenda. Dilihatnya tenda itu ada seorang gadis Tengah tertidur pulas.
Naluri kelaki-lakiannya semakin bergejolak melihat lekuk tubuh wanita itu yang terlihat menggoda. Wanita itu tertidur dengan posisi memunggungi pintu tenda.
Terlihat di barisan tenda, seorang pria sedang mengasingkan dirinya dari keramaian orang-orang.
Dia adalah Pak Richard salah satu dosen yang ikut rombongan Persami. Beberapa saat yang lalu, sehabis minum instan kemasan botol, badan Pak Richard tiba-tiba terasa panas.
Dia tidak mengetahui kalau minuman instan itu sudah dimasukkan sesuatu oleh seseorang.
Gairah seksual yang ada di dalam dirinya mendadak bergejolak naik tanpa bisa dia kontrol. Dia merasakan ada yang aneh terhadap tubuhnya. Pak Richard mengurungkan niatnya untuk bergabung pada pesta api unggun yang jaraknya sekitar seratusan meter dari tempatnya berdiri saat ini.
Karena merasakan bagian inti tubuhnya yang bergejolak. Dia sudah tidak bisa lagi menguasai dirinya lagi. Tubuhnya terasa panas, akhirnya Pak Richard memutuskan untuk masuk ke salah satu tenda yang menurutnya sudah pasti tidak ada penghuninya.
Karena dia berpikir, saat ini semua orang pasti sudah sedang berkumpul di acara pesta api unggun tersebut. Niatnya di dalam tenda nanti dia akan berusaha menormalkan kembali adik kecilnya yang sedang naik itu dengan cara bermain Solo karir.
Pak Richard langsung membuka resleting tenda yang ada di dekatnya. Dan tanpa membuang waktu lagi, Dia segera masuk dalam tenda itu. Namun, setelah berada di dalam, dia terkejut saat mendapati seorang wanita yang sedang tidur dengan posisi menghubungi pintu tenda.
Pencahayaan yang tidak seberapa itu tidak menghalangi pandangan matanya terhadap lekuk tubuh wanita itu.
Lekuk tubuhnya yang perlihatkan keseksiannya, membuat aura kelaki-lakian Pak Richard semakin meningkat.
Pak Richard meneguk kasar salivanya. sekarang dia lupa dengan niat awalnya untuk masuk ke dalam tenda, yang ingin menuntaskan hasratnya dengan bermain Solo.
Setelah melihat wanita itu, hasratnya semakin menjadi-jadi, Menuntut ingin dipuaskan saat itu juga.
Pak Richard langsung mematikan lampu yang ada di tenda itu. Setelah itu dia melepaskan celananya di dekat Gadis itu kemudian berjongkok di samping wanita itu. Yang ternyata wanita yang bernama Dora itu.
Lalu Pak Richard membekap mulut Dora, agar wanita itu tidak bisa berteriak. Pak Richard mengungkung tubuh Dora. Dora yang sedang berada di bawah kungkungan tubuh kekar itu, berusaha untuk memberontak.
Namun, usahanya sia-sia. Pak Richard melepaskan pegangan tangannya pada kedua tangan Dora. Karena tangan kanannya itu ingin dia gunakan untuk melepaskan pakaian.
Tangan Dora yang sudah bebas itu berusaha mendorong tubuh pria yang ada di atas nya. Namun, tubuh pria itu tidak juga bergeser dari tempatnya.
Saat seluruh pakaian Dora sudah lolos semua dari tubuhnya, Pak Richard melanjutkan aksinya dia mengecup secara ganas bibir wanita itu. Sambil tangannya bermain di bagian gunung kembar milik wanita itu.
Puas dengan bibir ranum itu, kemudian bibir pria itu turun ke arah leher jenjang yang putih mulus itu. Tidak lupa Dia memberikan beberapa kecupan yang begitu dalam di sana sehingga menimbulkan jejak berwarna merah pada leher wanita itu.
Setelah puas dengan area di sana, Pak Richard pernah menggeser kecupan ke bagian dada Dora. Di sana dia menemukan gunung kembar yang tidak terlalu penuh di tangannya.
Richard secara perlahan mengarahkan Adik kecilnya untuk yang pertama kalinya memasuki goa suci yang sudah basah itu.
Dia mencoba mendorong adik kecilnya agar bisa masuk ke dalam. Namun, gagal. Dia merasakan seperti ada dinding yang menghalangi jalannya masuk.
Sadar wanita yang sedang digagahinya saat ini, masih suci.
Dora menangis, wajahnya dipenuhi dengan air mata, rasa sakit yang ia rasakan sudah tidak bisa tertahan lagi.
Efek dari obat perangsang yang ada di dalam tubuh Ricard itu memaksanya untuk segera menyalurkan hasratnya.
Richard merasakan ada sesuatu yang terbelah di dalam sana diiringi dengan keluar cairan hangat yang kental dan tebal, sudah pasti itu darah suci wanita yang ada di bawahnya saat ini.
Air Mata Dora mengalir seketika merasakan apa yang sudah dijaga mati-matian selama ini. Di renggut paksa oleh pria yang tidak dikenali wajahnya. Karena kondisi saat ini sedang dalam keadaan gelap.
Setelah berhasil masuk adik kecilnya, Pak Richard perlahan memainkan adik kecilnya tanpa mempedulikan rintihan kesakitan dari wanita yang berada di bawahnya. Gerakannya semakin lama semakin cepat. Hingga akhirnya dia tidak sadar menumpahkan benihnya di dalam rahim wanita itu.
Setelah puas menyalurkan hasratnya, Pak Richard langsung bangkit dari tubuh Dora dan menarik selimut ke arah tubuh wanita yang masih dalam kondisi polos itu.
Pak Richard kemudian Bergas mencari celananya yang ia ingat dilepas tidak jauh dari kaki Dora.
Setelah itu, ia langsung mengenakan celananya pun langsung keluar meninggalkan Dora dalam kondisi yang sangat terpuruk.
Pak Richard sengaja meninggalkan wanita itu, karena dia takut perbuatannya akan diketahui oleh orang lain. Dan juga saat ini pengaruh obat dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya. Dia takut akan menggauli wanita itu kembali.
"Brengsek!!!!! Siapa yang telah memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku? aku harus segera pergi dari sini, karena pengaruh obat ini masih belum hilang dari tubuhku."umpat Richard di dalam hati.
Kemudian dia mengambil tas ranselnya yang ada dalam tenda miliknya. Dan membawanya masuk ke dalam mobilnya yang dia parkirkan tidak lumayan jauh dari tempat berdirinya tenda. Sehingga saat mobil Pak Richard berlalu pergi, tidak ada satupun orang yang mengetahuinya.
****
Di area perkebunan yang saat ini mahasiswi mahasiswi melakukan perkemahan, terlihat para mahasiswa-mahasiswi serta beberapa orang dosen duduk mengelilingi api unggun, mereka beramai-ramai menyanyikan lagu dengan diiringi petikan gitar yang dibawakan oleh Cornelius.
Setelah selesai memetik gitarnya, mata Cornelius melihat-lihat ke arah seluruh mahasiswi mahasiswa yang duduk berjajar di sana. Namun, Cornelius tidak melihat Dora di antara mereka.
Dia baru saja menyadari bahwa Dora sejak tadi tidak ada di tempat itu. Cornelius lalu beranjak dari duduknya dan berjalan dekat ke arah kumpulan mahasiswi.
"Dora ke mana, Amor? biasanya dia selalu sama kamu dan Moresette." tanya Cornelius saat sudah berada di dekat mahasiswi.
"Dia tadi sebenarnya mau ikut nongkrong di sini, tapi katanya dia lagi nggak enak badan. Terus dia minta obat sama aku, habis itu dia katanya mau tidur saja di tenda." sahut Amor.
"Dora sakit apa, Amor? nampaknya gurat kekhawatiran tergambar dari wajah tampan Cornelius.
"Badannya agak sedikit demam, dia dari dulu memang tidak kuat dengan yang namanya udara dingin."sahut Amor.
"Kalau dia sakit kenapa kamu tinggal sendirian, Amor!!"Cornelius sedikit menaikkan nada suaranya.
"Aku tadi awalnya mau nemenin dia, Tapi katanya nggak usah. Dia, nggak apa-apa deh tinggal sendirian, katanya. Aku juga nggak enak maksa dia. Siapa tahu kalau aku ada di sana, nanti dia malah jadi terganggu istirahatnya. Makanya aku putuskan untuk ikut berkumpul di sini."sahut Amor.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!