...🍁🍁🍁...
Malam itu disebuah tempat hiburan malam, terlihat beberapa orang tengah asyik mengobrol di ruangan VVIP. Mereka terdiri dari 3 orang wanita dan 2 orang pria. Mereka semua bersahabat dan kuliah di kampus yang sama.
Hari ini adalah hari ulang tahun salah satu gadis yang ada disana, yaitu Starla Zeevania. Seorang gadis berusia 20 tahun yang sedang kuliah semester tujuh. Dia adalah gadis yang cerdas di kampusnya, bahkan nilai terbaik selalu ia dapatkan. Selain itu, dia juga cantik dan digadang-gadang akan melanjutkan S2 keluar negeri setelah menyelesaikan s1 nya di Indonesia.
Starla terlihat gelisah dan kesal karena tunangannya tidak bisa datang di hari spesialnya ini. Dia hanya bisa berkumpul bersama dengan Gina, Vita, Riko dan Galang sahabat baiknya di kampus. Gadis cantik itu memandangi kue ulang tahun yang lilinnya sudah mati dengan sendu.
"Star, udah dong jangan mesem-mesem gitu ah wajahnya!" celetuk Gina yang tidak senang melihat wajah cantik Starla cemberut.
"Iya Star, meskipun kak Bisma nggak datang. Kan masih ada kita-kita, ya nggak guys?" tanya Vita, seorang gadis dengan rambut pendek seraya menatap kedua teman cowoknya dan tersenyum.
Kedua cowok itu menganggukkan kepala, seolah setuju dengan ucapan Vita. Ya, Bisma tunangan Starla katanya tidak bisa datang karena dia masih berada diluar negeri untuk mengurus bisnisnya.
"Ya udah deh. Tapi kenapa kita harus pergi ke tempat kayak gini sih? Gue kan nggak biasa," kata Starla seraya mengedarkan pandangannya, melihat langit-langit ruangan ruangan VVIP di tempat hiburan malam itu.
"Tenang aja kali, walaupun tempat ini tempat plus-plus. Tapi kita kan nggak ngelakuin apapun selain ngerayain ulang tahun Lo disini, so nggak apa." Jelas Riko seraya menenangkan Starla, cowok inilah yang mengajak Starla dan ketiga temannya yang lain untuk pergi ke tempat hiburan malam.
"Iya Star, ini kan masih hari ulang tahun Lo. Mending kita have fun yuk...misal, karaokean dulu!" saran Gina yang disetujui oleh keempat temannya, termasuk Starla.
"Yuk! Kita karaokean!" seru Starla seraya tersenyum. Dia tidak mau terus-menerus bersedih karena Bisma tidak bisa datang. Starla pun memilih untuk bersenang-senang dengan keempat temannya.
Starla, Gina dan Riko asyik bernyanyi sambil menari-nari di depan sana, sedangkan Galang dan Vita masih duduk di bangku penonton sambil minum-minum disana. Minuman yang ada disana bukan minuman haram seperti yang dipesan pelanggan lainnya, melainkan minuman soda, cola dan air putih biasa.
Tanpa Starla sadari, Galang sedari tadi melihat ke arahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan tidak ada yang menyadari tatapan Galang itu.
Starla terlihat sedang berjoget bersama Gina dan Riko. Mereka menyanyikan lagu ceria dari J-Rocks dengan gaya yang tidak jelas dan ambigu.
🎶🎶
"Hari ini ku sampaikan, lagu yang ingin ku dendangkan..." Gina menyanyi sambil jingkrak-jingkrak.
"Ingin kubuka lembar baru, untuk meneruskan hidupku. Tak mau lagi kesedihan selimuti diriku..."
"Semua orang ingin bahagia menjalani hidup di dunia ini. Ingin ku bukakan jawaban, misteri kesenangan sejati!" teriak Starla sambil senyum-senyum bahagia dan merangkul tubuh Gina dan Riko.
Ketiga orang itu tampak menikmati lagu yang mereka nyanyikan. Kemudian Starla pun mengajak Galang dan Vita yang diam saja, untuk menyanyi juga.
"Lang, Vit! Ayo gabung!"
"Nggak deh, gue lagi mau duduk aja Star." tolak Galang yang membuat Starla cemberut.
"Lang, ayo dong...ini hari ulang tahun Starla, apa Lo mau ngecewain dia?" tanya Gina yang berusaha membujuknya Galang untuk bernyanyi. Tak tega melihat Starla kecewa, akhirnya Galang menganggukkan kepalanya dan ikut bergabung dengan Starla dan kedua temannya yang lain.
"Vit, Lo ikut juga! Ayo!" Starla menarik tangan Vita dan memintanya untuk ikut bergabung.
"Tapi...gue..." mata Vita seakan ragu untuk ikut bergabung.
"Ayolah!" pinta Starla dengan wajah memelasnya. Vita pun tersenyum dan ikut bergabung disana.
Ketika semua temannya sedang asyik bernyanyi dan berjoget. Diam-diam Vita keluar dari ruang VVIP tempat hiburan malam itu. Dia melihat seorang pria yang akan membawa minuman. Vita memasukkan serbuk ke dalam dua gelas minuman seperti jus disana.
"Jangan lupa, bawa minuman itu ke tempat teman-teman gue!" ujar Vita pada pria itu seraya tersenyum menyeringai.
"Oke." sahut pria itu setelah dia menerima uang dari Vita.
Setelah menaburkan serbuk didalam gelas jus yang seperti jus jeruk itu, Vita pun pergi dari sana. Ia kembali ke tempat dimana teman-temannya berada.
Tak lama setelah Vita pergi, pria itu hendak menyusulnya dan membawakan minuman itu untuk teman-temannya. Namun tiba-tiba saja pria itu merasa sakit perut. "Aduh! Pake sakit perut segala lagi." Tanpa pikir panjang, pria yang berpakaian seperti pelayan itu pun meninggal nampan dan 4 minuman itu disana.
Kemudian ada 3 orang laki-laki remaja yang duduk disana. Salah seorang dari laki-laki remaja itu mengambil gelas berisi jus jeruk diatas nampan dengan asal dan meneguk setengahnya.
"Hey! Minuman itu sudah di pesan!" celetuk salah seorang pria yang ada disana saat melihat salah satu dari pria remaja itu meminum jusnya.
"Maaf, gue kira ini pesenan gue. Gue bakal ganti, bang." kata cowok remaja itu dengan sopan.
"Udahlah gak apa-apa!" kata si pria yang lalu menyiapkan jus jeruk baru diatas nampan yang akan disajikan oleh temannya. Tak berselang lama kemudian, si pria yang tadi dari toilet ternyata sudah kembali. Ia mengambil nampan yang tadi ia tinggalkan lalu membawanya ke ruang VVIP tempat dimana Starla dan teman-temannya berada.
'Kok tiba-tiba kepala gue pusing ya?' batin Saka heran.
"Ka, Lo nggak apa-apa?" tanya seorang pria bernama Fero kepada temannya yang bernama Saka.
"Gue nggak apa-apa, gue cuma pusing dikit." jawab Saka sambil memegang keningnya yang tiba-tiba saja terasa sakit.
"Tuh kan Fer! Dia jadi pusing gegara Lo ngajakin dia ke tempat ginian, udah tau si Saka nggak pernah ke tempat ginian," celetuk Malvin pada sahabatnya itu.
"Ya, gue cuma berniat baik...gue pengen hibur temen kita yang dikacangin ceweknya haha." Fero terkekeh, niatnya membawa Saka kemari untuk menghibur temannya yang diabaikan oleh pacarnya selama berhari-hari. Tapi malah membuat kepala Saka pening.
"Gue ke toilet dulu." pamit Saka kepada kedua temannya itu.
"Mau gue temenin nggak?" tawar Malvin cemas.
"Gak usah, gue mau cuci muka doang!" seru Saka menolak. Pria tampan bertubuh tinggi itu, lantas berjalan pergi dari sana meninggalkan kedua temannya.
Sementara itu didalam ruangan VVIP tempat Starla berada. Mereka yang lelah habis menyanyi, langsung meneguk minuman yang sudah disediakan disana. 2 minuman sirup stroberi untuk Gina dan Riko, sedangkan Galang dan Starla meminum sirup yang seperti jus jeruk.
"Seger banget!" Starla mengelus lehernya yang terasa segar setelah meminum sirup jeruknya. Sedangkan Vita, ia tersenyum menyeringai setelah Starla dan Galang meminum sirup itu.
Tak berselang lama kemudian, Starla meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. Starla merasa tubuhnya panas dan gerah, seperti ada yang akan meledak didalam dirinya.
"Star, Lo kenapa?" tanya Vita dengan suara yang cemas, melihat Starla memegang kepalanya.
"Gue nggak apa-apa, cuma kepala gue...aduh..." Starla merasakan pusing yang luar biasa secara tiba-tiba.
"Lang, mending Lo antar Starla ke lantai atas. Dia mesti istirahat dulu," saran Gina cemas. Di lantai atas, Gina sudah memesan kamar untuk ditempati Starla dan Vita juga. Rencananya mereka akan menginap disana karena jarak ke Jakarta cukup jauh, sedangkan ini di Bogor.
Galang pun membawa Starla ke lantai atas, ke kamar yang dimaksud oleh Gina. Gadis itu terlihat sempoyongan dan badannya terasa panas.
"Star, gue bawa air dingin dulu buat Lo. Lo tunggu disini ya!" kata Galang pada Starla yang sudah berbaring diatas ranjang dengan mata terpejam. Kemudian Galang pun keluar dari kamar itu dan mengambil air dingin untuk Starla.
Setelah Galang pergi, tiba-tiba saja Saka masuk ke dalam kamar yang tidak di kunci itu. Saka juga terlihat sempoyongan dan pening.
"Apa ini ya kamar yang dimaksud Fero? Ya udah, gue istirahat disini dulu aja."
Tanpa menyadari ada seseorang diatas ranjang selain dirinya, Saka berbaring begitu saja disamping orang itu. Kemudian saat ia membalikkan tubuhnya, ia mulai merasakan ada seseorang disana. Dan ia pun melihat seorang perempuan yang setengah sadar sama seperti dirinya terbaring disampingnya.
"Kamu ada disini kak?" tanya Starla seraya membelai pipi Saka dengan lembut. Starla yang kehilangan akal sehatnya, langsung melabuhkan bibirnya pada bibir Saka.
Sontak saja Saka terkejut bukan main. Ini adalah ciuman pertamanya. Awalnya Saka menolak, namun Starla terus menggodanya bahkan naik ke atas tubuhnya. Saka yang sudah menahan diri mati-matian pun, akhirnya tidak bisa tahan dengan kecantikan dan godaan Starla. Saka bahkan melihat sosok kekasihnya dalam diri Starla.
"El, kamu tenang saja...aku pasti akan bertanggungjawab!" cetus Saka yang lalu mencium bibir ranum Starla dan menanggalkan pakaian mereka satu persatu.
"Aku percaya sama kamu kak!" Starla membalas ciuman Saka dengan sama ganasnya.
Mereka yang sudah berada didalam pengaruh hawa panas dan tidak bisa menahan diri, akhirnya melakukan penyatuan panas didalam sana.
Sementara di luar sana, Vita tersenyum puas setelah orang suruhannya mengunci Starla didalam kamar bersama Galang. Ia mengira Galang yang ada di dalam kamar itu bersama Starla disana.
"Halo kak Bisma...... Iya, kita lagi di Bogor nih! Aku kirimin alamatnya ya kak.....pasti Starla senang banget karena kakak datang dan kasih kejutan buat dia!" setelah bicara dengan seseorang yang bernama Bisma ditelpon, Vita langsung menutupnya.
"Mampus Lo Starla! Bentar lagi semua orang terutama kak Bisma, bakalan benci sama Lo." cetus Vita yang lalu kembali ke lantai bawah, ia tak sabar menantikan sesuatu besar yang akan terjadi.
****
****
Setelah aktivitas panas yang terjadi sekitar 1 jam itu. Barulah Saka mulai sadarkan diri, meski kepalanya berdenyut nyeri. Namun rasa panas didalam tubuhnya sudah menghilang. Saat itulah Saka menyadari dirinya berada didalam kamar asing dan tanpa mengenakan sehelai benang pun. Saka melihat pakaiannya berserakan dilantai.
"Astaga! Apa yang terjadi?" pekik Saka terkejut melihat dirinya saat ini. Saka tambah terkejut lagi saat melihat seorang wanita cantik berambut panjang yang berbalut selimut tipis berada disampingnya dengan mata terpejam dan banyak tanda merah di tubuhnya.
Saka panik dan mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Begitu banyak pertanyaan di kepalanya saat ini dan itu semua belum terjawab. "Gue pikir gue ngelakuin itu sama Elisa!" gumam Saka seraya menatap lekat wajah Starla yang masih terlelap dalam damainya, gadis itu terlihat lelah.
Seketika sekelebat bayangan satu jam yang lalu muncul di kepalanya. Dimana ia dan wanita asing ini, telah melakukan hal yang seharusnya dilakukan pasangan suami-istri.
"Sial! Pasti ada sesuatu di minuman itu." umpat Saka begitu ia teringat dengan minuman seperti jus jeruk yang diminumnya tadi. Ia yakin, minuman itu yang membuat dirinya kehilangan keperjakaannya saat ini.
"Nggak bisa gini. Gue harus pergi dari sini." Dalam keadaan panik dan tanpa tidak pikir panjang lagi, Saka langsung mengambil pakaiannya yang berceceran dilantai dan memakainya dengan terburu-buru. Dia takut ada orang lain yang tau perbuatannya ini.
Dia tidak peduli dengan nasib Starla, baginya melarikan diri lebih baik. Lagipula pikirnya, ia tak akan bertemu lagi dengan Starla. Wanita asing yang membuatnya kehilangan kata perjaka. Saka akui, 1 jam barusan adalah hal yang luar biasa dan pengalaman pertamanya. Tapi tidak seharusnya ia lakukan. Jika sekolah tau ia bermain di club' malam dan tidur dengan seorang wanita, maka dia bisa dikeluarkan dari sekolah.
Setelah berpakaian, Saka pun keluar dari kamar itu lewat jendela karena pintunya terkunci. Tanpa pikir panjang ia langsung loncat dari lantai 2.
"Dimana Fero sama Malvin?" gumam Saka sambil merasakan lututnya yang sakit karena lompat barusan.
****
Sementara itu, di ruang VVIP tempat teman-teman Starla berada. Gina, Riko dan Vita berada disana. Gina dan Riko sedang bernyanyi sedangkan Vita bermain ponsel sambil senyum-senyum sendiri.
"Vit, kenapa Lo ada disini? Bukannya Lo nemenin Starla ya?" tanya Gina pada temannya itu.
"Hah? Kan yang sama Starla itu Galang." ucap Vita dengan mengerutkan keningnya.
"Terus barusan Lo habis darimana tadi, lama banget?" tanya Gina lagi, sambil duduk disamping Vita.
"Gue habis dari toilet."
"Lah, kalau Lo habis dari toilet. Terus yang sama Starla siapa? Soalnya Galang bilang kalau dia--"
Ceklet!
Pintu ruangan VVIP karaoke itu pun terbuka dan membuat Gina tak melanjutkan kata-katanya. Sontak saja ketiga sahabat Starla itu menoleh ke arah pintu. Terlihat seorang pria tampan dan memakai setelan jas rapi, tengah membawakan kue ulang tahun yang sudah dihiasi lilin di atasnya.
"Happy birthday--" pria itu akan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Namun tiba-tiba dia terdiam saat melihat di ruangan itu tidak ada gadis yang dicarinya.
"Loh? Kak Bisma?" Riko dan Gina melihat ke arah pria tampan yang dipanggil Bisma itu dengan tatapan bingung.
Vita tersenyum lebar melihat kehadiran Bisma disana. Gadis itu bergerak cepat dan mendekati pria bernama Bisma itu. "Kakak pasti mau kasih kejutan sama Starla ya? Ayo kak, kita anterin ke tempat Starla! Woah, dia pasti senang karena kakak datang."
Tanpa banyak bicara, Bisma menganggukkan kepalanya. Tujuannya datang kesini langsung dari Jepang, adalah untuk bertemu dengan tunangannya Starla. Bisma juga merindukan Starla, karena sudah sebulan mereka tidak bertemu dan hanya berkomunikasi via ponsel.
Lalu Bisma, Gina, Riko dan Vita pergi ke lantai 2 dimana Starla berada. Vita tersenyum-senyum disepanjang perjalanan disana. Begitu sampai didepan kamar itu, Bisma memegang handel pintunya tapi tak terbuka.
"Pintunya ke kunci." kata Bisma dengan wajah datarnya.
"Apa? Kok bisa ke kunci ya?" tanya Vita dengan wajah polosnya.
Karena pintu yang terkunci dari dalam dan tidak ada yang membukanya. Akhirnya Riko berinisiatif untuk meminjam kunci cadangan kamar itu dari salah satu pelayan disana. Tak lama setelah pintu dibuka, Bisma masuk lebih dulu sambil membawa kue ulang tahun untuk Starla dengan lilin yang sudah menyala.
"Happy birthday to you...happy birthday--" nyanyian Bisma terhenti manakala ia melihat Starla tertidur dengan selimut tipis yang hanya menutup sampai dada saja. Dan dia juga melihat pakaian wanita, beserta segitiga pengaman dan penyangga buah sintal tergeletak di atas lantai dengan posisi yang tak beraturan. Belum lagi Bisma dan ketiga teman Starla, melihat dengan jelas banyak bekas merah di leher dan dada Starla. Bahkan bibir Starla juga bengkak, seperti habis berciuman.
Sontak saja Bisma terkejut dan membeku. Hingga tanpa sadar, ia menjatuhkan kue yang dibawanya. Beruntung, lilinnya langsung mati dan tidak menimbulkan kebakaran. Hanya saja, kuenya hancur.
"Oh my God! A-apa yang--" Riko terbata-bata melihat pemandangan yang ada didepan matanya.
"Starla...dia..." Gina juga membeku, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Kilat kemarahan tampak dalam sorot mata Bisma kepada Starla, menandakan betapa kecewanya pria itu sekarang. Tepat saat semua orang tengah melihatnya dengan bingung. Starla membuka matanya perlahan dan terdengar lenguhan kecil dari bibirnya.
"Eungh--"
"Kak Bisma?" sontak saja mata Starla terbuka lebar saat melihat sosok pria yang ia rindukan berada dihadapannya saat ini. Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa raut wajah Bisma terlihat marah. Starla menutupi tubuhnya yang tidak memakai baju itu dengan selimut.
"Kak Bisma, kamu--"
"Wanita jalangg."
Ucapan Bisma yang dingin dan sinis, sontak saja membuat Starla tercengang. Tapi disisi lain Vita tersenyum melihat itu semua, seolah ia bahagia.
"Dengan siapa kamu tidur?"
"Kak Bisma, bukannya aku tidur dengan kakak? Barusan--" Starla bingung, ia pikir barusan Bisma yang ada bersamanya dan melakukan hal itu dengannya.
"Tidur denganku? Hah! Aku tidak tahu kalau tunanganku semurahan itu sehingga dia mau disentuh sebelum menikah. Aku tidak percaya ini, Star. Menjijikan!" Decak Bisma yang sangat kecewa dengan Starla. Ia menatap jijik pada Starla yang belum berpakaian.
Deg!
Jantung Starla seakan berhenti berdetak saat mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh Bisma yang menghinanya. Ditengah kebingungan itu, Starla dihina.
Gina dan Riko juga bingung dengan apa yang terjadi. Mereka sampai tidak berani bersuara, apalagi melihat Bisma yang marah.
"Pertunangan kita putus, Starla. Aku tidak mau memiliki calon istri yang tidak bisa menjaga dirinya sebelum menikah," ketus Bisma yang menusuk ke dalam hati Starla.
"Kak...aku mohon jangan..." Starla terisak, dia menggelengkan kepalanya dan tidak mau hubungan ini berakhir.
'Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya kak Bisma yang tidur denganku? Dia..'
Bisma melepaskan cincin yang melingkar dijari manisnya, kemudian ia pun melempar cincin itu tepat ke wajah Starla. Hati Starla tersentak kaget dengan apa yang Bisma lakukan.
"Kak Bisma!" teriak Starla memanggil Bisma yang pergi meninggalkan kamar itu. Niat hati ingin mengejar Bisma, tapi dia ingat keadaannya saat ini. Ia tidak memakai baju.
Kedua temannya menghampirinya dengan cemas, kecuali Vita yang pergi entah kemana. Gina bertanya pada Starla apa yang terjadi padanya, hingga keadaan jadi seperti ini.
"Star, apa yang terjadi? Kenapa Lo kayak gini?" tanya Gina yang tak tega melihat temannya menangis.
"Gue...gue nggak tau. Tadi kepala gue pusing banget, gue panas dan gue--gue lihat kak Bisma. Kak Bisma, di-dia cium gue terus kita ngelakuin itu!" Starla menjelaskannya dengan terbata dan bingung. Ia merasa yang menjamah tubuhnya adalah Bisma.
"Nggak mungkin Star, kak Bisma baru aja datang."
"Terus siapa yang udah....arghh!!" Starla berteriak, dia berusaha untuk mengingat siapa yang sudah mengambil kesuciannya. Namun dia tidak ingat wajahnya.
"Star, Lo tenang ya! Mending Lo pake baju dulu," ucap Riko menyarankan, sedari tadi dia tidak melihat Starla karena penampilan gadis itu yang agak terbuka.
"Iya Star, Riko bener. Tenangin diri lo, sekarang pake baju dulu, oke?" ucap Gina seraya menenangkan Starla.
"Kak Bisma marah sama gue...kak Bisma minta putus...enggak..." Starla menangis tersedu-sedu didalam pelukan Gina.
Setelah Starla agak tenang, Starla berganti baju di kamar mandi yang ada didalam kamar itu. Ia langsung menemui teman-temannya diluar sana. Tubuh Starla terasa sakit, terutama pada bagian intinya. Bahkan seprai yang ada ditempat tidur juga terlihat ada bercak darah, pertanda bahwa Starla masihlah seorang gadis sebelum disetubuhi.
"Star! Gue nemuin ini, kayaknya benda ini punya cowok itu!" ujar Riko sambil menyerahkan kepada Starla, sebuah jam tangan dengan inisial A disana dan terlihat bermerek.
****
Disebuah kamar yang luas, terlihat Saka sedang berbaring disana. Pria itu terlihat gelisah, membayangkan adegan demi adegan panas yang belum lama terjadi padanya dan Starla.
"Sial! Jangan sampe gue ketemu sama cewek itu lagi. Jangan sampai Elisa tau, kalau gue udah selingkuh." decak Saka seraya mengusap wajahnya dengan kasar. Saka tiba-tiba saja menghentikan pergerakan lengannya saat menyadari ada sesuatu yang hilang.
"Jam tangan gue kemana? Sial! Itu hadiah ultah dari Elisa!" Saka panik begitu menyadari bahwa jam tangannya hilang.
****
****
Setelah menemukan jam tangan itu, Starla yang keadaannya belum stabil. Meminta Riko untuk menyimpan jam tangannya. Starla tidak menyangka bahwa dia akan mengalami kejadian ini. Dia merasa dirinya sangat kotor, dan bahkan ia tak tau siapa yang sudah menjamah tubuhnya untuk pertama kali. Siapa pria yang sudah menodai kesucian yang ia jaga selama 20 tahun ini? Hari ulang tahunnya malah menjadi hari paling menyakitkan untuknya.
Ia telah kehilangan kesuciannya dan kehilangan orang yang dicintainya. Sekarang dia dianggap sebagai wanita murahan dan menjijikan.
"Star, kita anter ke rumah Lo ya?" tawar Gina yang berusaha menenangkan Starla. Gadis itu masih menangis didalam pelukan Gina.
"Gue nggak mau pulang Gin. Gimana bisa gue pulang dalam keadaan kayak gini? Hiks...gue nggak bisa..." Starla menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih menangis.
"Ya udah, Lo balik ke rumah Gina aja dulu. Gue anterin kalian berdua." ucap Riko yang merasa kasihan dengan Starla. Disaat seperti ini Starla merasa beruntung karena Riko dan Gina masih peduli padanya.
Setelah itu, Starla, Gina dan Riko kembali ke Jakarta. Di dalam perjalanan, tak hentinya Starla menangis. Merutuki dirinya yang tidak sadar dengan kejadian tadi, bahkan dia tidak tahu siapa pria yang sudah menidurinya. Hal yang paling menyakitkan baginya adalah dimana Bisma, memutuskan pertunangan mereka.
Di dalam mobil Bisma, Bisma yang kecewa dan sedih sedang bersama Vita saat ini. Vita memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Bisma, selama ini diam-diam dia menyukai Bisma.
"Kak, kakak yang sabar ya. Aku juga nggak nyangka kalau Starla kayak gitu," ucap Vita dengan wajah memelas. Ia menyodorkan sebotol air minum pada Bisma.
"Makasih Vit. Tapi mendingan kamu pergi dari sini. Saya mau sendiri," ujar Bisma sambil mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipi. Hati Bisma sangat sakit saat ini, masih terbayang-bayang di kepalanya. Starla tanpa busana diatas ranjang dan banyak tanda merah di tubuhnya.
'Gimana bisa kamu melakukan ini sama aku Star? Gimana bisa kamu khianati aku? Wanita murahan kamu' batin Bisma memaki Starla, wanita yang ia cintai dan sudah menghancurkan hatinya.
"Kak, biar aku temenin ya." ucap Vita seraya memegang tangan Bisma. Namun dengan cepat Bisma menghindar.
"Nggak usah, mending kamu pulang aja. Saya butuh sendiri! Maaf, saya nggak bisa nganterin kamu." ketus Bisma yang saat ini hatinya sedang kacau.
Vita pun tersenyum, akhirnya ia mengalah dan keluar dari mobil Bisma. Vita menatap kepergian Bisma dengan bahagia. "Nggak apa-apa Vita, mungkin kak Bisma lagi butuh waktu sendiri. Gue yakin, nanti kak Bisma bakal jatuh cinta sama gue! Starla itu udah jelek dimatanya. Ha ha...rasain lo Starla." gumam Vita dengan tawa jahatnya. Ia senang melihat hubungan Starla dan Bisma hancur.
****
Setelah kejadian itu, Starla menjadi hancur. Bisma juga mengatakan secara resmi pada kedua keluarga mereka berdua, bahwa dia memutuskan pertunangannya dengan Starla. Walau sebenarnya, Bisma masih sangat mencintai Starla. Tapi cintanya sudah ditutupi rasa benci dan jijik pada gadis itu.
"Kak, kak Bisma yakin mau memutuskan pertunangan kita?" tanya Starla yang masih berharap untuk bisa bersama Bisma.
"Kamu pikir aku mau bersama dengan wanita murahan dan bekas orang seperti kamu?" menusuk, itulah kata-kata yang dilontarkan oleh Bisma untuk Starla.
"Kak...maafin aku kak, aku juga nggak tau apa yang terjadi--" Starla berusaha menjelaskan apa yang terjadi malam itu dan keanehan yang ia alami. Berharap Bisma akan mengerti, tapi pria itu memotong penjelasannya.
"Aku nggak mau tau apapun lagi tentang kamu. Bagiku kamu udah kotor!" sentak Bisma geram, mengingat Starla yang sudah tidur dengan pria lain membuat Bisma marah.
Melihat mata Starla yang berkaca-kaca, membuat Bisma tidak tega melihat Starla lebih lama lagi. "Pergi! Aku nggak mau lihat kamu lagi," ujar Bisma yang membuat hati Starla semakin sakit.
'Pergi Star! Sebelum aku luluh lagi sama kamu, aku nggak mau luluh' rintih Bisma dalam hati. Ia memalingkan wajahnya dari Starla. Binar air mata Starla membuat Bisma kesulitan mengendalikan diri.
Starla berusaha menahan air matanya sekuat mungkin. Tapi ini sulit untuknya. "Aku akan pergi kak...tapi izinkan aku bicara sebentar sama kakak. Aku minta maaf karena udah ngecewain kakak. Aku juga berterimakasih sama kakak, karena kakak nggak ngomong sama papaku soal kejadian di Bogor. Makasih udah mau melindungi aku sampai akhir...sekali lagi aku minta maaf karena semuanya harus berakhir seperti ini. Tapi satu hal yang harus kakak tau, aku cinta kakak."
"Bullshit!" umpat Bisma dengan tangan terkepal erat. Semua ucapan Starla baginya hanya omong kosong saja. "Kalau kamu cinta sama aku, kamu nggak akan berselingkuh!" seru Bisma dengan tatapan tajam pada Starla.
"Terserah kakak mau beranggapan bagaimana. Yang penting aku sudah mengatakan isi hatiku. Dan semoga kakak bahagia. Kakak pasti akan menemukan wanita yang lebih baik dari aku, jauh lebih baik. Maaf karena aku udah nyakitin hati kak Bisma. "ucap Starla tulus mendoakan kebahagiaan Bisma.
...****...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!