NovelToon NovelToon

Pesona Mbak Gatot (Gadis Berotot)

Dua Pria Menyebalkan

As'salamualaikum, selamat datang calon pembaca setia, terima kasih buat siapapun yang sudah mampir ke karya saya yang berjudul. 'PESONA MBAK GATOT (Gadis Berotot)' semoga dengan membaca novel ini bisa menghibur, dan jangan lupa dukungannya terus yah.

Semoga novel ini juga bisa memberikan pelajaran, dan bisa memberikan pengaruh yang positif, terlepas ada kata atau alur cerita yang mungkin kurang pantas, mohon dimaklumi.

Bijaklah dalam membaca karya, apabila ada yang kurang berkenan, bisa tinggalkan saran, dengan senang hati saya akan perbaiki kesalahan sekecil apapun.

Selamat membaca ....

...****************...

Gatot, mungkin kalau mendengar nama Gatot akan berpikir dia adalah Gatotkaca nama tokoh ksatria yang sangat kuat dalam pewayangan Jawa, bahkan dijuluki otot kawat balung wesi, dia juga bisa terbang tanpa punya sayap.

Gatot yang ini adalah singkatan dari gadis berotot. Namanya Gauri, ia dulu adalah gadis kecil yang kurus dekil, dan sering menjadi bahan bullyan di saat Gauri masih duduk di bangku sekolah dasar.

Terlahir dari keluarga kurang mampu dan menjadi korban buly membuat Gauri yang saat itu memiliki tubuh kurus seperti anak yang mengindap gizi buruk bertekad ingin memiliki tubuh yang kuat, berotot, agar bisa menghajar teman-temanya yang membulynya.

Gadis kecil itu pun mulai berlatih segala macam olahraga terutama latihan membentuk ototnya dengan berolah raga menggunakan alat ala kadarnya. Gauri pun mempelajari beberapa ilmu bela diri untuk membekali dirinya agar tidak menjadi korban kejahatan.

Sejak saat itu Gauari menjadi gadis yang berotot, hingga nama panggilan pun menjadi Gatot (Gadis berotot) bukan hanya tubuh yang berotot, tetapi Gatot pun berhasil menjuarai beberapa lomba ilmu bela diri, sebagai hasil dari usahanya selama ini. Ia bisa membuktikan bahwa kerja kerasnya bisa membuahkan hasil.

Namun, karena tubuhnya yang berotot justru membuat Gatot hingga umur ke 30 tahun belum juga memiliki suami, jangankan suami, kekasih pun tak punya alias jomblo sejati. Bahkan tidak jarang ada yang menuduh kalau wanita itu penyuka sesama jenis. Aneh-aneh ajah padahal Gatot normal seribu persen.

*****

Kisah mbak Gatot pun dimulai dari ia yang sudah lelah mencari pasangan hidup, umurnya sudah tiga puluh tahun tapi belum juga ada laki-laki yang berniat menikahinya. Ayahnya sudah lama meninggal, tepatnya saat ia merayakan kelulusan sekolah menengah atas. Sejak saat itu ia menjadi tulang punggung menggantikan ayahnya untuk menghidupi ibu dan adiknya.

Segala pekerjaan sudah ia lalui hampir dua belas tahun ia banting tulang dari bekerja menjadi sopir, kuli, penjaga toko, rumah makan, office girl, buruh pabrik dan ojek online juga ia lakukan yang penting dapat uang halal.

Namun, sudah lima tahun ini ia bekerja di sebuah perusahaan besar, Bellamy Metropolitan Jaya, yang bergerak di bidang penyewaan gedung perkantoran. Gatot bekerja sebagai staff pemasaran. Beruntung saat pandemi melanda meskipun perkantoran sempat tutup total, tetapi Gatot tidak sampai dirumahkan ia tetap bekerja meskipun sebagai security baru setelah perkantoran kembali normal ia dipindahkan kebagian semula.

[Gatot kamu tolong jemput Tuan Deon di rumah, dia mau berangkat kerja tapi saya ada urusan sehingga tidak bisa menjemputnya.] Itu adalah pesan dari Jec asisten pribadi dari Deon bos tempatnya bekerja.

[Emang Tuan Deon tidak bisa bawa mobil kenapa harus nunggu aku jemput?] Gatot yang malas karenanya bosnya terlalu manja pun langsung mencoba nego dengan Jec.

[Dia mana mau nyupir sendiri, kecuali kepepet. Udah kamu jemput ajah! Nanti malah keburu Tuan Deon marah.]

Gatot pun menghirup nafas dalam dan menghebuskanya perlahan. Malas itu yang Gatot rasakan setiap berinteraksi dengan atasannya itu semua karena Deon bawel dan sangat menyebalkan. Omongannya selalu membuat karyawannya sakit hati. Namun demi uang Gatot pun harus mau, karena ia sering dapat uang tambahan dari Jec kalau menjemput bosnya.

*****

Bruukkkk... Brukkkk... kaca mobil yang ditaiki oleh Deon diketuk dari luar. Deon langsung membuka pintu mobilnya dan buru-buru Gatot masuk.

"Kali ini aku maafkan karena waktu yang kamu gunakan sangat pas, tidak kurang dan tidak lebih satu detik pun," ucap Deon, berhasil mengagetkan apa yang dikatakan oleh Deon.

"Gila yah, laki-laki ini perihal waktu sampe dia itung setiap detiknya, amit-amit jauh-jauh dikasih tugas kaya gini lagi," gumam Gatot dalam hatinya.

"Iya Tuan maaf tadi cari ojek sulit," jawab Gatot apa adanya.

"Jawab aja terus," bentak Deon yang galaknya minta ampun. Gatot pun dari pada kena omel lagi mending diam. Udah paling baik kalau deket-deket dengan bosnya itu diam, karena galaknya melebihi singa betina. Gatot kadang heran dengan Cucu bisa-bisanya mau menikah dengan laki-laki macam gini.

Sepanjang perjalanan yang cukup lama, di dalam mobil tidak ada suara apa pun, membuat Gatot lama-lama jenuh juga.

"Tuan, apa saya boleh menyalakan musik untuk mengurangi rasa dingin dan ngantuk di dalam mobil?" tanya Gatot dengan sopan, dan itu adalah obrolan pertama yang dibuka oleh Gatot. Mungkin saja atasanya yang galak itu mau memberikan izin itu.

Deon menatap tubuh Gatot dari atas sampai bawah. "Mata kamu buta atau gimana aku sedang bekerja kamu bilang mau dengerin musik, udah bosan kerja yah?" tanya Deon dengan kedua mata yang melebar sempurna.

"Baik Tuan, saya minta maaf kalau menganggu pekerjaan Anda." Gatot pun tidak berani lagi mencoba meminta izin apapun itu. Pekerjaan ini lebih penting dari pada suara musik. Wanita itu pun mengamati Deon dari kaca spion tengah, di mana dia sedang duduk di bagian belakang dengan gawai di tanganya.

"Ah, mungkin memang Tuan Deon sedang bekerja benaran, semoga saja, bukan sedang scroll media sosial ajah," dengus Gatot dalam batinya.

Tidak lama  mereka pun sampai di kantor dan Gatot kembali melanjutkan pekerjaanya yaitu sebagai tim marketing yang ruanganya berada di samping ruangan Jec, itu sebabnya Jec cukup akrab dengan Gatot, ia juga asik orangnya, tidak pernah diskriminasi dengan karyawan lain baik kulit putih, hitam, tinggi pendek, gendut kurus, diam dan bawel, hampir semua karyawan mengenal Gatot.

"Nanti pulang kamu antarkan aku lagi, tapi jangan besar kepala aku memakai jasa loe karena terpaksa, Jec yang merekomendasikan kamu dan itu  tandanya kamu kerjanya bagus jangan kecewakan kepercayaan aku," terang Deon, sebelum dirinya benar-benar masuk ke dalam ruanganya, dan Gatot yang ada di belakangnya pun langsung menunduk dengan hormat.

"Baik Tuan," balas Gatot dengan singat dan pelan.

Huhuh .... Gatot membuang nafas lega ketika bosnya sudah masuk ke dalam ruangnya. Kini dia kembali ketugas sesungguhnya.

*****

Sore hari Gatot pun kembali menunggu bosnya di dalam mobil, ia harus mengantarkan bosnya kembali pulang dengan aman.

Namun tanpa Gatot sadari. Doni menyusup masuk ke dalam mobil Deon, ketika Gatot membuka konci mobilnya.

"Selamat malam adikku tercinta," sapa Doni dengan senyum ketika Deon masuk ke dalam mobil miliknya.

"Loe ngapain?" tanya Deon dengan ketus.

"Nebeng pulang, mobil gue mogok," balas Doni dengan santai.

"Maksud gue ngapain ke kantor gue, loe nggak akan melamar kerja di sini kan," sindir Deon pada kakak tirinya.

Mendengar ucapan Deon, Doni pun terkekeh. "Perusahaan itu milik bokap gue kalau mau gue ambil saat ini juga dan biarkan loe tinggal di kolong jembatan. Ingat loe hanya anak yang lahir diluar nikah. Pengadilan tidak bisa memberikan perusahaan ini pada anak diluar nikah, paham!" Doni pun langsung duduk bersandar dengan santai. Sedangkan Deon wajahnya langsung merah padam mendengar ucapan kakak tirinya.

Dua laki-laki ini memang tidak pernah akur sifat Doni dan Deon yang hampir sama-sama keras penyebab mereka tidak pernah akur, selalu saja saling menjatuhkan.

Doni mengalihkan pandanganya pada wanita yang ada di balik kemudi. "Santai saja Nona, aku tidak jahat, justru orang yang jahat adalah orang yang saat ini ada di sebelah aku," ucap Doni, yang melihat kalau wanita yang ada di balik kemudi beberapa kali melirik seolah mencari kelemahan Doni, dia tahu kalau wanita itu sedang mencoba mengamankan dirinya dan bosnya itu.

"Anda siap?" tanya Gatot dengan ketus. Ngadapin bosnya aja Gatot hampir pecah kepala dan sekarang ada lagi yang bikin darah naik. Dari penampilannya sih gak terlalu menyebalkan dari bosnya tapi gayanya tengil banget. Sebelas dua belas dengan bosnya lah.

Doni menatap Gatot dengan tatapan yang tajam dan senyum tipis tersungging dari bibirnya.

"Perkenalkan aku adalah calon suami kamu." Doni pun nampaknya tertarik dengan Gatot.

Mendengar ucapan laki-laki yang tidak dikenal sama sekali membuat Gatot langsung melebarkan kedua bola matanya.

"Jangan mimpi!"

Doni pun tertawa renyah baru kali ini menemukan cewek unik sekali.

Bersambung....

...****************...

Yang mau kenal dengan othor boleh Follow Ig : Onasih_Aenta

Add Fb : Cy_Osyih Onasih Aenta

Tiktok : @OcyAenta

Laki-laki yang Aneh

Setelah melewati perjalanan yang menegangkan akhirnya Gatot sampi juga di rumah Deon, sang atasan yang super galak. Tanpa mengucapkan terima kasih Deon turun dengan menutup pintu mobil dengan kencang. Bahkan jantung Gatot hampir ambrol.

"Astaghfirullah, laki-laki itu memang sangat menyebabkan," gerundel Gatot dalam hatinya.

Kini Gatot hanya diam nunggu laki-laki satu lagi turun, baru ia kembali ke kantor.

"Anda tolong antarkan aku ke alamat ini!" Doni memberikan kartu nama yang mana di sana ada alamat rumahnya.

Mendengar ucapan laki-laki yang bernama Doni Gatot pun hanya mengulas senyum masam, dan melirik kartu nama yang diberikan oleh laki-laki itu.

"Mohon maaf, saya bukan sopir Anda, jadi lebih baik Anda turun dari mobil ini dan naik kendaraan lain," ucap Gatot mengabaikan kartu nama yang Doni berikan.

Tentu Gatot berbicara dengan nada yang super jutek sangat berbeda dengan tadi dirinya berkomunikasi dengan Deon, ramah dan sopan. Doni pun terkekeh dengan perubahan sikap Wanita itu, dia bukanya turun justru berpindah duduk ke samping Gatot.

Mata Gatot terbelalak ketika melihat kalau laki-laki itu justru pindah ke sampingnya. "Anda mau ngapain Tuan, di kursi belakang ada dua pintu, di kanan dan di kiri, Anda bisa gunakan salah satu untuk keluar, tapi kenapa pindah ke depan?" dengus Gatot dengan nada yang jutek dan galak.

"Aku ingin dekat dengan kamu," balas Doni dengan mengedipkan sebelah matanya, ia justru semakin senang memancing Gatot dan mungkin Doni tidak tahu kalau Gatot itu singkatan dari 'Gadis Berotot' yang artinya tenaga dia tidak bisa diremehkan lagi.

"Tuan apa An..." Gatot menghentikan ucapanya ketika Doni meletakan jari telunjuknya ke depan bibirnya.

"Jalan, dan antarkan aku ke alamat tadi!" titah Doni langsung memotong ucapan Gatot dengan nada yang menyebalkan.

"Kalau aku tidak mau," jawab Gatot semakin menantang, gulat-gulat dah Gatot malah semakin senang kalau ada yang menantangnya untuk duel, sudah lama dia tidak terlibat pertengkaran lagi.

"Kalau tidak mau, berati Anda siap-siap menjadi gelandangan," jawab Doni dengan enteng, dan hal itu berhasil memancing Gatot terkekeh dengan sangat renyah.

"Tuan, Anda memang sepertinya kurang satu ons isi kepalanya. Bos saya Tuan Deon, dan itu artinya yang bisa membuat saya gelandangan adalah hanya Tuan Deon, bukan Doni yang mengaku-ngaku orang kaya, tetapi kenyataanya Anda buat bayar taxi saja tidak punya uang," ejek Gatot, dengan tanpa dosa.

Kali ini Doni yang kembali terkekek renyah. "Aku suka kesombonganmu Nona, kalau orang sekelas Deon saja bisa aku buat dia tinggal di kolong jembatan. Tandanya aku juga bisa membuat kamu menjadi istriku saat ini juga," ucap Doni sembari menatap tajam pada Gatot yang sebenarnya cantik, bulu mata yang lentik, tanpa make up. Hanya kulitnya sedikit berwarna eksotis, tetapi Doni lebih suka dengan wanita berkulit coklat, dari pada yang berkulit putih bersih, bosan dipandang.

Kulit coklat lebih manis dan tidak bosan untuk dipandang, seperti yang Gatot miliki sejak tadi Doni memandang, semakin tertarik untuk ditatap tanpa ingin melepaskanya dari pandangan matanya.

Mata Gatot semakin melebar. bahkan seolah biji matanya akan keluar. "Anda jangan macam-macam yah Tuan, aku tidak ingin menikah dengan laki-laki lemah seperti Anda," tegas Gatot, bahkan tubuhnya meremang seketika ketika dirinya membayangkan kalau harus menikah dengan laki-laki asing bin menjengkelkan yang ada di samping saat ini.

Doni kembali terkekeh, baru kali ini dia ditolak oleh cewek dengan terang-terangan, sedangkan rekan kerja dan juga teman-teman baik dari cleaning services, perawat, dokter, hingga beberapa pasien dan keluarga pasien banyak yang sudah menunggunya untuk di jadikan istri, sementara Gatot malah langsung menolaknya, dan dari tampilan wajahnya wanita itu seperti trauma ketakutan gitu.

"Iya-iya aku tau kok, kamu tidak mau menikah dengan aku kan karena kamu itu penyuka sesama jenis," balas Doni dengan tampang mengejek.

"Apa kamu bilang, ada bukti apa kamu bilang aku penyuka sesama jenis. Aku normal seribu persen." sembur Gatot. Langsung mengganti nada bicaranya tidak lagi formal.

Brruukkk... Gatot memukul pundak Doni dengan sekuat tenaga, saking kesalnya, dirinya dituduh penyuka sesama jenis, bahkan Doni sampai meringis kesakitan dengan pukulan wanita itu.

"Aww... gila yah tenaga kamu kuat banget, jangan jangan nanti kalau mau malam pertama ranjang sampe reyot gara-gara tenaga kamu yang kuat itu," dengus Doni dengan mengusap-usap pundak hasil pukulan Gatot, belum juga benaran nikah tubuh sudah benjut.

"Makanya jangan macam-macam kalau ngomong, aku itu memiliki beberapa mendali emas kejuaraan karate dan juga beberapa ilmu bela diri lainya, jadi kalau masih sayang tubuh kamu jangan ngomong sembarangan," ancam Gatot dengan tatapan yang sombong.

"Ya, maaf aku tidak ada niat untuk mengatai kamu kok, aku cuma bercanda, Mba Gatot," timpal Doni, tetapi nada bicaranya justru semakin terlihat sangat menyebalkan.

"Kalau gitu turun!" sambung Gatot dengan menujuk pintu agar Doni turun dari mobilnya.

"Aduh Mbak, aku mohon antar aku ke alamat itu, aku lupa bawa uang nanti aku bayar dua kali lipat dengan gajih kamu deh, tapi syaratnya kamu jadi pacar aku," rengek Doni dengan mengatupkan kedua tanganya di depan dada membuat sebuah permohonan.

"Kalau aku tidak mau," tekan Gatot sekali lagi.

"Kalau kamu tidak mau, berati kamu siap jadi istri aku," ulang Doni dengan tatapan yang menggoda pada Gatot, dan alisnya dinaik turunkan.

"Kenapa sih dari tadi kata-katanya, nikah, pacaran terus, bikin risih ajah," sungut Gatot justru mematikan mobilnya dan menyimpan koncinya di dalam sakunya, dan itu benar-benar tandanya wanita itu tidak mau mengantarkan Doni.

'Wah nih cewek bener-bener istimewa, gimana caranya biar dia tidak bisa menolakku yah. Aku sangat tertantang dengan gadis yang bernama unik ini,' batin Doni mengikuti gaya gatot menyenderkan tubuhnya pada Headrest dan merasakan kebersamaan mereka seolah benar-benar pasangan yang sedang marah.

"Kenapa kamu nggak turun sih, aku harus balik ke kantor, dan mengantarkan mobil ini dan aku harus pulang," pekik Gatot kesal sendiri dengan laki-laki yang ada di sampingnya itu. Malah sangat terlihat kalau laki-laki itu sedang mengerjai dirinya.

"Kan aku tadi udah bilang alasanya, aku tidak bawa uang dan aku juga tidak bawa kendaraan," seru Doni sekali lagi.

"Aku antar, tapi tidak ada kata pacaran dan istri," tegas Gatot, wanita itu tahu betul kalau dia tidak akan menang melawan laki-laki yang sangat menyebalkan itu, ia pikir yang paling menyebalkan adalah Deon, tetapi ternyata perkiraanya salah, ada lagi yang lebih-lebih menyebalkan yaitu Doni, laki-laki yang baru ditemuinya hari ini dan hari ini juga dia mengajaknya menjadi kekasih dan bahkan istri. Hueee... Gatot baru membayangkan saja ingin muntah.

"Terserah, yang jelas aku menawarkan sesuatu cukup sekali, baik Deon dan kamu kesempatanya sama hanya sekali. Jadi nanti kamu jangan memuja, memohon atau menyesal setelah kesempatan untuk menjadi kekasih dan istri tidak lagi berlaku untuk Anda, Nona." Doni berbicara dengan sangat santai, dan penuh penekanan.

"Saya yakin, tidak akan menyesal," jawab Gatot dengan tegas dan yakin, dan Doni membalasnya lagi-lagi dengan anggukan kepala.

Setelah perdebatan selesai kini Gatot pun mulai melanjutkan kendaraanya dengan sangat nyaman, bahkan Doni sempat tertidur di dalam perjalanan.

Tidak sampai memakan waktu satu jam Gatot pun sudah sampai di rumah yang Doni berikan alamatnya.

'Ini benar rumahnya?' batin Gatot, dengan tertawa samar ketika melihat rumah yang tertera di alamat rumah yang Doni katakan.

"Sepertinya laki-laki ini memang rada-rada kurang. Mungkin ingin jadi orang kaya, tapi tidak tersampaikan, sehingga berlagak sombong dan meremehkan. Mending Tuan Deon, sombong tapi benaran-benar kaya raya. Nah dia lagaknya mau bikin Tuan Deon tinggal di kolong jembatan, kenyataanya rumahnya saja seperti ini, sama kayak rumah karyawan Tuan Deon," gumam Gatot. Meskipun ucapanya tidak terlalu keras, tetapi Doni yang memang sudah terbangun pun mendengar ucapan Gatot itu.

Doni terkekeh dalam hatinya, "Aku semakin tertantang untuk benar-benar membuat Deon tinggal di kolong jembatan, dan gadis ini akan bersikap seperti apa nantinya," lirih Doni dalam batinya.

Huahhhh.... Doni menggeliat, pura-pura baru bangun dan menggosok-gosok matanya agar ektingnya semakin meyakinkan.

"Sudah sampai yah?" tanya Doni dengan suara serak dan beratnya.

"Ini rumah Anda Tuan?" tanya Gatot, yang Doni tahu kalau gadis itu tengah meremehkan.

"Iya, apa kamu mau masuk, ketemu calon mertua mungkin," goda Doni.

"Ah tidak salam saja buat orang tua Anda, dan saran saya kalau halu jangan ketinggian Tuan, kalau jatuh sakit." Terlihat dari wajah Gatot ia tengah menahan tawanya.

"Maksud kamu apa yah?" tanya Doni pura-pura tidak tahu adalah jalan ninjanya.

"Anda tadi mengatakan akan membuat Tuan Deon tinggal di kolong jembatan, tapi rumah Anda saja..." Gatot tidak melanjutkan ucapanya karena sudah terkekeh duluan.

"Ah... saya tahu maksud Anda Nona, tapi asal Anda tahu Nona, kalau rumah tidak menjamin orang itu kayak atau miskin," balas Doni, yang itu tandanya dia tidak setuju dengan anggapan Gatot.

"Yah saya paham sekali, tetapi setidaknya dari tampang saja Anda tidak meyakinkan kalau apa yang Anda ucapkan itu benar," seru Gatot lagi.

"Baiklah kalau gitu kita buktikan besok yah Nona, dan ini ongkos buat Anda, (Doni menyerahkan uang lima lembar berwarna merah) dan aku tunggu kamu di pelaminan, kalau kamu kalah kamu harus siap jadi istriku," tandas Doni, sedetik kemudian dia langsung pergi keluar dari mobil yang ia tumpanginya, dan meninggalkan Gatot, yang Doni tahu sekali dia akan melangsungkan protes. Biarkan protesnya besok saja ketika dirinya datang ke perusahaan papahnya.

"Dasar laki-laki aneh, dan gila."

Bersambung ....

Doni yang Aneh

"Ih amit-amit ada laki-laki kaya gitu, baru kenal hari ini langsung ngajak nikah. Mana halunya tinggi banget lagi," ucap Gatot dengan bergidig  menatap punggung Doni yang makin lama hilang tertelan pintu rumahnya.

Namun, wanita itu juga terpikirkan ucapan ibunya yang selalu bertanya kapan dirinya menikah dan juga kapan dirinya akan punya cucu.

"Tapi bukanya dia adalah laki-laki yang pertama ngajak nikah aku, lainya mereka akan  takut dan mengikira kalau aku laki-laki," gimam Gatot lagi. "Tapi enggak deh, dia kan tukang halu, nanti nikah malah halu ingin jadi pemimpin negara lagi. Mana halunya aneh banget mau bikin Tuan Deon tinggal di kolong jembatan, rumah dia saja sama kayak kumah kita-kita, sederhana, duit dari mana dia bisa bikin Tuan Deon jadi gelandangan," gerundel Gatot, dalam otaknya masih dipenuhi dengan halunya Doni.

Sedetik kemudian dia membuka tanganya yang ternyata ada uang lima lembar dengan warna merah.

"Astagfirullahaladzim. Ini banyak amat,"  pekik Gatot, ketika ia baru sadar kalau Deon memberikan uang yang cukup banyak dari dia. Bahkan kadang dia dapat tips hanya satu lembar berwarna biru, bukan merah, itu juga sudah sangat banyak. Gatot menggosok-gosok kedua matanya, mungkin saja dia salah melihat. Tanganya juga menghitung lagi uang yang ada di tanganya dia bahkan melakukan 3M (Meraba, Menerawang dan Melihat) Ini uang asli. Ya Tuhan gimana kalau laki-laki itu benaran kaya, dan dia bisa membuat Tuan Deon jadi gelandangan. Apa artinya dia juga bisa bikin aku istrinya?" Gatot justru mematung, memilkirkan lagi apa yang dia ucapkan pada laki-laki itu, dan juga apa saja yang diucapkan Doni padanya.

"Aku tunggu di pelaminan." Gatot mengulang kata-kata Doni.

"Enggak-enggak, akan aku cewek, berhak dong buat nolak, lagian siapa juga yang mau  nikah sama orang aneh kayak gitu," ucap Gatot.

"Tapi lumayan juga lima ratus ribu cuma untuk mengantarkan sekali saja, aku bakal belikan ibu martabak deh, sisanya buat bikin obat pusing, takutnya ketemu lagi sama laki-laki halu itu." Wanita itu pun akhirnya menyimpan uang di dalam dompetnya. Biar kata tidak mau jadi istri, tapi kalau duitnya mau dong.

******

Doni sendiri melangkahkan kakinya dengan ringan. Liana yang belum pernah melihat anaknya seceria ini pun langsung menghampiri putra satu-satunya.

"Apa kira-kira yang membuat anak Mamih sebahagia ini?" tanya Liana dengan menghampiri putranya.

"Mom, bukanya Momy selalu bertanya pada Doni, kapan akan meperkenalkan calon istri, terus kalau Doni sudah ada calonya apa Momy setuju meskipun dia jelek, dekil, galak, tomboy, dan ngeselin," ucap Doni senyumnya tidak juga redup.

Liana justru semakin dibuat heran dengan kelakuan anaknya. Tidak biasa putranya seperti ini, justru biasa dia apabila ditanya calon istri akan menghindar, dan lebih suka dengan pertanyaan yang lain seperti perkerjaannya dan juga pertanyaan yang lainnya menyangkut profesinya sebagai dokter.

"Yang mau menikah kamu atau Momy, Sayang? Kalau kamu suka dan kuat hidup dengan orang ngeselin, galak, dan dekil, kenapa tidak." Iriana pun ikut senang akhirnya putranya merasakan jatuh cinta juga.

Doni pun langsung menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Itu dia masalahnya, dia nolak Doni ajak nikah," ucapnya sembari menyengir kuda.

"Hah... Kok bisa ada gadis jelek, dekil dan ngeselin nolak anak Momy yang ganteng ini?" tanya Iriana semakin dibuat penasaran oleh orang seperti apa gerangan gadis yang ditaksir oleh putranya.

"Ah, itu dia Mom uniknya gadis itu," ucap Doni. "Oh, iya Mom, Doni besok akan mulai memperkenalkan diri sebagai anak Tuan Bellamy apa ada yang ingin Momy katakan?" tanya Doni dengan serius.

"Bagus dong, Momy kan dari awal memang mendukung kamu untuk mengatakan yang sejujurnya. Semuanya untuk kebaikan kita, Deon dan harta itu sendiri, kalau kamu tidak mau keluar ke publik orang-orang justru akan mencelakai Deon, tetapi kalau kamu muncul, kekuatan hukum kamu kuat sehingga mereka tidak bisa mengincar harta itu, dan kamu," balas Iriana dengan santai.

"Tapi nanti kalau Doni yang jadi sasaran mereka gimana, mereka malah beralih mengincar Doni dan keselamatan Doni terancam bagaimana?" tanya Doni dengan suara manjanya, padahal dia sangat tahu kalau dia sendiri juga pasti akan hati-hati dan waspada, hanya saja dia ingin mengecek masukan dari momy-nya.

"Itu tidak mungkin Sayang, setatus hukum kamu kuat, kamu lahir dari pernikahan yang sah, dan dari segi manapun posisi kamu juga sudah sangat kuat, kamu dilindungi  oleh hukum, dan kalau kamu kurang yakin kamu bisa bertanya pada Dika, nanti dia akan menjelaskanya pada kamu. Soal yang memberitahu nanti Momy akan katakan pada Dika, dan kamu tidak usah khawatir soal itu semua Dika yang akan mengatakanya pada Deon, kamu tinggal datang mengikuti Dika. Laki-laki itu tidak akan bertanya yang macam-macam," jelas Iriana. pada putranya agar tidak ragu lagi untuk muncul sebagai pewaris tunggal perusahaan Bellamy Jaya.

"Ok deh kalau gitu Doni masuk kamar dulu, mau mempersiapkan hari esok," ucap Doni, wajahnya yang ceria membuat Iriana semaki bingung.

"Sepertinya tidak mungkin dia tiba-tiba ingin muncul sebagai putra Bellamy yang sah, kalau tujuan utamanya hanya soal harta. Apa jangan-jangan dia melakukan ini karena ada perempuan yang sedang dia kejar?" batin Iriana, dia pernah muda sehingga sedikit-sedikit dia tahu wajah-wajah anak muda yang sedang kasmaran itu, ya ciri-cirinya seperti Doni yang bawaanya happy terus padahal tidak ada hal yang menarik lainya.

"Sayang apa kamu melakukan ini karena ada cewek yang sedang kamu taksir?" tanya Iriana dengan suara yang sedikit keras, ia tahu kalau Doni pasti akan mendengarnya.

"Doakan saja Momy, anakmu bisa menaklukan gadis aneh itu," balas Doni dari balik pintu kamarnya.

"Hemzzz... aku jadi semakin penasaran dengan gadis itu. Jelek, dekil, aneh, galak, item, kok kamu mau Sayang dengan gadis kayak gitu. Momy bayanginya saja sangat menyeramkan," gerundel Irian membayangkan wanita yang dikatakan oleh putranya itu.

Sementara itu Doni di dalam kamarnya seperti orang yang kesurupan, jungkir balik di atas tempat tidurnya. Membayangkan hari esok, bukan-bukan siapa dia sebenarnya membayangakn wajah Deon saja yang malu, marah dan sebagainya, tetapi juga ia terlalu asik membayangkan wajah Gatot kalau tahu bos dia sesunggunya adalah dirinya.

"Apa wanita itu akan langsung nyerah begitu saja dan mau jadi istriku?" gumam Deon, walaupun laki-laki itu tahu kalau dia tidak akan dengan mudah mendapatkan persetujuan dari wanita itu untuk menikahinya.

"Ah setidaknya aku ingin lihat wajah jeleknya kalau tahu aku adalah pemilik perusahaan sesungguhnya dan itu tandanya aku adalah bosnya. Bukanya dia sudah menghina rumahku, makin seru kayaknya kalau aku permainkan dia hingga dia yang meminta aku untuk menikahi gadis itu," ucap Doni, terkekeh sendiri.

#Dih jangan-jangan ini tanda-tanda, kamu terkekeh sendiri Don.

Ia juga meletakan telapak tanganya di atas keningnya yang sepertinya dia kelamaan bersama Deon menjadi sedikit aneh sama kayak adik tirinya itu. Gimana tidak aneh, dia selalu menolak gadis-gadis cantik yang bahkan pekerjaanya bisa dibilang mapan, dokter, perawat, pramugari, dan profesi mapan lainnya, tetapi malah mata dan hatinya jatuh cinta pada Gatot, sopir galak yang berani meremehkan dirinya.

"Aneh memang kamu Doni "

*******

Kilas balik, kekuasaan Deon dan Doni.

Jadi Doni Mahendra yang berprofesi sebagai dokter spesialis kangker itu sebenarnya anak dari Almarhum Tuan Irawan Bellamy, papahnya Deon. Tapi Deon sendiri itu anak diluar nikah, ibunya yang bekerja sebagai penghibur laki-laki hidung belang kabur.

Sedangkan Doni anak dari Iriana, istri sah dari Tuan Bellamy, tapi karena suaminya selingkuh dengan ibunya Deon, Iriana memilih kabur saat hamil Doni. Tanpa bercerai.

Jadi semua harta Bellamy sebenarnya jatuh ke tangan Doni, bukan Deon, dan setelah terjadi perebutan kekuasaan setelah Tuan Bellamy meninggal. Doni muncul buat ambil alih harta papahnya biar gak buat rebutan sama orang yang ngaku-ngaku keluarga Bellamy.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!