NovelToon NovelToon

Rahasia Di Balik Cadar

Bab 1. Cari Pinjaman

“JIKA BESOK UANGNYA TIDAK ADA, BERIKAN PUTRIMU PADAKU!” teriak seorang pria berbadan besar berisi dan berbaju hitam. “Aku akan menikahinya sebagai bayaran hutangmu padaku!”

“A–akan saya usahakan uangnya ada besok malam, Juragan.” Jawab Bu Ika dengan nada suara yang gemetar dan kepala yang menunduk tak berani menatap pria di hadapannya.

Brak!

Pria tua gendut itu semakin menatap Bu Ika dengan tatapan tajam sinis seperti siap memakan santapan di hadapannya. “Ngutang semangat, bayar sulit!” ucapnya seraya menggebrak pintu dengan sangat kasar, kemudian berbalik pergi diikuti oleh 2 orang pria berbadan besar dengan otot-ototnya.

Bu Ika memejamkan mata, kemudian mengerucutkan bibir setelah pria tua gendut yang dia panggil juragan itu pergi. Bu Ika berbalik masuk dan berteriak, “SESHAAAA ....”

Orang yang dipanggil sontak langsung menghampiri Bu Ika, Sesha yang sedang memasak itu mematikan kompor dan menghampiri wanita yang menjadi ibu tirinya sejak dirinya berusia 13 tahun.

Saat usianya 13 tahun, sang ayah menikah kembali dengan wanita yang katanya dulu pernah menjadi kekasih sang ayah saat masih SMA. Ya, ayahnya menikah dengan mantan pacarnya dimasa putih abu-abu.

Padahal saat itu sang ibu baru saja meninggal. Karena berpikir sang ayah membutuhkan teman hidup, Sesha akhirnya mengizinkan saja sang ayah menikah kembali karena dia juga tidak mau egois dengan kehidupan sang ayah.

Bu Ika adalah janda beranak 2, suami pertamanya ternyata diam-diam menikah kembali dan setelah ketahuan, dia malah menceraikannya. Juga melepas tanggung jawabnya sebagai ayah tak menghidupi kedua anaknya. Dalam artian, Sesha mempunyai 2 kakak tiri. Anak pertama bernama Rafa, usianya 26 tahun, 3 tahun lebih tua dari Sesha, kemudian Dewi, usianya hanya beda 1 tahun dengan Sesha.

2 bulan awal pernikahan dengan ayahnya Sesha, sikap Bu Ika pada Sesha begitu sangat baik. Namun, setelah itu sikapnya berubah drastis, hanya baik ketika ada sang ayah saja. Apalagi setelah kepergian sang ayah 5 tahun yang lalu, dia semakin berani menyakiti Sesha. Bahkan uang hasil kerja Sesha pun dia ambil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesha ingin sekali kabur dan melarikan diri, tapi dia masih ingin mempertahankan rumah milik mendiang ayah dan ibunya yang dulu dibeli dengan hasil jerih payah mereka. Juga ada banyak kenangan kebersamaan dengan ayah dan ibunya saat masih kecil dulu. Sesha ingin mengambil kembali haknya yang telah diambil tanpa sepengetahuannya.

Ya, Bu Ika ternyata diam-diam mengubah nama kepemilikan rumah. Jadi Sesha tidak bisa berbuat apa-apa, dia ingin kembali mengubah nama kepemilikan rumah, tetapi tidak tahu bagaimana caranya.

“Iya, Ma? Kenapa?” tanya Sesha saat sudah berdiri satu langkah di depan ibu tirinya.

“Aku tidak mau tau, pokoknya uang dua puluh juta itu besok harus ada! Aku tidak mau Dewi dinikahi oleh juragan Basri. Kecuali kalau kamu yang dinikahi, aku sih oke-oke saja, tapi si gendut itu malah menginginkan Dewi.”

“Tapi dimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu, Ma? Aku juga gak berani pinjem uang sebanyak itu ke pabrik. Kalau saja Mama tidak mengambil semua uang gajiku, mungkin aku bisa menabung dan memberikannya pada Mama. Tapi kan semua gajiku juga sudah aku berikan pada Mama.” ucap Sesha berdusta, karena faktanya sebagian gaji kerjanya sebagai karyawan pabrik dia sisihkan sedikit untuk dia gunakan nanti saat akan mengurus pemindahan kepemilikan rumah.

“Ya aku tidak mau tau dimana kamu bisa dapetin uangnya! Pokoknya uang itu besok harus ada! Masa iya Dewi hanya dihargai duit dua puluh juta, yang benar saja! Kalau uangnya tidak ada besok malam, aku akan meminta Dewi melarikan diri dan pergi sejauh mungkin agar tidak dinikahi oleh Juragan Basri, lalu mengumpankan kamu pada Juragan Basri biar kamu yang dinikahi, biar kamu menggantikan Dewi.”

Kedua tangan Sesha mengepal kuat, ingin sekali rasanya dia melawan tapi apa daya? Dia tidak punya kekuatan untuk melawan. Salah, salah dia malah akan diusir dari rumahnya sendiri.

“Biar aku yang mencari uangnya besok,” ucap Rafa tiba-tiba. Di antara Bu Ika dan juga Dewi, Rafa memang yang paling baik. Dia tidak pernah mengerjai, mencaci apalagi memaki Sesha dan justru dia yang sering membela Sesha.

Kenapa seperti itu? Karena dia menaruh hati pada Sesha sejak saat Sesha mulai beranjak dewasa, namun dia tidak berani mengatakannya karena statusnya yang sebagai kakak walau kakak tiri. Tidak ada respon yang menjurus pada hubungan spesial juga dari Sesha, jadi dia tidak berani mengatakannya karena takut nantinya malah akan ada jarak antara dirinya dan juga Sesha.

“Aku akan meminjam uang pada atasanku besok,” ucap Rafa.

“Meminjam uang itu harus dibayar dan Mama tidak mau membayarnya. Kalau mau pinjam ya pinjam saja, tapi Mama tidak mau tau bagaimana cara membayarnya nanti!” ucap Bu Ika, dia lalu kembali melihat ke arah Sesha, “Kamu jual diri kek, jadi simpanan om-om atau apa gitu yang bisa menghasilkan uang cepat! Muka kamu kalau dipermak juga keknya gak jelek-jelek amat! Harusnya kamu perawatan dong kayak Dewi, jadi Juragan Basri tertariknya sama kamu! Gak dekil kek begini!”

“Maaa!” pekik Rafa tidak terima.

“Apa? Berani kamu sama Mama, huh?” tanya Bu Ika dengan mata yang terbuka sempurna menatao putra sulungnya. “Aaahh udahlah! Pokoknya, terserah bagaimana caranya ... uang itu harus ada besok malam!” pekik Bu Ika lagi, dia lalu berjalan melewati Sesha dan juga Rafa seraya menyenggol kedua bahu Sesha dan juga Rafa.

Rafa mengusap wajahnya begitu sangat frustrasi melihat sikap sang ibu. Padahal uang itu dipakai untuk kepuasan sang ibu, tapi malah orang lain yang harus membayar.

Bersambung ....

Bab 2. Jalan Pintas Haram

“Enggak, Lit. Kayaknya aku gak jadi deh, aku gak berani, aku takut.” ucap Sesha, dia dan temannya yang bernama Lita kini sedang berada di lobi sebuah hotel ternama di kota Jakarta.

Setelah berbicara keluh kesahnya pada Lita, Lita memberikannya sebuah solusi dengan bekerja sekian jam. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Sesha menerima pekerjaan itu.

“Gak bisa main batalin mendadak kayak begini dong, Sha. Kita sudah bersepakat dan tadi kamu bilang oke! Kalau mau ngebatalin ya minimal sebelum aku bersepakat dengan orangnya! Kalau kamu batalin kayak begini, kita malah akan kena masalah nanti. Yang kita hadapi ini bukan orang sembarangan, dia CEO perusahaan ternama! Kalau cuma orang biasa sih gak masalah main batalin, lah ini bukan orang sembarangan! Salah, salah, kita malah kena masalah besar. Hidup kita udah susah, jadi jangan dibikin makin susah lagi!” ucap Lita.

Sesha memejamkan mata hingga setetes air mata membasahi pipi, tak pernah ia bayangkan sama sekali jika pada akhirnya dia akan memilih jalan haram seperti ini untuk membayar hutang uang yang sama sekali tak pernah ia gunakan untuk dirinya sendiri.

Kedua tangan Sesha mengepal kuat, hatinya mengutuk keras perbuatan sang ibu tiri. Ingin rasanya dia membunuh wanita yang selama 10 tahun ini hidup bersama dengannya.

“Ayo.” ajak Lita, dia meraih telapak tangan Sesha dan menariknya pelan berjalan ke arah lift. Saat sudah memasuki lift, Lita menekan angka menuju lantas atas.

Tangan Sesha yang lain masih mengepal kuat, jantungnya berdegup sangat kencang. Dia benar-benar takut menghadapi situasi yang akan terjadi di menit-menit selanjutnya.

Ting.

Tak berselang lama kemudian, pintu lift terbuka. Dengan segera mereka keluar dari lift dan berjalan ke arah pintu kamar yang sudah di persiapkan.

Tap tap tap.

Langkah Sesha dan juga Lita terhenti di depan pintu kamar hotel. Lita melihat ada air mata di pipi Sesha. Merusak polesan bedak tipis yang dia pakaikan di wajah Sesha.

Ternyata setelah dipoles sedikit, Sesha mempunyai paras yang cantik, walau kulitnya tak begitu putih, tapi gadis itu cukup bersih dan enak dipandang.

Lita mengambil bedak di dalam tasnya, kemudian merapikan sedikit wajah Sesha yang terkena air mata.

“Tidak akan lama, Sha. Kalau kamu ingin cepat, puaskan saja dia secepat mungkin agar kamu bisa segera pergi. Lagi pula kamu melakukannya hanya malam ini saja dengan jumlah uang yang sangat fantastis. Setelah itu kamu bisa melupakan semua yang terjadi malam ini dan ambil alih rumahmu, kamu bisa urus surat-suratnya dengan sisa uang itu. Bayar pengacara dan juga notaris, setelah berhasil mendapatkan rumah itu, kamu usir ibu tiri kamu! Atau, kamu bisa kabur dengan sisa uang itu dan tata hidup kamu yang baru. Kalau ngandelin dari gaji pabrik mau sampe kapan, Sesha? Apalagi kamu bilang uang gaji diambil sama ibu tiri kamu, kan? Mau sampe kapan kamu jadi budak wanita gila itu, huh? Atau kalau enggak kamu akan menikah dengan pria tua. Kamu malah akan melayani pria tua itu seumur hidup! Sedangkan ini hanya sekian jam, Sesha!”

Sesha diam sebentar, namun wajahnya masih memperlihatkan wajah sedihnya dan juga rasa takut.

“Udah, masuk. Aku tunggu kamu di resto hotel, oke?”

Sesha masih diam tak menjawab. Melihat tak ada respon sama sekali dari Sesha, Lita akhirnya berinisiatif membuka pintu hotel dan mendorong pelan tubuh Sesha agar segera masuk. Kemudian menutup pintu itu rapat-rapat.

“Lit—“

Ucapan Sesha terhenti saat pintu tertutup sempurna, Lita tak dapat lagi mendengar suara Sesha karena kamar hotel itu kedap suara.

Bersambung

Bab 3. Seratus Juta Hanya Sekian Jam

Flashback.

“Udah gak pa-pa, Kak. Besok aku coba pinjem sama temen-temen aku, siapa tau mereka punya,” ucap Sesha pada Rafa.

“Kondisi keuangan temen-temen kamu juga pasti gak akan beda jauh sama kayak kita, mereka cuma buruh pabrik, mana punya uang sebanyak itu. Kecuali kalau punya warisan, tapi yakin mau pinjemin kita uang sebanyak itu sama kita yang cuma rakyat biasa ini?”

“Usaha dulu aja kan bisa, Kak,” ucap Sesha pasrah.

“Ya sudah terserah kamu, besok Kakak tetap akan coba pinjam sama atasan Kakak. Siapa tau dia mau kasih,” ucap Rafa.

Sesha memberikan anggukan pada Rafa, kemudian keduanya berjalan bersamaan ke ruang makan untuk mengisi perut.

Malam berlalu cepat, matahari sudah mulai menyinari bumi. Dengan setelan kemeja berwarna putih dan juga celana hitam panjang, Sesha berjalan sendirian ke pabrik. Biasanya dia selalu diantarkan oleh Rafa, tetapi hari ini Rafa tidak bisa mengantarkannya karena harus datang lebih pagi sebelum tuan muda di tempatnya bekerja pergi ke kantor. Jadi Sesha memaklumi jika sang kakak tak bisa mengantarkannya, toh untuknya juga.

Matanya lalu melihat ke arah seorang wanita, berparas lumayan cantik, putih bersih, rambut yang bergelombang rapi indah dilihat dan mukanya nampak sangat terawat. Dahi sesha mengernyit saat melihat wanita itu, dia adalah salah satu tukang jahit di line produksi yang berada di sebelahnya.

Bagian kerjanya sama dengannya, yaitu tukang jahit, tetapi gayanya begitu sangat mewah. Suatu hari saat salah satu teman mereka menikah dan mereka datang bersama-sama ke acara resepsi pernikahan itu. Gaya style nya begitu sangat mewah dan dia memakai barang-barang branded. Padahal gajinya pun pasti sama dengannya karena mereka berada di bagian yang sama.

Sesha begitu sangat penasaran, kenapa bisa wanita yang dia panggil Lita itu bisa memakai barang-barang semewah itu. Apa dari gaji pabrik? Jelas itu tidak mungkin, gaji yang mereka terima sama besarnya. Rasanya tidak mungkin dengan uang gaji perbulan dari pabrik bisa membeli barang-barang semewah itu dan juga perawatan.

“Apa dia punya pekerjaan lain?” gumam Sesha bertanya pada dirinya sendiri. Dia lalu berjalan cepat menghampiri Lita hendak memberanikan diri bertanya. “Lita?” panggil Sesha.

Yang dipanggil sontak langsung menoleh dan melihat ke arah Sesha yang tengah berjalan setengah berlari ke arahnya. “Sha? Kenapa?” tanya Lita saat Sesha sudah berdiri satu langkah di depannya.

“Aku lihat tiap hari gayamu makin oke saja, belum lagi saat datang ke pernikahan Rea Minggu lalu, kamu pakai baju bermerek dan tas mewah. Kamu punya pekerjaan lain, Lit? Gak mungkin kan kamu bisa beli barang-barang kayak begitu dari gaji kita yang hanya tukang jahit.”

“Hm? Mmmhhh ....” Lita tampak sangat kebingungan. Dia juga terlihat gugup dan bingung harus menjawab apa.

“Kamu kerja apa? Ikut dong,” ucap Sesha lagi.

“Hah? Yaa ... aku memang ada pekerjaan lain, setelah dari sini aku pulang sebentar ke kost-an terus ke tempat kerja yang lain, tapi belum ada lowongan, Sha. Dan kenapa aku bisa segaya ini, itu karena aku ... dapet dari pacar aku, pacarku kan anak orang kaya,” jawab Lita tersenyum tipis.

“Aahhh ...,” Sesha mengangguk paham, “BTW ... pacarmu orang kaya ya? Boleh gak kalau aku pinjem uang?”

“Pinjem uang? Berapa?” tanya Lita

“20 ... juta,” ucap Sesha sedikit ragu saat mengatakannya.

“Apa?” Mata Lita terbuka sempurna saat Sesha mengatakan jumlah nominal yang disebutkan, “Untuk apa kamu pinjam uang sebanyak itu?” tanya Lita masih dengan raut wajah kagetnya.

“Untuk bayar hutang ibu tiri aku,” jawab Sesha dengan nada suara yang lemah, “Dia minta uangnya malam ini, aku stres banget harus cari uang sebanyak itu kemana. Kalau enggak, juragan yang dia pinjami uang itu akan menikahi kakak tiri aku, tapi ibu tiri aku gak mau kalau anaknya dinikahi sama juragan Basri karena juragan Basri udah tua, terus gendut juga. Dia mau minta kakak tiri aku untuk kabur sementara waktu terus mengumpankan aku untuk menggantikan posisi kakak tiri aku,” jelas Sesha dengan raut wajah kesedihan.

“Ya ampun, gila ya ibu tiri kamu!” komentar Lita, “Aku pikir ibu tiri jahatnya cuma di sinetron doang. Ternyata realnya beneran ada? Gila! Kenapa kamu gak kabur aja sih, Sha? Ngapain tinggal sama orang kayak begitu?”

Sesha menjawab ucapan Lita dengan mengatakan jika ia ingin mempertahankan rumah yang sekarang menjadi milik ibu tirinya. Rumah itu adalah satu-satunya kenangan dari orang tuanya jadi dia enggan pergi sebelum berhasil mendapatkan rumah itu kembali.

Lita yang mendengar penjelasan Sesha itu cukup terenyuh, dia juga kasihan pada nasib malang Sesha.

“Tapi aku gak punya uang sebanyak itu, Sha. Pa–pacar aku juga kayaknya gak punya uang sebanyak itu. Apalagi ini kamu mintanya dalam waktu singkat, nanti malam uangnya harus ada, kan? Ya mana ada, coba kalau kamu ngomongnya dari bulan lalu, aku pasti bakalan coba usahain.”

“Ya udah gak pa-pa, aku ngerti kok,” jawab Sesha tersenyum tipis, “Ayo masuk, bentar lagi bel.” Sesha kembali berjalan lagi ke arah pabrik.

Berbeda dengan Lita yang masih berdiri di tempat, dia berpikir sebentar kemudian berjalan cepat menghampiri Sesha.

“Sha?”

“Hm?” Sesha menoleh menatap Lita yang kini sudah berdiri di sampingnya.

“Kamu ... masih virgin, kan?” tanya Lita.

Dahi Sesha mengernyit, kemudian mengangguk ragu.

“Kalau mau, aku ada pekerjaan untuk kamu.”

Dahi Sesha semakin mengernyit. “Pekerjaan apa?”

“Aku tidak tahu kamu bakalan mau atau enggak, tapi kamu bisa dapetin 20 juta itu malam ini juga tanpa harus dibayar. Jangankan 20 juta, 100 juta pun aku rasa bisa kamu dapatkan.”

“Hah?” Mata Sesha terbuka sempurna. “Se–seratus juta? Pekerjaan apa yang bisa menghasilkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu singkat?”

Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!