NovelToon NovelToon

Ranjang Panas Tuan Muda

Bab 1 (Di Pecat)

"Kamu di pecat!"

"Apa?"

Rea terkejut dengan apa yang dia dengar baru saja. Matanya membola dan mulutnya menganga. Kakinya masih belum menapak masuk ke dalam tempatnya bekerja tetapi dia sudah disemprot sang pemilik.

Baru saja dia sampai ditempat kerjanya, tiba-tiba Nyonya pemilik cafe tempatnya bekerja langsung memecatnya begitu saja. Sungguh kesialan yang entah kenapa tidak pernah bisa lepas dari Rea.

"Ke-kenapa, Bu? Apa saya melakukan kesalahan?" Tanya Rea masih mode terkejut. Menatap wanita tua yang masih terlihat cantik itu dengan tatapan sendu seperti ingin menangis.

"Ya, kamu melakukan banyak kesalahan! Banyak sekali! Jadi kamu tidak perlu lagi datang kembali, ini uang pesangon untuk kamu!!" wanita dengan dandanan menor itu melemparkan amplop berwarna putih dengan isi yang tidak begitu tebal.

Bahkan Rea bisa memastikan berapa isi didalam amplop itu, hanya sebulan gajinya karena gadis cantik itu memang baru bekerja selama sebulan di cafetaria tersebut.

"Cepat pergi! Kamu sudah bukan karyawan di sini lagi!" Usir wanita itu.

Entah kenapa Nyonya Lisa mengatakan jika dia melakukan banyak kesalahan padahal seingat Rea dia sama sekali tidak melakukan kesalahan sewaktu bekerja.

Menurutnya ini sama sekali tidak adil, kemarin saja ada salah satu sahabat nya yang memecahkan piring, tetapi tidak mendapatkan teguran apapun hanya dipotong gaji untuk membayar piring itu. Lalu sekarang kenapa dia yang tidak melakukan kesalahan sama sekali harus dipecat dengan cara seperti ini.

Ingin rasanya Rea yang berteriak sekali lagi menyuarakan isi hati dan kepalanya, bahwa sebenarnya kesalahan apa yang dilakukannya? Rea ingin mengetahui kesalahan seperti apa yang membuatnya langsung dipecat, hanya itu saja.

"Sialan!" Maki Rea entah pada siapa.

Rea melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu, entah apa salahnya sampai dia harus dipecat, pertanyaan itu masih menjadi tanda tanya besar di kepalanya. Padahal Rea merasa bahwa selama ini dia tidak melakukan kesalahan apapun.

Dia sudah menjadikan pengalaman-pengalaman yang dulu agar tidak terulang lagi, ini sudah yang ke empat kalinya Rea dipecat dari tempat kerjanya tanpa tahu apa kesalahannya.

Menurut temannya, Rea itu selalu membuat iri para kamu wanita karena kecantikannya. Padahal selama ini Rea sudah menyembunyikan wajah cantiknya itu dengan kacamata tebal setiap harinya.

Rea juga memakai make up natural dan sedikit pucat, tapi nyatanya dia memang selalu membuat iri para kekasih atau istri dari pemilik tempatnya bekerja.

"Rea, tunggu!" seru seorang pria yang tidak lain adalah salah satu sahabatnya yang bekerja di cafetaria itu. Pria tersebut berlari ke arah Rea terburu-buru.

Rea yang sudah akan menaiki motor matic nya menoleh. "Sin, ada apa?"

"Jadi kamu beneran dipecat?' tanya lelaki itu.

Rea mengangguk, "iya, aku dipecat lagi," jawab gadis itu lesu.

Di cafetaria itu memang Rea memiliki beberapa teman dan mereka semua kebanyakan lelaki, karena kalau para wanita, banyak diantara mereka akan merasa iri dengan Rea dan gadis itu menyadari nya.

Padahal Rea sudah bersikap begitu baik dan ramah, tapi tetap saja membuat para pekerja wanita tidak menyukainya. Mungkin hanya segelintir yang bisa menerima dia apa adanya sedangkan yang lain hanya selalu menggunjingnya.

"Wah sayang sekali ya, padahal kita semua udah cocok sama kamu, ketimbang yang lainnya aku tuh lebih suka sama kamu, Rea!" Ujar Sin.

"Sin, jangan seperti ini,, aku jadi sedih!"

"Uluh-uluh, sini peluk!" Sin merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sepupunya itu. Ya, Sin adalah sepupu Rea. Keduanya sudah begitu akrab sejak kecil.

"Sebenarnya aku ada informasi tentang pekerjaan, tapi kamu pasti tidak mau," ucap Sin.

Rea mengerutkan keningnya, "kok kamu bisa bilang gitu, memangnya pekerjaan apa?"

"Bukan pekerjaan yang tidak bermoral 'kan?"

"Eh, bukan-bukan, sebenarnya pekerjaan ini ada dikota, jadi pasti kamu tidak mau 'kan? Tapi gajinya lumayan besar, karena katanya kamu akan bekerja pada orang yang kaya," ucap Sin.

Rea semakin penasaran dengan pekerjaan apa itu, mendengar kata gaji besar tentu saja membuat wanita berusia 20 tahun itu menjadi tergiur.

"Kamu dapat informasi ini dari mana?"

Sin melihat sekeliling kemudian berbisik di telinga Rea.

"Dapat dari kakak sepupu yang sudah bekerja di tempat itu selama bertahun-tahun dan tidak pernah pulang. Sekali pulang ke sini dia itu jadi aneh banget," ujar Sin.

"Aneh gimana maksudnya?"

"Dia makin kaya dan bajunya mewah, hehehe!" Rea mendengus kesal.

"Itu bukan aneh, tapi sukses! Memangnya kerja apa sih?"

Sin mendekat dan berbisik, "jadi pembantu!"

"Apa? Pembantu?" Sin mengangguk.

"Mungkin gajinya besar," ujar Rea. Karena pekerjaan di kota memang lebih menjanjikan dengan gaji yang lebih besar.

"Kalau kamu mau aku bisa menghubungi kakak sepupu untuk bisa bawa kamu ke tempat kerjanya, gimana?"

Rea berpikir sejenak, dia harus bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya untuk keperluan biaya pengobatan sang ibu.

"Oke deh, aku mau, tapi nanti aku izin ke Ibu dulu, soalnya ada Mea juga yang harus aku minta izin. Apakah dia mau merawat ibu selama aku tinggal pergi kerja ke kota," jawab Rea.

****

Beberapa hari setelah itu akhirnya Rea mendapatkan izin dari sang ibu untuk pergi ke kota mencari pekerjaan di mana memang sudah ada yang membawa dia kesana.

Mila, sepupu dari Paman tertua yang tinggal di kampung Sin, mengantarkan Rea ke kota di mana tempatnya bekerja. Dalam perjalanan menuju ke kota, Rea selalu berdoa dengan hati agar diterima bekerja di sana.

Sejak ayahnya meninggal dunia dan ibunya sakit-sakitan memang hanya Rea yang bisa diandalkan. Sang adik Mea, masih sekolah menengah atas, untuk adiknya siswa teladan dan rajin sehingga dia mendapatkan beasiswa sampai kelulusan nanti.

"Rea, kalau misal kamu tidak sanggup dan merasa jika pekerjaan itu berat, sebaiknya kamu langsung tolak saja permintaan Tuan Kenzo nanti," ujar Mila.

"Iya kak, tapi aku akan mencoba dulu, Siapa tahu aku cocok bekerja di sana, memangnya Kak Mila dulu bekerja sebagai apa?" tanya Rea.

Entah kenapa Mila terlihat salah tingkah mendengar pertanyaan Rea. "Ehmm, Aku bekerja sebagai asisten pribadinya Tuan Kenzo, setiap hari aku harus menyiapkan segala kebutuhannya, mulai dari pakaian kerja, memilihkan dasi, mencocokkan pakaian kerjanya yang pas dan kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu tetap waktu kalau tidak, Tuan Kenzo pasti akan marah," jawab Mila jujur meskipun ada yang tidak dia ceritakan sepenuhnya.

Contohnya saat dia harus melayani Tuan Ken ketika pria itu membutuhkannya. Mila di beri uang banyak setelah melayani kebutuhan Tuan Ken karena pria itu sudah seperti predator saat melihat wanita cantik dan seksi. Tapi bukan karena Tuan Ken mencintai mereka, tuan Ken sudah mati rasa dan tidak bisa merasakan cinta. Tapi karena itulah Tuan Ken selalu bermain dengan banyak wanita dan itu bahkan pembantu yang diminatinya.

Mila menatap wajah adik sepupu dari samping, dia ingin jika Rea tidak sampai terjerumus dalam hubungan yang rumit itu. Kalau memang niat dia pembantu, maka Mila berharap Tuan Kenzo tidak menjadikan Rea sebagai mangsa berikutnya.

Bab 2 (Pekerjaan)

Happy Reading.

"Aahh, tuan,, lebih cepat!" Teriak seorang wanita yang sedang merasakan kenikmatan tiada tara.

Plak!

Pria itu menampar paha si wanita sedikit keras, membuat wanita itu mengeram dan berteriak.

"Terus berteriak, buat aku merasakan sensasi beda, Sisi!"

"Tuan Ken!! Aahhh, tuan, f*ster!" Sisi, wanita berbadan sintal itu terus berteriak dan merancau meneriaki nama Tuan Ken.

Ya, Sisi adalah pelayan yang biasa Tuan Ken pakai saat dirumah. Dia memiliki dua pelayan yang juga siap melayani di atas ranjangnya.

Dulu, Mila juga pernah menjadi pemuas untuk Tuan Ken, tapi setelah beberapa tahun seperti nya Tuan sudah tidak menyukai tubuh Mila lagi.

Kenzo menggerakkan pinggulnya dengan cepat, membuat tubuh Sisi terpental maju mundur. Hujaman Tuan Ken menyentuh titiknya membuat Sisi keluar berkali-kali.

Plak!

Lagi, tuan Ken menampar ****** Sisi dan meremat nya kuat sambil menggerakkan pinggulnya dengan cepat tak beraturan.

Setelah dirasa ingin meledak dengan gerakan nikmat itu, akhirnya Tuan Ken mencabut senjatanya dan mengeluarkan cairan nya di atas paha Sisi.

Ingat, Tuan Ken tidak pernah mau mengeluarkan di dalam meskipun memakai pengaman sekalipun..

Dia tidak mau ada orang yang meminta tanggung jawabnya karena hamil atau hal yang lain. Tuan Ken berani jamin kalau benihnya tidak pernah lepas didalam rahim seorang wanita.

*****

Menempuh perjalanan hampir 4 jam membuat Rea tertidur ketika dijalan. Dia dan Mila memakai bis jurusan kota dan akhirnya sampai di terminal. Hari semakin beranjak siang dan tentunya suasana kota memang berbeda dengan suasana desa.

"Kita makan dulu ya, ayo cari rumah makan, aku udah lapar, kamu pasti juga lapar," ujar Mila menarik tangan Rea menuju rumah makan di terminal itu.

Rea menurut karena dia juga merasa sudah sangat lapar. Mila mengajak nya untuk makan di warung makan sederhana, Mila memesan kan makanan untuk Rea dan juga dirinya.

"Rea, makan yang banyak, lihatlah tubuhmu ini kurus sekali, apa kamu tidak pernah makan teratur?" ujar Mila.

"Eh, masa sih kak? Aku banyak makan kok," jawab Rea tidak terima.

Mila hanya mengedikkan bahunya, dia langsung memakan makanannya yang sudah tersedia di atas meja.

Setelah mengisi perutnya, Mila dan Rea naik ojek online dan akhirnya sampai di depan rumah yang memiliki pintu gerbang begitu besar itu.

"Ayo Rea," ajak Mila.

Rea masuk ke dalam rumah besar itu dan disambut oleh salah seorang pelayan wanita yang terlihat dewasa namun masih terlihat cantik.

"Lusi, ini sepupuku, dia yang akan menggantikan ku kerja," ujar Mila pada wanita yang dipanggil Lusi itu.

Lusi terlihat menatap Rea dari atas sampai bawah, meneliti penampilan Rea yang menurutnya sedikit kampungan.

"Oke, aku akan bawa dia menemui tuan," ujar Lusi kemudian mengajak Rea menuju lebih dalam dari rumah besar itu.

Rea bertemu beberapa pelayan yang menyapa Lusi.

'Kenapa pelayan-pelayan ditempat ini cantik-cantik!'

Rea tersentak kaget saat tangannya disentuh oleh seseorang.

"Ayo masuk, tapi kamu harus menunggu dulu diruang belakang, karena Tuan Muda Ken sedang ada tamu," ujar wanita itu.

"Baiklah," Rea mengikuti Lusi dan masuk didalam sebuah ruangan seperti ruang santai.

'Mudah-mudahan aku bisa diterima kerja di sini, menjadi pembantu tidaklah buruk, aku hanya ingin Ibu bisa sembuh dan sehat kembali!'

*****

"Kamu yang bernama Rea?" Tanya Kenzo menatap wanita cantik yang berada dihadapannya saat ini.

Rea menunduk, dia merasa takut ketika di tatap tajam oleh pria tampan bak dewa Yunani dihadapannya ini. Rea hanya menatap tuannya ini sekilas tapi bisa menyimpulkan jika Kenzo memang lah pria yang tampan dengan sejuta pesona.

"I-iya tuan, saya Rea," jawab Rea lirih.

Kenzo menatap wanita dihadapannya ini, wanita lugu dan polos, berasal dari kampung dan sepupunya Mila. Pelayan yang dulu pernah menjadi pemuasnya. Namun hanya dua bulan saja Kenzo sudah tidak memakai Mila lagi, katanya sudah bosan dan tidak tertarik.

"Apa keahlianmu?" Tanya Kenzo masih menatap lekat wajah Rea. Kenapa wajah polos dan lugu itu begitu memikat. Kenzo merasa tertarik dengan Rea, wanita yang bahkan tidak mau menatapnya itu.

Padahal biasanya kalau ada perempuan yang berhadapan dengan pasti akan langsung cari perhatian dengan tatapan menggoda. Siapa yang tidak akan tergoda seorang Kenzo, banyak wanita yang akan langsung terpesona olehnya.

"Saya bisa masak, bersih-bersih, mencuci baju, menyetrika dan saya juga bisa bersihkan halaman depan, saya itu serbaguna tuan, eh!" Rea menutup mulutnya karena keceplosan. Menurutnya itu tidak pantas dia sebutan ke dihadapan tuan Ken.

Sedangkan Kenzo, entah kenapa dia bisa menarik kedua sudut bibirnya ketika melihat tingkah Rea yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Good, kamu saya terima menjadi pelayan saya, kamu akan saya tempatkan menjadi pelayan pribadi saya, mengerti!"

"I-iya Tuan, saya mengerti," jawab Rea senang sekaligus gugup. Senang karena dia berhasil diterima kerja oleh Tuan Ken, gugup karena Tuan Ken sejak tadi menatap nya dengan tatapan tajam, seakan ingin menguliti Rea saja.

"Kamu tahu apa tugasnya pelayan pribadi itu?" Tanya Kenzo yang membuat Rea mengangkat wajahnya untuk menatap pria itu. Kedua mata itu bertemu, saling menatap beberapa detik, ada sebuah debaran aneh yang dirasakan oleh Kenzo ketika melihat mata hitam itu.

Sedangkan Rea bisa melihat mata Kenzo yang bening kecoklatan, ada pantulan dirinya di sana. Namun setelah beberapa detik kemudian Rea memutuskan pandangan mereka tanpa tahu ada yang tidak suka diperlakukan seperti itu.

Kenzo, entah kenapa tidak suka dengan sikap Rea yang memutus kan pandangan mereka itu. Biasanya dia selalu dipuja-puja oleh para kaum wanita. Biasanya Kenzo yang lebih awal memutuskan pandangan itu tapi apa sekarang? Rea menatap Kenzo sedetik kemudian lalu memutuskan nya.

Sepertinya Kenzo merasa harga dirinya diinjak-injak. Kenzo menutup matanya untuk menghilangkan emosinya. Meskipun dia marah terhadap Rea, tapi entah mengapa melihat dia tersenyum tulus, hati dan jantung Kenzo langsung jumpalitan.

"Mulai malam ini kamu harus melayaniku, termasuk juga hal yang sepele, seperti memilihkan dasi untukku dan mengambilkannya pakaian kerjaku," ujar Kenzo.

"Baik tuan, saya akan menjadi pelayan pribadi tuan Ken, saya siap menjalankan apa yang anda inginkan," jawab Rea tersenyum tulus.

Kenzo menaikkan sebelah alisnya, "cepat bawa barang-barang mu di kamar yang akan di beri tahu Lusi, aku masih ada  urusan setelah ini," ujar Kenzo.

Kemudian pria itu langsung keluar dari ruang kerjanya disusul oleh Rea dibelakangnya masih dengan tatapan menunduk.

"Rea, kamu akan tinggal dikamar lantai 3, bersama Tuan Kenzo," ujar Lusi yang mengajak Rea naik ke atas tangga.

"Kok kamarku di lantai atas, kenapa nggak bareng kalian di bawah?" Perasaan Rea tidak enak

"Gak apa-apa, kamarmu bersebelahan dengan tuan Ken, beliau yang minta."

Bab 3 ( Kenzo Dimitri )

Happy Reading.

Kenzo Dimitri, seorang pengusaha sukses di bidang otomotif dan teknologi canggih. Memiliki dua perusahaan besar yang sama-sama bergerak di bidang masing-masing.

Kenzo memang terlihat sempurna, dia memiliki segalanya. Tahta, jabatan, uang, kekuasaan semua dia miliki, tapi dia tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Ayahnya meninggal di usianya yang masih dua puluh tahun dan ibunya meninggal ketika Kenzo berusia tujuh tahun. Kedua orang tuanya bercerai saat Kenzo berumur Lima tahun dan selama dua tahun dia tidak bisa bertemu dengan sang ibu hingga berita besar itu yang mengatakan jika ibunya telah meninggal dunia karena bunuh diri.

Skandal sang Ayah waktu itu hampir membuat karirnya hancur, selama ini Kenzo tidak mengetahui jika ayahnya memiliki simpanan yang adalah istri dari pria yang tidak lain adalah koleganya sendiri.

Berita besar itu kemudian terbongkar dan membuat ayahnya di tahan karena melakukan perzinah*n dengan istri orang lain. Tidak terima karena dipenjara, Ayah Kenzo melarikan diri dan akhirnya berakhir dengan kecelakaan besar yang membuat mobilnya hangus terbakar.

Mungkin sikap Kenzo yang seperti ini sudah menurun dari sang Ayah, entahlah. Yang jelas Kenzo sendiri juga menyadari jika sifatnya yang suka main dengan wanita itu tidak bisa dibilang begitu saja.

"Tuan, apakah ada yang anda inginkan?" Kenzo menggeleng pelan karena memang dia tidak menginginkan apa-apa, saat ini dirinya hanya tengah pusing karena mungkin agak tidak enak badan.

"Apakah anda ingin saya pijit? Sepertinya anda kelelahan," ujar wanita itu lagi, menawarkan diri untuk memijat Kenzo dan biasanya lelaki itu langsung memberikan kode untuk langsung melayaninya.

Tapi sudah seminggu ini Kenzo sama sekali tidak meminta layanan plus-plus padanya.

"Tidak, keluarlah, suruh Kelvin masuk," jawab Kenzo mengibaskan tangannya pertanda jika dia menyuruh sekretaris nya itu keluar.

Dengan berat hati wanita itu pun keluar dari ruangan sang Presdir.

Kenzo kali ini merasakan jika badannya memang tidak enak, tenggorokannya sakit bahkan hidungnya sudah gatal.

"Kepalaku pusing sekali," gumam pria tersebut.

Suara ketukan pintu membuat Kenzo mendongak dan melihat Kelvin sang asisten masuk ke dalam ruangannya. "Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Kelvin menundukkan kepalanya memberi hormat pada Tuan Ken-nya. Kelvin ini adalah asisten Kenzo yang direkrut setelah sang ayah meninggal, yang berarti pria itu sudah bekerja hampir 10 tahun dengan Kenzo.

"Tuan Ken, apakah anda ingin saya mencarikan dokter?" Kelvin ini memang sangat peka. Dia tahu jika bosnya itu sedang tidak enak badan.

Wajah Kenzo terlihat memerah, bibirnya pucat dan binar wajahnya redup. Sudah sangat jelas jika Tuan Ken saat ini tengah sakit.

"Kelvin antarkan aku pulang saja, Aku ingin beristirahat di rumah," ujar Kenzo.

"Baik Tuan, tapi setelah itu saya akan panggilkan dokter untuk anda," Kelvin langsung membantu Kenzo untuk berdiri.

Kenzo mengibaskan tangannya seakan mengatakan bahwa dia masih kuat untuk berjalan. Kelvin yang semula akan memapahnya akhirnya melepaskan pegangan tangannya pada lengan Tuan Kenzo.

Tuan Kenzo berjalan keluar melewati meja sekretarisnya yang saat ini tengah menatap asisten Kelvin untuk bertanya 'ada apa dengan Tuan Ken'. Tapi Kelvin tidak membalas tatapan mata Britney, pria berusia 35 tahun itu berlalu begitu saja mengikuti Tuan Kenzo yang sudah memasuki lift.

Britney menggeram kesal, Tuan Ken benar-benar mengabaikannya saat ini. Wanita itu masih belum terima jika Tuan Ken seakan membuangnya begitu saja.

"Aku tahu jika bukan hanya aku saja wanita yang berarti di dalam hidup Tuan Ken, tapi aku berharap bisa menjadi wanita satu-satunya pendamping Tuan Kenzo sampai tua nanti!"

****

Sebenarnya Kenzo hanya kelelahan, dia terlalu banyak memforsir tenaganya selama sebulan ini untuk memperbaiki produksi mobilnya yang menurutnya kurang sempurna. Tuan Kenzo tidak peduli terhadap kesehatannya, dia terlalu memaksakan diri agar selama sebulan ini peluncuran mobil terbaru perusahan Benedict Automotif bisa berjalan dengan sempurna dengan perubahan yang dilakukan.

"Tuan, ada kabar terbaru tapi ini masih simpang siur, Bian mengatakan jika salah satu kapal kita dirombak oleh perampok di samudra Pasifik, tapi saya sudah mengirim beberapa orang untuk melacaknya," ujar Kelvin.

"Aku serahkan kepada mu Kelvin, saat ini aku hanya butuh istirahat," jawab Kenzo lemah.

"Baik Tuan!"

Kelvin tahu jika Tuan-nya memang harus segera istirahat agar bisa kembali pulih seperti sedia kala.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!