NovelToon NovelToon

Sang Penghianat

1. Terungkapnya perselingkuhan

Seorang wanita tertawa dengan girangnya, menatap pria yang mengendarai mobil. Pandangannya terus menatap laki-laki itu. Dia adalah Maya Zaniar, wanita cantik anak pengusaha bernama Pak Hamdan.

Maya memang sangat cantik. Kecantikannya dapat membuat kaum Adam terpikat dengannya, salah satunya adalah pria di sampingnya.

Dia adalah David, rekan kerja dari ayah Maya. Mereka sudah lama menjalin hubungan, namun kedekatannya menjadi rahasia di ruang publik. Hal itu terjadi karena Maya sudah bertunangan dengan pria lain.

Waktu itu, Maya dan David melakukan perjalanan pulang sehabis liburan bersama. Kebahagiaan terpancar jelas dari kedua insan itu, mereka saling bercanda, tertawa dan saling menggoda satu dengan yang lain seolah apa yang mereka lakukan adalah hal yang bener.

Tiba tiba Maya terdiam dan menyandarkan kepalanya ke bahu David dengan wajah sedih.

"Sayang, kenapa aku merasa, ini adalah kebersamaan kita untuk terakhir kalinya?" ucap Maya dengan sedih.

Mendengar apa yang dikata Maya, David menatapnya. Di waktu yang bersamaan, mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi. Tampak sang supir berusaha menghentikan mobilnya, namun sang supir terlihat tidak bisa mengendalikan.

"Kenapa kamu mengatakan itu? Aku janji, kita akan selalu bersama. Aku janji!" jawab David tanpa melihat ke depan mobilnya yang sudah dekat dengan truk.

"Kamu jangan takut!." Lanjutnya dengan senyum.

Bruuuuakkk....

Tabrakan tak terelakan, kisah romansa antara Maya dan David seketika sirna menjadi kisah penuh air mata. Mereka lemas tak berdaya dengan wajah berlumur darah dalam mobil.

Beberapa saat kemudian, warga berbondong-bondong datang menghampiri mereka dan mencoba membantu mereka keluar dari mobil.

Kepanikan terlihat jelas dari para warga yang menolong David dan Maya.

...****************...

Ting!

Suara pemberitahuan terdengar masuk ke ponsel, namun tidak ada satu orangpun yang membukanya.

Beberapa saat kemudian, tangan seorang pria mengambil ponsel itu. Dia membuka pesan yang di dapatnya dari rumah sakit.

Pria itu adalah Jack, tunangan dari Maya. Wajahnya terlihat shock membaca pesan yang di dapatkannya dari rumah sakit.

Dia tidak bisa berkata sepatah katapun, membaca pesan itu.

"Enggak mungkin, ini gak mungkin Maya. Maya pasti sudah pulang," ujar Jack tak percaya dengan apa yang terjadi.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, terlihat nomor dengan nama *ibu* menghubunginya, melihat hal itu, Jack bergegas menjawabnya dan bertanya tentang berita itu.

Namun, kebenaran yang tidak di percayai oleh Jack, ternyata adalah kabar yang benar terjadi. Maya mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit. Jack hanya diam mendengar apa yang di katakan oleh orang tua Maya. Iya jatuh terduduk dengan mata berkaca-kaca.

"Mayaaaaaa!!!!" teriaknya.

Jack bergegas keluar kamar, dengan sekuat tenaga dia berlari menuju ke rumah sakit untuk menemui kekasihnya.

Di pertengahan jalan, hujan mengguyur tubuh Jack. Tanpa mempedulikan hal itu, Jack terus berlari berharap sang kekasih baik-baik saja.

Dia terus memikirkan sang kekasih baik baik saja.

Ketika Jack berlari, tanpa di sadari dia tersandung hingga membuat Jack terjatuh dan kepalanya membentur aspal hingga mengeluarkan darah. Sesaat dia tidak berdaya, namun demi sang kekasih dia kembali bangkit dengan langkah tertatih.

...****************...

Di rumah sakit, suasana sangat menegangkan. Beberapa dokter tengah menangani Maya dan David. Terlihat Maya terluka parah hingga harus di masukkan ke ruang operasi.

Di samping itu, kegelisahan dan kekhawatiran tergambar jelas di raut muka keluarga David dan Maya. Ibu Maya terus menangis, dia tidak kuat melihat anaknya terbaring lemah di ruang operasi begitupula ibu David.

"Pah, Maya akan baik baik saja kan? Tidak akan terjadi sesuatu dengan Maya," ucap Ibu Maya dengan air mata terus berderai.

Ayah Maya diam, dia hanya memeluk istrinya dengan erat. Dia mencoba menenangkan istrinya yang masih shock melihat keadaan Maya.

Tak berselang lama, dengan nafas terengah, tubuh yang basah dan kepala mengeluarkan darah, Jack datang. Dia menghampiri suster yang tengah berjaga di kasir. Dia bertanya tentang keberadaan kekasihnya.

Sesaat setelah itu, suster memberi tahu Jack bahwa kekasihnya berada di ruang operasi.

Jack yang mendengar itu, bergegas pergi menuju ruang operasi. Ketika dirinya sampai di depan ruang operasi Jack hanya bisa mematung. Dia melihat tulisan operasi masih menyala menandakan wanita yang dicintainya masih tidak sadarkan diri.

"Jack!" Panggil Ayah Maya dengan lirih.

Dia melepaskan pelukan istrinya dan menghampiri Jack yang hanya diam, mematung melihat kekasihnya dalam masa hidup dan mati.

"Ayah, bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa Maya bisa mengalami kecelakaan? Siapa yang bersama Maya waktu itu?" tanya Jack dengan khawatir namun Ayah Maya tidak menjawabnya.

"Ayah jawab! Maya dengan siapa?" Bentak Jack.

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang dokter memanggil keluarga David dan Maya. Mendengar hal itu, Jack terdiam. Dia hanya melihat keluarga Maya dan David yang mendekati dokter itu.

"Ada apa Dokter? Saya ibu dari Maya," jawab Ibu Maya.

"Ibu, bapak, disini siapa yang mempunyai darah dengan golongan O." Semua orang terdiam, mereka saling memandang satu dengan yang lain.

"Untuk siapa Dokter?" jawab Ibu David.

"Kami membutuhkan darah itu untuk mendonorkannya kepada David, karena Pak David banyak kehilangan darah!."

Semua orang terkejut, mereka merasa bingung karena dari orang tua Maya maupun David tidak memiliki darah yang sama dengan David.

"Saya yang akan membantu dia," sahut Jack.

Semua pandangan serentak menatap Jack, yang bersedia mendonorkan darah pada David. Waktu berjalan dengan cepatnya, pemeriksaan yang panjang dan membutuhkan waktu beberapa menit sudah berjalan dengan lancar, tinggal menunggu hasil.

Beberapa saat kemudian, Jack keluar dari ruangan, melihat hal itu orang tua David bergegas menghampiri Jack dan berterima kasih atas bantuan yang di berikan Jack.

"Jack, Tante sangat berterima kasih dengan kamu, makasih kamu sudah membantu anak Tante dan menyelamatkan nyawanya," ujarnya dengan lirih dan penuh kasih.

"Tante, sudah selayaknya kan sesama manusia saling membantu," jawab Jack dengan senyum. Setelah itu dia pergi menghampiri orang tua Maya.

"Papa, Mama. Kenapa Maya dan David bisa dalam satu ruangan yang sama? Apa mereka mengalami kecelakaan berdua?" tanya Jack dengan penuh kecurigaan.

"Mama tidak tahu Jack, yang Mama tahu, Maya meminta izin ke mama kalau dia pergi berlibur dengan temannya," jawab Ibu Maya.

"Apa?!!" Wajahnya terkejut mendengar jawaban dari ibu Maya. Hal itu di sebabkan, karena Jack sadar Maya berbohong dengan dirinya.

Jack pun menjelaskan apa yang di katakan Maya beberapa hari sebelumnya.

Mendengar penjelasan Jack, Ibu Maya terkejut. Dia merasa tidak percaya kalau Maya bisa membohongi Jack, di sisi lain, terlihat Ayah Maya tiba-tiba gugup, hal itu membuat Jack curiga. Jack merasa ayahnya menyembunyikan sesuatu darinya dan keluarga.

"Ada apa Ayah? Apa Ayah ingin mengatakan sesuatu?" tanya Jack dengan melangkah mendekati ayah Maya.

"Atau.. Ayah memang tahu sesuatu, katakan Ayah, katakan apa yang ayah ketahui tentang Maya dan David. Kenapa mereka bersama dan mengalami kecelakaan bersama?"

"Jack , kenapa kamu bisa bilang seperti itu? Ini hanya kebetulan saja, lagian.. Mana ada sih, orang mau kecelakaan bersama? Jack, mama mohon dengan kamu, jangan menambah kesedihan. Mama dan Papa sudah cukup sedih dengan kabar ini, Mama mohon tolong kamu jangan menambah kesedihan ini dengan tuduhan kamu," ujar Ibu Maya.

"Tuduhan? Siapa yang menuduh?" jawab Jack dan berbalik ke arah Ibu Maya. "Aku hanya bertanya ke Papa, apa yang papa ketahui tentang Maya dan David? Aku tidak mengatakan Maya dan David selingkuh!."

Mendengar kata selingkuh, Ayah Maya sangat terkejut. Dia hanya tertunduk, tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Papa, aku mohon dengan Papa. Tolong beri tahu aku, apa yang papa ketahui tentang Maya dan David?" tanya Jack dengan tegas.

"Mereka selingkuh!" sahut seorang laki-laki bertubuh gagah dengan kulit putih dan tinggi semampai dan berjalan mendekati Jack. Dia adalah Hadi, ayah kandung dari Jack.

Semua orang terkejut, mendengar apa yang di katakan Pak Hadi.

"Jack, kenapa kamu membantu laki laki itu? Dia adalah laki-laki yang merebut kekasihmu," ucap Ayah Jack.

"TIDAK!!!" bentak Ibu David. Dia benar benar sangat marah dengan apa yang di katakan Ayah Jack. Dia mendekati Ayah Jack dengan sesekali menunjuk-nunjuk Ayah Jack, "Anak saya tidak mungkin melakukan hal itu, anak saya tidak memiliki hubungan dengan Maya ataupun dengan siapapun!."

"lalu apa ini?" jawabnya dengan santai dengan mengeluarkan foto kemesraan Maya dan Jack ketika di restoran maupun di tempat liburan.

Melihat foto-foto itu, Jack sangat terkejut. Dia tidak percaya kalau orang yang paling di cintainya berani mengkhianati dirinya.

"Jawab Papa, apa semua yang di tunjuk oleh Ayahku, semua ini benar?" tanya Jack dengan serius, namun Ayah Maya hanya diam dan terus diam.

Melihat diamnya ayah Maya, Jack menyadari kalau wanita yang paling di cintainya ternyata memang mengkhianati dirinya. Jack yang tidak bisa mengontrol emosi, dia meluapkan emosinya kepada tembok yang berada di dekatnya. Dia memukul dan meninju tembok hingga membuat tangannya di penuhi luka.

Melihat itu, Ayah Jack berusaha untuk menenangkan Jack. Dia memeluk Jack dengan penuh kasih sayang.

"Ayah, sejak kapan ayah tahu tentang perselingkuhan ini? Katakan Ayah," tanya Ibu Maya dengan berkaca-kaca.

"Maaf Mama, aku... " jawabnya namun dia tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Ayah benar benar tega ya, kenapa Ayah tidak memberi tahu aku sebelumnya? Kenapa harus terungkap sekarang?" tanya Ibu Maya dengan air mata terus berderai.

Di samping itu, Jack yang sudah hancur karena di khianati oleh Maya. Ia hanya bisa diam dengan lemas, perlahan cincin yang melingkar di jari manisnya jatuh dengan sendirinya.

Jack hanya diam walaupun menyadari kalau cincin pertunangannya terlepas. Dia hanya pergi dari rumah sakit meninggal semuanya yang pernah menjadi kenangan di hatinya.

Bersambung....

2. Maya Koma, dan David menemui Jack

Waktu berlalu begitu cepat, operasi yang dilakukan dokter sudah berhasil, namun sayang Maya masih dalam keadaan koma. Berbeda dengan Maya, David berhasil di selamatkan dan kini berada di ruang rawat inap.

Di sisi lain, Maya terbaring tak sadarkan diri. Terlihat Jack duduk dengan mata berkaca memegang erat tangan Maya dan sedih.

"Kenapa kamu lakukan ini ke aku? Kenapa kamu tega dengan aku? Kenapa kamu menduakan cinta ku?" ujar Jack dengan sedih.

Beberapa hari kemudian, David sadar. Dia membuka matanya dan bertanya tentang keadaan Maya walaupun keadaannya masih belum pulih seutuhnya.

David yang benar-benar sadar. Dia berbicara dengan orang tuanya tentang keadaan Maya, namun orang tua David tidak memberi tahu David. Dia justru berbalik mempertanyakan hubungannya dengan Maya pada David.

"Mama, gimana keadaan Maya? Aku ingin melihat Maya," ucap David dengan khawatir.

"Dia di ruangannya, apa hubungan kamu dengan Maya?" tanya Ibu David dengan serius di dekat David.

Mendengar pertanyaan itu, David terdiam. Dia menatap ibunya dengan penuh ketakutan. Matanya memerah dan terus manatap ibunya.

"Jawab Mama, David. Apa kamu selingkuh dengan Maya? Apa kamu merebut Maya dari Jack?"

"Mama, aku bisa jelaskan. Aku memang.. "

"Memang berhubungan dengan Maya!."

Plak...

Suara tamparan terdengar, David terdiam. Memalingkan wajahnya yang mendapatkan tamparan dari ibunya. Ibu David sangat marah, mendengar kebenaran tentang perselingkuhan itu dari mulut David.

"Apa yang kamu pikirkan, hah?" ucap Ibunya dengan nada tinggi dan sesekali memalingkan wajah dari hadapan anaknya. "Maya itu sudah bertunangan dengan Jack, tapi kenapa? Kenapa kamu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah terikat dengan hubungan? Kenapa David? Kenapa?"

"Mama tenang Mah, aku bisa jelaskan ke Mama." Jawab David, meminta ibunya tenang. Dia berusaha turun dari tempat tidurnya.

"Kamu tidak perlu menjelaskan ke Mama, yang harus kamu lakukan, kamu minta maaf ke Jack dan mengakui atas perselingkuhan kamu."

"Kenapa harus aku yang minta maaf Mah, kenapa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku cinta dengan Maya begitupun Maya. Aku tidak pernah merebut Maya dari Jack, Maya sendirilah yang datang ke hidup ku Mah. So.. Aku mohon dengan Mama, tolong jangan meminta aku, meminta maaf kepada Jack, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah merasa bersalah telah berhubungan dengan Maya!." Jawab David di hadapan ibunya dengan lantang dan tegas.

Mendengar perkataannya, ibu David naik pitam. Dia tidak bisa mengontrol amarahnya, akhirnya meluapkan emosinya dengan menampar David untuk kedua kalinya.

"Mama, benar-benar kecewa dengan kamu. Baru kali ini.. Baru kali ini, mama melihat seorang laki-laki yang tidak punya rasa malu seperti kamu, kamu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah bertunangan, tapi kamu tidak merasa bersalah sedikitpun.. " Sesaat Ibu David terdiam.

Plak...

Tamparan kembali di berikan kepada David untuk yang ketiga kalinya. Mendapatkan tamparan ketiga kalinya, David melawan dan membentak ibunya.

"Mama!" panggil David dengan membentak.

"Kenapa? Kenapa kamu membentak Mama? Apa kamu marah dengan Mama? Asal kamu tau, Mama melakukan ini supaya kamu sadar, Mama meminta kamu meminta maaf kepada Jack, karena Jack menyelamatkan kamu. Tapi apa yang kamu lakukan? Dengan sombongnya kamu, dengan lantangnya, kamu berkata 'Aku tidak bersalah, aku menjalan hubungan dengan Maya. Aku tidak akan minta maaf' , mama benar-benar tidak percaya kamu mengatakan hal itu."

Air mata ibu David menetes, namun David hanya diam. Melihat diamnya David, Ibu David mendekati David dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.

"David, Mama mohon dengan kamu. Tolong kamu minta maaf ke Jack. Kita sudah berhutang budi dengannya, tanpa dia mungkin kamu tidak akan selamat. Dia mendonorkan darahnya untuk kamu, " ucapnya dengan lirih dan sedih di hadapan David. Air matanya terus mengalir membasahi pipi.

David tidak mengatakan sepatah katapun, dia berjalan melewati ibunya dengan mata yang menahan kesedihan. Dia keluar dari kamar, dengan memikirkan ucapan ibunya.

Dia berjalan, menyusuri lorong rumah sakit dengan perasaan yang penuh penyesalan tergambar jelas di wajahnya.

...****************...

Dalam kamar Maya, Jack duduk di kursi dekat Maya. Dia sedih dan terus memikirkan kesedihan atas ucapan ayahnya yang mengatakan kalau Maya selingkuh dengan David.

Tiba-tiba di luar kamar, David berdiri dengan menatap ke arah Maya. Matanya memerah seakan ada kesedihan yang masih tertahan.

Beberapa saat kemudian, Jack menyadari kehadiran David, namun dia hanya berfokus kepada Maya. Melihat hal itu, David memegang gagang pintu dan membuka perlahan.

Menyadari David masuk ke kamar, Jack melepaskan tangan Maya, dia terlihat marah dengan kehadiran David. Jack bangun dari duduknya dan mendekati David. Melihat hal itu, David hanya diam, dengan pandangan terus melihat Jack.

"Sudah sadar? Baguslah." Ujar Jack dengan serius dengan berjalan perlahan mendekatnya.

"Apa kamu ingin melihat kekasih kamu? Lihatlah! Lihat dia terbaring tidak berdaya di hadapan kamu, temani dia. Aku lelah untuk menemani dia."

"Jack,tunggu.. Tujuan ku bukan untuk itu. Aku ingin meminta maaf ke kamu," jawab David dengan nada rendah.

Jack menghela nafas berat. Tanpa banyak bicara, Jack mengajak David keluar dari kamar Maya dengan menarik kerah pakaiannya. Ketika Jack berada di luar kamar, Jack mendorong David hingga David jatuh tersungkur di lantai.

Beberapa saat kemudian, Jack mendekati David dan menarik kerah David untuk membangunkannya. David hanya bisa pasrah, dia menyadari kalau dirinya bersalah karena sudah menjalani hubungan dengan wanita yang seharusnya tidak di milikinya.

"Kamu pikir dengan kamu datang menemui aku, aku bisa dengan mudah memaafkan kamu, iya? Tidak David!" ucap Jack dengan tegas.

Dia mendorong David hingga David terdorong beberapa langkah dari tubuhnya.

"Jack, aku mohon dengan kamu. Tolong maafkan aku, aku janji aku tidak akan menganggu kamu lagi, aku janji."

Tinjuan pun di arahkan Jack ke wajah David setelah mendengar perkataan itu, terlihat David memalingkan wajahnya menerima tinjuan itu. Dia terdiam dengan salah satu tangan memegangi pipinya.

"Jangan pernah kamu meminta maaf, menemui atau menganggu aku lagi. Kalau kamu melakukan hal itu kepada ku, aku tidak akan segan segan menghajar kamu dengan lebih parah dari hari ini. Paham?!." Ancam Jack pada David

David hanya diam, dia terus memandang ke arah pria yang baru saja memukulnya.

1 Minggu setelah kejadian itu, terlihat Jack tertidur di samping Maya. Tanpa di sadari olehnya, beberapa jari Maya bergerak, perlahan mata Maya terbuka dengan di barengi suara lirih memanggil nama David.

Ketika matanya terbuka, Maya yang setengah sadar mengira kalau laki-laki yang menunggu dirinya adalah David.

"David!" panggilnya dengan lirih.

"David!."

"David!!!."

Jack lekas terbangun mendengar Maya memanggil. Dia bahagia dengan kesadaran Maya, namun hal itu justru berbeda dengan ekspresi muka Maya. Dia terlihat terkejut karena pria yang tidur di sampingnya bukanlah David melainkan Jack.

"Kamu sudah sadar?" tanya Jack dengan bahagia. Mendengar pertanyaan itu, Maya tersenyum, namun senyumnya terlihat tidak tulus kepada Jack.

Tak berselang lama, dokter datang keruangan Maya. Dia memeriksa keadaan Maya dan menyatakan bahwa Maya baik baik saja. Mendengar kabar itu, semua orang bahagia, namun tidak dengan Jack. Jack emosi. Dia bersiap untuk memberikan pertanyaan kepada Maya tentang hubungannya dengan David.

Siang hari telah tiba, semua orang sangat bahagia melihat kesadaran Maya, namun Maya tidak fokus dengan hal itu. Dia terlihat menunggu seseorang di ruangan itu.

Menyadari hal tersebut, Ibu Maya mendekati Maya dan berbisik kepada Maya.

"Apa kamu menunggu David?" tanya Ibu Maya dengan berbisik di dekat telinga Maya.

Maya terdiam mendengar hal itu, wajahnya terkejut, dia tidak percaya kalau ibunya sudah mengetahui tentang hubungannya dengan David.

Beberapa saat kemudian, Jack datang. Melihat kedatangannya, Maya terdiam menatap Jack. Ekspresi mukanya berubah ketika melihat laki-laki yang dicintainya berdiri di belakang Jack.

Tatapan tajam di arahkan Jack ke Maya, melihat hal itu Maya hanya diam. Matanya berkaca-kaca, setetes demi setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

"Kanapa kamu sedih Maya?" tanya Jack kepada Maya.

Maya tetap diam, menundukkan wajahnya dengan air mata yang terus berderai.

Menyadari Jack akan membuat keributan, Ibu Maya mendekatinya dan mencoba menenangkan Jack.

"Jack, Mama mohon dengan kamu. Tolong jangan sekarang," ucap Ibu Maya dengan lirih.

"Kenapa Ma? Kenapa tidak sekarang? Oh iya, aku lupa, Maya itu anak mama kan, makanya mama berusaha melindungi dia, walaupun dia salah ataupun benar, iyakan?" jawab Jack dengan serius.

"Tidak seperti itu Jack, kamu juga harus jaga kondisi Maya. Dia baru sadar, mama mohon." Pinta Ibu Maya dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Namun, apa yang di lakukan olehnya tidak membuat hati Jack luluh. Dia tetep ingin meluapkan kemarahan dan kekesalannya atas perselingkuhan Maya dan David.

"Untuk kali ini aku gak bisa Mah, maaf. Aku ingin bebas dari semua ini, aku tidak ingin terbebani dengan pertunangan ini," jawab Jack.

Mendengar apa yang dikatakan Jack, Maya terkejut. Dia turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Jack yang berdiri di hadapan ibunya. Air matanya terus membasahi mata Maya.

Menyadari Maya turun dari tempat tidur, pandangan matanya terus menatap Maya dengan penuh kesedihan.

Maya berjalan beberapa langkah dan berhenti di hadapan Jack, menatap Jack dengan air mata terus berderai.

Jack berkaca-kaca. Dia merasa bersalah karena baru kali inilah dia membuat seorang wanita meneteskan air mata.

Bersambung.....

3. Kesedihan Maya dan Jack Bunuh Diri

"Jadi kamu terbebani dengan pertunangan ini?" tanya Maya dengan mata berderai.

"Kalau memang kamu terbebani, kenapa tidak dari dulu kamu memutuskan pertunangan ini? Kenapa?"

Mendengar apa yang dikatakan Maya, Jack memegangi kedua lengan Maya dengan sangat erat. Dia tidak peduli, mau Maya itu pernah dicintainya atau tidak. Dia hanya meluapkan amarahnya kepada Maya yang tega berselingkuh dengan David.

"Kamu ingin tahu, kenapa? Kenapa baru kali ini aku memutuskan untuk berpisah dengan kamu? Karena aku yang dulu adalah manusia yang sangat amat bodoh. Aku mencintai orang yang justru mencintai orang lain."

"Aku mencintai kamu dan selalu mencintai kamu, tapi kamu.. Kamu justru mencintai orang lain," lanjut Jack dengan lirih dan tegas.

Maya hanya diam mendengar apa yang dikatakan Jack. Air matanya mengalir semakin deras. Melihat Maya diam, Jack mendorongnya hingga Maya terdorong beberapa langkah dari hadapan Jack.

Menyadari hal itu, David marah dan membentak Jack. Dia meninju Jack hingga Jack jatuh tersungkur di lantai dengan memegang pipinya yang menerima tinjuan.

"Jack, kamu boleh memakai-maki dia atau mengatakan apapun kepadanya, tapi jangan pernah kamu bertindak kasar dengan dirinya. Kalau kamu bertindak kasar dengan dia, maka kamu berhadapan dengan aku. Kamu paham!" ucap David dengan tegas.

Jack hanya menyeringai mendengar apa yang dikatakan David. Dia bangun dari jatuhnya dengan senyum jahatnya, ketika dia sudah bangun dari jatuhnya, tanpa banyak berpikir Jack memukul David dengan sekuat tenang.

Semua orang terkejut melihat hal itu, tak terkecuali Maya. Melihat David menerima tinjuan dari Jack, Maya justru bergegas menghampiri David dan memperlihatkan perhatiannya kepada David di hadapan semua orang.

Jack diam, melihat kekasihnya lebih peduli dengan orang lain, Jack sadar bahwa apa yang dilakukannya percuma. Dia sadar memperdebatkan hubungannya dengan Maya hanya membuang buang energi, karena Maya tidak akan pernah kembali kepadanya. Jack melihat cinta Maya ke David lebih besar daripadanya kepadanya.

Tanpa banyak bicara, Jack mendekati Maya yang saat itu tengah memegangi David. Dia berdiri dihadapan Maya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku mencintai kamu, maafkan aku jika aku kasar. Aku hanya ingin meluapkan kekesalanku saja, lagian sekarang semua sudah jelas. Kamu bukan milikku, dan aku bukan milikmu!" ujar Jack dengan sedih.

Jack memegangi cincinnya, dengan perlahan dia melepaskan cincinnya dan memberikannya kepada Maya.

"Selamat, semoga hubungan kalian selalu baik baik saja!."

Semua orang diam. Mereka hanya melihat kesedihan Jack tanpa ada yang berusaha mengejar untuk menghiburnya. Jack pergi

dengan setetes air mata menetes membasahi matanya. Melihat kepergiannya, tidak ada satu orang pun yang menghentikan dirinya.

Setalah kejadian itu, Maya pulang ke rumah. Namun dalam hatinya ia merasa ada sebuah kebimbangan. Kepergian Jack, justru membuat hidupnya terasa sepi. Dia hanya sering melamun dan memikirkan kepergian Jack.

...****************...

Dalam kamar, Maya berdiri di dekat jendela, dia terdiam dengan mata menatap ke arah luar jendela. Pandangan matanya perlahan teralihkan ketika dia melihat cincin pertunangannya dengan Jack yang masih melingkar di jarinya.

"Aku adalah Sang Penghianat, cinta tulusnya ku balas dengan alur yang mendua. Kini.. Kini aku merasa ada kebimbangan dalam hati, ada kesedihan yang entah dari mana asalnya. Huuh, aku kira ceritanya sudah berakhir setelah perpisahan itu. Namun, apa yang aku pikirkan bukanlah sebuah perkiraan yang nyata. Aku sadar, kalau ini adalah kisah awal dari hubunganku. Hubungan dari sang pengkhianat! Aku mencintai, namun aku juga mengkhianati!." Ucap Maya dalam hatinya.

Matanya berkaca-kaca. Entah, dia sadar atau tidak, air matanya perlahan menetes dan jatuh mengenai tangannya. Menyadari air matanya jatuh, dia menyekanya dan kembali memandang ke luar jendela.

Beberapa saat kemudian, ibunya datang membawa sebuah nampan berisi piring yang sudah di lengkapi nasi dan lauk. Dia meletakan nampan di atas meja di dekat tempat tidur. Menyadari anaknya melamun, ibu Maya mendekati Maya dan berdiri di dekatnya. Dia melihat ke arah anaknya dengan memegang penuh kasih bahu Maya.

"Apa yang sudah terjadi biarkanlah terjadi, nasi sudah menjadi bubur, sekuat apapun kamu mencoba mengubahnya menjadi nasi. Itu tidak akan mungkin bisa terjadi. Sama halnya dengan semua ini, kamu membuat Jack pergi tapi kamu mendapatkan David, maka terima dia. Dia adalah pilihan kamu, kenapa sekarang kamu merenung?" ucap Ibu Maya dengan penuh kasih.

Maya hanya diam, mendengar apa yang dikatakan ibunya. Dia melihat ibunya dengan berkaca-kaca.

"Ma, aku tidak merenung. Aku hanya bingung dengan perasaan ku, aku mengkhianati Mas Jack, tapi aku juga yang terluka. Aku mengkhianati orang mencintai ku, tapi aku merasa, apa yang aku lakukan ke Mas Jack akan terulang lagi ke aku!."

"Ssuutt, jangan bicara seperti itu. Mama yakin, pilihan kamu adalah pilihan yang terbaik. Mama yakin, David pasti tidak akan melakukan hal yang menyakiti kamu, Mama yakin itu!."

Maya menghela nafas, dia bergegas memeluk ibunya. Air matanya seakan tercurahkan di pelukan ibunya.

"Maafkan Mama jika Mama menyalahkan kamu, mama hanya ingin kamu untuk menyadari kesalahan kamu dan tidak mengulangi lagi. Cukup Jack yang kamu sakiti tidak dengan pria lain." Maya membalas anggukan.

...****************...

Jack tergeletak di tempat tidur dengan sebilah pisau di dekatnya. Pergelangan tangannya tampak mengeluarkan darah yang berceceran di baju dan kasur.

Jack sudah tidak bisa berkata sepatah katapun. Dia hanya diam dengan mata berkaca-kaca dengan sesekali setetes air mata mengalir membasahi mata.

Tak berselang lama, Ayah Jack datang. Dia mengetuk pintu kamar, namun tidak ada respon sedikitpun dari Jack di kamar.

"Jack, Ayah tahu kamu sedih. Tapi ayah mohon dengan kamu, tolong kamu keluar dari kamar. Kita makan, kamu belum makan dari kemarin," bujuk Ayah Jack, namun masih tidak ada respon dari Jack.

Kekhawatiran Ayah Jack semakin menjadi ketika Jack benar-benar tidak ada kabar dalam kamarnya. Dia merasa terjadi sesuatu dengan Jack. Perasaannya yang sudah campur aduk, membuat Ayah Jack bergegas mendobrak pintu kamar.

Saat pintu sudah terbuka, Ia sangat terkejut karena dia melihat anak semata wayangnya terbaring dengan berlumur darah di atas tempat tidur. Melihat anaknya Ayah Jack terkejut dan bergegas menghampiri Jack.

Menyadari nyawa anaknya dalam bahaya, tanpa berpikir panjang Ayah Jack mengangkat Jack dan membawa Jack ke rumah sakit.

Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit, Ayah Jack sangat khawatir dengan keadaan Jack. Dia terus menerus memanggil-manggil nama Jack, namun Jack sudah tidak merespon panggilan itu.

Tak berselang lama, Ayah Jack sampai di rumah sakit. Ketika turun dari mobil, beberapa suster langsung menyambut mereka dengan ranjang rumah sakit. Mereka meletakan Jack di atas ranjang dan membawa Jack ke ruang gawat darurat.

Ketika Ayah Jack berada di depan UGD, salah satu suster melarang Ayah Jack untuk masuk ke dalam ruangan. Dia meminta Ayah Jack untuk menunggu di luar. Ayah Jack menolak hal itu, namun lama kelamaan dia menerima keputusan dari suster dan berpesan kepada suster, agar suster itu menyelamatkan anaknya.

...****************...

Di rumah Maya duduk di kamarnya menghadap cermin yang berdiri kokoh di depannya. Dia menatap wajahnya yang cantik, namun matanya menggambarkan kesedihan yang entah berasal dari mana kesedihan itu.

"Ada apa dengan aku? Kenapa aku merasa sedih? " ucapnya dengan berbicara sendiri. Matanya terus memandang bayangannya yang masih memakai cincin pertunangannya dengan Jack.

"Kenapa dengan aku? Kenapa perasaan ku sangat berat untuk melepaskan cincin ini? Kenapa?"

Kesedihan terus terlihat di raut muka Maya, dia merasa ada sesuatu yang membekas di dalam hatinya, namun dia tidak tahu apa yang terjadi dengannya.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!