NovelToon NovelToon

DIAM BUKAN BERARTI TAKUT

Olahraga Volly

Aziel  siap-siap untuk berangkat ke sekolah, periksa kembali buku pelajaran hari ini, sebelum berangkat dan kwartir ketinggalan buku sekolah.

" Hari ini olahraga Volly, bahagianya bisa melihat Agni main Volly bersama temen-temen perempuan lainnya, dia cantik sekali tapi disayangkan sekali terlalu sombong dan sulit untuk dideketin" Ucap Aziel yang kagum dengan kecantikan Agni dan paling jago main Volly.

Aziel langsung pakai baju olahraga sebelum berangkat ke sekolah.

Dilain sisi, Agni minum jamu yang selalu dibuatin oleh Bunda Nya, sebelum Agni berangkat ke sekolah apa lagi Agni akan olahraga Volly hari ini.

" Agni, ini diminum dulu jamu nya Nak, katanya hari ini olahraga Volly kan, supaya stamina kamu fit selama ikut olahraga." Ucap Bunda Nya Agni yang memberikan jamu untuk Agni.

" Terimakasih Bunda, Iyah Bunda Agni hari ini olahraga Volly, dan ada pertandingan bersama temen-temen juga." Ucap Agni langsung minum jamu buatan Bunda Nya, walaupun pahit tapi Agni doyan minum jamu buatan Bunda Nya.

" Kamu kenapa tidak pernah ikut olimpiade olahraga Volly? Tingkat kota Agni? Padahal Ayah lihat kamu jago sekali loh main Volly nya?" Tanya Ayah Nya Agni, yang sering memperhatikan anaknya setiap main Volly bersama temen-temennya

" Temen-temen Agni, pada tidak mau ikut lomba Ayah, lomba seperti itu kan harus punya tim olahraga sendiri, yang untuk didaftarkan ikut lomba, jadi kalo temen-temen tidak mau yah tidak akan pernah bisa ikut lomba" Lanjut Agni sedih, padahal ingin sekali merasakan ikut lomba, tapi temen-temennya mau main Volly cuman disaat jam pelajaran saja atau pertandingan antar kelas saja.

Agni mulai menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh Bunda Nya, Agni selalu senang sarapan bersama kedua orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.

Dilain sisi, Aziel parkirin motornya, sebelum masuk kedalam kelasnya, Aziel melihat temen-temen yang sering usil ke Aziel jalan menghampirinya, Aziel  berusaha tidak takut sama sekali.

" Culun, mana sini tugas kamu!, kita mau salin karena kita tidak belajar tadi malam!." Tegas Feri pegang stang motornya Aziel, sambil lepas paksa kacamatanya Aziel.

" Maaf, saya tidak ingin kasih tahu kalian jawaban soal-soal yang Guru berikan, enak sekali kalian tidak belajar tapi mau mendapatkan nilai bagus karena salin jawaban saya, apapun yang kalian lakukan ke saya, tidak akan saya berikan jawaban saya!." Tegas Aziel, yang tidak ingin dimanfaatin oleh Feri dan temen-temennya lagi.

" Kita rusakin saja kacamata si culun dan motornya juga kita rusakin biar tahu rasa, karena dia selalu berani tolak perintah kita" Ucap Erik sengaja komporin Feri, supaya Feri memberikan pelajaran ke Aziel yang selalu pelit, kasih contekan tugas sekolah hari ini.

" Kamu denger ucapannya Erik? Jika kamu terus saja menolak keinginan kita, kita akan rusak motor tua ini dan kacamata kamu, supaya jadi efek jera bagi orang pelit ke kita!." Tanya Feri dengan tegas, Feri semakin semangat kerjain Aziel, yang masih berusaha melawan Feri.

" Kalian pereman atau pelajar disini? Jika pelajar pasti mau berusaha menjawab tugas yang diberikan, sesusah apapun, dan apapun hasilnya ada usaha yang dikerjain bukan paksa sekaligus ancam seperti ini." Lanjut Aziel berusaha tidak takut dengan ancaman Feri dan temennya.

Gubrak, Aziel jatuh dari motornya, karena Feri dorong Aziel sampai jatuh ke tanah dan kakinya Aziel ketindihan motornya, Feri ajak temen-temennya untuk pergi setelah melihat Aziel jatuh.

" Dasar kalian anak-anak Malas, cuman bisanya jahat karena kesel tidak diberikan pertolongan, kasih jawaban tugas tugas sekolah hari ini." Ucap Aziel menahan sakit pada kakinya, Aziel berusaha bangun walaupun kesulitan karena kakinya ketindihan body motornya.

Dilain sisi, Agni turun dari mobilnya, menjadi pusat perhatian temen-temen satu sekolahnya, karena terpesona melihat kecantikannya dan senyum nya Agni, walaupun terkenal sombong tidak membuat Agni dijahui oleh temen-temennya, justru mewajarkan sikapnya Agni.

" Si culun, kasihan sekali, dia jatuh dari motornya dan tidak ada yang bantuin sama sekali." Ucap Agni dengan sombongnya, melihat Aziel kesulitan berdiri karena kakinya terluka.

" Tadi dia habis ngobrol bersama Feri dan Erik, entah apa yang mereka bicarakan, membuat Feri dorong motornya Aziel sampai jatuh, kasihan sekali selalu menjadi pusat keisengannya Feri dan kawan-kawannya " Ucap Anita yang melihat awal Aziel bicara dengan Feri, Erik dan temen-temen lainnya.

" Wajar lah tidak ada yang mau bantuin cowok culun seperti dia, mana ada yang mau sih, beda dengan cewek cantik dan cowok tampan, pasti dalam hitungan menit ada yang memberikan bantuannya, karena itu lah kelebihannya good looking." Lanjut Agni dengan sombongnya, sambil senyum sinis melihat Aziel jalan kesusahan meninggalkan parkiran sekolah menuju ruang UKS.

Dilain sisi, Feri, Erik, dan Luky, berusaha kerjain tugas Fisika yang paling Feri benci, karena soal yang sulit untuk dikerjakan dan soalnya tidak pernah sedikit setiap dikasih tugas.

" Sial, semalam kita nonton bola terlalu lama, sampai kita lupa ada tugas ini!." Protes Feri kesel, karena tidak kerjain tugas sama sekali membuat Feri sekarang susah sendiri.

" Si culun bener-bener pelit, kasih jawaban saja susah sekali, sampai akhirnya kita dorong dia tadi, saking emosinya karena terlalu pelit." Ucap Erik yang ikut pusing kerjain soal Fisika.

" Tapi saya kwartir dia jadi lumpuh, karena  kakinya kena body motor tuanya. Bisa-bisa kita yang disalahkan." Ucap Lucky kwartir, kena masalah karena Aziel jatuh tadi.

" Tenang saja, siapa sih yang berani melawan kita, anak anak di sekolah ini pada takut dengan kita, pasti semuanya aman kok, lagian suruh siapa jadi temen pelit sekali." Lanjut Feri dengan percaya dirinya, dan yakin semua akan baik baik saja.

" Yah semoga saja deh" Lanjut Lucky pasrah, karena ulah Feri tadi membuat Aziel jatuh dari motornya, karena didorong oleh Feri.

Dilain sisi, Aziel diperiksa oleh Dokter jaga, Aziel mendapatkan perban dikedua kakinya karena begitu keras ketimpa motornya tadi, saat jatuh dan tidak ada yang bantuin sama sekali.

" Kamu beberapa hari tidak bisa ikut olahraga dulu, sampai kondisi kaki kamu sembuh total, kamu minta orang tua kamu untuk ke rumah sakit supaya kedua kaki kamu diperiksa." Ucap Dokter di ruang UKS, setelah periksa kondisinya Aziel.

" Feri dan temen-temennya jahat sekali, karena mereka kamu seperti ini, memangnya apa yang kalian Bahas sampai Feri membuat kamu seperti ini?."  Tanya Guru Olahraga, yang mendapatkan kabar jika Aziel kakinya kena body motornya setelah Aziel didorong sampai jatuh oleh Feri.

" Karena saya tidak memberikan jawaban tugas fisika Pak, Feri dan temen-temennya marah karena saya tidak mau memberikan jawaban ke mereka dan mereka jadi marah ke saya." Ucap Aziel berusaha santai, karena Aziel tidak ingin dianggap lemah karena berusaha melawan Feri.

" Mereka anak-anak Malas dan selalu bikin masalah, tapi kamu tenang saja kita akan tanggung biaya pengobatan kamu, karena kamu sakit selama ada dilingkungan sekolah." Lanjut Guru olahraga, yang berusaha tanggung jawab dengan keadaan Aziel dan tidak ingin disalahkan oleh orang tuanya Aziel.

" Baik Pak" Lanjut Aziel lega karena kedua orang tuanya, tidak dibebani untuk biaya pengobatan karena tiba-tiba sakit pada kakinya.

Jadi orang pelit

Agni melihat Aziel jalan pelan-pelan masuk kedalam kelas, pakai tongkat karena kedua kakinya Aziel habis ketindih body motor, membuat Agni langsung ledekin Aziel yang kesulitan jalan.

“ Jadi orang pelit sih, jadi sakit seperti itu kasihan deh culun sudah jelek dan sekarang jalannya sulit seperti itu” Ledek Agni sambil senyum sinis melihat Aziel

“ Itu lah akibatnya pelit dengan saya, berani melawan akan kena musibah seperti apa yang dialami oleh Aziel jadi siapapun jangan ada yang berani menolak perintah saya apa bila saya perintahkan kasih liat tugas dan jawaban harus langsung kasih, jika tidak yah harus menerima akibatnya seperti Aziel alami sekarang!.” Tegas Feri dengan sombongnya, Feri sengaja bersikap sombong supaya tidak ada yang berani melawan keinginannya Feri.

“ Kamu disini untuk belajar dan sama sama berjuang, supaya mengerti apa yang diberikan oleh Guru bukannya dengan mudah minta jawaban dengan kasar dan seenaknya, mau berapapun banyak temen yang celaka karena kamu, tidak akan membuat kamu pinter juga Feri, dengan kamu mendapatkan jawaban dengan mudah, percuma saja kamu setiap hari ke sekolah dari pagi sampai siang jika kamu tidak mengerti dengan soal yang diberikan oleh Guru setiap pelajarannya.” Ucap Aziel, yang berusaha tidak takut dengan Feri,walaupun tahu akan celaka dan sakit tapi Aziel akan berusaha melawan temen yang seenaknya seperti Feri.

“ Uuuh, sombong sekali si culun ini, memang harus dikasih pelajaran nih Fer."  Lanjut Agni sengaja profokasi Feri, supaya memberikan balasan atasan ucapan Aziel yang seenaknya.

“ Ini balasan atas ucapan sombong kamu culun, jika kamu semakin seenaknya melawan saya akan saya buat kamu semakin menderita."  Lanjut Feri dengan tegas, Feri langsung Tarik paksa tongkat yang dipake Aziel, membuat Aziel jatuh.

“ Aziel, kamu tidak kenapa-kenapa?” Tanya Guru yang tiba-tiba masuk kelas dan melihat Aziel yang jatuh ke lantai.

“ Saya tidak kenapa-kenapa Pak, saya masih bisa ikut pelajaran Bapak." Ucap Aziel berusaha menahan rasa sakit pada kedua kakinya, karena tiba-tiba jatuh karena tongkatnya ditarik.

“ Feri, kamu keterlaluan sekali, kamu tarik paksa tongkat yang dipakai Aziel tadi Bapak melihatnya sendiri, kamu bener-bener nakal sekali!.” Bentak Guru yang melihat apa yang dilakukan oleh Feri, membuat Aziel jatuh.

“ Sudah Pak, mari kita mulai pelajarannya.” Lanjut Aziel yang ingin secepatnya duduk dibangkunya, supaya bisa ikut pelajaran fisika.

“ Sial, awas kamu culun membuat saya malu seperti ini!."  Batin Feri kesel, karena ucapannya Aziel membuat Feri merasa malu didepan temen-temen sekelas.

“ Saya permisi Pak, untuk duduk dikursi saya” Lanjut Feri yang langsung jalan ke bangkunya dan begitu juga dengan

Aziel berusaha untuk berdiri, untuk jalan ke bangkunya, Aziel melihat temen-temen sekelasnya cuman melihat Aziel yang susah payah untuk jalan tanpa ada niatan untuk bantu sama sekali, bahkan ada yang senyum sinis melihat Aziel yang kesulitan untuk duduk dikursinya.

“ Si culun bener bener cari masalah, dia sombong sekali berani melawan Feri, siap siap untuk semakin apes dia."  Batin Agni melihat Aziel yang berusaha duduk dibangkunya.

“ Oke anak-anak, Bapak akan mulai pelajaran fisika sebelum dimulai pelajaran hari ini, kalian kumpulkan tugas kalian dulu yang sudah Bapak berikan minggu kemarin.” Ucap Guru Fisika melihat murid-muridnya  yang tegang, karena takut jawabannya salah.

“ Gawat, belum disalin lagi, gara gara culun tadi membuat saya tidak keburu cari jawaaban yang bener!.” Batin Feri panic dan kesel karena belum kerjain tugas sama sekali

“ Baik Pak” Ucap Aziel, Aziel lega melihat jawaban soalnya yang tidak diganti oleh siapapun, membuat Aziel langsung memberikan buku pelajaran ke Guru yang ada didepan kelas, Aziel dengan susah payah untuk bisa jalan sampai ke meja guru.

Temen- temen sekelas Aziel, dengan pasrah juga serahkan tugas yang sudah dikerjakan di rumah dan bisa diberikan langsung ke Guru untuk diperiksa jawabannya, Agni yang sudah belajar semalam pasrah dengan jawaban yang sudah dikerjakannya.

Dua jam kemudian, Bel istirahat telah berbunyi, membuat temen-temen sekelasnya Aziel satu persatu keluar dari kelas untuk istirahat, Agni yang melihat Aziel yang masih duduk dikursinya karena menahan rasa sakit pada kedua kakinya, langsung menghampiri Aziel.

“ Sakit yah? Menyesal tidak karena sudah mempermalukan temen sendiri seperti tadi?” Tanya Agni senyum sinis melihat Aziel, yang menahan sakit di kakinya

“ Tidak sama sekali, kenapa harus menyesal selama saya tidak merugikan orang lain,saya tidak akan merasa menyesal dengan ucapan saya sama sekali.” Ucap Aziel yang seneng, karena Agni mau ajak bicara Aziel.

“ Sombong sekali kamu culun, awas semakin apes kamu semakin melawan Feri, lebih baik nurut saja dengan apa yang diperintahkan oleh Feri, kamu jawab soal yang diberikan oleh Guru dan besoknya serahkan untuk Feri copy paste, tidak membuat kamu menderita seperti itu dan mudah kan” Lanjut Agni sengaja, pancing emosinya Aziel

“ Nah bener, apa yang diucapkan Agni, tidak akan membuat kamu menderita seperti ini kan, tinggal nurut saja semuanya akan damai damai saja, tidak ada yang merasa disakitin oleh saya juga kan, disini saya jagoan dikelas dan siapa sih yang berani melawan saya!" Tegas Feri dengan sombongnya, Feri tidak akan biarkan Aziel berhasil melawannya.

“ Jagoan? Kamu disini pelajar atau bukan? Jika saya sampai masuk ke rumah sakit cuman karena melawan kamu, saya tidak akan menyesal sama sekali, karena kamu temen sekelas yang tidak perlu saya takutin sama sekali. Agni jika kamu fikir saya akan turutin kamu untuk tidak melawan Feri salah besar, karena saya tidak akan pernah mau.” Lanjut Aziel yang tidak ingin direndahkan oleh temennya, cuman karena tidak mau belajar sama sekali.

“ Dia bener-bener nekat Feri, sudah lah kita tinggalin si culun sendirian disini, karena jam istirahat bakal selesai dan kita tidak kebagian waktu makan cuman karena ajak bicara si culun terus” Ucap Lucky yang tidak ingin menahan lapar, cuman karena menghabiskan waktu istirahat demi ajak bicara Aziel saja

“ Kamu bener, hayo guys kita pergi dari sini dan kunci kelas ini supaya dia tidak istirahat sama sekali, selama kita belum kembali ke kelas ini jangan dibuka untuk si culun, biarin dia tidak makan sekarang.” Perintah Feri, yang ingin membuat Aziel menahan lapar sampai jam pulang sekolah.

“ Baik lah Feri hayo.” Lanjut Agni yang setuju, untuk kunciin Aziel sendirian didalam kelas dan tidak makan sama sekali

Agni langsung jalan untuk keluar dari kelas diikutin oleh Feri dan Lucky, untuk meninggalkan Aziel sendirian didalam kelas dan dikunciin selama Agni dan temen temennya makan.

“ Alhamdulillah, setiap hari Bunda selalu siapin bekel ke sekolah, jadi aman bisa makan walaupun tidak ke kantin sama sekali, seterusnya harus hati-hati supaya saya tidak kelaparan cuman karena ulah jahil mereka seperti ini.” Batin Aziel senyum melihat temen-temennya, yang pergi begitu saja, tanpa tahu jika Aziel bawa makan dari rumah dan membuat Aziel tidak akan menahan lapar sampai siang.

Aziel langsung keluarin kotak makan yang sudah ada didalam tasnya, untuk dinikmatin seorang diri didalam kelas, tanpa ada yang ganggu sama sekali sampai Aziel selesai makan.

Tidak bisa pulang

Feri, Agni, dan Kiki. Melihat Aziel jalan pelan-pelan untuk keluar dari kelasnya, Kiki yang melihat Aziel kesusahan untuk jalan, ingin sekali membantunya tapi dilarang oleh Feri.

" Mau kemana kamu Ki?" Tanya Feri menatap sinis ke arah Kiki yang mau keluar kelas.

" Jangan jadi pahlawan kesiangan kamu Ki, biarin dia jalanin sendiri dan terima akibat dari kesombongan dia dengan melawan Feri tadi pagi." Tegas Agni yang paling tidak suka, melihat ada temen yang mau jadi pahlawan kesiangan.

" Iyah saya mau bantu dia, kasihan jalan sendiri, dengan kaki seperti itu, nakal boleh tapi jangan berlebihan seperti ini temen-temen, kita masih pelajar masa sikap dan ucapan kita seperti pereman sih?" Tanya Kiki yang heran, melihat temen-temennya kejam sekali dengan Aziel.

Bugh, Satu tonjokan mendarat diwajahnya Kiki, karena Feri kesel melihat Kiki yang memaksa mau bantuin Aziel.

" Berani melangkah, nasip kamu akan seperti dia mengerti!" Bentak dan ancam Feri melihat Kiki dengan tatapan sinis dan penuh amarah, Feri paling tidak suka dibantah.

" Saya tidak takut, dengan anak pereman seperti kamu, semakin banyak temen-temen yang luka karena kamu, saya yakin kamu akan dikeluarkan dari sekolah ini dengan tidak hormat dan kamu akan malu karena sikap seenaknya kamu sendiri!" Ancam Kiki yang tidak terima di tonjok oleh Feri, cuman karena berusaha bantuin Aziel saja.

Kiki langsung jalan meninggalkan kelas, menahan rasa sakit diwajahnya, Kiki tidak ingin ditindas terlalu lama oleh Feri yang selalu seenaknya.

" Sial!  Sudah ada dua orang yang berani melawan saya, awas mereka akan menerima akibatnya!." Tegas Feri sambil mengepalkan tangannya, karena kesel melihat Aziel dan sekarang Kiki sudah mulai berani melawan Feri.

"Jangan mau ada yang melawan kamu Feri, masa kamu kalah sama dua orang itu sih." Lanjut Agni yang paling seneng provokasi Feri, supaya tetep bisa jadi jagoan di kelasnya dan tidak ada yang boleh melawan sama sekali.

" Kamu bener, masa saya kalah dengan mereka sih." Lanjut Feri yang setuju dengan ucapannya Agni, tidak akan biarkan Kiki ikut-ikutan Aziel untuk melawannya.

Agni senyum bahagia melihat Feri berhasil di provokasi oleh ucapannya, Agni langsung keluar dari kelas dengan perasaan bahagia karena berhasil menghasut Feri.

Dilain sisi, Kiki yang berhasil kejar Aziel di parkiran, langsung ajak Aziel untuk pulang bareng.

" Aziel saya anter pulang, motor kamu kan rusak tentunya tidak bisa pulang sendiri kan." Ucap Kiki, yang tidak tega melihat Aziel kesusahan untuk pulang sendiri.

" Tuhan aku ikhlas, apapun yang akan terjadi selama diperjalanan menuju rumah." Batin Aziel, Aziel pasrah apapun yang akan terjadi selama dijalan dan berusaha menghargai niat baiknya Kiki untuk anterin Aziel pulang.

" Boleh saja Kiki, terimakasih sudah baik mau bantu saya pulang. " Ucap Aziel berusaha santai, berusaha berfikir positif dengan niat baik nya Kiki yang tiba tiba menawarkan untuk anterin Aziel pulang.

" Sama sama Aziel, hati hati naik motornya." Lanjut Kiki, Kiki berdiri dibelakang Aziel supaya tidak jatuh dari motornya saat naik motor.

Saat Aziel sudah duduk dengan aman, membuat Kiki langsung naik motornya untuk anterin Aziel pulang sampai rumahnya

Dilain sisi, Agni saat sudah masuk kedalam mobilnya, melihat tugas sekolah untuk besok membuat Agni merasa pusing dan kesel.

" Sial! Tugas ekonomi lagi, mana saya ngerti sih dan banyak lagi soalnya, ini Guru selalu siksa muridnya dengan soal banyak seperti ini!." Protes Agni kesel, karena diberikan tugas ekonomi dan baru selesai tugas Fisika yang sama sama menghitung.

" Nona, kita mau kemana? Mau jalan jalan atau mau langsung pulang?." Tanya Supirnya Agni melihat anak majikannya marah marah sendiri.

" Pulang saja Pak, saya kesel banyak tugas seperti ini, harus dikerjain dari siang Pak." Lanjut Agni yang malas sekali, banyak tugas yang membuat Agni tidak bisa banyak main.

" Baik Nona" Lanjut Supirnya Agni yang langsung menyalakan mobilnya, untuk meninggalkan sekolahan menuju rumah.

Dilain sisi, Orang tuanya Aziel, bingung melihat anaknya pulang sekolah tiba-tiba kakinya sulit untuk berjalan, masuk kedalam rumah.

" Kamu kenapa jalannya seperti itu? Motor kamu mana? Kenapa pulang dianterin temen kamu?" Tanya Ayah Nya Aziel, melihat anaknya kesulitan jalan menuju teras rumahnya.

" Jatuh dari motor Ayah tadi pagi, oleh karena itu jalannya seperti ini dan sudah diobatin tadi di ruang UKS." Ucap Aziel, yang tidak tega kasih tahu yang sebenarnya ke orang tuanya.

" Jatuh dimana? Terus motor kamu disimpan dimana? Sepertinya kondisi motor kamu parah, sampai ditinggal seperti ini?" Tanya Ayah nya Aziel,  curiga kalo anaknya jatuhnya cukup parah, sampai motornya ditinggal.

" Aziel, kamu berusaha melindungi Feri tidak kasih tahu yang sebenarnya, padahal Feri sudah jahat seperti ini ke kamu padahal Aziel." Batin Kiki tidak menyangka jika Aziel, tidak kasih tahu yang sebenarnya ke orang tuanya.

" Ada di sekolah Ayah, sudah yah ayah, Aziel dan Kiki mau belajar di kamar soalnya ada tugas sekolah." Lanjut Aziel sengaja, supaya tidak ditanya terus oleh orang tuanya.

" Tunggu, kamu boleh ke kamar kalo kita sudah bawa pulang motor kamu, sepertinya kaki kamu tidak dalam keadaan baik baik saja itu!." Tegas Ayah nya Aziel, yang tidak ingin anaknya tidak bawa pulang motornya sekarang.

" Biarin Aziel ke kamarnya duluan saja Om, biar saya saja yang ambil motornya Aziel di sekolah soalnya saya mau ke supermarket beli paket internet." Ucap Kiki berusaha, tidak membuat ayah nya Aziel paksa Aziel ke sekolah lagi karena kaki Nya Aziel bengkak dan bahaya jika terlalu dipaksa untuk terus jalan.

" Tidak!, Om yang mau ambil motornya Aziel, apa ada yang kalian sembunyikan? Om merasa aneh Aziel jatuh dari motor sampai di anterin pulang oleh kamu dan motor di tinggal di sekolah, sebenarnya apa penyebab Aziel jatuh?" Tanya Ayah Nya Aziel yang curiga, jika Aziel jatuh dari motor karena dijahili oleh temen-temennya.

Aziel bingung karena ayah nya, mau ke sekolah untuk ambil motornya, jika ayah nya datang ke sekolah maka akan ketahuan kalo Aziel jatuh dari motor karena didorong oleh Feri tadi pagi, sampai kaki nya ke tiban motornya sendiri.

Dilain sisi, Kepala sekolah melihat motornya Aziel yang rusak, karena ulah Feri membuat kepala sekolah semakin bingung untuk tegur Feri yang selalu seenaknya.

" Kaca spion patah, body motornya sampai lepas seperti itu, dan sekarang kondisi kaki Nya Aziel juga jadi pincang Pak. Karena di dorong oleh Feri cukup keras" Ucap Guru olahraga yang melihat sendiri, disaat Feri dorong Aziel dari motor.

" Feri harus dikasih teguran keras, supaya tidak semakin seenaknya ke temen-temennya. Dia disini untuk belajar dengan benar bukannya seenaknya ke temen-temennya, membuat luka dan motornya rusak seperti ini" Ucap Kepala sekolah yang kesel, karena sudah banyak laporan kenakalan Feri selama di sekolah.

" Teguran terakhir saja dulu Pak langsung ke Feri, jika anak itu tidak bisa di tegur yah kita langsung bilang ke orang tuanya, dan masih berulah baru kita keluarkan Pak, jangan sampai citra sekolah kita rusak cuman karena anak nakal seperti Feri saja Pak." Tegas Guru olahraga, yang tidak ingin sekolahnya di cap gagal untuk mendidik muridnya untuk tidak berbuat nakal ke temen-temennya dan membuat temennya sampai sakit segala.

" Baik lah Pak, besok kita tegur Feri langsung dan tahapan terakhir baru kita keluarkan dia, saya juga tidak ingin sekolah ini dianggap gagal untuk mendidik muridnya jadi anak baik-baik." Lanjut Kepala sekolah, yang setuju dengan rencana Guru olahraga demi menjaga nama baik sekolah, lebih baik kehilangan satu murid dari pada membuat nama baik sekolah jadi rusak begitu saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!