" Andra, I love you!"
" Andra, marry me!"
" Andra, senyum dong!"
Teriakan para penggemar memenuhi depan kantor JD Advertising saat Andra memperpanjang kontrak dengan JD Advertising dan Naure Outdoor. Di sana ada Juna Dewantara selaku founder dari Naure Outdoor dan Aditya Bratasena Selaku presiden direktur JD Advertising.
Sudah 3 tahun ini Andra menjadi brand ambasador dari Naure Outdoor. Naure Outdoor atau NO adalah sebuah brand dari alat-alat olah raga outdoor yang meliputi tas, sepatu, jaket dan lain-lain.
Andra yang seorang traveler tentu sangat cocok untuk menjadi brand ambasador nya. NO juga mensupport segala alat yang diperlukan Andra dalam bertraveling. Serial produk baru yang NO keluarkan saat dipakai Andra dalam acara traveling nya pasti langsung sold out.
Sungguh the power of famous person. Andra Suma, siapa yang tidak mengenalnya. Akun instagramnya bahkan memiliki sekitar 30 juta pengikut. Setiap postingannya bisa mendapatkan like lebih dari 2 juta like.
Maka dari itu banyak pemilik brand- brand produk yang menginginkan Andra menjadi endorser produk mereka. Tapi Andra sendiri tidak serta merta mau menerima semua endorsement itu. Di akan memilih sesuai apa yang ia mau dan sesuai dengan dirinya.
Pernah suatu ketika Andra diminta mengiklankan pengencang payuudara. Tentu saja pria itu menolak mentah-mentah.
" Emang dia kira buah dadaa gue bisa kenceng gitu. Kagak mikir nih orang. Masa cowok suruh ngiklanin begituan."
Kembali lagi di depan kantor JD Advertising. Sungguh mereka tidak menyangka jika antusiasme masyarakat terlebih para fans garis keras Andra yang menamai mereka Andraholic itu ternyata sudah standby dari pagi.
" Bang Jun, ni yang bener aje kenapa jadi rame gini?" tanya Andra kepada Juna.
" Laah mene ketehe. Situ nanyeaaa?" jawab Juna sekenanya.
Sedangkan Adit, tentu dia hanya menggeleng pelan. Dia tahu kepopuleran Andra seperti apa tapi dia sungguh tidak menyangka akan seperti ini.
" Parah lo Ndra, bikin ricuh kantor gue."
" Eh nyet, emang gue tahu bakalan kayak gini. Kan gue nggak woro-woro bakalan kesini. Ini pasti ulah Si Juned."
Pria yang bernama asli Junaidi yang tidak lain adalah asisten Andra itu hanya bisa pasrah menerima tatapan maut dari bosnya.
Mampus gue. Bisa abis gue setelah ini, gumam Junaidi.
Andra ( Rafandra Suma Dwilaga) nih bos, si paling warm di keluarganya. Pict by pint.
Si Juned 🤭
🍀🍀🍀
" Sialan lo Juned. Lo ye bener-bener bikin gue nggak bisa gerak tadi."
Andra terlihat kesal. Saat ini mereka sudah berada di apartemen pribadi milik Andra. Jika banyak pekerjaan begini dia akan tinggal di apartemen. Baru saat week end dia akan pulang ke kediaman Dwilaga untuk berkumpul dengan saudara, ipar, dan keponakannya.
" Bos sumpah bukan Juned bos yang bocorin jadwal bos hari ini ke media."
" Ned, gue nggak pernah masalahin soal fans. Tapi kadang gue agak repot aja soalnya mereka kadang diluar kendali. Kayak tadi ada yang jatuh pingsan. Duuh gue kan ngeri. Maka dari itu gue nggak pernah share jadwal gue biar kejadian-kejadian kayak gitu nggak terulang setiap kali gue show up."
Junaidi mengangguk mengerti dengan setiap apa yang dikatakan oleh bos nya. Tapi sungguh bukan dia yang meng-up schedule sang bos. Junaidi sebenarnya menaruh curiga kepada Restu, manager dari Andra. Tapi dia tidak mau mengatakan hal tersebut kepada Andra karena dia pun tidak memiliki buktinya.
" Udahlah nggak usah dipanjangin. Tapi tadi lo yakin nggak ada apa-apa di TKP?"
" Aman bos. Juned yakin 100%."
Andra lalu membaringkan tubuhnya. Menjadi seorang entertain sebenarnya bukanlah salah satu wish list nya. Tapi rupanya Tuhan memberikan itu padanya. Maka Andra berusaha dengan senang hati menjalani. Dari sekian banyak fans nya ia yakin pasti memiliki haters juga. Dunia ini tidak akan sempurna jika tidak seimbang jika tidak saling melengkapi. Ada pengagum maka pasti ada pembenci. Andra tentu tahu itu. Tapi sebisa mungkin Andra menghadapi para pembencinya dengan senyuman. Pembawaan Andra yang hangat, ramah, dan menyenangkan membuat dia begitu disukai tapi juga dibenci.
Alah sok kecakepan. Sok imut. Sok care, sok ramah dan sok-sok yang lain. Andra tentu kenyang akan ucapan-ucapan tersebut.
" Oh iya Ned, dimana Restu?"
" Ehmm, Bang Restu tadi langsung cabut setelah acara di JD Advertising kelar. Tapi doi nggak ngomong sih mau kemana."
" Ooh oke, ntar biar gue tanya ke dia. Gue week end pokoknya mau free. Waktunya gue kumpul ma keluarga gue. Hishh, kangen gue ma ponakan-ponakan gue itu."
Yang Juned tahu Andra memang seorang family man. Dia lebih memprioritaskan keluarganya dibanding apapun. Pernah suatu ketika ada job besar untuknya, tapi Andra menolak mentah-mentah karena tanggal job nya bertepatan dengan tanggal ulang tahun Yasa, sang keponakan. Hal tersebut tentu membuat Restu sang manager kesal. Tapi bagaimanapun juga keputusan selalu ditangan Andra. Dia yang punya tubuh maka hak dia untuk mengambil pekerjaan atau tidak.
🍀🍀🍀
" Hei, udahlah ngapain sih masih ngikutin dia mulu. Kan gue udah minta lo dari kapan tahu."
" Entahlah, aku masih belum bisa ninggalin dia."
Dua orang sedang berbicara santai di sebuah kafe siang itu sambil menikmati minuman dingin yang sudah tersaji di meja. Sebuah ruangan privat dipilih agar mereka bisa berbicara dengan bebas tanpa khawatir di dengar orang lain ataupun paparazi.
Terlihat salah seorang dari mereka tengah mengeluhkan sesuatu. Wajahnya tampak lesu dan juga kesal. Berulang kali orang di depannya menepuk pelan bahunya agar lebih merasa tenang.
" Gimana lo mau nggak, gue jamin lo bakalan lebih enak sama gue."
Orang tersebut hanya diam dengan sesekali meneguk capuccino ice kesukaannya. Ia tentu belum bisa memberi keputusan apapun. Dalam hatinya ia masih dilema akankah pergi atau tetap tinggal.
" Ya udah lo pikirin dulu. Gue musti balik. Bentar lagi gue ada pemotretan. Inget pikirin baik-baik tawaran gue. Ini nggak akan jadi dua kali loh ya. Hanya ke lo gue mau ngomong gini."
Pria berambut blonde itu meninggalkan seseorang disana sendirian yang masih termenung. Hingga panggilan ponsel menyadarkannya dari lamunan.
" Lo dimana?"
" Aah sorry Ndra, aku tadi pulang bentar ada urusan."
" Oke deh. Ya udah kalau lo mau istirahat. Lagian udah nggak ada kegiatan apapun hari ini. Thanks ya Res, lo udah ngaturin semua jadwal gue."
" Sama-sama Ndra."
Restu membuang nafasnya kasar setelah menutup sambungan ponselnya dengan Andra. Ia kembali menimbang tawaran dari pria tadi. Restu merasa dilema dengan apa yang sekarang dihadapkan kepadanya. Ia pun mengacak kasar rambutnya.
" Arghhh!!! Asli bingung. Apa aku harus resign dan terima tawaran dia ya."
TBC
Hai hai hai
Othor datang lagi nih, kali ini bawa si paling anget di keluarga Ayah Aryo. Tenang, ini bukan sekuel kok jadi meskipun langsung baca ini dan belum baca dua kakak kulkas 12 & 15 pintu tetep nggak masalah.
Happy reading, semoga suka ya. Terimakasih, matursuwun, gumawo.
Zanita Yufarani pict by. Pint
Seorang gadis dengan tampilan formal terlihat tersenyum cerah sepanjang jalan. Ia bahkan bersenandung kecil. Jika orang kebanyakan biasanya membenci hari senin, gadis itu malah begitu menyukainya. Baginya senin adalah dimana ia akan memulai hari.
Jika hari senin nya baik maka sepekan kemudian maka akan berjalan dengan baik juga pun sebaliknya. Maka dari itu ia selalu menyambut hari senin dengan rasa gembira dan antusias yang tinggi.
Seperti hari ini, hari senin yang kembali membuatnya sangat bersemangat. Dia diterima bekerja di JD Advertising. Sambil menunggu wisuda, gadis yang bernama Zanita Yufarani itu mencoba peruntungannya melamar ke JD Advertising sebagai seorang reporter.
Za, begitulah ia biasa dipanggil memang berkuliah di jurusan broadcasting. Cinta-citanya adalah menjadi news anchor. Tapi tentu ia harus merangkak dari bawah dulu bukan untuk mencapai posisinya itu? Dan salah satunya dengan menjadi reporter.
Za berjalan menuju ke rumah. Hari ini dia tidak memakai motornya karena ingin tampil rapi saat wawancara.
" Assalamualaikum."
Sepi, tampaknya kedua orang tuanya masih belum pulang dari pasar. Setiawan dan Jamilah, kedua orang tua Zanita adalah seorang pedagang bahan-bahan pokok di pasar. Meskipun kiosnya tidak besar tapi melalui kios itulah mereka bisa menguliahkan putri semata wayang mereka.
Zanita masuk ke rumah lalu berganti pakaian. Besok dia akan diikutsertakan untuk meeting progam baru yang akan diluncurkan JD Advertising untuk chanel youtube mereka.
" Oke deh, masak aja kali ya. Sapa tahu bapak sama ibuk pulang langsung pengen makan."
Zanita memutuskan pergi dapur. Ia langsung membuka lemari es nya untuk mengambil ketersediaan bahan makanan yang bisa diolah. Ada telur, bayam, tahu, tempe dan jagung.
Zanita pun menjentikkan jarinya. Ia tahu akan membuat makan siang apa kali ini. Tangan Zanita lincah mengambil bumbu-bumbu dapur dan meraciknya. Dua kompor langsung dinyalakan oleh gadis berusia 23 tahun itu. Satu kompor ia gunakan untum merebus telor dan satunya lagi untuk menggoreng tahu dan tempe yang sudah ia bumbui.
Sekitar 1 jam makanan yabg ia buat akhirnya selesai juga. Zanita menghidangkan sayur bayam plus jagung, balado telor dan tahu tempe goreng di meja makan. Dia terlihat puas dengan hasil makanannya.
" Assalamualiakum,"
" Waalaikumsalam."
Senyum Zanita merekah saat tahu bapak dan ibunya pulang. Ia kemudian berlari menuju pintu dan membantu kedua orang tuanya membawa beberapa barang. Sebagai anak satu-satu nya Zanita malah tumbuh menjadi gadis mandiri. Dia bisa melakukan pekerjaan rumah apapun. Bahkan dia pernah membantu sang bapak membetulkan genteng. Ia juga pernah menjadi asisten Wawan saat membuat dapur untuk sang istri.
" Wuiih, Za udah masak. Enak nih."
" Udah pak, cuci tangan trus makan yuk. Ibuk juga."
Wawan dan Milah tersenyum, bergantian mencuci tangan di wastafel lalu menarik kursi dan duduk di sana. Zanita mengambilkan nasi untuk kedua orang tuanya tersebut. Mereka menikmati makan siang dengan hikmat hingga semuanya selesai.
" Oh iya pak, buk, Za besok udah mulai kerja. Alhamdulillah."
" Alhamdulillaah."
Wawan dan Milah mengucapkan kata syukur bersama. Keduanya begitu bangga terhadap putri mereka. Sebenarnya Zanita bukanlah anak satu satunya pasangan Wawan dan Milah. Mereka masih ada satu anak lagi yaitu kakak dari Za. Namun sebuah peristiwa membuat kakak dari Zanita itu meninggal. Jadi tinggallah Zanita menjadi anak tunggal di keluarga ini.
🍀🍀🍀
Perusahaan JD Advertising sore hari.
Tim produksi yang akan membuat progam baru untuk chanel youtube mereka tengah kebingungan saat ini. Bahkan Adit oun harus ikut pulang terlambat demi membuat semuanya rampung hari ini juga.
Memang progam baru ini terkesan dadakan jadi sungguh persiapannya sangat kurang. Aditya Bratasena, Presdir JD Advertising itu sudah ngereog saat progam itu harus launching akhir pekan tapi sampai saat ini konsep dan pengisi acaranya belum ada.
Plaaak
Adit melempar berkas file dokumen ke meja membuat semua orang yang ada di sana terperanjat.
" Kalian ini gimana sih. Kalau belum siap ngapain ngeluarin woro-woro kalau progam itu bakalan tayang akhir pekan ini. Boleh nggak kalo saya ngatain kalian begoo. Dari awal saya sudah bilang, terserah mau buat konten atau progam apapun untuk chanel YouTube asalkan mateng. Lha ini, konsep doang tapi semuanya nggak jelas isinya."
Diam, semua hanya diam melihat bos mereka yang marah. Doto sang aspri berkali-kali mengelus dada nya karena terkejut dnegan suara keras dari sang bos.
" Pokoknya saya nggak mau tahu. Besok pagi semua sudah selesai. Saya beri kalian satu malam ini untuk menyelesaikan semuanya."
Glek
Semua orang di ruangan itu menelan saliva nya dengan susah payah. Adit melenggang keluar. Rupanya di luar sang istri sudah menunggu. Ekspresi Adit seketika berubah saat melihat sang istri. Dia yang tadinya marah kini tersenyum lebar sambil menggandeng tangan istrinya.
" Buset dah, ketemu pawangnya langsung adem gitu si bos," ucap Doto lirih kemudian ia pun berlalu pergi.
Di ruang meeting tersebut, mereka mengacak rambut mereka masing-masing karena saking mumet nya. Progam yang mereka namai "The Celebrity Diary" atau TCD itu adalah progam bary yang mereka harapkan bisa menarik minat masyarakat dan tentu saja untuk menaikan follower dan subscriber chanel youtube mereka.
Bian, produser acara TCD itu tiba-tiba mengangkat tangannya. Sepertinya pria itu memiliki sebuah ide.
" Aku tahu siapa yang cocok untuk episode perdana ini. Ini juga bisa kita gunakan sebagai trial and eror. Jika banyak peminatnya kita bisa lanjut dengan orang yang sama. Tapi jika tidak kita bisa pakai artis atau influencer lain untuk jadi The Celebrity nya. Yang sedang naik daun saat ini dan banyak digilai cewek-cewek, Andra Suma. Aku yakin jika acara kita bakalan sukses."
Semua orang tampak terdiam di sana. Acara itu sebenarnya simple hanya akan ada satu host dan satu kamera man. Karena konsepnya adalah keseharian maka dibutuhkan tampilan yang benar-benar natural meskipun tetap akan ada script dan arahan di awal.
" Oke tuh, Andra orangnya juga enak, nyambung kalau diajak ngobrol. Dan pastinya nggak songong sih. Gue mah demen-demen aja ngintilin doi," Ucap Liam yang bertanggung jawab meliput jalannya acara atau kata lain kameramen di acara tersebut.
" Sekarang yang jadi pertanyaan siapa yang bakalan jadi host nya. Aku berharap orang itu yang terlihat natural juga jadi mereka kesannya kayak ngobrol gitu bukan kayak orang wawancara."
Bian kembali bertanya ke teman-temannya. Ia berharap ornag tersebut benar-benar memiliki pembawaan yang ceria tentunya.
" Tadi gue lihat ada anak baru. Kita pakai dia aja gue yakin tuh bocah nggak akan nolak. Di CV nya ia udah banyak pengalaman dalam bawain acara. Dia juga salah satu host di kampusnya. Kalian tahu kan Univ. Nusantara juga punya chanel youtube. Nah tuh cewek sering banget tuh mondar mandir di sana. Gue yakin ini bakalan jadi colab yang keren."
Semua setuju dengan ide Liam. mereka serempak membuka youtube milik Univ. Nusantara dan apa yang dikatakan Liam benar. Gadis yang dibicarakan itu memnag tampak bagus public speaking nya dan terlihat sangat percaya diri di depan kamera. Akhirnya tim produksi TCD memutuskan bahwa mereka akan meminta Andra dan gadis itu sebagai The Celebrity dan host nya.
Semua tampak bernafas lega. hari ini mereka tidak perlu lembur hingga larut karena masalah sudah terpecahkan. Mereka hanya tinggal membuat laporan dan menyerahkannya kepada sang bos esok hari.
TBC
Andra kembali meringkuk di kamar nya setelah menjalankan kewajiban 2 rakaat tadi subuh. Ia tampak lelah dan tidak ingin melakukanapa-apa pagi ini. Namun ponselnya berdering dengan nyaring. Pria berusia 27 tahun itu melemparkan ponselnya ke sofa sedikit jauh dari tempat tidurnya.
Andra kembali menarik selimut saat ponselnya ia tahu sudah berhenti berdering. Namun saat ia baru mau mulai mengarungi pulau mimpi suara sang asisten kembali membuatnya harus bangut.
" Buseet deh juneed. Gue mau tidur bentar ge suah banget dah ah."
" Bang, tapi ini udah jam 10 bang. Abang nggak ada niatan buat mandi, sarapan gitu. Ini Bang Restu nelpononin Juned mulu."
Andra membuang nafasnya kasar. ia merutuki keputusannya untuk terjun ke dunia entertaimen. Andra pun bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi. Hanya sekitar 5 menit dia mandi dan kini sudah rapi dengan kaos oblong putih dipadukan dengan jaket jins. Juned melihat sang bos dengan seksama.
" Apa sih!"
" Wuih, lo mandi kagak bang?"
Tuk
Andra menyentil kening Juned. Ia kemudian duduk di meja makan. Rupanya Juned sudah membuat sandwich sebagai sarapan paginya.
" Gue heran deh Ned, gue kan nggak pernah nih ya mondar-mandir di tivi tapi kok mereka pada heboh banget gitu."
Juned memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan sang bos. Sepertinya bosnya itu mulai pikun. Dia memang tidak pernah menerima tawaran sinetron atau film tapi wajahnya sebagai bintang iklan tentu sudah banyak berseliweran di layar kaca tersebut.
" Oh iya Restu ngomong apa, eh ponsel gue. Ned tolong ambilin ya. Tadi gue lempar di sofa."
Juned membuang nafasnya kasar. Bos nya sering sekali melempar ponsel jika tidurnya terganggu. Sungguh kebiasan buruk Andra yang sampai sekarang belum juga sembuh.
Juned pun kembali dari kamar Andra dan menyerahlan ponsel tersebut ke tangan sang pemilik. Andra hampir saja tersedak sandwich coklat itu saat melihat berapa banyak Restu melakukan panggilan dan berapa banyak pesan yang masuk.
" Hallo Res, sorry-sorry banget gue nggak denger panggilan lo. Ada apa?"
" Ya udah nggak apa-apa Ndra. Aku cuma mau bilang ada kerjaan bagus nih buat kamu. Masih berhubungan sama JD Advertising kok. Kamu langsung keperusahaan ya."
" Oke, siip."
Sebenarnya Andra enggan menerima pekerjaan lagi tapi mengingat Restu yang susah payah mencarikan dia Job akhirnya Andra mau juga. Dia tentu tidak mau egois. Restu dan Juned bekerja kepadanya karena memang untuk mencari nafkah. Semakin banyak ia menerima job maka Restu juga semakin banyak mendapatkan uang.
" Ned. lo nyetir ya."
" Siap bos."
Juned membawa sang bos ke kantor JD Advertising sesuai instruksi dari Restu sang manager. Beruntung tidak ada fans di sana sehingga Andra dengan bebas melenggang masuk ke gedung tersebut. Keduanya langsung diarahkan ke ruang rapat karena memang sudah ditunggu.
" Masuk Ndra, kita bicarakan sekarang mengenai progam yang bakalan kamu lakuin."
Suara Adit memberi instruksi. Adit dan Andra memang berteman baik dari jaman kuliah. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama dulu. Hanya satu hal yang membedakan dulu, Adit adalah seorang casanova dan Andra tentu tidak. Tapi sekarang Adit sudah taubat sepenuhnya setelah menikah dengan Lia ( kalau pengen tahu cerita adit di karya othor yang sebelah, Cassanova Insaf hehehe).
Andra mengangguk mengerti, ia kemudian duduk di sebelah Restu. Restu yang sudah tahu progam apa yang akan dilakukan Andra pun menjelaskan semuanya secara detail.
" Ini bukan reality show yang bakalan tampil di tivi kan. Dit kamu tahu kan aku nggak mau tampil di tivi?" cecar Andra kepada Adit.
" Kagak Ndra, ini bukan untuk acara tivi. Ini buat acara chanel youtube JD Advertising. Dan ini nggak bakalan banyak kru macem di tivi. Paling hari pertama aja, yoi kan Bian."
Bian sebagai produser acara tersebut mengangguk. Bian pun menjelaskan konsep yang diusung olehnya di acara TCD nanti.
" Bang Andra, nanti kita cuma pakai 2 orang kok. Satu kameramen satu lagi host. Dan host nya nanti nggak kaku kayak host-host buat acara formal. Host di sini lebih kayak yang pengen tahu aja kegiatan abang seperti apa plus dia akan jadi temen abang dalam acara itu."
Andra mencoba menelaah maksud dari Bian. Awalnya ia ragu untuk menyetujuinya tapi kembali lagi, saat melihat Restu dan Juned akhirnya dia mau melakukan hal tersebut.
" Lalu kapan mulainya? Ini nggak live kan?"
" Kagak bang, kita nggak akan live kok. Ini modelnya rekam dulu, edit baru kita up ke youtube. Ini beneran konten santai bang."
" Oke, aku setuju."
Semua orang bernafas lega terlebih Bian dan Restu. Bian, rencana nya untuk menggaet Andra di acara itu berhasil dan Restu lega karena kali ini Andra tidak menolak pekerjaan yang membutuhkan waktu lama alias berkelanjutan.
" Terimkaasih ya Bang, schedule nya nyusul. Nanti saya kabarkan ke Mas Restu."
" Siap, sama-sama."
Bian menjabat tangan Andra lalu Restu dan sebaliknya Andra juga menjabat tangan Adit. Meskipun mereka berteman tapi soal pekerjaan mereka tetap profesional.
Kini giliran Bian memanggil orang yang akan jadi host di acara tersebut. Sesuai dengan usul Liam kemarin bahwa mereka akan memakai anak baru yang kemarin baru saja diterima sebagai reporter. Melihat kemampuan anak itu membuat Liam tertarik untuk membawanya ke depan kamera agar acara yang dibuat lebih fresh.
" Tapi bukannya dia mendaftar sebagai reporter ya?" tanya Adit kepada Bian.
" Iya bos, tapi untuk saat ini dia yang paling cocok buat kerjaan ini," jawab Bian yang diikuti anggukan kepala Liam. Kali ini Liam ikut agar menguatkan pendapat mereka mengapa memilih gadis itu.
" Oke, kita panggil saja gadis itu sekarang."
Liam segera berdiri dan memanggil kandidat yang menurutnya sangat cocok dan berbakat di depan kamera itu. Kandidat yang tidak lain adalah Zanita itu pun masuk ke dalam ruangan. Terlihat ia sangat gugup. Zanita mendengar rumor mengenai presdir JD Advertising yang dingin dan datar membuatnya sedikit bergidik.
" Nona Zanita Yufarani, silahkan duduk. Saya sudah melihat CV Anda. Anda mendaftar sebagai reporter benar? Tapi jika saat ini Anda saya tempatkan Anda di pekerjaan lain apakah Anda akan menolak?"
Adit langsung to the point, dia tidak mau bertele-tele dalam menjelaskan sebuah pekerjaan. Sedangkan Zanita, dia tampak bingung. JD Advertising merupakan perusahan advertising yang saat ini tengah mengembangkan majalah bisnis dan olahraga. Akan sangat sayang jika dia menolak. Apalagi JD Advertising ini memiliki siaran youtube sendiri yang banyak diminati karena konten yang ditampilkan menarik.
" Saya akan menerima pak."
" Bagus, selanjutkan apa itu akan dijelaskan oleh Bian dan Liam. Selamat bergabung dengan JD Advertising Nona Zanita."
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!