Liana Prov.
Sepertia biasa setiap pagi aku akan melakukan apa yang memang sudah biasa aku lakukan. Dari menyiapkan sarapan dan menyiapkan perlengkapan untuk suamiku. Siapa lagi jika bukan Mas Radit, dia adalah cinta keduaku setelah Ayah tentunya. Dia adalah pria yang sangat baik dan juga sangat pengertian padaku.
Ya, walau saat aku mengatakan ingin bekerja kembali tidak dibolehkan olehnya, karena dia bilang. Dia mampu dan bisa membuat aku bahagia walau aku tidak bekerja dan gajinya selalu aku yang pegang. Tapi yang selalu membuatku sedih hanya satu, disaat pernikahan kami sudah menginjak tiga tahun. Kami belum bisa memiliki momongan dan kamu sudah periksakan diri kamu dan semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah diantara kami berdua, mungkin saja Tuhan memang belum memberikan kami kepercayaan untuk memilikinya.
Tapi Mas Radit tidak pernah membahas masalah itu. Karena kami sudah sepakat untuk itu semua, baik aku dan Mas Radit tidak pernah membahas dan tidak pernah mengeluh akan hal itu.
Aku sedang mempersiapkan keperluan untuk Mas Radit dinas keluar kota. Dia memang selalu ditugaskan untuk keluar kota atau bahkan luar negri sekalipun. Jika memungkinkan aku juga terkadang ikut bersamanya, selain liburan dan honey moon yang kesekian kalinya. Aku juga selalu membantu pekerjaan nya, jika aku bisa. Tapi sejauh ini aku bisa melakukan nya, bahkan Mas Radit sudah dipromosikan untuk menjadi seorang manager.
"Selamat pagi Mas, mau langsung mandi?" tanyaku saat aku melihat Mas Radit membuka matanya.
"Pagi sayang, langsung saja. Aku kan harus keluar kota bukan" jawabnya yang selalu melakukan rutinitas nya mencium kening dan juga bibirku ini.
"Ih, Mas bau. Sana mandi dulu" ucap ku protes karena selalu saja melakukan itu, padahal aku sangat menyukainya.
"Bau-bau juga kamu suka kan?" godanya sambil menaik turunkan alisnya padaku. Lalu dia segera bangun dan menuju kamar mandi.
"Sayang, tolong ambilkan handuk aku dong" teriak Mas Radit saat aku akan keluar dari kamar setelah membereskan tempat tidur.
"Bukannya aku sudah menyiapkan nya Mas, kenapa kamu meminta handuk lagi padaku?" tanya ku sambil berteriak juga supaya dia bisa mendengarnya.
"Handuknya basah sayang. Masa iya aku menggunakan handuk basah ini" jawabnya yang sudah bisa aku tebak, jika dia ingin aku memberikan sesuatu sebelum dia benar-benar pergi untuk bertugas.
"Iya Mas, aku datang" jawabku yang langsung masuk kedalam kamar mandi. Karena baik aku maupun Mas Radit tidak pernah menguci pintunya jika mandi atau melakukan kegiatan apapun lagi.
"Lama banget sih sayang. Keburu aku harus berangkat keluar kota" ucapnya yang langsung menerkamku dan kami melakukan nya didalam kamar mandi ini.
"Terimakasih sayang. Ini akan cukup untuk ku tidak merindukan mu dalam beberapa hari kedepan" ucapnya yang tersenyum padaku.
"Sama-sama sayang, karena ini memang sudah tugas dan kewajiban aku sebagai seorang istri untuk bisa membuat kamu puas dan bahagia" jawabku yang tersenyum sangat manis padanya. Mungkin gula saja kalah manisnya dengan senyuman ku ini.
Ah, aku ini percaya diri sekali. Tapi tidak salah lagi jika memuji diri sendiri, karena aku melakukan ini untuk suamiku tercinta. Semoga saja kami akan selalu seperti ini hingga tua nanti.
Setelah selesai dengan kegiatan kami didalam kamar mandi tadi. Sekarang saatnya Mas Radit akan pergi, tapi saat kami akan keluar rumah, ternyata Mama dan Papa mertuaku sudah ada diluar dengan seseorang yang tidak aku kenali.
"Loh Dit kamu mau kemana? Kenapa bawa-bawa koper segala?" tanya Mama mertuaku yang bernama Hanum.
"Radit mau keluar kota Ma. Mama tumben datang pagi-pagi, ada apa?" jawab Mas Radit dan dia bertanya juga pada Mama mertuaku.
"Ya Mama cuman nanya saja. Mama hanya lewat saja kebetulan ketemu sama Mayang, kamu masih ingat kan dengan nya? Dia ini anak bude kamu loh, Mama sengaja mau kenalin ke kamu. Masa kamu mau pergi sih" jawab Mama mertuaku yang sama sekali tidak menganggap ku ada.
"Ya mana bisa aku seperti itu Ma. Aku buru-buru, maaf Ma. Dah sayang, aku berangkat dulu ya" ucap Mas Radit yang memang sangat cuek pada Mama nya sendiri. Bahkan dia tidak menghiraukan wanita yang bernama Mayang itu padanya.
"Iya Mas, hati-hati dijalan. Kabari jika sudah sampai" jawabku yang langsung mencium punggung tangan nya dan memeluknya sebentar lalu dia juga pamit pada Mama nya.
"Ma, silahkan masuk" ucapku setelah kepergian Mas Radit. Aku mencoba sopan padanya, walau dia tidak pernah baik padaku selama ini.
"Ya jelaslah. Wong ini itu rumah anak saya, oh iya kenalin ini Mayang yang akan menjadi istri Radit. Saya yakin jika dia menikah dengan Mayang akan segera memiliki keturunan. Tidak seperti kamu yang mandul" ucap Mama mertuaku yang sangat menusuk hatiku dan dia mengatakan nya tanpa tedeng aling-aling lagi.
"Tapi Ma, kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendapatkan keturunan. Aku juga sudah berhenti kerja, dan semuanya tidak ada masalah diantara kami berdua. Ini hanya masalah takdir saja Ma, Mama jangan bicara seperti itu" ucapku yang mencoba menepis dan meyakinkan Mama mertuaku yang memang tidak bisa menerima ku yang menurutnya aku hanya akan menjadi benalu untuk suamiku sendiri.
Sungguh, hati aku sangat sakit saat Mama mertuaku bilang wanita yang dia bawa kerumahku adalah calon istrinya. Dia anggap aku ini apa? Apa dia tidak mempunyai perasaan? Apa dia ini bukan seorang wanita juga? Dia bahkan dengan mudah mengatakan aku mandul didepan wanita lain yang akan dia jodohkan dengan suamiku.
"Alah, tidak usah banyak bicara kamu Lili! Kamu fikir saya tidak tahu, jika kamu ini memang mandul dan tidak bisa memiliki keturunan. Bukankah kamu ini adalah anak pungut ya? Jadi jangan sok menasehati saya. Saya ini sedang menunggu kehadiran seorang cucu dan kamu tidak bisa memberikan nya buka? Jadi kamu biarkan anak saya menikah lagi. Toh saya tidak memintanya untuk menceraikan kamu ini. Jadi jangan sok jadi perempuan yang tak bisa memiliki keturunan" ucap Mama mertuaku yang semakin menjadi mengata-ngatai aku.
Sekuat tenaga aku menahan emosiku ini supaya tidak meledak. Aku tahu, jika aku marah aku sudah durhaka padanya. Tapi jika didiamkan seperti ini, dia akan semakin menjadi menghinaku dan merendahkan aku. Sekuat tenaga aku menahan air mata yang akan terjun bebas menganak sungai.
"Maaf Ma, jika Mama maunya seperti itu kami bisa berusaha untuk melakukan bayi tabung. Kami akan berusaha untuk bisa mendapatkan keturunan Ma, setidaknya Mama mendo'akan kami. Aku juga tidak diangkat saja Ma, aku bahkan sudah mengkonsumsi vitamin dan obat penyubur kandungan. Tapi karena memang belum dikasih kepercayaan saja darinya Tuhan. Makanya hingga sekarang kami belum diberikan kepercayaan itu" ucapku dengan Nada penuh penekanan disetiap kata yang aku ucapkan.
Aku tidak perduli jika dia semakin marah padaku.Aku sudah sangat muak dengan Mama mertuaku itu. Aku sudah sakit hati padanya, setiap dia datang pasti akan mengatakan hal yang sama. Untung saja aku sudah memiliki rumah sebelum menikah, jadi bisa langsung pindah setelah menikah.
"Kamu memang benar-benar menantu tidak tahu diuntung! Hanya bisa menyusahkan anak saya saja. Dan sekarang malah menghambur-hamburkan uang anak saya dengan seenak jidatnya saja. Asal kamu tahu, saya tidak rela jika kamu terus bersama dengan anak saya. Lebih baik kamu bersiap untuk pergi dari rumah ini dan berpisah dari anak saya. Saya tidak sudi mempunyai menantu yang selalu melawan mertuanya dan tidak pernah mengaku salah sedikit pun juga" ucap Mama mertuaku yang semakin menjadi. Aku ingin mengatakan jika ini adalah rumahku dan ini hasil kerja keras ku selama ini. Hingga bisa memiliki rumah seperti ini. Tapi apa daya ku, aku tidak bisa mengatakan itu. Hanya bisa menangis dalam diam.
Setelah memaki-maki dan menghina aku Mama mertuaku dan wanita itu pergi tanpa pamit dan dia membanting pintu dengan sangat kencang. Hingga aku benar-benar luruh diatas lantai dan menangis sekencang-kencangnya disana. Aku benar-benar sangat terluka, apa dia tidak berfikir jika dia juga memiliki anak perempuan dan jika diperlakukan seperti yang dia lakukan padaku apa yang akan dia lakukan? Sungguh dia tidak berfikir kesana.
Author Prov.
Sedangkan Mama Hanum masih menggerutu tidak jelas didalam mobilnya. Bahkan dia mengata-ngatai Liana dengan sangat kasar dan tidak pantas untuk didengar. Hingga wanita yang bernama Mayang ini melirik sinis dan berfikir.
'Jika dia menjadi Ibu mertuaku pasti akan melakukan hal yang sama juga padaku. Sebelum itu terjadi, lebih baik aku bilang pada Ibu. Jika aku tidak menyukai Raditiya, ya, walau dia memang sangat tampan sih. Tapi siapa yang tahan dengan Ibu mertua modelan seperti dia, aku yakin jika menantunya ini sedang menangis karena dihina olehnya. Aku tidak mau melakukan perjodohan ini, dan aku tidak akan kemari lagi. Iihh' ucap Mayang yang bergidik ngeri jika dia juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Liana.
"Kamu kenapa diam saja? Apa kamu berniat untuk menolak perjodohan ini? Apa kamu tidak melihat jika Radit mungkin akan segera menyukai kamu, dia tadi seperti itu hanya sedang buru-buru saja. Jadi kamu mau kan tante jodohkan dengan nya?" tanya Mama Hanum yang mengatakan nya dengan sangat lembut dan tidak ada kata-kata kasar sama sekali. Berbeda dengan berbicara pada Liana tadi.
"Maaf tante, aku tidak bisa hilang harus dimadu. Aku paling tidak suka jika jadi yang kedua atau yang pertama sekalipun aku tidak mau. Kecuali Mas Radit memang sudah berpisah dengan nya, aku bisa memikirkan nya" jawab Mayang yang mencari aman saja. Dia tidak mungkin mengatakan jika dia tidak menyukainya.
"Itu bisa diatur. Jika kamu memang mau, akan tante usahakan supaya kamu hanya satu-satunya istri Radit dan tidak akan ada lagi yang lain. Jika kamu bisa memberikan tante cucu yang banyak. Dan itu juga berlaku pada kamu loh, tante tidak mau jika kamu seperti wanita mandul itu" ucap Mama Hanum yang mengatakan nya dengan sangat semangat dan diakhir kalimat dia kesal kembali.
"Jika itu aku juga tidak bisa jamin tante, karena dia saja yang sudah lama dan sudah periksa saja belum memiliki keturunan juga. Maaf tante, bukan nya aku pesimis. Aku hanya berfikir realistis, dan aku tidak mau jika nanti tante malah menghina dan mengata-ngatai aku. Maaf loh tante, aku hanya berjaga-jaga saja" ucapnya yang malah keceplosan mengatakn itu pada Mama Hanum.
"Oh, jadi kamu takut soal itu? Tante tidak akan mengatakan itu pada kamu, karena kamu kan memang keponakan jauh tante, jadi tidak mungkin lah tante melakukan itu pada kamu" ucap Mama Hanum yang mengatakan nya sambil tersenyum.
'Jika bukan karena aku ingin segera memiliki cucu, aku juga tidak mau mengatakan ini pada anak kurang ajar ini. Belum apa-apa saja sudah berani mengatakan itu padaku, aku harus bisa meyakinkan nya supaya dia mau menjadi istrinya Radit, bila perlu dia berhubungan dulu. Jika dia sudah bisa hamil, maka akan aku nikahkan langsung' ucapnya dalam hati yang memiliki rencana yang tidak baik sama sekali.
"Terimakasih tante, tante sudah mengantarkan aku pulang dan juga membelikan sesuatu pada ku sebanyak-banyak ini. Tante hati-hati dijalan ya" ucap Mayang yang mencium pipi kanan dan kirinya Mama Hanum sebelum beliau masuk kembali kedalam mobil.
"Iya sama-sama, jangan lupa nanti jika Radit sudah datang. Kamu harus sudah siap dan kamu mau tante jodohkan dengan nya" ucap Mama Hanum yang diangguki oleh Mayang lalu dia segera masuk kedalam mobil dan pergi dari sana.
.
Sedangkan didalam rumah Liana masih menangis dan dia memutuskan untuk pergi dan bertemu dengan sahabatnya sejak kecil. Bahkan dia yang selalu mendengarkan semua keluh kesahnya selama ini. Siapa lagi jika bukan Ayuning Tyas, yang suka dipanggil Tyas oleh Liana dan mereka bertemu dicafe. Tempat bias mereka bertemu.
"Hai, kenapa wajah kamu sembab seperti ini sih Li? Sini duduk" tanya Tyas yang menatap wajah Liana sangat sembab walau sudah ditutupi oleh riasan.
Lalu Liana menceritakan semuanya pada Tyas, Tyas hanya bisa diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Liana. Bahkan Liana sudah menangis kembali dan Tyas memeluknya dengan erat, dia mencoba untuk memberikan kekuatan pada sahabatnya ini.
"Kamu yang sabar ya Li, aku yakin jika semua ini hanya cobaan untuk kamu dan Mas Radit. Karena cobaan itu datang dari mana saja, kamu jangan berfikiran macam-macam. Supaya kamu bisa segera hamil dan bisa membuktikan jika kamu ini tidak mandul. Jadi kamu harus kuat ya, demi Mas Radit" ucap Tyas dengan senyuman dibibirnya dan dia masih memeluk sahabatnya.
"Makasih ya Ty, aku seneng banget bisa cerita semuanya sama kamu dan kamu selalu mau mendengarkan semua keluh kesah aku selama ini. Thank you bestie" ucap Liana yang kembali memeluk tubuh Tyas.
"Sama-sama Li, inilah gunanya sahabat. Jika aku butuh bantuan kamu juga aku akan melakukan hal yang sama. Tapi sepertinya tidak untuk sekarang-sekarang sih" ucapnya yang tersenyum, membuat Liana juga tersenyum padanya.
Mereka berdua akhirnya mengobrol ringan hingga Liana melihat ada perubahan pada tubuh Tyas dan itu membuatnya ingin bertanya padanya langsung.
"Ty, kamu gemukan sekarang? Apa kamu tidak diet lagi? Biasanya kamu paling ribet jika berat badan sudah tidak ideal menurut kamu" tanya Liana yang membuat Tyas gelagapan dan dia terlihat gugup untuk menjawabnya.
"I.. Iya nih, aku memang akhir-akhir ini sedang malas banget buat olahraga. Dan makan aku juga sebanyak ini, tapi kelihatan banget ya? Aku harus segera olahraga ini, aku nggak mau jika aku gemuk dan aku tidak laku lagi sebagai model" jawabnya yang bisa membuat Liana malah tersenyum melihat Tyas yang malah mengatakan sesuatu yang membuatnya tertawa.
"Hahaha, Tyas, kamu ini apa-apa sih? Yang nggak lah, nggak kelihatan banget. Ini masih terlihat wajar dan masih sangat sexy pastinya. Jadi jangan difikirkan" ucap Liana yang membuat Tyas langsung menghembuskan nafasnya lega karena Liana mengatakan nya dengan penuh keyakinan.
.
.
.
Kira-kira apa yang disembunyikan oleh Tyas ya???
Yuk ikuti terus kisahnya dan yang belum subscribe langsung saja ya... Jangan lupa kasih ratingnya juga... Like, komen, vote dan hadiahnya ya buat Othor supaya makin semangat buat selalu up😉
Pollow juga akun Othor ya...
Thank you and happy reading... 🤗🤗🤗
'Untung saja dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa bahaya jika dia mengetahui segalanya sekarang, aku akan memberitahunya nanti. Dengan begitu aku bisa mendapatkan apa yang selalu kamu dapatkan sejak dulu hingga sekarang. Baik disekolah maupun tempat kerja, kamu mengambil segalanya dariku Liana. Jadi sekarang, biarkan aku menikmati ini sekarang, aku ingin melihat saat kamu menderita. Sama seperti yang aku rasakan dulu, jadi sekarang biarkan ini berjalan sesuai yang aku inginkan ' ucap Tyas dalam hati sambil terus tersenyum dan dia sepertinya sangat bahagia dan sangat yakin sekali.
Sebenarnya apa yang sedang dia sembunyikan dari Liana? Apa dia memiliki rahasia yang akan membuat Liana benar-benar menderita? Kita lihat saja apa yang dia sembunyikan. Mereka masih bercerita, lebih tepatnya Liana yang menceritakan apa yang dia rasakan dan dia alami sekarang.
"Ya sudah, lebih baik kamu jangan banyak fikiran dan selalu berfikir positive tingking saja sih sekarang. Biarkan saja Ibu mertua kamu ngomong apa, toh nanti juga dia akan diam setelah lelah menghina dan membanding-bandingkan kamu. Yang lebih penting kan Mas Radit selalu ada untuk kamu dan mendukung kamu, jadi tidak akan ada yang bisa membuat kamu bersedih. Oke" ucap Tyas yang mencoba untuk menguatkan Liana yang sedang sedih.
"Iya Ty, aku akan melakukan apa yang kamu katakan padaku. Aku sudah sangat lelah menghadapinya, bahkan aku tidak pernah dihargai sejak dulu hingga sekarang. Apa lagi aku belum bisa memberikan keturunan untuknya. Semakin-semakin tidak pernah menyukainya" ucap Liana dengan sangat sendu dan dia berulangkali menghela nafasnya kasar.
"Ingat yang aku katakan tadi, jangan menjadi lemah dan tetap semangat. Jangan biarkan Ibu mertua kamu bertindak sesukanya, karena kamu adalah menantunya. Bukan boneka, jadi kamu harus...?" ucap Tyas yang menanyakan kalimat terakhirnya pada Liana.
"Selalu kuat dan jangan menangis" ucap mereka berdua yang sepertinya memang sangat sering mengatakan kata-kata yang sama setiap kali bertemu.
Mereka berdua tertawa bersama dan akhirnya ponsel Tyas berdering menampilkan nama sayang dilayar ponselnya. Liana yang melihatnya langsung menggoda Tyas yang terlihat malu-malu saat Liana melihat layar ponselnya.
"Siapa? Kenapa kamu tidak pernah bercerita padaku?" tanya Liana setelah Tyas menutup panggilan telpon nya.
"Baru aku mau bercerita pada kamu, tapi dia meminta aku untuk pulang sekarang. Nggak apa-apa kan Li, jika aku pulang sekarang?" jawabnya yang meminta izin untuk pulang lebih dulu.
"Ya sudah nggak apa-apa, kamu pulang saja. Temui gih sayangnya kamu itu, kita kan bisa bertemu lagi dilain waktu" ucap Liana yang membiarkan Tyas pulang lebih dulu.
"Makasih ya bestie, aku janji akan menceritakan semuanya pada kamu" ucap Tyas yang memperlihatkan wajahnya yang merasa tidak enak pada Liana.
"Iya nggak apa-apa bestie, tapi kamu harus ingat satu hal. Jangan melewati batasan-batasan jika belum ada ikatan pernikahan, takutnya dia hanya mempermainkan kamu saja. Jika dia memang benar-benar mencintai kamu, minta dia untuk segera menikahi kamu secepatnya. Jangan mau hanya dijadikan teman tidurnya saja" ucap Liana yang meminta Tyas untuk minta segera dinikahi.
"Iya, aku akan melakukan apa yang kamu sarankan pada aku Li. Makasih banyak ya, sudah mengingatkan aku tentang hal itu" ucap Tyas yang langsung memeluk Liana dengan sangat lembut dan dia juga mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Liana.
'Tanpa kamu minta juga aku akan segera minta dia nikahin aku. Karena aku sedang mengandung darah dagingnya dan buah cinta kami berdua, terimakasih atas saran yang kamu berikan padaku Liana. Kamu memang sahabatku yang paling baik dan selalu pengertian. Tapi juga sangat bodoh! ' ucapnya dalam hati sambil tersenyum sinis pada Liana yang tersenyum begitu tulusnya.
"Iya Ty, sama-sama. Sana gih pulang, nanti sayangnya kamu itu marah lagi jika menunggu kamu terllu lama" ucap Liana yang meminta Tyas segera pulang dan dia juga akan segera pulang.
"Iya, aku akan pulang. Dah" ucap Tyas yang melambaikan tangan nya pada Liana.
Liana juga melakukan hal yang sama dan dia selalu tersenyum saat melihat Tyas juga bahagia, sama seperti dirinya yang bahagia bersama dengan suaminya yang sangat mencintainya dan juga dia cintai.
Liana ternyata tidak langsung pulang, dia malah duduk didalam cafe sendirian dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Apa lagi dia sudah tidak bekerja dan dia tidak memiliki kesibukan apapun.
"Ternyata jenuh juga jika hanya berdiam diri saja dirumah. Dan tidak memiliki kegiatan lain, apa aku coba bikin usaha saja gitu? Tapi usaha apa yang cocok dan juga aku sukai? Aku harus memikirkan ini semua dulu dan mendiskusikan ini dulu dengan Mas Radit" gumamnya sambil tersenyum dan dia sangat senang dan memikirkan semuanya dengan matang.
Liana sangatlah senang hingga dia langsung pergi dari cafe dan melanjutkan jalan-jalan nya kesebuah mall yang dekat dengan cafe tempatnya tadi bersama dengan Tyas.
"Akhirnya aku bisa jalan-jalan juga hari ini. Rasanya sangat lama sekali aku jalan-jalan, terakhir kalinya aku kemari adalah beberapa bulan yang lalu. Huh, rasanya bebanku sedikit berkurang" gumam Liana yang memasuki mall tersebut dan melihat-lihat isi didalam mall.
Saat dia sedang berjalan melewati butik didalam mall yang terkenal sangat mahal, dia seperti melihat Radit didalamnya. Liana ingin menghampirinya, tapi tidak jadi saat fikiran nya menepis penglihatan nya.
"Itu seperti Mas Radit? Eh, tapi Mama mungkin itu terjadi, dia langsung sedang berada diluar kota. Aku pasti salah lihat, mungkin karena aku terlalu memikirkan nya dan juga merindukan nya. Makanya aku melihat nya disini" gumamnya yang melanjutkan langkahnya kembali, yang hanya ingin melihat-lihat saja.
Setelah selesai melihat-lihat dan merasa lelah dia akhirnya pulang. Walau Liana merasa lelah dan dia juga sangat cape, tapi hatinya sangat senang juga bahagia.
"Akhirnya sampe juga aku dirumah. Rasanya lelah sekali, tapi aku sangat senang sekali Tuhan. Semoga saja aku bisa menikmati semua yang engkau ciptakan untuk ku" gumam Liana saat sudah masuk kedalam rumah dan duduk diatas sofa, menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya.
Dia sangat bahagia hingga didalam mimpinya dia melihat jika Radit menghianatinya, dan dia sangat marah dan sedih karena hal itu.
"Mas, kamu sudah pulang?" tanya Liana sangat bahagia saat melihat Radit datang lebih cepat dari yang dia janjikan.
"Iya Li, aku pulang karena ingin mengatakan sesuatu pada kamu. Jika aku, aku sudah menikah lagi Li. Karena dia sedang hamil anak aku. Dan aku juga membawanya kemari" jawab Radit yang mengatakan nya tanpa rasa bersalah sedikitpun saat mengatakan nya pada Liana.
"Apa kamu bilang Mas! Kamu tega melakukan ini pada aku Mas. Kenapa kamu tega melakukan ini pada aku? Kenapa kamu tidak pernah mengatakan nya pada aku? Aku tahu, aku belum bisa memberikan kamu keturunan dan belum bisa memberikan itu semua pada kamu. Tapi kenapa kamu malah menghianati aku? Kenapa Mas, kenapa kamu tega menghianati aku?" ucap Liana sambil memukul-mukul dada Radit sambil berderai air mata.
"Maafkan aku Li, aku sungguh minta maaf. Aku sangat mencintainya, dan aku juga mencintai kamu. Aku tidak bisa memilih salah satu diantara kalian berdua, aku menginginkan kalian berdua untuk mendampingi aku. Tolong jangan menghalangi aku untuk bisa memiliki kalian berdua. Tolong, kamu mau menerima dia sebagai madu kamu. Dan kamu akan tetap menjadi yang pertama dan paling utama Li, percaya padaku Li" ucap Radit panjang lebar dan dia memegangi kedua tangan Liana yang mencoba memukulinya terus.
"Wah, Mas. Wah, kamu begitu serakahnya ingin memiliki aku dan juga dia. Seharusnya kamu berfikir dulu sebelum kamu melakukan itu semua padaku. Apa kamu tidak malu mengatakan ingin memiliki keduanya? Cih! Aku tidak sudi jika harus kamu madu. Lebih baik aku mati dan tidak ingin memiliki suami dan pria br*ng*ek seperti kamu Mas. Aku tidak sudi menerima itu" ucap Liana yang penuh kilatan amarah dan juga penuh kebencian nya.
"Tolong jangan katakan itu Li, aku masih sangat mencintai kamu. Dan aku juga tidak bisa meninggalkan nya, dia sedang mengandung Li, tolong mengerti aku" ucap Radit yang sama sekali tidak memikirkan perasaan dirinya.
"Kamu bilang aku harus mengerti kamu Mas? Apa kamu tidak sadar, jika kamu sudah sangat menyakiti aku dan kamu juga sudah membuat aku sakit hati. Kamu malah bilang, aku harus mengerti kamu? Sedangkan kamu sendiri tidak mengerti aku. Tidak Mas, aku tidak mau. Aku ingin kamu melepaskan aku, aku tidak sudi memiliki suami yang berhianat!!" ucap Liana yang tersenyum sinis pada Radit yang menghela nafasnya berulangkali.
"Baiklah Liana, aku akan menceraikan kamu sekarang juga. Aku membebaskan kamu dan melepaskan kamu untuk selamanya" ucap Radit yang segera pergi dari rumah Liana setelah mengatakan itu semua pada Liana.
"Kamu jahat Mas, kenapa kamu begitu tega melakukan ini pada aku? aku bukan hanya kecewa pada kamu, aku juga sangat membenci kamu Mas. Benci!!!" teriak Liana yang menangis sangat kencang, lalu dia langsung membuka matanya.
Liana ternyata tertidur setelah dia duduk dan memejamkan matanya. Liana sangat syok saat dia bermimpi buruk seperti itu, dan terlihat sangat nyata sekali dimatanya. Bahkan dia tidak bisa melupakan mimpinya tadi.
"Ya Tuhan, syukurlah ini hanya mimpi. Pertanda apa ini Tuhan? Semoga saja ini hanya bunga tidur saja" gumam Liana yang segera pergi dari ruang tamu menuju kamarnya dan segera membasuh wajahnya menggunakan air dingin.
Liana memikirkan mimpinya hingga dia tidak bisa tidur semalaman. Dia bahkan berfikiran buruk pada Radit, jika dia memang melakukan perselingkuhan dibelakangnya.
"Aku ini kenapa sih, kenapa aku malah berfikiran buruk padanya? Aku yakin jika Mas Radit tidak akan melakukan itu semua padaku. Tapi, kenapa harus aku merasa lain? Kenapa logika ku mengatakan aku yakin, tapi kenapa perasaan dan hati aku sebaliknya? Semoga saja memang hanya perasaan saja. Semuanya baik-baik saja" gumam Liana yang mencoba untuk memejamkan matanya supaya dia bisa tertidur malam ini.
"Aku harus bisa memejamkan mataku ini, bisa-bisa aku akan sangat jelek jika aku tidak tidur" gumamnya yang merasa sangat lelah, akhirnya dia bisa memejamkan matanya juga malam ini.
.
Sedangkan ditempat yang lain, Tyas sedang bersama dengan kekasihnya didalam sebuah apartment mewah ditengah kota. Mereka berdua baru saja selesai melakukan hubungan suami istri, walau mereka belum menikah.
"Mas, aku sudah telat datang bulan. Aku mau kamu bertanggung jawab padaku dan juga calon anak kita" ucap Tyas yang sedang memeluk kekasihnya itu dengan sangat mesra. Dan mereka masih sama-sama polos, hanya ditiutupi oleh selimut tebalnya saja.
"Pasti sayang, aku akan bertanggung jawab pada kamu dan juga bayi kita ini. Jaga dia dengan baik, karena aku memang sangat menginginkan nya sejak lama. Terimakasih banyak sayang" ucap kekasih Tyas yang juga memeluknya dan menciumi pucuk kepala Tyas.
'Aku memang pintar dan sangat bisa membuat kamu puas padaku Mas, dan aku yakin jika nanti kamu akan lebih memilih aku dibandingkan dengan istri kamu. Aku akan membuat kamu selalu bersama dengan ku dan tidak akan pernah bisa meninggalkan aku dan juga anak ini ' ucap Tyas dalam hati dan dia semakin mempererat pelukan nya pada kekasihnya itu.
Mereka berdua malah tertidur dengan posisi masih saling berpelukan dibawah selimut yang sama hingga pagi menjelang. Mereka berdua benar-benar sudah seperti pasangan suami istri. Saat sedang terlelap tiba-tiba Tyas berlari menuju kamar mandi dan dia muntah-muntah disana. Membuat kekasihnya langsung bangun dan membantunya.
"Sayang, kamu kenapa? Apa kamu sakit?" tanyanya dengan sangat panik dan dia melihat wajah Tyas sangat pucat.
"Sepertinya aku masuk angin Mas, perutku terasa sangat mual dan rasanya seperti diaduk-aduk didalam. Aku sungguh tidak nyaman" jawab Tyas dengan tatapan sendunya dan dia terlihat sangat lemas.
"Ya sudah, gunakan pakaian kamu. Kita kerumah sakit sekarang, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa. Bersiaplah" ucapnya dengan sangat panik dan membantu Tyas bersiap. Karena dia tidak tega jika harus melihat Tyas seperti ini.
"Mas, aku tidak kuat berjalan. Lebih baik kamu panggilkan saja dokternya kemari, aku tidak kuat jika aku harus kerumah sakit" ucap Tyas yang menolak diajak kerumah sakit saat dia sudah selesai menggunakan pakaian nya.
"Baiklah sayang, kamu tunggu saja ya. Aku akan menghubungi dokternya" ucapnya yang langsung membaringkan tubuh Tyas diatas ranjang.
Dia tidak lupa untuk membereskan semua pakaian nya yang berserakan diatas lantai dan dimana-mana. Bahkan mereka telah melakukan nya disemua tempat yang ada didalam apartment. Didalamnya tidak terlewat sedikit pun juga mereka melakukan hal yang sangat menjijikan itu.
Setelah menunggu cukup lama dan apartment juga sudah rapih kembali oleh kekasihnya Tyas sebelum dokternya datang. Dokter yang dipanggil pun telah datang dan segera memeriksa kondisi Tyas.
"Apa anda sudah telat datang bulan Nyonya?" tanya dokter tersebut yang melihat gejala yang diberikan oleh Tyas.
"Iya dok, sudah telat satu bulan" jawab Tyas dengan suara yang sangat lemah.
"Sebaiknya anda segera periksakan pada dokter obgyn langsung saja. Karena mungkin ini adalah gejala Ibu hamil yang sedang mengidam. Jadi supaya anda merasa lebih tenang dan juga bisa dipastikan semuanya, jika anda memang sedang mengandung Nyonya" jelas dokter tersebut pada Tyas dan juga kekasihnya.
"Baik dokter. Kami akan segera memeriksakan nya" ucap kekasihnya Tyas dengan binar kebahagiaan dimatanya.
"Saya tidak berani memberikan obat pada anda Nyonya. Takutnya saya salah memberikan obat, saya kasih rujukan saja untuk langsung periksakan kedokter kandungan saja. Kalau begitu saya permisi Tuan dan Nyonya" ucap dokter tersebut setelah memeriksa kondisi Tyas.
"Iya dokter. Saya ucapkan terimakasih banyak, saya akan segera membawanya kerumah sakit secepatnya" ucap kekasih Tyas yang menjabat tangan dokter tersebut dan dokter langsung pergi dari apartment mereka.
Tyas dan kekasihnya sangat bahagia mendengar kabar yang membahagiakan mereka berdua. Terutama kekasih Tyas yang memang sangat menginginkan seorang anak sejak dulu. Dia bahkan rela melakukan ini semua dibelakang istrinya yang selalu menungguinya dirumah dengan kepercayaan dan juga kesetiaan nya. Tapi balasan yang dia terima adalah sebuah penghianatan.
.
.
.
Siapa ya kira-kira kekasihnya Tyas???
Yuk, selalu tinggalkan jejaknya ya untuk selalu like, komen, vote dan hadiahnya... Karena dengan dukungan dari kalian semua, bisa menaikan popularitas karya Othor yang receh ini.
Yuk baca dan berikan penilaian nya untuk novel Othor yang satu ini😉
Thanks and happy reading...🤗🤗🤗
"Sayang, jika ternyata aku tidak hamil bagaimana? Aku takut jika semua yang aku rasakan hanya karena aku ini memang sedang sakit. Aku tidak mau membuat kamu kecewa karena kabar yang belum pasti ini" ucap Tyas yang bergelayutan manja dilengan kekasihnya saat berjalan dilorong rumah sakit.
"Semoga saja semuanya benar sayang, karena jika ini tidak benar juga tidak apa-apa. Kita bisa terus membuatnya lagi dan lagi, jadi jangan bersedih ya" jawab kekasihnya yang mengusap kepala Tyas dan mengecupnya sebentar.
"Semoga saja sayang. Oh iya, aku ingin kamu segera menikahi aku secepatnya. Aku tidak mau jika harus kamu jadikan aku simpanan kamu saja, aku juga ingin menjadi istri kamu sayang" ucap Tyas sambil menatap wajah kekasihnya yang tiba-tiba merasa gugup saat Tyas mengatakan itu semua.
"Te... Tentu saja sayang, karena aku mencintai kamu. Jadi kamu jangan khawatir akan masalah itu ya, karena aku janji. Akan segera menikahi kamu" ucap kekasihnya Tyas dengan gugup dan dia segera berjalan menuju ruangan dokter obgyn.
"Selamat siang Bapak dan Ibu, silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu?" ucap dokter wanita tersebut dengan sangat ramah saat bertanya pada Tyas dan kekasihnya.
"Siang dok, saya menerima rujukan dari dokter A untuk memeriksakan kemari, karena saya sudah telat datang bulan satu bulan dokter" ucap Tyas yang sudah duduk dan diikuti oleh kekasihnya.
"Baiklah Ibu, mari saya periksa dulu supaya bisa tahu yang sebenarnya" ucap dokter tersebut membawa Tyas untuk segera dia periksa.
"Silahkan berbaring Bu, tolong bantu saya sus" ucap dokter wanita tersebut yang meminta Tyas untuk berbaring dan membuka pakaian nya sebatas perutnya saja.
"Anda bisa melihatnya Bu, Pak. Dia sudah ada disana dan kondisinya juga sangat sehat, usia kandungan nya sudah berjalan tujuh minggu" ucap dokter tersebut yang memperlihatkan layar USG tersebut pada Tyas dan kekasihnya itu.
"Syukurlah, semua yang saya nanti-nantikan akhirnya terlaksana juga. Terimakasih sayang, terimakasih" ucapnya yang memeluk dan mencium kening Tyas dengan sangat mesra dan itu disaksikan oleh dokter dan perawat yang ada disana.
"Sayang, kita masih didalam ruangan dokter. Aku malu" ucap Tyas yang mengurai pelukan nya dari kekasihnya itu.
"Ehm, maaf" ucapnya yang langsung mengajak Tyas untuk turun dan duduk dihadapan dokter obgyn tersebut.
"Apa saya masih bisa melakukan nya walau dia sedang mengandung dokter?" tanya kekasih Tyas saat dia sudah duduk dihadapan dokter.
"Kamu ini apaan sih Mas, malu tahu. Kenapa harus ditanyakan juga" ucap Tyas sambil berbisik dan dia merasa sangat malu saat kekasihnya menanyakan hal itu.
"Tidak apa-apa Bu, saya sudah biasa mendengarnya. Karena memang biasanya para suami akan menanyakan ini pada saya. Jadi tidak perlu malu yang Pak, Bu. Saya jelaskan, anda boleh melakukan nya dengan perlahan dan jangan terlalu sering. Apa lagi usia janin nya masih sangat rentan dan bisa saja mengalami keguguran. Juga jangan terlalu sering juga, lebih baik dilakukan satu minggu itu maksimal tiga kali saja ya Pak, Bu. Dan mohon maaf, jangan dikeluarkan didalam. Apa anda sudah faham dengan penjelasan dari saya Pak Bu?" jelas dokter tersebut dan dia menanyakan nya juga pada pasangan dihadapan nya saat ini.
"Kami mengerti dok. Tapi saya mengalami mual dan muntah disaat pagi-pagi dan saya sangat malas untuk melakukan apa-apa disaat itu. Makan saja rasanya pahit dan tidak bisa masuk kedalam perut saya" jelas Tyas yang mengatakan keluhan nya pada dokter obgyn tersebut.
"Itu hal yang wajar Bu, karena Ibu sekarang sedang mengalami fase mengidam namanya Bu. Jadi anda nikmati saja semuanya, saya akan memberikan resep vitamin, pereda rasa mual dan penguat kandungan. Anda minum setiap hari dan habiskan, tapi jika rasa mualnya sudah tidak ada tidak perlu diminum oleh anda. Apa anda sudah mengerti Bu?" tanya dokter tersebut dan langsung diangguki oleh Tyas dan juga kekasihnya.
"Baiklah dokter, kami permisi dulu. Terimakasih banyak" ucap Tyas dan juga kekasihnya pada dokter obgyn tersebut.
"Sama-sama Bu, Pak. Bulan depan harus kembali lagi ya Bu, untuk memeriksakan nya" ucap dokter tersebut pada pasangan tersebut.
"Sayang, aku sangat bahagia. Sangat-sangat bahagia" ucap Tyas yang langsung memeluk tubuh kekasihnya dan mereka memang benar-benar sangat bahagia.
"Iya sayang, aku lebih bahagia lagi dari kamu. Jadi sebentar lagi kita akan manjadi orang tua" ucap kekasihnya yang memeluk dan menciumi seluruh wajah Tyas.
Mereka merasa sangat bahagia sehingga mereka tidak memperhatikan sekelilingnya, dimana mereka melakukan itu ditempat umum. Membuat semua orang menagap aneh dan juga jijik pada mereka berdua.
"Dasar tidak tahu malu" ucap seseorang yang melintas disamping mereka berdua.
Mereka berdua langsung menghentikan aksi mereka berdua yang saling memeluk dan berciuman. Dan segera meninggalkan tempat tersebut.
.
Sedangkan ditempat lain Liana sedang mengerjakan pekerjaan barunya yang dia ambil. Dia sengaja melakukan pekerjaan nya dari rumah, dia akan mengatakan pada suaminya nanti setelah dia kembali dari perjalanan bisnisnya.
"Syukurlah aku bisa bekerja kembali walau hanya dirumah saja. Semoga saja ini akan membuat aku bisa menghilangkan waktu kejenuhan aku selama ini. Terimakasih Tuhan, karena aku masih bisa dipercaya untuk bisa melakukan pekerjaan ini dari rumah" gumam Liana yang baru saja selesai mengerjakan pekerjaan nya yang pertama.
Flashback On...
"Aku harus bagaimana supaya menghilangkan kejenuhan ku ini? Apa aku harus bekerja kembali dan akan selalu pulang sore seperti biasa? Tapi itu akan membuat aku kelelahan dan pastinya Mama mertuaku akan tidak setuju dengan semua itu. Tuhan, tolong berikan petunjukmu pada ku" gumam Liana yang memikirkan bagaimana caranya bisa menghilangkan kesepian dan kejenuhan nya.
Saat dia membuka ponselnya didalam group chat perusahaan nya yang dulu sedang membahas masalah pekerjaan dikantor yang baru saja dibangun karena disini cabang pertama bagi perusahaan itu. Liana menanyakan perusahaan apa yang sedang dibahas, ternyata perusahaan besar informasi. Dia merasa tertarik dan dia akan berusaha untuk belajar sesuatu yang baru dan menantang untuknya.
Liana segera mengumpulkan berkas-berkas yang dia butuhkan dan dia akan segera melamar pada perusahaan tersebut. Liana sangat senang saat mengecek jika dia bisa masuk dengan mudah dalam perusahaan besar tersebut.
"Aku harus segera kesana sekarang, mungkin saja aku bisa bekerja dari rumah saja. Asalkan aku bisa membagi waktu untuk bekerja dan melakukan tugas ku yang lain" gumam Liana yang segera bersiap untuk melamar kerja disana.
Liana ikut mengantri dengan yang lainnya, dan saat dia interview tanpa banyak tes dan lain sebagainya. Dia langsung diterima dan diminta untuk menemui CO.CEO yang bertugas untuk menerima para kariawan baru dan memberikan tes secara langsung.
"Tuhan, semoga saja ini yang terbaik untuk ku. Dan apa yang aku lakukan akan membuat aku semakin maju dan bisa mewujudkan impian aku selama ini" ucap Liana yang bersiap akan masuk kedalam ruangan CO.CEO yang ada didepan nya.
TOK...
TOK...
TOK...
"Masuk" teriak seseorang yang berada didalam ruangan tersebut.
"Ada perlu apa?" tanya pria tersebut yang menatap Liana dengan tatapan datarnya.
"Permisi Pak, saya Liana Marisa yang diminta untuk menghadap anda secara langsung dan menyerahkan ini padamu anda" ucap Liana setelah mengetuk pintu.
"Oh iya, silahkan duduk. Bisa saya melihat cv anda?" ucap pria didepan nya tersebut. Lalu Liana menyerahkan cv miliknya dan pria didepan nya hanya mengangguk-anggukan kepalanya saat melihat cv yang diberikan oleh Liana.
"Bagus, ini sangat menarik. Jadi anda adalah manager diperusahaan C? Kenapa anda bisa resign dari perusahaan tersebut? Apa anda bisa menjelaskan nya?" tanya pria yang bernama Alfian Syah.
"Saya resign karena saya memang tidak bisa bekerja didalam perusahaan secara langsung. Karena saya sudah berkeluarga dan saya melihat jika disini bisa bekerja dari rumah saja dan sesekali saya keperusahaan untuk menyerahkan pekerjaan saya. Makanya saya tertarik dengan lowongan yang perusahaan anda buka" jawab Liana dengan sangat tegas dan juga lugas menjelaskan pada Alfian.
"Baiklah, saya akan menerima anda bergabung dengan perusahaan kami. Tapi saya ingin melihat cara kerja anda dulu diperusahaan ini mulai besok dalam beberapa hari kedepan. Jika pekerjaan anda sesuai dengan yang kamu inginkan, maka anda akan melanjutkan nya dirumah anda sendiri" ucap Alfian yang langsung menerima Liana dengan sangat baik.
"Jadi saya diterima Pak? Saya sudah bisa langsung bekerja disini besok?" tanya Liana sangat senang mendengar kabar bahagia ini.
"Iya, selamat bergabung didalam perusahaan kami ini" ucap Alfian dengan mengulurkan tangan nya pada Liana.
"Terimakasih Pak, terimakasih banyak. Saya akan berusaha semampu saya untuk bisa membuat anda tidak akan kecewa menerima saya bergabung. Sekali lagi terimakasih banyak Pak" ucap Liana yang menyambut uluran tangan Liana dan Liana tidak berhenti tersenyum saat dia mendapatkan pekerjaan nya.
"Syukurlah, semuanya berjalan dengan lancar" ucap Liana yang sudah keluar dari perusahaan besar tersebut.
Liana segera pulang dan dia ingin mengabari suaminya. Tapi saat dia menghubunginya berulangkali malah tidak aktif dan dia berhenti menghubunginya.
"Kenapa Mas Radit tidak aktif ya? Apa dia sedang sibuk banget sehingga lupa mencarger ponselnya" gumam Liana yang akhirnya pulang kerumah tanpa menghubungi suaminya.
Flashback Off...
"Kenapa begitu sulit untuk menghubungi Mas Radit? Bukankah dia berjanji hanya satu minggu saja, kenapa ini sudah sepuluh hari. Tapi dia tidak pulang juga, apa ada pertambahan waktu lagi ya?" gumam Liana saat melihat foto pernikahan nya yang terpajang dikamarnya dengan sangat indahnya.
"Mas, kenapa aku merasa ada yang berubah dengan kamu? Apa kamu tidak merindukan aku disini? Aku sangat merindukan kamu" ucap Liana yang menatap foto berukuran besar itu dan mengusapnya.
"Kenapa kamu tidak menghubungi aku? Dari kamu berangkat sampai sekarang, kamu tidak ada kabar apa-apa sama sekali. Semoga saja kamu baik-baik saja Mas" gumam Liana yang menghela nafasnya berulangkali supaya dia tidak menangis karena terharu merindukan suaminya.
Supaya Liana tidak selalu merindukan Raditiya, dia mengerjakan pekerjaan nya kembali hingga dia benar-benar mengantuk dan tidak bisa lagi memikirkan bagaimana keadaan Raditiya disana.
Keesokan harinya seperti biasanya, Liana akan membereskan pekerjaan nya dengan asisten rumahtangganya yang sedang membereskan rumahnya dan juga memasak untuknya juga.
"Bu, ada tamu" ucap bik Warsih yang membukakan pintu untuk tamu majikan nya.
"Terimakasih bik, bibik boleh kembali bekerja" ucap Liana pada bik Warsih.
"Baik Bu" ucap bik Warsih dan akan pergi, tapi ditahan oleh Liana.
"Tunggu dulu bik, tolong buatkan minuman juga ya bik untuk tamu saya" ucap Liana yang langsung diangguki oleh bik Warsih yang segera pergi dari depan kamar Liana.
"Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini?" gumam Liana yang membereskan barang-barangnya dulu dan menyimpan laptop miliknya kedalam lemari.
"Kenapa kamu lama sekali keluarnya? Mentang-mentang sudah memiliki pembantu, sudah kurang ajar pada ku hah" ucap seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Mama mertuanya sendiri.
"Maaf Ma, aku hanya kerepotan jika aku harus melakukan pekerjaan rumah sendiri. Silahkan duduk Ma" ucap Liana yang masih menjaga sopan santun nya pada Mama mertuanya.
"Alasan! Memangnya apa pekerjaan mu itu hah?! Kamu bisanya hanya menghambur-hamburkan uang putraku saja" ucap Mama Hanum dengan sinis dan dia juga menunjuk-nunjuk wajah Liana.
"Aku masih bisa menafkahi diri sendiri dengan uang yang aku hasilkan selama aku bekerja Ma. Jadi Mama tidak perlu khawatir jika aku akan menghabisakan atau menghambur-hamburkan uang anak Mama" jawab Liana dengan pelan tapi menusuk.
"Jangan sombong kamu! Kamu fikir saya tidak tahu jika kamu selama ini adalah pengangguran dan hanya anak saya yang bekerja selama ini. Apa kamu tidak berfikir, anak saya bekerja keras dan banting tulang untuk menghidupi kamu yang tidak berguna" ucap Mama Hanum dengan sinisnya dan tatapan penuh kebencian nya.
"Walau aku pengangguran, aku masih bisa menghasilkan uang Ma. Jadi Mama tidak perlu khawatir akan hal itu, aku bahkan bisa membungkam mulut Mama dengan kesuksesan yang aku miliki dulu sekarang atau nanti" ucap Liana dengan tatapan datarnya dan dia sudah muak akan bicara baik-baik padanya Mama mertuanya ini.
"Jangan sok kamu. Kamu adalah anak pungut dan juga mandul, lebih baik kamu pergi dari sini dan menjauh dari anak saya. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu dan juga mandul seperti kamu. Jika kamu tidak mau maka saya sendiri yang akan memisahkan kalian berdua" ucap Mama mertuanya dengan senyuman dibibirnya dan dia langsung berkeliling rumah yang lumayan luas ini.
'Aku memang mendiamkan Mama melakukan ini semua, tapi aku akan melakukan berbagai cara untuk bisa membuat Mama bisa menganggap ku dan bangga padaku. Apa lagi jika Tuhan memang mendengarkan semua do'a-do'a yang aku inginkan. Aku memiliki seorang anak, Mama akan menerima aku dan juga menyayangi aku. Aku akan menerima semua hinaan dan juga cacian yang Mama berikan padaku, sampai Tuhan mengabulakan apa yang aku inginkan Ma' ucap Liana dalam hati yang melihat dari jauh Mama mertuanya sedang menelisik seluruh ruangan dan perabotan yang terlihat sangat mewah.
Liana hanya jadi mendengar dan melihat semua yang dilakukan oleh Mama mertuanya. Dia tidak mengatakan apa-apa saat Mama mertuanya membawa makanan kesukaan nya dan juga isi dalam kulkasnya. Dia tidak protes sama sekali, dia hanya bisa tersenyum dan menatap apa yang dilakukan oleh Mama mertuanya.
Hingga setelah mengambil semua makanan dan juga barang-barangnya yang diinginkan oleh Mama mertuanya. Dia langsung pergi dari sana, dengan wajah yang sangat bahagia dan juga terlihat sangat senang sekali. Tanpa memebelinya, dia sudah mendapatkan nya. Tanpa dia mengeluarkan uang sedikitpun juga sudah bisa bergaya dengan tas branded milik Liana.
"Mama sering kasar dan menghinaku, tapi Mama masih sering menjarah semua barang-barang yang aku miliki. Tidak apa-apa Ma, asalkan Mama bisa bahagia dan bisa menerima aku sepenuh hati Mama. Aku ikhlas jika Mama melakukan itu pada Mama" gumam Liana saat melihat Mama mertuanya sudah pergi dari sana.
"Bu, maaf, bukan nya saya mau ikut campur dalam urusan Ibu. Tapi apa yang anda lakukan adalah kesalahan Bu, dengan Ibu memberikan itu dan membiarkan nya seperti itu. Maka dia akan selalu seperti ini terus menerus, seharusnya Ibu melarangnya. Bukan membiarkan nya berbuat sesuka hatinya. Maaf jika bibik lancang mengatakan ini pada Ibu" ucap bik Warsih yang menunduk, merasa tidak enak saat mengatakan itu pada Liana.
Sedangkan Liana hanya diam dan tersenyum saat mendengar ucapan dari bik Warsih. Dia memang tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh bik Warsih padanya. Tidak juga membenarkan, dia hnya melakukan apa yang dikatakan oleh hatinya saja.
.
.
.
Jangan lupakan untuk selalu meninggalkan jejaknya ya untuk like, komen, vote dan hadiahnya untuk Othor receh ini...
Bintangnya juga ya😉
Thanks and happy reading...🤗🤗🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!