PERKENALKAN VISUAL
BINTANG NATALIA ALVELIA
Gadis berumur 20 tahun, ceria, pekerja keras.
PUTRA BAGASKARA VERLANTO
Pria tampan berumur 25 tahun, cuek, jaim , dingin, memiliki hati bak seperti pahlawan, sering mengalah dalam hatinya yang akhirnya berujung dengan penyesalan.
SAMUDRA PUTRA ALVARIO
PRia berumur 28 tahun, sikap dingin, egois, keras kepala dan memiliki hati seperti batu yang akhirnya berujung dengan penyesalan terbesar.
ANINDYA CARMELIA PUTRI.
Gadis berumur 20 tahun yang sifatnya tak kalah jauh berbeda dengan Samudra, egois dan keras kepala.
Gadis berumur 20 tahun yang sifatnya tak kalah jauh berbeda seperti Samudra, egois dan keras kepala.
...............
Kediaman yang besar adanya sesosok wanita telah menangis diatas ranjang setelah kepergian sang kakak yang memutuskan pindah keluar Negeri, terus saja menangis hingga salah seorang Pria tampan menghampiri tak lupa dekapan hangat telah pria itu lakukan pada sang pujaan hatinya.
"Apa kamu sudah selesai menangisi Bagaskara? Aku tidak akan marah jika kekasihku akan menangisi laki-laki lain, sadar dia bukanlah saudara kandung kamu tapi ketulusan dan kasih sayang yang ia berikan telah berhasil meyakinkan ku apa arti dia bagi kehidupan mu.
Tapi disini aku sangat berharap kamu mengijinkan ku untuk menjadi menerus Bagas yang selalu perduli dan memberikan kasih sayang itu, entah mengijinkan atau tidak aku ingin melakukannya. Siang yang sangat indah dengan awan cerah yang sangat mendukung aku, kali ini aku ingin kamu menjadi istri dari calon anak-anak ku nanti apa kamu bersedia?"
Lelaki memiliki nama Samudra itu menyodorkan sepasang cincin berlian tepat kearah kekasihnya, mulut Bintang seketika ia bungkam, tak percaya dengan tindakan apa yang dilakukan Samudra saat ini.
"Aku tidak tau harus mengatakan apa lagi sekarang. Jujur sudah lama aku menanti momen seperti ini, percaya jika cinta kita tidak mungkin bersatu tapi sekarang aku sungguh-sungguh tidak percaya jika apa yang aku inginkan benar-benar akan terjadi dan kita akhirnya bisa kembali bersatu. Aku Wanita yang sudah sangat mengagumimu sejak SMA aku bersedia menikah denganmu?"
Ucapan yang akhirnya Bintang mampu lontarkan. Hanya mampu mengangguk'kan kepalanya bersamaan dengan air mata yang terus saja berjatuhan membuat suasana terlihat berselimut haru pilu.
Sama-sama setuju kejenjang yang lebih serius, Samudra maupun Bintang yang sudah bersiap keduanya duduk berhadapan dengan penghulu yang sudah sedari tadi ikut menantikan ijab kabul akan pasangan yang sudah lama terpisahkan.
Menggenggam tangan penghulu.
"Saya terima, nikah dan kawinnya, Bintang Natalia Alvarelia Binti Putra Alexander Wijaya, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAHHH!!!"
Samudra terdengar sangat tegas mengucapkan Ijab Kabul, diiringi tangis haru dari tamu dan anggota keluarga yang hadir di sana.
Ucapan Sah yang sangat semangat itu semakin mengharukan ruangan ini.
Ijab kabul yang akhirnya diucapkan oleh Samudra telah membuktikan jika keduanya sudah sah menjadi sepasang Suami-istri.
"Sekarang, sesi pemakaian cincin."
Pak penghulu mengarahkan keduanya agar segera pasang cincin pernikahan secara bergantian.
Samudra duluan yang memegang tangan kanan Bintang, kemudian dengan lembut memasangkan cincin di jari manisnya Bintang.
Bergantian, Bintang yang menyematkan cincin pernikahan di jari tengah Samudra. Acara ini begitu berjalan lancar, membuat semuanya tak terasa sudah hampir selesai.
Dua pandangan yang tidak bisa dihindari lagi berhasil membuat mereka melamun dalam lamunannya.
"Semoga langgeng sampai kakek nenek ya Nak, doa terbaik buat kalian," ujar Mamanya Bintang dengan tulus dan memeluknya.
"Selamat ya sayang. Dan kamu ... saya harap kamu laki-laki yang bisa diandalkan dengan ucapan apa yang pernah kamu ucapan waktu dulu. Dan jika kamu sampai berani menyakitinya maka bersiaplah untuk berhadapan denganku," ledek Papanya Bintang dengan merangkul menantunya.
"Iya Pa ... Samudra janji Samudra akan menjaga dan melindungi Putri Papa, Samudra janji," balas samudra dengan membalas rangkulannya.
Wajah keduanya berbinar-binar, diselimuti wajah kebahagian yang tidak bisa lagi dibohongi kedua sepasang pengantin baru ini.
"Sekarang kita sudah jadi sepasang suami-istri, inilah yang aku nantikan sejak sedari lama tapi kenapa hatiku rasanya canggung seakan-akan tidak percaya dengan semua ini. Terima kasih Tuhan, terima kasih engkau telah memberikan kami kesempatan untuk bersatu dalam ikatan cinta ini terima kasih,"kata Bintang.
******"____________________*******
"Sekarang kita sudah jadi sepasang suami-istri apa kamu akan tidur diatas ranjang ini, denganku? Maksudnya jika kamu merasa canggung untuk tidur bersamaku kamu bisa tidur disini biar aku yang tidur di sofa aku tau kamu lagi grogi dan sangat canggung jadi cepat tidurlah aku tidak masalah jika harus tidur di Sofa ini!"kata Bintang.
"Aku rasa sekarang ini yang merasa canggung bukanlah diriku, tapi aku malah melihat sebaliknya kamulah yang sangat canggung kamu serius tidak apa-apa?"tanya balik Samudra.
"Aku yang canggung?"tanya Bintang yang tidak percaya.
"Iya aku melihat kamu sangat canggung,"balas Samudera yang nahan tawa.
"Aku rasa aku tidak canggung sedikit pun. Aku tiba-tiba ingin kekamar mandi jadi permisi!"
Bintang segera berlari masuk kedalam kamar mandi dan tak lupa dirinya langsung menguncinya dari dalam.
"Astaga ternyata kalau melihat dia lagi canggung seperti ini lucu juga ya? Tapi ngomong-ngomong perasaan apa ini? Ini bukanlah hal yang pertama ketika aku harus tidur dengan seorang Wanita. Aku dulu sudah beberapa kali tidur bersama dengan wanita lain tapi kenapa baru malam ini hatiku serasa berdetak cukup kenyang? Apa mungkin aku sendiri juga sangat canggung?"batin Samudra dengan tersenyum.
Tak jauh seperti yang dialaminya. Bintang setibanya masuk kedalam kamar kecil, dirinya beberapa kali mengecek detak jantungnya dan benar saja jantungnya serasa akan copot dengan detakan jantung yang amat kencang ini.
"Bintang ... Bintang ... Tenang! Oke tetap tenang kamu jangan terlalu cemas seperti ini tenang ... Tenang ...
Keluar dari kamar mandi tanpa banyak melakukan apapun didalam sana. Dirinya keluar melihat Samudra yang terlihat mengigit kuku jempolnya.
"Apa yang dilakukannya itu? Dia mengigit jarinya apa sungguh-sungguh dia tidak tahan lagi untuk melakukan malam pertama itu?"batin Bintang yang sesekali ia menelan air lud4hnya.
"Kamu kenapa bengong?"tanya Samudra spontan Bintang terkejut.
"Tidak! Tidak apa-apa cepat mandilah aku sudah mandi tadi!"
"Sungguh? Jika kamu sudah mandi kenapa kamu masih mengenakan kebaya itu?"ucap Samudra yang saat itu juga Putri melirik ujung kakinya.
"Sial!"gumam Bintang secara pelan.
"Baiklah aku rasa harus aku dulu yang mandi karena wanita cukup lama untuk melakukan ritual itu,"balas Samudera secara malu-malu Samudra pun masuk kedalam kamar mandinya.
Berada didalam kamar, Samudra sehabis melakukan ritual mandinya ia melihat Bintang yang masih mengenakan kebayanya, dirinya kesusahan membuka resleting yang tersangkut dan sudah untuk dilepaskan.
Berusaha menarik resleting kebelakang tapi nyatanya sangat susah untuk ia lakukan. Samudra yang melihat bintang nampak kesusahan ia langsung menghampirinya.
"Apa kamu butuh bantuan?"tanya Samudera yang seketika mengejutkan Bintang.
"Tidak! Aku bisa sendiri kok lagian ini juga sudah terlepas,"balas gadis itu yang merasa canggung.
Dirinya yang melihat bintang masih sangat kesusahan ia nampak tersenyum puas melihat bintang yang nampak ikut tersipu malu dibuatnya.
Tanpa berkata maupun memberikan isyarat. Samudra yang dengan langsung, ia lantas menghampirinya dan membenahi resleting yang tersangkut. Terkejut akan apa yang dilakukannya.
"Sam, kamu?"
"Jika butuh bantuan segeralah katakan padaku,"lanjut Samudera.
"Apa kamu sudah berhasil membukanya?"tanya Bintang.
"Iya aku sudah membukanya,"balas Samudera, selangkah Bintang yang berniat akan pergi masuk kedalam kamar mandi, dirinya dikejutkan dengan suara Samudra yang tiba-tiba mengatakan sesuatu.
"Kenapa kamu tidak ganti dihadapan ku saja bukankah kita sudah menjadi sepasang Suami-istri?"tanya samudra.
Bintang yang mendengarnya ia nampak bingung ingin mengatakan apa.
"Oh gitu ... Tidak! Dasar mesum!"balas Bintang yang langsung masuk kedalam kamar mandinya.
"Astaga lucu juga ya kalah ngerjain itu anak,"gumam Lelaki itu tersenyum sendiri.
BERSAMBUNG
Pov Bintang
Aku bahagia akhirnya sekian lama aku berfikir kebahagiaan tidak akan berpihak padaku. Kali ini aku percaya jika setiap kebahagiaan seseorang sangatlah ada, hanya butuh kesabaran lah bagi setiap orang untuk berhasil melewati tahap sulit dalam badai kehidupan yang dilaluinya.
Memandang langit yang amat cerah tanpa adanya awan mendukung yang berseliweran mendukung akan suasana ini. Pandangan Bintang nampak takjub akan adanya dua bintang yang saling berdekatan dengan indahnya. Sinaran yang dihasilkannya membuatnya serasa ikut terjatuh dalam suasana yang amat membahagiakan ini.
Sebuah tangan kemudian mulai melilit tubuhnya dari belakang, seorang pria yang tiba-tiba datang kemudian menenggelamkan kepalanya pada leher jenjang sang istri.
Bersamaan dengan belaian dan kecupan manis yang ditunjukkan pria tampan tersebut pada sang Istri. Sadar siapa yang datang dirinya nampak pasrah merasakan bel4i4n hangat yang ditunjukkan suaminya sendiri.
"Apa kamu menyukai dengan kecup4n yang aku berikan ini?"ledek Samudera yang tetap saja membel4inya.
"Apa kamu akan terus melakukan hal ini? Jika tiba-tiba saja ada seseorang yang datang dan memergoki kita apa yang akan kamu lakukan?"tanya Bintang dengan nada meledek.
"Aku rasa selain kita tidak akan ada lagi seseorang yang akan menganggu suasana indah ini. bukankah kamu juga tau kalau dikediaman ini hanya ada kita berdua? Ataukah kamu sengaja menggodaku karena kamu takut jika aku akan terus bertindak kelewatan lebih dari ini?"goda Samudera.
"Aku sadar dengan siapa aku berhadapan saat ini,"ledek Bintang dengan tersenyum tipis..
"Oh iya berhubung suasana kali ini sangat mendukung ada sesuatu yang ingin aku tanyakan sama kamu? Aku berharap mendengar pertanyaan ku ini kamu mampu membalasnya dengan jujur, jadi katakanlah apa yang membuatmu memutuskan untuk memilih diriku ?"tanya lelaki itu dengan lingkaran tangannya yang masih melilit tubuh istrinya.
"Apa aku harus menjawab semua pertanyaan kamu?" tanya Bintang dengan air matanya yang tidak bisa berhenti mengalir.
"Iya kamu memang perlu menjawabnya?"
"Entahlah aku sendiri masih tidak menyadari kenapa aku bisa sekuat ini menghadapi laki-laki seperti dirimu? Bahkan kalau aku mampu aku juga bisa menikah dengan Pria lain, tapi sayangnya hanya mulut yang mampu terucap, sedangkan hati? Nyatanya hati-ku tidak semudah itu untuk melakukannya.
Bagiku mencintai dan memiliki-mu itu sudah jadi hal istimewa yang aku impikan dan ingin aku dapatkan selama ini. Jodoh? Kita tidak tahu siapa jodoh kita sama halnya dengan kita.
Jadi mulai sekarang jangan lagi bertanya alasan kenapa aku bisa mencintai-mu karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa mencintai-mu sampai sejauh ini. Bahkan masih mau menerimamu aku masih tidak tau apa alasannya, jadi kamu paham kan?"jelas Samudera.
Dekapan hangat telah diberikan Samudra untuk Wanita yang sangat ia cintai. Memeluknya dengan sangat erat.
Bahkan hampir membuat bintang sesak nafas lantaran sangking eratnya Samudra mendekap tubuh mungil itu tapi semua itu tidak menyurutkan rasa bahagia dari keduanya.
Terlihat dari raut wajah mereka terlihat sangatlah bahagia melihat semua ini, senyum bahagia yang terpancar lepas tanpa beban atau pun ketakutan yang mereka takutkan selama ini
Beberapa menit mereka berpelukan, samudra mengakhiri pelukan itu ketika ingat dirinya masih punya satu tanggungan lagi.
Samudra yang kemudian dia pun membalikkan badan Bintang menghadap kearahnya. Karena terlalu mendalami perasaannya, Samudra pun akhirnya memberanikan diri mendekati b1b1r mungil Bintang yang memakai lipstik minyak tersebut.
Perlahan-lahan dirinya rasanya inggin sekali mengigit b1b1r mungil tersebut, hanya berjarak sekitar lima senti Samudra sudah hampir berhasil menguasai b1b1r tersebut.
Niat Samudra yang inggin sekali m*ngec*p bibir Bintang sekali saja. Akan tetapi belum juga ia berhasil menyentuh b1b1r mungil tersebut, ia sudah keduluan dengan telunjuk jari Bintang yang menghalangi dengan menyentuh bibir samudra secara balik.
"Aku lupa kalau kamu belumlah mandi, jadi cepat mandilah,"ucap Bintang dengan tersenyum puas melihat sang suami menciutkan bibirnya dirinya nampak puas bisa mengerjainya.
"Sial! Gagal lagi,gagal lagi!"kesal Samudera dengan memanyunkan bibirnya.
Berlalu ia pun masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Sedangkan Bintang sesekali pandangannya melirik kearah kamar dengan wajah senyumnya. Langkahnya mulai mendekati kamar itu hendak akan melakukan sesuatu yang sudah seharusnya ia lakukan.
Sehabis melakukan ritualnya, samudra yang masih mengenakan handuk berwarna putih dirinya berjalan kedalam kamar serba putih. Melihat Bintang yang sudah bersiaga diatas ranjang dengan balutan piyama yang terlihat seksi jika dipandangnya.
Meneguk sekali air lud4hnya, dirinya serasa puas dan berg4ir4h melihat sang Istri yang sudah berpose dengan membaringkan tubuhnya diatas r4nj4ng.
"Apa kamu sudah berani menggodaku?"ledek Samudra dengan kedua tangannya yang ia lipatkan ke depan.
Mendengar akan ucapan samudra yang ditunjukkan hanyalah sebuah senyuman.
Perlahan-lahan langkah kaki samudra pun mulai mendekati kearah Bintang. Tatapannya yang semakin menjadi sesaat ia memperhatikan bib1r mungil yang dimiliki Gadis cantik yang sudah berada dihadapannya.
Ditambah memandang kaki putih mulus yang terdapat pada Istrinya tidak tahu perasaan apa yang dirasakan samudra saat ini, panas dingin mungkin perasaan itulah yang tepat ia gambarkan saat ini, ia tambah semakin mendekat lagi dan lagi.
Ikut merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menindihnya tepat diatasnya. Samudra merasa sangat puas jika tingal menghitung waktu ia akan bisa menguasai Istri tercinta dengan sepenuhnya.
Melihat samudra yang berniat inggin menc1umnya, lantas bintang dengan sigap ia langsung melingkari pundak Samudra dengan pandangannya yang sudah bersiap.
Perlahan-lahan Samudra yang mulai mendekati wajah bintang. bintang pun akhirnya memejamkan matanya.
"Apa kamu sudah siap sayang?" bisik samudra mencoba meyakinkannya.
"Iya aku sudah siap tapi bisakah kamu pelan-pelan," balas Bintang yang sedikit malu.
"Kamu tenang saja aku tidak akan menyakitimu sayang. Aku janji," balas Samudra yang kemudian ia pun mematikan lampu meja yang berada diatas nakas sampingnya.
SENSOR
Selesai melakukan ritual keduanya, satu pelukan lan kecupan akhirnya samudra berikan pada Wanita yang sudah ada dihadapannya.
Tak percaya dengan apa yang ia rasakan saat ini, samudra yang merasakannya ia hanya bisa mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas apa yang telah ia dapatkan sekarang ini.
"Aku sangat mencintaimu Samudra ... Aku sangat mencintaimu."
"Aku juga sangat-sangat mencintai kamu Bintang, terima kasih Tuhan. Terima kasih.
Memeluk erat, mencium kening dengan lembut. Keduanya yang sama-sama memberikan tatapan satu sama lain, dari raut wajahnya terlihat sangatlah bahagia hingga tidak tersirat seperti apa mereka harus menunjukkan rasa bahagianya itu.
BERSAMBUNG.
Disisi lain Anindya Camelia teman sejak sedari kecil Bintang, Anindya serasa hancur, mencintai pria yang jelas-jelas tidak menyukainya, melainkan mencintai wanita yang juga menjadi sahabat terbaiknya membuat dirinya serasa hancur bak seperti terkena tusukan bertubi-tubi.
Serasa tidak percaya dengan siapa pun lagi, ia memutuskan pergi kesebuah klub malam menikmati setiap cegukan minuman alcohol yang secara perlahan kesadarannya mulai hilang.
"Seperti inikah rasanya sakit hati ketika orang yang sangat kita kagumi secara diam-diam ternyata lebih mencintai wanita lain? Dan yang lebih menyakitkan lagi ternyata wanita itu adalah sahabat terbaik kita yang dimana kita sudah menganggapnya sudah seperti saudara kandung sendiri? Aku sadar akulah yang sedang bermimpi, tapi aku harap apa yang aku lihat ini sungguh-sungguh mimpi iya sungguh-sungguh mimpi!"kata Anindya dengan derai air matanya.
"Dunia ini tidak adil! Kenapa aku harus merasakan kehidupan yang penuh dengan sandiwara dan paksaan seperti ini, kenapa! Aku sangat mencintai mu Samudra ...aku sangat mencintaimu tapi kenapa kamu malah dengan teganya menikah dengan Bintang yang tak lain sahabat terbaikku kenapa!" ucap Anindya yang sembari meminum-minuman itu.
Berjalan dengan sempoyongan Anindya terlihat hilang kendali akan minuman beralkohol tersebut.
Bahkan dirinya yang hendak ingin masuk kedalam mobilnya terlihat kebingungan lan kesusahan. Tak lama hadirnya Pria yang tidak ia kenal mulai menghampirinya.
"Astaga anda tidak apa-apa? Apa anda butuh bantuan?" Seseorang datang menawarinya.
" Samudra! Kamu kenapa ada disini siapa yang telah memanggilmu kemari siapa? Kamu jahat Samudra, kamu sangat jahat!"ucap Anindita yang secara ngigo.
Memukul lelaki itu yang ia sangka Samudra namun nyatanya lelaki itu hanya lelaki mesum.
"Gadis ini kelihatan sangat mabuk berat aku bisa manfaatkan kesempatan ini?"batin Pria itu dengan senyum licik.
"Anda butuh istirahat jadi mari aku antar anda!"
Merangkul pundak Anindya disaat kesadarannya mulai hilang.
Entah suatu kebetulan, Samudra yang sedang berjalan kaki sehabis membeli sesuatu dari Alfamart atas permintaan Bintang.
Pandangannya dikejutkan dengan tanpa sengaja melirik kearah sesosok perempuan yang sedang bersama seorang pria tak ia kenal.
"Itu kan Anindya? Apa yang dia lakukan? Laki-laki itu apa yang ingin dia lakukan?"gumam Samudra yang langsung mengikutinya.
Pria itu mulai memasukkan Anindya kedalam mobil pria itu sendiri. Tak lama Pria itu akhirnya melajukan laju kendaraannya dengan wajah seringainya.
Sedangkan Samudra yang diselimuti rasa cemasnya tak ingin kalah ia segera melajukan kendaraannya cukup tinggi untuk mengejar mobil yang ditumpangi pria asing tersebut.
"Panas ...kenapa disini sangat panas sekali aku ingin mandi ... Aku ingin mandi," ucap Anindya dengan matanya yang masih terpejam.
"Iya cantik kamu tenang saja tidak akan lama aku kita akan melakukannya jadi kamu yang sabar ya."
Pria asing yang membelai rambut Anindya Sedangkan Anindya terlihat keringatnya mulai keluar dari wajahnya.
Pria itu yang melihat Anindya masih memakai pakaian seksl, dengan beraninya ia mencium pipi Anindya dengan lancang.
Belum puas pria itu yang melihat bibir mungil merah jambu yang Anindya miliki membuat gairahnya semakin memanas.
Sekejap ia ingin melu*at bibir manis yang dimiliki Anindya itu, tiba-tiba mobil langsung menghadang tepat dihadapannya dan mengakibatkan mobil keduanya tak bisa mengendalikan yang akhirnya benturan cukup keras yang membuat depan mobil sedikit ringsek.
Pria itu yang tadinya ingin melakukan niat bejatnya. Seketika pandangannya teralihkan dan langsung keluar dari mobilnya. Kedua keluar pukulan kasar pun mendarat tepat mengenai pipi kanan pria itu hinga babak belur.
"Ais berani sekali anda memukul-ku!" gertak balik pria itu.
Sedetik ia berniat ingin memukulnya tangannya terhalangi lantaran Samudra yang dengan sigap langsung mencengkram tangannya dari hadapan itu juga.
"Itu akibat karena dengan beraninya anda berani mencium Wanita-ku apa anda paham!"gertak Samudera lagi dengan meluncurkan satu pukulan lagi tepat mengenai tubuh pria tersebut.
"Ayo ikut aku!" ajak Samudera yang langsung mengangkat tubuh Anindya hinga jatuh dalam pelukannya.
"Lepaskan aku. Kamu? Untuk apa kamu datang kesini dan menjemput-ku? Kamu itu bukanlah suamiku, iya kamu bukanlah suamiku lepaskan aku! Lepas!"gertak Anindya memberontak.
"Terserah kamu mau bilang apa tapi yang jelas ayo kita pergi dari sini karena aku tidak akan membiarkan bajingan ini sampai menodai-mu," ucap Samudra yang tidak mau melepaskan gendongnya.
"Lepaskan aku! lepaskan aku! Kamu mau bawa aku kemana? Lepaskan aku!"
Anindya yang terus memberontak tapi Samudra tidak menggubrisnya langsung memasukannya kedalam mobil dan menghiraukan pria itu yang terdiam tak berkutik.
Melihat mobil yang ditumpangi Samudra kembali melajukan laju kendaraannya, pria itu nampak kesal .
"Sial gara-gara Laki-laki itu aku gagal mendapatkannya ah!" ucapnya yang langsung menendang sesuatu.
"Kamu mau bawa aku kemana lepaskan aku! Lepaskan aku!"ucap Anindya yang terus terucap biar pun pandangannya masih terpejam.
BERSAMBUNG.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!