Piano
Mimpi
mamaku tak jua kunjung bangun
Naona
papa.. papa. bangun pa
naona terus menangis kencang
Naona
kakak.. bangun kak. jangan tinggalin naona
Naona
kak bangun. nanti siapa yang akan menemani naona main? siapa yang akan memberi pelajaran kepada anak laki-laki nakal itu, siapa kak?
dengan air mata di pipinya
Naona
oh tidak. aku mimpi itu lagi
memegang kepala dengan nafas terengah-engah
Naona
ke. kenapa aku selalu dihantui oleh mimpi itu?
Naona
ada apa ini sebenarnya?
Naona
oh bi marti. silahkan masuk bi
Marti
saya membawakan non makanan
Naona
iya bi. terimakasih.
Marti
bajunya sampai basah gini
Marti
apa? non mimpi itu lagi?
Marti
saya hanya kasihan sama non
Marti
hampir setiap malam sejak kejadian itu, non selalu termimpi
Marti
apa tidak sebaiknya kita ke psikiater saja
Naona
harus berapa kali saya bilang bi!
Naona
untuk apa ke psikiater!
Marti
bibik tidak bermaksud seperti itu.
Marti
tapi, siapa tau non bisa jauh lebih baik setelah menemui dokter.
Naona
aku tidak butuh dokter!
Naona
kenapa bik? kenapa selalu memaksa?
Naona
atau jangan-jangan bibik sudah bosan merawatku?
Marti
tidak non. saya tidak pernah bosan merawat non. saya hanya ingin melihat non ceria seperti dulu.
Naona
ma. maafkan aku bik.. aku tidak bermaksud menyakiti hati bibik.
pelukan hangat marti mendarat dibadannya
Marti
hiks.. tidak non.. non tidak harus minta maaf.
Marti
saya lah yang seharusnya minta maaf
Naona
kenapa bibi yang minta maaf?
Marti
ti. tidak apa-apa non
Marti
saya hanya minta maaf tidak bisa mengurus dan menemani non dengan baik
Naona
tidak bik.. bibi sudah sangat baik merawat dan menemaniku
Naona
aku sayang sekali sama bibi
Marti
iya non.. terimakasih.. bibi juga sayang sekali sama non.
Naona
tapi bi, dalam mimpi itu
Naona
naona melihat bapak-bapak memegang gunting bonsai
Naona
seperti guntingnya pak narto
Marti
hah! yang. yang benar non?
Naona
iya bi. tapi aku tidak tau siapa itu. karena mukanya gelap. jadi tidak terlihat
Marti
ah. tidak. bibik bersyukur non tidak diapa-apakan dalam mimpi itu
Marti
ah tidak. ya sudah. non makan saja dulu. bibi mau beriskan rumah dulu
bi marti kenapa? seperti ada yg disembunyikan. tapi apa ya?
bi marti menjatuhkan sesuatu
Marti
ah ti. tidak. bukan apa-apa non
laki-laki misterius
aku memutuskan pergi ke balkon untuk menghirup udara segar
Naona
hmmmm.. sejuk nya.. indah sekali pagi ini..
aku melihat ke sekeliling rumah
Naona
andaikan mama, papa, dan kakak masih di sini
Naona
pasti aku menjadi orang yang paling beruntung di bumi
Naona
seperti pernah melihat
laki-laki memakai baju dan celana panjang, menggunakan masker, sambil memegang gunting bonsai berdiri di depan pagar sambil menatap ke arah naona
Naona
seperti pernah melihat
seketika ingatan ku akan mimpi itu terlintas kembali
Naona
oh tidak. itu orang yang ada di dalam mimpi.
masuk ke kamar dan menutup pintu menuju balkon
naona mengintip dari jendela
Naona
apa yang dia lakukan di sini?
Naona
siapa dia sebenarnya?
Naona
ya Tuhan. dia tidak juga pergi.
Naona
siapa dia sebenarnya
Naona
mau apa di di depan sana
Naona
kenapa tatapannya tajam sekali?
Naona
akan ku lihat sekali lagi
Naona
apa dia sudah pergi!
suara pintu kamar naona diketuk dengan keras
Naona
ya ampun, aku harus apa?
Naona
aku takut untuk membukanya
Naona
iya, aku harus menelpon bi marti
suara ketokan itu semakin kencang
Naona
oh tidak, siapa itu?
Naona
mama aku takut sekali..
menangis di sudut pintu balkon
Danu
suara ketukan itu kembali hening
aku tidak mendengar sedikitpun tanda-tanda ada orang di luar sana
Naona
hufht. jantungku hampir saja copot.
Naona
iya bik, naona datang
melihat ke orang di sebelah bi marti
Marti
oh iya non, ini suami saya
Marti
dia datang menjemput
Marti
katanya anak kami sakit
Marti
saya mau pamit pulang
pak narto (suami marti)
pagi non
itu kan laki-laki yang berdiri sambil memegang gunting bonsai di luar pagar tadi
Naona
seperti serigala yang kelaparan dan siap menerkam mangsanya
Marti
seperti orang yang sedang ketakutan
Marti
baiklah kalau begitu
Marti
saya pamit pulang dulu ya non
Marti
makanan sudah saya masak
Marti
rumah juga sudah saya bereskan
Naona
harusnya bibik tidak usah repot-repot
Marti
ah tidak apa-apa non
Marti
ya sudah bibik pergi dulu ya
pak narto (suami marti)
saya permisi non
Naona
siapa sebenarnya pak narto?
Naona
mengapa sikapnya aneh begitu?
Naona
seperti ada yang sedang memainkan piano
Naona
siapa yang duduk di kursi dekat piano kesayangan kakak?
Naona
mengapa kamu di situ
melangkah hendak meninggalkan
Naona
mengapa kamu di sini?
Danu
aku ada sedikit tugas
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!