NovelToon NovelToon

Sang Legenda

Prolog

"Ayah,seberapa luas alam ini,kenapa hanya ada sedikit saja dari kita di tempat ini?? "

Ucapan itu tiba tiba terlontar dari mulut anak laki laki berumur 9tahun.

'prakkk..... '

Pria berperawakan gagah memiliki usia sekitar 40 tahunan yang sedang membelah kayu dengan kapak,sontak menghentikan kegiatannya mendengar putranya mengatakan sesuatu yang sama sekali tak pernah ia pikirkan.

Dengan senyum lembut.Wu Feng,nama Ayah dari bocah 9tahun yang bernama Wu Jian mendekat dengan masih di penuhi peluh keringat membasahi tubuhnya yang bertelanjang dada.

"Haihhh.." Wu Feng membuang nafas sambil membersihkan telapak tangan yang masih kotor oleh serpihan kayu kayu kecil yang menempel.

"Jian'er.Coba kau lihat ke atas!" Wu feng mendongakkan wajah mengarahkan mata Wu Jian menatap langit biru cerah di atas sana.

"Mungkin kita tidak bisa mengetahui luasnya daratan yang kita pijak.Tapi dengan kamu menatap luasnya langit,,, kamu pasti bisa membayangkan,seberapa luas daratan yang ada di bawahnya."

"Dan artinya,,, tentu saja kau tahu jika bukan hanya kita saja yang mengisi daratan se luas ini,bukan?"Wu Feng mengusap kepala Wu Jian kecil,berharap bahwa putranya akan mengerti.

Selanjutnya,ia mensejajarkan dirinya dengan berdiri pada lutut kaki,agar dapat menatap langsung putranya.Tangan Wu Feng memegang kedua pundak Wu Jian dan menatapnya dengan penuh kebanggaan.

"Belum saatnya kau memikirkan hal hal seperti yang kau tanyakan tadi!!! "

"Mmm.... " Wu Jian hanya mengangguki

"Baiklah,,, sekarang sudah waktunya kita pulang.Ibumu mungkin saja sudah menunggu kita di rumah"

"Ayah tak ingin kena omelan ibumu yang cantik itu,mengerti? "

"Baik,,Jian'er akan membantu ayah membawa kayu bakar." bocah ini berseloroh dengan begitu percaya diri.

Tingkahnya membuat sang ayah bersemangat.

"Hahaa,,,, tentu saja,tentu saja putra ayah akan membantu ayah".

Selanjutnya,keduanya bergegas membereskan semua kayu yang sudah selesai di kumpulkan oleh Wu Feng.Kemudian di waktu yang sama mereka meninggalkan tempat itu dan kembali ke kediaman mereka.

" Saudari Yin,apakah saudara Feng masih lama?? "

"Mohon tunggu saja sebentar lagisaudara Cun,mungkin Feng Gege sudah dalam perjalanan pulang"

"Ibu,kami pulaa.." teriakan Wu Jian,memelan ketika melihat empat orang lelaki dewasa dengan seragam selaras berwarna putih dengan corak biru.

'Hao Cun? ' gumam Wu Feng,menebak siapa yang bertamu di rumahnya.

Menaruh barang bawaan,Wu Feng dan Wu Jian tak melambatkan langkahnya,mereka langsung masuk ke ruang tamu yang tak terlalu lebar namun cukup bersih untuk sebuah rumah sederhana yang berada di kedalaman hutan.

"Akhirnya yang di tunggu datang! " Hao Cun,merupakan salah satu tetua di sebuah sekte yang bernama pedang biru,juga merupakan sahabat dari Wu Feng.

"Ada apa dengan senyuman mu itu saudara Cun?" Wu Feng merasa aneh dengan raut wajah Hao Cun yang terlihat sumringah.

"kenapa saudara Feng,apa ada yang salah dengan wajahku ini? "

"Haisss,,,lupakan,duduklah kembali! " Wu Feng menyilahkan,lalu di turuti oleh Hao cun.

"Jian'er,kenalkan! Dia adalah paman Cun." ucap Wu Feng mengenalkan Hao Cun.

Wu Jian pun segera menyapa Hao Cun dengan sopan.

"Hohoho,pantas saja kau tak pernah berkunjung selama sepuluh tahun ini,ternyata benar,kau telah memiliki kebanggaanmu sendiri saudara Feng." Hao Cun merasa sangat senang bersapa dengan Wu Jian,seolah ia bertemu dengan keponakannya sendiri.

"Tentu saja,jika saja kau menuruti nasehatku,tentu saat ini kau akan datang bersama putra atau putrimu" ledek Wu Feng pada Hao cun yang sampai saat ini belum menikah.

"Sudahlah saudara Feng,jangan mempermalukanku di depan putramu! "

"Hahaaa,lihatlah,saudaraku yang begitu hebat,langsung tidak berdaya dengan ucapan ajaib ku tadi" Wu Feng merasa puas dengan reaksi Hao cun.

"keponakan,untuk yang satu ini jangan pernah kau ingat ucapan ayahmu,mengerti?? " Hao cun memberi pesan pada Wu Jian,sekaligus sebagai pengalih rasa malunya pada Wu Feng dan juga A Yin yg mulutnya kini tertutup telapak tangan menahan tawa.

Sedangkan Wu Jian yg tak mengerti maksud Hao cun hanya bisa menganggukan kepala.

"Saudara Cun bagaimana kabarmu selama ini dan juga,bagaimana perkembangan sekte serta kabar patriak sekarang?" Wu Feng mengambil sikap sedikit serius dan mengalihkan perbincangan.

Senyum di bibir Hao cun perlahan meredup mendapat pertanyaan dari Wu Feng yang tiba tiba.

Hao cun pun,mengambil sikap yang sama seriusnya dengan Wu Feng.

"Haihh... " Hao Cun mengambil nafas berat,kedua tanganya mengusap pelan kakinya seakan ragu untuk menjawab.

"Aku baik baik saja saudara Feng,hanya saja aku iri melihat keadaanmu yang sekarang"

"Kalau mengenai perkembangan sekte,sampai saat ini tidak terlalu banyak peningkatan sejak dua atau tiga tahun setelah kau memutuskan untuk berpisah dari sekte pedang biru."

"Juga ada beberapa penyebab lain sejak saat itu, seperti banyaknya misi dari luar yang tak dapat di selesaikan,pencari budidaya yang tak sama seperti generasi kita dan hal lainya"

"Selain itu,kondisi tersebut di perparah dengan ketidak perdulian beberapa tetua ttg penurunan itu sendiri"

"Jika saja jarak sekte dengan kediamanmu ini hanya satu atau dua hari perjalanan,,aishhh"wajah Hao cun terlihat lesu,seperti malas dengan keadaan yang di laluinya.

"Lalu saudara Cun,apa ada hal penting lainya dari maksud kunjungan mu ini?" tanya Wu Feng yang membuat wajah Hao cun langsung segar kembali.

"Hehee,,,tentu saja ada hal penting lainya." tutur Hao cun dengan segera yang membuat Wu Feng menyesali pertanyaanya sendiri.

"Saudara Feng,selama beberapa tahun ini sekte bahkan tidak menerima murid baru,karna dampak dari penurunan kualitas murid dan lainya"

"Dan patriak mengambil langkah serta memberi kami tugas agar mengajak putra atau putri dari setiap mantan murid atau bagian sekte untuk bergabung guna membantu perkembangan sekte pedang biru" Hao cun menjelaskan keadaan sekte yang sebenarnya.

"Separah itukah??" ada rasa tak percaya pada apa yang di sampaikan Hao cun tentang keadaan sekte yang pernah menjadi bagian darinya,tetapi ia tahu bahwa Hao Cun tidak akan pernah berbohong padanya.

"Yin'er,bagaimana menurutmu?? " Wu Feng meminta pendapat dari istrinya yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan suami dan sahabatnya tersebut.

A Yin tersenyum lembut,sambil menarik lengan Wu Jian untuk duduk di pangkuanya.

"Suadara Cun,tunggulah tiga tahun dan Jian'er akan mewakili kami untuk membantu perkembangan sekte!"

A Yin sepertinya sudah memikirkan matang matang sebelum Wu Feng meminta pendapat darinya.Dan hanya melalui Wu Jian lah mereka dapat menjawab panggilan dari sekte pedang biru.

"Haiii,,Yin'er,maksudku bukan itu" Wu Feng tiba tiba berdiri dari kursi,seperti ingin menolak usulan istrinya.

A Yin yang mengerti reaksi dari suaminya,segera mendekat dan merangkul lenganya seraya berkata dengan lembut."Feng Gege,Jian'er bukan hanya menjadi kebanggaan kita tetapi juga kebanggaan sekte pedang biru.Gege harus ingat karna sekte pedang biru jugalah kita di pertemukan! "

"Bukankah Feng Gege selalu mengingat budi baik? "ucap A Yin mencoba mengingatkan Wu Feng pada jiwa besarnya.

Sementara suaminya kini sedikit tertunduk untuk beberapa saat kemudian menatap lembut Wu Jian yang masih duduk tenang menatap mereka.

" Haissss,,"Wu Feng dan A Yin kembali mengambil tempat duduk.

"Saudara Cun,mohon sampaikan pada patriak untuk menunggu tiga tahun dari sekarang!! "pinta Wu Feng

"Jangan khawatir saudara Feng,pasti akan aku sampaikan."

"E,,apakah nanti saudara Feng dan saudari Yin yang akan mengantarkan Jian'er ke sekte? " tutur Hao cun

"Tidak! Putraku sendiri yang akan datang ke gerbang sekte pedang biru mewakili aku dan Yin'er" Wu Feng berkata dengan sikap tegas,sembari menatap Putranya.

"Tapi..?? "

"Apa kau tak percaya dengan keponakanmu,saudara Cun? " A Yin segera memotong ucapan Hao cun.

"Ah.. hehe,, tentu,tentu aku percaya dengan keponakan"Hao cun sedikit salah tingkah

"Baiklah! Aku rasa kau sudah tak ada kepentingan lagi,sekarang mari kita ke depan dan membakar daging buruan yang tadi kudapatkan"ajak Wu Feng lalu mereka pergi menemui empat pemuda yang menemani Hao cun.untuk makan bersama.

________________________

Menjadi Budak

Tiga tahun kemudian.........

"aahahahaha.... kejar aku monster jelek"

"Groooaaarrr.... "

Whooossss.........

Seorang bocah lelaki berumur 12 tahun,mengenakan pakaian hitam dengan corak merah di kedua sisi bagian dada serta pedang kayu di punggung, berlari riang meski tengah di kejar seekor monster kadal hijau beracun, yang menjadi salah satu penghuni hutan yang kini tengah di laluinya.

Bocah itu tak lain adalah Wu Jian,yang memulai perjalananya menuju sekte pedang biru,menepati janji ayah dan ibunya yang akan menjadikan Wu Jian bagian dari sekte pedang biru.

Selama tiga tahun, Wu Jian di latih dengan serius, baik oleh ayah maupun ibunya.

Wu Feng, ayah Wu Jian,,, melatih fisik dan kultivasi, sedangkan A Yin, ibu Wu Jian memberi pelatihan keahlian berpedang serta beladiri yang lain, karna memang baik ke ahlian pedang maupun beladiri Wu Feng, jauh di bawah A Yin, meski A Yin kalah dalam hal kultivasi.

"Rasakan tendanganku monster nakal,,,, cyaaaa.... " Wu Jian memutari salah satu pohon untuk mengalihkan diri dari kejaran monter kadal dan...

BAMMMM.....,

Wu Jian berhasil menghujamkan tendanganya tepat di perut sisi kiri monster kadal,mengirimnya sedikit menjauh, meskipun monster kadal itu tidak mati.

Dengan kelincahanya,Wu Jian terlihat gesit melompati batang batang pohon guna menghindari kejaran monster.

"Ayah,,, ibu,, kenapa kalian menyuruh Jian'er ke tempat yang tak pernah Jian'er tau?? " keluh Wu Jian yang tak menghentikan larinya.

"Dan...??? aaaahhhh...... kenapa harus pedang kayu?? " Wu Jian sedikit kesal mengingat senjata yang di bawanya hanya sebuah pedang kayu.

"Rumah..?? ada rumah?? ya benar,, itu sebuah rumah,,, hahahahaaa,aku selamatttt,,, aku selamaaaaatttt!! "Wu Jian merasa girang melihat salah satu rumah dari sebuah perkampungan, meski jaraknya masih cukup jauh.

Dari atas pohon dia tersenyum senang melihat rumah rumah berjejer,, yang artinya, dia bisa menanyakan arah jalan dari tujuan perjalananya.

Wu Jian tak ingin berlama lama,karna selama berminggu minggu, Wu Jian sama sekali belum menemukan perkampungan sekalipun, meski hanya sekedar untuk beristirahat.

Yang selama ini, dia hanya bisa tidur di atas batang pohon besar untuk menghindari bahaya dari binatang buas, juga berburu hewan kecil sebagai makanan nya.

Hutan dan berburu adalah hal biasa bagi bocah 12tahun itu,Wu Jian kecil sudah di bekali berbagai pengalaman ttg bertahan hidup di hutan seperti apapun, oleh kedua orang tuanya.

Hingga Wu Feng dan A Yin sebagai orang tua,sangat yakin dengan anaknya yang akan sllu baik baik saja di perjalanan.

"perkampungan ini begitu sepi?? kemana semua orang?? " Wu Jian heran dengan keadaan perkampungan yang kini dia lewati, sebab,,, dia tak menemukan satu orang pun di perkampungan tersebut.

Dia berkeliling,melihat lihat setiap rumah.

Whooossss.......

Pada salah satu rumah yang Wu Jian periksa, ternyata terdapat Sebuah jebakan berupa kerangkeng dan berhasil mengurungnya.

"Apa ini??? " Wu Jian mulai panik,mengetahui dirinya masuk dalam jebakan kerangkeng,bocah 12tahun itu mencoba melepaskan diri dengan mengoyang goyangkan kurungan yang terbuat dari besi, namun ternyata terdapat segel formasi yang membuatnya tak bisa berbuat apapun.

Cukup lama Wu Jian mencoba,namun tetap sia sia,,,lelah mulai di rasakan bocah itu,sampai pada puncaknya,,, dia tertidur.

_______________

"Silahkan di lihat gadis muda ini,, wajahnya cantik meskipun pakaian nya lusuh,, kami memberi harga 200 koin emas sebagai penawaran awal"

Samar samar terdengar oleh telinga Wu Jian yang berangsur angsur sadar,dari tidurnya atau lebih tepatnya pingsan karena bius.

Terdengar juga riuh suara orang orang yang menawar harga gadis tadi,mereka saling berebut untuk mendapatkan gadis itu.

"Tempat apa ini?? " Wu Jian yang kesadaranya belum sepenuhnya pulih,terkejut dengan tempat asing yang begitu ramai.

Terlebih, baru kali ini dia berada pada tempat yang cukup padat dengan orang orang yang berwara wiri, juga terlihat sibuk.

"hohohooo.... bocah tukang tidur ternyata sudah bangun?? " seseorang mendekat pada Wu Jian.

Brakkkkk.......

"Hei,bocah merepotkan?! apa tidurmu pulas?? " sambil memukulkan tongkat besi berukuran pendek pada kerangkeng, orang itu membentak Wu Jian.

Wu Jian yang tak tau dengan keberadaanya saat ini, heran dengan sikap orang yang membentaknya.

"Senior?? tempat apa ini?? " tanya Wu Jian dengan polos.

"Hahahaa,,,, kau tidak perlu tau!!! kau cukup diam saja, sampai ada orang yang akan menjemputmu!! " ucap orang itu dengan sikap yang sama.

"menjemput?? " gumam Wu Jian

"apa jangan jangan, orang yang menjemputku adalah orang orang dari Sekte Pedang Biru?? " pikir Wu Jian.

Dia pun memilih diam dan tenang, karna menganggap dirinya akan di jemput oleh orang orang dari sekte pedang biru, dimana sekte pedang biru adalah tujuanya.

"Terjual!!! gadis cantik ini terjual dengan harga 850 koin emas!! selanjutnya!! "

"kami memiliki budak yang baru saja kami tangkap dari wilayah hutan kabut!!,bawa bocah itu!!" teriaknya, yang ternyata,,, Wu Jian berada di pasar budak dan di jadikan calon budak untuk di jual.

Wu Jian yang lugu tetap saja tenang dengan matanya menatap setiap orang, berharap benar, bahwa akan ada orang dari sekte pedang biru yang akan me jemputnya.

"Silahkan anda lihat,bocah lelaki ini!! anda bisa melihat dari perawakan, wajah, dan kualitas tulang anak lelaki ini!! saya yakin!!! dia akan sangat membantu pekerjaan anda sekalian?? "

"Kami membuka harga yang sesuai dengan kondisi fisik anak ini, yaitu 500 koin emas!! " ucap si pedagang budak membuka harga untuk Wu Jian.

"Paman?? apa maksud paman??? apa paman sedang menjual Ku?? " tutur Wu Jian mulai mengerti kalau dirinya sedang di jual sebagai budak pada si pedagang.

"kau diam saja!!! jika bukan untuk di jual, lalu untuk apalagi?? " ucap si pedagang pelan sambil mengeratkan mulut dengan raut wajah mengancam.

"1500koin emas" teriak salah satu pengunjung,menawar Wu Jian.

"haa... siapa yang berani menawar harga sangat tinggi itu?? "

"Apa dia sudah gila?? hanya budak lelaki, dia memberi penawaran sangat besar?? "

"Apa istimewanya budak itu?? "

Semua orang heran dengan sosok yang tiba tiba memberi harga sangat tinggi untuk membeli Wu Jian.

Sang makelar berusaha menengok sosok yang menawar tadi,yang ternyata cukup dia kenal.

"hehehee.... ternyata Tuan Bangsawan Xi Zian" Ucap si pedagang budak.

"Lao!! aku menginginkan bocah itu " ucap Bangsawan Xi Zian pada Lao, si pedagang budak.

Xi Zian sendiri adalah kepala keluarga generasi berikutnya dari keluarga bangsawan yang sangat di hormati.

Namun,, Xi Zian berbeda dari kenyakan bangsawan,karna biasanya,,, seorang bangsawan akan selalu menggunakan pakaian serba mewah untuk membedakan kasta sosial,Xi Zian tidak melakukan itu.

Itulah mengapa,, banyak dari kalangan biasa sering tidak mengenali identitasnya yang seorang kepala keluarga bangsawan.

"Tentu!! tentu tuan Xi,,, budak ini akan menjadi milik anda"Lao sangat senang karna budaknya di beli dengan harga mahal oleh Bangsawan Xi.

Dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan Wu Jian.

" Katakan pada anak buahmu, untuk tak memasang segel budak, Lao! "pinta Tuan Zian.

" haaa.... "Lao merasa heran, karna biasanya setiap pembeli budak akan selalu meminta budaknya untuk di pasangi segel, agar tak berhianat pada tuanya.

" Apa tuan Zian yakin?? "tanya Lao.

" mmm,,, aku sangat yakin! "Ucap Xi Zian dengan tegas.

" kau,,, keluarkan dia dari kerangkeng!? "suruh Lao.

Xi Zian mendekat pada Wu Jian,, dia menatap tegas dengan wibawanya pada bocah belia itu.

" Anak muda?? siapa nama mu?? "Ucap Xi Zian menanyakan identitas pada Wu Jian.

Keheranan pun kembali terjadi pada semua orang yang melihat sikap Xi Zian terhadap Wu Jian.

Mereka menganggap, bahwa Xi Zian tidak sedang berbincang dengan seorang budak, melainkan dgn orang biasa.

" Salam paman?! "Wu Jian menyapa sopan dari dalam kerangkeng.

" Nama junior adalah Wu Jian"ucapnya.

"Wu Jian!? " gumam Xi Zian

"Baiklah,, setelah ini, ikutlah denganku!! " ajak Xi Zian, yang hanya di jawab dengan anggukan oleh Wu Jian.

Tak berselang lama, Wu Jian di keluarkan dari dalam kerangkeng,,, lalu mengikuti Xi Zian, Xi Zian mengajak Wu Jian ke kediamannya, yaitu kediaman keluarga bangsawan Xi.

Kebaikan Xi Zian

Xi Zian tak langsung mengajak Wu Jian ke kediamanya,Bangsawan itu memilih mengajak Wu Jian ke rumah makan yang sebenarnya tak jauh dari kediaman keluarga Xi sendiri.

Di rumah makan, Wu Jian di persilahkan untuk memesan makanan kesukaanya, sedangkan Xi Zian hanya memesan satu teko kecil teh hangat.

Bangsawan itu hanya mengamati Wu Jian yang begitu lahap menyantap makananya, tanpa ingin mengganggu.

"Jian'er! jika kau masih lapar! pesan lah semua yang ingin kamu makan! "

"Terimakasih paman! tapi, semua ini sudah cukup,, Junior sudah merasa kenyang" jawab Wu Jian jujur.

"Baiklah,jika sudah selesai,,setelah ini kita akan menuju ke suatu tempat!? "

"kemana paman?? "

"Nanti kau pun akan tau! "

Xi Zian membayar semua tagihan pada pelayan,dengan sedikit terburu buru,Bangsawan itu mengambil kuda yang sebelumnya di titipkan pada salah satu tmpat penitipan yg ada di daerah itu.

Seperti telah di rencanakan,, ternyata Xi Zian menyiapkan dua ekor kuda.

"Jian'er,, apa kau bisa menunggang kuda?? "

"mm.... "

"Baguss,,, kau pakai kuda hitam itu!! " Xi Zian menunjuk salah satu kuda berwarna hitam pekat.

Wu Jian di atas kudanya memacu cepat mengikuti Xi Zian, yang berada di depan agar tak tertinggal jauh.

Butuh waktu beberapa jam untuk sampai pada tempat yang menjadi tujuan Xi Zian, hingga Xi Zian berhenti di sebuah rumah yang tak terlalu besar dengan bangunanya terbuat dari kayu beratap seperti jelaga kering.

"Jian'er?! inilah tempat tujuan kita? " ucap Xi Zian sambil mengikatkan kudanya.

Wu Jian tak menanggapi, dia hanya diam mengikuti Xi Zian meski dia merasa heran dengan tempat tujuan Xi Zian yang berada jauh di kedalaman hutan.

"Kamu istirahatlah!! sementara itu,,paman ingin menyelesaikan sesuatu terlebih dahulu"

"mm.... " Wu Jian mengangguk.

Sementara menunggu Xi Zian kembali, Wu Jian memanfaatkan waktu menyerap energi untuk memperkuat basis kultivasi,dia juga memasuki kesadaran jiwanya dan berlatih di sana.

Untuk bisa memasuki kesadaran jiwa,setiap kultivator harus memenuhi syarat yaitu bagi mereka yang telah mengaktivkan dua belas titik dentian, juga bagi mereka yang tak memiliki sumbatan pada meridian, agar setiap energi yang di serap tak terhalang ketika masuk ke pori pori,lalu tertampung pada meridian kemudian di salurkan ke dantian.

Dan hal yang paling mendasar,bahwa kultivator itu telah mempelajari dan menguasai kekuatan jiwa.

Wu Jian telah memenuhi syarat syarat itu, artinya bocah 12 tahun itu tidak memiliki masalah apapun baik pada tubuh maupun jiwanya.

Hanya saja,kedua orang tuanya tak memberi tahu kan setiap level atau tingkatan pada kultivasi,WU Jian kecil pun yang memang tak mengerti tingkatan kultivasi, tak perduli ttg hal itu.

Xi Zian,yang selesai dengan urusanya berdiri di halaman rumah,,, pria gagah 40tahunan itu termangu merasakan energi sekitar terserap pada satu titik yang berada di dalam rumah.

"Ternyata anak itu sudah menjadi kultivator"

"Bagaimana bisa aku tak merasakan auranya?? " Xi Zian yang dalam diamnya, heran.

Xi Zian mengambil tempat duduk di bawah pohon halaman rumahnya, dan mengamati Wu Jian melalui persepsinya.

"aaaa..????? " mulut Xi Zian terbuka, dia sangat terkejut dengan hal yang saat ini dia ketahui ttg kultivasi Wu Jian.

"Gleuk... " Xi Zian di paksa menelan ludahnya.

"Bocah ini??? apa dia di berkati?? " Xi Zian masih penasaran dan kembali mengamati Wu Jian, dengan lebih tenang hingga tak terasa,Xi Zian melakukanya sampai malam hari.

____________

Malam berganti pagi,dgn Wu Jian yang kini masih terlelap tidur di atas ranjang nya, setelah menyelesaikan pelatihanya hingga larut malam.

Xi Zian berdiri di samping Bocah yang telah di belinya dari pasar budak, menatap lekat wajah Bocah 12th tersebut,dengan membawa semangkuk bubur di salah satu tangannya.

"Semoga aku tidak salah memilih anak ini untuk membantuku,, haiihhh" Xi Zian berharap pada Wu Jian kecil.

"Hoooaaaammmmm......selamat pagi ayaaahhh??? selamat pagi ibuuuu?" dengan wajah lusuh khas bocah baru bangun tidur,jejak air lahar dari mulut yang mengalir, juga mata yang belum terbuka sempurna.

Wu Jian menguap sambil mengucapkan salam pagi pada kedua orang tuanya yang biasa dia lakukan setiap hari.

"Selamat pagi Jian'er? " Sahut Xi Zian.

Mendengar suara yang bukanlah ayahnya, Wu Jian membuka paksa salah satu matanya.

"eee.....??? " Wu Jian berfikir sejenak.

"Paman Xi???? "Wu Jian langsung tersadar sepenuhnya,karna di kagetkan oleh Xi Zian yang dia kira sebagai ayahnya.Wu Jian lupa bahwa dirinya berada di kediaman Xi Zian.

" Bersihkan dirimu!! lalu makanlah sarapan ini! setelah itu,paman akan menunggumu di halaman depan"Xi Zian menyuruh Wu Jian mandi.

"mmm.... baik paman" Wu Jian pun bergegas melakukan apa yang di perintahkan Xi Zian, lalu segera dia memanfaatkan waktunya.

Sambil menunggu Wu Jian selesai membersihkan diri,Xi Zian mengisi waktu untuk melatih ke ahlian berpedangnya,sebagai sarana olahraga di pagi hari.

"Apa kau sudah selesai?? "Xi Zian menghentikan latihan ringannya,setelah melihat Wu Jian keluar dari Rumah.

" sudah paman!! terimakasih!!?? "ucap Wu Jian sambil memangkupkan tangan.

" Mari duduk di sebalah sana, Jian'er!!"ajak Xi Zian menunjuk kursi kayu yang berada di bawah pohon.

"Jian'er?? paman melihat kau selalu membawa pedang kayu itu bersamamu?? apa itu dri orang tuamu?? " Xi Zian memulai obrolan dengan bocah 12tahun itu.

Mendengar Xi Zian menyinggung pedang kayunya, Wu Jian mengambil pedang kayu dari punggungnya itu, lalu dia letakan di paha serta mengusap usapnya.

"Ya paman!! pedang kayu ini adalah pemberian ayahku" jawab Wu Jian dgn polos.

"lalu?? apa ada hal lain yang ayahmu berikan sebagai bekal? " lanjut Xi Zian penasaran.

"Tidak ada paman!! hanya pedang kayu ini saja sebagai bekal perjalananku dari ayah! " tukas Wu Jian.

"Perjalanan?? "Xi Zian makin penasaran.

" Benar paman!! Jian'er sebenarnya tengah melakukan perjalanan ke sekte pedang biru"

Deggghhhh........

Xi Zian tersntak, Mendengar penuturan dari bocah 12tahun, yang hendak pergi ke sekte pedang biru,yang bahkan jaraknya sangat jauh dari tempatnya saat ini.

"ada apa, paman?? " Wu Jian melihat wajah terkejut Xi Zian dan bocah itu merasa heran.

"Jian'er?? apa kau tahu seberapa jauh sekte pedang biru itu?? " tanya Xi Zian.

"Mm... tidak paman" jawab Wu Jian sambil menggeleng.

"haissss...... lalu apa yang menjadi tujuanmu pergi kesana?? " lanjut Xi Zian.

"Jian'er hanya di minta untuk mewakili ayah dan ibu menjadi bagian dari sekte pedang biru, paman! "

"Siapa nama ayah dan ibumu, jian'er?" Xi Zian semakin penasaran sekaligus heran dengan pikiran kedua orang tua Wu Jian, mereka begitu yakin dengan putranya hingga membiarkanya pergi ke tempat yang sangat jauh, tanpa memikirkan resiko dan bahaya yang akan di hadapi bocah 12tahun itu.

"Nama ayahku Wu Feng dan ibuku adalah A Yin, paman! "dengan masih mengusap pedang kayunya, Wu Jian yang polos mengatakan nama kedua orang tuanya.

Deggggggg................

Sementara,,,Xi Zian lebih tersentak lagi, mengetahui identitas kedua orang tua dari Wu Jian.

Xi Zian berusaha untuk bersikap biasa di hadapan Wu Jian, agar bocah itu tak melihat bagaimana ekspresinya ketika bocah itu menyebutkan nama kedua orang tuanya.

"haissss,,,,,ternyata alam ini begitu sempit" gumam Xi Zian sambil memggelengkan kepalanya.

"Dasar kultivator gila!!! bahkan pada putramu kau tega membiarkanya menempuh perjalanan yang begitu jauh sendirian?? " Xi Zian mengumpati Wu Feng ayah Wu Jian, yang ternyata Xi Zian mengenal ayah dari Wu Jian tersebut.

"heheheeee,,, kali ini, aku akan membuatmu kesal, saudaraku!!! lihat saja!!! " terbesit di pikiran Xi Zian sebuah rencana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!