Disebuah ruangan yang tampak megah ,tempat dimana sofa dan beberapa perabotan mewah berada,disusun seindah dan serapi mungkin, dimana terlihat Shira,atau yang biasa dipanggil Rara ,seorang wanita cantik ,dan mandiri sedang memohon untuk dinikahkan dengan seorang pria yang kurang mampu.Entah mengapa,Baskara dan Ratu merasa seperti ada kejanggalan dengan hubungan ini.
"Pah,aku mohon ijinkan kami menikah,"Shira memohon pada Baskara dengan memegang kedua tangan Papanya.
"Mah ,bantu buat yakini Papa,please!"Shira beralih menatap memohon pada Ratu.
"Sayang,apa kamu yakin dengan pilihanmu? Papa dan Mama hanya mau yang terbaik buatmu."Sebagai ibu,tentu saja Ratu tidak tega.
"Yakin Mah,ijinkan aku buat buktiin nya."
" Bagaimana Papa akan mengijinkan ? kamu tidak pernah hidup susah.Tidak pernah kekurangan,kamu cantik dan sukses tapi kenapa harus laki -laki itu?"
Akhirnya pria yang dipanggil Papa mengeluarkan suaranya.Tentu saja ia tidak tega melihat wajah memelas putri semata wayangnya itu.
"Rara tahu Pah,tapi kami saling mencintai.Kami akan berusaha agar pantas dimata Papa."
"Hmm,Bukan masalah pantasnya,tapi kamu baru mengenalnya.Apa kau sudah mengenal keluarganya? Sudah tahu asal usulnya?Tapi baiklah papah akan merestui,namun dengan satu syarat,kamu harus merahasiakan diri kamu.Katakan saja kalau kau adalah karyawan di klinik kecantikanmu itu.Papa tidak ingin dia menikah kamu hanya karena hartamu."
'Papa betul juga ,aku harus merahasiakan ini dulu.Aku harus melihat bagaimana kesungguhan mas Danu. Begitu juga dengan keluarganya ,aku harus lebih mengenal dulu,'Batin Shira.
"Baik lah Pah Mah,aku setuju,"
"Nak,Kami hanya menginginkan kebahagiaanmu."
Mama mengelus kepala ini.
Mereka adalah orang tua yang sangat aku sayangi dan kuhormati.Aku tidak akan mengecewakan mereka.Kemudian kami pun membicarakan bagaimana dan kapan mas Danu dapat menemui orangtuaku.Karena tidak mungkin bukan datang ke istana Papa ini?
Yah rumah papah bagai istana,papah pengusaha sukses di bidang retail,dan aku mengikuti jejak beliau namun lain bidang.
sementara Mama,sibuk dengan kegiatan amalnya.
Aku dibesarkan di keluarga kaya dan terpandang,namun demi mengejar pendidikan diluar negri dan mendirikan bisnisku sendiri, aku melupakan untuk bergaul dengan teman - teman .Untuk masalah cinta,tadinya aku tidak percaya karena telah dikhianati berkali- kali.
Tapi dengan mas Danu,walaupun aku belum yakin seratus persen namun aku menemukan kenyamanan.
Gaya bicara yang lembut dan sopan seakan menghipnotis ku ditambah tampangnya yang memang tampan.Begitupun dengan ibunya,ketika pertama kali diperkenalkan ,aku disambut dengan baik.
Esok harinya kami pun bertemu di warung makan pinggir jalan.Aku harus membiasakan diri untuk ini.Sudah tak sabar untuk memberitahukan kabar bahagia ini.
"Mas..Papa dan Mama setuju untuk bertemu dengan keluargamu,"
"Oia ? Wah,Mas senang mendengarnya.Akhirnya Papa dan Mamamu setuju.Nanti mas akan bicarakan dengan keluarga Mas dan mengabari kapan akan berkunjung ke rumahmu."Mas Danu meraih kedua tanganku dan aku bisa merasakan cinta yang tulus.
Ada binar bahagia di matanya.Kami bertemu untuk kabar bahagia ini.Sejauh ini walaupun hanya seorang mekanik di showroom, namun dia cukup bertanggung jawab.Tidak pernah sekalipun membiarkanku membayar biaya makan setiap kami bertemu.
"Dek kalau kita sudah menikah,kamu gak apa kan kalau tinggal bersama keluargaku?"
"Maksudnya serumah ?" Aku sedikit kaget mendengar permintaannya.
"Iya dek,aku tidak bisa meninggalkan ibu,aku adalah anak kesayangan ibu."ucap Mas Danu lagi.
"Tapi kan ada saudaramu yang lain mas,yang juga tinggal di sana, kita kan bisa kontrak rumah."
"Maaf dek, tapi aku udah janji sama ibu,saudaraku yang lain tidak bisa mengerti ibu."
"Baiklah mas,aku akan ikut kemana pun suamiku nantinya."Aku berusaha menjadi wanita yang penurut buat calon suamiku.
"Mas beruntung mencintai wanita sepertimu dek,pengertian dan cantik."
Blush
Muka ini langsung merona,hanya mendengar perkataan seperti itu.
Tapi aku bisa gak ya tinggal serumah dengan mertua?
"Kamu tenang saja ,doakan semoga mas bisa membelikan rumah buat keluarga kita kelak." Ucapnya dengan sangat serius.
"Amin ya Allah,Semangat Mas."
Ucapku menyemangatinya.
Setelah membayarkan bil minuman yang kami pesan, akhirnya kami berpisah.Beralasan jam istirahat kerja sudah habis aku harus kembali ke klinik kecantikan tempat ku bekerja.
Sesampainya di klinik ,aku segera turun dari motor mas Danu,dan ia pun segera berlalu.
"Bu,Maaf tadi ada yang ingin bertemu dengan ibu"
Ucap seorang karyawanku.
"Siapa? Masih menunggu?"
"Maaf bu,beliau sudah pergi,katanya lain kali akan buat janji dahulu, "
"Baiklah.Oia Sin,tolong kumpulkan anak - anak ya,ada yang harus diumumkan"
"Siap bu."
Ucapnya semangat layaknya menghormat pimpinan upacara bendera saja.
"Ya ampun gayamu Sin,Udah kaya latihan pramuka aja hehe."
The Queen Beauty and Spa,adalah nama klinik ini,diambil dari nama Mama ,Ratu.
Saat ini,usaha ini sangat menjanjikan.Banyak orang terutama wanita yang ingin tampil cantik, dan langsing.Apalagi bagi para wanita yang takut suaminya diambil oleh pelakor,mengharuskan untuk selalu tampil cantik dan bersih.
Ini merupakan Klinik pertamaku,dan menjadi kantor pusat bisnisku, karena aku sudah mendirikan beberapa cabang diluar kota,tentu saja dengan bantuan Papa.
Semua karyawan sudah berkumpul di ruangan khusus.Aku ingin melakukan apa yang Papa minta,dan tentu dimulai dari para karyawan di klinik ini.
"Selamat Siang semua!"
Shira melangkah dengan penuh wibawa dihadapan para karyawannya.Walaupun dia adalah bos yang tegas namun dia juga bos yang rendah hati.Makan bersama karyawan dan sharing tentang pekerjaan itu biasa dilakukan ya.
"Selamat siang Bu!" Jawab mereka serempak
" Baiklah,Saya hanya mau minta tolong pada kalian semua,Tolong untuk jangan ada yang memberitahu jika Mas Danu bertanya siapa saya.Kalian boleh menjawab bahwa saya adalah karyawan disini.kalian tentu tahu kan siapa mas Danu?mungkin tidak lama lagi kami akan melangsungkan pernikahan.Paham sampai disini?"
"Paham Bu,Semoga acaranya lancar sampai hari H ya bu!,tapi kenapa dirahasiakan Bu ?" tanya Sinta ragu.
"Tidak apa,yang penting kalian tutup mulut,dan kalau dia datang cukup panggil nama saja,Rara oke?"
"Kenapa sih bos? Kok main rahasia segala?"
" Mpok Ida yang tersayang,cukup lakukan itu saja,ini masalah pribadi."
" Hehe baik Bos."Hormat Mpok Ida pada Shira.
" Jadi sampai disini mengerti ya dan tolong jaga rahasia ini."
" Baik bu." jawab mereka serempak.
Dan akhirnya mereka bubar barisan dan kembali melanjutkan pekerjaan masing- masing.
"Aku yakin papah meminta ini karena maksud baik,"Shira bergumam kala akan melangkah ke ruangannya.
*********
Setelah pertemuan dengan seorang wanita cantik yang bernama Shira,Danu memutuskan untuk mencari tahu siapa wanita itu.Walaupun hanya sebatas informasi dari kedai kopi pinggir jalan yang tidak jauh dari klinik tempat Shira bekerja ,yang mengatakan bahwa ia adalah gadis kaya ,Danu sangat yakin akan itu.
Dengan penuh muslihat ia meyakinkan Shira dengan cintanya.
Tinggal selangkah lagi!!
" Bu,kapan kita akan melamar Rara? aku ingin menikahi dia Bu."Kali ini Danu lah yang membujuk ibunya
"Kenapa sih harus dia? Apa sih pekerjaannya? hanya karyawan biasa tapi kau sangat ingin menikahinya."
"Ibu percaya deh sama Danu,nanti dia juga bakal membantu ekonomi keluarga kita kok Bu."Danu meyakinkan ibunya dengan iming - iming membantu ekonomi keluarganya.Namun ia belum ingin memberitahu kan siapa Shira sebenarnya.Karena ia harus mencari tahu kepastiannya terlebih dahulu setelah menikah nanti.
"Baiklah,tapi gajinya sebagian harus diberikan pada Ibu.Hitung - hitung biaya rumah ,listrik ,dan air.Kalian harus tinggal di rumah ini."Romlah selalu perhitungan terhadap apapun,meskipun itu dengan anak- anaknya sendiri.
"Baik Bu,nanti Danu bicarakan dengannya."
"Hem,katakan padanya minggu depan kita kesana."
"Terimakasih Bu." Danu memeluk ibunya,dia sangat bahagia.
"Semoga saja orangtuanya nggak miskin- miskin amat.Malu aku besanan dengan mereka nantinya."Batin Romlah.
Dia begitu menginginkan menantu kaya untuk mengangkat martabatnya,dan tentu saja untuk menopang kehidupannya.
Kedua anaknya yang lain sudah menikah dan gagal mendapat menantu kaya,walaupun sebenarnya Dina menantu pertamanya cukup bisa diandalkan,namun bukan dari keluarga kaya.Harapan satu - satunya adalah Danu. Namun sama saja,impiannya pun harus gugur.Danu anak kesayangannya,selain memiliki wajah yang tampan ,ia seorang anak yang berbakti.Itu sebabnya sang Ibu tidak mengijinkannya pergi jauh.Walaupun hanya bekerja sebagai mekanik di showroom mobil ,namun ia selalu berusaha memenuhi kebutuhan Ibunya.
"Ini Bu,pakailah uang ini untuk persiapan lamaran."Danu mengeluarkan dua ikat uang berwarna merah.
"Baiklah,biar Ibu yang mengatur.Untuk pernikahan ibu minta gak usah pake acara resepsi,uang dari mana kalian? cukup Ijab Kobul saja."
"Tapi Bu,Danu ada uang kok untuk resepsi kecil -kecilan."
"Sudahlah,ikuti omongan Ibu.Ini demi kebaikan kalian berdua.Masih banyak yang harus kalian benahi kedepannya.Gak usah foya -foya,Kecuali calonmu mau membantu sebagian pengeluarannya nanti."
Sifat perhitungan ini sudah sangat dikenal semua orang,namun Danu berfikir kalau Ibunya ada benarnya juga,nanti uang itu bisa ditabung buat masa depannya.
" Baiklah Bu,Danu ikut Ibu saja." Resepsi atau tidak sebenarnya dia pun tidak perduli,toh dia mempunyai tujuan lain.
Tak lama suara sepeda motor terdengar memasuki kawasan rumah.Yah itu adalah saudara Danu yang juga tinggal di rumah itu.
"Assalamualaikum"
"waalaikumsalam "
Udin menyalami Ibu dan duduk disebelah Danu.
"Lagi ngomongin apaan ini? kelihatannya serius amat."
"Danu ingin menikah,Sebentar lagi kita akan melamar Rara,"
"Oia ? Wah selamat Bro,semoga acaranya lancar."Udin merasa senang ,adik laki - lakinya menikah juga.
"Amin Mas."
"Bagaimana persiapannya? Perlu bantuan?"
"Ibu yang mengatur,Ibu minta kalian sebagai saudara juga harus membantu,kalian harus membantu menutupi biaya pengeluaran nanti,"Terang Romlah.
"Pasti Bu,nanti kami akan membantu sebisanya."
"Terimakasih Mas"
"Udin keatas dulu Bu,mau istirahat"
Udin pun berlalu ke kamar nya yang terletak dilantai dua rumah itu.
****
"Ra,Lo yakin sama keputusan Lo? "
"Gue mencintainya Lia,Gue yakin sih.Tapi Papa Mama tidak begitu suka,bahkan menyuruh untuk merahasiakan siapa Gue sebenarnya."
Terangnya sambil meneguk minuman pesanannya.
Setelah mendapat restu dari orang tuanya,kini Shira memberitahukan pada Lia,sahabatnya tentang rencana pernikahannya dengan Danu.
"Lo yakin kalau dia cowok baik, ayolah Ra,apa tidak ada yang lebih baik dari dia? dia..Eem,bukannya meremehkan pekerjaannya tapi masih banyak pilihan Ra."Lia berusaha membuka pikiran sahabatnya itu.
"Gue yakin dia orang yang pekerja keras.Suatu saat pasti dia akan jadi orang sukses."
Dengan senyum sumringah di wajah cantiknya.
"Amin Ra,Semoga saja! Gue pun ikut senang kalau Lo bahagia.Semoga aja pilihan Lo gak salah."Terpaksa Lia pun mendukung keputusan Shira.
"Makasih ya,Lo memang sahabat Gue yang paling oke."Shira memeluk Lia .
Setelah pembicaraan mereka selesai,mereka pun memutuskan menghabiskan waktu bersama.Ini adalah kebiasaan mereka berdua jika ada waktu luang.Salon ,Medi Pedi,Shopping adalah kegiatan rutin mereka.Anak orang kaya mah bebas..
Dari toko yang satu ke toko yang lainnya mereka masuki.Shira memang ingin mencari pakaian yang tidak terlalu mencolok untuk dipakai setelah menikah nanti.Gak mungkin kan dia memakai pakaian bermerek semua,yang ada calon keluarga suaminya akan curiga.
Sampai akhirnya mereka menemukan semua yang dirasa cocok untuk dipakai sehari - hari. Mulai dari atasan ,bawahan, sepatu ,tas sampai ke perhiasan yang sederhana pun sudah diborong.
"Thanks ya Lia,udah anterin gue pulang,"
"Oke,see you ."
Shira melambaikan tangan pada sahabatnya yang sudah mengantarkan nya pulang.
"Assalamu'alaikum,Pah,Mah."Shira memasuki ruang tamu rumahnya,Ia mencari keberadaan orang tuanya tapi rumah kelihatan sepi.
"Eh Non udah pulang?"
" Iya nih Mbok,Papa mama udah tidur?"
" Bapak dan Ibu tadi keluar ada acara katanya Non,"
"Oh,pantesan aja sepi,oia Mbok nanti tolong bawain barang - barang belanjaanku keatas ya,sekalian aku minta minuman dingin,"Shira pun naik kelantai dua menuju kamarnya dengan membawa sebagian dari belanjaannya.Sisanya biarlah Si Mbok yang membawakan.
"Baik Non."
Si Mbok langsung melakukan tugasnya.Dia sudah sangat hafal dengan kebiasaan Nona mudanya itu. Maklum Si Mbok sudah lama bekerja di rumah itu.
Setelah selesai membersihkan diri,ia meraih gawainya dan mencari nama kekasih hatinya untuk melakukan vidiocall.
" Hai Mas,belum pulang?" Terlihat wajah tampan dilayar Hp ,walaupun terlihat lelah dan sedikit kotor namun tidak membuat Shira berubah pikiran.
"Mas masih lembur,lumayan dek buat persiapan nikah kita."
"Tapi jangan sampai kelelahan Mas..nanti kamu sakit.'
"Iya sayang ,kamu tenang aja.Em dek Mas kangen loh."Mengedipkan sebelah matanya yang membuat Shira sedikit grogi.
Shira tersenyum senang mendengar ucapan rindu dari pria itu.
"Sama Mas,Rara juga kangen."Dengan wajah menunduk malu - malu tapi mau.
"Rasanya sudah gak sabar untuk menunggu hari pernikahan kita,dek."
"Iya Mas." Rara merasa berbunga - bunga ,merona malu.
"Oia kata Ibu,minggu depan kami datang untuk melmarmu.Kamu siap- siap ya sayang."
" Apa? Serius mas?Wah..akhirnya..Em..nanti aku kasih tau Papa Mama."Wajah Shira berbinar bahagia mendengar kabar kedatangan calon kelurga suaminya nanti.
" Tapi ...Em..ada sesuatu dek,Ibu meminta kita hanya Ijab Kobul saja,untuk resepsi ditunda dulu soalnya masih banyak kebutuhan kedepannya."Danu mengutarakannya dengan sangat hati - hati.Ia takut Shira akan berubah pikiran.
"Apa ? Tapi masa hanya Ijab Kobul Mas? aku juga gak minta pesta besar kok,kecil -kecilan pun tak apa.Pasti Papa keberatan,"Wajah itu berubah murung,bingung ingin mengatakan apa.
"Ibu ada benarnya dek,agar kita lebih menghemat."
Bagaimana ini ? Pasti Papa tidak akan terima, bagaimana tanggapan mereka nanti ?aku juga gak mungkin paksain buat adakan resepsi pernikahan,bisa - bisa image ku jelek dimata keluarganya.
"Pagi sayang."
"Pagi Ma, Pah." Aku mencium Mama dan Papaku yang sudah duduk dimeja makan siap untuk sarapan pagi.
"Pagi sekali udah rapih,langsung berangkat kerja?" Tanya Mama sambil mengisi piring kosong di hadapanku.
"Iya nih Mah,Rara mau ke kota B buat meeting bulanan.Jadi harus berangkat pagi biar bisa pulang pergi."
"Kamu pake supir Papa aja Ra,lumayan jauh loh."
"Gak usah khawatir Pah,aku udah biasa kok." Sambil meminum susu buatan Mamanya.
"Ya jelas khawatir lah,kamu itu anak gadis ,masa mau dilepas gitu aja ."
"Pah tapi aku,
Aku berusaha mengelak,aku gak nyaman aja kalau ngerepotin supir Papa.Toh selama ini juga aku pergi kemana - mana sendirian.
"Shira!"
"Baiklah Pah.."Aku mengangkat kedua tanganku keatas tanda menyerah, Lebih baik mengalah dari pada bakal ribet jadinya.
Sambil menikmati sarapan pagi mereka mengobrol santai.
Nyonya Baskara ,Ratu memang selalu mengharuskan semua anggota keluarga untuk sarapan bersama di meja makan.
Bahkan Ia lah yang akan memasak sendiri makanan untuk keluarganya.
"Pah,Rara mau ngomong,"
Setelah menghabiskan sarapannya ,Shira ingin menyampaikan pada orang tuanya pesan dari kekasih hatinya.Ada rasa khawatir dan takut untuk mengutarakannya.
"Katakan nak."ucap Ratu.
"Pah,Mah,Rara mohon jangan berpikiran negative dulu ya,Em" Berhenti sejenak,menghabiskan minuman di gelasnya sampai habis.
"Itu Pah,Mas Danu minta gak usah adain resepsi pernikahan.Hanya Ijab Kobul aja karena menurut Ibunya ,akan menghemat jadi kami bisa menyimpan uang itu untuk masa depan kami Pah"
Ia tertunduk takut menghadapi tatapan orangtuanya.Ia tahu kalau itu akan bertentangan dengan orangtuanya.
Hening!
Tiba - Tiba Baskara meletakkan kasar sendok dan garpu ke piring yang masih berisi makanan.Kemudian Baskara menatap lekat putrinya.
"Pah,tolong jangan marah."Ratu menenangkan suaminya,Sang istri menggenggam tangan suaminya berusaha meredam kemarahan.
"Kamu bisa memilih di hotel mana kau menikah berapapun biayanya Papa sanggup,kau punya kesempatan untuk memilih gaun pernikahan terindah ,bahkan kau sendiri pun sanggup untuk membelinya.Kita bukan orang yang susah sehingga harus berhemat!"Ucap Baskara sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Maaf Pah,Rara tau ini pasti gak sesuai dengan keinginan kita,tapi...
"Lakukan apa yang kau anggap benar.Dan itu pilihan hidupmu,Papa hanya bisa mendoakan kebahagiaanmu."
Pak Baskara menjawab sambil berdiri ingin meninggalkan tempat itu.Ia sudah sangat menahan emosi,namun ia tidak tega melihat wajah sedih putrinya.
Shira beralih menatap sang Mama,Baskara adalah pria yang lembut dan sangat jarang menunjukkan kemarahan.Wajar jika ia sedikit kaget.
"Pah.."
Shira berlari memeluk papanya..Shira masih ingin memohon.
Ditempat lain*
Terlihat Bu Romlah menghitung uang dengan sebuah catatan terletak dimeja .
"Biaya segini mau beli seserahan apa ya.Ah pokoknya gak boleh yang mahal - mahal"Romlah berbicara sendiri sambil melihat catatan daftar benda seserahan.
"Bu,lagi ngitungin apa?"Tiba - tiba Marini sudah duduk disebelahnya.
"Eh ,ngagetin aja kau Mar ! Ini Ibu mau buat daftar seserahan yang harus dibeli buat Rara."
Romlah kaget dengan kehadiran menantu perempuannya yang tiba-tiba.
"Jadi benar kalau Danu akan menikah? "
"Iya lah benar,ada apa,sepertinya kau tidak senang?"Romlah melihat wajah kurang senang menantunya itu.
'Akhirnya dia menikah juga,semakin tak mungkin untuk ku jangkau ,kenapa rasa ini sangat susah untuk dihilangkan? "
Batin Marini ,raut wajahnya terlihat murung.
"Kok bengong ?apa kau keberatan kalau Danu menikah?"
" Ah tidak bu!" Marini tertawa mencoba menutupi rasa gugupnya .Bisa gawat jika ia ketahuan.
" Mar..kau kenapa? Lihat itu anakmu dilantai sudah basah!" Marini sering kali membuat Romlah merasa jengkel.
"Ah,Iya Bu."
Segera Marini membersihkan lantai yang sudah kena ompol anaknya Anto yang masih berusia setahun.
Marini adalah istri dari Udin,Bu Romlah tidak begitu menyukai nya karena ia hanyalah ibu rumah tangga biasa yang menurutnya tidak perlu dihargai karena tidak menghasilkan uang.
Begitulah ,uang adalah penentu segalanya.
"Ayo sayang,Mama bersihkan sekalian kamu mandi ya."
"Am ma ma."Ocehan Anto yang membuatnya selalu tertawa.
Setelah selesai mengurus anaknya,Ia pun kembali duduk bersama Ibu mertuanya.
"Marini,dua hari lagi kita akan ke rumah besan ,dan nanti ibu akan belanja buat seserahan.Nanti kalau Danu menikah , kalian harus membantu biayanya ya." Dengan santainya mengucap.
"Baik Bu,"
Iyakan saja lah,ribet kalau bahas masalah uang dengan Ibu,toh juga mas Udin bakalan urus sendiri nanti.
"Apa Ibu sudah memberitahukan pada mbak Dina dan Mas Ahmad?"
"Sudah,pasti Dina akan bantu banyak."
"Bagaimana dengan resepsinya Bu? Ibu sudah pesan tenda,pelaminan,dan masak-masak?" Tanya Marini menunjukkan rasa perduli nya pada keluarga ini.
"Gak,itu semua gak perlu.Gak ada acara resepsi,cukup Ijab Kabul saja."
"Apa ? "
Tentu Marini kaget,'apa Shira mau tanpa resepsi?' batinnya.
"Kenapa ? kamu keberatan ? "
"Berarti kita gak usah nyumbang donk Bu,kalau resepsinya saja tidak diadakan."
Jawabnya keceplosan.
"Ya gak bisa gitu,tetap aja harus nyumbang.Uangnya kan bisa buat masa depan mereka atau buat ibu juga boleh."
Tok..Tok..
"Tiba - tiba terdengar suara ketukan dari arah luar.
Kiet
Pintu dibuka dari luar,
" Loh Dina? Kok jam segini udah pulang aja Din?"
"Dina lagi pusing Bu." Dina merebahkan dirinya di sofa sebelah Bu Romlah.
"Waduh,kamu sakit ? Mar,masakin daging dan bubur ya buat Dina ,kasihan dia lagi sakit."
Sungguh perlakuan yang berbeda ,tiba - tiba saja Romlah menunjukkan keramahan bahkan sangat khawatir pada sang menantu.
Dina menantu pertama Romlah,memang sering dipuji dan dibanggakan ,sudah pasti karena Dina bekerja di salah satu Bank swasta,itu sebabnya Romlah menyayanginya agar selalu dapat kucuran dana darinya.
"Tapi Bu,Anto sudah waktunya untuk tidur siang,"
"Ya kamu urus lah,Ibu juga dulu bisa kok masak sambil gendong anak,"
Dengan sewot Romlah menanggapinya.Sungguh Romlah tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya pada cucunya itu
"Bu,Dina keatas aja ya.Kalau Marini gak mau gak usah dipaksa Bu,aku masih belum lapar."Ucap Dina lemah.
"Aku bukan gak mau mbak,Tapi "
"Tapi malas?" Romlah memotong ucapan Marini."Kau menantuku yang tidak berguna!"
Tanpa menunggu respon dari mereka Marini berlalu membawa anaknya ke lantai dua,yaitu dimana bagian dari rumah yang dikhususkan untuk kamar anak - anak Romlah.
"Hmm dasar ,mantu miskin malas lagi,ya sudah,kamu istirahat saja nanti Ibu yang masakin yah."Setelah mencibir Marini,Romlah pun menyuruh Dina untuk istirahat dikamar.
Dina naik menuju kamarnya,kepalanya terasa sakit sekali.
"Kau memang pantasnya jadi pembantu adik iparku,hem."Dina mencibir ke arah pintu kamar Marini yang tertutup.
Dengan santainya dia rebahan di kasur empuk miliknya,Dina adalah menantu yang sangat pandai mencari perhatian mertua.Berhubung karirnya bagus dan mertuanya adalah seorang mata duitan ,ia menggunakan uangnya untuk merebut hati seisi rumah.Kenapa mereka tidak mengontrak saja ? Karena ia tak ingin menambah pengeluaran,dan bisa memanfaatkan tenaga Marini,adik iparnya sendiri .
"Enak saja aku disuruh ini itu,emang siapa dia? kalau Ibu mau menjaga Anto,aku juga bakal kerja kok .Seenaknya saja,tapi kalau ibu ngadu ke mas Udin gimana ya? Aduh,bakal kena semprot nih"Ternyata Marini berontak didalam kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!