Seorang perempuan yang baru saja menjadi seorang ibu sedang tersenyum memandang bayi mungilnya yang sedang menyusu di dadanya, perempuan itu bernama Julia Kurniawan.
Sesaat mereka terlihat sangat bahagia sampai seorang pria membuka pintu kamar dengan kasar dan berteriak “ Aku akan memberikan kesempatan kepadamu sekali lagi, kalau nanti kamu memberiku anak perempuan lagi maka aku akan menceraikanmu!."
Pria itu adalah suami dari Julia Kurniawan yang bernama Arya Kusuma seorang pengusaha kosmetik terbesar di kota Jakarta.
Sejak kecil Arya di rawat oleh Ayahnya yang bernama Tikno Kusuma karena sang ibunda telah meninggal sejak Arya berusia lima tahun.
Arya memiliki seorang kakak laki-laki yang lebih memilih bekerja di luar negeri setelah dia menikah, kakaknya sama sekali tidak berminat untuk menjalankan bisnis keluarga Kusuma dia memiliki bisnisnya sendiri.
Di mata Arya dan Tuan Tikno Kusuma, seorang anak laki - laki lebih berharga daripada seribu anak perempuan karena hanya prialah yang akan membawa garis keturunan itulah sebabnya Arya sangat kesal kepada istrinya Julia karena melahirkan anak perempuan bukan laki-laki.
Julia hanya terdiam mendengar teriakan ancaman suaminya itu, dalam hati dia berkata “dasar orang aneh memangnya gue yang menentukan jenis kelamin.” Julia menarik nafas panjang sambil memandang bayi cantik di dadanya.
Arya Kusuma sama sekali tidak perduli dengan keadaan istrinya. Julia merawat bayi perempuan yang diberinama Dina Kusuma seorang diri, Julia kerap bangun tengah malam untuk menyusui Dina, mengganti pempers Dina, membersihkan kotoran Dina. Bahkan Arya tidak mau mengeluarkan uang untuk membayar seorang baby sitter untuk membantu istrinya merawat bayi pertamanya itu, sebagai ibu baru Julia sangat kewalahan.
Selain merawat bayinya, Julia juga harus melayani hasrat suaminya karena Arya ingin supaya Julia cepat hamil dan memberinya anak laki-laki.
Usaha Arya berhasil saat Dina berusia tujuh bulan Julia hamil satu bulan. Lelah merawat Dina yang sudah mulai harus diberi MPASI Julia juga harus menghadapi drama kehamilan pada trisemester pertama.
Rasa cinta yang dahulu dia rasakan kini berubah menjadi benci karena sikap Arya yang sangat bertolak belakang seperti saat mereka pacaran.
Saat pacaran dahulu Arya memperlakukan Julia bak seorang putri, Julia mengira setelah menikah pastilah dia akan diperlakukan bak seorang ratu tetapi ternyata Arya sangat tidak perduli bahkan Julia harus pergi ke dokter kandungan untuk cek rutin seorang diri.
“Kalau nanti hasil USG nya menunjukan anak laki-laki barulah aku akan menemanimu pergi ke dokter kandungan.” Kata-kata itulah yang diucapkan Arya saat Julia merengek meminta di temani pergi ke dokter kandungan.
“Arya, bulan ini sudah bisa melihat jenis kelamin janin, apakah kamu tidak mau menemaniku pergi ke dokter kandungan?." Julia berharap kali ini Arya mau menemaninya.
“Tidak! kamu pergi sendiri saja nanti kalau hasil USG nya menunjukan jenis kelamin janin laki-laki, bulan depan aku akan menemanimu ke dokter kandungan.” Jawab Arya cuek.
Dengan kesal Julia pergi seorang diri ke dokter kandungan, dokter memberitahukan jenis kelamin janin yang ada di rahim Julia.
“Bagaimana hasil USG nya, apa jenis kelamin bayi kita?” tanya Arya ketika Julia baru saja masuk ke dalam rumah.
Ternyata Arya sengaja menunggu kepulangan Julia dari dokter kandungan karena dia penasaran dengan jenis kelamin janin di kandungan Julia.
Dengan wajah lesu Julia memandang Arya lalu berkata lirih “ Arya, maaf ya aku bukan Tuhan yang bisa menentukan jenis kelamin janin, janin di dalam kandunganku berjenis kelamin perempuan.” Julia menundukkan kepalanya.
“ APAAAA??? Perempuan lagi? Sekarang juga aku menceraikanmu keluarlah dari rumahku.”
“Tapi mas biarkan aku di sini sampai anak ini lahir.” Julia memohon kepada Arya.
“Tidak! sebab aku tidak mau ada tangis bayi perempuan lagi di rumah ini, sekarang juga kamu keluar!.”
“Oke baiklah aku akan berkemas dulu, semoga kamu tidak menyesal telah menceraikan aku.” Julia tersenyum licik ke arah Arya namun Arya tidak memperdulikannya.
Dengan cepat Julia segera merapikan semua barangnya dan juga perlengkapan bayi milik Dina.
Dengan dibantu asisten rumah tangga di rumah ini Julia memasukan tas dan kopernya ke dalam bagasi mobil yang telah dipesannya melalui aplikasi online.
Di teras sebuah rumah yang tidak terlalu mewah, dua orang tua sedang duduk-duduk santai di teras rumah mereka sambil menikmati singkong goreng dan segelas kecil teh manis hangat, usia mereka sudah separuh baya.
Mereka asik membicarakan kesuksesan kedua putri mereka. Putri kedua mereka baru saja lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan dan langsung diterima kerja di perusahaan besar dengan gaji yang fantastis meskipun kini mereka harus dipisahkan oleh jarak tetapi mereka tetap senang. Putri pertama mereka kini sudah menikah dengan seorang pengusaha besar di kota Jakarta mereka berharap hidup putri mereka bahagia.
“Aduh....pak....aku kangen loh sama Dina dia itu lucu banget cantik mirip mamanya, sekarang kalau gak salah sudah tujuh bulan...haduhhhh....itu lagi lucu-lucunya cerewet pasti itu kayak mamanya dulu.” Ucap Nyonya Kurniawan dengan gemas.
“Ya...sabar nanti kalau sempet kita main ke sana.”
Baru saja mereka selesai berbicara tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah mereka.
Melihat ada mobil berhenti di depan pagar rumahnya Tuan Kurniawan segera berdiri lalu berjalan menghampiri untuk melihat siapa yang datang.
Pintu mobilpun terbuka sosok wanita yang tidak asing baginya keluar dari dalam mobil dan berteriak
“Papa.....mama.....”
“Owalah....ternyata kamu Jul.”
Melihat Julia datang Nyonya Kurniawan segera berlari menghampirinya lalu menggendong Dina masuk ke dalam rumah sementara Julia dan papanya membawa barang-barang masuk kedalam rumah.
“Loh nak, kok main ke sini bawa tas Segede ini? Mau nginep berapa hari?” tanya Nyonya Kurniawan bingung.
“Aku mau nginep selamanya ma.”
“Hah....sebenarnya apa yang terjadi nak?”
“Arya menceraikanku.” Jawab Julia santai
“Serius? Kok di ceraikan kamu gak terlihat sedih malah senyum-senyum gitu sih?”
Julia menceritakan apa penyebab dirinya sampai diceraikan Arya dan bagaimana sikap Arya selama ini.
“Ya ampun nak, pantesan kamu seneng dicerai Arya, ya sudah memang lebih baik kamu di sini ada yang ngurusin kamu untung aja anak ku sehat.”
“Kurang ajar sekali Arya kalau tahu begini Bapak gak akan ijinin dia menikahi kamu.”
“Ya, aku juga pak, kalau tahu Arya seperti ini aku gak mau menikah sama dia, wong waktu pacaran dia baik banget loh pak.”
Walaupun merasa kesal, Tuan dan Nyonya Kurniawan merasa bersyukur anak dan cucu mereka baik-baik saja.
Untuk sementara Julia menumpang hidup dari kedua orangtuanya karena tidak mungkin dia mencari pekerjaan disaat dia sedang hamil lima bulan.
Untunglah kedua orangtuanya cukup berada ditambah adiknya rutin setiap bulan selalu mengirim uang yang jumlahnya lumayan besar tetapi untuk biaya persalinan, Julia sudah memiliki tabungan.
Julia melihat bayangan dirinya di dalam cermin, perutnya yang buncit sudah mulai agak turun karena memang usia kandungannya sudah sembilan bulan, sudah waktunya melahirkan hanya tinggal menunggu kontraksi saja.
Julia memeriksakan kandunganya di Rumah sakit dekat dengan rumah orang tuanya, bukan di tempat pertama kali dia memeriksakan kandungannya. karena dokter dan suster di sana mengenal Arya Kusuma akan kacau nanti kalau dia melahirkan di sana bisa-bisa nanti Arya mengambil bayi laki-lakinya.
Kontraksi sudah mulai terasa dengan di temani kedua orang tuanya, Julia pergi ke rumah sakit bersalin.
Seorang bayi laki-laki tampan lahir, Julia memperhatikan wajah bayinya itu “astaga mengapa wajahnya mirip dengan mas Arya sih?” gerutunya dalam hati.
Melihat anaknya melahirkan bayi laki-laki kedua orang tua Julia bingung “Loh...nak kata kamu hasil USG nya bayinya perempuan kok jadi laki-laki?”
“Hmmmm.....mungkin pas di USG kemarin tugu monasnya ngumpet ma, jadi gak kelihatan.” Julia berbohong.
Apapun jenis kelamin bayi ini keluarga Kurniawan tetap mencintainya. Beruntung julia berasal dari keluarga yang berkecukupan sehingga mampu membayar Asisten Rumah Tangga untuk melakukan pekerjaan rumah sementara Julia dan mamanya fokus merawat Dina dan Bima.
Setelah tiga bulan dari waktu melahirkan, Julia mulai mempersiapkan semua berkas yang diperlukan untuk melamar pekerjaan.
Julia mengutarakan keinginannya kepada kedua orang tuanya untuk kembali bekerja di kantor lamanya. Kedua orang tuanya tidak mempermasalahkan hal itu asalkan Julia tidak merasa kelelahan.
Dengan mengendarai sepeda motor lamanya Julia melaju menuju kantor PT. Healthy Food. Perusahaan ini memproduksi makanan suplemen Gizi yang biasa dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani kemoterapi atau orang yang sedang masa pemulihan setelah sakit parah atau operasi besar.
Dahulu Julia bekerja dibagian Quality Control , tetapi kali ini Julia akan menerima apapun posisi yang sedang dibutuhkan di perusahaan ini. Julia sangat senang bekerja di perusahaan ini karena lingkungan kerjanya sangat baik dan gajinya diatas UMR.
Suasana di kantor HRD masih lengang karena memang masih pagi tetapi Julia tau pimpinan HRD sudah datang.
TOK......TOK......TOK .....
“Selamat pagi Pak Arman.”
Orang yang bernama Arman segera membalas salam tamunya dengan mata tetap memandang layar komputernya “Ya, selamat pagi juga.”
“Udah sibuk aja man pagi-pagi.”
Merasa sapaan tamunya terlalu mengakrabkan diri Arman mengalihkan pandangannya dari komputer kepada tamunya.
“Masih ingat gue gak man?” tanya Julia.
Arman mengkeryitkan kedua matanya berusaha mengingat sosok di hadapannya, tentu saja Arman sedikit lupa karena sebelum menikah tubuh Julia kurus seperti triplek tetapi setelah menikah dia agak berisi. Setelah beberapa detik dengan ragu-ragu dia berkata “Julia? Benar ini Julia?.”
“Wah.....seneng loe masih ingat gue.” Tanpa di persilahkan masuk Julia segera berlari kecil masuk kedalam ruangan pimpinan HRD itu dan memeluknya.
“Gue di ceraiin sama Arya, man. Makannya gue kesini mau ngelamar kerjaan, ada lowongan gak buat gue.”
“Oh..... begitu, ada sih lowongan tapi medrep mau gak? Soalnya posisi loe dulu dah diisi orang lain. Eh....dia janda juga loh sama kayak loe.” Jelas Arman.
Julia menerima lowongan pekerjaan itu bagi dia bekerja sebagai apapun tidak jadi masalah yang penting ada penghasilan. Lagipula tidak ada salahnya mencoba menjadi Medrep justru dia bisa mencuri waktu pulang kerumah untuk sekedar menyapa kedua buah hatinya.
Julia memberikan berkas surat lamarannya kepada Arman.
“Loe langsung gue terima. Minggu depan ada pelatihan produk Knowledge, loe harus dateng karena ini adalah produk baru dari perusahaan kita.” Ucap Arman tegas.
Julia bersedia mengikuti pelatihan untuk membekali dirinya saat menawarkan produk tersebut kepada dokter. Julia adalah wanita yang cerdas dengan cepat dia sudah menguasai kelebihan produk tersebut.
Selama pelatihan tersebut Julia mendapat nilai tertinggi sehingga dia di tempatkan di wilayah yang terkenal dengan dokter yang sulit untuk di dekati.
Hari masih gelap matahari belum juga menampakan wajahnya tetapi Julia sudah bangun dari tidurnya.
Hari ini adalah hari pertama kali dia bekerja sebagai Medrep jadi dia mempersiapkan segala keperluan Dina dan Bima dengan baik, karena dia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya.
Julia berencana datang lebih awal karena dia ingin bertemu dengan wanita yang mengantikan posisinya di Quality Control, menurut cerita Arman wanita itu juga seorang janda.
Julia memang terkenal supel dan gampang bergaul, bahkan saat dia sudah meninggalkan perusahaan ini selama dua tahun hampir semua karyawan yang pernah berhubungan dengannya masih mengenalinya.
Julia memasuki ruang bagian produksi, seseorang menyapanya dengan ramah.
“Welcome back Julia.”
“Hei Rubi.”
Julia berbisik di telinga Rubi “ Bi, kata Arman ada karyawan baru di Quality Control janda sama kayak gue, yang mana orangnya gue mau kenalan.”
“Loe dah janda? Cepet amat?”
“Ntar gue ceritain, sekarang anterin gue ke karyawan baru itu.”
Rubi mengantarkan Julia ke ruangan Quality Control “Mir, ada yang mau kenalan sama loe. ”
Setelah berbicara seperti itu Rubi segera meninggalkan mereka berdua memberi ruang kepada mereka untuk berbincang-bincang.
Mira menjabat tangan Julia “ hei....gue Mira Wijaya.”
“Julia Kurniawan.”
“Oh.....Rubi sering cerita tentang loe, katanya loe nikah sama Arya Kusuma pengusaha kosmetik terbesar di Jakarta itu ya?."
“Iya bener gue sempet nikah sama dia kurang lebih dua tahun terus gue di cerein sekarang gue janda, katanya loe juga janda ya? Kita bisa dong jadi teman sharing.”
“Hahaaa......hhhhaa......” tiba-tiba saja Mira tertawa terbahak-bahak, suaranya sampai terdengar ke meja Rubi.
“Serius loe di cerein Arya? Kenapa, karena gak hamil-hamil?.”
Wuahaaaa......hhaaaaaa.......hhhaaaa...
Julia merasa tersinggung dengan sikap Mira yang terkesan mengejeknya padahal mereka sama-sama seorang janda.
“Sorry.....sorry bukan maksud gue ngejek loe ya, Cuma lucu aja gitu bisa ketemuan sama sesama mantan istri mas Arya.”
“Hah!! Maksudnya? Loe juga....”
“Iya....gue juga mantan istri Arya.”
“Wuahaaa.......hhhhaaaaaa......” dan mereka berduapun tertawa bersama-sama.
Karena penasaran Rubi sampai menghampiri kedua wanita itu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rubi juga tidak dapat menahan tawanya setelah mendengar ceritanya.
“Eh....Jul di bagian keuangan juga ada karyawan baru, janda juga kalau gak salah.” Ucap Rubi.
Tidak heran kalau Rubi mengetahui hal itu karena Rubi adalah ratu gosip.
Julia dan Mira bertukar nomer HP supaya dapat mempermudah komunikasi, mereka pun berencana akan bertemu nanti sore.
Tanpa menunggu waktu lama Julia segera pergi ke bagian keuangan, dia sana dia bertemu dengan Ita teman lamanya “Hei....nyonya Kusuma, mau bagi-bagi uang ya bos.” Ita tidak tahu kalau Julia telah bercerai.
“Apaan sih loe, gue dan cerai tau. Gue kesini karena sekarang gue kerja di sini. Eh Ta, kata Rubi ada karyawan baru di sini janda juga sama kayaknya gue, yang mana orangnya?.”
“Oh...iya karyawan baru tapi orangnya agak intovert gitu Jul.”
Ita mengantarkan Julia ke meja Febi “ Hai Febi ada yang mau kenalan sama loe.”
“Hai....gue Julia Kurniawan.”
“Gue Febi. Tadi kalo gak salah denger tadi Ita manggil loe Nyonya Kusuma ya?”
“Iya tadinya gue memang Nyonya Kusuma tapi sekarang sudah bukan lagi. Gue dah janda," Jelas Julia.
“Sorry kalau boleh tahu nama depan mantan suami loe Arya bukan?”
“Iya bener kok loe bisa nebak feb?"
“Hahaaa......gue juga mantan istrinya.”
Julia menepuk dahinya dengan telapak tangannya “Astaga jadi tiga orang mantan istri mas Arya kerja di perusahaan ini?”
Julia menceritakan pertemuannya dengan Mira di bagian produksi, karena Febi orang yang tertutup dia tidak tahu kalau Mira ternyata adalah mantan istri mas Arya juga. Jadi nanti sore mereka bertiga akan berkumpul di rumah Mira.
Berita tentang tiga orang janda Arya Kusuma bekerja di perusahaan Food healthy telah tersebar ke seluruh karyawan dan atasan, hal itu membuat orang yang mendengarnya tertawa geli.
Julia dan Febi datang ke rumah Mira bersama, saat mereka masuk ke dalam rumah Mira mereka di sambut ramah oleh seorang bocah laki-laki berusia lima tahun.
“Mir, ini anak siapa?” tanya Julia heran.
“Anak gue sama mas Arya.” Jawab Mira cuek.
“Hah......serius?” teriak Febi dan Julia serempak.
“Serius lah, memangnya kenapa? Kok kayaknya kalian heran gitu sih?.” Kali ini Mira yang bingung.
Febi lalu bercerita bahwa alasan Arya menceraikannya karena dia melahirkan anak perempuan bukan laki-laki.
“Oh....begitu, ayo sini kita duduk santai sambil ngobrol!” Mira mengajak kedua temannya duduk di ruang tamu.
Mira bercerita kalau alasannya di ceraikan Arya karena setelah menikah kurang lebih dua tahun dia tidak juga hamil, tetapi ternyata dia sedang hamil satu bulan saat Arya menceraikannya. Mira tidak mau memberitahukan hal itu kepada Arya karena terlanjur sakit hati dengan sikap Arya.
Julia pun menceritakan pengalamannya yang hampir serupa dengan ke dua sahabatnya hanya saja Julia menipu Arya saat dia sedang hamil anak kedua.
“Hahahaa.......mas Arya bodoh dia sudah kehilangan dua anak laki-laki yang selama ini dia idamkan.” Ucap Julia senang.
“Eh..terus kita sekarang mau bikin apa?” tanya Febi.
Mereka bertiga diam sejenak memikirkan apa yang akan mereka bertiga lakukan.
“Bagaimana kalau kita jadi saingan bisnisnya Mas Arya, kita tunjukan ke dia kalau wanita itu bisa bersaing dengan Pria.” Ucap Mira.
Julia dan Febi setuju dengan ide Mira, mereka bertiga memutuskan untuk memproduksi kosmetik yang merupakan bisnis utama dari Arya Kusuma.
Meskipun mereka bertiga tahu kalau kosmetik produksi perusahaan Mas Arya sudah merajai pasaran tetapi mereka tidak perduli. Yang terpenting adalah mereka mau menjadi saingan yang diperhitungkan oleh Arya.
“Bagaimana cara kita memproduksi produk kita?” tanya Febi.
“Gampang kita bisa maklon kita cari perusahaan jasa maklon yang sudah menyediakan bahan baku kita tinggal diskusi saja dengan tim formulasi di sana.” Jelas Julia.
Setuju dengan usul Julia mereka segera menentukan produk kecantikan apa yang akan mereka buat.
Hand body, lipstik dan bedak. Tiga produk kecantikan ini telah mereka putuskan sebagai produk perdana mereka .
“oke, satu masalah selesai sekarang kita harus mendesain kemasan dan menentukan merek produk kita.” Ucap Mira.
Beruntung sekali mereka mempunyai teman seorang desain grafis yang membantu mereka untuk mendesain kemasan dan mengusulkan merek produk yaitu KING HWA. KING dari bahasa Inggris yang berarti RAJA sedangkan HWA dari bahasa Mandarin yang berarti BUNGA, sehingga KING HWA dapat diartikan sebagai RAJA BUNGA. Mereka bertiga setuju dengan nama itu terdengar indah dan enak di ucapkan.
Satu persatu prosedur telah mereka lalui dengan waktu yang cukup lama karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Mereka menunjuk Mira sebagai pimpinan mereka, Febi mengurusi keuangan sedangkan Julia bagian pemasaran dan promosi dia menyukai pekerjaan itu.
“Ketiga produk kita sudah selesai produksi, ayo kita bergerak untuk memasarkannya. Kita adalah model dari produk kita.” Ucap Mira memberi semangat.
“Jangan sampai ada yang tahu kalau kita adalah owner dari KING HWA. Kalau ada yang tanya beli dimana? Tolong arahin ke gue .” ucap Julia.
“Oke Jul.” Mira dan Febi menjawab serempak.
Hari ini Mira, Julia dan Febi pergi ke kantor memakai bedak, lipstik dan hand body merek KING HWA.
Wangi dari hand body yang mereka pakai cukup menarik perhatian karyawan wanita di perusahaan itu karena Mira telah menambahkan farfum ciptaannya ke dalam formula hand bodynya. Wangi yang khas dan tidak pasaran. Banyak yang menanyakan dimana mereka mendapatkan hand body itu.
Dalam sekejap ponsel Julia berdering banyak pesan masuk memesan hand body, bedak dan lipstik, tetapi hand body yang paling banyak peminatnya.
Selain dari teman kantor Julia juga memasukan produk KING HWA ke mini market dan warung-warung.
Dalam sekejap hand body king hwa menjadi terkenal menyingkirkan hand body merek Beauty milik Arya Kusuma.
Perlahan tetapi pasti di mulai dari Hand Body menyusul lipstik dan bedak sudah mulai di lirik oleh masyarakat.
Dengan hati yang berseri Mira datang ke perusahaan maklon kosmetik untuk berdiskusi dengan tim formulasi karena dia ingin membuat varian baru dari lipstiknya.
Semalam mereka bertiga sepakat untuk membuat dua warna dalam satu stik lipstik. Karena terkadang ada beberapa wanita yang senang mengkombinasikan dua warna lipstik untuk di aplikasikan ke bibir mereka.
Setelah melakukan riset dan survey mereka mendapatkan info warna apa saja yang sering di kombinasikan ini merupakan suatu trobosan baru.
Tanpa Mira sadari ada seorang pria yang sedang memperhatikannya dari sejak dia masuk ke dalam pabrik sampai dia masuk ke dalam ruangan.
“Siapa wanita itu?” tanyanya kepada salah seorang karyawan di sana.
“Oh....itu ibu Mira dia owner kosmetik merek King Hwa.”
“Oh....jadi dia biang keladinya, wanita mandul itu mau menantangku ya.” Gumam ya lirih.
Pria itu adalah Arya Kusuma mantan suami Mira. Arya memutuskan untuk menunggu Mira di luar.
Saat Arya melihat Mira keluar pabrik dia langsung menghampirinya “apa yang kamu lakukan di sini perempuan mandul?”. Ucapannya terdengar sangat kasar.
“Bukan urusan mu.” Jawab Mira ketus.
“Apakah kamu mau menantangku?.”
“Hmmmm......” Mira tidak membalas ucapan Arya.
“Kita lihat seberapa besar kekuatan mu.” Ucap Arya sombong.
Mira hanya tersenyum ke arah Arya lalu masuk ke dalam mobilnya dan memacu mobilnya menjauhi Arya.
Sejak produk king hwa ada di pasaran masyarakat beralih ke sana dan mulai meninggalkan merek Beauty. Hal ini merupakan suatu ancaman bagi perusahaan yang di kelola Arya, mau tidak mau dia harus memperhitungkan lawannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!