NovelToon NovelToon

Bukan Salah Cinta

Perkenalan

Seorang gadis berambut panjang sedang duduk disebuah taman membelakangi gadis yang berteriak memanggil-manggil namanya.

"ANINNN" pekiknya menepuk pundak gadis cantik itu.

'Wosshh'... Angin berhembus menerpa wajahnya, rambut panjang yang tergerai beterbangan oleh hembusan angin sejuk disebuah taman. Menampakan ciptaan yang sempurna, kulit putih mulus, wajah cantik dengan manik hitam bulat dipadukan dengan bulu mata yang lentik. Tersenyum menaikan sudut bibir tipis berwarna merah muda nan indah, memikat siapapun yang melihatnya.

Gadis itu akhirnya berbalik dan melepas headset yang ia kenakan di telinganya.

"Astaga Anin! Pantesan gue panggil dari tadi gak nyaut-nyaut, ternyata pake ini" Mengibaskan headset yang menggantung ditelinga satunya lagi.

Dialah Anindira Levronka, gadis cantik dengan sejuta pesona,penyayang,pintar dan sedikit cuek terhadap orang yang baru ia kenal. Namun ia termasuk gadis mandiri dan kuat dalam menghadapi apapun, walaupun ia berasal dari keluarga yang berada namun tidak membuat ia menjadi wanita manja yang hanya bisa menikmati uang orang tuanya.

"Kenapa sih Cha?" memasang kembali headset ketelinganya.

"Anin gak usah dipake lagi juga kali!" langsung melepas kembali headsetnya.

Anin yang terkejut melebarkan matanya menatap gadis yang bersamanya itu.

"OCHA ROSALINNN!!" pekik Anindira.

"Ya abisnya nanti lo gak denger gue ngomong lagi" gerutu Ocha.

"Siapa suruh lama? Gue nungguin lo dari tadi tau" ketus Anin.

Ocha memeluk sahabatnya itu.

"Hehe.. Iya sorry udah buat lo nunggu lama" menggoyang-goyangkan tubuh mereka berdua.

Akhirnya Anin membalas pelukan sahabatnya itu dan tertawa bersama.

Ocha adalah sahabat baik Anin, bahkan mereka sudah sama-sama sejak SMA dulu. Dan sampai sekarang mereka sudah menjadi sarjana, berkat kerja keras dan otak cerdas mereka kini Anin dan Ocha menjalankan bisnis di bidang kecantikan, yang akhirnya berkembang pesat sekarang. Yang mereka berdua beri nama Queency beauty, salah satu brand yang diminati para remaja dan dewasa.

Ocha adalah sahabat yang selalu ada untuknya,gadis dengan hati tulus berparas cantik dan yang paling imut diantara Anin dan Vina. Ia juga sosok yang ceria dan sedikit cerewet.

Diumur mereka yang kini 23 tahun, mereka berdua sangat mengutamakan persahabatan mereka. Bukan hanya Ocha sahabat baik Anin, ada satu lagi tpi tinggal di Australia. Saat mereka lulus SMA sahabat mereka itu memutuskan pindah dan melanjutkan kuliahnya di Australia bersama ayahnya Ia bernama Vinara Tanisha.

"Kita lanjut jogingnya?" Tanya Ocha pada Anin.

"Oke!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah selesai dengan joging mereka akhirnya kembali kerumah masing-masing.

"Anin!"

"Iya mah?" jawab Anin lembut dengan senyum manisnya.

"Udah selesai olahraganya?" Anin hanya menganggukan kepalanya, dengan menglap keringat dikening dengan punggung tangannya.

"Ya udah sekarang kamu mandi, mama udah siapin sarapan. Nanti kamu nyusul ya!"

"Iya mah, Anin ke kamar dulu ya mah"

Setelah selesai membersihkan tubuhnya,kini Anin sedang menatap dirinya sendiri dicermin walau hanya menggunakan riasan sederhana namun semakin memancarkan kecantikan nya.

"Oke, selesai. Sekarang tinggal ngisi perut gue" tersenyum manis kearah cermin.

Anin menuruni tangga dengan wajah yang selalu ia tampilkan setiap hari, wajah cantik yang selalu ceria dan tak pernah menghilangkan senyuman dibibirnya yang tipis. Dengan bersenandung ia menapaki anak tangga terakhir dan menghampiri sang mama.

"Hay mah" mencium pipi kiri dan kanan mamanya yang selalu terlihat cantik itu.

"Hh.. Mentang-mentang dah wangi cium-cium mama" protes mama Alin pada putri sematawayang nya ini.

"Ya ampun mah, emang gak boleh Anin cium mama?" menggeser kursi untuk ia duduki dengan mengerucutkan bibirnya.

Mama Alin hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipis.

"Papa mana mah?" Sambung Anin yang tidak melihat papanya dimeja makan.

"Papa juga abis nge Gym sayang, mungkin masih dikamar" jawab mama Alin.

"Yaudah Anin panggilin dulu ya mah" beranjak dari duduknya dan menuju kamar mama papanya.

'Klekk' membuka pintunya sedikit lebar, mendekati pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu kini sedang memasang dasi di lehernya.

"Pagi pah!" sapa Anin.

"Dira? Pagi sayang!" Tersenyum melihat kearah putri kecilnya yang kini sudah dewasa.

Ya papa Anin memang selalu menyebut namanya dengan Dira, karna papa suka ketuker kalo manggil namanya dan nama mamanya. Dulu mama Alin memberinya nama Anindira agar namanya ada pada putri nya, jadi mama selalu memanggil namanya Anin sampai teman dan semua orang menyebutnya Anin. Berbeda dengan papa satu-satunya orang yang menyebut namanya Dira.

"Loh papa mau kemana ini kan hari libur?" Melihat pria didepan nya ini sudah rapi dengan stelan kantornya yang kini sedang memakai dasi sedikit miring.

"Ia tapi tadi papa di telpon katanya ada sedikit masalah dikantor sayang" kembali memanut dirinya di cermin.

Anin mendekat dan mengambil alih dasi yang sedari tadi tidak selesai-selesai.

"Sini pah biar aku aja" Papa hanya tersenyum dan melihat wajah putrinya.

"Sayang, kenapa kamu harus berbisnis sendiri sih? Padahal hanya kamu satu-satunya anak papa yang akan meneruskan perusahaan papa"

Adrian Maverik adalah papa dari Anindira pemilik perusahaan A Gruf yang bergerak dibidang Industri yang cukup besar dan bahkan sudah memiliki anak cabang dibeberapa kota besar di indonesia.

Selesai sudah ia memasang dasi papanya Anin menepuk-nepuk dada bidang sang papa,merapikan jas yang papanya kenakan.

"Maafin aku pah tapi Dira cuma mau punya penghasilan sendiri, Dira gak mau nyusahin papa mama terus. Dira juga seneng sekarang udah punya bisnis sendiri bahkan papa tau kan sekarang Dira udah punya banyak karyawan yang mana itu adalah tanggung jawab Dira sekarang. Mungkin setelah Dira nikah nanti, Dira akan minta Ocha buat nerusin bisnis Dira" Jelas Anin tersenyum manis.

"Jawaban kamu gak pernah berubah sayang. Tapi papa bangga banget punya anak perempuan yang mandiri seperti kamu" merekapun sama-sama tersenyum,kemudian memeluk satu sama lain.

"Papa...Aninnn.... Cepet ini keburu dingin makanannya!!" Teriak mama Alin yang menggelegar.

Anin dan pak Adrian menghampiri meja makan yang sudah terhidang beberapa makanan yang menggugah selera.

"Kalian ini kenapa lama banget sih?" gerutu mama Alin dengan wajah kesalnya.

'Cup' pak Adrian mencium pipi isrinya gemas.

"Maaf mah, tuh anak kamu yang ngjakin papa ngobrol" tuduhnya pada Anin.

"Dihh papa apaan sih kok jadi nyalahin aku?" dengan wajah cemberut.

Namun yang menuduh malah tertawa, sedangkan mama Alin sudah tau dengan sikaf suami dan putrinya ini hanya tersenyum dengan sesekali menggelengkan kepalanya.

"O iya Ra gimana kabarnya Bastian?" Tanya pak Adrian.

Disela-sela makan pak Adrian menanyakan soal tunangannya Anin yang sudah 2tahun ini mereka bertunangan, namun kekasihnya itu belum juga mengatakan kapan akan menikahi putrinya.

"Baik kok pah kita sering kontekan, dan Bastian juga sering nelpon aku kalo dia lagi gak sibuk" jawab Anin dengan wajah mununduk.

"Kenapa sayang, kamu dan Bastian baik-baik aja kan?" Sekarang mama Alin yang bertanya.

Kenapa mereka harus membahas Bastian disaat Anin sedang makan rasanya selera makan Anin jadi hilang.

Bastian Adelio Wilson adalah kekasih sekaligus tunangan Anindira. Mereka bertemu di kampus dan saat itu Bastian adalah seniornya di kampus, cukup populer karna Bastian memiliki wajah yang tampan dengan kulit sawo matang, tubuh tegap tinggi dengan otot sisfexnya jago main basket. Karna kecantikan dan kepribadian yang Anin miliki membuat Bastian jatuh cinta hingga akhirnya mereka pacaran, satu tahun mereka menjalani hubungan mereka, dan pada saat Bastian lulus lebih dulu ia langsung mengajak Anindira bertunangan. Sampai membuat fans Anindira patah hati, Ya. banyak sekali yang mengagumi bahkan sampai dengan terang-terangan menyatakan cintanya, namun Anin selalu menolak karna Anin adalah tipe wanita yang setia.

Setelah pertunangan nya dan Bastian, Anin baru mengetahui kalau Bastian adalah putra dari Gilbert De Wilson salah satu pengusaha terbesar seasia.

Kini Bastian harus melanjutkan Study nya di luar negri yang sama dengan sahabatnya Australia.

Satu tahun yang lalu Bastian dan Anin lost contact, ntahlah tiba-tiba Bastiang tidak bisa dihubungi bahkan tidak pernah menghubunginya. Sampai beberapa bulan yang lalu ia mendapat kabar dari Bastian, kalau ia akan segera pulang ke indonesia.

Namun setiap kali Anin meminta penjelasan ia selalu mengelak dan bilang kalo dia sibuk kuliah. Namun ntah kenapa Anin merasa gak yakin dengan alasan yang dikatakan Bastian, Anin yang berusaha mengalah dan menurunkan egonya mencoba untuk mempercayai apa yang dikatakan Bastian.

"Baik kok ma" jawab Anin tersenyum manis.

Jika boleh jujur kini perasaan Anin campur aduk antara harus bahagia karna Bastian akan pulang, tapi dihatinya masih ada rasa kesal dan kecewa bahkan rasanya Anin ingin sekali marah dan memaki Bastian tapi ia urung karna ia juga tidak punya bukti dan tidak tau apa yang dikatakan Bastian itu benar atau salah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

**Tinggalkan jejak kalian, jangan lupa dukungan nya ya🤗

Semoga kalian suka dengan cerita otor bala-bala ini ya.... Maklum masih belajar😌

Terimakasih ketemu di next episod ya guys😊**

BEDMUT

Kini Anindira berada disalah satu kafe dan menunggu sahabatnya datang. Ntah apa yang ingin Ocha bicarakan sampai harus bertemu diluar, walaupun Anin juga ingin menikmati suasana luar. Karna setelah acara sarapan tadi pagi dan pembahasan tentang Bastian membuat Anin galau dan mengurung dirinya dikamar.

Matahari sudah berada tepat diatas, karna hari ini sangat cerah dan matahari memancarkan cahayanya dengan sempurna sehingga membuat hari ini sedikit panas.

Ya, beginilah Ocha dia yang mengajak bertemu namun dia juga yang datang terlambat, namun Anin sudah tidak heran lagi dengan sipat sahabatnya itu yang selalu ngaret dan membuatnya menunggu lama. Setelah hampir satu jam menunggu,akhirnya yang ditunggu muncul juga, seperti biasa ia datang dengan wajah tanpa dosanya.

"Hai Nin" sapa Ocha dengan santai nya.

Anin hanya mengerutkan keningnya,tidak menjawab sapaan Ocha.

"Hehe.. Sorry tadi ban mobil gue kempes, jadi gue kebengkel dulu" memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Anin hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus lo mau bahas apa, pake ngajak ketemuan disini segala?" Tanya Anin dingin.

"Ya ampun Nin. Gitu banget wajah nya, kan udah gue jelasin!"

"Iya, tapi lo mah jadi kebiasaan suka karet tau gak. Lo kan tau buat gue waktu itu sangat berharga dan--" sebelum Anin melanjutkan perjataan nya, Ocha sudah lebih dulu memotong.

"Iya-iya gue tau. Nih minum dulu biar gak panas" sarkas Ocha memberikan minuman dingin yang ada dimeja pada Anin, karna ia tau Anin saat ini lagi badmut.

"Gue ngajak lo ketemuan karna ada yang mau gue bahas soal kerjaan. Tapi gue liat lo kaya ada masalah,kenapa Nin ada apa?" Tanya Ocha serius.

Anin menyeruput minuman yang Ocha berikan padanya. Karna benar saat papa dan mamanya menanyakan soal Bastian tadi pagi, membuat mudnya sekarang berubah.

"Gak. Gada papa ko Cha" jawab Anin bohong.

Mungkin Anin lupa kalo ia tidak akan pernah bisa berbohong pada Ocha.

"Anin. Gue tau saat ini lagi ada yang mengganggu pikiran lo kan? Nin lo tu gak akan pernah bisa bohongin gue. Karna sebelum lo mengatakan nya, gue udah bisa liat dari sikaf lo yang kaya gini" ucap Ocha serius.

Anin menatap Ocha dengan mata yang berkaca-kaca, kemudian ia menundukan kepalanya.

Ocha yang duduk di depan Anin kini ia mendekat dan duduk di sebelah Anin.

"Kenapa Nin, apa karna Bastian lagi?" tebak Ocha tepat.

Anin langsung mengangkat kepalanya dan menatap mata Ocha. Membuat air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya luruh juga.

Hampir 6 tahun mereka bersama-sama, waktu yang cukup lama bagi Ocha dan Anin memahami perasaan mereka satu sama lain. Ocha adalah orang pertama yang tau hubungan Anin dan Bastian,Ocha juga tau bagaimana kisah cinta sahabatnya itu karna ia mengikuti dari awal sampai sekarang.

Anin yang bahagian dan Anin yang sedih,bahkan setiap yang Anin rasakan Ocha juga bisa merasakannya. Dua tahun Anin dan Bastian bertunangan, semenjak saat itu juga Ocha tidak pernah melihat raut bahagia lagi dari Anin, Ocha hanya melihat Anin yang seperti terikat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh kasat mata. Anin hanya bergerak di tempat dalam hubungan nya tidak ada kemajuan sama sekali, bahkan Anin tidak bisa mencari pria lain karna ia adalah tunangan dari seseorang, pria yang selalu Anin tunggu.

Satu tahun ini Anin kehilangan semangat nya karna Bastian tidak memberinya kabar sama sekali hilang bagai di telan bumi. Namun beberapa bulan yang lalu Bastian menghubungi Anin dan tidak memberikan penjelasan yang pasti, yang bisa membuat Anin percaya lagi padanya.

Kini Anin terisak dipelukan Ocha.

"Tadi pagi papa sama mama nanyain Bastian lagi Cha" dengan suara lirih menahan tangisnya agar tidak kembali pecah.

"Terus lo jawab apa?" Tanya Ocha.

"Gue harus gimana Cha? Gue terpaksa bohong lagi sama mereka. Sampai kapan? Sampai kapan gue harus bohong sama orang tua gue cha? Dan ini semua karna Bastian. Jujur gue bingung sama perasaan gue sekarang. Bastian bener-bener kaya lagi mainin perasaan gue, dia datang lalu menghilang dan sekarang datang lagi. Bahkan dengan mudahnya dia kembali seakan-akan dia gak punya salah dan hutang penjelasan sama gue" Anin mengeluarkan isi hatinya yang ia pendam selama ini dengan derai air mata yang mengalir deras dipipi mulusnya.

Anin memang sering cerita soal hubungan nya pada Ocha, namun Anin tidak pernah memperlihatkan rapuhnya ia seperti sekarang. Anin selalu terlihat baik-baik aja seperti yang selalu ia perlihatkan pada kedua orang tuanya, walau tanpa Anin sadari kalau Ocha tau apa yang sedang Anin rasakan saat menceritakan tentang Bastian.

"Gue gak tau harus apa sekarang? Apa perasaan nya sama gue udah berubah? Apa dia gak mencintai gue lagi? Apa disana dia punya--"

"Cukup Nin! Jangan berpikir macam-macam dulu sebelum lo punya buktinya. Denger Nin mungkin gue gak ada pengalaman soal percintaan yang serius. Tapi gue mau lo sabar dulu, lo harus bertahan sampai Bastian balik dan ngejelasin semuanya sama lo. Kalian harus bicara berdua, baru setelah itu lo boleh mutusin lanjut atau nggak" jelas Ocha.

Anin mengangguk pasrah dan menerima saran yang Ocha berikan padanya. Ocha kembali memeluk Anin untuk memberi kekuatan pada sahabatnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dibandara seorang pria melangkah dengan gagah sambil menyeret kopernya ditangan kanan sedangkan tangan kirinya ia masukkan kedalam saku celananya.

Pria itu berhenti di depan bandara dan menunggu mobil jemputannya. Lima menit ia menunggu akhirnya mobil sedan mewah berhenti tepat didepan pria itu.

"Selamat datang tuan muda" sapa sang supir dengan membungkukan badannya tanda hormat.

Kemudian ia membukakan pintu belakang untuk tuannya, lalu mengangkat koper tuannya untuk ia masukan kebagasi mobil.

"Apa perjalan anda menyenangkan tuan muda?" Tanya sang supir didalam mobil.

"Lumayan" jawabnya singkat dengan senyum tipisnya menatap kearah kaca spion yang ada di dalam mobil mewah itu.

"Tuan muda terlihat semakin tampan sekarang" ujar sang supir yang melihat wajah tuan nya di kaca spion tengah.

Namun pria yang di panggil tuan itu hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan supirnya itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Cha, Vina apa kabar ya? Udah lama dia gak ngasih kabar ke kita" Tanya Anin.

"Tau tuh anak akhir-akhir ini sering ngilang" jawab Ocha sambil merapikan poninya di kaca yang slalu ia bawa.

Sekarang Anin dan Ocha sudah berada di mobil, Ocha menawarkan untuk pulang pake mobil Anin dan menyetir mobilnya. Karna kondisi Anin yang masih mellow membuat nya tidak tega membiarkan sahabatnya pulang sendiri, sampai ia rela meninggalkan mobilnya di kafe menitipkannya disana.

"Udah kali ngacanya, ayo buruan gue mau istirahat cape!" ketus Anin.

"Makanya udah jangan galau terus, capekan?" Memposisikan tubuhnya memegang stir dan mulai menjalankan mobil milik Anin.

'Ck' memutar bola matanya.

"Cha lo serius ninggalin mobil lo disini?" Heran dengan sahabat nya ini, padahal ia sudah mengatakan kalau dia baik-baik saja dan bisa nyetir mobil dengan aman. Tapi tetap saja Ocha memaksa akan mengantarnya pulang.

"Udah lo tenang aja, nanti gue suruh seseorang buat ambil mobil gue" jawab Ocha santai.

Anin hanya menanggapi dengan anggukan. Kini mobil mereka sudah memecah jalanan yang cukup ramai hari ini, berhubung hari ini hari libur jalanan cukup ramai dan sedikit macet.

"Nin lo udah tau belum, kalo si Vina punya gebetan diAustrali?" ucap Ocha dengan pandangan pokus ke jalanan.

"Hah! Serius?"

"Kayanya sih gitu. Dan dia juga pernah bilang kalo cowo itu orang indo juga cuma kuliah disana" Tanpa mengalihkan pandangannya.

"Wah bagus dong, berarti tinggal lo doang dong yang jomblo" ledek Anin.

"Enak aja cowo gue banyak, cuma belum ada yang mau gue ajak serius aja" dengan gaya angkuhnya.

"Mereka bukan nunggu lo ajak serius, tapi emang mereka gak ada yang seriuskan sama lo. Haha" Semakin memojokkan sahabatnya itu.

"Aninn ihh kok lo jadi rese sih!" Mencebikkan bibirnya.

"Tapi gue seneng Nin akhirnya lo ketawa lagi, walupun gue yang harus jadi korban nya" batin Ocha.

......................

Jangan lupa Like,vote,hadiah dan komentar positifnya.. Biar Author makin semangat nulisnya🤗

Salam dari BSC❤️

Kejutan

Setelah menempuh perjalan yang penuh dengan canda tawa mereka berdua,kini Anin sudah sampai di depan rumah. Anin dan Ocha turun dari mobil.

"Thanks ya Cha, lo udah repot-repot nganterin gue sampe rumah"

"Gak usah berterimakasih Nin, santai aja!" jawab Ocha tersenyum manis.

"Makasih ya Cha lo masih mau jadi sahabat gue, gue beruntung banget punya lo yang salalu siap jadi pendengar yang baik buat gue sekaligus penghibur gue dikala gue lagi sedih. Thank you so much!!" Ucap Anin menggenggam ditangan Ocha, tak lupa senyuman yang salalu ia ukir dibibirnya.

Karna hanya pada ocha Anin memperlihatkan sisi lemahnya,dan hanya Ocha yang Anin percaya. Setiap Anin punya masalah hanya Ocha yang bisa menjadi pendengar yang baik, walaupun Ocha sedikit absurd tapi saat Anin dalam masalah Ocha akan menjadi ibu peri bagi Anin.

"Itu semua udah kewajiban seorang sahabat Nin, siap menjadi pendengar dan memberikan saran yang baik buat sahabatnya. Bukan cuma lo yang berterimakasih,tapi gue juga. Gue banyak banget ngeropotin dan kadang bikin lo kesel, tapi lo selalu tulus sayang sama gue Nin. Sampai sekarang lo tetep sama dan gak pernah berubah" jawab Ocha dengan senyum tulus.

"Disini yang seharusnya bangga itu gue, karna punya sahabat yang tulus seperti lo Nin. Lo udah banyak banget bantu gue, lo udah seperti malaikat tanpa sayap buat gue" Sambung Ocha yang tanpa sadar air mata nya lolos meluncur di pipinya.

Anin tersenyum dan memeluk Ocha. Mereka berpelukan seolah tidak ingin terpisahkan.

"Anin Ocha. Kalian kepana?" Ucap mama Alin membuat Anin dan Ocha sedikit terkejut.

"Mama?"

"Tante!"Ocha mencium tangan mama Alin.

"Kalian ngpain di sini, kenapa gak masuk? Pake pelu-pelukan gitu, kalian baik-baik aja kan?" Tanya mama Alin.

"Gak papa ko ma! Mama dari mana?" Ucap Anin mengalihkan pembicaraan.

"Emm, ini mama abis belanja. Stok di dapur udah pada mau abis" jawab mama Alin lembut. Anin hanya mengangguk sedangkan Ocha tersenyum ramah.

"Yaudah ayo masuk! Cha sini dulu ya tante mau masak banyak kita makan sama-sama"

"Emm iya tante" jawab Ocha.

Mereka masuk kedalam beriringan. Ocha memang sudah tidak canggung lagi, ia menganggap tante Alin sebagai ibu nya sendiri. Mereka sering keluar bersama dan Ocha juga sering menginap di rumah Anin.

Tak heran banyak orang menganggap Anin dan Ocha adik kakak. Karna memang Anin sudah menganggap Ocha sebagai saudara nya begitupun sebaliknya.

"Ma Anin ke kamar dulu ya" izin Anin saat berada diruang tengah.

"Iya sayang"

"Cha lo mau ikut gue?" lanjut Anin.

"Gue bantuin nyokap lo dulu deh Nin" jawab Ocha.

"Yaudah kalo gitu gue ke atas dulu ya" tersenyum lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Saat sampai dikamar Anin menghempaskan tubuhnya dikasur, melepas tas slempang disampingnya.

"Huhf... Lagi-lagi Bastian gak ada kabar" Ia merogoh ponselnya di tas dan membuka aplikasi berwarna hijau itu dengan malas.

"Vina? Ya ampun dia nelpon gue sebanyak ini, tapi kok gak kedengeran sih? Astaga gue lupa hp nya gue silent" Dengan cepat Anin berbalik telungkup kemudian menelpon balik sahabatnya.

'Tut tut tut' panggilan pertama, kedua dan ketiga tidak diangkat.

"Sial, ni anak ngebales gue apa gimana sih?" Anin tidak menyerah, ia menelpon kembali dan masih tidak di angkat. Saat panggilan yang ntah sudah ke seberapa Vina akhirnya menjawab telpon nya.

"Hallo?"

"Astaga lo kemana aja sih ko telpon gue baru lo angkat?" jawab Anin ngegas.

"Sorry Nin, elo yang kemana aja gue telponin kok gak diangkat di chat juga gak ada yang lo bales" gerutu Vina di sebrang sana tak kalah ngegas.

"Iya maaf! Tadi hape nya gue silent. Ada apa Vin? lo baik-baik aja kan? gue khawatir banget pas ada panggilan segitu banyaknya dari lo apalagi pas gue telpon balik lo gak angkat-angkat telpon gue" dengan wajah khawatir.

"Emm gak papa Nin, gue cuma mau ngabarin kalo gue mau balik ke Indonesia" jawabnya disebrang sana.

"Hah serius lo mau balik, tapi kok dadakan banget?" Ucap Anin yang tiba-tiba jadi semangat.

Karna setiap ditanya kapan balik Vina selalu mengatakan tidak tau lah, masih banyak tugas kuliah lah dan banyak lagi alasan nya. Tapi sekarang ntah ada angin dari mana Vina akan kembali ke Indonesia. Tapi tidak dipungkiri Anin sangat bahagia sahabatnya akan kembali dan bisa sama-sama lagi dengan sabatnya yang lengkap.

"Iya Nin. Nanti ceritanya disitu aja ya, sekarang gue tutup dulu soalnya pesawatnya udah mau lending"

"Oh yaudah, hati-hati ya Vin kalo udah nyampe kabarin gue!"

"Iya Anindiraa. Bay"

Telpon terputus Anin langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, ia membasuh wajahnya agar telihat lebih segar.

"ANINNN..." Teriak Ocha dari dalam kamar Anin bengitu nyaring.

"Astaga tu anak manggil gue udah kaya di lapangan aja" gerutu Anin. Lalu mengelap wajah nya dengan handuk halus yang ada di kamar mandinya kemudian keluar.

Ocha yang melihat Anin keluar dari kamar mandi segera menghampirinya.

"Aninnnn... Lo tau gak? Kalo Vina mau balik ke Indonesia dan dia udah naik pesawat" dengan mata berbinar Ocha memberitahu Anin.

Ocha pikir Anin akan sebahagia dirinya bahkan lebih,tapi ternyata dugaan nya salah ekspresi Anin nampak biasa aja.

"Teruss?" Jawab Anin datar.

"Ko lo B aja gitu? Lo gak seneng Nin Vina balik?" dengan wajah cemberut.

"Gue seneng ko!" Berjalan menuju meja riasnya. Kemudian Anin duduk dan mengaplikasikan beberapa produk skincare di wajahnya.

"Kalo seneng, kenapa ekspresi lo datar gitu?" Tanya vina mendekat.

"Ya karna gue udah tau Ichi Ocha...." Tersenyum meledek.

"What? Jadi lo udah tau dan lo diem aja gitu, gak ngasih tau gue" cerocos Ocha.

"Apa sih orang gue juga baru tau tadi. Pas gue liat handphone gue, ternyata ada banyak banget panggilan dari Vina. Ya gue telpon balik, terus dia bilang mau ngasih kabar kalo dia mau balik ke Indonesia. Yaudah gitu aja lagian kan gue belum keluar kamar jadi gimana gue mau ngasih tau lo?" Jelas Anin panjang lebar.

"Ya lo kan bisa teriak manggil gue!" ketus nya.

"Enak aja gue bukan lo ya, yang suka teriak-teriak ke orang utan tau gak!" ledek Anin.

"Apa lo bilang gue kaya Orang utan" membulatkan matanya, lalu menggelitiki Anin yang sudah berdiri.

"Nih rasain nih" Ocha terus menggelitiki Anin.

"Aaaaa... Ampun Cha ampun. Hahahh" Anin berlarian dikamarnya, lalu ia keluar dari kamarnya untuk menghindari Ocha.

"Aninn jangan kabur lo!!" Teriak Ocha.

"Haha... Dasar orang utan!" Anin berbalik di balik pintu kamar mengatai sahabatnya, lalu kabur menghindari amukan Ocha.

"ANINNNN!!!" Mengejar Anin ke luar.

Anin menapaki anak tangga dengan sedikit berlari sambil tertawa puas sudah mengatai Ocha dan membuat sahabatnya itu marah.

Namun karna tidak pokus dengan jalan yang ia lalui sampai ia tidak sengaja menabrak seseorang yang berada di depan nya.

'Brukk' Anin menabrak dada bidang seorang pria yang ntah siapa?

Pelan Anin mengangkat kepalanya dan melihat dengan jelas paras pria yang dua tahun ini ia rindukan. Anin membulatkan matanya menatap mata hitam didepannya, namun semakin lama mata indah Anin berembun hingga membuat air matanya menetes begitu saja.

Ocha yang berada dibelakan Anin pun berhenti ditempat,Ocha terkejut melihat Bastian sekarang ada didepannya.

"Bastian?" Mulut Anin mengucapkan dengan bergetar, membuat jantungnya berdetak sangat kencang.

"Hai?" Sapa Bastian dengan tresenyum manis.

Suara itu membuatnya tidak bisa mengatakan apapun. Air mata yang terus saja luruh membasahi pipi mulus Anin, membuat tangan Bastian terangkat dan menghapus air mata Anin. Namun bukan nya berhenti mengalir, air mata itu semakin deras. Namun dengan cepat Bastian memeluk wanita yang sangat ia ridukan selama ini.

Bastian sangat mencintai Anin bahkan perasaan nya tak pernah berubah selama ia di Australi. Bastian selalu memikirkan dan merindukan Anin, bahkan saat Bastian diminta belajar di luar negri itu membuatnya merasa berat harus berjauhan dengan Anin. Maka ia memutuskan untuk bertunangan dengan Anin, agar di antara keduany sama-sama terikat dan menjaga hati masing-masing.

Namun ntah kenapa Bastian jarang memberi kabar pada Anin selama di Australi. Itu hanya Bastian dan Author yang tau😁

"Aku kangen sama kamu Nin" ucap Bastian memeluk Anin.

"Kamu jahat Bas!" lirih Anin.

"Maaf tolong maafin aku Nin" jawab Bastian pelan, mengelus-elus rambut panjang Anin.

Anin melepas pelukan nya menatap pria didepannya dengan tajam.

"Kamu pulang, kenapa gak ngabarin aku?" dengan suara serak has orang nangis.

"Kejutan dong sayang, kenapa gitu sih ngeliatinnya? Kamu gak kangen apa sama aku?" Goda Bastian dengan wajah dibuat cemberut.

Anin langsung memeluk Bastian dengan sangat erat.

"Sangat, aku sangat merindukan kamu" ucapnya dalam pelukan Bastian.

Ocha dan mama Alin yang melihat pemandangan didepan nya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.

......................

Author juga mau dong dipeluk😁

Tinggalkan jejak kalian ya,like vote dan hadiahnya jangan lupa komennya.... Biar author makin semangat nulisnya😊 Terimakasih❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!