KALAH SEBELUM BERTANDING
01
PESANTREN TERNAMA DI SALAH SATU KOTA NEGARA INDONESIA
Kisah bermula pada tahun 2018 saat memasuki pendidikan pesantren
Dwi Andini
"Tak kusangka ini semua terjadi,aku menaruh hati padanya."
Dwi Andini
"Aku benar-benar mengaguminya,Sifat tawadu' yang ada pada dirinya membuatku tumbuh rasa."
Dwi Andini
"Aku diam-diam berharap dan berdoa kalau dialah jodohku nanti,tapi bagai di sambar petir disiang bolong aku tahu kalau dia sedang memperjuangkan wanita lain."
Dwi Andini
"Ketika dia berbicara denganku dengan tutur kata yang sopan dengan nada yang sedikit gurauan,Rasanya sakit sekali."
Di salah satu kursi panjang di samping dhalem pondok yang sengaja di sediakan
Agam Satya Putra
Boleh aku cerita sedikit denganmu?
Dwi Andini
"Aku terlonjak kaget karna dia tiba-tiba berbicara denganku,tanpa ku sadari saat ini hanya ada aku dan dia, Sebelumnya tadi ada empat orang tapi kenapa sekarang hanya berdua? kemana yang lainnya?"batinnya
Agam Satya Putra
Aku sudah menganggap mu temanku jadi aku bisa bercerita hal ini padamu.
Dwi Andini
"Dia berbicara penuh kebahagiaan diiringi kekeh han kecil khasnya.Membuatku terpana beberapa saat."
Agam Satya Putra
Aku mengangumi seseorang,Cara dia berbicara cara dia tersenyum benar-benar membuatku tertarik.
Dwi Andini
"Kenyataan itu membuat cintaku runtuh seketika,Aku berpura-pura bahagia dan mencoba menjadi pendukungnya, Walaupun hati ini hancur."
Agam Satya Putra
Hahaha,Aku memberi tahu kamu rahasiaku sekarang gantian dong
Dwi Andini
Aku juga mengagumi seseorang,tapi biarlah aku dan Allah yang tau.
Dwi Andini
"Ekspresi kecewanya itu membuat ku terkekeh kecil "
Dwi Andini
"Saat itu juga aku berhenti mengharapkannya."
Dwi Andini
"Aku berhenti berjuang,Doa ku yang kemarin yang berharap dia jodohku sekarang digantikan dengan semoga dia selalu bahagia dengan wanita pujaan hatinya."
Dwi Andini
"Biarlah semua berlalu begitu saja aku mengaku kalah sebelum bertanding.".
Dwi Andini
"AKU MENYERAH."
Dwi Andini
"Aku pernah berfikir ingin mengungkapkan rasa tapi aku sadar dia ada yang punya, Kenyataan itu benar-benar membuat ku terpuruk."
Dwi Andini
"suatu hari aku mendengar langsung darinya bahwa dia telah putus asa dan perjuangannya sia-sia, Hatiku kembali berbunga mengharapkan cinta yang ku damba."
Dwi Andini
"Tapi memendam tetaplah memendam perasaan yang sudah lama tersimpan tak bisa tersampaikan, pada seorang insan yang juga hamba Allah."
Dwi Andini
"Aku tak tahu nama siapa yang iya langit kan tapi kuharap yang terbaik dari apa yang ditakdirkan."
Dwi Andini
"Aku ragu bahwasannya dia sudah tahu kalau aku menyukainya tapi sikapnya seperti tidak terjadi apa-apa, Aku takut dia terganggu akan perasaanku namun aku juga tidak bisa mengelak kalau aku berharap dia bisa mencintaiku."
Dwi Andini
"Cinta? Satu kata yang ada dan membuatku bahagia juga bisa membuatku berduka, Rindu? Kata yang membuatku menarik nafas panjang karenanya, rasanya sesak membuatku mampu bertahan dalam sakit yang mendalam, Sakit. melihatnya ada namun menganggap ku tiada."
Dwi Andini
"Ingin bicara tapi rasanya hampa,Kenapa sesakit ini? Menempatkan diriku dalam kesakitan yang menyiksa melihat dirinya bagai bayangan yang nyata,Ada namun tak bisa kuraba."
Dwi Andini
"Aku juga ingin bertanya siapa yang salah di sini aku atau dia atau juga yang di sebut cinta?"
02 Finish
Dwi Andini
"Aku ingin menulis untuk sekian kalinya,Ini tentang dia satu orang yang sama."
Dwi Andini
"Satu orang yang ku sebut dalam setiap kesempatan,Aku cinta dia! itu kata yang kerap kali keluar lewat pena.Namun. nama itu tak mampu lagi untuk ku ucap,Aku tidak berani."
Dwi Andini
"Setiap kali aku bertemu dengannya,aku diam.Memikirkan apa dia juga memiliki perasaan yang sama denganku? Setiap kali aku menyebut namanya tak luput ku ujar perasaan terpendam ini, sungguh membuatku tak nyaman.Aku ingin bebas,aku juga ingin merasakan dicintai, memendam rasa seperti ini membuatku terbelenggu dengan banyak pertanyaan."
Dwi Andini
"Mudah sekali ku ucap bahwa aku akan mencari cinta yang lain,Tapi kenyataannya berbeda, Hatiku yang memilih hatiku juga yang menetap walau aku ingin pergi."
Dwi Andini
"Harapanku kandas saat dia tak lagi peduli,Saat kita berpura-pura tidak saling mengenal."
Dwi Andini
"Aku tahu kamu tidak peduli,aku tahu!"
Dwi Andini
"DIA MENCINTAIKU?"
Dwi Andini
"Tubuhku bergetar hebat mendengar kalimat itu."
Dwi Andini
"Hatiku bergejolak mendengarnya,Tapi ada alasan kenapa aku dan dia tidak bisa bersama,Aku tak tahu alasannya seperti apa.Jika mereka mengatakan aku harus pergi maka beritahu aku kenapa? Agar aku bisa punya alasan mengubur perasaan ini."
Dwi Andini
"Sudah cukup! Aku sudah lelah menerima rasa pahit ini berkali-kali,sudah cukup membuatku menderita sedemikian rupa."
Dwi Andini
"Aku merindukannya! kalimat yang selalu membuat napas ku sesak kalimat yang selalu ku tulis di kertas putih mungkin tanganku bosan menulis huruf yang sama,Atau mungkin seluruh tubuhku juga letih? Tapi tidak dengan hati.Andaikan luka ini seperti aliran air ingin ku perbanyak hambatan untuk waktu yang lama,"
Dwi Andini
"Ingatan, kemauan dan sikap! Tapi kenapa hati yang mendominasi? Ataukah aku sudah mulai tidak waras? Ayolah,aku sudah lelah."
Dwi Andini
"Ini sia-sia! ketika mataku terpejam kenapa wajahnya selalu muncul? Otak dan hati masih saja bertengkar kapan mereka akan berdamai? Dan bersatu memperbaiki kekeliruan ini."
Dwi Andini
"Kalimat bahwa dia mencintai aku ternyata itu hanya penghibur semata,Nyatanya dia yang selalu ku imajinasikan melambai pergi memilih dengan orang terbaik pilihannya."
Dwi Andini
"DENGAN INI AKU MENYERAH."
Dwi Andini
"INI SUNGGUH PENGALAMAN YANG SANGAT LUAR BIASA, SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK AKAN BISA MELUPAKAN KISAH SEDERHANA INI."
Dwi Andini
"ENTAHLAH INI MUNGKIN PESAN DARI YANG KUASA BAHWA CINTA KEPADA MAKHLUKNYA TIDAK AKAN SEMPURNA."
Dwi Andini
"TAHUN DEMI TAHUN AKU LEWATI DENGAN MENDEKAT KAN DIRI KEPADA TUHAN KU,FOKUS DENGAN PENDIDIKAN."
Dwi Andini
"AKHIRNYA RASA ITU BENAR-BENAR HILANG SEPENUHNYA, TENTUNYA AKU SANGAT LEGA SEKALIGUS BAHAGIA."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!