"Astaga ini sulit"ucap Agus. Sahan menggosok hidungnya,ia mengeluarkan penyumpal telinga karna teman-teman nya mungkin akan berteriak sebentar lagi.
Dia menggulirkan pandangan ke meja sebrang yang juga memainkan hal sama saling melempar dadu untuk gems monopoli yang akan menghabiskan waktu mereka.
Sisa dari jam pelajaran yang sia-sia ini,telah menghabiskan uang bulanan yang di beriakn kepada sekolah-sekolah karena mereka tidak belajar dengan benar.
Pikiran Sahan mulai kacau,ia tidak bisa tenang setelah semalaman mendengar kabar dari Crsystl bila Dirgan kekasihnya,akn kembali ke sekolah setelah cuti setahun lamanya.
Peria berambut hitam itu menjadi pacar sahan dengan sebuah keterpaksaan yang.Di tekanan oleh Dirgan peria tersebut terobsesi pada mahluk cantik bertubuh ramping dan rambut sebahu ini.
Masa-masa semenjak sahan menginjak jam sepuluh itu sangat lah suram.Sebab Dirgan mengejarnya untuk menjadi kekasih hati tanpa persetujuan dirinya.Dirgan selalu memaksakan kehendak kepada Sahan dan membuat wanita ini menderita selama berbulan-bulan lamanya.
Kemudian pada suatu hari,Dirgan mengalami kecelakaan hebat sehabis balapan motor di jalan raya bersama dengan geng miliknya,peria ini jatuh koma serta melewatkan sekolah selama satu tahun.
Akan tetapi,sekarang Dirgan di kabarkan akn kembali ke sekolah.Semua anggota geng nya akn menyiapkan pesta secara besar-besaran untuk menyambut Dirgan.Tak heran jam pelajaran pun kacau sebab para guru sibuk mempersiapkan kedatangan Dirgantara ank-ank dari kepala sekolah yang sangat di banggakan.
Setengah siswa yang disini pun,merupakan anggota geng yang mau-mau saja di suruh Dirgan.Sahan terkadang tidak mengerti, organisasi siswa intra sekolah saja anggota nya masih kurang serta belum banyak peminat,karna geng Dirgan sudah mengelolah dengan baik.
Kepala sekolah dan guru tidak banyak yang berbicara tentang komunitas yang Dirgan dirikan.Mereka membantu cukup banyak,Sahan bisa akui itu.
Namun satu-satunya yang menjadi kendala Sahan sekarang, adalah dirinya dan Veri.sahan ingin putus dengan peria ini dua bulan yang lalu karena Veri merupakan cowok bajingan yang berselingkuh sebanyak tiga kali.Tapi terus saja Sahan terus terpaksa dengan Bungan ini.
Akan seperti apa hubungan Sahan dengan Dirgan tahu Sahan punya kekasih lain saat dirinya koma,akankah Sahan mendapat siksaan di mana dirinya akn memilih keluar dari sekolahan saking tidak sanggupnya menghadapi peria tersebut?
"Sahan"teriak Agus,Sahan sepontan melepaskan earphone seba suara Agus yang mendengung ini membuat nya langsung mengorek telinga.
"Apah sih Gus"
"Ada siswa baru nih kata Bu Novi,sana kekantor hus"ucap Agus,Sahan langsung membuka grup chat di telegram kelas dua sosial dua di mana dirinya di panggil Wali kelas untuk mengantar siswa baru untuk berkeliling sekolah.
"Cowok nih Sahan,nanti kalau ganteng panggil aku ya"lontar Lisa.Sahan hanya memutar mata jengah untuk teman-teman nya yang tengah bermain kartu serta melakukan taruhan besar dengan saling menjatuhkan harga diri bila mereka kalah.
Entah lah,Sahan tidak pernah tergoda ikutan kaya begitu.Ia menyusuri koridor lantai dua sembari menilik ke arah gedung sains yang sudah terhias banyak balon gas,ucapan selamat datang dan keretas hologram terang yang ikut merayakan meriahnya suasana.
Andai saja semuah tahu,sipat seseorang Dirgantara ini pastinya hanya membuat mereka mual.
Sekolah terkenal di kota purple winter ini sangat luas,ada enam gedung yang terbagi antara gedung sains, sosial,ruang guru,dan serta gedung perpustakaan,ruang OSIS dan ruang laboratorium kemudian dia gedung lainnya di biarkan terbengkalai.
Konon katanya,di gedung sayap kanan yang paling angker,sebab ada hantu siswa yang bernama Siska yang terus menampakan diri dengan seragam yang bersimbah darah ini,telah di sulap menjadi ruang milik Dirgan serta markas milik gengnya.
Sahan tidak tahu isi gedung sayap kiri,karna setahu nya,tidak ada yang pernah siswa masuk kedalam gedung tersebut selain Dirgan yang pernah memeriksa nya satu kali.
Sesampai nya di ruang guru,Sahan menyisir rambutnya kasar,seta merapihkan seragam nya .
Begitupun dengan dia masuk kedalam ruangan dengan sambutan kericuhan para guru seba mereka harus memulai jam pelajaran.Namun semuanya tertunda hanya acara penyambutan anak kepala sekolah.
"Oh..Sahan kemari nak"panggil Bu Novi Sahan lantas menghampiri Bu Novi yang sedang berhadapan dengan siswa asal sekolah luar kota.Calon siswa purple winter ini menelisik Sahan sebagai ketua kelas yang akn mengantar nya berkeliling.
Atau lebih,tepat nya sebagai calon anggota geng Dirgan.Terlihat dari berpakaian peria ini.Wajah yang babak belut dengan seragam yang berantakan membuat Sahan memberikan nilai C bagi karakter listrik siswa baru ini.
"Perkenalkan namamu Sahan"ucap Bu novi.Lantas Sahan menjulurkan tangan nya kepada siswa baru yang menyambut lengan lentik dan harum tersebut.
"Halo,aku Sahan ketua kelas sosial dua yang akan membatu mu disini.Kamu bisa memberi tahu aku kali ada masalah disini"jelasnya
"Halo,aku Degun terima kasih sudah mau membantu"timpalnya.Lantas mereka berdua pergi meninggalkan ruang guru sebab berisik nya minta ampun,apalagi Pak Herman yang perotes lantaran lapangan tempat ia mengajar olahraga itu malah di kotoran dengan spray permanen warna-warni.
"Abaikan kericuhan yang terjadi"ucap Sahan
"Sepertinya aku ada masalah di sini"ucapnya polos,Shan menganggukkan kepala,ia berjalan beriringan dengan murid baru masuk kedalam kelas terlebih dahulu, kemudian memperkenalkan sekolah setelah kondisi kondusif
"Ya, anak kepala sekolah akan datang,entah lah kamu gaakan pernah paham,nanti aku akan jelaskan,sekarang kita mau tur di mulai dari kelas dulu"ucap Sahan
Satu hal yang menjadi kesenangan tersendiri bagi nya.Ya itu menyambut murid baru atau pindahan,serta memper kenalkan kelas yang sudah mendapatkan banyak piala penghargaan.
"Woi turun"teriak siswa
Sahan dan Degun pun sempontan menoleh kepada para siswa yang berteriak di tengah lapangan.
Sontak,saja siswa lain yang berada di kelas pun berhamburan Karan suasana berubah menjadi geger sebab seorang siswa berdiri di atas gedung sosial.
Sahan bahkan terpengaruh saat tahu.Billa ada teman sekelasnya yang ada di atas atap tersebut sambil berteriak kuat dengan seragam lusuhnya.
"Intan!"teriak Sahan.Ia melangkah kan tungkai naik keatas gedung saat siswa lain saling berteriak Tampa melakukan apapun.
Detik berikut nya guru ikut berhamburan,Sahan sekuat tenaga menaiki ank tangga untuk mencapai atap gedung lantai lima.Ia tidak sadar bahwa Dageun ikut mengejar Sahan naik keatas.
"Intan"panggil Sahan.Pemilik nama min menggulirkan pandangan kepada Sahan yang baru saja sampai di atap.Sahan mencoba mengatur napas nya serta mematri atensi intens kepada Sahan yang sesegukan.
"Ke-kemari intan,menjauh dari sana bahaya"lirih Sahan.Baru ingat olehnya,Intan terlihat murung beberapa hari ini.Ia juga mengajak Sahan untuk berbicara hanya saja Sahan menundanya sebab sama ia juga kalut memikirkan Dirgan.
"Aku sudah muak Sahan"lirih intan.Sahan menelan selipah nya kuat.Ia perlahan mendekati intan yang semakin mendekatkan diri dengan kematian.
"Tidak masalah, bicarakan dengan ku.Kita akan menyelesaikan nya ok."bujuk Sahan.Intan menggelengkan kepalanya,tidak ada lagi tempat untuk dia hidup.
Keluarga nya akn malu dan semuah teman-temannya akn merundung intan.Permasalah ini akn hilang bila dirinya mati.
"Aku hamil,aku harus mati"lirih intan
Sahan terpaku diam,ia tidak tahu harus memberikan reaksi apa kepada Intan yang pintar dan lugu.Hobinya bermain keperpustakaan serta ia tidak mempunyai pacar maupun banyak teman.
"bagai mana bisa"Hanya kata tersebut yang bisa Sahan ucap kan.Tidak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran nya,bahwa intan akn terjerumus dalam pergaulan bebas.
"Setidaknya seorang harus tahu"Intan memejamkan matanya,bersamaan dengan teriakan siswa serta langkah Sahan yang melaju cepat.
Ia meraih tangan Intan,tepat saat intan merasakan kebebasan dan melayang dengan damainya,hingga intan membuka mata saat tubuhnya bergelantung pasrah.
Ia menengadah kepada Sahan yang hampir terbawa,meski Degun membantu menahan bahu wanita tersebut.
"Lepaskan Sahan"ucap Intan.
"Tidak kina bisa membicarakan ini.Akku akn menjadi pendengar yang baik untuk mu".Lirih Sanan.
"Telat Sahan,..... jangan berpura-pura menjadi ketua kelas yang baik.Andai saja kau mendengarkan aku kala itu,mungkin tidaakan seperti ini jadinya"lirih Intan.
Ia merogoh saku serta mengeluarkan pisau lipat dan sama Degun melebarkan matanya.
"Lepaskan Sahan"tekan Degun
"Aku minta maaf aku akan mendengar kamu.Cepat genggam tangan ku kuat aku akan-Arkhh!"Sahan mengerang saat pisau menyayat pergelangan lengan atas nya.
Di mana Sahan meneriakkan nama seorang siswa yang menjatuhkan diri setelah merasa bila teragedi yang menimpanya ini.Ia tidak memiliki seorang pun bersamanya.
Intan sebenarnya hanya butuh teman untuk bercerita.
****
"Selamat datang!"Sambut para murid serempak.Dirgan memamerkan gigi dengan kedua sudut bibirnya naik keatas dengan sempurna,saat dia mendapatkan meriah dari semua siswa.
Teragedi dua hari lalu yang intan di sekolah**********di gedung sekolah memang masih penyelidikan polisi.
Namun acara penyambutan seperti ini tidak bisa di batalkan ketika mereka sudah menyiapkan pesta.
Acara yang di persembahkan untuk Dirgantara kembali bersekolah ini pun berlangsung meriah.
Mulai dari sesi makan bersama,serta pesta minum soda di jam pelajaran yang lagi-lagi terpotong,yang menjadi kesenangan tersendiri bagi para murid.
Sekolah pun tidak menunjukkan kedudukan nya terhadap salah satu siswa nya yang meninggal.
Peria berambut hitam legam dengan monolit coklat pekat ini sedang mendengar kan cerita keseluruhan mengenai intan yang mengakhiri hidupnya di sekolah.
Rahang tegas dengan bibir tipis dengan hidung nya yang mancung ini,telah memikat banyak haum hawa meskipun Dirgan sudah terpaku sama satu wanita yang tidak menjenguk saat ia sakit.
"Sehan terluka"tanya Dirgan
"Iya beberapa murid murid melihat dengan jelas,Sahan dan murid baru berusaha menariknya,namun intan malah mengeluarkan pisau serta melukai lengan sehan hingga genggamannya terlepas."papar Ari
Dirgan menganggukkan kepalanya.kemudian ia pun menuju ke gedung aula bersama siswa yang mengikuti sebab ia rindu bersama bos besar mereka.
Sehan tengah menghadapi interogasi ringan setelah mendapat izin dari sekolah dan keluarga dan kepala sekolah.Namun sampai saat ini,Sahan belum mengatakan apapun yang membuat penyelidikan puas.
"Siapa peria yang di sampingnya"ucap Dirgan
"Ah,ia siswa baru yang namanya Degun,Sahan mau mengajaknya ke kelas sebelum kejadian itu terjadi"jelas Redi.
"Bagai mana kau tahu?"
"Degun sudah menceritakan apa yang dia lihat,namun Sehan butuh waktu.Hari kemarin bahkan dia pingsan,setelah menangis histeris"jelas Rendi
Dia menghela napasnya,ia memateri atensi intens terhadap Sahan yang tidak berubah sedikitpun kecuali rambutnya yang menjadi pendek.
Sahan kau lebih cantik seperti sekarang ini,perona bibir pencahayaan bahkan menarik Dirgan untuk segera memeluk Sahan yang membutuhkan bantuan di atas panggung sana.
"Jawab kesaksian anda di butuhkan Nona Sahan"bentaknya.Polisi satu ini benar-benar sudah tidak sabar sebab mereka belum membuahkan hasil apapun karna Sahna diam terus.
Sahan mempertimbangkan,intan temannya itu tidak membicarakan ini kepada siapapun.Karna intan ingin membicarakan banyak hal hanya kepada Sahan
Ia tidak mungkin membicarakan bila intan******karna dirinya hamil.Kemudian intan tidak mempunyai teman bercerita,sebab Sahan menolak nya.
"Dia seperti tertekan bos.Apa kau akan menemuinya"ucap Ari
"Tidak,aku ingin Sahan yang menemui ku terlebih dahulu.Biarkan saja ini akn menjadi pelajaran,bagi dirinya.Bila ikut campur urusan orang lain.Sahen seharunya tidak perlu menghalang-halang orang yang mau mati"
*****
"Sudah Sahan Lo lama-lama bikin gue gemes yah"ucap Agus mengusap kepala Sahan sebab wanita periang ini sudah satu Minggu terlihat murung.
Sebab ia tidak makan dan tida melakukan aktivitas seperti teman-teman lainya.bayu dan Lisa,ceristal pun merasa khawatir dengan keadaan Sahan.
Karna Sahan masih membayangkan, teragis nya intan meng akhir hidupnya.Sahan masih bisa melihat dengan jelas, bagaimana kedua kaki dan kepala Intan patah terantuk pada air pancuran kolam sekolah.
Sahan benar-benar tidak percaya ia hanya melamun dan meneteskan air mata.Seharusnya ia mengobrol dengan intan serata tidak menghindari teman nya itu.
Orang tua Sahan pun sudah mengabari Dirgan sebab anak nya mengurung diri di kamar.ia tidak makan dan berbicara.
Dirgan yang awalnya akan jual mahal,ternyata harus masuk ke gedung sosial,menghampiri Sahan yang tengah mendapatkan perhatian dari teman-teman nya.
Agus dan lain akhirnya mengundurkan diri, mereka memberi ruang untuk Dirgan mencoba memberikan hiburan kepada Sahan.
"Hai sayang..."sapa Dirgan.Sahan lantas menggulirkan pandangan lesu kepada neraka nya yang sudah tiba di sekolah,peria tampan yang menjadi iblis baginya ini pun hampir Sahan lupakan bila ia kini sudah berada di hadapan nya.Sudah berkembali ke sekolah.
"Lama kita tak bertemu,ayao kita berbincang"ajak Dirga.Dia menarik pergelangan lengan Sahan hingga wanita tersebut meringis saat Dirgan tidak sengaja menggenggam lukanya.
Dirgan kemudian menurunkan genggaman pada jemari Sahan serta menyert wanita ini untuk mengisi perut ke kantin.
"Kapan kamu masuk sekolah"lirih Sahan
"Sudah empat hari,aku kira kamu sama seperti orang lain,akan menyambut aku"ucap Dirgan.Ia menarik kursi kosong untuk Sahan yang menundukkan diri.
"Kamu mau makan apa?"ucap Dirgan
"Aku galaper"sahut Sahan
"Benarkah?sekarang kamu kelihatan jelek"Sahan tidak menanggapi apa yang Dirgan ucapkan.
Dirgan kemudian memesan dua makanan kesukaan Sahan,dan coklat mint minuman yang tidak pernah bosan Sahan pesan.
Dia duduk berhadapan,dengan orang yang dia rindukan.Setiap saat dirinya pikirkan hanya Sahan.Siapa yang tidak tahu kisah cinta mereka sewaktu kelas sepuluh.
Mungkin para siswa mengira hubungan mereka karena semenjak Dirgan berhenti sekolah,dan Sehan terlihat dengan Veri.
Dirgan akn memuaskan hati menatap intens Sahan meski wanita tersebut malah mengalihkan pandangan ke atap gedung sosial dengan manik yang teru saja basah.
Lamunan Sehan kemudian terbuyarka oleh dua piring nasi ayam dan kol dengan ekstra pedas yang sering iya pesan.Kemudian satu mangkuk bakso yang di tambahkan coklat mint tersaji di depannya.
"Makanlah"ucap Dirgan
"Aku tidak laper"
"Lakukan untuk ku.Makan atau aku paksa"ucap Dirgan.Sahan menghela napasnya.Ia meraih sendok dan serta menyendok nasi dan mencampurnya dengan kuah bakso.
Ia melahap lemas makanan tersebut sebab Dirgan akn menyumpelnya jika tidak menuruti nya.
Dirgan menyodorkan garpu yang Sahan terima.Ia menusuk bakso dan membelah nya lemas.Makann yang enak menurut Sahan bila sedang pusing ini tiba-tiba saja membuatnya tertegun.
Ia menatap.Daging cincang yang berhamburan keluar setelah ia membelah bakso tersebut,mengingatkan Sehan kepada kaki intan.Bagai mana dengan janinnya.
Pasti terkoyak oleh benturan,bayi di dalam nya hancur lebur sebelum daging cincang yang sedang ia lihat.
Sahan melepaskan sendok dan garpu tersebut setelah mendapat serangan panik yang membuat kedua tangan nya gemetar.Ia meraih gelas coklat mint dengan cemasnya,hingga tenggorokan Sahan memanas ketika air dalam gelas tersebut menjadi merah pekat seperti darah.
Makanan dalam tubuhnya terasa naik kembali ,kepala Sahan terasa pusing.Ia dengan cergas berlari ke wastafel di belakang kantin.Memuntahkan semua makanan yang baru saja masuk kedalam tubuhnya.
Dirgan yang menemaninya jelas tahu.Sahan lama-lama bisa gila bila memendam nya sendiri.Dirgan akn mencoba untuk bersabar menghadapi pacarnya yang kerisi mental.
Ia mengusap punggung Sahan lembut serta mengerenyit sambutan untuk kekasihnya yang lama tidak iya jumpai ini.Tidak berkesan sama sekali.
"Sahan kau hatus-"
"Argh....menjauh dariku baj***n ini semua gara-gara Lo"
Dirgan mengusap suraynya Frustasi saat Sahan berteriak di hadapannya.Sabun cuci tangan pun menetes lengket dari seragam Dirgan ketika Sehan melemparnya dengan sebotol cairan tersebut.
Untung saja,guru Novia yang berada di sekitar Sanah pun langsung menghampiri dan memeluk Sahan yang menangis histeris.
"Dirgan,bawa dia ke UKS"titahnya,Sahan menggeleng cepat serta berteriak tatkala Dirgan menyentuhnya.Dia bahkan tak menghindarkan apapun selain mengangkat Sehan yang memberikan tamparan serta pukulan kuat pada dadanya.
Sehan sudah menggila tiga kali di sekolah.Semua siswa hampir mengira Sahan gila seba hanya dia satu-satunya yang tahu kenapa intan meninggal.
Rahasia yang di pendam sendiri atas kematian intan,jelas merupakan beban berat bagi Sahan.Meski bukan hanya dia yang mendengarkan apa yang terlontar dari mulut Intan.
Degun pun si anak baru mendengarnya dengan jelas, hanya saja dia menunggu Sahan mengatakan nya terlebih dahulu.
Bila memang Sahan tidak kunjung mengatakan nya,itu berarti memang di rahasiakan.
"Bagai mana Degun"tanny Bu Novi.Degun menghela napasnya berat,ia menatap sejenak,kontak yang menjadi sebab kenapa dirinya ada di sini.
Degun merupakan siswa pindahan sebab ia di duga sudah melakukan penindasan, pelecehan,merokok,mabuk dan melakukan tindakan keriminal.
Bu Novi sebagai wakil kepala sekolah serta merupakan walikelas sosial dua ini,telah mengundang Degun untuk menyelidiki perkara yang terjadi di sekolah purple winter.
Degun berpenglaman dalam penyelidikan.Ia sudah membantu para detektif memecahkan kasus di kompleks rumah nya.
Meski beberapa bulan kemudian kasus-kasus yang mencoreng nama baik Degun pun,telah membuatnya telah di cap menjadi siswa yang harus di keluarkan.
Untung saja Bu Novi pandai mencari orang,dan mau menampung Degun di sini.
"Aku tidak ingin terlibat lagi dalam masalah Bu guru,biarkan aku lulus dengan tenang.Atau lebih baik aku gasekolah lagi saja"jelas Degun
"Aku akan membuatmu lulus dengan cepat,itu persyaratan dari Ayah mu agar kau bisa pulangkan"sahut Bu Novi.Daegun mematri atensi intens kepada Bu Novi yang mengulas senyuman samar.
Dia benar-benar tahu apa yang sedang di hadapi Dageun sampai memangpaat kannya seperti ini.
"Mabuk?merokok?pelecehan?Aku akn menghapus semu rumor itu untuk mu dan mengganti nya untuk Ziya"tegas Bu Novi.Degun mengeraskan rahangnya ia mengepal erat takala Bu Novi beranjak bangkit dan menyodorkan kontak keduanya semakin dekat kontrak perjanjian keduanya.
Di mana Degun akn menyelidiki tentang korupsi serta kematian intan yang membawa nya kemeja hijau.
Guru Novi terlihat sibuk,lantaran ia pun harus kembali ke ruangan UKS di mana Sahan masih merintih pelan dan di temani teman-temannya.
Sahan tidak kuat kala bayang-bayang intan menghantuinya.
"Kamu bisa gila Sahan,jangan memendam nya sendiri"ucap Lisa.Iya memeluk Sahan yang melirih.Likiran nya kacau Karan hanya Dirgan yang ia lempar hanya pakay botol sabun ini pun berkecamuk menjadi satu.Sudah jelas,peria itu akan sangat marah besar.
"Sudah cukup Sahan,tidak masalah membaginya dengan kami"lontar Bu Novi.Ia menutup pintu UKS serta mendudukkan diri di hadapan Sahan yang sesegukan lemas.
"Tidak masalh membicarakan nya dengan kami, karna jika kamu mengatakan apa yang kamu tahu,ini akan mempermudah para penyelidikan untuk mengungkap kan kematian intan"jelasnya
Bu Novi mengusap kedua pipi Sahan dengan mata bengkak nya.Sahan terlalu banyak menangis.Ia di hantui tau wajah intan sebelum dia berakhir hancur di kolam ikan.
"Orang tuanya membutuhkan kejelasan Sahan.Mereka haru tau,kenapa mereka bisa kehilangan putri mereka.kami harus tahu agar intan tenang di sana.jelas Bu Novi
"Tapi intan hanya ingin membicarakan ini dengan ku.Dan,aku.......tidak mendengarkan dia.Aku menghindarinya karna aku sedang emosi"rintih Sahan
Ia memejamkan matanya yang terasa perih,tapi tidak bisa nenagis kepergiannya.Belasan menit Sahan sesegukan hingga air mata nya kering.
Dirgan pun ikut masuk ketika Sahan sudah dalam keadaan tenang dan dia sudah berganti pakai baju olah raga.
"Bagaimana?"tanya Dirgan
"Belum,Sahan baru berhenti nangis"ucap Agus.Keempat temannya tahu persis bagai mana,Sahan menderita waktu kelas sepuluh dahulu oleh Dirgan.Mereka jelas,tidak menyukai peria itu.
"Biar aku yang berbicara dengan nya,kalian boleh tunggu di luar,Sahan butuh ketenangan"ucap Dirgan.
Dia memegang kedua bahu Sahan yang bersandar pada Ceristal.Sahan celingukan sebab temanya termasuk guru Novi pergi keluar dari ruangan yang menyisakan dirinya dengan seorang iblis.
"A-aku minta maaf mengenai tadi"ucap Sahan gugup.jangan sampai,ia menambah kepelikan dalam hubungan dirinya dengan Dirgan serta memburuk berbagai keadaan.
"Tidak masalah"sahut Dirgan.Ia mengusap kedua sudut mata Sahan yang semakin membengkak dan tambah besar.
"Aku akn menyuci baju seragamu nanti"ucap Sahan
"Deil"Dirgan menundukkan kepalanya di hadapan Sahan.Menggeserkan kursi tersebut mendekat serta mengungkung Sahan serta menggenggam samping kasur pasien.
"Ayah intan kemarin mengamuk di ruang guru,dia ingin penjelasan soal kematian ank nya.ibu nya sering pingsan karna ia tidak terima putri nya meninggal tanpa sebab.Ini bukan mengenai sebuah rahasia Sahan,melainkan kebenaran.Mereka ingin tahu apa yang terjadi dengan intan,supaya ia bisa beristirahat dengan tenang"jelas Dirgan
Ia mengulas senyum nya tatkala melihat bibir bergetar Sahan yang tak bisa menahan bulir airnya mengalir deras.
"Aku sedang emosi....I-intan mendatangiku dengan pipi merahnya,dia.......Dia seperti habis di pukul-pukul.Tapi.......tapi aku menghindarinya"ucapan Sahan sesegukan
"Kapan itu"
"Empat hari....sebelum dia******"Sahan memperkuat suara Iskan nya setelah mengucapkan kata yang cukup menyeramkan untuk di lontarkan.
Di mana akhirnya Dirgan pen berdiri serta menangkup wajah Sahan yang terlalu banyak menangis.
"Apalagi"Desak Dirgan
"Roknya berdarah,tiga hari sebelum ia pergi.Aku juga menghindarinya.ku pikir dia datang bulan"lirih Sahan
"Sahan katakan semuanya"
"E-sok nya ia kerumah untuk bicara,tapi....tapi lagi-lagi aku menghindar.Harusnya aku dengarkan dia............Harusnya aku bicra dengan nya"
"Sahan"
"Seharus nya aku gangabaikan dia,ini semua salahku"
"Sahan!"
"Dia tidak punya teman karna-"
"Sahan!"
"Dia hamil"teriak Sahan.Agus dan yang lainnya termasuk.Bu Novi kaget untuk pengakuan Sahan
"Dia mengaku saat mau menjatuhkan diri,dia bilang........Andai saja aku mendengarkan dia.Seharus nya aku tidak boleh emosian dan menghabisi nya seharusnya aku-"Sehan merintih kembali ketika beban di pundaknya tiba-tiba runtuh.
Bersamaan dengan dekpan Dirgan yang mengusap pucuk kepalanya.
"Tidak masalah....ini bukan salahmu"
********
Keesokan harinya,perkara intan pun kembali merebak,kali ini mereka mempertanyakan,siapa periya yang mempertanggung jawab terhadap intan.
Investigasi kembali di buka,semua teman intan mendapat investasi termasuk Sahan yang lemas.
Ia akhirnya ia tidak masuk sekolah,serta di lanjutkan untuk beristirahat di ruamah.Dirgan pun menemani Sahan ketika dia kedatangan tamu yang tak di undang.
Polisi tersebut terus mengorek informasi apa saja yang Sahan ketahui tentang intan, mereka harus cari penanggung jawab dari ank yang intan kandung.
Mungkin,Sahan bisa memberikan informasi lebih"Hanya itu......yang aku tahu"lirih Sahan
"Nona Sahan anda harus memberikan jawaban yang sefesipik untuk kami.Tolong jangan memper sulit katakan yang-"
"Cukup,dia bilang hanya itu"potong Dirgan,ia menatap datar polisi yang baru mendapatkan catatan sedikit dari Sahan.
"Maaf nak Dirgan kami harus-"
"Dia bilang hanya itu,kau tida dengar?Sahan pun masih sakit harus mengingat kesehatannya"Tegas Dirgan
Kemudian polisi tersebut menggulirkan pandangan kepada Sahan yang wajah pucat nya.Ia sudah mengedipkan mata nya perlahan saking berat nya untuk terjaga.
"Baiklah,kami akan kembali bila membutuhkan informasi tambahan,semoga anda lepas membaik"pamitnya.Polisi tersebut akhirnya beranjak bangkit dan pergi setelah dua jam lama nya terus menghujami Sahan dengan pertanyaan.
"Terimakasih...."ucap Sahan
"Tidak masalah aku pun,sama tidak sukanya melihat tatapan nya kepada mu.Terlalu intens."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!