Mereka di pertemukan sebagai dua orang yang tidak mengenal satu sama lain. Namun di pertemuan itu pula membuat seorang Mei Han meyukai Deja. Mei berusaha untuk selalu dekat dengan Deja namun Deja selalu mengabaikan nya, bukan berarti tidak ada yang menyukai Mei.
Hingga ketika Deja mulai menaruh perasaan pada Mei, kekasih masa lalu Deja kembali daei Jerman, Natalie Sara. Akankah Deja tetap memilih Mei yang menjadi tunangan nya atau Natalie yang telah menjadi masa lalu Deja?
"Semua ini hanyalah keterpaksaan, jadi jangan berharap lebih dengan ku ".
Radeja Atmanegara
"Aku tulus cinta dengan mu Deja, aku akan berusaha selalu di dekat mu ".
Mei Han
" Bahkan ketika kamu terus mencintai dia yang selalu mengabaikan mu, kamu tidak menyadari ada cinta yang selalu ada di dekatmu, Mei ".
Haris Sagara
" Di sini aku memang menjadi sahabat untuk Mei dan Kakak sepupu untuk Deja. Namun aku tidak akan segan menghabisi siapa pun yang menyakiti Mei ".
Melisa Atmadja
" Deja apakah kamu merindukan ku? Aku kembali untuk mu Deja ".
Natalie Sara
Sampai jumpa semua sekian prolog nya, Author membagikan sinopsis dan penggalan ucapan dari beberapa tokoh ❤
Kembali lagi di bulan Agustus, See you and love you more 😊
Selamat membaca di sequel kedua dari Arsen 💛
Ia berdiri di depan kaca kamar nya sambil memasang dasi di kerah seragam nya. Mata elang dan wajah dingin nya sangat oriental perpaduan wajah blasteran Indonesia - Belanda dan karakternya dua kali lipat lebih dingin dari ayah nya.
Segera tangan kekar nya menarik ransel hitam yang berada di pinggir meja belajarnya. Ia membanting pintu kamar nya cukup keras bukan karena marah ataupun kesal namun itu sudah menjadikan kebiasaan nya sejak kecil.
Di meja makan kedua orangtua nya sudah bersiap untuk sarapan bersama, "Mama kan udah bilang jangan kebiasaan banting pintu, Deja" ujar Yasmine yang tengah menuangkan orange juice ke gelas Deja.
Deja hanya mengangguk pelan sambil melirik sekilas ke Yasmine, Arsen yang sadar akan hal itu hanya diam dan menampilkan senyum kecil di sudut bibir nya, "Mas kasih tahu anak kamu!" bentak Yasmine.
"Jangan di ulangi lagi Deja" Arsen menasehati nya namun mata biru Arsen tetap setia pada koran yang Ia pegang.
"Iyaa" Deja tetap memakan makanan nya dengan santai.
Yasmine yang semula berdiri di depan mini kitchen langung memberhentikan langkah nya, Ia teringat jika Ia sudah memiliki janji makan malam dengan kolega Arsen, "Deja... " seru Yasmine sambil melepas celemek nya.
"Iya Ma.... " Deja menyudahi sarapan nya dan memilih langsung berangkat sekolah.
"Nanti kamu langsung pulang ke rumah jangan kemana - kemana" titah Yasmine sambil melirik ke Arsen.
Deja menaikan sebelah alis mata nya, " Ada apa emangnya Ma?" Deja membalikan badan nya ke depan Yasmine.
Arsen menutup koran nya dan meletakan nya di atas meja, "Nanti malam kita ada acara dinner ".
" Dinner ? Sama siapa ?" tanya Deja dengan wajah dingin nya.
"Rekan bisnis Papa" Arsen berdiri dan segera memakai jas kerja nya.
"Ingat ya langsung pulang" ujar Yasmine.
"Iya Ma, yaudah Deja berangkat dulu" Deja menyalami kedua tangan orangtua nya, walau pun Deja dikatakan sebagai cowok yang dingin dan datar Ia masih tahu sopan dan santun.
Deja mengambil jaket denim dan kunci motor nya, sekarang Deja dan kawan - kawan lah yang meneruskan geng motor orangtua mereka dulu, dengan nama dan tujuan yang sama mereka tetap menjadi Wolf yang popoluer di Jakarta.
Kurang lebih 20 menit Deja berkendara, Ia tiba di sekolah nya, Garuda International Senior High School. Kini SMA yang menjadi masa lalu antara Arsen dan Yasmine telah berubah menjadi Sekolah Internasional di Jakarta. Deja memakirkan motor sport berwarna merah nya dan segera turun dari motor sport nya, dari arah luar gerbang sekolah sekumpulan geng motor datang dan ikut memarkirkan motor sport yang juga berewarna di dekat motor Deja.
"Ja tungguin dong... " ujar salah seorang dari mereka, Deja hanya diam dan menunggu mereka semua. Mereka berjalan melewati koridor kelas dan tentu saja mereka menarik perhatian seluruh siswa karena mereka di juluki, " The most wanted of Garuda ".
Radeja Atmanegara adalah pemimpin dari Wolf yang sekarang, putra tunggal dari pasangan Arsen dan Yasmine ini memiliki wajah di atas rata - rata. Mata biru laut, rambut yang sedikit pirang dan rahang mulut yang kokoh menjadikan Ia pusat perhatian seluruh mata di sekolah nya. Cowok yang berjalan di sebelah kanan Deja dan yang meminta untuk di tunggu tadi adalah Elgra Anderson, putra tunggal dari Jimmy dan Sandra ini adalah anggota Wolf yang paling tua umurnya dibandingkan yang lain. Elgra sendiri lebih suka di panggil dengan sebutan " El "karena Ia lebih merasa percaya diri namun El sendiri adalah tipe cowok yang sangat kikuk dihadapan semua cewek kecuali Mama nya.
"Gue tadi susulin lo ke rumah eh malah lo nya udah berangkat" dengus Adriano dengan nada kesal nya. Adriano sendiri adalah anak dari Ervan dan Amel memiliki sifat yang cenderung ke Ervan membuat Ia menjadi sosok cowok yang mudah kesal dan cerewet.
"Kan gue udah bilang gak usah di jemput" jawab Deja, namun Adrian malah membuang wajah nya ke arah lawan nya.
Hal itu membuat mereka tertawa, di belakang mereka bertiga ada tiga cowok dan satu cewek yang berjalan. Cowok dengan perawakan yang paling tinggi ini adalah Haris Sagara atau Saga. Saga adalah satu - satu nya anggota Wolf yang bukan dari sahabat orangtua Deja, Saga hanyalah teman biasa dari Deja namun karena Saga memiliki hobi yang sama dengan mereka Saga memutuskan untuk bergabung bersama mereka. Saga sendiri adalah tipe cowok yang lebih diam dan ketus dari Deja.
Sedangkan cowok yang bersebelahan dengan cewe ini adalah Rega. Rega adala anak tertua dari Kenan dan Selena, Ia memiliki adik perempuan. Rega sendiri memiliki sifat yang sangat cenderung ke Kenan dewasa, tenang dan santai. Ia lebih suka di panggil dengan nama " Re ", berbanding terbalik dengan Kanala atau lebih suka di panggil Nala gadis satu ini sangatlah ceria dan baik seperti Selena sedangkan cowok yang asik dengan dunia nya sendiri ini adalah Javid, Ia adalah anak dari Kevin, hanya Alex yang tidak tinggal di Jakarta. Alex lebih memilih untuk menetap di Surabaya dengan keluarga nya.
~
Ketika jam istirahat mereka berjalan melewati koridor dari arah berlawanan ada seorang gadis berambut pendek yang berlari kecil sehingga menabrak Deja.
Brughhh
Gadis itu terjatuh ke lantai dengan bertumpu oleh kedua tangan nya, "Ssshhhtttt... " Ia meringis kesakitan memegangi lutut nya, wajah nya terlihat sangat sembab karena habis menangis
Deja hanya berdiri di depan nya tanpa mengulur bantuan sama sekali, "Kalo jalan gak usah lari! Ini akibatnya kalo lo jalan gak pake mata!" ketus Deja dengan wajah dingin nya. Gadis itu hanya tersenyum miris, " Ganteng banget tapi galak " batin nya.
Teman - teman Deja menoleh ke arah Deja secara bersamaan kecuali, Saga. Elgra mengalihkan pandangan nya dari Deja, "Sini gue bantu" Elgra menjulurkan tangan nya pada gadis itu.
"Makasih... " mata gadis itu masih melihat ke bawah dan terangkat untuk melhat siapa yang menolong nya.
Dari arah belakang gadis itu, ada tiga cewek yang berkacak pinggang sambil menatap sinis pada nya, "Mei! Berhenti lo di situ! " teriak salah seorang dari mereka.
Mei Han adalah seorang gadis pintar, baik dan lugu. Ia selalu menjadi bahan bully an oleh teman - teman nya karena terlalu mudah untuk di bully, padahal Mei adalah orang paling berpengaruh di sekolag orangtua nya adalah pemilik saham di sekolah. Merasa Mei akan di bully lagi Mei langsung berlari meninggalkan sekumpulan cowok itu.
Deja hanya menatap sekilas pada gadis yang berlari dari nya dan memilih melanjutkan jalan nya hingga Merek semua berhenti di Kantin, "Itu tadi siapa? Lo kenal?" tanya Deja pada Elgra.
Elgra sedang meminum es teh dengan cepat Ia meneguk es teh itu, "Oh itu si Mei".
Deja menaikan sebelah alis mata ny karena asing mendengar nama itu, "Mei? Anak baru?" suara Deja terdengar sedikit bingung.
"Gak ah dia anak kelas 3 sama kaya kita dari kelas 1 juga udah sekolah di sini, ya kan?" Elgra melirik ke teman - teman nya.
"Waktu kelas 1 gue sempet satu kelas sama tuh cewek di kelas unggul eh waktu kelas 2 gue pisah sama dia" balas Rega.
"Emang lo gak tahu Ja?" tanya Adriano.
"Gak pernah lihat gue" Deja memutar mata nya dengan malas.
"Lah dia kan sekelas sama sepupu lo Ja si Melisa" sambung Javid.
Deja mengerutkan dahi nya, "Bener yang di bilang Javid si Melisa kan sahabat nya si Mei" jawab Adriano.
"Ga bukan nya lo temen kursus musik nya si Mei ya?" tanya Elgra pada Saga.
Saga hanya memainkan mata nya seolah menjawab iya, "Gue piano dia biola" Saga menjawab dengan muka yang datar.
"May cerita sepanjang apa pun lo semua gue juga gak peduli" Deja berdiri dan pergi meninggalkan mereka.
~
Jam pulang sekolah pun tiba pukul 15.45 mereka di pulangkan ke rumah masing - masing, "Ntar malem nongkrong lah" ajak Adriano.
"Boleh juga udah lama soal nya kita gak nongkrong" balas El.
"Gimana Ja? Lo ikut gak?" tanya Adriano pada Deja.
" Sorry gue gak bisa ada acara nanti malem" Deja memasang helm fullface nya.
"Acara apa?" sungut Adriano.
" Dinner sama kolega Papa. Gue duluan" Deja mengangkat tangan sebelah kanan nya.
"Ini jadi nongkrong gak?" tanya Adriano.
"Gak usah kita nongkrong bareng Deja aja, lagian Saga kata nya mau jemput Papa nya di bandara" jelas Rega.
"Bener Ga?" tanya Adriano dan Saga mengangguk pelan pada Adriano.
"Yaudahlah besok aja" ujar Elgra dan di angguki oleh teman - teman nya.
Ketika baru keluar gerbang sekolah mata Deja menangkap seseorang yang baru Ia temui siang tadi, "Itu cewek yang tadi kan? Ternyata dia beneran temen nya Lisa" Deja melihat jika cewek itu berdiri di sebelah Melisa sepupu nya hingga datang sebuah mobil Land Rover Range Sport untuk menjemput cewek itu.
Deja memilih acuh dan tidak peduli dengan itu, "Deja...!" seru Melisa dari arah sisi kanan nya, Deja hanya diam tanpa merespon Melisa.
Melisa berjalan ke arah Deja hingga wajah Melisa berubah menjadi sinis, "Kalo di panggil jawab!" sungut Melisa kesal.
"Apa?" Deja hanya menaikan kaca helm nya pada Melisa.
"Anterin gue pulang, jemputan gue lagi di bengkel" Melisa langsung naik ke atas motor Deja.
"Buruan!" perintah Melisa sambil mendorong kecil punggung Deja.
"Iya!" sentak Deja.
Gimana nih buat chapter awal nya bagus gak?
Author harap kalian suka semua ya
LIKE , VOTE, and COMMENT'S 💜
Selamat membaca semua, I hope you like my second sequel 💜
Deja merebahkan dirinya di atas kasur dan masih mengenakan seragam sekolah nya Ia menutup kedua mata nya untuk sesaat, "Langsung mandi ya Ja" seru Yasmine dari luar kamar Deja.
Deja yang masih memejamkan mata nya menghela nafas nya dengan kasar, "Iya Ma" bukan nya bangkit untuk segera mandi Deja malah menggeser tubuh nya untuk ke tengah ranjangnya.
"Ini baju nya udah Mama pilihin" Yasmine membuka pintu kamar Deja dan segera masuk Yasmine hanya menggelengkan kepala nya saat melihat Deja yang masih bermalas - malasan di ranjang nya.
"Kamu cepet mandi Ja sebentar lagi Papa pulang" Yasmine membelai kepala Deja dengan lembut.
Deja membalikan tubuhnya untuk menatap Mama nya, "Memang kita mau Dinner sama siapa Ma? Ga bisa di Cancel ?" Deja memasang wajah kesal nya.
"Dia itu kolega nya Papa Ja, dan dia juga sering bantu keluarga kita" Yasmine kembali membelai kepala Deja.
Deja hanya berdecak kesal mendengar jawaban Yasmine, sebenernya Ia sangat membenci pertemuan dengan siapa pun kecuali keluarganya, "Yaudah Mama keluar Deja mau mandi" Deja mendorong Yasmine untuk keluar dari kamar nya.
~
Setelah selesai mandi Deja langsung memakai kemeja yang sudah di siapkan oleh Yasmine. Kemeja berwarna maroon dan celana hitam polos menjadi pilihan Yasmine. Deja keluar dari kamar nya dan menuju ruang tamu di sana sudah ada Papa dan Mama nya yang menunggu.
"Udah siap semua?" tanya Arsen pada anak dan istri nya.
Deja dan Yasmine hanya mengangguk pelan, mereka langsung menuju pintu luar dan masuk ke dalam mobil, Deja duduk di depan tepat sebelah supir.
"Tadi kamu pulang nya agak telat kemana aja Ja?" Yasmine melirik wajah Deja dari kaca yang ada di depan nya.
"Nganter Melisa" mata Deja tepat menatap lurus ke arah depan.
Yasmine memejamkan mata nya, "Mama udah bilang berapa kali Ja? Panggil Kak Melisa jangan Melisa dia itu kakak sepupu kamu" ujar Yasmine, Arsen yang duduk di sebelah nya hanya tersenyum mendengar omelan Yasmine ke Deja.
"Sama aja" Deja tetap menatap lurus ke depan tanpa mau membalikan badan nya ke belakang.
Yasmine hanya diam tanpa mau menjawab balasan Deja hingga sebuah pertanyaan terbersit di benak Yasmine, "Kamu udah punya pacar Ja?".
Deja membelalakan mata nya begitu pula dengan Arsen Ia juga ikut membelalakan mata nya karena pertanyaan Yasmine, "Mama apaan sih Ma!" Deja memasang wajah kesal nya dan nada suara nya berubah menjadi kesal.
"Mama kan mau tahu wajar kan seorang ibu tahu" Yasmine melirik ke arah Arsen.
'Gak punya waktu buat pacaran" sungut Deja sambil bersedekap dada.
"Gak punya waktu atau gak bisa move on dari si Model?" sambung Arsen yang menatap mata Deja dari kaca.
Deja memutar mata nya dengan malas, "Gak ada waktu!".
Arsen dan Yamsine hanya mengangguki jawaban Deja mereka tahu jika Deja masih belum bisa melupakan mantan kekasih nya yang lebih memilih karir daripada diri nya. Akhirnya mereka sampai di sebuah Restaurant Chinese.
Mereka bertiga masuk ke dalam Restaurant mahal itu mata Arsen menelusuri setiap sudut dan ruangan yang ada di Restaurant itu untuk mencari keberadaan seseorang, "Tuan Arsen!" seru seorang pria yang seumuran dengan diri nya. Mendengar nama nya di panggil Arsen menuju meja yang sudah di duduki oleh orang tersebut.
"Maaf menunggu lama Tuan Raymond" Arsen beserta anak dan istri nya membungkukan sedikit tubuh mereka di depan Tuan Raymond dan istri nya.
"Silahkan duduk Tuan dan Nyonya Atmanegara" Raymond mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Saya Raymond Han dan ini istri saya Karina Chen" Karina bersalaman tangan dengan Yasmine.
"Saya Yasmine Rosalia dan ini putra tunggal kami Radeja Atmanegara" balas Yasmine dengan senyuman.
"Senang bertemu dengan Anda Nona Yasmine" balas Karina.
"Nama panggilan kamu siapa?" Karina menatap Deja.
"Saya Deja tante" Deja membungkukan sedikit badan nya.
"Oh iya dimana anak Anda Tuan Raymond?" tanya Arsen.
"Putri kami sedang dalam perjalanan ke sini Tuan Ia baru saja selesai latihan biola" jawab Raymond.
" Tā zài nǎ ? " (Sudah sampai mana dia?") Raymond bertanya pada Karina.
" Yěxǔ hěn kuài " (Mungkin sebentar lagi) jawab Karina, mata Karina melihat ke arah keluar di sana Ia melihat jika putri nya baru saja tiba.
" Itu dia anak kita " Karina menunjuk seseorang yang berlari masuk ke dalam Restaurant.
Deja hanya diam dan memilih acuh tak acuh pada apa yang terjadi, "Maaf membuat kalian telah menunggu saya dengan lama" cewek itu menundukan badan nya.
Ia mengangkat wajah nya kembali seperti semula, hingga pemilik mata hitam legam itu bertabrak mata dengan mata coklat milik Deja, dan betapa terkejutnya mereka berdua dengan siapa yang mereka lihat.
"Kamu kan cowok - " Mei tidak melanjutkan ucapan nya karena Ia takut melihat mata elang milik Deja.
"Kalian udah kenal?" Yasmine terlihat sangat antusias dengan situasi saat ini. Deja dan Mei hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Yasmine.
"Kamu duduk dulu ya pasti capek kan" Arsen mengambil biola milik Mei dan meletakan nya di sebelah Mei.
Mei duduk di sebelah Karina dan berhadapan langsung dengan Deja, " Jadi kalian udah saling kenal?" telisik Yasmine.
"Gak sengaja tabrakan di sekolah" Deja menatap datar pada Mei.
"Satu kelas juga Ja?" tanya Raymond.
"Gak Pa Mei sama dia beda kelas, Mei Sains 1 kalo dia - " Mei kembali diam karena Ia tidak tahu Deja berada di kelas apa.
"Deja Sains 2 Om" jawab Deja dengan wajah datar nya.
"Oh begitu, yasudah kita makan malam dulu nanti kita lanjut ngobrol nya ya" ujar Raymond.
~
Setelah selesai makan malam mereka semua masih berbincang - bincang seputar pekerjaan, Deja lebih memilih diam dan menggerak - gerakan kaki nya yang berada di bawah meja makan sedangkan Mei cewek berambut pendek itu juga ikut terdiam karena suasana.
Arsen melirik ke arah Yasmine dan kedua orangtua Mei hingga mata mereka mengangguk kecil ke Arsen, " Di sini kami semua ingin menyampaikan sesuatu kepada anak kami Deja dan Mei".
"Papa dan Om Raymond sudah berteman lama sebelum kalian lahir kami sudah menjalin bisnis dan saling membantu" ucap Arsen.
Deja dan Mei menatap Arsen dengan wajah serius dan penasaran, "Kami telah sepakat untuk menjodohkan kalian".
Bak tersambar petir Deja dan Mei saling membelalakan mata nya satu sama lain. Raut wajah Deja berubah menjadi merah dan kesal, "Maksud Papa apa?! Jangan bercanda Pa?!" Deja berdiri dari duduknya sambil mengepal kedua tangan nya.
Yasmine memegang tangan Deja, "Deja denger Mama, kami melakukan ini demi masa depan kamu juga. Mama jodohin kamu juga bukan asal pilih aja, Om Raymond juga orang yang baik sama seperti Mei".
Deja menekan rahang gigi nya karena kesal Ia juga memejamkan mata nya, " I don't care. I'm big refuce " bentak Deja.
Mei yang duduk di hadapan nya hanya bisa menunduk sedih, " Dia gak mau sama aku " batin Mei.
" Deja mau pulang!" Deja langsung pergi meninggalkan mereka semua hal itu membuat Arsen dan Yasmine sangat malu di hadapan keluarga Han.
"Saya minta maaf sebesar - besar nya Tuan Raymond" Arsen dan Yasmine membungkukan badan nya.
Raymond beserta istri nya hanya tersenyum, "Wajar jika Deja seperti itu dia juga masih kaget dan butuh waktu kami mengerti akan hal itu".
Arsen mengangguk pelan, "Kalau begitu kami permisi dulu Tuan dan Nyonya Han" mereka berdua pamit undur diri.
~
Mereka telah tibah di rumah Deja keluar dari mobil dengan wajah kesal serta menahan amarah yang begitu besar, "Deja... " teriak Yasmine yang baru keluar dari mobil namun bukan nya berhenti Deja tetap saja berjalan masuk ke dalam rumah.
"Radeja!" seru Arsen dengan nada tinggi, Arsen segera menyusul Deja mendengar nama nya di panggil Deja langsung berhenti.
Plakkk
Sebuah tamparan mendarat di pipi Deja, Arseb menampat keras anak tunggal nya itu, "Keterlaluan kamu Deja!" bentak Arsen.
Deja hanya diam saat di marahi oleh Arsen Ia memilih menundukan wajah nya, "Kamu jangan kelewatan sama Papa Mama kamu Deja!".
Yasmine menahan Arsen agar tak memarahi Deja lagi, "Mas tenang dulu Mas" ujar Yasmine.
"Jangan karena semua apa yang kamu mau bisa di turuti kamu semena - mena sama Papa, Deja!".
Deja kembali menggertakan rahang gigi nya, "Pa aku udah dewasa aku punya pilihan sendiri dan aku punya orang yang aku suka!" Deja tak kalah keras dengan Arsen.
"Deja... " lirih Yasmine.
"Siapa? Natalie? Iya dia? Kamu masih berharap sama dia yang tinggalin kamu gitu aja, Deja!" desis Arsen.
"Dia pasti - ".
"Dia gak bakal kembali Deja! Mulai sekarang lupakan Natalie!" Arsen pergi meninggalkan Deja.
Yasmine segera memeluk Deja, "Kamu jangan ambil hati sama ucapan Papa kamu ya Deja" Yasmine membelai kepala Deja.
"Kamu istirahat aja ya ke kamar" ujar Yasmine, Deja hanya mengangguk pelan.
LIKE , VOTE, and COMMENT'S 💚💛💜
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!