NovelToon NovelToon

FALL TO YOU

Chapter 1 : Pindah Kelas

Pagi ini matahari bersinar sangat cerah secerah senyuman Rachel yang terus ia kembangkan membuat orang-orang di sekitarnya terperangah.

'Oh itu yang namanya Grachelda Kinanti itu gak sih?'

'Cantik banget anjir!'

'Bukannya dia anak Bahasa? Kok jalan di koridor IPA?'

'Pindah ke IPA dia, lo gak tahu?'

'Lah iya? Baru tau!'

'Anjir enak bet ya nambah list cecan di gedung IPA!'

'Eh ada neng bidadari!'

'Cantik banget gila!'

'Wajar gak sih dapet gelar most beautiful girl? Unreal banget visualnya parah!'

'Katanya dia tajir juga wey!'

'Iya tadi aja berangkatnya pake alphard!'

'Sepatunya, tasnya, kaos kakinya brand mahal semua anjir!'

'Skincare nya pasti mahal! Liat aja mukanya sekinclong masa depan gue dan Kyungsoo oppa!'

'Skincare nya pasti air wudhu!'

'Lah anying, lo kira selama ini kalo sholat gue tayamum? Gue juga pake air wudhu keles tapi muka gue gak sekinclong dia!'

'Bapak sama emaknya Rachel pas ngadon baca bismillah dulu, kalo emak bapak lo pas ngadon lo baca astagfirullah kayaknya.'

'SIALAN!'

Bisikan-bisikan seperti itu sudah biasa Rachel dengar. Gadis itu hanya bisa tersenyum saja sambil sesekali membalas sapaan dari mereka.

Dengan langkah anggunnya, Rachel berjalan menyusuri koridor jurusan IPA menuju ke ruang guru untuk bertanya kelas mana yang akan ia tempati.

"Permisi, Bu..." suara lembutnya mengalun, membuat beberapa pasang mata di ruang guru menjadikan Rachel sebagai pusat perhatian.

"Sini, Nak. Ada apa?"

"Saya Grachelda Kinanti yang mengajukan perpindahan jurusan, Bu, mau tanya saya dipindahkan ke kelas IPA berapa ya, Bu?"

"Oh kamu yang pindah jurusan?"

"Iya, Bu."

"Perkenalkan nama saya Rina. Kamu bisa memanggil saya Bu Rina. Kemarin Ibu sudah diberitahukan pak Yanuar kalau kamu masuk ke kelas Ibu. Kebetulan hari ini Ibu ada jam di sana, jadi kamu bareng Ibu ya, ayo kita ke sana." Guru muda itu berjalan pergi diikuti Rachel di belakangnya.

Koridor saat ini sudah tidak seramai tadi, kini hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang entah karena telat atau ada alasan lain.

Langkah Rachel terhenti saat sampai di depan pintu bertuliskan '11 IPA 1'

Tangannya mengepal gugup saat sang Guru mengetuk pintu sambil membukanya perlahan.

"Anak-anak, sebelum mengajar... Ibu mau minta waktunya sebentar ya?"

"Seumur hidup juga boleh kok, Bu!" celetukan itu membuat beberapa siswa tertawa sedangkan Bu Rina menggeleng pelan.

"Langsung saja ya, alasan Ibu meminta waktunya sebentar karena Ibu mau memberitahukan kalian. Jadi kalian akan punya satu teman baru, atau mungkin dia sudah jadi teman kalian?"

Wajah seluruh siswa bertanya-tanya, mereka saling menengok sambil berbisik untuk menebak-nebak siapa murid baru yang akan menjadi teman mereka.

"Penasaran ya? Okay Ibu panggilkan saja ya, Ayo nak masuk sini!" Bu Rina melambaikan tangannya ke arah pintu kelas.

Setelah mendengar ucapan tersebut, Rachel pun berjalan masuk ke dalam kelas.

Langkah kaki Rachel terdengar nyaring karena tak ada lagi suara selain dirinya saat dia memasuki kelas.

Seolah semua orang terhipnotis padanya di setiap langkah yang Rachel pijak.

Seluruh murid menatapnya kagum dengan mulut menganga, jelas saja siapa yang tidak terpikat pesona seorang Grachelda Kinanti?

Saat berjalan pun mereka melihat seolah ada efek slowmotion pada gadis itu. Entah angin dari mana yang turut menerbangkan beberapa helai rambutnya membuat Rachel seperti bintang utama dalam film-film!

'Anying cantik banget!'

'Wah gila, Do pindah lo  Do! biar dia duduk sama gue!'

'Mukanya kinclong abis!'

'Girlfriend-able banget anjir!'

'Gila gak ngotak banget cakepnya!'

'Denger-denger bokapnya juga kaya!'

'Buju buset kek rokok dong?'

'Hah? Kok kayak rokok?'

'Iya, sampoerna!'

'Jiaakhhhhh!'

'Sa ae kadal ciliwung!'

"Hey! Tolong sebentar ya untuk tidak berisik. Ini temannya mau perkenalan dulu!" tegur Bu Rina.

"Ayo nak silahkan perkenalkan diri kamu ke teman-teman."

Rachel mengangguk kecil dan melihat ke depan sambil tersenyum. Di sana terlihat seorang gadis di kursi kedua barisan pojok melambai padanya.

"Hai perkenalkan nama gue Grachelda Kinanti kalian boleh panggil gue Rachel, gue pindahan dari jurusan Bahasa. Semoga kita bisa berteman!"

'Yahh di friendzone-in!'

'Temen lalu demen kan bisa ajeee!'

'Hai juga neng Rachel!'

'Duh senyumnya bikin jantung cenat-cenut kek lagu Smash!'

'Gimana tuh lagunya?'

'Kenapa hatiku cenat-cenut setiap ada kamu~'

'JIAKHHHH SUARA LU KEK KADAL KENTUT'

"Rachel!" diantara banyaknya omongan ngelantur, panggilan itu berhasil membuat Rachel menoleh pada sosok cowok yang duduk paling belakang dengan senyuman selebar kuda.

"Itu mata lo ada apanya?"

Alis Rachel mengerut, lantas ia segera memegang matanya.

"Ada apa?" tanya gadis itu dengan lugunya.

"Ada pelangi, di bola matamu yang membuatku luluh~"

"Anjay gurinjay takanjay-kanjay!"

"Gas teros bosquee!"

"Jangan kasi kendoor maju terus pantang mondooor!"

Situasi kelas makin ricuh. Alih-alih berkenalan, semua murid justru menggoda Rachel dengan tidak tahu dirinya.

'RACHEL ID LINE NYA APA?'

'RACHEL DARI KAYANGAN TINGKAT BERAPA?'

'RACHEL SKINKERNYA APA? AIR WUDHU YA?'

'RACHEL PUNYA PACAR BELOM?'

'RACHEL NOMOR WA NYA BERAPA?'

Semua siswa serempak hening, mata Rachel membulat sembari bertanya-tanya. Seriusan ini minta no WA?

Dengan gugup gadis itu mulai menyebutkan angkanya.

"Kosong delapan lima delapan..." semua siswa langsung mengetikkan itu di ponselnya, situasi sangat hening. Mereka benar-benar mendengarkannya.

"Terus apa lagi?"

"Kosong delapan lima delapan, udah?"

"Udah!"

"Kapan-kapan pergi ke dufan, hehe." Kekeh Rachel dengan mata yang menyipit.

Semua orang terperangah, meski di tipu tidak diberi nomor ponsel namun melihat senyuman semanis itu rasanya kekecewaan mereka terbayar lunas!

'EH PAS PRODUKSI RACHEL KEBANYAKAN GULA APA GIMANA JIR?!'

'YA ALLAH BIDADARI NYENGIR!'

'A-AW JANTUNG GUE LEMAH! CPR! CPR!'

'ANJING SENYUMNYA MANIS BANGET KAYAK ES JABLAY!'

Bu Rina melotot mendengar celetukan yang terakhir. Dengan cepat Bu Rina langsung mengambil alih keadaan.

"Udah, udah! Jangan pada lebay hiperbolis gitu deh ya! Okay Rachel, selamat datang di kelas ini. Semoga kamu betah dan semoga kalian bisa ya berteman baik dengan Rachel ya! Sekarang kamu bisa duduk sama Clarissa. Clarissa angkat tangan kamu!"

Gadis yang tadi sempat melambaikan tangannya itu kini mengacungkan tangannya tinggi-tinggi, segera Rachel mengucap terima kasih dan duduk di dekat Clarissa.

"Yay! Finally sekelas juga!"

Rachel tersenyum senang menanggapi ucapan sahabatnya itu.

"Baik anak-anak, sekarang silahkan di buka buku paketnya halam—"

"Permisi, Bu!"

Perkataan Bu Rina terpotong oleh suara berat dari seseorang yang berhasil membuat laki-laki jangkung itu menjadi sorotan.

'Aaaa makin ganteng aja masaa!'

'Parah-parah makin hari makin ganteng banget sahabat!'

'Duh hati gue berkata, dialah jodoh gue!'

'Halu anying ai sia!'

'Aaaa dadanya peluk-able!'

'Huwe gue mleyot!'

"Sumpah demi apa ganteng banget!" Clarissa ikut heboh saat melihat cowok itu masuk dengan raut dinginnya.

Rachel mendongakkan kepalanya menatap siapa cowok yang dikagumi banyak siswi itu, tapi sinar matahari dari jendela menyorot wajah Rachel membuat matanya langsung terpejam.

"Aish—"

"Dari mana saja kamu kok baru dateng?" bu Rina membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

"Tadi dipanggil Pak Gun, Bu."

"Oh ya sudah, kamu boleh duduk."

"Makasih, Bu."

Langkah cowok itu terdengar mendekat, Rachel menaruh tangannya di depan wajah untuk menghalau sinar matahari yang menyorotnya namun, tetap saja ia tak bisa melihat siapa orang itu karena silau.

Gadis itu memutuskan untuk memundurkan kepalanya bertepatan dengan pandangannya yang mulai bisa melihat jelas.

Seorang cowok tampan berdiri di hadapannya menatap tepat pada manik cokelat milik Rachel.

Chapter 2 : Jaket

Rachel mengerjapkan matanya ketika cowok yang ternyata duduk di hadapannya itu memutuskan kontak mata begitu saja. Parahnya dia tak membalas senyuman Rachel padahal Rachel sudah menampilkan senyum super-ramahnya!

'Gila, so cakep banget anjir!' batin Rachel bergerutu.

Clarissa masih misuh-misuh di sampingnya, gadis mungil itu mendekatkan badannya pada Rachel lalu berbisik, "Gantengkan? Parah si ganteng banget, Chel!"

"Ganteng apaan dih orang so kayak gitu dibilang ganteng!" dumel cewek itu pelan.

"Apa Chel?"

"Ah? Eh nggak Ca, gapapa."

Clarissa mengangguk. Ia dan Rachel segera melihat ke arah Bu Rina yang sudah memegang spidol.

"Pelajarannya Ibu mulai ya, baik sebelumnya materi kita sudah sampai mana?"

***

Bu Rina memundurkan tubuhnya beberapa langkah usai menuliskan materi yang  sudah dibagi menjadi 4 bagian.

"Ibu sudah tulis materinya, Ibu mau pertemuan selanjutnya kita mengadakan presentasi ya? Jadi materi akan disampaikan oleh teman kalian dan kita sama-sama saling memahami—"

"Ihiw Bu romantis banget pengen saling memahami~" celetuk siswa di kursi pojok.

"Pahami materinya maksud Ibu, Farhan ..."

"Mahamin hati Ibu juga siap kok, Buu~" Farhan mengedipkan sebelah matanya yang langsung mendapat sorakan heboh serta siulan dari teman-temannya yang lain.

Bu Rina menggelengkan kepalanya.

"Kalo presentasi sudah pasti akan berkelompok ya, untuk pembagian kelompok sendiri sudah Ibu tentukan. Jadi satu kelompok sama dengan satu barisan vertikal, okay? Kelas ini punya empat kelompok. Kelompok satu dari barisan Alfa, berurutan sampai kelompok terakhir barisan Farhan."

Rachel menautkan alisnya bingung, cewe itu menoleh pada Clarissa yang sedang main tendang-tendangan kaki dengan cowok di belakang mereka.

"Ca!"

"Apa?"

"Alfa yang mana?"

Clarissa mengedihkan dagunya kearah cowok di hadapan mereka, "Tuh!"

Rachel menatap punggung tegap itu dengan wajah Clarissa bergantian. Matanya seolah berkata 'Manusia ini? Depan kita?'

Clarissa mengangguk, "Alfa!"

Rachel melotot saat dengan entengnya Clarissa memanggil cowok yang langsung berbalik menghadap meja mereka.

Rachel menatap cepat pada Alfa—si manusia sombong itu. Namun secara tak sengaja dirinya malah meneliti wajah Alfa yang tersaji dihadapannya.

Tatapannya yang tajam, raut wajah yang benar-benar tenang, bibir tipis, hidungnya mancung—

"Chel tadi nanyain Alfa, tuh orangnya nungguin bego, malah bengong!" Rachel tersentak dan langsung tergagap. Benar, Alfa sedang menatapnya.

"E-eh, gue cuma nanya doang. Tadi Ibu bagi kelompok dan gue belum kenal yang namanya Alfa." Setelah mendengar alasan itu Alfa kembali berbalik dan memperhatikan bu Rina dengan tenang.

Sedangkan Rachel kembali membatin sebal.

'Ngomong apa kek. Limbad banget hidupnya heran!'

"Sebelum Ibu sudahi mata pelajaran hari ini, apakah ada pertanyaan?"

Seorang siswa mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.

"Iya Tarjo, kamu mau tanya apa?"

Kini atensi sepenuhnya mengarah pada seorang cowok yang sedang membenarkan tatanan rambutnya itu.

"Bu, saya mau tanya kenapa kelas ini sekarang cerah banget ya, Bu?"

Bu Rina menautkan alisnya bingung, "Cerah?"

"Iya, Bu. Cerah banget soalnya Rachel pindah ke kelas ini." keluhnya.

Semua orang kini bergantian menatap Rachel sedangkan gadis itu melotot kecil sambil menunjuk dirinya sendiri.

"G-gue?"

Tarjo mengangguk.

"Iya, soalnya Rachel kan masa depan aa Tarjo. Nah masa depan kita udah pasti cerah!" Tarjo menaik-turunkan alisnya genit.

Seluruh siswa heboh, bahkan sampai menggebrak-gebrak meja. Sesekali siulan menggoda terdengar.

'ANJAY TARJO GG EUY!'

'MANTEP YE TARJO GOMBALNYA HAHAHA!'

'LANJUTKAN ANAK MUDA!'

'PRINSIP SI TARJO, WALAU TAK MUNGKIN TAPI, TEROBOS AJALAH ANYING!'

"HAHAHAHAHA!"

Bu Rina menggelengkan kepalanya prihatin melihat anak muridnya pada genit-genit gitu.

"Baik Ibu cukupkan sampai di sini. Terima kasih sampai berjumpa di pertemuan selanjutnya. Selamat siang!"

"Siang, Bu..."

Rachel membereskan bukunya begitu juga dengan Clarissa. Gadis mungil itu langsung berdiri hendak menggaet tangan Rachel untuk ngacir ke kantin.

Namun belum juga melangkah, meja mereka sudah penuh dengan para cowok yang grasak-grusuk tak jelas sambil membawa botol air, roti, dan sesembahan lainnya.

"Weh apa nih? Minggir! Gue sama Rachel mau ke kantin!" suara cempreng khas Clarissa menggema membuat beberapa siswa mendelik.

"Berisik bocil! Sana lo ke kantin duluan aja, orang kita mau kenalan sama Rachel!"

"Nah tuh dah tau namanya Rachel, terus ngapain mau kenalan lagi sih lo, Tarjo!" Clarissa menatap garang pada Tarjo.

Rachel menghela nafas pasrah, udaranya pengap sekali karena mereka benar-benar dikepung.

Rachel berdiri membuat beberapa dari mereka langsung membenarkan tatanan rambut, kemeja, gesper, dan lain-lain.

"Neng Rachel kenalin nama Abang, Tarjo!" ucap cowok rambut keriting itu dengan pedenya.

Rachel tersenyum menanggapinya, lalu matanya menoleh kesana kemari saat makin banyak yang memperkenalkan diri mereka masing-masing membuat suasana kelas seperti pasar buaya.

"Iya semuanya salam kenal, udah pada kenal gue kan?"

Semuanya serempak mengangguk.

"Eung... Sekarang, boleh kasih gue jalan? Gue laper mau makan di kantin, Caca juga kasian udah laper dari tadi." ucapan Rachel langsung membuat mereka semua bungkam dan berbaris rapi memberikan Rachel dan Clarissa akses untuk keluar kelas.

Saat langkahnya mencapai pintu, Farhan dengan cepat menghampiri Rachel dan menyodorkan botol minumnya yang sudah dibuka.

"Ini buat bidadari, soalnya keringetan gitu jadi aa Farhan gak tega. Diminum ya?" Rachel tersenyum canggung dan menerima botol itu, namun siapa sangka hal itu malah membuat siswa lain ricuh dan ikut-ikutan menyodorkan makanan dan minuman yang mereka bawa pada Rachel.

"Nih punya gue juga!"

"Punya abang juga nih!"

"Chel nih Chel gue bawa semur jengki!"

"Nih gue bawa dari kayangan roti cloud bread!"

"Nih gue bawa air susu dari surga!"

"Chel gue bawa nasi padang!"

Serangan dadakan itu membuat Rachel kewalahan menerima begitu banyak makanan dan minuman yang diserahkan padanya.

Di samping Rachel, Clarissa melotot dengan mulut menganga. Bingung juga saat semua cowok itu tiba-tiba memberikan makanan mereka secara berbondong-bondong.

Akibat desakan makanan yang diberi, air mineral yang di berikan Farhan tumpah ke baju depan Rachel. Gadis itu terkejut bukan main.

Bertepatan dengan makanan juga minuman yang ia jatuhkan karena terkejut, sebuah tangan dengan cepat menarik bahu Rachel membuat gadis itu langsung berhadapan dengan seorang cowok yang kini menatap tajam pada seluruh laki-laki di kelas.

Keadaan yang tadinya ricuh langsung hening seketika.

"Kalo mau kasih taro di meja. Jangan kayak gitu." Tegurnya dengan suara berat, seolah mereka semua adalah anak ayam yang manut pada induknya. Semua cowok itu mengangguk dengan cepat.

"Bubar." Itu perintah. Tak ada yang berani membantah ucapan Alfa.

Meski berdecak kesal karena acara pdkt dengan si idaman sekolah harus terhenti, mereka menurut dan segera pergi meninggalkan kelas.

Menyisakan Alfa, Rachel, dan Clarissa.

Alfa mengalihkan pandangannya dengan melihat kemanapun asal tidak ke arah Rachel. Tangannya sedang membuka jaket yang ia pakai.

"Pake."

Rachel hendak melangkah mundur, "Eh gak us—"

Alfa menahan pundak Rachel agar gadis itu tetap di tempatnya. Cowok itu memakaikan jaketnya di bagian depan baju Rachel.

Setelahnya pandangan Alfa menghunus tajam pada Rachel membuat gadis itu gugup. Tangannya mengeluarkan keringat dingin.

Alfa menundukkan sedikit tubuhnya, mensejajarkan wajahnya dengan telinga Rachel yang mulai memerah setelah mendengar perkataannya.

"Nerawang, warna pink."

Cowok itu melenggang pergi keluar kelas, meninggalkan Rachel dengan sisa harga dirinya yang rasanya terjatuhkan.

Clarissa yang masih loading dengan semua ini langsung berlari kecil menghampiri Rachel.

"Aaaa lo gapapa? Sumpah gue kaget! Bener-bener ya cowok kelas kita bikin pusing aja!"

"Chel, lo gapapa?" tanya Clarissa khawatir karena wajah temannya itu benar-benar merah.

"ALFA BRENGSEK!"

Chapter 3 : Basket

Rabu pagi ini Rachel sudah rapi menggunakan kaos olahraganya. Gadis itu juga menenteng sebuah jaket di tangan kanannya.

Baru saja sampai, terlihat kelas sudah kosong melompong. Buru-buru Rachel menaruh tas dan melipat jaket yang ia bawa untuk ditaruh ke dalam tasnya.

Ting!

Mendengar nada notifikasi dari ponselnya, Rachel pun merogoh kantung celananya. Saat benda pipih itu dinyalakan, muncul satu notifikasi dari Clarissa.

Caca : udah pada di lapangan pemanasan, cepet langsung ke sini ya!

Setelah membawa botol minumnya, buru-buru Rachel berjalan sesuai instruksi dari Clarissa menuju ke lapangan olahraga.

Sepanjang perjalanan gadis itu menguncir asal rambutnya serta mengacuhkan sekitar, fokusnya benar-benar tertuju pada satu kata. Lapangan.

Ia bahkan tak sadar jika beberapa orang berdecak kagum saat melihatnya.

'Cantik banget cuy!'

'Gila ke sorot matahari napa makin cantik dah?'

'Mukanya aesthetic banget!'

'Glowing anjir!'

Bulir keringat sebesar biji jagung menetes dari dahi menyusuri pipi sampai dagu Rachel, namun ia terus berlari kecil agar cepat sampai.

Sesaat setelah sampai di lapangan, Rachel mengedarkan pandangannya. Tak lama netranya menangkap sebuah objek di ujung lapangan.

Rachel melihat Clarissa dan Kenan yang sedang mengikat kaki mereka menggunakan dasi sekolah sambil meloncat-loncat.

'Orang konyol, gue gak kenal.' Batin Rachel sambil membuang muka ke arah lain.

Clarissa mendongak menyadari keberadaan Rachel, gadis itu melambai heboh sambil meloncat-loncat membuat tubuhnya dan tubuh Kenan oleng.

"Heh diem! Caca nyari mati anj- aaaaa!"

"RACHEL- AAAAAAA!"

Brukkk

Teriakan Clarissa yang dahsyat menjadikan gadis itu serta Kenan mendapat perhatian dari banyak pasang mata dengan berbagai ekspresi yang berbeda-beda.

Beberapa orang menertawakan aksi mereka.

"Udahan ah! Sakit jir telinga gue!" Keluh Kenan mengusap sebelah telinganya yang berdengung.

Clarissa meringis sambil memegang pinggulnya.

"Sakit banget aaaa Kenan kenapa jatoh si!" gerutu gadis itu.

"Lah kan lo yang teriak-teriak mana loncat-loncat!"

"Ih tapi kan yang kuat dong! Masa gitu aja gak bisa nahan? Sunat lagi aja lah, cowok kok gak gentle!" Clarissa bersungut-sungut sambil memajukan bibirnya beberapa senti. Tak lupa menatap Kenan dengan tatapan kemusuhan.

Kenan mendelik, tangannya menutupi benda paling berharga! Masa depannya yang terancam kata-kata Clarissa!

"Enak aja maen sunat-sunat! Abis yang ada!"

"DAH LAH!" Clarissa kembali menjerit sambil membuka paksa ikatan tali di kaki mereka. Gadis itu beranjak dengan menghentakkan kakinya meninggalkan Kenan yang masih terbaring di rumput lapang.

Tak lama Alfa datang dan mengulurkan tangannya pada Kenan yang sedang cengar-cengir seperti orang kerasukan.

"Heh!" tegurnya membuat Kenan tersadar. Segera cowok itu meraih tangan Alfa.

"Thanks bro!"

Kenan dan Alfa duduk di pinggiran lapangan masih dengan Kenan yang tersenyum-senyum sinting.

"Waras?"

Kenan menggelengkan kepalanya, lalu cowok itu mengedihkan dagunya ke arah di mana Clarissa yang masih mencebikkan bibirnya sambil misuh-misuh pada Rachel.

"Gemes banget gak sih? Sumpah gue gemes banget ama kelakuannya! Astaga bocil!" Kenan menggigit bibirnya gemas. Setelahnya cowok itu mengacak rambut sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kenan pusing rasanya liat Clarissa gemas banget!

Mimpi apa dia bisa dapat pacar yang sangat menggemaskan seperti Clarissa Rosiana?

Alfa menatap malas pada Kenan yang kini berguling-guling. Ia menggelengkan kepalanya prihatin melihat kelakuan Kenan. Gini nih kalo aqiqahnya pake domba hago!

Geli melihat kelakuan sohibnya yang begitu alay, pandangan Alfa pun beralih pada dua gadis di depan sana.

Terlihat Clarissa yang melompat-lompat kecil sambil menarik tangan Rachel sedangkan Rachel terlihat ogah-ogahan menanggapi racauan Clarissa.

Beberapa saat kemudian pandangannya dan Rachel bertubrukan, wajah cewek itu memerah karena kulitnya yang putih membuatnya sangat kontras terlihat. Tanpa berlama-lama Rachel memutuskan kontak mata mereka dan menggaet tangan Clarissa untuk pergi entah ke mana.

Dan hal itu entah kenapa mampu membuat Alfa menyunggingkan senyuman tipis.

Sangat tipis.

***

Rachel merutuki wajahnya yang memanas saat bertatapan dengan Alfa. Rasa malunya meningkat mengingat ucapan cowok itu kemarin.

Hih dasar mesum!

Rachel menggelengkan kepalanya sambil sesekali mengetuk dahinya, berharap wajah menyebalkan cowok itu segera enyah dari memori otaknya.

"Kenapa lo?" tanya Clarissa sambil menatap bingung pada Rachel.

"Gapapa. Dah ayo ke lapang lagi?"

"Kuy!"

Tadi setelah acara menarik Clarissa untuk pergi dari lapangan, Rachel sempat kebingungan karena tak punya tujuan. Akhirnya ia dan Clarissa memilih mampir ke kantin untuk membeli beberapa bungkus permen milkita.

"Kita belum kerja kelompok ya?" pertanyaan Clarissa membuyarkan lamunan Rachel.

"Iya, mau kapan?"

"Tar dah tanya yang lain."

"Okay!"

Percakapan diantara mereka tak berakhir begitu saja, mereka terus berbincang sampai kembali menuju lapangan.

Sesampainya di lapangan terlihat para siswi menyemangati siswa yang sedang bermain basket. Rachel dan Clarissa pun ikut bergabung dengan duduk lesehan di pinggir lapangan.

Kenan yang menyadari keberadaan Clarissa langsung tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya dengan tengil pada gadis yang memilih untuk membuang mukanya itu. Tak urung senyuman geli terbit di bibir mungilnya.

Rachel merotasikan matanya, astaga pasangan lovey-dovey ini sangat meresahkan. Lebih baik ia mengedarkan pandangannya ke arah lain. Sialnya yang tertangkap oleh indra penglihatannya adalah betapa keren dan seksinya seorang Alfa saat bermain basket di lapangan!

Mata tajam cowok itu seolah dapat membunuh lawan, dengan tubuh tinggi dan gerakan yang lincah, cowok dengan bandana putih di kepalanya itu mampu mencetak banyak poin untuk timnya.

Namun, tak ada raut yang benar-benar ditunjukan Alfa selain wajah tenang tanpa ekspresinya.

'ALFAAA KEREN BANGET!'

'AAA ALFA KERINGETNYA ASTAGA!'

'ALFA KETEKNYA MULUS BANGET KAYAK MASA DEPAN!'

'ALFA SEKSOY BANGET MAKK!'

'ALFAAA! HUHA! ALFA! HUHA!'

'MASUK KELAS IPA, SAMBIL BELI SEKOTENG!'

'CAKEPPP!'

'ADUH AA ALFA MENI GANTENG!'

'JIAKHHHHH!'

Rachel mendelik saat mendengar berbagai teriakan itu.

Buset dah!

Tak lama permainan selesai ditandai dengan tertiupnya peluit.

Buru-buru Rachel berdiri dan berlari menuju kelas meninggalkan Clarissa yang kebingungan.

"CHEL MAU KEMANA?"

"KELAS BENTAR!"

Gadis cantik itu mencari letak jaketnya, setelah membawanya Rachel kembali berlari menuju lapangan.

Akan lebih baik jika Rachel segera mengembalikan jaket itu daripada ia harus berurusan lebih lama dengan si Alfa mesum!

Rachel sampai dan segera mengulurkan tangannya sambil membungkuk untuk mengatur nafasnya.

"Buset maraton lo? Ngambil apaan sih? Hp lo ketinggalan?" Clarissa menyerahkan botol minum milik Rachel.

Cepat-cepat Rachel meminumnya, tanpa berniat menjawab rangkaian pertanyaan dari Clarissa. Baru saja tiga teguk masuk dalam rongganya, tiba-tiba botolnya diambil begitu saja. Rachel mendelik dengan bibir mengerucut.

Tak lama mata Rachel makin membulat kala tau bahwa orang yang merebut botol Rachel adalah Alfa. Dan hal paling mengejutkan lainnya adalah saat Rachel melihat dengan mata kepalanya sendiri, manusia gila itu meminum air di botol miliknya

Tandai.

Di botol yang sama.

Dan di tempat yang sama di mana bibirnya mendarat.

Tangan cowok itu terjulur menyentuh kepala Rachel dan sedikit menekannya seolah menyuruh Rachel duduk.

Rachel yang masih loading jatuh terduduk dengan wajah cengonya.

Setelah menelan airnya, Alfa menutup botol dan memberikannya pada Rachel yang masih mematung.

"Napas dulu baru minum." Cowok itu mengambil jaket yang ada di tangan Rachel.

"Sama-sama." Ucap Alfa lagi sambil menyunggingkan senyum menyebalkannya sebelum melenggang pergi meninggalkan Rachel yang masih terduduk bagai orang bodoh.

Padahal niatnya memberikan jaket itu sambil mengerjai Alfa, kenapa jadi keduluan gini?

"Chel, lo... Okay?" tanya Clarissa yang juga shock dengan kelakuan Alfa barusan.

Rachel memegang bibirnya sambil menolehkan pandangannya pada Clarissa.

Kenan yang juga menjadi saksi kelakuan temannya barusan langsung berdecak dan segera pergi menyusul Alfa.

"It-tu maksudnya gimana jadinya itu-" Rachel berucap melantur, Clarissa tergelak.

"Astagaa! Ini gimana konsepnya sih?" tanya Clarissa yang dibalas gelengan bingung oleh Rachel.

"Itu si Alfa, gue minum, botol gue direbut, dia minum, itu si Alfa-"

"Iya iya lo kissing secara gak langsung."

Rachel tersentak dan langsung melotot.

"BENERAN SINTING, UDAH GILA YANG NAMANYA ALFA!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!