NovelToon NovelToon

CARI KERJA KOK SULIT?

Bertemu 'Dia'

Untuk yang ke 23 kali nya dalam minggu ini , gadis itu menaruh lamaran kerja di caffe 'Tumoro' yang memerlukan tenaga kerja kasir. Ia sempat terkejut melihat begitu banyak pelamar kerja , mungkin ada sekitar 200 orang lebih. Well, caffe ini bukan hanya mencari tenaga kerja kasir tapi juga barista, pelayan dll. caffe tempatnya melamar ini berada di mall besar yang ada di kota nya. Mencoba mencari peruntungan siapa tau saja dapet panggilan kan?

Setelah mengisi formulir dan  menunggu 2 jam untuk interview dia akhirnya selesai dan sekarang ia berniat kembali menuju rumah, tapi langkahnya terhenti begitu melihat toko buku yang berada di lantai 2 mall ini. Seperti nya mampir sebentar beli buku gak masalah kan?

Gadis berkemeja putih itu bernama Almana Paramita, berumur 20 tahun dan sekarang sedang sibuk mencari pekerjaan yang pas setelah hampir satu tahun menganggur sejak resign dari pekerjaan sebelumnya sebagai pelayan toko. Alma gadis dengan kepribadian sableng dan ceria tapi terkadang bisa mode cool kalo lagi pms. Alasan dia resign dari pekerjaan sebelumnya itu simple karena ada 'slek' dengan senior nya yang doyan nyuruh tapi kerja nol. Mau ngadu ke bos tapi bos percaya banget sama senior satu itu, alhasil daripada darah tinggi dia memilih keluar dari pekerjaan nya.

Alma sibuk memilih buku yang pas untuk dia baca, sampai mata nya tertuju pada buku berjudul 'cara cepat mendapat kerja' ia menarik buku yang masih tersegel itu. Seperti nya dia butuh buku ini siapa tau saja setelah baca buku ini alma bisa dapat panggilan kerja. *ngayal aja dulu*

Begitu berbalik menuju kasir , alma tidak sengaja menabrak sesuatu di depan nya.

"aduhh" keluh alma begitu dia menabrak sesosok bertubuh tinggi jangkung di depan nya. Kening nya agak nyut nyutan, ia mendongak dan melihat seseorang dengan wajah mirip member nct berdiri di depan nya dengan wajah mengernyit.

"ANJIR KETEMU MANTAN CRUSH"

batin alma menjerit.

"lo gapapa?" suara ini, suara yang dulu sangat candu untuk seorang alma dan setelah 5 tahun dia kembali mendengar suara candu dari lelaki berkharisma didepan nya ini.

"hah eh oh.." mendadak alma jadi gagu kalo sudah di depan sosok bernama Angkara Gautama ini.

"gapapa kok hehe, sorry ya gue gak liat ada lo" alma cengar cengir sambil menahan malu dalam hati, pasti wajah nya sekarang sudah mirip hulk sangking dekil nya. Make up nya juga pasti sudah tidak karuan, kenapa setiap berhadapan dengan Angka dia selalu berubah jadi angsa buruk rupa ~_~

"wajah lo kaya familiar, lo teman sekelas gue yang pas smp gaya nya tomboy abis itu bukan?"

DEMI DEWA!!! Angkara si tampan ini mengingat nya??? rasanya alma  sekarang ingin jungkir balik di pohon toge sangking senang nya.

"hoh?? ehehehe" bodoh nya alma dia cuma bisa cengar cengir sekarang.

Mata pemuda itu tidak sengaja melihat buku yang di genggam gadis dengan rambut sepinggang itu.

"cara cepat dapet kerja? lo lagi nyari kerjaan?"

Di tanyai seperti itu rasanya alma mau menceburkan diri ke segitiga bermuda. Dia malu, SANGATTT.

Di usia sekarang yang harusnya sudah kerja dan meniti karir, ini alma bahkan belum ada setengah nya. Berbeda dengan si tampan didepan nya ini. Menurut cerita dari risa --sahabatnya sejak smp-- Angka sekarang kuliah kedokteran selain itu dia juga sudah mendirikan caffe sendiri dengan nama 'caffe kenanga'

Nah kalo bagian ini yang membuat gadis pantang menyerah macam alma insecure, karna sejak dulu alma tau bahwa dia dan angka bagai langit dan bumi bagaikan pula upik abu dan pangeran mahkota. Tidak akan bisa bersama, meski sekuat apapun alma berusaha pada akhirnya dia tau seperti apa ending nya. *sad bener woi*

"oh ini.. emm iya gue lagi cari kerja udah setahun nganggur. ini juga baru aja selesai interview di caffe baru mall ini''

Angkara mengangguk lalu ia melihat jam di tangan nya, dari yang alma lihat sepertinya ia sedang terburu buru.

"sorry alma gue harus cabut, see you soon" dia tersenyum sebelum berlalu dari hadapan Alma yang hanya bisa melambai sambil senyum-senyum kaya orang gila. Apa pula tadi katanya 'see you soon' ? itu artinya angka bersedia untuk bertemu dengan nya lagi?

Dia harus mencatat hari ini sebagai hari yang tidak akan pernah dia lupakan. Setelah 5 tahun baru kali ini dia merasa dugun dugun lagi dan itu terjadi pada orang yang sama.

"Ya Allah kayanya alma gagal move on lagi" gumam nya pelan.

Sulitnya Cari Kerja

Alma melangkahkan kaki menuju kamar nya, hari ini entah harus di sebut hari sial atau apa. Setelah pertemuan nya dengan angka tadi, dia memilih untuk langsung pulang dan melupakan niatnya untuk membeli buku. Ia menghembuskan napas, dari dulu sampai sekarang alma selalu insecure jika bertemu angka. Mana dia sekarang makin ganteng dan bertambah tinggi, alma tebak tinggi nya mungkin sekitar 180an sangat beda dengan alma yang hanya 150cm. Alma bahkan hanya sepundak Angka.

"Gue dulu tu mikir kalo suatu saat ketemu lagi sama dia, gue bakal berubah gitu kan jadi makin cantik kece pokoknya kaya glowing gitu. Ternyata tetep jadi upil kering di depan dia" Alma menggumam lirih sambil memberengut sebal.

Ponsel dalam handbag nya bergetar tanda ada panggilan masuk,

"Risa?" ucap alma setelah melihat id caller yang tertera nama sahabat karib nya itu.

"Halo wanita karir, ono opo nih siang siang udah nelpon aje. Biasanya lagi jadi sibuk nya umat" ucap alma menyindir halus teman super sibuk nya itu.

"Hahaha, bisa ae lo. Gimana tadi interview nya lancar?"

"Ye kaya biasa, lo harus tau ya tadi banyak betul yang ngelamar. Mana basic mereka emang di caffe lagi, selain jadi kasir mereka bisa merangkap juga jadi barista. Dah ini mah alamat gue gak akan diterima"

"Heh lo jangan negatif dulu pikiran nya, siapa tau kan emang rejeki lo disitu. Kalo udah takdir lo gak bisa ngelak" risa terkekeh pelan di ujung sana, kebiasaan alma jika sehabis melamar pasti selalu merasa insecure dengan pelamar lain.

"Ya habis nya gimana itu kan kenyataan, btw gue tadi ketemu angka. Lo masih inget kan sama dia?"

"Angka? Angkara Gautama? Cowo yang lo demenin ampe lulus smp itu, yang lu nangis-nangis kaya gembel di pinggir jalan karna dia balikan sama mantan nya? Ketemu dimana lo?"

"Gausah di ingetin dong kejadian yang itu" alma mencebik sebal, risa memang selalu tau cara membuat nya malu. "Gue ketemu di toko buku mall di lantai 2, gue juga gak nyangka mana dia ngeliat buku yang gue pegang lagi berasa kaya orang yang putus asa nyari kerja gitu gue"

"Hah? Buku apaan emang?"

"Buku cara cepat dapat kerja"

Hening sesaat, apa kuota alma habis ya? Alma melihat ponsel nya sejenak, masih nyambung kok, batin nya.

"HAHAHHAHAHA" suara tawa risa melengking, sangking keras nya alma sampai menjauhkan ponsel nya.

"Sial puas ya lo ngetawain gue" alma mendengus, suara tawa risa terdengar sangat puas dan sangat menyebalkan bagi alma.

"Aduh sorry ma, tapi ini kocak banget kenapa pula lo ada inisiatif beli buku gituan" masih terdengar tawa dari risa namun tidak sekencang tadi.

"Ish itu tuh tadi iseng mau liat, tapi emang niat mau beli sih. Cuma kan itu untuk referensi aja siapa tau emang gue selama ini ada kesalahan dalam bicara atau apa gitu makanya gak keterima mulu di tempat-tempat yang lumayan gaji nya"

"Terus tadi lo bicara apa aja sama dia?"

"Gak banyak kok, soalnya dia tadi buru-buru juga. Duhh dia makin ganteng+++ tau gak sih, kalo dulu ganteng nya itu kek cowo baru pubertas kalo sekarang tuh kaya yang maskulin dewasa dan makin kharismatik gitu. Hot lah ini mah" Alma senyum senyum sendiri membayangkan Angka.

"Jadi ceritanya gagal move on nih? Hati-hati dia dari dulu doyan bikin lo patah hati, walau dia tau lo suka sama dia tapi dia gak pernah tuh peduli sama lo. Bahkan dia seenak jidat mesra-mesraan sama si sasmita di depan lo"

"Ya gue gak nyalahin dia sih untuk itu, masa iya perkara gue suka dia terus mengharuskan dia gak boleh pacaran di depan gue. Itu hak dia kali sa, lagian gue udah move on kok dari dia. Tadi tuh dugun dugun karna kaget aja setelah sekian lama ketemu lagi sama dia" Alma menunduk, ya dia tau mengharapkan seorang angka itu tidak boleh dia lakukan.

"Yaudah saran gue hindarin deh sama sesuatu hal yang berhubungan sama dia, perkara loker nanti gue coba bantu cari lagi oke? Jangan patah semangat"

"Iya, masih semangat kok mencari ladang cuan hehehe"

"Hmm iya deh, yaudah gue mau lanjut kerja dulu. Inget pesen gue, bye"

Sambungan terputus. Alma menghela napas lalu menjatuhkan diri ke tempat tidur, pertemuannya dengan angka mungkin memang cuma kebetulan tapi tetap meninggalkan bekas di hati nya. Ternyata setelah bertahun-tahun tak bertemu perasaan untuk pemuda itu masih tersisa di hati alma. Entah takdir apalagi yang akan datang kepada nya, tapi semoga aja itu tidak berhubungan dengan Angka.

Ya semoga.

***

Di lain tempat, seorang pemuda yang sejak tadi di bicarakan oleh alma dan risa sedang duduk di ruang kerja nya untuk mengecek data bulanan caffe yang sudah menjadi rutinitas nya.

Dia angka. Si pemuda yang ambisius dan penuh kharisma sejak tadi sulit fokus, ia kembali mengingat saat bertemu dengan seseorang yang dulu sangat menyukai nya.

ALMANA PARAMITA.

Nama itu tidak sekalipun dilupakan oleh angka, gadis itu boleh dibilang sedikit mewarnai hidup angka di jaman smp. Kalau boleh bicara alma itu gadis yang manis dan menyenangkan, dia sedikit cerewet dan heboh pada hal-hal yang di sukai nya.

"aku pikir setelah sekian lama gak ketemu, kamu bakal berubah ternyata masih sama aja. Tetep cute dan ceroboh" angka terkekeh.

"mungkin gak ya kamu masih suka aku?" gumam nya pelan.

***

Keesokan hari nya, alma kembali menyiapkan diri untuk mencoba peruntungan. Hari ini dia akan melamar di dealer motor untuk posisi sales, semoga saja ini jadi lamaran terakhir untuk alma. Alma sedang menunggu giliran interview, ada sekitar 3 orang yang melakukan interview hari ini.

"Mba almana paramita"

Begitu namanya di panggil dan dipersilahkan masuk, alma pun bergegas. Menghembuskan napas sebelum memasuki ruangan.

"Selamat pagi mba alma"

ucap HRD ber-name tag Andini Maheswari itu begitu alma masuk ruangan.

"Pagi bu andini"

Interview berjalan dengan lancar, tapi ada satu hal yang jadi bahan pertimbangan alma apabila di terima. Ya masalah gaji. Untuk tiga bulan pertama gaji alma hanya 500ribu, jika mencapai target penjualan maka alma baru dapat bonus itupun alma harus menjual sekitar 4 motor dalam 1 bulan. 'gila kali ya, laku 1 motor aja Alhamdulillah. Ini harus 4? Mo nangis rasa nya gue' batin alma begitu hrd selesai melakukan penjelasan soal gaji tadi. Alma hanya mampu mengangguk, mengiyakan.

"Gaji segitu mana cukup buat bolak balik ongkos belum lagi makan, Ya Allah sesusah ini ternyata dapet kerja" alma mulai putus asa, di sepanjang jalan menuju halte yang alma lakukan hanyalah meratapi nasib. Rasanya dia tidak sanggup pulang kerumah membawa kekecewaan lagi. Ayah nya hanya lah seorang penjahit biasa, di jaman sekarang ini sudah mulai berkurang orang yang membuat baju kebanyakan dari mereka memilih belanja online. Ibu nya sering mengeluh jika ayah nya tidak bisa memberi uang makan karena memang tidak ada nya pemasukan dan alma pun tidak bisa membantu apapun sebab ia pun tidak punya uang.

Alma biasa mencuci baju tetangga agar bisa dapat uang untuk keperluan

lamaran kerja nya itu pun kadang harus ia bagi untuk keperluan dapur juga, ia sangat sungkan jika harus meminta pada orang tua nya. Alma hanya takut mereka meminjam pada saudara atau tetangga hanya untuk keperluan alma, bagi gadis itu jika ingin sukses maka semua harus di mulai dari usaha sendiri alias mandiri. Biar lah alma bersusah payah sekarang tapi dia akan mengusahakan untuk membuat kehidupan ayah dan ibu nya menjadi lebih baik. Itu tekad nya.

Sebenarnya alma punya seorang abang tapi dia sudah menikah di usia 21 tahun karna memang keinginan abang nya untuk menikah muda, alma dan orang tua nya hanya mampu mendukung keputusan abang nya. Toh dia ini yang menjalani, abang alma adalah pedagang di sebuah kedai mini bubur ayam. Dia sudah memiliki seorang anak laki-laki berumur 3 tahun. Meski abang nya suka memberi uang untuk kebutuhan tapi itu tidak menutup pengeluaran yang ada, sebab abang nya pun hanya memberi seadanya. Kebutuhan dia pun banyak.

"Kemana dulu ya? Aku gak mungkin langsung pulang gitu aja, gak sanggup liat wajah sedih ibu" alma mendesah,

rasanya dia ingin menangis sekarang. Kemana lagi dia harus mencari pekerjaan yang gaji nya sesuai. Dia bahkan tidak masalah jika harus jadi pembantu sekalipun.

Tingg

Ponsel alma berbunyi menandakan ada nya pesan masuk.

Pesan dari risa.

Risa

Ada loker nih beb

^^^Me^^^

^^^Loker apa tuh^^^

Risa

*Send foto*

^^^Me^^^

^^^Loker art?^^^

^^^Tapi gaji nya lumayan juga 2,8^^^

^^^Itu alamatnya lumayan deket dari rumah gue. Apartemen golden globe.^^^

Risa

Nah coba gih, ngelamar. Lamaran nya bisa lu anter ke caffe kenanga. Gue dapet loker dari temen gue yang kerja disitu. Yang punya caffe ngebutuhin art untuk apart nya. 

^^^Me^^^

^^^Oke bakal gue coba, thanks ya sa^^^

Risa

Nevermind beb

Sepertinya ucapan alma langsung di kabulkan Tuhan , 'beneran dapet loker art, gapapa deh gaji nya lumayan' batin alma bergumam.

''semoga kali ini beneran yang terakhir, aamiin'' doa alma dalam hati. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk nya. Ya semoga.

Jadi Pembantu?

Alma terbangun jam 6 tepat, hari ini dia akan melakukan interview untuk loker ART yang kemarin risa beritahu. Entah kenapa ia merasa bersemangat hari ini, alma membereskan tempat tidur dan bersiap untuk mandi. interview akan berlangsung jam 8.30 Risa memberitahu bahwa caffe kenanga buka jam 8 jadi lebih baik dia datang di jam 8.30

Risa juga bilang bahwa pemilik caffe biasanya ada di jam jam awal cafe buka. Jadilah alma berpikir datang di jam 8.30 di waktu caffe memang sudah siap buka.

Setelah selesai dengan mandi, alma bergegas keluar kamar untuk membantu sang ibu di dapur.

"Masak apa bu?"

"ini ayah kamu mau tumis kangkung, tumben jam segini udah mandi. mau ada interview lagi emang?" Ibu rosita -ibu alma- bertanya dengan nada lembut, tidak salah ibu nya bertanya begitu biasanya jadwal interview alma selalu jam 10.00 atau tidak 11.00 siang.

"iya bu kebetulan ini interview nya pagi, jadi mau siap siap lebih awal" Alma tersenyum menatap ibu nya, sambil membantu memotong cabai.

"memang nya interview dimana ?" sebenarnya ibu alma tidak memaksa dan mengharuskan anak perempuan nya ini bekerja, ia juga kasihan melihat putri satu-satunya itu harus bolak-balik cari kerja. pasti sangat melelahkan, namun putri bungsu nya ini tidak pernah sekalipun mengeluh jika pulang dari interview.

"Interview di caffe bu ada lowongan jadi pelayan, ya lumayan aja gaji nya. Alma mau coba siapa tau aja kan rejeki alma disitu"

Alma memilih berbohong tentang pekerjaan yang ia lamar, alma takut ibu nya melarang, sebab alma tau ibu nya sangat tidak ingin alma melakukan pekerjaan berat, kerjaan sebelumnya yang mengharuskan alma mengangkat beban lumayan berat saja ibu nya selalu mengomel menyuruhnya berhenti kerja kata nya 'kamu perempuan angkat beban berat bisa-bisa peranakan kamu turun, bahaya nak' awalnya alma berpikir itu bisa teratasi dengan urut tradisional tapi begitu tau fatalnya alma menjadikan itu alasan utama ia mengundurkan diri walau sebenarnya alasan utama nya itu karena Alma cekcok dengan tangan kanan si bos.

Rosita tersenyum menatap sang putri,

"ibu doakan semoga ini jadi yang terakhir kamu antar lamaran ya nak" Alma tersenyum sendu dan mengangguk sebagai balasan ucapan ibu nya, ia mengaminkan dalam hati. semoga Tuhan mengabulkan doa ibu nya.

"Nah taruh ini di meja sekalian panggil ayah mu bilang sarapan udah siap gitu" Alma mengangguk dan melaksanakan titah sang ibu. Akhirnya mereka sarapan bersama di selingi canda tawa, alma selalu merasa beban di pundaknya hilang begitu melihat tawa kedua orang tua nya. semoga selalu seperti ini, pinta alma dalam hati.

****

Alma sudah sampai di tempat tujuan 'caffe kenanga' risa bilang jika sudah sampai alma hanya perlu bilang pada bagian kasir bahwa dia datang untuk melamar kerja sebagai Art untuk pemilik caffe ini. Tapi alma kok merasa tidak asing dengan nama caffe ini seperti pernah dibahas tapi alma lupa pasti nya.

Setelah berbicara pada kasir bernama Amanda itu alma dipersilahkan duduk dan menunggu sebentar, selagi menunggu alma mengamati seisi caffe, merasa caffe ini benar-benar membuat alma merasa tenang.

Gaya klasik dan hiasan sederhana tidak salah caffe ini memiliki banyak peminat dari segala umur, disini juga menyediakan pembelian alat lukis sebagai hiburan para pengunjung di buka dengan harga 25.000 mereka sudah bisa mendapat alat lukis lengkap.

sangking asiknya menatap se-isi caffe alma sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang berdiri di depan meja nya. orang itu berdehem membuat alma tersadar dan mengalihkan pandangannya yang sontak menatap ke depan dengan mata membelalak.

"LHO KAMU?!"

*****

Alma merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan wajah lesu. ia membawa kabar baik bahwasanya alma di terima kerja sebagai Art apartemen itu. Masalahnya si pemilik nya lah yang menjadi beban pikiran gadis itu, ponsel alma berdering. id caller 'Risa' tertera di ponsel alma, gadis itu mendudukkan diri dan mengangkat panggilan itu.

"Hallo sa"

"Hai ma, kenapa suara lo lesu gitu? gimana tadi interview lo? lancarkan?"

"lancar kok, gue juga di terima kerja disana, besok gue bisa langsung kerja"

"nah bagus dong, gue seneng denger nya, tapi kenapa lo malah kaya gak semangat gitu dah?" risa merasa heran harusnya gadis ini senang karna penantiannya mendapat kerja akhirnya terbayarkan.

"itu dia masalah nya, lo harus tau siapa pemilik caffe itu dan apartemen nya"

"emang siapa?" tanya risa penasaran.

"Angkara Gautama. Lo gak lupa kan kalo dia punya caffe nah itu caffe kenanga punya dia. masa lo lupa padahal lo sendiri yang cerita" Alma mendengus pelan.

"astaga gua baru inget kalo dia punya caffe, tapi gue beneran lupa soal nama caffe nya. terus gimana ? coba ceritain"

alma menghembuskan nafas nya,

"jadi gini..."

Flashback on

"LHO KAMU?!"

gadis itu menjerit , terkejut dengan sosok di depan nya ini.

"Santai ma, segitu kaget nya ngeliat aku berasa liat hantu" si tampan itu terkekeh.

"gak nyangka kita ketemu lagi, ternyata kamu yang mau ngelamar. dunia emang sesempit ini ya" ia melanjutkan masih dengan kekehan nya. Ya dia Angka. sosok yang berusaha alma hindari dan lupakan tetapi kenapa seolah semesta selalu membuat berbagai cara untuk mereka bisa bertemu.

"Gue inget, dia pemilik caffe kenanga pantes familiar sama nama ni caffe" gumam alma pelan.

"Ya? kamu ngomong apa?"

"ah enggak kok, ini CV aku. silakan kamu liat buat bahan pertimbangan" Alma menyerahkan dokumen itu pada Angka yang langsung diterima pemuda dengan senyum manis itu.

"kamu gak lanjut kuliah ma?" pertanyaan itu alma jawab dengan gelengan.

"kenapa? padahal yang aku liat nilai kamu bagus dan udah pasti bisa keterima di univ yang akreditas nya bagus" ujar angka setelah melihat ijazah dan transkrip nilai milik alma.

Ternyata gadis itu sudah banyak berubah dalam pelajaran meningkat cukup pesat dari waktu di SMP. Dulu yang Angka ingat gadis ini agak pemalas dan selalu mengerjakan tugas di kelas itupun nyontek dengan teman sebangku nya, ia sangat lemah pada pelajaran b.inggris dan matematika. Gadis ini bahkan pernah di hukum berdiri di depan kelas karna tertidur saat jam pelajaran matematika di mulai.

"Aku gak banyak berharap soal kuliah dengan ekonomi seadanya lulus kuliah aja udah syukur, aku emang niat langsung kerja setelah lulus buat bantu keuangan keluarga" alma tersenyum menatap Angka.

"Padahal kamu bisa masuk jalur beasiswa, semua akan di tanggung pihak kampus"

"Gak semua di tanggung pihak kampus ka, pasti ada aja pengeluaran gak terduga. Jadi yaudah deh milih kerja aja" Angka mengangguk memilih untuk tidak banyak bertanya takut menyinggung gadis itu juga.

"Oke, sebenernya aku gak enak kamu harus kerja sebagai Art tapi aku emang butuh banget Art untuk apart ku. Kerjaan nya juga gak banyak cuma bersih-bersih, mencuci sama nyiapin makan malam. soalnya aku berangkat pagi dan pulang sore, jadi kamu cukup siapin makan malem aja. kamu bisa masak kan?"

"bisa kok" alma menjawab cepat dengan anggukan kepala.

"yaudah jam kerja kamu dari jam 8 sampe jam 4 sore , setelah masak untuk makan malem kamu bisa pulang"

Alma tidak banyak berkomentar sebab ia merasa blank sekarang yang gadis itu lakukan hanya mengangguk dan menjawab seadanya , sudah di bilang bukan jika di hadapan Angka ia akan banyak gugup nya.

Sesi interview berakhir dengan jabatan tangan karena Angka harus berangkat ke kampus nya jadi tidak banyak pembicaraan yang di lakukan, jadi sudah dipastikan besok alma akan bekerja pada angka dan alma pun sudah resmi menjadi asisten rumah tangga dengan Angkara Gautama sebagai tuan nya.

Semoga saja hati nya bisa di ajak berkompromi untuk tidak kembali jatuh hati pada orang yang sama. Angka, Tuan nya.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!