NovelToon NovelToon

HE'S DANGEROUS!

Prolog

..."Apa pun yang terlihat di antara manusia (apakah kesenangan atau kesakitan) lahir dari karma (perbuatan). Semua makhluk menikmati atau menderita, sesuai dengan tindakan mereka di masa lalu."...

...***...

Bau hujan yang turun deras membasahi bumi disertai kilat itu tidak membuat seorang anak perempuan yang berada di bawahnya takut. Yang ia takutkan adalah bertemu ayahnya. Kaki kecil tanpa alas itu terus berlari agar tidak bertemu dengan sang ayah.

Air mata yang bersatu dengan hujan membuat ia terus mengusap wajahnya agar bisa melihat jalanan yang sangat sepi. Anak perempuan itu berhenti ketika kakinya menginjak sebuah kayu kecil.

"Mama," lirih anak itu sambil menatap kakinya yang berdarah.

"ANAK SIALAN! DIMANA KAMU?!"

Anak itu tersentak kaget ketika mendengar suara sang ayah. Ia menyipitkan matanya melihat sosok besar yang berjalan ke arah nya.

Dengan kuat ia menarik kayu yang ada di telapak kakinya. Ia meringis kesakitan ketika kayu itu terlepas. Dengan sisa tenaganya, ia berdiri dan berlari untuk menghindari sang ayah. Ia terus menatap ke belakang lantaran takut sang ayah menemukannya.

Anak itu hampir menjerit ketika tangannya ditarik oleh seseorang tapi sayang mulutnya di tutup oleh tangan orang itu. Ia membulatkan matanya ketika melihat seorang perempuan yang mungkin umurnya masih dua puluh tahunan mendekapnya erat.

"Jangan takut. Ikutlah dengan saya," ucap perempuan itu.

Entah kenapa, anak perempuan itu hanya diam bergeming seolah-olah ia telah mendapat perlindungan.

...***...

"Hazel bangun sayang! Di bawah sudah ada Gentala!"

Gadis yang baru saja di teriaki namanya oleh sang Mama itu langsung membuka matanya. Seperti namanya, warna mata gadis itu juga hazel. Sangat cantik. Ia merenggangkan kedua tangannya lalu tersenyum tipis. Entah mimpi apa yang ia alami sehingga tersenyum seperti itu.

"HAZEL!" teriak sang Mama lebih keras.

Hazel tersentak lalu langsung turun dari tempat tidurnya, "IYA MA!" balas Hazel yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Maya tersenyum kecil karena tingkah anaknya. Ia kemudian turun ke lantai bawah untuk menemui Gentala.

"Gentala maaf ya karena Hazel bikin kamu nunggu," ucap Maya ketika ia sudah berada di ruang tamu.

Gentala yang awalnya bermain ponsel itu langsung mematikan ponselnya dan tersenyum menatap Maya.

"Gak papa Tante," jawab Gentala.

Maya tersenyum, "Ayo kita sarapan dulu."

Dengan semangat 45, Gentala langsung berdiri dan cengengesan tak jelas, "Ayo Tan!"

Maya menggelengkan kepalanya lalu terkekeh kecil. Gentala dan Hazel itu hampir sama dari sifat nya. Jadi tak heran jika persahabatan Gentala dan Hazel sangat awet. Rumah Gentala juga hanya berjarak beberapa rumah dari rumah Hazel ini.

Sesampainya di meja makan, Gentala tersenyum senang sambil menatap makanan yang tersedia di atas meja. Jangan heran kenapa Gentala bersikap seperti ini. Itu karena kedua orang tua Gentala tidak pernah berada di rumah karena mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka daripada berada di rumah bersama Gentala.

Itulah kenapa Gentala merasa senang berada di rumah Hazel karena Maya yang berhasil memerankan sosok Ibu dalam diri Gentala.

"Silahkan dimakan," ucap Maya sambil bercanda.

Gentala tertawa. Maya ini bukan Ibu yang kaku tapi ia bisa menyesuaikan diri dengan orang yang berhadapan dengannya.

"SIAP TANTE!" ucap Gentala sambil hormat kepada Maya.

Maya tertawa lalu menatap lantai dua karena Hazel belum juga turun. Maya berdecak pelan sambil berkacak pinggang, "HAZEL CEPETAN TURUN, NANTI KAMU TELAT!" teriak Maya.

Gentala yang sedang menikmati roti langsung tersedak karena kaget mendengar suara teriakan Maya yang tiba-tiba. Dengan cepat Gentala meraih minum yang ada sedangkan Maya tersenyum tak merasa bersalah.

"Maafin Tante ya Gen," ucap Maya.

Gentala tersenyum sambil mengusap dadanya. Wajah Gentala terlihat merah karena tersedak.

"Lah muka lo napa merah kek kepiting gitu?" tanya Hazel sambil tertawa.

"Gara-gara kamu itu!" ucap Maya sambil berkacak pinggang memelototi Hazel.

"Loh kok aku?!" tanya Hazel tidak terima.

"Ya karena kamu itu lama banget!" balas Maya.

Hazel memandang mamanya dengan kesal, "Apa-apaan orang ak–"

"Udah!" potong Gentala membuat mereka berdua memandang Gentala.

Gentala yang ditatap begitu langsung tersenyum, "Gak baik ribut di pagi-pagi begini."

Maya tersenyum sedangkan Hazel memandang Gentala bombastic side eye.

"Yaudah sekarang kalian berangkat biar gak telat," ucap Maya.

Hazel memandang Maya tak percaya, "Loh kok berangkat?! Kan aku belum sarapan Ma!"

"Salah siapa yang lama banget! Kamu lihat sekarang udah jam berapa?!" sahut Maya.

Hazel mengerucutkan bibirnya kesal. Sedangkan Gentala tertawa senang melihat Hazel menderita. Hazel yang melihat itu akan memukul Gentala namun tertahan ketika Maya mencubit lengannya.

"Mama!" protes Hazel.

"Apa?! Sana berangkat dan makan sarapan ini!" ucap Maya sambil menyerahkan kotak makan kepada Hazel.

Melihat itu wajah kesal Hazel berubah menjadi senang. Maya ini sangat pengertian.

"Makasih Mama Hazel yang cantik!" ucap Hazel sambil mencium pipi Maya.

Maya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya kecil. Gentala yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Andai saja Mamanya seperti Maya maka Gentala pasti akan merasa sangat bahagia. Gentala menundukkan kepalanya agar Hazel dan Maya tidak melihat raut wajah sedihnya.

Hazel mengalihkan pandangannya menatap Gentala lalu kembali menatap Maya. Melihat itu Maya mendekat ke arah Gentala dan mengelus puncak kepala nya.

"Jangan sedih. Kamu masih punya Tante disini. Gentala adalah anak Tante," ucap Maya membuat Gentala tersenyum.

"Aku benar-benar beruntung karena punya Mama kayak Mama Maya," batin Hazel.

......***......

That's My Girl

..."Ada lima tanda orang bodoh; kesombongan, percakapan jahat, kemarahan, argumen keras kepala, dan kurangnya rasa hormat terhadap pendapat orang lain."...

...***...

Dalam hidup sudah pasti ada yang namanya cobaan. Contohnya saat ini, Hazel yang sedang berjalan santai menuju kelasnya sambil memakan sebuah cilok harus mengurungkan niatnya ketika cilok yang berada ditangannya tiba-tiba berpindah ke tangan laki-laki yang saat ini mengunyah cilok nya dengan santai.

"Enak!" ucap laki-laki itu sambil mengunyah cilok dengan ekspresi wajah yang bisa membuat Hazel mengernyit jijik.

"Sialan lo Gentala!" desis Hazel.

Tolong ingatkan Gentala bahwa cilok adalah makanan terfavorit Hazel. Berani mengambil ciloknya tanpa izin? Maka kalian harus siap dianiaya oleh Hazel.

"Balikin cilok gue!" kesal Hazel.

Gentala tersenyum membuat para perempuan yang memperhatikan mereka memekik tertahan karena tidak kuat dengan senyuman Gentala.

Hazel yang melihat itu berdecih sinis. Sok kegantengan! Pikir Hazel.

"Gue minta cilok gue bukan senyum lo itu!"

Gentala menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gimana ya Zel, kan makanannya udah masuk ke sini," ucap Gentala sambil menepuk-nepuk perut nya.

Hazel tersenyum lalu mendekat ke arah Gentala, "Kalo gitu muntahin!"

Gentala melotot kaget ketika Hazel menepuk-nepuk tengkuknya untuk memuntahkan cilok itu.

"Zel lo gila?!" ucap Gentala yang berusaha menghindar dari Hazel, tapi sayang Hazel dengan kuat menahan Gentala.

"Makanya muntahin! Asal lo tahu aja ya, kalau cilok itu lebih berharga dari lo!"

"Buset gue di bandingin sama cilok," ucap Gentala yang terus menghindar dari Hazel.

"Kak jangan kak. Kasian kak Gentala," sahut seorang gadis yang merupakan adik kelas mereka.

"Diem lo!" ucap Hazel membuat adik kelas itu mundur karena takut Hazel akan mengamuk padanya.

"Zel galak amat lo ah!" sungut Gentala kesal karena baginya, melindungi fans nya itu adalah wajib.

Sedangkan adik kelas tadi tersenyum malu ketika Gentala membelanya seperti itu. Lagipula siapa yang tidak senang jika seorang Gentala membela mereka?

Hazel memutar bola matanya malas, "Lo–"

"KALIAN NGAPAIN MASIH DI LUAR?! APA KALIAN TIDAK MENDENGAR BEL?! MASUK KELAS SEKARANG!"

Mereka yang berada di koridor tersebut dengan cepat berpencar untuk masuk ke kelas masing-masing, begitu juga dengan Gentala yang menarik tangan Hazel untuk masuk ke kelas mereka ketika mendengar suara guru killer di sekolah mereka.

Sesampainya di kelas XII IPA 2, Gentala segera melepaskan tangan Hazel dan berlalu masuk ke kelas terlebih dahulu meninggalkan Hazel yang rasanya ingin memakan Gentala hidup-hidup. Seperti kanibal saja Hazel ini hehe.

"Katanya cuma beli cilok tapi lamanya kayak mau pergi umroh aja!" sindir Neisha yang merupakan sahabat Hazel.

Hazel mendengus kesal lalu duduk di bangkunya, "Diem lo! Gue lagi gak mood ngomong!"

Neisha memutar bola matanya malas lalu melanjutkan kegiatannya bermain game pou dari ponselnya.

Sementara Gentala yang sedang bercermin untuk memastikan bahwa kadar kegantengannya tidak pudar akibat Hazel itu terus merapikan rambutnya. Rambut saja yang rapi, tapi baju udah keluar!

Setelah merasa sudah rapi, Gentala berjalan menuju meja nya. Ia berhenti di sebelah Arthur–sahabatnya yang sedang tidur. Tersenyum licik Gentala menarik nafas dalam-dalam lalu...

"WOI BANGUN ADA BU TUT!"

"EH IYA SELAMAT PAGI BU!"

Seisi kelas sontak tertawa akibat kelakuan Gentala dan kepolosan Arthur. Sedangkan Arthur yang sedang berdiri, langsung menatap tajam Gentala yang sedang tertawa terbahak-bahak.

"Sialan lo Gen!" desis Arthur.

Gentala meredakan tawanya, "Peace bro! Lagian lo ngapain tidur pagi-pagi begini dah?!"

"Habis main dia Gen tadi malam!" sahut Satria yang berada di belakang Arthur.

Gentala membulatkan matanya dramatis, "Main apaan Sat?"

"Mainnya Arthur keren! Di hotel cui!" timpal Saga yang duduk di sebelah Arthur.

"CEWEK MANA YANG LO AJAK THUR?!" tanya Gentala heboh.

Seisi kelas kemudian menatap Arthur dengan raut wajah tak percaya.

"Thur lo udah gak anu?" tanya Hazel dari ujung.

"Anu apaan anjing? Gue cuma nganterin temen gue ke sana!" kesal Arthur karena dituduh melakukan yang iya-iya.

"Temen apa temen?" goda Gentala sambil menaik-turunkan alisnya.

"Temen gue itu asu!" umpat Arthur yang kesabarannya sudah habis karena meladeni teman-teman laknat nya ini.

"Kalian percaya? Gue sih engga!" ucap Satria menyebalkan.

Arthur menatap mereka malas, "Terserah lo pada!"

"Cielah ngambek! Iya thur kita percaya kok sama lo!" ucap Gentala sambil tersenyum mengejek.

Arthur menatap Gentala sinis, lalu ia mengacungkan jari tengah ke arah Gentala membuat mereka tertawa.

"Assalamualaikum."

"Wassalamu'alaikum!"

Guru kimia sudah masuk membuat semua murid duduk di bangku masing-masing. Menyebalkan jika pagi-pagi begini harus dihadapkan dengan hitung-hitungan.

...***...

"Zel lo mau pesen apaan?" tanya Neisha.

"Nasgor aja deh gue."

"Oke tunggu ya!" ucap Neisha yang diangguki oleh Hazel.

Sambil menunggu, Hazel membuka aplikasi Instagram dan melihat snapgram(sg) yang dibuat oleh Gentala. Karena penasaran, Hazel membuka sg dari Gentala. Terlihat disana dengan sok kegantengannya, Gentala berfoto dengan cool padahal aslinya bobrok. Hazel berdecih sinis melihat foto itu.

"CEWEK SIALAN! BERANI-BERANINYA LO NGEREBUT AKSA DARI GUE?!"

Hazel mematikan ponselnya ketika mendengar suara keributan yang berhasil mengambil perhatian seisi kantin. Terlihat seorang gadis cantik tertunduk karena bentakan dari perempuan dengan baju ketat dan make up yang sebenarnya tidak pantas untuk di sekolah.

"Maaf Alora. Aku gak ada ngerebut Aksa dari kamu. Bahkan aku juga gak ada hubungan apapun sama Aksa," ucap perempuan yang menjadi lawan Alora.

Gadis itu terlihat takut karena terlihat dari tubuhnya yang gemetar dan tidak berani menatap Alora. Mereka berdua saat ini di kelilingi oleh murid-murid untuk melihat apa yang terjadi. Hazel yang penasaran akhirnya mendekat begitupun dengan Gentala, Arthur, Saga dan Satria.

Alora terkekeh sinis, "Lo pikir gue percaya gitu aja sama lo hah? Aksa mutusin gue karena lo! Lo apaan Aksa sampai dia bisa-bisanya mutusin gue demi lo?!"

Bisik-bisik tak mengenakan mulai terdengar di telinga gadis itu. Tubuhnya semakin gemetar lalu dengan perlahan ia mengangkat kepalanya untuk menatap Alora.

"Aku gak pernah godain Aksa. Aku gak mungkin ngerebut dia dari kamu Alora," lirih gadis itu.

"HALAH BACOT LO ******!" baru saja tangan Alora akan menyentuh pipi gadis itu tapi terhenti ketika Gentala menahan kuat tangan Alora.

"Jadi cewek jangan kasar," ucap Gentala dengan tenang.

Alora menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cekalan Gentala, "Lo gak usah ikut campur!"

"Lo gak berhak ngatur gue," ucap Gentala yang kemudian menarik tangan gadis itu pergi dari kerumunan murid-murid itu.

"SIALAN LO ANJING!" teriak Alora murka. Sepertinya Alora masih belum puas jika amarahnya belum sampai ke gadis itu.

Hazel yang sejak tadi memperhatikan akhirnya mendekat, "Alora." panggil Hazel.

Alora mengalihkan pandangannya menatap Hazel. Pandangan marahnya seketika berubah menjadi benci ketika melihat Hazel. Ia membenci Hazel karena dulu Aksa pernah menyukai Hazel dan menurutnya Hazel itu tidak lebih baik darinya.

"MAU APA LO?!" tanya Alora dengan nada keras.

Hazel mengernyitkan dahinya aneh lalu tertawa sarkas, "Santai kali! Gue cuma mau bilang kalo lo itu.... monster!"

"MAKSUD LO APA BANGSAT?!" marah Alora.

"Harusnya lo itu ngaca dan tanya sama diri lo sendiri, kenapa Aksa mutusin lo! Tapi lo gak perlu repot-repot kayak gitu karena gue akan bantu jawab," dengan senyum yang teramat manis Hazel memandang Alora.

Semua murid penasaran apa yang akan di katakan Hazel kepada Alora. Mereka semua tahu bahwa ada kebencian diantara keduanya. Semua orang tahu alasan Alora membenci Hazel tapi mereka tidak tahu kenapa Hazel membenci Alora. Apa karena Alora yang terus-menerus mencari masalaj dengannya? Sepertinya iya.

Hazel memandang Alora dari atas sampai bawah dengan tatapan menilai.

"Lo gak lebih dari sampah! Jadi gak heran kalau Aksa gak mau sama lo! Dan lo nyalahin cewek tadi atas putusnya lo sama Aksa? Itu cara rendahan Alora! Harusnya lo tanya ke Aksa, kenapa dia mutusin lo? Sebenernya urusannya gak akan besar kalau lo punya otak! Tapi sayang kayaknya otak lo gak berfungsi! Bukan kah begitu Aksa?"

Semua mata tertuju kepada seseorang yang sedang bersandar di dinding tempat masuknya kantin. Terlihat Aksa yang memandang datar sambil bersedekap dada. Alora terdiam. Hazel berhasil membuat harga dirinya jatuh.

"Awas lo!" geram Alora yang kemudian pergi keluar kantin dengan muka merah menahan marah.

Aksa dan Hazel bertatapan tapi tak lama karena Hazel membuang pandangannya dan pergi dari kantin meninggalkan Neisha yang menatapnya cengo.

"Gila, keren banget temen gue!" ucap Neisha.

...***...

Sedikit Cerita dari Aksa

..."Segala sesuatu yang ada dalam kendali orang lain itu menyakitkan. Semua yang ada dalam pengendalian diri adalah kebahagiaan. Singkatnya, inilah definisi kebahagiaan dan rasa sakit."...

...***...

Bel pulang sekolah telah berbunyi tapi dari istirahat pertama, lebih tepatnya setelah kejadian di kantin tadi, Hazel tidak lagi melihat Gentala. Kata teman-teman Gentala, laki-laki itu sedang sakit. Tapi Hazel tidak percaya begitu saja. Ia yakin jika Gentala sedang bolos.

"Zel ayo pulang!" ajak Neisha yang berada di depan pintu kelas.

Hazel yang masih duduk di kursi nya itu kemudian menatap Neisha, "Lo duluan aja Nei! Gue balik bareng Gentala,"

Neisha memperhatikan sekitar kelas, "Gentala nya mana? Tas nya doang yang ada."

Hazel mengangkat kedua bahunya acuh, "Paling bentar lagi ke sini buat ngambil tas."

Neisha menganggukkan kepala nya paham, "Yaudah gue duluan ya!"

Hazel menganggukkan kepalanya. Setelah Neisha pergi, Hazel membuka ponselnya untuk menghubungi Gentala. Keadaan kelas sudah sepi dan tersisa Hazel disini. Baru saja Hazel akan menelpon Gentala, tiba-tiba...

"ANJING!"

Hazel terperanjat kaget ketika suara tidak sopan itu masuk ke telinganya. Ia mengangkat pandangan dan mengangkat alisnya bingung ketika melihat Gentala yang seperti habis melihat hantu. Bahkan laki-laki itu menyandar di dinding sambil memegang dadanya.

"Kenapa lo?" tanya Hazel bingung.

Gentala menghembuskan nafasnya. Untung saja dia tidak terkena serangan jantung, "Lo ngapain masih disini anjir?" tanya Gentala.

Bagaimana Gentala tidak terkejut jika Hazel menunduk dengan rambut menjuntai menutupi wajahnya seperti kuntilanak?

Hazel berdiri sambil menyandang tasnya di bahu kanannya, "Ya gue nungguin lo lah! Kemana aja sih lo?"

"Bolos gue," jawab Gentala sambil mengambil tasnya dan berjalan kembali untuk keluar kelas.

Hazel mengikuti Gentala, "Bolos mulu! Kapan pinternya lo?!"

Gentala memutar bola matanya malas, "Diem lo! Kita sebelas duabelas ye!"

Hazel tertawa, benar yang dikatakan Gentala. Mereka itu sebelas duabelas.

"E-eh lo mau kemana?" tanya Hazel sambil memegang tangan Gentala karena laki-laki itu berjalan ke arah yang berbeda dari parkiran.

Gentala menatap Hazel, "Lo ke parkiran duluan aja. Gue ada urusan bentar."

Hazel melepaskan tangannya dari tangan Gentala, "Lah urusan apaan? Gue laper loh Gen!"

"Sebentar doang! Gak sampai lima menit," ucap Gentala meyakinkan.

Hazel mendengus kesal, "Yaudah deh! Awas aja kalau lama!"

"Iya bawel!"

Gentala pergi tetapi Hazel masih diam di tempatnya. Mau kemana Gentala? Tapi Hazel tidak mau terlalu memikirkan itu, saat ini sedang lapar sekali.

Sedangkan Gentala berjalan menuju UKS. Di depan UKS ada seorang gadis yang saat ini masih menjadi perbincangan hangat di Neo School.

"Kinar," panggil Gentala membuat gadis yang dipanggil itu menolehkan kepalanya.

Kinara namanya dan biasa di panggil Kinar. Gadis yang berhasil menarik perhatian murid Neo School karena permasalahan nya dengan Alora tadi pagi. Gadis cantik dengan muka polos dan terlihat sangat adem jika di pandang. Mata teduhnya berhasil membuat orang-orang tertarik dengannya.

Kinar tersenyum menatap Gentala, "Kamu kenapa belum pulang?" tanya Kinara.

Gentala tersenyum tipis, "Kan udah gue bilang kalau lo pulang sama gue."

Kinar tersenyum kikuk, "Maaf Gen. Tapi bukannya kamu pulang sama Hazel?"

Soal Hazel, Kinar sudah mendengar bahwa Hazel berhasil membuat Alora malu dan bahkan Alora yang biasanya berteriak marah, langsung terdiam karena Hazel. Bahkan Gentala tertawa ketika mendengar itu, karena ia tahu bahwa Hazel tidak akan diam jika Alora membuat masalah.

"Gue nganter Hazel balik dulu, baru habis itu gue ke sini lagu buat nganter lo balik. Lo mau nunggu?"

Kinar membulatkan matanya, terlihat lucu karena wajah panik perempuan itu.

"Gak usah Gen. Aku bisa pulang sendiri kok," ucap Kinar karena ia tidak mau merepotkan Gentala.

Gentala tertawa kecil, "Gak papa. Santai aja kalau sama gue. Lo mau nunggu kan?" tanya Gentala lagi.

Kinar terlihat ragu tapi Gentala memegang pundak gadis itu, "Gue bakal balik ke sini lagi. Gue gak tenang kalau lo pulang sendiri. Alora itu berbahaya Nar."

Benar yang dikatakan oleh Gentala. Alora itu berbahaya dan bisa kapan saja menyakiti Kinara.

"Yaudah deh. Maaf ya kalau aku ngerepotin," ucap Kinar yang akhirnya menyetujui.

Gentala tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Lo tunggu di halte aja karena di sana sedikit ramai."

Kinar menganggukkan kepalanya. Mereka berdua berjalan beriringan tapi harus berpisah karena Gentala yang menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Gentala mengernyitkan dahinya bingung ketika tidak melihat Hazel di sana.

"Lah itu anak kemana dah?" gumam Gentala bingung.

Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan yang terkirim dari Hazel.

Hazel Vellyncia Xavellyn: Gentala, gue balik duluan ya!

Hazel vellyncia xavellyn: Soalnya gue laper banget, gila!

Gentala mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa tidak tunggu saja dirinya?

Gentala Alastar Ravendra: Lo balik sama siapa?

Gentala menaikkan alisnya ketika karena terlihat Hazel sedang mengetik. Cepat sekali perempuan itu membalas pesannya.

Hazel Vellyncia Xavellyn: Gue balik naik taksi.

Gentala menghembuskan nafasnya. Sedikit aneh tapi bukannya Hazel memang aneh. Ah sudahlah! Lebih baik ia pergi menemui Kinara.

Sementara gadis yang di sedang di batin kan oleh Gentala, sedang berada di belakang tembok parkiran. Hazel itu orangnya ingin tahu, jadi tadi ia sengaja mengikuti Gentala dan mendengar semua percakapan antara Gentala dan Kinar.

Sebenarnya perut Hazel sudah keroncongan minta diisi tapi ia juga tidak tega jika Kinar menunggu Gentala sendirian. Ia takut jika Alora kembali menyakiti Kinar.

Hazel menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya ia harus pulang naik taksi dan bayar ketika sampai di rumah saja. Jika saja ia masih ada uang maka ia akan membeli makanan saja, tapi uang nya sudah habis.

Hazel membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana tapi ia langsung terjatuh lantaran kaget melihat Aksa yang berdiri di belakangnya sambil bersedekap dada.

"Lo ngapain?!" tanya Hazel ngegas.

"Lo yang ngapain?" tanya Aksa balik dengan nada datar.

Hazel memutar bola matanya malas. Ia segera berdiri dari duduknya dan membersihkan roknya yang kotor.

"Gue nanya lo. Kenapa lo nanya balik?" tanya Hazel.

"Gue ngelihatin lo," jawab Aksa santai.

Hazel menatap Aksa julid, "Dih!"

Aksa berdehem sejenak lalu pergi mendahului Hazel. Baru beberapa langkah ia pergi tiba-tiba Hazel memanggil membuat ia menghentikan langkahnya.

"Sa," panggil Hazel.

Aksa berbalik menatap Hazel sambil menaikan alisnya seakan bertanya.

Hazel diam seakan-akan ragu untuk bicara, "Gue–"

"Ayo balik sama gue," ajak Aksa yang memotong ucapan Hazel.

"Loh?" tanya Hazel bingung. Apa-apaan Aksa memotong ucapannya.

"Kalau gak mau yaudah," setelah mengatakan itu, Aksa kembali melanjutkan perjalanan nya.

Hazel loading sejenak lalu segera mengikuti Aksa menuju motor laki-laki itu. Lumayan kan hemat ongkos? Biar saja jika Alora melihat nya dengan Aksa.

"Gue mau kok!" ucap Hazel sedikit keras membuat Aksa meliriknya.

...***...

Perjalanan pulang untuk Hazel harus tertunda karena gadis itu memaksa Aksa untuk makan di pinggir jalan. Sebenarnya Aksa enggan, tapi gadis itu terus memaksa dan mengatakan bagaimana jika ia pingsan di atas motor karena kelaparan?

Lantas di sinilah mereka berada. Di tempat makan Pak Jajang di pinggir jalan. Dengan lahap, Hazel memakan pecel lele dengan menggunakan tangannya. Aksa yang melihat itu sedikit keheranan karena Hazel seperti orang yang tidak makan selama tiga hari.

"Makan Sa. Jangan lihatin gue," ujar Hazel karena merasa diperhatikan. Bagaimana pun juga ia merasa tidak nyaman jika di perhatikan saat makan.

"Lo kayak gak makan selama tiga hari," ucap Aksa mengeluarkan isi pikirannya.

Hazel tertawa pelan, "Iya ya? Maaf ya soalnya gue benar-benar laper banget."

Aksa mulai memakan makanannya, "Lo gak makan waktu istirahat tadi?"

Makanan Hazel sudah habis dan ia meneguk es teh yang di pesan, "Gue gak sempat makan tadi waktu istirahat pertama karena cewek lo dan waktu istirahat kedua gue juga gak sempat karena tugas dari Bu Dewi."

Aksa terbatuk pelan ketika mendengar ucapan Hazel, "Mantan gue." ucap Aksa yang meralat ucapan Hazel.

Hazel mengangguk-anggukkan kepalanya, "Iya deh mantan lo,"

Diam. Aksa sibuk dengan makanannya, sedangkan Hazel sibuk dengan pikirannya.

"Sa," panggil Hazel.

Aksa mencuci tangannya ketika selesai makan, "Apa?"

"Lo kok gak nanya kenapa gue gak balik bareng Gentala?" tanya Hazel bingung. Apa Aksa tidak kepo?

Aksa mengangkat bahunya acuh, "Emang penting?"

Hazel membulatkan matanya lalu mendengus kesal, "Gak!" ketus Hazel.

"Yaudah kalau gak penting, ngapain lo nanya kek gitu sama gue?"

Hazel menghembuskan nafasnya sabar. Jika saja ia sedang tidak butuh dengan Aksa maka ia akan habisi Aksa sekarang juga.

"Sangat menyebalkan!" ucap Hazel sambil tersenyum manis yang terlihat sekali terpaksa.

Aksa tertawa kecil, "Bercanda."

Senyum Hazel luntur dan digantikan dengan raut wajah datar yang ia perlihatkan dengan Aksa.

"Gue tahu kalau lo sengaja bohongin Gentala biar dia bisa nganterin Kinar," jelas Aksa membuat raut wajah Hazel seketika berubah menjadi kaget.

"KOK LO BISA TAHU?!" tanya Hazel tidak bisa santai.

"Ya tahulah. Orang gue ada di belakang lo waktu lo nguping mereka."

Hazel menggaruk pelipisnya malu. Tapi kemudian ia langsung menatap intimidasi pada Aksa.

"Kenapa gak lo aja yang nganterin Kinar? Lo deket kan sama dia?" tanya Hazel.

Aksa menggelengkan kepalanya pelan, "Gue gak sedekat itu sama Kinar. Lo jangan kemakan omongannya Alora."

Kenapa ucapan Aksa seolah-olah menyakinkan pacarnya agar tidak salah paham?

"Gue gak peduli lo mau deket sama siapapun itu. Tapi kalau emang lo gak ada apa-apa sama Kinar, kenapa Alora malah nyalahin Kinar atas putusnya kalian berdua?" tanya Hazel lagi.

Aksa menghembuskan nafasnya berat, "Gue mutusin Alora karena kontrak kita udah selesai."

"HAH?!" pekik Hazel yang sangat bingung. Kontrak apaan? Mereka kerja?

"Alora sama gue gak benar-benar pacaran seperti pada umumnya. Dia sengaja ngajak gue untuk pacaran agar dia bisa bilang ke mantan nya kalau dia udah punya pacar dan mantan nya itu tempramental, makanya gue mau bantu dia karena kasihan. Sesuai kesepakatan kalau kita pacaran cuma sampai 3 bulan. Dan kemarin tepat ke yang tiga bulan, makanya gue putusin. Tapi gue gak tahu kalau ternyata dia beneran suka sama gue," jelas Aksa panjang lebar.

Hazel yang mendengar kan hanya bisa melongo, "Lo bego banget anjir!"

Aksa menatap Hazel malas. Panjang lebar ia cerita, tapi Hazel malah mengatakan ia bego.

"Dah lah males gue cerita," ucap Aksa yang seakan merajuk.

Beginilah jika Aksa pada Hazel. Sifat laki-laki itu akan berubah menjadi berbeda jika bersama Hazel. Kedekatan mereka duku terbilang cukup lama hingga akhirnya terdengar kabar bahwa Aksa berpacaran dengan Alora. Hazel yang mengetahui itu langsung menjauh dari Aksa demi menjaga perasaan Alora tapi ternyata si kutu kupret Alora malah tidak tahu diri karena terang-terangan membenci Hazel.

"Dih ngambek lo? Gue belum selesai nanya tahu!" ucap Hazel tidak tahu diri.

Aksa menghembuskan nafasnya berat, "Lo mau nanya apa lagi?"

"Hubungan lo sama Kinar," jawab Hazel.

"Kinar itu tetangga gue. Dia ada penyakit yang gak bisa gue bilang ke lo. Gue sering nganter Kinar pulang, makanya Alora marah dan nyalahin Kinar," jelas Aksa lagi dengan penuh kesabaran.

Hazel mengangguk-anggukkan kepalanya paham, "Berarti emang gila mantan lo itu!"

"Gak usah sebut dia mantan gue. Kita gak resmi pacaran!" kesal Aksa karena merasa jengah dengan sebutan mantan.

"Tapi kan te–"

"Gue mau pulang. Kalau lo masih mau disini, silahkan!" ucap Aksa yang kemudian pergi setelah memotong ucapan Hazel.

"EH IYA TUNGGUIN ANJIR!" teriak Hazel yang kemudian menyusul Aksa.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!