Ibuku Membenciku
keluargaku
Namaku WULAN...
Aku terlahir dari keluarga sederhana. Ayah ku seorang staf di sebuah sekolah di desaku..
Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga.
Aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama MESI.
Aku menyayangi mereka semua..
Tapi tidak dengan mereka, yah apa lagi ibu..
Dia memperlakukan ku beda dari kakak ku
ibuku
"Wulan!!! ini sudah jam berapa? kenapa masih tidur saja!"
jam masih menunjukkan pukul 04.00 pagi. Begitulah setiap pagi nya. ibuku selalu berteriak di saat aku sedang tidur terlelap.
Aku pun terbangun dari tempat tidur, dengan mata yang masih mengantuk aku berdiri dan aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka
ibuku
"berapa kali ibu harus bilang? apakah kamu tidak bisa bangun sendiri? kenapa harus di teriaki baru bisa bangun?
tenggorokan ku selalu sakit.."
Wulan
ma,maaaf Bu, semalam aku tidur larut malam karena mengerjakan tugas dari sekolah
yah, begitulah ibuku.
tiada pagi yang dia lewati tanpa harus memarahiku terlebih dahulu.
Tapi di lubuk hati ku yang paling dalam aku sangat menyayanginya.
Aku pun akan terus berharap ibuku bisa lebih baik padaku meskipun hanya sedikit saja
berangkat sekolah
pagi itu aku bergegas memulai pekerjaan rutin ku.
mulai dari memasak, menyapu, menyiapkan sarapan, bahkan jika ada pakaian menumpuk aku langsung mencucinya.
aku melakukan pekerjaan ku dengan sangat iklas walaupun itu terkadang buat aku lelah.
iya, ku lakukan semua demi ibu. Demi ibu yang sangat aku sayangi
setelah semua beres dan waktu hampir menunjukan pukul 06.00, aku bergegas mandi.
karena aku juga harus berangkat sekolah.
karena jika terlambat 1 menit saja, pintu gerbang sekolah akan di tutup dan aku tidak bisa masuk sekolah.
selesai mandi, aku lanjut memakai sepatuku dan bersiap siap.
dan tiba tiba ayah datang memanggilku.
Dia ayah yang sangat menyayangiku.
Dia bahkan tidak sekalipun memarahiku bahkan ketika aku melakukan kesalahan.
Dia hanya akan menasehati ku.
ayah
"Nak kenapa kamu begitu terburu buru? kenapa tidak sarapan terlebih dahulu?
Wulan
"maaf ayah, hari ini aku tidak sempat sarapan. aku yang akan piket pagi di sekolah hari ini.
jadi aku harus berangkat secepat mungkin"
Ayah ku lalu pergi ke dapur mengambil kotak bekal dan mengisi 2 lembar roti beserta selai di dalam kotak makanan itu.
Tidak lupa juga dia mengisi air di dalam botol minum, dan memberikan nya pada ku.
Ayah ku sangat perhatian padaku.
Beliau tidak pernah membedakan kasih sayang nya antara aku dan kakak ku.
Beliau selalu bersikap adil terhadap kedua anak nya.
Aku hanya bisa membatin.
"seandainya ibu ku bisa seperhatian itu padaku.... mungkin aku adalah anak yang sangat beruntung di dunia ini".
tapi ah sudahlah, aku sama sama menyayangi kedua orangtua ku
ayah
"Wulan, nah bekal untuk mu."
Wulan
"terimakasih ayah, ayah sangat perhatian padaku"
ayah
"sama sama nak..
rajin lah belajar"
pagi itu aku pun berangkat ke sekolah.
Tidak lupa aku berpamitan pada ibu dan mencium tangan nya walaupun dia selalu menepis tangan ku.
Akan tetapi aku akan selalu mencium tangan nya, sampai kapan pun..
bagaimana pun aku harus menghormati nya.
Karena dialah ibu yang sudah mengandung dan membesarkan aku.
hanya saja terkadang aku berfikir seperti seorang anak yang tak di inginkan.
Ah, sudahlah kenapa aku jadi berfikiran buruk seperti ini
SMA DERMAGA
Inilah sekolah ku
SMA DERMAGA, di sini aku menempuh pendidikan.
Aku mempunyai teman teman yang sangat asik dan juga guru guru yang sangat baik.
Di sekolah ini lah aku bisa melepas seluruh canda tawaku, menghilangkan semua kegelisahan yang ada dalam hatiku.
Aku bisa di bilang salah satu murid yang populer di sekolah ku.
Karena selain prestasiku yang lumayan bagus, aku juga sering memenangkan olimpiade di sekolah ku.
Aku sangat bahagia atas semua itu.
Aku juga mempunyai seorang sahabat.
Dia cantik, pintar, dan juga berada dari keluarga terpandang. namannya Shinta.
Aku berteman nya dengan nya sejak masih duduk di bangku SMP.
Jika aku mengalami kesulitan, SINTA lah orang pertama yang akan menolong ku.
Bahkan dia sangat sering khawatir padaku.
Aku beruntung bersahabat dengan nya.
Hari itu kulalui dengan senang hati walaupun banyak pelajaran yang lumayan rumit pada hari ini.
Tapi semua kulalui dengan senang hati.
Sekarang jam menunjukan pukul 01.00 siang hari.
Saat nya aku bersiap siap untuk pulang ke rumah.
Aku berdiri di samping halte sekolah untuk menunggu angkot yang biasa aku tumpangi.
Aku pun pulang kerumah.
Sesampainya di rumah, aku melihat ibuku sedang duduk di ruang keluarga.
Aku pun menyapa ibu
Wulan
"selamat siang Bu, aku udah pulang ya"
ibuku
"hmmmm"
hanya itu jawaban ibu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!