NovelToon NovelToon

Terjebak Pesona Istri Kecilku

Malam Menegangkan

"Minum Rin.."

Tawar salah satu teman Karin di mana temannya itu menyodorkan sebuah gelas dan tentu saja berisi minuman beralkohol.

Karin menggelengkan kepalanya pelan, ia tidak terbiasa minum-minuman seperti itu, memang Karin bukanlah gadis baik-baik yang artinya bukan karena ia suka tidur dengan laki-laki lainz tidak seperti itu. Tetapi Karin memang suka pergi ke klub malam, namun di sana ia hanya menikmati waktunya saja tetapi tidak minum minuman beralkohol.

Tetapi malam ini di mana teman kelasnya sedang mengadakan acara ulang tahun dan ulang tahun itu berlangsung di hotel dan tentu saja di sebuah ballroom hotel. Yang memang di sana banyak sekali teman-teman dari kelasnya maupun dari kelas lain yang sedang menikmati acara malam ini.

Tentu saja ulang tahun ini sangat meriah karena yang berulang tahun merupakan anak dari salah satu pengusaha yang kaya di kota ini dan tentunya bukan hanya minuman biasa saja tetapi di sana juga menyediakan minuman beralkohol.

"Ah cemen Lo Rin, minum gini aja nggak berani."

Karin hanya menyunggingkan senyum tipisnya ia memang tidak mau jika diremehkan oleh teman-temannya terlebih lagi yang meremehkan itu adalah musuh dalam selimutnya yang terlihat baik di luar tetapi di belakangnya tidak.

"Jangan didengerin ucapan Susan, memang seperti itu. Lo tau sendiri kan mulut dia lemes banget dan dia menaruh dendam sama lo."

Ujar Sintia sahabat Karin yang saat ini bersama dengan Karin. Memang kedua sahabat itu tidak suka melihat kelakuan Susan dan gengnya yang mana Susan terlihat iri kepada Karin karena Karin memiliki kecantikan paripurna, juga karena mempunyai pacar yang tampan dan baik hati hingga akhirnya Susan memusuhi Karin dan berusaha untuk merebut Rama dari Karin.

"Gue biasa aja, lagi pula mulut dia memang seperti itu, oh ya pacar gue mana kenapa nggak kelihatan?"

Dari tadi Karin mengedarkan pandangan matanya, bukannya Susan menyebar undangan bukan hanya satu kelasnya saja tetapi ke semua angkatannya dan berarti ada pacarnya juga. Yang memang Rama itu berbeda kelas dengan Karin, tetapi setelah dilihat-lihat Rama juga tidak menampakkan batang hidungnya.

"Lo lupa apa yang hilang ingatan, katanya lo pacarnya Rama tetapi kenapa lo sendiri tidak tahu kalau Rama juga beberapa hari ini tidak masuk. Atau malah jangan-jangan Lo janjian dengan Rama?"

"Astaga..."

Karin menepuk keningnya sendiri, ia lupa jika Rama sudah pamit padanya untuk pergi menemani neneknya terapi ke luar negeri dan tentu saja Karin juga tidak ingat karena seminggu ini Karin juga tidak masuk ke sekolah dengan alasan yang sama neneknya tiba-tiba yang berada di London itu sakit dan meminta dirinya dan juga seluruh keluarganya untuk berada di sana.

"Sudah ingat, makanya jangan keseringan bolos, lo juga sama seminggu ini nggak kelihatan malahan asyik piknik ke London."

"Setan!! gue bukan piknik tapi memang nenek gue lagi sakit."

Hingga akhirnya Karin tanpa sadar mengambil gelas yang berisi minuman beralkohol itu lalu meminumnya, ia sama sekali tidak menyangka jika ia salah mengambil gelas dan minuman itu sudah diminumnya.

Wek...

"Kenapa rasanya tidak enak seperti ini?"

Karin memuntahkan minuman itu tetapi sayang sekali ia sudah berhasil menelan beberapa minuman beralkohol ke dalam mulutnya.

"Hahaha cemen, lagi minum segitu aja sudah nggak berani, bagaimana bisa memuaskan si Rama?" ledek Susan yang sepertinya masih memperhatikan setiap apa yang dilakukan oleh Karin.

"Sialan!! Mau lo tel@njang di depan Rama, Rama juga tidak akan tertarik sama lo!!"

Ucap Karin dan langsung berlalu meninggalkan Susan, rasanya ia sudah tidak tahan untuk memuntahkan segala sesuatunya di dalam kamar mandi yang memang ini adalah pertama kalinya Karin meminum alkohol, itupun tidak sengaja dan membuat perutnya bergejolak dan kepalanya terasa sedikit bening.

****

Sedangkan di tempat yang sama, ketiga aki-laki tampan sedang ngobrol-ngobrol, sembari meminum minuman beralkohol tentu saja ketiga laki-laki itu adalah bersahabat yang mana diantaranya terdiri dari Devano, Jimmy dan juga Rendi.

"Lo tumben, tidak biasa-biasanya minum minuman seperti ini?"

"Gue jengkel sama nyokap gue, gimana nggak .. setiap gue pulang pasti nyokap gue selalu ngomel, kapan bawa mantu, kapan gue akan menikah dan itu semua membuat gue pusing dan akhirnya gue cabut dari rumah langsung ke sini."

"Ha?? lo salah sasaran Van. Lo sebenarnya bukan pergi ke sini, lebih baik kita ke klub saja .. di sana banyak perempuan-perempuan cantik yang bisa lo gandeng lalu kenalkan sama orang tua lo dan pastinya kedua orang tua lo itu juga tidak akan ngemel-ngomel lagi setelah lo memperkenalkan satu perempuan untuk dijadikan pacar pura-pura lo."

"Ya kali bisa seperti itu, lo tau sendiri nyokap gue itu seperti apa yang mana beliau menginginkan calon mantunya itu yang perfect baik bibit, bebet dan bobotnya .. paling tidak secara sama dengan keluarga gue, kalau tiba-tiba gue ngenalin pacar pura-pura gue dan diselidiki oleh nyokap, pastinya nyokap tidak terima dan akan curiga, bisa-bisa gue nanti pulang-pulang dijodohkan dengan anak kenalannya. Lo tahu sendiri kan bagaimana kehidupan nyokap gue, terlebih lagi pasti anak teman-temannya nyokap gue itu kelakuannya tidak jauh beda dari nyokap gue yang centil dan genit, ya pokoknya gue nggak suka."

"Lagi pula lo sendiri terlalu banyak memilih perempuan, jadinya seperti ini."

Devano tidak menggubris lagi apa yang dikatakan oleh Jimmy, laki-laki itu sudah mabuk dan permisi untuk ke kamar mandi.

"Sial!! kenapa gue jadi pusing seperti ini, ini adalah pertama kali gue mabuk dan pertama kali juga gue merasakan sesuatu yang tidak seharusnya gue rasakan.."

Devano meninggalkan kedua temannya, laki-laki itu langsung saja pergi ke kamar hotelnya yang memang malam minggu ini Devano berniat untuk menginap di hotel, dan tidak pulang ke rumah karena ia masih jengkel dengan Mamahnya yang selalu menanyakan kapan dirinya akan menikah.

Brukk...

Hingga tanpa disadari setelah Devano melangkahkan beberapa langkah kakinya ia bertabrakan dengan seorang gadis cantik yang membuat mata Devano tidak berkedip dan melihat dengan jelas siapa gadis yang ditabraknya itu.

"Eh mau ke mana?"

Teriak Karin yang mana setelah ditabrak oleh Devano, perempuan cantik itu malah diseret oleh Devano dan dibawa oleh Devano masuk ke dalam kamarnya dan kebetulan sekali Karin yang ingin pergi ke kamar mandi malah nyasar ke sebuah kamar hotel di mana Karin juga terlihat sempoyongan untuk menahan pusing di kepalanya.

"Kamu cantik sekali."

Ucap Devano dengan terus dan mendekati Karin, di mana Karin memundurkan langkah kakinya ke belakang tapi sayang sekali ia sudah mentok dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"Brengseekk!! Lepas..."

"Mphhh."

Karun sekuat tenaga memberontak, tetapi sayang sekali bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Devano dengan sangat rakusnya hingga Devano bisa membawa tubuh Karin ke atas ranjang.

Laki-laki itu dengan cepat membuka seluruh pakaian Karin, meskipun Karin berteriak dan juga memukul dadanya tetapi kekuatan Devano jauh lebih besar dari tangan Karin, hingga Karin akhirnya pasrah dengan apa yang terjadi karena sudah berteriak dan juga menangis namun laki-laki di depannya itu yang mabuk tidak bisa mendengarnya bahkan dengan cepat membuka pakaiannya.

Glekk

"Kamu cantik sekali beby dan tubuhmu sangat indah..."

Entah setan apa yang merasuki Devano saat ini hingga ia benar-benar gila dan tidak fokus dengan apa yang dilihatnya bahkan naluri ke laki-lakian nya muncul dengan menonjolnya sesuatu yang dibawa sana. Dan juga Devano bahkan tidak menghiraukan tangisan Karin yang berteriak untuk dilepaskan.

Devano ya sudah menahan sesuatunya langsung saja membuka pakaiannya, ia juga polos sama seperti Karin yang membuat gejolak laki-laki nya muncul dan ingin segera melakukan sesuatu dengan gadis yang ada di depannya, entahlah kerasukan apa Devano malam ini.

"Jangan Om lepaskan!!"

Teriak Karin lagi namun kenyataannya tidak bisa karena Devano kini sudah membuat Karin tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hingga akhirnya....

Brukk!!

Kaget

Brukk!!

Karin yang tadinya sudah menangis histeris dan pasrah dengan apa yang akan terjadi langsung saja melototkan matanya ketika ia melihat laki-laki tampan yang akan memperkosanya itu malahan ambruk di atasnya.

Karin segera menghapus air matanya lalu ia mendorong pelan tubuh laki-laki itu kemudian membaringkan di sampingnya.

Malam ini ada suatu keberuntungan bagi Karin, memang ia sempat dicium bahkan bagian tubuh nya juga sempat diraba-raba oleh laki-laki itu tetapi yang paling penting keperawanannya masih utuh, tidak diambil sama sekali oleh laki-laki yang tidak Karin kenal meskipun laki-laki itu tampan, namun tidak mungkin jika Karin hanya menyerahkan keperawanya itu hanya melihat dari ketampanan dari laki-laki, bisa saja laki-laki itu adalah seorang casanova atau laki-laki beristri yang memang sedang mencari sugar baby di hotel ini.

Dengan pelan-pelan Karin meletakkan posisi tidur Devano yang ada di sampingnya itu, kemudian menutup tubuh Devano dengan selimut.

"Astaga apa yang lo lihat Rin!!"

Tidak munafik bahwa Karin sedari tadi melihat tubuh Devano yang polos itu. Karin juga mengagumi apa yang ada di dalam tubuh Devano, otot yang kekar, badan yang muuulus, juga bentuk tubuh yang sempurna sebagai laki-laki meskipun mata Karin juga turun ke bawah melihat senjata Devano yang sudah mengecil.

Ingin rasanya Karin tertawa sejadi-jadinya manakala beberapa saat yang lalu Karin juga melihat senjata itu yang berdiri tegak tetapi kenapa saat ini malah berubah jadi kecil, namun ia mengingat jika dirinya dalam bahaya bisa-bisa Devano sedang bersama dengan komplotannya di belakang dan itu tidak aman buat Karin.

Hingga akhirnya Karin bergegas untuk memunguti pakaiannya dan segera mengganti pakaian nya itu,  lalu meninggalkan Devano sendiri di dalam kamar hotel. Untung saja kamar hotel itu hanya dikunci dan kuncinya masih berada di pintu hingga Karin dengan mudah keluar dari kamar itu.

"Sialan Susan, tunggu pembalasanku!!"

Ya gara-gara Susan menaruh minuman beralkohol itu di mejanya yang membuat Karin tidak fokus dan langsung meminumnya hingga dirinya bisa pusing seperti ini dan akhirnya diseret oleh laki-laki yang belum sama sekali Karin kenal. Untung saja laki-laki itu sebelum memperkosanya sudah ambruk, bagaimana jika itu sampai terjadi.

Dengan cepat Karin meninggalkan kamar hotel lalu ia tidak kembali ke ballroom di mana teman-temannya masih berpesta saat ini dan Karin memilih untuk pulang saja ke rumahnya karena sepertinya suasana di tempat pesta itu sudah tidak kondusif lagi, terlebih lagi kepalanya yang masih pusing untung saja Karin masih sadar sehingga ia masih bisa mengemudikan mobilnya.

***

Pagi harinya 

"Shitt!!"

Umpat Devano kesal manakala ia mendapati dirinya yang sudah berada di sebuah kamar hotel dan semakin membuat Devano tidak percaya lagi karena ia tiba-tiba sudah tidak berpakaian dan hanya tertutup selimut saja.

Devano memegangi kepalanya yang masih terasa berat dan pusing ia kemudian duduk bersandar di headboard ranjang itu dan mengingat-ngingat dengan apa yang sudah terjadi malam ini hingga membuat ia tiba-tiba sudah berada di dalam kamar hotel dengan tanpa suatu pakan apapun juga.

Devano menggelengkan kepalanya tentu saja setelah ia mengingat kejadian semalam ia benar-benar tidak menyangka jika ternyata semalam ia sudah menyeret seorang perempuan masuk ke dalam kamar hotel dan pastinya ia tahu apa yang sudah dilakukan semalam. Karena Devano masih mengingat betul bagaimana ia sudah memperlakukan perempuan itu dengan sangat buruk semalam.

"Arghhh.... mengapa semua harus seperti ini?"

Devano mengacak rambutnya asal, ia menyesal telah melakukan sesuatu itu tanpa dasar cinta dan tanpa hubungan apapun dengan perempuan itu.

Ya Devano masih mengingat betul bagaimana wajah cantik perempuan yang sudah ditarik ke dalam kamar, bahkan Devano juga masih mengingat betapa ganasnya semalam ia mencium wajah perempuan cantik itu dan juga membuka pakaian perempuan itu satu persatu hingga terpampang nyata di depannya bahwa ia sudah melihat semuanya secara nyata dan juga apa adanya yang ada di dalam tubuh perempuan itu.

Di sana juga mengingat semalam kalau sesuatu di bawahnya juga bereaksi manakala sudah melihat bentuk tubuh dari perempuan yang sudah tidak menggunakan pakaian sama sekali dan Devano juga mengingat jika perempuan itu menangis terisak dan meminta tolong supaya ia melepaskannya.

"Siapa perempuan itu?, aku harus bertanggung jawab!!"

Devano bergegas menghubungi dua sahabatnya dan meminta keduanya untuk mencari tahu siapa perempuan yang sudah diseretnya semalam untuk masuk ke dalam kamar hotel dan pastinya meskipun Devano dalam keadaan mabuk tetapi ia masih ingat betul wajah cantik gadis yang semalam sudah ditidurinya yang membuat Devano penasaran siapa perempuan itu dan ia akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi.

Devano masuk ke dalam kamar mandi, ia sama sekali tidak memperhatikan ranjang yang semalam ia tiduri, hanya melirik sekilas kalau ranjang itu sudah acak-acakan tanpa melihat sesuatu dengan jelas di sana.

Hingga Devano yang sudah bersih langsung saja memakai pakaiannya semalam dan matanya menelisik keseluruhan siapa tahu ia bisa menemukan sesuatu yang bisa membuat ia mengetahui siapa perempuan yang dibawanya ke sini, tetapi sayang sekali tidak ada jejak apapun yang ditinggalkan oleh Karina yang membuat Devano langsung saja keluar dari kamar hotel.

"Bagaimana, kalian sudah menemukan siapa perempuan itu?"

"Sepertinya gue ketinggalan cerita tentang lo semalam."

"Kalian memang sialan! gara-gara gue undang kalian ke sini hingga akhirnya gue mabuk dan lo tahu apa yang sudah gue lakukan semalam?"

Hingga akhirnya menceritakan kepada kedua sahabatnya itu jika Devano sudah menyeret seorang gadis untuk masuk ke dalam kamar hotel dan Devano sudah memperkosa gadis itu,. Yang membuat pagi-pagi sekali ia harus menghubungi kedua sahabatnya dan mencari tahu siapa perempuan yang sudah bersamanya semalam.

Memang tidak sulit bagi kedua sahabat Devano untuk mencari tahu terlebih lagi ada CCTV yang pastinya mengetahui siapa saja yang berada di kamar hotel itu dan juga hotel itu adalah milik dari orang tua Jimmy yang mana pastinya Jimmy bisa leluasa untuk mengecek semuanya.

"Gila lo!!  kelihatannya alim tetapi sama saja kalau lihat gadis cantik... Dan sepertinya ini karma buat lo karena lo terlalu memilih dengan perempuan hingga lo akhirnya harus menikahi gadis yang usia jauh di bawah lo."

Ucap Jimmy dengan tertawa, yang mana memang ia sudah mengetahui siapa gadis yang bersama dengan Devano semalam tetapi ia tidak tahu jika Karina sudah pergi tadi malam dan di sana tidak melakukan apapun juga karena di dalam sebuah kamar itu adalah privasi jadi tidak ada CCTV yang ada di dalam kamar hotel.

"Maksud lo bagaimana, gue belum ngerti?"

"Lo minta kita-kita untuk mengetahui siapa gadis yang sudah lo perkosa tadi semalam dan dia bernama Karina, lebih tepatnya Karina Raharja, lo tahu umur dia berapa?"

Devano menggelengkan kepalanya ia tidak kenal sama sekali dengan nama Karin, tetapi mengingat-ingat nama belakang dari perempuan yang baru saja disebutkan oleh Jimmy.

"Karina Raharja, masih berusia 16 tahun dan sekarang ia masih duduk di kelas 2 SMA..."

"Shittt!! Gila bocil!!"

Seru Devano tidak percaya jika dirinya sudah memperkosa anak gadis orang terlebih lagi perempuan itu masih terlalu muda untuknya.

"Hahaha maka dari itu gue sedari tadi senyum-senyum sendiri karena gue tahu lo kena karma karena terlalu banyak memilih perempuan hingga akhirnya lo sendiri malahan bersama dengan seorang bocil... Tetapi bagaimana lagi Van, lo harus bertanggung jawab dengan semua ini, dia masih gadis bro dan tentunya tidak mudah bagi perempuan seusia dia untuk menghadapi masalah seperti ini dan Lo sudah memperkosanya berarti lo harus siap bertanggung jawab dan menikahinya.."

Devano menghembuskan nafasnya kasar tentu saja tanpa Jimmy mengatakan seperti itu, ia sudah bertekad untuk menikahi perempuan yang sudah direnggut keperawanannya dan pastinya setelah ini ia akan meminta kepada orang tuanya untuk melamar perempuan itu.

"Karina Raharja..."

Devano mengambil foto yang saat ini disodorkan oleh Jimmy kepadanya dan melihat-lihat lagi wajah cantik Karina yang terpampang jelas di depannya. Seketika ia sendiri mengingat bagaimana tadi malam ia sudah menyeret Karina dan membuang semua pakaian Karina hingga terlihat tubuh polos karena yang tidak menggunakan apapun juga.

"Ya Karina Raharja, aku yakin jika bokap lo mengenal dengan Tuan Raharja karena tuan Raharja adalah salah satu pengusaha kaya raya di kota ini... Dan gue juga yakin jika Lo meminta untuk melamarkan Karina, pastinya bukan nyokap lo akan setuju karena sesuai dengan kriteria dari nyokap lo bibit, bobot dan bebet dari Karina itu sangat terbukti jelas."

"Tapi... astaga... bagaimana mungkin gue akan menikah dengan bocil l,nlo tau sendiri dia masih 16 tahun dan gue juga 29 tahun?"

"Perbedaan umur itu tidak masalah bro, tapi yang jelas ini yang membuat lo kaget.. gue dapat informasi jika Karina adalah salah satu murid di sekolah yang lo saat ini mengajar di sana."

"Apa? jadi dia murid gue, kenapa gue tidak tahu?"

Devano tambah tidak percaya lagi bagaimana ia bisa menikahi muridnya sendiri nantinya, yang jelas jelas aturan di sana tidak diperbolehkan adanya murid yang menikah.

"Santai bro, lagian sekolah itu juga sekolah milik kakek lo dan pastinya mau lo nikahin murid sendiri juga tidak masalah.."

Ke Rumah Karin

Setelah ngobrol-ngobrol banyak dengan kedua sahabatnya itu Devano akhirnya pulang ke rumah dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Untung saja hari ini adalah hari Minggu di mana ia tidak harus pergi ke sekolahan.

Ya Devano adalah putra tunggal dari Tomi Hardiansyah yang mana Tomi Hardiansyah itu mempunyai banyak kekayaan yang tersebar luas di kota ini termasuk salah satunya adalah sekolahan yang kini tempat belajar Karin. 

Yang memang sekolahan itu sudah dibangun sejak dulu di kedua orang tua dari Tomi Hardiansyah masih ada, yang kini hanya tinggal Kakeknya saja, dan sekolahan itu menjadi turun-temurun dari dulu sampai sekarang hingga akhirnya Devano yang baru saja menyelesaikan kuliah S2 nya dan pulang ke Indonesia diminta kepada kakeknya untuk memimpin sekolah di sana dan tentu saja Devano harus mengajar di sekolah itu untuk bisa mengetahui bagaimana perlakuan guru-guru dan murid yang ada di sana jika memang ada sesuatu yang menyimpang pastinya Devano harus menindak tegas.

Sebenarnya Devano tidak mau, ia yang tidak mengambil jurusan kependidikan itu mana mungkin bisa mengajar di sebuah sekolah ternama dan juga elit di sana, namun karena bujuk dan rayuan dari kakeknya membuat Devano akhirnya menyerah...

Dan tentu saja bukan hanya itu, Devano harus memilih ia mau dijodohkan oleh anak dari kolega kakek dan Papanya atau memilih untuk menjadi guru di sekolahan itu dan pastinya daripada Devano dijodohkan dan menikah dengan perempuan yang tidak ia kenal sama sekali lebih baik Devano ke dunia pendidikan yang memang disana tidak begitu buruk dan pastinya Devano juga sembari menjalankan bisnisnya tanpa harus diganggu oleh perempuan-perempuan yang akan dijodohkan olehnya.

"Nah, anak Mama sudah pulang . Devan sini sebentar, kenalkan ini Mersi, anak dari Tante Rini."

Selalu saja begitu, Mamahnya Devano tidak pernah putus asa untuk menjodohkan Devano dengan anak dari teman-teman arisannya, yang mana Devano sudah menolak semuanya bahkan Devano juga sudah pernah mengancam Mamanya jika ia akan pergi dari sekolah itu dan meninggalkan Indonesia jika Mamanya masih menjodohkan dengan anak teman-temannya itu.

Namun yang namanya Mamahnya, berkali-kali Devano mengancam berkali-kali pula Mamanya itu malah dengan cepat menjodohkan putranya yang mana di usianya yang sudah hampir menginjak kepala tiga,  Devano belum sama sekali mengenalkan seorang perempuan kepadanya.

"Aku lelah Mah, dan satu lagi Mama tidak perlu menjodohkan aku dengan siapapun juga karena aku sudah mempunyai calon tersendiri dan sebentar lagi aku akan kenalkan sama Mama."

Ucap Devano kepada Mamanya dengan suara lantang dan pastinya Mersi dan Mamanya itu pun mendengar apa yang dibicarakan oleh Devano.

Namun Devano tidak peduli karena ia sudah yakin untuk menikahi Karina, perempuan yang sudah diseretnya ke dalam kamar semalam.

Hingga akhirnya beberapa menit kemudian, Mersi dan juga Mamanya sudah pulang, lalu Mama Rossa menghampiri Devano yang saat ini masih berada di kamar karena ia penasaran dengan apa yang diucapkan oleh Devano tadi.

"Bagaimana sayank, perempuan mana yang akan jadi mantu Mama? ingat ya Mama itu pemilih loh sama seperti kamu, harus dari bibit bobot dan juga bebetnya yang jelas. Mama tidak mau jika asal-asalan kamu mencomotnya."

Devano yang saat ini memejamkan matanya langsung saja bangun ketika mendengar suara dari Mamahnya yang ngoceh seperti itu.

Laki-laki itu langsung saja beranjak dari atas ranjang kemudian mencari foto Karina dan menyerahkan kepada Mamanya.

"Lamarkan aku dengan gadis ini Mah dan jadikan dia menantu Mama, aku tidak peduli bagaimana cara Mamah melamarnya dan aku hanya ingin dia yang menjadi calon istriku."

Mama Rosa menggelengkan kepalanya, ia penasaran  kenapa putranya itu begitu kekeh untuk melamar seorang gadis yang nyata-nyatanya Mama Rosa belum kenal siapa gadis itu dan secara mendadak pula.

"Cantik sekali siapa dia Van? Sekali lagi Mama bilang Mama tidak mau jika dia berasal dari keluarga yang asal-asalan."

"Ckkk..."

Devano mencebikkan bibirnya kesal, selalu kata-kata itu yang diucapkan oleh Mamanya ketika Devano menolak perjodohan dan ingin mencari pasangannya sendiri hingga akhirnya Devano menjadi pemilih untuk menentukan siapa calon istrinya.

"Karina Raharja, dan sepertinya aku tidak perlu menjelaskan pasti Mama sudah tahu sendiri nama belakang dari Karina."

"Astaga Van, KarinaRaharja...putri tunggal dari Tuan Raharja?"

Mama Rossa menutup mulutnya sendiri seakan-akan ia tidak percaya bahwa ia akan berbesanan dengan Tuan Raharja, salah satu pengusaha terkaya dan terkenal di kota ini dan juga bisnis dari tuan Raharja itu di mana-mana sama dengan milik keluarga dari Papahnya Devano, yang pastinya jika keduanya disejajarkan itu sama-sama seimbang sama-sama kaya dan sama-sama penguasa.

"Oke kalau ini yang kamu mau, Mama akan segera menghubungi Papa kamu dan meminta untuk melamarkan Karina, aduh cantik sekali gadis ini.. tetapi Mama dengar jika putri Tuan Raharja itu masih sangatlah muda, masih sekolah.. lalu mengapa bisa kamu mau menikah dengannya?"

Setelah Mama Rossa terlihat sedang dan bergembira, lalu akhirnya beliau penasaran kenapa putranya itu tiba-tiba ingin menikah dengan Karina, yang Mama Rossa tahu sendiri jika putri dari keluarga Raharja itu masih sekolah dan tentu saja masih sangat muda.

"Aku sudah menidurinya semalam Mah."

Plakk

Jawab Devano jujur yang membuat Mama Rossa melototkan kepalanya kemudian menampar pipi Devano, putra tunggal satu-satunya yang mana sudah berani berbuat kurang ajar kepada anak gadis orang.

"Maafkan aku, Mah... tetapi aku tidak sengaja melakukannya."

"Kamu mabuk?"

Devano menjawab dengan menganggukkan kepalanya dan kemudian menceritakan semua yang telah terjadi, yang membuat Mama Rossa semakin geram dengan putranya itu.

"Kalau begitu, tidak ada lain hari lagi, sekarang juga persiapkan dirimu kita langsung saja menemui Tuan Raharja, Mama tidak mau jika nanti gadis cantik itu tiba-tiba hamil tanpa kamu menikahinya dulu."

****

Beberapa jam kemudian, setelah semuanya siap dan juga Papa Hardiansyah sudah berada di rumah, Devano dan juga kedua orang tuanya langsung saja bergegas menuju ke kediaman Tuan Raharja di mana kebetulan sekali ini adalah hari Minggu dan Papah Hardiansyah yakin jika Papa Raharja saat ini berada di rumah bersama dengan keluarganya.

"Maaf, kedatangan saya ke sini ingin melamar putri Anda dan menikahkan dengan putra saya."

Ucap dari Papa Hardiansyah yang tanpa basa basi mengatakan itu kepada Papa Raharja yang mana keluarga Devano sudah disambut baik oleh keluarga Raharja dan juga papah Raharja begitu terkejut, mengapa tiba-tiba kolega bisnisnya minggu-minggu begini datang ke rumahnya.

"Maaf, tetapi putri saya masih sangat kecil dan dia masih sekolah dan saya hanya mempunyai Karina, satu-satunya putri saya."

Bukannya menolak tetapi untuk menegaskan sekali lagi kepada Papah Hardiansyah jika yang dimiliki hanya Karina dan tidak ada putri yang lainnya lagi.

"Saya tahu Tuan, tetapi memang yang ingin dinikahi oleh putra saya adalah Karina."

Papa Raharja dan juga Mama Mila terkejut bukan main, pasalnya mereka tahu jika pacar dari Karina itu bukanlah Devano tetapi Rama, yang sudah berulang kain dikenalkan olehnya. Meskipun Papa Raharja tidak begitu suka jika Karina menjalin hubungan dengan laki-laki selama masa sekolah tetapi Rama adalah laki-laki yang baik.

"Maaf, tetapi saya tidak berniat untuk menikahkan putri saya di usia yang masih muda."

Bukan menolak ajakan baik dari Papa Hardiansyah, tetapi kenyataannya seperti itu Papa Raharja ingin Karina menggapai cita-citanya dan tidak ingin cepat menikah diusia yang masih muda.

"Lalu, bagaimana jika Karina hamil?"

Ujar Mamah Rossa yang sedari tadi hanya diam, dan beliau geram dengan suaminya yang terus bertele-tele, tidak mengatakan yang sejujurnya hingga akhirnya Mama Rossa mengatakan semuanya dan menceritakan semuanya pada keluarga Karina.

"Maaf, om... saya tidak sengaja melakukannya dan saya mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah saya lakukan."

Devano menundukkan kepalanya setelah ia mengucapkan itu kepada kedua orang tua Karina, ia tahu jika kedua orang tua Karina kecewa terhadapnya karena semalam sudah menarik paksa Karina dan memperkosa Karina.

Papa Raharja terdiam sesaat, meskipun kecewa tetapi beliau tidak bisa berbuat apa-apa, dan juga semuanya sudah terjadi ... lagi pula Devano dan keluarganya juga datang ke sini baik-baik untuk melamar dan menikahi putrinya dan juga dari bibit, bobot dan bebetnya jelas, dan Papa Raharja tahu jika keluarga Devano bukan keluarga sembarangan, terlebih beliau saat ini sudah bekerjasama dengan perusahaan milik Hardiansyah.

"Oke saya setuju tetapi saya minta pernikahan itu dilaksanakan hari ini karena saya tidak mau jika aib putri saya tersebar kemana-mana dan saya juga tidak mau jika nanti putri saya hamil tanpa adanya suami."

Setelah Papa Raharja dan juga Mama Mila berunding, mereka sepakat untuk menerima lamaran dari Devano dan meminta untuk Devano segera menyiapkan pernikahan ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!