Jadilah saksi untuk melihat terciptanya dunia kedua, dunia yang benar-benar membuat kita betah di dalamnya.
Dunia yang dulu sering kita bayangkan- sering kita imajinasikan- sering kita impikan, kini bukanlah sebuah impian lagi.
Hari ini- detik ini- menit ini- jam ini, dunia itu akan segera dibuka. Dunia yang bernama Cyrus Online**!
Terdengar sayup-sayup suara orang yang sepertinya tengah mempromosikan sesuatu, banyak orang yang diam mendengarkan pengumuman itu termasuk juga seorang pemuda dengan jaket berwarna hitam.
Pemuda itu berdiri diantara kerumunan orang-orang yang sedang mendengarkan dengan seksama pengumuman yang disampaikan melalui sebuah titanron yang begitu besar.
Pemuda itu tersenyum lalu ia meninggalkan kerumunan orang-orang itu. Dengan menggunakan sepeda motor yang terlihat begitu lelah, ia membelah jalanan kota diiringi alunan musik yang ada di telinganya.
Beberapa saat setelah mengarungi jalanan kota pemuda itupun sampai di sebuah gedung dengan tulisan "UNIVERSITAS BANDARMASIH" yang terlihat seperti mengancam. Pemuda itu dengan cepat memarkir motornya lalu ia bergegas masuk ke kelas karena ia merasa sudah terlambat.
Benar saja dugaannya. Saat ia sudah sampai di depan kelas ternyata dosen pengajarnya sudah terlebih dahulu menjelaskan materi sebelum dirinya masuk. Tentu saja karena itu pemuda itu menarik perhatian orang-orang, semuanya lalu menunjukkan wajah yang beragam namun tentunya merasa tidak senang karena pemuda itu.
Pemuda yang sedang ditatap itu acuh saja dengan tatapan orang-orang yang ada di kelas itu, ia langsung duduk di tempat duduknya dan segera mengikuti materi yang sedang di sampaikan.
"Hei Ikhsan kau terlambat lagi" tegur seorang pemuda yang duduk disampingnya.
Pemuda yang terlambat tadi bernama Ikhsan Sullivan. ia merupakan seorang mahasiswa semester ketiga di Universitas Bandarmasih.
Ikhsan memiliki rupa seperti orang pada umumnya. Wajahnya tak terlalu tampan namun masih oke, matanya berwarna hazel gelap yang selalu terlihat lelah. Namun ada satu yang jadi keunikan dari Ikhsan yaitu rambutnya yang berwarna putih.
Rambut putihnya itu terjadi akibat ia mengalami suatu penyakit sindrom yang bernama Marie Antoinette Sindrom. Penyakit itu membuat penderitanya mengalami mal pigmen di daerah rambut dan membuatnya menjadi berwarna putih seperti orang yang ubanan.
"Habis ini kau mau kemana Ikhsan? Kalau tak sibuk mampir dong kerumahku"
"Maaf Rama tapi aku sedang ada kegiatan lain jadi lain kali saja ya" mendengar penolakan dari Ikhsan, pemuda yang bernama Rama itu akhirnya hanya bisa membuang nafasnya lalu memanyunkan bibirnya sambil menirukan ucapan Ikhsan tadi.
Memang pada dasarnya Ikhsan seperti layaknya mahasiswa pada umumnya. Sehabis kuliah ia tak memiliki kegiatan apapun lagi, ia juga sama sekali tak berniat untuk ikut kegiatan kampus. Ikhsan merasa kegiatan kampus itu hanyalah ajang untuk bersenang-senang dan saling bersombong ria, bukan untuk mencari ilmu makanya ia tak mengikuti satupun kegiatan kampus.
Ikhsan lalu merapikan mejanya lalu ia bergegas untuk bisa dengan cepat sampai ke rumah kembali. Akan tetapi langkahnya dicegat oleh pemuda bernama Rama tadi.
"Buru-buru banget mau kemana sih?" tanya Rama dengan agak kesal.
Rama merupakan teman sekelas sekaligus teman lama Ikhsan, mereka sudah berteman semenjak sekolah dasar tetapi mereka baru satu sekolah dan satu kelas saat di bangku sekolah SMP.
Ikhsan hanya bisa memandangi pemuda berambut sedikit cepak itu dengan tatapan kesal. "Aku mau ngajar lah, hari ini aku ada kelas dan kau malah menghalangiku, kau mau berkelahi kah ha?" ucapnya dengan kesal.
"Sini siapa takut, dasar rambut ubanan!"
"Ini penyakit bukan uban!"
Mereka berdua lalu berkelahi dengan saling piting satu sama lainnya layaknya ular sanca sedang kawin.
"Kalian berdua ini! apa kalian tidak malu terus-terusan seperti itu?"
Mereka berdua lalu menyudahi perkelahian mereka dan mencari sumber suara tadi. Kini dihadapan mereka ada seorang perempuan berwajah cantik dengan kulit seputih salju.
Perempuan itu menatap mereka berdua dengan tatapan heran, lalu perempuan itu membuang nafasnya dengan cepat karena melihat tingkah kedua temannya itu.
"Jika kalian tidak berhenti maka biar aku yang mematahkan tulang-tulang kalian!" ucap perempuan itu dengan senyuman yang mengerikan.
Ikhsan dan Rama langsung menghentikan kegiatan mereka dengan wajah yang sangat gugup lalu mereka berdua saling rangkul satu sama lainnya dengan senyuman manis terpampang di wajah mereka.
"Kami sudah berdamai Rossa jadi tolong jangan lakukan hal itu ya" ucap mereka berdua bersamaan.
"Ah sudahlah..." Perempuan bernama Rossa itu hanya bisa membuang nafasnya sekali lagi, ia merasa langit telah mempermainkannya karena mentakdirkan dia harus bertemu dengan dua pemuda absurd itu.
Ikhsan melihat jam tangannya dan ia terkejut setelahnya. Ia lalu bergegas meninggalkan kedua temannya itu untuk menuju ke parkiran karena ia sudah terlambat untuk masuk kerja.
Kedua temannya itu hanya bisa memandanginya dengan penuh heran dan rasa simpati, bagi mereka Ikhsan bukan hanya teman biasa namun mereka sudah menganggapnya sebagai saudara.
"Bukannya lebih baik ia masih bekerja dengan ayahmu Rossa, kenapa si rambut putih itu malah keluar dari perusahaan ayahmu?" tanya Rama
"Aku juga tak tahu mengapa, ayahku juga waktu itu kebingungan karena sebenarnya ia orang yang cekatan saat bekerja kata ayahku" jawab Rossa dengan wajah yang penuh kebingungan.
...
Dengan kecepatan tinggi Ikhsan meluncur ke salah satu SMA favorit di kota Bandarmasih. entah beberapa kali ia hampir menabrak ayam yang sengaja menghalangi jalannya, namun ia tetap saja menggeber motornya dengan kecepatan tinggi.
Hingga pada akhirnya ia sampai di tempat tujuannya, ia langsung memarkir motornya lalu berlari cepat menuju kelas yang akan ia masuki, bahkan saat satpam menegurnya satpam itupun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Ikhsan yang sedang berlari cepat seperti atlit lari 100 meter.
"Yap rekor baru, 6,6 detik" ucap si satpam.
Akhirnya dengan usaha yang maksimal Ikhsan berhasil sampai ke kelas yang ia tuju. Terlihat semua mata murid mulai memandanginya yang sedang mengatur nafasnya itu, namun Ikhsan tak peduli dan hanya berfokus untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu.
"Kakak terlambat lagi ini sudah yang kesepuluh kalinya!" ucap seorang perempuan yang duduk di paling belakang.
Sontak saja ucapan perempuan tadi langsung disahuti oleh teman-temannya, mereka semua proses dengan Ikhsan yang selalu datang terlambat saat mengajar di kelas mereka.
"Ya maaf kalian tahukan jarak dari kampus kakak ke sini itu jauh sekali" ucap Ikhsan berkelit.
Perempuan yang protes tadi lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Ikhsan, ia menatap Ikhsan dengan intens lalu tiba-tiba memanyunkan bibirnya sambil membuang mukanya.
"Ah nampaknya drama bakalan terjadi siang ini"
"Asik drama gratis di siang hari yuhu"
"Guru kita itu apa benar-benar tidak peka atau pura-pura tidak peka ya?"
Para murid mulai beropini ria setelah melihat adegan barusan, Ikhsan hanya bisa menggaruk rambutnya yang tak gatal sambil tersenyum pahit.
"Sudah-sudah mari kita mulai pelajaran hari ini dengan semangat membara!" Lalu Ikhsan pun memulai kelas di siang hari itu dengan penuh semangat tanpa memperdulikan panasnya suhu di siang hari itu.
Jam 06:30 Ikhsan sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Bukan untuk belajar kembali menjadi siswa, tetapi sekerang dia menjadi guru. Ikhsan bukan guru tetap. Statusnya hanya sebagai salah satu guru honorer di sekolah itu.
Ikhsan mengajar di bidang yang paling dia sukai, dia mengajar pelajaran bahasa Inggris dan Sastra Indonesia. Jam mengajarnya cukup rileks yang akhirnya membuat dia bisa membagi waktunya untuk kuliah dan mengajar.
Ikhsan memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Dia mempunyai prinsip selama dia masih bisa mengerjakan sesuatu itu maka dia akan selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya.
Tetapi karena etos kerjanya itulah ada beberapa guru tetap maupun yang sama - sama honorer seperti tidak menyukai Ikhsan. Ditambah juga sifatnya yang terkesan cuek dengan keadaan dan juga lebih sering diam, semakin membuat orang-orang yang jengkel melihatnya malah semakin jengkel.
Seperti biasanya Ikhsan mengajar penuh semangat. Dia membuat pelajaran yang dianggap sulit oleh anak - anak SMA menjadi lebih mudah. Dia mengajar dengan metode yang sangat menarik bagi murid-muridnya, ditambah dengan sikapnya yang ramah terhadap muridnya semakin membuat para muridnya menjadikan Ikhsan sebagai orang yang paling disukai mereka.
Setelah mengajar, Ikhsan istirahat makan siang di kantin. Seperti biasanya dia hanya memesan 1 mangkuk mie rebus plus air es. Dia menganggap pesanannya ini sudah yang paling mewah. Saat ingin menyantap mie rebusnya, meja Ikhsan di hampiri oleh beberapa anak didiknya.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah si Willy. Willy adalah salah satu siswi tercantik yang ada di sekolah. Walaupun dia masih kelas 10 tetapi pesonanya mampu membius kakak kakak kelasnya.
Perawakannya yang tidak terlalu tinggi namun proposional ditambah rias wajahnya yang cantik natural ditambah dengan rambut panjang terurai berwarna hitam yang semakin menambah kecantikannya adalah pesona dari siswi ini.
Banyak murid murid dari kelas 10 hingga kelas 12 berlomba untuk menaklukkan hati Willy. Tetapi mereka segera mundur ketika mengetahui sifat Willy yang terkesan tertutup dan anggun dalam hal apapun membuat semangat para siswa tadi menciut. Mereka merasa tidak mungkin untuk menaklukkan Willy dan akhirnya mereka menyerah.
Hanya Ikhsan yang mampu menaklukkan si Willy. Terlepas dari statusnya sebagai guru, dia selalu bisa membuat si Willy tersenyum tulus hingga tertawa lepas. Hal inilah juga yang membuat Willy nyaman dengan gurunya itu. Kadang dia juga sering bercerita tentang masalahnya tanpa ada satupun rahasia. Willy sangat mempercayai gurunya itu bahkan dia meanggap Ikhsan sudah seperti kakaknya sendiri.
Dari itu juga kadang para anak didik Ikhsan sering menjodohkan mereka berdua. Hal ini sedikit membuat Willy terganggu akan tetapi Ikhsan memperlakukannya sangat bijak. Dia hanya tersenyum dan berkata untuk menyuruh mereka belajar yang giat. Hanya itu yang dilakukannya tetapi hal simpel itu juga yang membuat keadaan menjadi terkendali.
"Kami boleh duduk disini kan kak?" Ucap salah satu siswi
"Boleh saja, silahkan"
"Ih, kakak kok makan mie rebus lagi sih. Itu kan gak baik buat kesehatan kakak!" Willy mulai menceramahi sang guru itu. Tetapi Ikhsan hanya mengatakan oh untuk menanggapi perkataan Willy. Sontak hal ini membuat siswi yang lain tertawa.
"Ih kakak humfpp" Willy kesal atas sikap gurunya itu.
"Eh kak, kakak tau Cyrus Online?" Tanya salah satu siswi yang bernama Sara
"Hmmm tau yang lagi tren itu kan?"
"Ya yang itu, kakak main juga kalo main kita main barsema Yo kak!" Ajak si Sarah
"Hmmm kakak tidak main game itu, tidak ada waktu buat main"
Memang setelah perilisan game Cyrus Online banyak sekali orang-orang yang langsung beli dan memainkan game itu hingga menjadi trending di seluruh dunia.
Mendengar guru mereka yang tak memainkan game itu membuat mereka hanya bisa tertunduk lesu sambil memandangi si guru dengan tatapan kecewa.
"Hei apa - apaan kalian ini. Jangan bilang kalian semua main game itu?"
"Ya kami semua memang main game itu" ucap si Willy
"Bahkan kami membentuk party" Sara menambahkan
"Kakak tidak menduga sama sekali. Kakak pikir itu hanya membuat para laki - laki bergairah untuk main game itu tetapi ternyata kaum perempuan juga memainkannya ya"
"Ini saatnya emansipasi wanita kak, hahahaha" dengan mudahnya si Sara mengatakan itu dan tertawa begitu lepas.
"Tapi kenapa kakak tidak memainkan game itu, sebelumnya kakak pernah main game pendahulu Cyrus Online kan? Tas yang kakak sering pakai itu tulisannya kalo gak salah Calcalas Online kan?"
"Hmmm iya ternyata kamu tau juga ya Sar"
"Dulu sewaktu aku masih SMP. Pacar aku sering cerita ka tentang Calcalas Online dan dia sangat bersemangat ketika menceritakan party legendaris yang selalu menaklukkan misi - misi sulit. Kalo gak salah nama party nya Ayo Minum Kopi".
Ikhsan langsung tersedak ketika Sarah menyebutkan nama party itu. Party itu adalah party legendaris di game Calcalas Online. Semua orang di game itu tahu seberapa hebatnya party itu. Bahkan para guild besar tidak berani macam macam dengan para party itu. Dan salah satu orang dari party itu adalah si Ikhsan.
"Apa kakak baik saja?" Tanya si Willy dengan wajah yang cemas.
"Tidak, tidak apa. Kau tau banyak ya Sar"
"Hehehe"
Setelah pembicaraan singkat itu mereka kembali ke kelas untuk mempersiapkan diri kembali belajar. Ikhsan yang sudah ingin menuju kelas tiba tiba mendapatkan panggilan dari salah satu guru honorer.
"Emm Ikhsan ditunggu oleh bapak kepala sekolah di ruangan beliau"
"Oh iya terimakasih atas infonya"
Setelah itu Ikhsan menuju ke ruangan kepala sekolah. Di dalam hatinya Ikhsan merasa sangat senang, karena mungkin saja kepala sekolah memanggilnya untuk mengangkatnya sebagai guru tetap. Karena baktinya yang sudah 3 tahun lamanya.
Ikhsan akhirnya sampai didepan ruangan kepala sekolah. Dia mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk ke ruangan kepala sekolah, Ikhsan duduk di kursi sambil menunggu beliau.
"Oh nak Ikhsan bagaimana kabarmu?"
"Aku baik baik saja pak, apa bapa memanggil saya?" Ikhsan langsung menuju to the point karena memang saat ini dia harusnya berada di kelas untuk mengajar.
"Oh iya aku memanggilmu untuk memberikan ini!" Sambil memberikan sebuah amplop berwarna coklat ke Ikhsan.
"Apa ini pak?"
"Itu gajimu selama 6 bulan terakhir ini"
"Ah, terimakasih banyak pak"
"Ya sama sama dan satu hal lagi mulai esok kau sudah dibebas tugaskan"
"Maksudnya pak?"
"Mulai esok kau sudah tidak mengajar disini lagi, terimakasih atas kerja kerasmu selama 3 tahun ini"
Ikhsan terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan kepala sekolah tadi. Dengan senyum agak kecut, Ikhsan menjabat tangan pak kepala sekolah dan meninggalkan ruangan beliau dengan perasaan hampa. Pekerjaan yang sangat dia inginkan semenjak bangku SMA, harus dia tinggalkan mulai esok. Perasaan senang karena berharap mendapatkan surat rekomendasi untuk menjadi guru tetap, berganti dengan kesedihan karena harus meninggalkan pekerjaannya itu.
Ikhsan mencoba tetap tegar karena akan masuk ke kelas yang dia wakili untuk terakhir kalinya. Semua murid sudah menunggunya sejak awal tadi. Walaupun masih diliputi rasa sesak, Ikhsan tetap profesional dalam bekerja.
Hingga akhirnya bel tanda pulang pun akhirnya berbunyi. Ikhsan mencoba membuat dirinya tegar dan dia mulai memberitahukan kepada murid-muridnya tentang suatu kebenaran.
"Teman - teman semua hari ini adalah hari terakhir kakak mengajar kalian"
Seluruh kelas tiba - tiba senyap. Mereka yang awalnya asik dengan kegiatan mereka sendiri tiba tiba terdiam oleh sebuah kalimat tadi.
"Jangan bercanda ih kakak!" Ucap Willy dengan ketus. Disahuti oleh beberapa murid murid yang lainnya.
"Kakak tidak bercanda, esok kakak sudah tidak mengajar kalian lagi karena kontrak kakak di sekolah ini sudah berakhir esok dan pihak sekolah tidak memperpanjang kontraknya"
Seketika tangis pecah di dalam kelas itu. Mereka semua menangis sejadi-jadinya mendengar berita ini, jika bisa mereka memilih mungkin mereka akan memilih tidak ingin mengetahui kabar ini. Ikhsan yang juga melihat kejadian ini hampir saja tidak bisa membendung kesedihannya.
"Hei hei sudahlah jangan menangis lagi, ini bukan akhir dari segalanya kan?"
"Kakak!!" Seluruh murid perempuan mendekat ke arah Ikhsan seakan mereka tidak ingin melepas guru kesayangan mereka itu.
Begitu juga dengan para murid laki - laki, mereka terlihat tersedu di belakang.
"Sudahlah setiap pertemuan itu pasti ada yang namanya perpisahan"
"Tapi kan kak"
"Husst tidak ada tapi tapian ayo kalian semua senyum ini bukan akhir"
"Daripada sedih terus mendingan kita foto bareng aja biar ada kenang kenangan" Ujar salah satu murid laki laki
Akhirnya mereka memulai sesi foto bersama untuk pertama dan terakhir kalinya. Sehabis foto bersama itu semua murid mengucapkan terimakasih kepada Ikhsan karena sudah bersabar dengan mereka selama 1 tahun ini. Menurut Ikhsan selama mengajar di SMA itu hanya kelas inilah yang membuatnya berkesan.
Satu per satu murid memberikan salam terakhir kepada Ikhsan dan terakhir si Willy. Willy masih terlihat sedih.
"Hei Willy masih sedih aja, kalau sedih begini bisa gak cantik lagi Lo" goda Ikhsan sembari bermaksud menghiburnya.
"Hihihi apaan sih kak" dia tertawa kecil dan terlihat sangat anggun. Nampaknya Ikhsan berhasil menghiburnya namun juga ia terjebak oleh obat biusnya si Willy.
"Terimakasih ya kak atas pelajaran kakak selama ini"
"Iya sama-sama kamu semangat terus ya belajarnya"
"Hihihi iya kak, eh anu kak aku boleh ikut pulang sama kakak?"
"Eh kenapa kamu gak dijemput ya Wil?"
"Iya kak, si Sara sudah ninggalin aku kak" wajahnya sangat cantik ketika dia cemberut. Akh aku bisa jatuh cinta bila berlama - lama disini.
Ikhsan akhirnya mengiyakan permintaannya si Willy. Motor yang ditumpangi Ikhsan melesat meninggalkan sekolah yang mungkin hanya tinggal kenangan ini.
Hampir 20 menit akhirnya mereka sampai di rumah Willy. Dia mengungkapkan terimakasih sebelum melesat meninggalkan Ikhsan. Ikhsan langsung saja menuju ke rumahnya yang mungkin beberapa kilometer dari sini. Selama 15 menit berkendara akhirnya Ikhsan sampai di rumah.
Ikhsan langsung mandi lalu menyiapkan makan malam. Selama menyantap makan malam dia membuka handphone jadulnya. Ikhsan melihat foto foto tadi dan air matanya tak terasa menetes. Dia merasakan sekali bagaimana kehilangan seorang murid yang telah dia anggap keluarganya sendiri.
Ikhsan merasa sangat lelah karena memikirkan hal itu. Diapun beranjak ke tempat tidur dan seperti biasanya diriku tidak bisa tidur sebelum memikirkan sesuatu.
"Akh mau kerja apa lagi ya" gumamnya dan hingga akhirnya dia tertidur untuk menyambut hari esok.
Di suatu ruangan yang terlihat gelap, terdapat seorang pria paruh baya sedang duduk dengan santai di kursi besarnya. Sambil sesekali ia menatap layar besar yang ada dihadapannya dengan senyum simpul, tetapi senyumannya langsung menghilang setelah mendengar ketukan pintu dari luar.
"Masuk!" ucap pria itu.
Terlihat seorang pria berperawakan tinggi, memiliki rambut panjang berwarna merah sedang memasuki ruangan sambil membawa sebuah alat yang terlihat seperti tab.
"Ah Mr. David Nurdiyantoro! ada laporan apa hari ini?" Tanya si pria yang sedang duduk di kursi besar itu.
Pria yang bernama David itu memberi laporan tentang pengoperasian dan perkembangan game Cyrus Online setelah 3 bulan beroperasi.
Pria yang sedang duduk itu mendengarkan dengan seksama sambil mengangguk-angguk selama David memberikan laporannya. Lalu tiba-tiba wajah pria itu berubah mendengar salah satu laporan lainnya.
"Selama 3 bulan ini tidak ada tanda-tanda player itu memasuki Cyrus Online, memang banyak sekali player yang menggunakan nama itu tetapi aku yakin tidak ada satupun dari mereka semua yang benar-benar player tersebut" Jelas David.
Pria yang sedang duduk di kursi itu hanya bisa memijit keningnya, ia lalu memutar otaknya untuk bisa menemukan player yang dimaksudkan oleh David tadi.
"David perintahkan team mu untuk menemukan orang ini, karena masa depan game ini ada di tangan orang itu!" pria itu memerintahkan David untuk segera mencari keberadaan player yang dimaksud, tetapi David tetap tidak bergerak dari tempatnya sehingga menimbulkan kebingungan untuk pria yang sedang duduk itu.
"Tuan Lei tidak usah khawatir, team ku sudah menemukan dimana dia dan sudah mengirimkan Animusgear beserta perangkat lainnya ke kediamannya"
Mendengar ucapan David pria itu lalu bernafas lega, senyum simpul kembali tertampang di wajahnya kemudian dengan gerakan tangan ia menyuruh David untuk meninggalkannya seorang diri di ruangan itu. David pun tak langsung keluar dari ruangan itu juga dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Nah sekarang bagaimana ya cerita nantinya ya? Rambut putih berikan aku kisah terbaik dari petualanganmu" ucap pria bernama Lei sambil memandangi kembali layar besar yang ada di depannya.
...
3 bulan telah berlalu.
Ikhsan masih menganggur, bukan karena dia ingin tetapi banyak perusahaan yang tidak mau menerima lulusan SMA, jangankan lulusan SMA bahkan yang sudah jadi sarjana pun masih belum tentu mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Sudah kesana kemari Ikhsan mengirimkan surat lamaran kerjanya, namun hanya berujung tanpa kabar setelahnya. Dia merasa sangat putus asa sekarang ini, jika dia tidak segera mendapatkan pekerjaan tetap maka dia mungkin saja kehilangan studinya di universitas.
Biaya studi yang lumayan besar membuat Ikhsan sakit kepala memikirkannya.... tetapi waktu itu dia masih mengajar di SMA dan dari sanalah uang untuk bayar studinya berasal. Namun sekarang keadaannya sudah sangat berbeda, memikirkannya saja Ikhsan sudah ingin pingsan.
"Kau ini kenapa San.... dari tadi aku lihat melamun saja?"
"Aku bingung nih Rama bagaimana ya caranya agar dapat uang untuk bayar kuliah sedangkan aku tidak pernah dapat pekerjaan lain selama 3 bulan ini!"
"Apa kau masih punya uang tabungan San?"
"Masih ada sih tapi kalo bergantung dengan tabungan terus kan nanti lama kelamaan akhirnya aku berakhir juga"
"Berapa kira - kira tabunganmu?"
"Kira - kira mungkin 20 juta-an eh tunggu sebentar apa maksud kau ha menanyakan tabungan ku?"
"Eh eh eh tunggu sebentar bro, gak ada maksud apa-apa kok aku hanya ingin memberikan mu sebuah saran sekaligus solusi terbaik!"
Perkataan Ramadhan sangat membingungkan Ikhsan kali ini. Ikhsan sama sekali tak mengerti bagaimana solusi temannya itu, dia berharap tidak ada hal yang mencurigakan dari solusi temannya itu.
"Coba jelaskan kepadaku bagaimana saran mu itu Rama?"
"Jadi begini sahabatku, jika kau memang masih punya tabungan alangkah lebih baik kau belikan saja ke Animusgear nah kau bermain Cyrus Online disana aku jamin kau pasti dapat uang"
"Hah? Bagaimana caranya Ram?"
"Disana banyak sekali kesempatan untuk mendapatkan uang San. Jika kau berhasil menjadi pemain hebat kau bisa saja direkrut oleh guild yang di danai oleh perusahaan besar nah dari situ kau bisa dapat gaji!"
"Apa benar begitu? Aku memang tau tentang para investor itu tapi apa mereka memang memberikan gaji?"
"Iya sahabatku itu memang benar. Mereka akan memberikan mu gaji sesuai dengan pengaruhmu terhadap guild"
"Tapi aku kan bukan pemain pro tidak mungkin aku bisa bergabung dengan guild guild besar itu"
"Coba saja dulu teman. Lagian bukan hanya dari situ juga kau dapat uangnya. Susah kalau memberitahukan kau semuanya lebih baik kau cari tau sendiri saja di dalam gamenya"
Tak selang berapa lama mereka berdua kembali ke kelas. Di kelas Ikhsan masih memikirkan saran dari Ramadhan tadi, dia selalu merenungi setiap detail hal hal yang akan mungkin terjadi jika ia mengiyakan saran dari Ramadhan.
Karena perenungan yang dalam itu sempat berkali kali Ikhsan dipanggil oleh salah satu teman sekelasnya namun masih belum mendapatkan respon.
"San san san oy san. Nih anak kenapa sih ram?"
"Dia habis diberhentikan dari sekolah yang dia ajar. Akhirnya jadi begini deh dia bingung sudah 3 bulan dia nganggur tanpa dapat kerjaan sama sekali"
"Ooh begitu terus kenapa enggak kau beri saran buat main Cyrus Online aja ram? Kan disana banyak peluang tuh"
"Udah Rosa tapi akhirnya begini nih"
"Hmmm aku ada cara nih buat bangunin dia dari bengong tanpa batas ini"
Setelah berkata seperti itu Rosa pun langsung memukul meja Ikhsan dengan sangat keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Meja yang di pukul oleh Rosa tadi membuat Ikhsan kaget hingga meloncat dari tempat duduknya. Sungguh teman yang tidak tau diri.
"Apaan sih kamu ini Rosa kalau rusak nih meja gimana?"
"Lah kamu tuh diajak ngobrol malah bengong. Entar kalo keseringan bengong tuh rambut tambah putih loh hahahaha"
"Iya iya bawel ah"
Rosa dan Ramadhan tertawa melihat tingkahnya si Ikhsan. Perkataan Rosa tadi memang ada benarnya juga namun Ikhsan juga merasa sakit kalau di singgung masalah rambutnya.
"Udah san kamu beli aja Animusgear kalau kamu gak ada uangnya biar aku aja yang beliin"
"Eh udah udah gak usah repot-repot Ros. Aku bisa aja kok beli sendiri sumpah deh"
"Aku kok gak yakin ya sama perkataan kamu san... Beneran nih gak mau aku belikan?"
"Iya iya bener aku masih ada kok uang buat beli alatnya"
"Yasudah aku dan Rama tak sabar menunggu kamu main Cyrus Online"
"Tapi aku gak janji ya...hehe...."
"Ikhsan Sullivan!!!!!"
*Bruak* *krak* bunyi patahan tulang terdengar dari badan Ikhsan. Kalian bisa bayangkan sendiri apa yang tengah terjadi
Rosa adalah salah satu teman sekelas Ikhsan. Dia sudah berteman semenjak kelas 1 SMA dulu. Dari semua teman sekelasnya hanya Rosa yang mempunyai kekayaan yang melimpah, bagaimana tidak dia adalah anak dari pimpinan perusahaan besar di Indonesia, NCM Corporation. Mengeluarkan uang adalah hal yang mudah saja baginya.
Saat dirumah Ikhsan masih memikirkan apakah ia harus menerima saran dari teman - temannya itu. Game bukan hal baru bagi Ikhsan, game adalah teman masa kecilnya Ikhsan. Semua game telah ia mainkan mulai dari yang bertema FPS hingga simulasi. Setiap dia main game maka dia akan menjadi legenda di game tersebut, namun yang paling membuatnya berkesan ialah game Calcalas Online. Dengan teman - teman party nya dari Ayo Minum Kopi mereka memang menjadi sebuah legenda besar di game itu hingga akhirnya mereka satu persatu pensiun dari dunia game.
Ketika memikirkan masalah tadi, tiba tiba handphonenya berbunyi.
"Eh ternyata Willy.... Halo Willy"
"Halo kak bagaimana kabar kakak?"
"Baik saja kamu sendiri bagaimana?"
"Aku juga baik kak oh iya kak guru baru yang menggantikan kaka itu nyebelin banget"
"Nyebelin gimana sih hihi?"
"Iya kak nyebelin banget kami gak suka sama dia kak"
"Jangan begitu dong kan waktu pertama kalian jumpa kakak juga begitu kan?"
"Iya sih tapi kalau sama kakak itu beda"
"Iya iya deh jalani aja ya nanti terbiasa kok"
"Iya kak, eh kak, kakak udah dapat kerjaan belum?"
*Belum sih memangnya kamu ada info kerjaan?"
"Gak ada sih tapi aku nyaranin kakak main game Cyrus Online aja kak"
"Oh gitu kah, ini juga kakak lagi mikirin hal itu"
"Benarkah? Kalau begitu main aja kak nanti beritahu aku ya kak nickname kakak kalau udah main!"
"Iya Willy nanti kaka beritahu"
"Oke kak kalau gitu terimakasih ya udah beriin waktu kakak ke aku untuk mendengarkan curhatan gak penting aku"
"Iya Willy dah Willy"
"Dah kakak. Love you"
"Dah. Eh?
*Tuut sambungan sudah di putuskan*
"Apa yang dia ucapkan terakhir tadi ya? Hmmm mungkin aku salah dengar kali"
Ikhsan yang masih agak bingung akibat saran oleh temannya jadi tidak bisa menanggapi perkataan terakhir si Willy tadi. Haduh san makanya kalau punya telinga itu gunakan dengan benar.
*Sfx bersin*
"Huacoooh, hee siapa yang ngomongin aku ya. Akh mungkin si narator jelek nih..... Dah ah mending tidur"
Peristiwa hari itu ditutup dengan tidurnya Ikhsan pada malam hari itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!